Anda di halaman 1dari 23

JIEP-Vol.

16, No 2, November 2016


ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

KONTRIBUSI ROYALTI PT NEWMONT NUSA TENGGARA


TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN
SUMBAWA BARAT TAHUN 2006-2012
Subhan Purwadinata1
1
Universitas Samawa, Indonesia
Email: 123adinata@gmail.com

Abstrak

The purpose of this study was to investigate the contribution of royalty PT NNT to
the regional income West Sumbawa. In this study, secondary data on the realization
of royalty PT NNT and regional income data for the year 2006-2012. The data
comes from the offices of the financial revenues of West Sumbawa. This study uses a
quantitative approach simple statistics. The results of this study indicate that the
variable royalty contribute positively to regional income West Sumbawa regency in
2006-2012. This is indicated by the value of the contributions made by the variable
royalty PT NNT to the regional income Sumbawa district from 2006 amounted to
21.70%, in 2007 13.69 decreased in 2008 decreased 1.05 percent from the year 2008
amounted to 12.64 percent , Then in 2009 the contribution of royalty PT NNT rose
13.78 percent and in 2010, 2011 and 2012 contributions amounting to 11.56 percent
and 08.16 percent. The conclusion from this study is that the variable royalty PT
Newmont Nusa Tenggara has contributed greatly to the increase of regional income
West Sumbawa regency during 2006-2012.

Keywords: Royalties, Local Revenue


JEL Classification: O14, O18

1. PENDAHULUAN pada masa yang lalu dan masa yang


akan datang (Hartono,1999).
Latar Belakang Pembangunan bidang eko-
Untuk menentukan rencana nomi berupaya menciptakan partum-
pembangunan ekonomi suatu Negara buhan ekonomi daerah yang cukup
atau daerah diperlukan bermacam- tinggi, sekaligus mewujudkan struktur
macam data dan kemampuan untuk perekonomian daerah yang ada men-
mengolahnya sehingga dapat mengha- jadi struktur perekonomian yang terus
silkan informasi-informasi penting se- tumbuh dan berkembang serta tang-
bagai dasar penentuan strategi dan guh. Dengan demikian, diharapkan da-
kebijakan agar sasaran yang dite- pat menciptakan lapangan kerja yang
tapkan dapat dicapai dengan tepat. lebih luas dan meningkatkan penda-
Strategi dan kebijkan pembangunan patan masyarakat yang lebih merata.
ekonomi yang telah diambil pada Salah satu data yang dapat digunakan
masa-masa yang lalu perlu dimonitor untuk melihat kemajuan pembangunan
dan dilihat hasil-hasilnya. Berbagai ekonomi dan hasil yang telah dicapai
data yang merupakan ukuran kuan- tersebut adalah APBD yaitu indikator
titas, mutlak diperlukan untuk mem- yang menunjukkan kemampuan suatu
berikan gambaran tentang keadaan daerah untuk menghasilkan atau men-
ciptakan pendapatan dan mengetahui

1
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

pengeluaran yang telah direalisir pada bangunan tambang, pabrik dan prasa-
suatu periode/tahun tertentu rananya selesai pada tahun 1999 dan
(Hartono,1999). mulai beroperasi secara penuh pada
Perencanaan pembangunan bulan Maret tahun 2000 sampai se-
daerah merupakan perencanaan yang karang.
integratif dan komprehensif, artinya Sejalan dengan era globalisasi
bahwa penentuan dan pemilihan daerah dituntut untuk lebih siap lagi
prioritas didasarkan kebutuhan masya- dalam mempersiapkan sarana dan
rakat yang dalam implementasinya prasarana terutama infrastruktur yang
perencanaan pembangunan daerah ha- memadai, semua kepentingan ini ten-
rus mengaitkan ke seluruh sektor tunya akan membutuhkan dana yang
sosial dan ekonomi serta mengacu pa- semakin besar pula. Oleh karena itu,
da kebijakan nasional. Jadi peren- upaya untuk meningkatkan sumber-
canaan pembangunan pada dasarnya sumber penerimaan daerah harus se-
berkaitan dengan proses pengambilan lalu mendapatkan perhatian yang lebih
keputusan tentang bagaimana cara ter- serius. Beberapa pemikiran tersebut
baik untuk mendapatkan sumber daya memberikan motivasi untuk mela-
optimal dalam rangka mencapai tujuan kukan penelitian dan menganalisis
dan sasaran pembangunan, menjadi tentang kontribusi Royalti PT New-
program-program pembangunan dae- mont Nusa Tenggara terhadap penda-
rah yang kemudian disusun berda- patan daerah.
sarkan skala prioritas yang telah
ditetapkan dengan mengacu pada Rumusan Masalah
sasaran dalam Propeda(Hartono,1999) Berdasarkan uraian latar
PT Newmont Nusa Tenggarra belakang di atas maka dapat dipa-
(PT.NNT) merupakan perusahaan parkan rumusan yang menjadi inti per-
patungan yang sahamnya dimiliki oleh masalahan yang diteliti adalah sebagai
Nusa Tenggara Partnership (Newmont berikut bagaimana besarnya Kontri-
dan Sumitomo), PT Pukuafu Indah busi Royalti PT Newmont Nusa Teng-
(Indonesia) dan PT Multi Daerah gara terhadap Pendapatan Daerah Ka-
Bersaing. Newmont dan Sumitomo bupaten Sumbawa Barat Tahun 2006-
bertindak sebagai operator. PT NNT 2012?
menandatangani kontrak karya pada
tahun 1986 dengan pemerintah Asumsi Penelitian
Republik Indonesia untuk melakukan Asumsi adalah anggapan
eksplorasi dan eksploitasi di dalam dasar yang berfungsi untuk
wilayah kontrak karya di Propinsi mempertegas objek atau subjek kajian
Nusa Tenggara Barat. PT NNT dalam penelitian. Penggunaan asumsi
menemukan cebakan tembaga porfiri dalam penelitian umumnya dimak-
pada tahun 1990, yang kemudian sudkan agar pembatasan masalah da-
diberi nama Batu Hijau. Setelah lam penelitian menjadi lebih jelas.
penemuan tersebut, dilakukanlah Adapun asumsi-asumsi yang digu-
pengkajian teknis dan lingkungan nakan dalam penelitian ini adalah vari-
selama enam tahun. Kajian tersebut abel lain dalam hal ini DAU, DAK,
disetujui pemerintah Indonesia pada DBH serta PAD di Kabupaten Sumba-
tahun 1996 dan menjadi dasar wa Barat dianggap tetap atau cateris
dimulainya pembangunan proyek paribus.
tambang Batu Hijau dengan total
investasi US$1,8 Miliar. Proyek pem-

2
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Tujuan Penelitian apabila berupa tenaga kerja maka akan


