0 DENGAN MEMBERPOS
Sosciety 5.0 merupakan peradaban teknologi baru yang dicetuskan oleh pemerintah
Jepang pada awal 2019. Peradaban teknologi ini diharapkan dapat mempermudah manusia
dalam menjalankan kehidupannya. Menurut Serpa (2018) Society 5.0 menyarankan sebuah
kemajuan hubungan seseorang dengan teknologi guna meningkatkan kualitas hidup
masyarakat menuju masyarakat super pintar. Erick Thohir dalam sebuah kesempatan
mengatakan, saat ini era Society 5.0 menhasilkan banyak transformasi dan disrupsi digital.
Hal ini merupakan suatu peluang, namun juga sebagai ancaman bagi sumber daya manusia
khususnya generasi milenial. “Pada tahun 2005, 10 perusahaan terbesar di dunia merupakan
perusahaan yang bergerak pada pengelolaan sumber daya alam, namun saat ini 7 dari 10
perusahaan terbesar di dunia merupakan perusahaan yang berbasis pada teknologi,”. Data ini
mengindikasikan bahwa saat ini telah terjadi pergeseran tren ekonomi, dari berbasis industri
menjadi berbasis teknologi digital (Rizki : mediaonline UI)
Masyarakat super pintar ini akan menjadi pelaku teknologi dalam setiap aspek
kehidupan. Tentu saja peradaban teknologi ini akan semakin membuat nyaman masyarakat
yang sudah akrab dengan berbagai kemajuan teknologi, Lalu bagaimana dengan masyarakat
yang menjauh dari perkembangan teknologi? Apakah mereka akan terseleksi dan menjadi
golongan kalah?? Jawabannya adalah iya.
1. Mempersiapkan Diri
Dunia Pendidikan harus berlari dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
menekankan pada pendidikan karakter, moral, dan keteladanan. Hal ini dikarenakan ilmu
yang dimiliki dapat digantikan oleh teknologi sedangkan penerapan soft
skill maupun hard skill yang dimiliki tiap peserta didik tidak dapat digantikan oleh
teknologi. Dalam hal ini diperlukan kesiapan dalam hal pendidikan berbasis kompetensi,
pemahaman dan pemanfaatan IoT (Internet of Things), pemanfaatan virtual
atau augmented reality dan penggunaan serta pemanfaatan AI (Artifical Intelligence).
Selain itu Pembelajaran sebaiknya berpusat kepada siswa (student-centered learning),
dengan kolaborasi pembelajaran (collaborative learning), serta terintegrasi dengan
masyarakat adalah hal yang perlu dipertimbangkan oleh sekolah dan guru dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran yang mampu mengarahkan dan membentuk
karakter peserta didik. Cara-cara seperti (1) flipped classroom, (2) mengintegrasikan
media sosial, (3) Khan Academy, (4) project-based learning, (5) moodle, dan
(6) schoology, ataupun yang berbasis teknologi lainnya dapat diintegrasikan ke dalam
proses pembelajaran tersebut sehingga peserta didik dekat dengan teknologi dan dapat
turut serta mempelajari dan mengimbangi revolusi industri 5.0 pada bidang teknologi.
2. BerIman
Seberapa maju teknologi jika tidak dibarengi dengan Iman diri dalam menerima
perkembangan teknologi tentunya akan menjadi boomerang bagi diri seseorang itu
sendiri,rawannya penyalagunaan teknologi akan berdampak negative bagi
masyarakat, tentunya dibutuhkan penanaman iman yang kuat melalui Pendidikan-
pendidikan keagamaan baik di Lembaga kajian keagamaan atau di Lembaga
Pendidikan itu sendiri.
3. Berpikir Positif
Kegagalan penggunaan teknologi seringkali terjadi karena pelaku pengguna
teknologi ini tidak dapat mengaplikasikan kemajuan teknologi secara positif.
Maraknya penipuan melalui media sosial, tersebarnya berita hoax yang
menimbulkan kegaduhan, hingga gagalnya seseorang menghadapi persaingan
yang kian ketat. Perlu pendampingan oleh dunia Pendidikan pada masyarakat agar
hal-hal tersebut tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
https://mediaindonesia.com/humaniora/259270/seluruh-pegiat-pendidikan-
diminta- bersiap-hadapi-era-society-50
https://kumparan.com/tutinurrohmah9/peran-pemuda-indonesia-dalam-
menghadapi-era-society-5-0-1unRWS0PZVl/full
https://ee.uii.ac.id/2020/07/06/mengenal-society-5-0-sebuah-upaya-jepang-untuk-
keamanan-dan-kesejahteraan-manusia/
http://www.smkpgri1kotabogor.sch.id/berita/detail/dunia-pendidikan-dalam-
revolusi-industri-50