Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No.

4 Tahun 2013 ISSN 2337-9995


Program Studi Pendidikan Kimia jpk.pkimiauns@ymail.com
Universitas Sebelas Maret

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE


(TPS) DISERTAI BUKU SAKU UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI
MINYAK BUMI KELAS X SMA NEGERI GONDANGREJO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Rikhinati Jannah1*, Agung Nugroho Catur Saputro2, dan Sri Yamtinah2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta

*Keperluan Korespondensi, telp: 085725231579, email: rikhinatijannah@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada
materi minyak bumi dengan menerapkan model pembelajaran TPS dilengkapi buku saku.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, dengan tiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah
siswa kelas X-6 SMA Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2012/2013. Data diperoleh melalui
wawancara, dokumentasi, observasi, tes dan angket. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa:
(1) penerapan model pembelajaran TPS dilengkapi buku saku dapat meningkatkan aktivitas
siswa kelas X-6 SMA Negeri Gondangrejo pada materi minyak bumi. Hal ini dapat dilihat dari
aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II. Persentase siswa yang aktif pada siklus I 56,5% dan
70,3% pada siklus II. (2) Penerapan model pembelajaran TPS dilengkapi buku saku dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi minyak bumi. Dalam penelitian ini, prestasi
belajar yang dimaksud adalah ketuntasan belajar dan prestasi afektif siswa. Pada siklus I,
persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 70,8% dan pada siklus II persentase ketuntasan
belajar siswa meningkat 87,5%. Pada aspek afektif, siswa yang mempunyai kategori tinggi
sebesar 62,5% pada siklus I dan 83,3% pada siklus II.

Kata Kunci: Think Pair Share, Buku Saku, Minyak Bumi, Aktivitas, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN salah satunya sebagai perencana atau


Peningkatan kualitas sumber perancang kegiatan pembelajaran. Guru
daya manusia di Indonesia dapat dituntut untuk kreatif dalam memilih
diwujudkan melalui pendidikan. Masalah serta mengembangkan materi
pendidikan masih menjadi perhatian pembelajaran yang akan disampaikan.
khusus oleh pemerintah. Data terakhir Hal ini berkaitan dengan penerapan
pada Education for All (EFA) Global kurikulum di Indonesia yakni Kurikulum
Monitoring Report 2012 dari UNESCO, Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
indeks pembangunan pendidikan yang memberi kesempatan kepada guru
Indonesia berada pada peringkat ke-64 untuk mengembangkan indikator
dari 120 negara dan masih stagnan pembelajarannya sendiri dan pemilihan
dengan tahun lalu. Pada tingkat ASEAN, materi yang disesuaikan dengan
indeks pembangunan pendidikan kebutuhan serta tingkat kemampuan
Indonesia masih tertinggal dari masing-masing sekolah. Dengan
Singapura, Brunei Darussalam, kurikulum ini, siswa dituntut untuk lebih
Malaysia, Thailand, dan Philipina [1]. aktif selama proses pembelajaran
Salah satu faktor dalam sehingga pembelajaran tidak lagi
peningkatan kualitas pendidikan yaitu terpusat pada guru. Guru dapat memilih
kualifikasi guru. Guru mempunyai model pembelajaran yang bervariasi
peranan yang penting dalam mengelola disesuaikan dengan karakteristik siswa
proses pendidikan [2]. Tugas guru, serta materi yang akan disampaikan.