Adapun tujuan dari penelitian memperoleh bagian berupa bunga
ini adalah untuk mengetahui modal, apabila berupa tenaga kerja
Kontribusi royalti PT Newmont Nusa maka akan memperoleh upah/gaji dan
Tenggara terhadap Pendapatan Daerah apabila berupa kewirausahaan maka
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun akan memperoleh laba (Sumitro,1986)
2006-2012. Pembagian pendapatan di-
bagi menjadi beberapa cara yaitu (1)
Manfaat Penelitian pendapatan ditinjau dari sudut
Adapun manfaat dari golongan produksi, faktor penerimaan
penelitian ini secara praktis yaitu pendapatan seperti : buruh untuk fak-
untuk memberikan sumbangan pemi- tor produksi tenaga kerja yang mene-
kiran kepada masyarakat dan menam- rima upah, tanah diterima sewa tanah,
bahkan pengetahuan dan informasi se- modal diterima bunga modal, serta
bagai bahan kajian bagi penelitian pengusaha yang menerima keuntungan
selanjutnya terhadap PT NNT dan Pe- (2) pendapatan ditinjau dari sudut
merintah Daerah Kabupaten Sumbawa fungsi individu dalam produksi (3)
Barat. pendapatan ditinjau dari besarnya pen-
dapatan yang diperoleh dari masing-
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN masing individu.
HIPOTESIS Sedangkan dalam meng-
hitung pendapatan bersih perusahaan,
Teori Pendapatan maka harus pula diketahui seberapa
Pendapatan adalah meru- besar biaya atau pengeluaran yang
pakan nilai dari keseluruhan produksi dikeluarkan. Pengertian biaya dalam
dalam perekonomian yang diperoleh penelitian ini adalah keseluruhan
dengan menjumlahkan pendapatan biaya yang dikeluarkan oleh petani
seluruh faktor produksi yang diguna- dalam memproduksi padi yang di-
kan dalam proses produk-si hasilkan dan konsep pengeluaran di-
(Hartowo,1984). Berdasarkan penda- pakai dalam kaitannya dengan pro-
pat tersebut yang dimaksud dengan duksi.
pendapatan dalam penelitian ini
adalah pendapatan petani dalam kaitan Teori Kontribusi
dengan konsumsi masyarakat petani. Kontribusi merupakan share
Pendapatan kotor yaitu pendapatan atau sumbangan yang diberikan oleh
yang diperoleh sebelum dikurangi setiap daerah terhadap Kebijakan keu-
biaya sedangkan pendapatan bersih angan daerah diarahkan untuk me-
merupakan pendapatan yang diperoleh ningkatkan Pendapatan sendiri sebagai
setelah dikurangi biaya. sumber utama pendapatan daerah.
Dalam hal pembagian pen- Sumber itu dapat dipergunakan daerah
dapatan akan disesuaikan dengan sesuai dengan kebutuhannya. Dari
faktor produksi apa yang diberikan berbagai jenis pendapatan daerah yang
kepada pemakai. Apabila faktor pro- memberikan kontribusi terbesar bagi
duksi yang diberikan kepada pemakai. pembangunan.
Apabila faktor produksi yang dibe- Daerah otonom harus memiliki
rikan berupa tanah, maka akan mem- kewenangan dan kemampuan untuk
peroleh sewa tanah, apabila yang dibe- menggali sumber-sumber keuangan
rikan berupa modal, maka akan mem- sendiri, mengelola dan menggunakan
peroleh bagian berupa bunga modal, keuangan sendiri yang cukup mema-

3
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

dai untuk membiayai penyelenggaraan fungsinya dengan efektif dan efisien


pemerintahan daerahnya. Ketergan- tanpa biaya yang cukup untuk
tungan kepada pemerintah pusat harus memberikan pelayanan dan pembang-
seminimal mungkin, sehingga penda- unan seperti dikemukan oleh Kaho
patan harus menjadi sumber keuangan (1997) dalam Isir (2003). Faktor
yang terbesar yang didukung oleh ke- keuangan menjadi salah satu indikator
bijakan perimbangan keuangan peme- utama untuk mengukur tingkat ke-
rintah pusat dan daerah sebagai pra mampuan daerah dalam melak-
syarat mendasar dalam sistem peme- sanakan otonomi daerah. Jaya (1996)
rintahan negara yang kontribusi yang dalam Isir (2003) menjelaskan bahwa
besar (Koswara, 2000). keuangan daerah adalah segala hak
Kemampuan aparat peme- dan atau kekayaan daerah yang dapat
rintah daerah di bidang akuntansi, ma- dinilai dengan uang, demikian juga
najemen keuangan daerah dan peren- segala sesuatu yang dapat dijadikan
canaan (baik dalam jangka pendek, milik daerah atau menjadi beban da-
jangka menengah maupun jangka pan- erah berhubungan dengan hak tersebut
jang) merupakan suatu tuntutan yang (Isir, 2003). Keuangan daerah juga di-
sangat wajar untuk mendukung usaha artikan sebagai seluruh tatanan, pe-
otonomisasi. Dengan demikian warga rangkat, kelembagaan dan kebijak-
masyarakat yang menikmati semua sanaan anggaran daerah.
jasa suatu daerah dari kontribusi
pendapatan di daerah. Munawir (1998) Pajak Daerah, Retribusi Daerah
mendefi-nisikan Kontribusi adalah dan Laba Usaha Badan Usaha Da-
sumbangan yang diberikan oleh sektor erah.
tertentu dalam tatanan infrastruktur Meskipun tiada jasa timbal
pembangunan daerah. balik yang bersifat kontraprestasi
langsung yang harus diberikan Pe-
Keuangan Daerah merintah kepada pembayar pajak atau
Penyelenggaraan,pemerinta rakyat, namun menggarisbawahi bah-
han di daerah sebagai suatu organisasi wa Pemerintah tetap wajib mem-
perlu didukung oleh berbagai faktor berikan jasa imbal yang bersifat tidak
sumber daya yang mampu mengge- langsung kepada rakyat (pembayar
rakkan jalannya roda pemerintahan pajak) dalam wujud pembangunan
dalam rangka mencapai tujuan, salah yang kegunaannya bukan secara
satu factor utama adalah faktor individual, namun ditujukan kepada
keuangan yang merupakan sumber kepentingan umum atau masyarakat
daya bagi pembiayaan penyeleng- (Meliala,1991).
garaan urusan rumah tangga daerah. Pada dasarnya tidak terda-
Kebijakan keuangan daerah ditujukan pat perbedaan konsep antara pajak
pada peningkatan kemampuan daerah secara umum dengan Pajak
dalam membiayai urusan rumah Daerah.Terlihat berbeda menurut
tangganya sendiri, serta harus diprio- (Mardiasmo,2004), aparat pemungut,
ritaskan pada penggalian dan mobile- dasar pemungutan, dan penggunaan
sasi sumber-sumber penerimaan di da- pajak yang dipungut oleh Pemerintah
erah. daerah dengan pengaturan dari daerah
Faktor keuangan daerah sendiri. Oleh karena itu dapat dika-
menjadi begitu penting karena tanpa takan bahwa unsur-unsur yang ter-
adanya biaya yang cukup, pemerintah dapat dalam pajak juga dapat dite-
daerah tidak dapat melaksanakan

4
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

mukan pada pajak daerah kuan yang merata dan bersifat umum
(Davey,1988). disesuaikan dengan kemampuan ma-
Pajak (termasuk pajak sing-masing, serta adil dalam hal
daerah) pada dasarnya mempunyai memberikan kesempatan kepada wajib
fungsi yang diperkenalkan sebagai pajak untuk mengajukan keberatan,
fungsi anggaran (budgetair) dan fung- penundaan pembayaran, dan banding;
si mengatur (regulation). Fungsi bud- (b) Yuridis, berarti memberikan jami-
getair pajak mengemuka ketika pajak nan hukum baik bagi daerah maupun
menjadi sumber pendanaan bagi warganya; (c) Ekonomis, pemungutan
Pemerintah untuk membiayai penge- pajak tidak boleh mengganggu kelan-
luarannya baik pengeluaran rutin mau- caran kegiatan produksi sehingga ti-
pun pembangunan. Sementara, fungsi dak menimbulkan kelesuan ekonomi;
mengatur akan menonjol ketika Peme- (d) Finansial, biaya pemungutan pajak
rintah menggunakan pajak untuk harus lebih rendah dari hasil pemu-
melaksanakan atau mengatur kebija- ngutannya, dan (e) Sederhana, sistem
kan di bidang sosial ekonomi untuk pemungutan pajak harus memudahkan
mencapai tujuan tertentu, misalnya dan mendorong masyarakat memenuhi
ketika pajak yang tinggi dikenakan kewajiban perpajakannya (Mardiasmo,
terhadap barang-barang mewah untuk 2004).
mengurangi pola hidup konsumtif,
atau pengenaan pajak ekspor nol per- PAD Dalam Pendanaan Pembangu-
sen untuk mendorong ekspor produk nan Daerah
lokal ke pasar global Apabila Pemerintah daerah
(Mardiasmo,2004). melaksanakan fungsinya secara efek-
Untuk menilai kelayakan tif, dan diberikan kebebasan dalam pe-
pajak daerah, lima alat tolok ukur, ngambilan keputusan penyediaan pela-
yang terdiri dari yield, equity, eco- yanan di sektor publik, maka mereka
nomic eficiency, ability to implement, harus didukung sumber-sumber keu-
dan suitability to local revenue source. angan yang memadai baik yang
Hasil (yield) terkait dengan memadai berasal dari Pendapatan Asli Daerah
atau tidaknya suatu pajak dihubung- (PAD) termasuk surcharge of taxes,
kan dengan layanan publik yang Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak,
dibiayainya, stabilitas dan mudah ti- Pinjaman, maupun Subsidi/Bantuan
daknya memperkirakan besar hasil ter- dari Pemerintah Pusat. Pelaksanaan
sebut, elastisitas hasil pajak antara lain desentralisasi fiskal tersebut akan
terhadap inflasi dan pertumbuhan pen- berjalan dengan baik apabila terdapat
duduk, serta perbandingan hasil pajak pengawasan dan enforcement yang di-
dengan biaya pemungutannya. Kea- lakukan oleh Pemerintah Pusat yang
dilan (equity) merujuk kepada dasar kapabel, dan terdapat keseimbangan
pajak dan kewajiban membayar yang antara akuntabilitas dan kewenangan
harus berorientasi pada asas keadilan dalam melakukan pungutan pajak dan
dan ketidaksewenang - wenangan retribusi daerah. Di Indonesia, daerah
(Devas, et all, 1989). memperoleh kewenangan untuk me-
Agar pemungutan pajak manfaatkan sumber keuangan sendiri
tidak menimbulkan hambatan atau dan didukung dengan perimbangan
perlawanan, maka pemungutan pajak keuangan antara pusat dan daerah,
menurut Wagner yang dikutip kebijaksanaan perimbangan keuangan
(Soetrisno,1982) harus memenuhi sya- antara pusat dan daerah dilakukan de-
rat (a) Keadilan, adil dalam hal perla- ngan mengikuti pembagian kewe-

5
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

nangan atau money follows function. membiayai modal jangka panjang


Hal ini berarti bahwa hubungan (Davey,1988).
keuangan antara pusat dan daerah per- Untuk menghindari kemung-
lu diberikan pengaturan sedemikian kinan penurunan kemampuan Daerah
rupa, sehingga kebutuhan pengeluaran dalam membiayai beban pengeluaran
yang akan menjadi tanggung jawab yang sudah menjadi tanggung jawab-
daerah dapat dibiayai dari sumber nya, maka perhitungan DAU disam-
sumber penerimaan yang ada ping menggunakan formula fiscal gap
(Sidik,2002). juga menggunakan faktor penye-
Dengan kewenangan yang imbang (sesuai PP Nomor 104 tentang
dimiliki pemerintah daerah, sumber- Dana Perimbangan sebagaimana telah
sumber pendapatan yang ada di daerah direvisi dengan PP Nomor 84 Tahun
harus mampu digali oleh pemerintah 2001). Dengan adanya faktor penye-
daerah (Booth, 1993), Kemandirian imbang, alokasi DAU kepada Daerah
fiskal daerah tidak akan terjadi apabila ditentukan dengan perhitungan formu-
pusat menguasai sebagian besar sum- la fiscal gap dan faktor penyeimbang.
ber dana, sebaliknya yang akan terjadi Selain DAU terdapat pula Dana Alo-
adalah ketergantungan yang semakin kasi Khusus (DAK), yaitu dana yang
besar. Oleh karena itu sesuai dengan berasal dari APBN, yang dialokasikan
kewenangannya daerah menggali kepada Daerah untuk membantu mem-
sumber-sumber pendapatan daerah biayai kebutuhan khusus. Pengalo-
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi kasian DAK ditentukan dengan mem-
pemungutan yang mana intensifikasi perhatikan tersedianya dana dalam
dan ekstensifikasi pemungutan meru- APBN. Yang dimaksud dengan kebu-
pakan alat yang dapat diharapkan un- tuhan khusus adalah (i) kebutuhan
tuk meningkatkan PAD (Kamaluddin, yang tidak dapat diperkirakan dengan
1984). menggunakan rumus alokasi umum,
Selain menerima dana perim- dalam pengertian kebutuhan yang ti-
bangan (DAU dan DAK) daerah juga dak sama dengan kebutuhan Daerah
dapat melakukan pinjaman untuk lain, baik yang bersifat fisik maupun
membiayai pembangunan. Pinjaman non fisik, misalnya: kebutuhan di ka-
daerah merupakan semua jenis tran- wasan transmigrasi, kebutuhan bebe-
saksi yang mengakibatkan daerah me- rapa jenis investasi/ prasarana baru,
nerima dari pihak lain sejumlah uang pembangunan jalan di kawasan ter-
atau manfaat bernilai uang sehingga pencil, saluran irigasi primer, dan
daerah tersebut dibebani kewajiban pemberdayaan suku terasing; dan (ii)
untuk membayar kembali, tidak terma- kebutuhan yang merupakan komitmen
suk kredit jangka pendek yang lazim atau prioritas nasional (Yani,2002).
dalam perdagangan. Menurut pin- Menganjurkan Pemerintah
jaman daerah digunakan untuk (a) me- daerah dalam memilih sumber dan
nutupi defisit kas jangka pendek; (b) metode pinjaman daerah didasarkan
membiayai kekurangan dana anggaran pada tujuan dan kepentingan pinja-
tahunan berupa biaya rutin dan beban man. Pinjaman daerah dapat bersum-
utama; (c) membeli pabrik dan pera- ber dari Pemerintah yang lebih tinggi
latan dalam unsur jangka menengah; atau pemerintah pusat, Badan Inter-
(d) membiayai investasi yang diha- nasional, dan Bank Sentral, sedangkan
rapkan dapat menghasilkan peneri- pinjaman jangka pendek dapat
maan daeran (cost recovery); dan (e) diberikan oleh Bank Umum. Pinjaman
dapat pula berupa pinjaman tetap atau