Copyright © 2013 19
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 19-23

Salah satu materi dalam mata pembelajarannya. Kemampuan


pelajaran kimia yang berkaitan dengan bertanya dan mengemukakan pendapat
kehidupan sehari-hari yaitu minyak siswa kurang terlihat dalam
bumi. Pada materi ini diharapkan siswa pembelajaran. Dari observasi terdapat
bisa mengkontruksi pengetahuan beberapa siswa yang cenderung tidak
sainsnya untuk dihubungkan dengan memperhatikan guru dan beraktivitas
lingkungannya. lain dengan temannya saat kegiatan
Berdasarkan hasil wawancara belajar mengajar berlangsung.
dengan guru kimia SMA Negeri Berdasarkan data dari guru kimia,
Gondangrejo, persentase siswa kelas X prestasi belajar siswa kelas X-6 untuk
tahun ajaran 2011/2012 yang memenuhi mata pelajaran kimia pada ulangan
KKM pada ulangan harian minyak bumi semester ganjil juga masih tergolong
sebesar 30,2%, dengan nilai KKM rendah yang ditunjukkan pada rata-rata
pelajaran kimia 70 [3]. Materi minyak kelas sebesar 56,54.
bumi disampaikan guru dengan
ceramah dan selebihnya siswa disuruh Tabel 1. Nilai Ulangan Semester Ganjil
untuk mempelajarinya sendiri, karena Kelas X-6 SMA Negeri
materi ini dianggap sebagai materi yang Gondangrejo Tahun Ajaran
tidak perlu pemahaman dan hanya 2012/2013
hafalan. Hal itu menyebabkan materi
minyak bumi terkadang disepelekan dan Kriteria Nilai
kurang diperhatikan oleh siswa. Agar Nilai terendah 36
pembelajaran minyak bumi lebih Nilai tertinggi 85
bermanfaat untuk itu diperlukan Nilai rata-rata 56,54
pembelajaran yang bermakna, yang Persentase ketercapaian 16,67 %
membuat siswa memahami hubungan
minyak bumi dalam keseharian dan Berdasarkan uraian di atas,
lingkungan serta dapat mengkontruksi maka dapat diidentifikasi beberapa
pengetahuan sainsnya melalui permasalahan yang terjadi di SMA
pembelajaran. Negeri Gondangrejo khususnya di kelas
Berdasarkan observasi, terlihat X-6, antara lain keaktifan dan antusias
ada kendala dalam pembelajaran yakni siswa dalam proses belajar mengajar
kurangnya antusias dan keaktifan siswa kurang terlihat. Metode yang digunakan
dalam belajar. Hal ini dikarenakan guru dalam mengajar yakni ceramah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan pemberian tugas yang
cenderung menggunakan metode mengakibatkan siswa menjadi kurang
pembelajaran ceramah, tanya jawab, aktif dan merasa bosan dalam proses
dan pemberian tugas yang kurang pembelajaran. Pada materi minyak bumi
mengaktifkan siswa. cenderung dianggap materi hafalan
Aktivitas siswa dalam yang membosankan, sehingga banyak
pembelajaran mempunyai peranan siswa yang kurang antusias dan tertarik
penting yang dapat mempengaruhi untuk mempelajari materi ini.
keberhasilan belajar siswa. Aktivitas Salah satu upaya dalam
siswa dalam proses belajar merupakan meningkatkan aktivitas dan prestasi
rangkaian kegiatan yang meliputi belajar siswa SMA Negeri Gondangrejo
keaktifan siswa dalam mengikuti dapat ditempuh melalui penerapan
pelajaran, bertanya hal yang belum pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
jelas, mencatat, mendengar, berfikir, kooperatif merujuk pada berbagai
membaca, dan segala kegiatan yang pengajaran dimana para peserta didik
dilakukan yang dapat menunjang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
prestasi belajar [4]. untuk saling membantu satu sama
Berdasarkan rekomendasi guru lainnya dalam mempelajari materi
serta observasi yang peneliti lakukan, pelajaran [5]. Menurut penelitian yang
pada kelas X-6 perlu dilakukan dilakukan oleh Harris, pencapaian hasil
perbaikan dalam proses belajar siswa dengan metode

Copyright © 2013 20
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 19-23

pembelajaran kooperatif akan lebih disiplin ilmu [10].