6
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

hipotek dan pinjaman internal yang bi- nya. Salah satu sumber keuangan dae-
asanya berasal dari cadangan peneri- rah adalah berasal dari Pendapatan
maan negara. Aspek lain yang berka- Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli
itan dengan pinjaman daerah adalah Daerah (PAD) yang potensinya berada
kemampuan daerah mengembalikan di daerah dan dikelola oleh pemerintah
pinjaman, manfaat proyek yang daerah yang bersangkutan. PAD ini
dibiayai oleh pinjaman, dan hal-hal merupakan salah satu sumber penda-
yang berkaitan dengan teknis proyek patan yang cukup diandalkan oleh pe-
(Davey,1988). merintah daerah Kabupaten/kota, ka-
Di Indonesia, menurut rena dana ini murni didapatkan sendiri
penelitian Bappenas (2005) berjudul dan dapat digunakan sepenuhnya
Peta Kemampuan Keuangan Provinsi untuk dimanfaatkan sesuai prioritas
Dalam Era Otonomi Daerah, ditemu- daerah dalam menjalankan penyeleng-
kan bahwa meskipun belum optimal, garaan pemerintahan dan pembangu-
ternyata terdapat dinamika dan upaya nan daerah (Soeratno,2002).
daerah untuk meningkatkan kemam- Selanjutnya Pendapatan Asli
puan pendanaan pembangunannya me- Daerah (PAD) pada dasarnya penda-
lalui peningkatan kemampuan keu- patan yang berasal dari sumber-sum-
angan dan mendorong potensi ekono- ber keuangan daerah, seperti pajak da-
mi lokal berdasarkan potensi yang di- erah, retribusi daerah, bagian laba
milikinya. Beberapa upaya tersebut BUMD, penerimaan dinas-dinas dan
justru menimbulkan ekses berupa ke- penerimaan lain. Pendapatan Asli
bijakan demi peningkatan kemampuan Daerah sebagai sumber penerimaan
sumber keuangan lokal yang bersifat murni daerah yang selalu diupayakan
kontra produktif terhadap peningkatan agar terus meningkat. Dalam perspek-
investasi. Pengalaman daerah dalam tif otonomi daerah, Pendapatan Asli
meningkatkan sumber keuangan lokal Daerah (PAD) menjadi sumber keu-
atau PAD di antaranya adalah (i) angan yang paling utama selain jenis-
intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, jenis penerimaan daerah lainnya. Be-
(b) negosiasi ulang kerjasama dengan sar kecilnya Pendapatan Asli Daerah
pihak ketiga, (c) mengakomodasikan (PAD) akan sangat menentukan ke-
penerimaan dinas eks kantor wilayah, mampuan daerah untuk membiayai se-
dan (4) mengoptimalisasikan sum- gala urusan rumah tangganya serta
bangan pihak ketiga. Sementara kegiatan-kegiatan pengembangan ya-
teladan yang terkait dengan pening- ng direncanakan setiap tahun.
katan investasi antara lain (a) duku- Pendapatan Asli Daerah se-
ngan infrastruktur dasar dan penun- bagai salah satu sumber penerimaan
jang, politik, dan hankam, (b) revi- yang harus selalu dan terus menerus
talisasi institusi di bidang investasi, (c) dipacu pertumbuhannya. Jumlah dan
kerjasama regional, (d) kemudahan in- kenaikan kontribusi Pendapatan Asli
formasi, dan (e) pemberian fasilitas in- Daerah (PAD) pemerintah kabupa-
sentif. ten/kota akan dapat berperan dalam
Dalam konsep otonomi rencana peningkatan kemandirian pe-
daerah dijelaskan bahwa suatu daerah merintah daerah untuk tidak selalu ter-
disebut sebagai daerah otonom, jika gantung pada pemerintah pusat dan
daerah tersebut memiliki sumber-sum- pemerintah provinsi. Seperti yang di-
ber keuangan. Hal tersebut diperlukan tegaskan bahwa penerimaan daerah
agar daerah dapat mengurus rumah yang terpenting banyak tergantung pa-
tangganya sendiri dengan sebaik-baik- da tingkat pendapatan dan pereko-

7
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

nomian setempat yang langsung dipe- tingan atau karena jasa yang dibe-
ngaruhi oleh tingkat perkembangan bankan oleh daerah dapat menjadi po-
ekonomi nasional. Usaha peningkatan tensi penerimaan daerah yang cukup
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang potensial (Soetrisno,1984).
tanpa memperhatikan efeknya terha- Sumber-sumber Pendapatan
dap kegiatan ekonomi dan potensi Asli Daerah (PAD), tidak dapat di-
yang ada, akan menimbulkan gan- pisahkan dari pendapatan daerah seca-
gguan kelancaran ekonomi dan perda- ra keseluruhan. Menurut Undang-Un-
gangan, bahkan mungkin menghambat dang Nomor 32 tahun 2004 tentang
perkembangan sektor-sektor ekonomi pemerintahan daerah dan Undang-
tertentu (Kristiadi,1988). Undang Nomor 33 Tahun 2004
Kemampuan daerah dalam tentang perimbangan keuangan antara
memobilisasi Pendapatan Asli Daerah pusat dan daerah, maka sumber penda-
(PAD) dapat diukur melalui : (1) pera- patan daerah terdiri atas Pendapatan
nan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Asli Daerah, terdiri dari hasil pajak
dalam membiayai pengeluaran rutin daerah, hasil retribusi daerah, hasil
dan atau (2) perbandingan antara Perusahaan Milik Daerah (BUMD),
Pendapatan Asli Daerah (PAD) de- lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
ngan Produk Domestik Regional sah, dana Perimbangan, pinjaman da-
Bruto (PDRB) non migas masing-ma- erah, lain-lain pendapatan daerah yang
sing daerah. Besarnya perubahan Pen- sah (Soetrisno,1984).
dapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Penerimaan daerah merupa-
pengeluaran rutin daerah (dalam kan sumber pembiayaan pembangunan
persen) sering disebut Indeks Kemam- daerah merupakan sumber pembiaya-
puan Rutin (Djojosubroto,1992) an pembangunan daerah dan pe-
Pasal 4 Undang-undang nyelenggara pemerintah daerah. Sum-
Nomor 33 tahun 2004 menyatakan ber pembiayaan pemerintah tersebut
bahwa sumber Pendapatan Asli terdiri dari tiga komponen besar yaitu
Daerah (PAD) terdiri dari beberapa Pendapatan Asli Daerah, yang me-
sumber antara lain dari hasil pajak liputi hasil pajak daerah, hasil retri-
daerah melalui pembayaran perora- busi daerah, hasil Perusahaan daerah
ngan kepada pemerintah yang sifatnya (BUMD), lain-lain hasil usaha daerah
paksaan ataupun iuran masyarakat yang sah, pendapatan yang berasal
berdasarkan Undang-Undang yang dari pusat, meliputi sumbangan dari
berlaku, guna membiayai pengeluaran pemerintah, sumbangan lain yang di-
pemerintah, yang prestasi kembalinya atur dengan peraturan perundang-
tidak dapat ditunjuk secara langsung undangan dan lain-lain pendapatan
tetapi pelaksanaannya dapat dipak- daerah yang sah. Sumber-sumber
sakan bisa juga peraturan pajak yang pembiayaan penyelenggaraan pem-
ditetapkan oleh daerah untuk mem- erintahan daerah bersumber dari
biayai rumah tangganya sebagai hu- Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
kum publik dan lapangan pajak adalah Perimbangan, Pinjaman daerah dan
lapangan pajak yang belum digunakan sumber-sumber penerimaan lainnya
dan diusahakan oleh negara. Selain Macam-macam sumber pembiayaan
pajak retribusi daerah yang mana pembangunan pemerintahan daerah
pungutan daerah yang dilakukan atas yang diperoleh dari penerimaan dae-
pembayaran pemakaian atau karena rah bisa juga dari sisa lebih perhi-
memperoleh jasa pekerjaan, usaha tungan anggaran tahun lalu, penda-
atau milik daerah bagi yang berkepen- patan Asli Daerah (PAD) yang terdiri

8
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

dari pos pajak daerah, pos retribusi rah yang merupakan imbalan dari
daerah, pos laba Badan Usaha Milik pelayanan yang diberikan. Sebagian
Daerah (BUMD), pos penerimaan dari imbalan tersebut digolongkan dalam
dinas-dinas, pos penerimaan lain-lain retribusi dan ada pula dicatat dalam
seperti bagian hasil pajak dan bukan penerimaan dinas-dinas daerah, kebi-
pajak, bagian dari sumbangan dan jakan memungut bayaran untuk ba-
bantuan, penerimaan pembangunan rang dan layanan yang disediakan pe-
yakni dari pinjaman pemerintah dan merintah berpangkal dari efisiensi e-
pinjaman untuk Badan Usaha Milik konomi (Devas,1989).
Daerah (BUMD) (Soeratno,2002). UU No.32 tahun 2004 dan
Selanjutnya, kedua UU No.33 tahun 2004 memberikan
pandangan di atas sama dengan implikasi yang sangat mendasar yang
pandangan menurut pasal 79 dari mengarah pada perlu dilakukannya
Undang-undang Nomor 32 Tahun reformasi sektor publik dan dipakai-
2004 dan pasal 3 dari Undang-undang nya paradigma baru dalam penge-
Nomor 33 Tahun 2004, dimana lolaan keuangan daerah. Refor-masi
disebutkan bahwa penerimaan daerah sektor publik tersebut harus dii-kuti
terdiri dari penerimaan asli daerah, dengan reformasi kelembagaan men-
yang umumnya berasal dari pajak dan yangkut pembenahan seluruh alat-alat
retribusi daerah, dana perimbangan, negara di daerah hendaknya tidak lagi
yang berasal dari Dana Alokasi Umum dijadikan sebagai alat pemerintah pu-
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) sat semata-mata, namun lebih diorien-
dan Dana Bagi Hasil (DBH) termasuk tasikan pada pelaksanaan lembaga
sumber daya alam, pinjaman daerah tersebut secara ekonomis, efisien dan
dan lain-lain penerimaan yang sah efektif, transparan, memiliki akunta-
(Yani,2002) bilitas dan kepekaan yang tinggi
Gambaran mengenai keu- terhadap aspirasi masyarakat di dae-
angan daerah khususnya penerimaan rah. Kunci reformasi kelembagaan
daerah tercermin dalam Anggaran adalah sebagai stakeholder, pemerin-
Pendapatan dan Belanja Daerah tah daerah sebagai eksekutif dan
(APBD) di setiap tahun anggaran, DPRD sebagai Shareholder dengan
tidak terkecuali pada daerah memberikan tanggung jawab, wewe-
Kabupaten/kota. Sumber-sumber pe- nang dan kesempatan yang lebih luas
nerimaan daerah Kabupaten/kota untuk menentukan kebijakan daerah-
dalam Anggaran Pendapatan dan nya sendiri.
Belanja Daerah (APBD) dirinci men- Sehubungan dengan berbagai
jadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kegiatan pemerintah daerah yang di-
yang diperoleh dari pajak daerah, biayai melalui kemampuan keua-ngan
retribusi daerah, bagian laba BUMD daerah, maka posisi keuangan daerah
dan lain-lain pendapatan yang sah, memegang peran yang sangat penting
bagian hasil pajak dan bukan pajak dalam mendukung penyelenggaraan
dari pemerintah pusat dan provinsi, pemerintah di daerah. Keuangan dae-
sumbangan dari pemerintah pusat dan rah dapat dijadikan sebagai cerminan
provinsi, penerimaan pembangunan tujuan jangka panjang, jangka mene-
(pinjaman daerah), sisa anggaran ta- ngah dan jangka pendek dari setiap or-
hun sebelumnya. Pemerintah daerah ganisasi yang akan melaksanakan pro-
memiliki berbagai sumber Pendapatan gram yang diusulkan berkaitan dengan
Asli Daerah sebagai sumber peneri- kebutuhan anggaran atau pembelan-
maan. Salah satunya berupa pajak dae- jaan pada sisi manajemen keuangan

9
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

daerah secara garis besar dapat dibagi daerah tidak akan terlepas dari pemba-
menjadi dua bagian, yaitu manajemen ngunan nasional.
penerimaan daerah dan manajemen Upaya untuk memacu per-
pengeluaran daerah. Evaluasi terhadap tumbuhan ekonomi di daerah telah di-
pengelolaan keuangan daerah dan laksanakan dalam bentuk pemberian
pembiayaan pembangunan daerah subsidi dan bantuan serta insentif pa-
mempunyai implikasi yang sangat lu- jak bagi daerah-daerah terbelakang.
as. Kedua komponen tersebut akan sa- Sebagaimana kebijakan dan upaya
ngat menentukan kedudukan suatu pe- yang dilakukan oleh pemerintah pusat
merintah daerah dalam rangka me- dalam kegiatan pembangunan ekono-
laksanakan otonomi daerah mi baik upaya yang sudah dicapai
(Mardiasmo, 2002). maupun yang masih dalam proses,
Pemerintah daerah maka peran yang dilakukan peme-
berdasarkan Undang-undang Nomor 32 rintah Kabupaten Badung dalam
Tahun 2004 berhak untuk mempunyai perekonomian adalah memberikan sti-
organisasi sendiri, mengangkat pega- mulan dan lebih mendorong tumbuh-
wai dan menggali sumber-sumber pen- nya perekonomian rakyat.
dapatan sendiri. Pemberian kewe- Pengeluaran pemerintah
nangan kepada pemerintah daerah bu- mencerminkan kebijakan pemerintah.
kan hanya proses administrasi, tetapi Apabila pemerintah telah menetapkan
juga proses pembangunan yang dilak- suatu kebijakan untuk membeli barang
sanakan di daerah. Secara ringkas pem- dan jasa, pengeluaran pemerintah
berian wewenang kepada pemerintah mencerminkan biaya yang harus
daerah perlu memperhatikan unsur-un- dikeluarkan oleh pemerintah untuk
sur penting berikut ini : (1) kemam- melaksanakan kebijakan tersebut.
puan kelembagaan, (2) Ketersediaan Dalam model pembangunan
sumber daya manusia yang memadai, tentang perkembangan pengeluaran
khususnya aparatur pemerintah daerah pemerintah yang dikembangkan oleh
dan (3) potensi ekonomi daerah untuk Rostow dan Musgrave dalam Mang-
menggali sumber pendapatannya koesoebroto (1999) bahwa pada tahap
(Sumodiningrat, 1997). awal perkembangan ekonomi, persen-
tase investasi pemerintah terhadap
Peranan pemerintah (sektor publik) total investasi sangat besar. Hal ini
dalam perekonomian daerah disebabkan oleh karena pada tahap ini
Pembangunan ekonomi pemerintah harus menyediakan pra-
daerah adalah suatu proses dimana sarana. Peranan pemerintah tetap besar
pemerintah daerah dan kelompok- pada tahap menengah oleh karena pe-
kelompok masyarakat mengelola sum- ranan swasta yang semakin besar ini
ber daya yang ada dan membentuk banyak menimbulkan kegagalan pasar.
suatu pola kemitraan antara peme-
rintah daerah dengan swasta untuk Teori Pertumbuhan Ekonomi.
menciptakan suatau lapangan lapan- Pengertian pertumbuhan
gan kerja baru dan mendorong per- ekonomi sudah banyak dirumuskan
kembangan kegiatan ekonomi dalam dengan sudut pandang yang berbeda
wilayah tersebut. Pembangunan dae- oleh para ekonom. Boediono (1999)
rah pada hakekatnya adalah meru- mengemukakan bahwa pertumbuhan
pakan bagian integral dari pemba- ekonomi merupakan proses kenaikan
ngunan nasional, maka dalam pelak- output perkapita dalam jangka pan-
sanannya kebijaksanaan pembangunan jang. Penekanan di sini adalah pada