tinggi dibandingkan dengan Dari uraian di atas dan adanya
pembelajaran kompetitif atau kerjasama dengan guru kimia SMA
pembelajaran individualistik [6]. Dalam Negeri Gondangrejo, untuk itu perlu
pembelajaran kooperatif ditekankan dilakukan penelitian tindakan kelas
keterlibatan aktif siswa dengan cara dengan pembelajaran kooperatif model
siswa belajar memecahkan masalah, TPS dilengkapi buku saku pada materi
mendiskusikan masalah dengan teman- minyak bumi untuk meningkatkan
temannya, mempunyai keberanian aktivitas dan prestasi belajar kimia pada
menyampaikan ide atau gagasan dan kelas X-6 SMA Negeri Gondangrejo
mempunyai tanggung jawab terhadap Tahun Pelajaran 2012/2013.
tugas yang diberikan kepadanya.
Pembelajaran kooperatif Think METODE PENELITIAN
Pair Share (TPS) merupakan model Penelitian ini merupakan Penelitian
pembelajaran kelompok dimana siswa Tindakan Kelas (Classroom Action
diberi waktu lebih banyak memikirkan Research) yang dilaksanakan dalam
jawabannya dan saling membantu satu dua siklus, dengan tiap siklusnya terdiri
sama lain. Prosedur yang digunakan dari perencanaan, pelaksanaan,
juga cukup sederhana karena dalam observasi, dan refleksi. Rancangan
kelompok hanya terdiri dari dua orang. solusi yang dimaksud adalah tindakan
Kelebihan dari metode ini adalah berupa penerapan pembelajaran Think
dengan sedikit kelompok memudahkan Pair Share (TPS) disertai buku saku.
mereka dalam berkomunikasi sehingga Dalam penerapannya, tindakan dalam
memperlancar jalannya diskusi dan setiap siklus sama, hanya refleksi
optimalisasi partisipasi siswa [7]. terhadap setiap pembelajaran yang
Sedangkan kelemahannya menurut berbeda tergantung pada fakta dan
Mahmuddin, jika pasangan siswa tidak interpretasi data yang ada.
memahami informasi sama sekali, siswa Subjek penelitian adalah siswa
dapat diperlambat, karena dia harus kelas X-6 SMA Negeri
berfikir sendiri terlebih dahulu, sebelum Gondangrejo tahun ajaran
dia mendiskusikan permasalahan 2012/2013. Pemilihan subjek dalam
dengan temannya [8]. penelitian ini didasarkan pada
Dari permasalahan di atas, untuk pertimbangan bahwa subjek tersebut
itu diperlukan media yang mengatasi mempunyai permasalahan yang telah
kesulitan siswa dalam memahami teridentifikasi pada saat observasi awal
informasi yang diperoleh, sebelum siswa serta berdasarkan rekomendasi dari
berfikir sendiri dan menyelesaikan guru mata pelajaran. Objek penelitian ini
masalah bersama temannya. adalah aktivitas dan prestasi belajar
Buku saku merupakan buku siswa.
berukuran kecil yang dapat dimasukkan Data yang dikumpulkan dalam
ke dalam saku dan mudah dibawa penelitian ini meliputi data informasi
kemana-mana [9]. Buku saku ini tentang keadaan siswa dilihat dari aspek
diharapkan menjadi salah satu media kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif
yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar berupa data hasil observasi dan
pendukung untuk menarik perhatian dan wawancara yang menggambarkan
minat siswa serta dapat proses pembelajaran di kelas dan
mengembangkan potensi siswa menjadi kesulitan yang dihadapi guru baik dalam
pembelajar mandiri pada pembelajaran menghadapi siswa maupun cara
kimia. mengajar di kelas. Aspek kuantitatif
Menurut Onasanya, media cetak yang dimaksud adalah berupa data
merupakan media tertua dalam aktivitas siswa melalui angket dan
pendidikan yang berguna untuk tujuan penilaian prestasi belajar siswa pada
informasi dan motivasi. Buku saku materi minyak bumi yang meliputi aspek
(pocketbook) termasuk dalam media kognitif dan afektif baik siklus I maupun
cetak yang relevan untuk berbagai siklus II.