10
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

proses karena mengandung unsur pe- Pengeluaran konsumsi peme-


rubahan dan indikator pertumbuhan rintah daerah diukur dengan penge-
ekonomi dilihat dalam kurun waktu luaran rutin. Pengeluaran rutin ini
yang cukup lama. mempunyai peranan dan fungsi cukup
Teori pertumbuhan secara besar dalam mendukung pencapaian
umum terbagi dalam dua kelompok sasaran pembangunan sekalipun
pendekatan yaitu pendekatan klasik pengeluaran tersebut tidak secara
yang dipelopori oleh Adam Smith, langsung berkaitan dengan pem-
David Ricardo dan Arthur Lewis dan bentukan modal untuk tujuan pening-
modern yang dianut oleh Keynes katan produksi, melainkan menunjang
(Harrod-Domar), Neo Klasik (Solow- kegiatan pemerintahan serta pening-
Swan). Menurut teori pertumbuhan katan jangkauan dan mutu pelayanan.
Adam Smith dalam Boediono (1999),
proses pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang menyangkut dua Angkatan kerja dan pertumbuhan
aspek utama yaitu pertumbuhan output ekonomi
total yang berupa sumber daya alam, Sumber daya manusia meru-
sumber daya manusia dan stok modal. pakan salah satu faktor dinamika da-
lam perkembangan ekonomi ja-
Pendapatan daerah dan ngka panjang bersamaan de-
pertumbuhan ekonomi ngan ilmu pengetahuan, teknologi su-
Pendapatan daerah terdiri mber daya alam dan kapasitas pro-
dari sisa lebih perhitungan tahun yang duksi. Pertumbuhan penduduk dan te-
lalu, pendapatan asli daerah, bagi hasil naga kerja dianggap sebagai faktor po-
pajak dan bukan pajak, sumbangan sitif dalam merangsang pertum-buhan
dan bantuan serta pinjaman. Penda- ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang
patan daerah yang terbesar dikum- besar dapat berarti menambah jumlah
pulkan melalui penerimaan pajak akan tenaga produktif. Dengan meningkat-
mengurangi kemampuan daya beli nya produktivitas tenaga kerja di-
masyarakat yang mengakibatkan ren- harapkan akan meningkatkan produ-
dahnya pertumbuhan ekonomi. ksi, yang berarti akan meningkatkan
pula PDRB.
Investasi pemerintah dan
pertumbuhan ekonomi Investasi swasta dan pertumbuhan
Investasi pemerintah daerah ekonomi
dalam hal ini dinyatakan dalam Peranan sektor swasta dalam
belanja pembangunan yang dapat kegiatan perekonomian daerah teru-
berpengaruh terhadap pertumbuhan tama adalah untuk menanamkan mo-
ekonomi. Dana tersebut digunakan dalnya baik didaerah maupun tingkat
untuk memberdayakan berbagai sum- regional, sehingga dapat memacu per-
ber ekonomi untuk mendorong peme- tumbuhan ekonomi. Perkembangan in-
rataan dan peningkatan penda-patan vestasi swasta sangat tergantung dari
perkapita. Dana pembangunan juga fasilitas dan kemudahan yang diberi-
merupakan salah satu input produksi kan oleh pemerintah, berupa sarana
yang dapat menghasilkan output. dan prasarana yang merangsang guna
menarik investor asing maupun dalam
Pengeluaran konsumsi pemerintah negeri.
dan pertumbuhan ekonomi Setiap daerah dituntut dapat
berperan aktif dalam mengelola dan

11
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

mengembangkan sektor publik dalam iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi


upaya meningkatkan pertumbuhan (royalti).
ekonomi daerah dan kemandirian serta Dana Bagi Hasil (DBH) dari
mampu bersaing dengan daerah penerimaan Negara iuran tetap yang
lainnya. Pembelian oleh pemerintah menjadi bagian daerah di bagi dengan
dan swasta dapat dipandang sebagai rincian :
pengeluaran agregat untuk output 1) 16 % (enam belas persen) untuk
yang diproduksi selama periode propinsi yang bersangkutan.
tertentu. Pengeluaran yang dilakukan 2) 64 % (enam puluh empat per-
oleh Pemerintah dapat dibedakan yaitu sen) untuk Kabupaten/kota
pertama pembelian faktor-faktor pro- penghasil.
duksi (input) dan pembelian produk Dana Bagi Hasil (DBH) dari
(output), Kedua, untuk pengeluaran penerimaan Negara iuran
konsumsi pemerintah (belanja rutin) eksplorasi dan iuran eksploitasi
serta untuk investasi pemerintah (be- yang menjadi bagian daerah di-
lanja pembangunan/barang-barang bagikan dengan rincian :
modal). Dalam sistem perekonomian a. 16 % (enam belas persen)
pasar yang memberikan hak hidup untuk provinsi yang ber-
dengan layak kepada unsur swasta, sangkutan.
maka kebijakan ekonomi dapat dalam b. 32 % (tiga puluh dua persen)
dilakukan dalam bentuk pemberian untuk kabupaten/kota peng-
insentif, promosi dan bimbingan ter- hasil.
hadap swasta. c. 32 % (tiga puluh dua persen)
untuk Kabupaten/kota lain-
Royalti nya dalam provinsi yang ber-
Berdasarkan Undang-undang sangkutan.
Nomor 32 Tahun 2004 bahwa dalam
rangka pembiayaan pelaksanaan de- Penelitian Terdahulu
sentralisasi, kepada daerah dialoka- 1) Malanuang (2002) menyatakan
sikan dana perimbangan yang terdiri bahwa sejak mulai memasuki
dari bagian daerah dari penerimaan tahapan operasi dari sisi social
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan ekonomi PT NNT memun-
Bangunan (BPHTB), penerimaan culkan beberapa permasalahan.
Sumber Daya Alam (SDA), Dana Pertama, kurang memberikan
Alokasi Umum (DAU) dan Dana kontribusi terhadap upaya
Alokasi Khusus (DAK). peningkatan kesejahteraan
Bagi daerah yang mempu- masyarakat lingkar tambang.
nyai sumber daya alam yang banyak, Masyarakat justru kehilangan
maka secara logika potensi sumber berbagai aksesabilitasnya antara
keuangannya akan lebih besar dari lain akses terhadap sumber daya
daerah yang mempunyai sumber daya laut, sumber daya hutan, lahan
alam yang kecil. Berdasarkan produktif, menyempitnya daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun pengembalaan ternak, hilangnya
2005 Tentang Dana Perimbangan bah- fungsi sungai. Kedua, tidak
wa penerimaan pertambangan umum mempunyai keterkaitan yang
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 signifikan untuk menarik dan
huruf c terdiri atas (a) penerimaan mendorong sektor ekonomi di
iuran tetap (land rent) (b) penerimaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Ketiga, PT NNT menyebabkan