Copyright © 2013 21
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 19-23

Teknik analisis data menggunakan guru. Ringkasan data mengenai aspek


analisis deskriptif kualitatif. Analisis data afektif dapat dilihat pada Tabel 3.
dalam penelitian ini dilakukan melalui
tiga tahap yaitu reduksi data Tabel 3.Ringkasan Hasil Prestasi
(pengelolaan data), penyajian data Belajar Siswa Aspek Afektif
(mengorganisasikan data kedalam suatu Persentase (%)
Kategori
bentuk tertentu sehingga terlihat bentuk Siklus I Siklus II
datanya secara lebih utuh), dan Tinggi 62,5 83,3
triangulasi atau pemeriksaan keabsahan Sedang 37,5 16,7
data dengan memanfaatkan sesuatu Rendah 0 0
yang lain di luar data itu sebagai
pembanding data [11]. Untuk aapek afektif siswa diukur
dalam beberapa aspek, yaitu aspek
HASIL DAN PEMBAHASAN sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
Data yang diperoleh dalam Dalam penelitian ini, target untuk
penelitian ini adalah aktivitas dan prestasi belajar siswa aspek afektif
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar sebesar 75% siswa berkategori tinggi.
yaitu aspek kognitif dan afektif pada Pada siklus I aspek afektif dengan
materi minyak bumi. Dalam penelitian ini kategori tinggi sebesar 62,5% dan pada
digunakan tes kognitif, angket afektif siklus II meningkat 83,3%. Dari capaian
dan angket aktivitas yang diberikan persentase yang diperoleh pada siklus
pada setiap akhir siklus. Data mengenai II, sudah memenuhi target untuk aspek
aktivitas siswa diperoleh dari angket, afektif yang sudah ditetapkan.
observasi, dan wawancara terhadap Untuk prestasi belajar aspek
guru. Aktivitas siswa berdasarkan kognitif disajikan pada Tabel 4.
observasi secara ringkas disajikan
dalam Tabel 2. Tabel 4.Ringkasan Hasil Prestasi
Belajar Siswa Aspek Kognitif
Tabel 2. Ringkasan Hasil Aktivitas Persentase (%)
Siswa Kategori
Siklus I Siklus II
Persentase Tuntas 70,8 87,5
rata-rata (%) Belum Tuntas 29,2 12,5
Aspek
Siklus Siklus
I II Dalam penelitian ini, target untuk
Visual Activities 69,4 87,5 prestasi belajar siswa aspek kognitif
Oral Activities 29,8 51 yaitu 75% siswa mencapai ketuntasan
Writing Activities 70,3 74 dengan KKM sebesar 70. Dari hasil
Rata-rata 56,5 70,3 siklus I masih diperlukan tindakan lebih
lanjut untuk memperbaiki pembelajaran
Dalam penelitian ini, target untuk agar ketuntasan belajar siswa dapat
aktivitas siswa yaitu sebanyak 70% meningkat. Oleh karena itu dilakukan
siswa aktif dalam pembelajaran. serangkaian perencanaan untuk siklus
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat II. Pada siklus II, guru
bahwa persentase jumlah siswa yang menginformasikan kepada siswa bahwa
aktif meningkat, hal ini karena guru lebih pertemuan selanjutnya masih
mengintensifkan pendampingan siswa menggunakan pembelajaran yang
yang belum aktif dan memberi sama. Guru menyarankan agar siswa
penghargaan pada siswa yang aktif. mencatat hal-hal yang belum diketahui
Berdasarkan data tersebut, target untuk ditanyakan pada pertemuan
aktivitas siswa pada penelitian ini dapat selanjutnya dan guru mengintensifkan
terpenuhi. pendampingan bagi siswa yang kurang
Data peningkatan prestasi aktif. Dari hasil tes kognitif siklus II,
belajar siswa untuk aspek afektif siswa mencapai ketuntasan sebesar
diperoleh melalui angket afektif, 87,5%. Hasil ini sudah memenuhi target
observasi, dan wawancara tehadap