12
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

kebocoran wilayah yang sangat 2) Maya (2006), melakukan


besar karena tidak menggunakan penelitian dengan judul kon-
input domestik. Ketiga, tribusi sektor pariwisata ter-
munculnya berbagai perma- hadap pendapatan asli daerah
salahan sosial budaya dalam Kabupaten Pacitan tahun 1999-
masyarakat lingkar tambang. 2005. Tujuan penelitian ini
Keempat, program pengem- adalah untuk mengetahui sejauh
bangan masyarakat PT. NNT mana perkembangan pendapatan
belum diterima baik oleh sektor pariwisata di Kabupaten
masyarakat karena program ter- Pacitan, jika jumlah objek
sebut belum dilaksanakan secara pariwisata, jumlah pengunjung,
baik, terprogram dan secara te- akomodasi, promosi dan
pat, serta belum dapat dirasakan publikasi dan untuk mengetahui
secara merata oleh masyarakat kontribusi pendapatan sektor
secara keseluruhan. Kelima, pariwisata terhadap Pendapatan
terjadinya ketidakadilan dalam Asli Daerah (PAD) serta untuk
pengelolaan sumber daya mi- mengetahui usaha-usaha apa
neral oleh PT. NNT yang saja yang dapat dikembangkan
cenderung merugikan masya- disekitar objek wisata yang ada
rakat dan daerah penghasil. di Kabupaten Pacitan. Dalam
Keenam, secara ekonomi, kebi- penelitian ini peneliti meng-
jakan pengembangan PT NNT gunakan teknik analisa presen-
di blok Dodo dan Rinti tidak la- tase untuk mengetahui perkem-
yak. Usaha pertambangan terbu- bangan sektor pariwisata yang
ka (Open pit mining) di dalam dilihat dari tingkat kunjungan
hutan lindung yang dengan la- wisatawannya dari tahun ke
han pertanian masyarakat, de- tahun. Dan yang kedua meng-
ngan sungai dan laut akan gunakan teknik analisa kon-
cenderung berpotensi menye- tribusi di mana teknik ini
babkan terjadinya kerusakan digunakan untuk mengetahui se-
(degradasi) lingkungan dan berapa besar kontribusi sektor
penyusutan (deplesi) sumber da- pariwisata terhadap Pendapatan
ya alam karena pengambilan bi- Asli Daerah (PAD). Dan untuk
ji emas yang ada di bawah per- usaha-usaha yang dapat dikem-
mukaan tanah dilakukan dengan bangkan di sektor objek wisata
membabat hutan dan penggalian peneliti menggunakan deskriptif
tanah cukup dalam (900 m di kualitatif. Hasil penelitian
bawah permukaan laut) dan menggunakan analisa persentase
relatif luas dengan diameter dapat diketahui tingkat kun-
lubang galian 2 km) dan lim- jungan wisatawan yang ber-
bahnya pun langsung dibuang ke kunjung di Kabupaten Pacitan
sungai dan ke laut. Jika keadaan tiap tahun mengalami naik
ini dibiarkan berlangsung terus turun, ini dikarenakan banyak-
menerus dalam jangka waktu nya pasilitas objek wisata yang
yang lama (30 tahun), maka rusak, dan dengan analisa kon-
tidak mustahil kehidupan di tribusi dapat diketahui per-
wilayah tersebut dan sekitarnya kembangan sektor pariwisata
akan musnah menjadi daerah tak tiap tahunnya 22,1 persen. Ber-
bertuan atau ghost city dasarkan hasil penelitian di atas

13
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

peneliti dapat mengimplemen- nyusun rekomendasi mengenai


tasikan bahwa sebaiknya pe- upaya peningkatan kontribusi
merintah daerah dapat menarik dari pengembangan objek-objek
pihak swasta untuk menanam- wisata terhadap Pendapatan Asli
kan modalnya di sektor pari- Daerah (PAD) kota Yogyakarta.
wisata agar dapat meningkatkan
perkembangan sektor pariwisata
itu sendiri, dan juga pemerintah Kerangka Konseptual Penelitian
dapat segera melaksanakan pe-
rencanaan dan penataan ulang PT.NNT
kembali terhadap objek wisata
yang rusak dan tidak terawatt
dan memberikan kenyamanan
bagi setiap pengunjung. Aktivitas
3) Ratrisasi,dkk (2002), melakukan Penambangan
penelitian dengan judul kon-
tribusi objek wisata di kota Yog-
yakarta terhadap Pendapatan
Emas Perak Tembaga
Asli Daerah (PAD). Tujuan pe-
nelitian ini adalah meneliti
kontribusi objek wisata di Kota
Yogyakarta terhadap Pendapatan Royalti
Asli Daerah (PAD). Alat analisis Kab.Sumbaw
yang digunakan adalah pedoman a Barat
dari ESCAP (Economic and
Social Comission for Asia and Analisis
Pacific) mengenai panduan
analisis input-output pada sektor
pariwisata. Berdasarkan hasil te- Pendap
muan analisis yang telah di- atan
lakukan, diketahui bahwa kon- Daerah
tribusi pajak dan retribusi pari-
wisata di kota Yogyakarta masih Hipotesis
kecil yaitu rata-rata setiap tahun- Hipotesis adalah dugaan atau jawaban
nya sebesar 15,2 persen dengan sementara yang masih membutuhkan
porsi pajak terbesar berasal dari pengujian untuk membuktikan
pajak hotel dan restoran. Factor kebenarannya. Hipotesis berguna
penghambat yang ditemui dalam untuk mengarahkan penelitian menjadi
meningkatkan kontribusi sektor lebih fokus pada objek kajian sehingga
pariwisata terhadap PAD ini penelitian tidak menghasilkan
ialah masih adanya beberapa interpretasi yang luas. Adapun
objek wisata potensial yang hipotesis penelitian ini adalah diduga
belum memberikan kontribusi royalti PT NNT memiliki kontribusi
terhadap Pendapatan Asli yang besar terhadap pendapatan
Daerah (PAD) karena status daerah Kabupaten Sumbawa Barat
kepemilikannya bukan oleh tahun 2006-2012.
pemerintah daerah kota Yog-
yakarta. Temuan analisis ini se-
lanjutnya digunakan untuk me-

14
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

3. METODE PENELITIAN yang dihadapi dalam ruang lingkup


penelitian ini.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah
Penelitian ini menggunakan deiskriptif kuantitatif, yaitu penelitian
metode deskriptif yaitu suatu bentuk yang bertujuan untuk memberikan
penelitian yang ditujukan untuk gambaran faktual menggunakan ang-
mendeskripsikan fenomena-fenomena ka-angka. Dalam penelitian ini peneliti
yang ada, baik fenomena alamiah mencoba untuk menggali kontribusi
maupun fenomena buatan manusia. royalti PT NNT terhadap pendapatan
Fenomena itu bisa berupa bentuk, ak- daerah di Kabupaten Sumbawa Barat
tivitas, karakteristik, perubahan, hu- selama tahun 2006-2012.
bungan, kesamaan, dan perbedaan an-
tara fenomena yang satu dengan fe- Jenis Data
nomena lainnya (Sukmadinata, 2006). 1) Jenis data yang digunakan
Penelitian deskriptif meru- dalam penelitian ini adalah data
pakan penelitian yang berusaha men- kuantitatif yaitu data-data be-
deskripsikan dan menginterpretasikan rupa angka-angka data yang di-
sesuatu, misalnya kondisi atau hu- maksud adalah realisasi peneri-
bungan yang ada, pendapat yang ber- maan royalti PT NNT dan pen-
kembang, proses yang sedang ber- dapatan daerah Kabupaten Sum-
langsung, akibat atau efek yang ter- bawa Barat selama tahun 2006-
jadi, atau tentang kecendrungan yang 2012.
tengah berlangsung. Fenomena disaji- 2) Data kuantitatif adalah data yang
kan secara apa adanya, hasil pe- menjelaskan hasil penelitian
nelitiannya diuraikan secara jelas pada perhitungan-perhitungan
tanpa manipulasi oleh karena itu matematis yang kemudian mem-
penelitian ini tidak adanya suatu berikan gambaran/suatu feno-
hipotesis tetapi adalah pertanyaan mena kasus yang diajukan da-
penelitian. Analisis deskriptif dapat lam penelitian.
menggunakan analisis distribusi fre- Jenis data yang digunakan dalam
kuensi yaitu menyimpulkan ber- penelitian ini yaitu data kualitatif dan
dasarkan hasil rata-rata. Hasil pe- kuantitatif.
nelitian deskriptif sering digunakan, 1) Data Kualitatif
atau dilanjutkan dengan melakukan Data kualitatif yaitu data yang
penelitian analitik. Jenis penelitian berbentuk kata-kata, bukan da-
yang termasuk dalam kategori des- lam bentuk angka. Data kua-
kriptif adalah studi kasus dan pe- litatif diperoleh melalui berbagai
nelitian survey macam teknik pengumpulan da-
Penggunaan metode deskriptif ta misalnya wawancara, analisis
pada penelitian ini didasarkan pada dokumen, diskusi terfokus, atau
permasalahan yang dihadapi yaitu be- observasi yang telah dituangkan
rusaha memberikan suatu gambaran dalam catatan lapangan (tran-
mengenai kontribusi royalti PT NNT skrip). Bentuk lain data kuali-
terhadap pendapatan daerah Kabpaten tatif adalah gambar yang dipe-
Sumbawa Barat dengan cara me- roleh melalui pemotretan atau
ngumpulkan, mengolah dan me- rekaman video.
nganalisa data yang berkaitan dengan 2) Data Kuantitatif
masalah tersebut untuk kemudian me- Data kuantitatif adalah data da-
narik kesimpulan terhadap masalah lam bentuk angka-angka yang