Copyright © 2013 22
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 19-23

yang ditetapkan pada aspek kognitf


yaitu sebanyak 75% siswa tuntas. [4] Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan
Berdasarkan hasil yang telah Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
dipaparkan diatas dilihat bahwa secara Raja Grafindo Persada
keseluruhan penelitian pembelajaran [5] Slavin, R.E. (2010). Cooperative
Think Pair Share disertai dengan buku Learning. Terjemahan Narulita
saku pada materi minyak bumi siswa Yusron. Bandung: Nusa Media.
kelas X-6 SMA Negeri Gondangrejo
tahun pelajaran 2012/2013 dapat [6] Harris, C. J. (2007). Using
meningkatkan aktivitas dan prestasi Cooperative Learning to Improve
belajar siswa yaitu pada aspek afektif Student Understanding of Exam
dan kognitif. Evaluation. Journal of Economic
Education, 6 (1), 90-104. Diperoleh
KESIMPULAN DAN SARAN 26 Februari 2013, dari
Berdasarkan hasil penelitian yang http://www.aeaweb.org/annual_mtg_
telah dilakukan dapat disimpulkan papers/2007/0106_0800_1201.pdf
bahwa penerapan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) disertai buku [7] Arends, R. I. (1997). Classroom
saku dapat meningkatkan aktivitas dan Instruction And Management. New
prestasi belajar siswa kelas X-6 SMA York: McGraw-Hill.
Negeri Gondangrejo. Persentase siswa
yang aktif sebesar 56,5% pada siklus I
[8] Mahmudin. (2009). Pembelajaran
meningkat menjadi 70,3% pada siklus II.
Kooperatif Tipe Think Pair Share.
Prestasi belajar siswa pada aspek
Diperoleh 26 Februari 2013, dari
kognitif, sebanyak 70,8% siswa tuntas
http:mahmuddin.wordpress.com
pada siklus I dan meningkat menjadi
87,5% siswa yang tuntas pada siklus II,
Pada aspek afektif, sebanyak 62,5% [9] Pusat Bahasa, Departemen
siswa berkategori tinggi pada siklus I Pendidikan Nasional. (2007). Kamus
dan meningkat menjadi 83,3% pada Besar Bahasa Indonesia. Edisi
siklus II. Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

UCAPAN TERIMAKASIH [10] Onasanya, S.A. (2004).


Penelitian ini dapat selesai dengan Selection and Utilization of
baik karena bantuan dari berbagai Instructional Media for Effective
pihak. Oleh karena itu penulis Practice Teaching. Institute Journal of
mengucapkan terimakasih kepada Studies in Education. 2 (1), 127-133.
Bapak Joko Rahardjo, S.Pd. selaku guru Diperoleh 3 Maret 2013, dari
kimia SMA Negeri Gondangrejo yang http://www.unilorin.edu.ng/publication
telah mengijinkan penulis untuk s/onasanya.
menggunakan kelas X-6 sebagai kelas
dalam penelitian ini. [11] Moleong, L. J. (2000).
Metodologi Penelitian Kualitatif.
DAFTAR RUJUKAN Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

[1] EFA Global Monitoring Report.


(2012). Diperoleh 26 Februari 2013,
dari http://www.unesco.org

[2] Undang-undang Republik Indonesia


No. 20. (2003). Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: UU RI.

[3] Arsip guru kimia SMA Negeri


Gondangrejo. (2012). Karanganyar.

Copyright © 2013 23

Anda mungkin juga menyukai