15
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

pembahasannya, melalui peng- Untuk mengumpulkan data


hitungan statistik berdasarkan dari sampel penelitian, dilakukan
jawaban kuesioner dari res- dengan metode tertentu sesuai dengan
ponden. Hasil penghitungan dari tujuannya. Ada berbagai metode, an-
skor atau nilai tersebut kemu- tara lain; wawancara, observasi (pe-
dian dalam analisis statistik se- ngamatan), wawancara, kuesioner atau
derhana untuk melihat kontri- angket dan dokumenter. Metode yang
busi royalti PT NNT terhadap dipilih untuk setiap variabel ter-
pendapatan daerah Kabupaten gantung pada berbagai faktor teru-
Sumbawa Barat. tama jenis data dan ciri responden.
Untuk data historis misalnya tidak
Sumber Data bisa ditemukan dengan observasi
Sumber data yang digunakan dalam tetapi dimungkinkan dengan doku-
penelitian ini adalah : menter atau wawancara. Hal ini ter-
1) Data Primer, yaitu data yang gantung pada karakteristik data vari-
diperoleh atau dikumpulkan oleh abel, maka metode yang digunakan
peneliti secara langsung dari tidak selalu sama untuk setiap
sumber datanya. Data primer di- variabel.
sebut juga sebagai data asli atau
data baru yang memiliki sifat Klasifikasi Variabel Penelitian
terbaru. Untuk mendapatkan da- Variabel dalam penelitian
ta primer, peneliti harus me- adalah mandiri yaitu variabel yang
ngumpulkannya secara lang- berdiri sendiri. Variabel mandiri da-
sung. Teknik yang dapat digu- lam penelitian adalah kontribusi ro-
nakan peneliti untuk mengum- yalti PT. NNT terhadap pendapatan
pulkan data primer antara lain daerah Kabupaten Sumbawa Barat.
observasi, wawancara, diskusi Dalam menghindari terjadinya kesala-
terfokus dan penyebaran kue- han dalam pengumpulan data dan un-
sioner. tuk mempermudah penelitian ini agar
2) Data Sekunder, yaitu data yang data yang dihasilkan sesuai dengan va-
diperoleh atau dikumpulkan riabel, maka dapat diketahui iden-
peneliti dari berbagai sumber tifikasi dan klasifikasi variabel.
yang telah ada (peneliti sebagai
tangan kedua). Data sekunder Definisi Operasional Variabel
dapat diperoleh dari berbagai Adapun definisi operasional
sumber seperti Biro Pusat variabel dalam penelitian ini adalah
Statistik (BPS), buku, laporan, sebagai berikut :
jurnal, dan lain-lain. 1) Royalti PT. NNT adalah
realisasi penerimaan royalti PT.
Metode Pengumpulan Data NNT Kabupaten Sumbawa
Pengumpulan data dalam Barat selama tahun 2006-2012
penelitian dilakukan dengan metode (dalam satuan rupiah)
dokumentasi yaitu metode pengum- 2) Pendapatan daerah adalah
pulan data dengan cara menyalin atau realisasi penerimaan daerah
mencatat dokumen resmi dari Dinas yang berasal Pendapatan Asli
Pengelolaan Pendapatan Keungan dan Daerah (PAD), dana
Ases Daerah serta Badan Pusat perimbangan dan pendapatan
Statistik Kabupaten Sumbawa Barat. daerah ain yang sah di
Kabupaten Sumbawa Barat

16
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

tahun 2006-2012 (dalam satuan tinggi setiap tahun, maka akan


rupiah). semakin baik bagi pendapatan daerah
Kabupaten Sumbawa Barat karena
Tehnik Analisis Data akan mendorong peningkatan penda-
Tehnik pengumpulan data patan daerah dari sektor lainnya.
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kuantitatif. Analisis data
kuantitatif adalah pengolahan data 4. ANALISIS DATA DAN
dengan kaidah-kaidah matematik PEMBAHASAN
terhadap data angka atau numerik.
Angka dapat merupakan representasi Keadaan Geografis Lokasi
dari suatu kuantitas maupun angka Kabupaten Sumbawa Barat
sebagai hasil konversi dari suatu yang terbentuk berdasarkan UU
kualitas, yakni data kualitatif yang Nomor 30 Tahun 2003 tertanggal 20
dikuantifikasikan (Sugiyono, 2007). November 2003 merupakan kabupaten
Adapun tehnik analisa data pemekaran dari Kabupaten Sumbawa
yang digunakan dalam penelitian ini Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat
adalah analisis kontribusi statistik (NTB) dengan luas 1.849,02 km2
sederhana dalam bentuk persentase dengan 8 (delapan) kecamatan. Keca-
yang diberikan oleh royalti PT NNT matan Taliwang merupakan salah satu
terhadap pendapatan daerah kecamatan yang ada dan sekaligus
Kabupaten Sumbawa Barat setiap merupakan ibu kota dari Kabupaten
tahunnya. Analisis ini digunakan Sumbawa Barat sejak ditetapkan
untuk menggambarkan besarnya sebagai kabupaten pemekaran tahun
kontribusi variabel royalti terhadap 2003 yang memiliki luas wilayah
pendapatan daerah. Adapun prosedur sebesar 375,93 km2. Berikut peta
analisisnya adalah sebagai berikut : Kabupaten Sumbawa Barat sebagai
Untuk mengetahui kontribusi berikut :
royalti PT NNT terhadap pendapatan Kabupaten Sumbawa Barat
daerah Kabupaten Sumbawa Barat, merupakan hasil pemekaran dari
dalam penelitian ini dilakukan dengan Kabupaten Sumbawa Barat, propinsi
rumus (Syafruddin,2002) Nusa Tenggara Barat (NTB) ber-
dasarkan UU Nomor 30 Tahun 2003.
Secara administratif, Kabupaten
Sumbawa Barat ini memiliki luas
1.849,02 Km2, yang terdiri dari 8
kecamatan, yaitu (Kecamatan Sekong-
Keterangan : kang, Kecamatan Maluk, Kecamatan
P = Kontribusi royalti PT Newmont
Jereweh, Kecamatan Taliwang, Keca-
Nusa Tenggara (NNT)
QX = Realisasis penerimaan royalti matan Brang Rea, Kecamatan Seteluk,
PT Newmont Nusa Tenggara dan Kecamatan Poto Tano). Keunikan
(NNT) dari Kabupaten Sumbawa Barat
QY = Realisasi penerimaan daerah adalah bahwa Kabupaten ini kaya
Kabupaten Sumbawa Barat
sumber daya alam tetapi miskin
n = Tahun tertentu dari tahun 2006
sampai tahun 2012 infrastruktur. Miskinnya infrastruktur
jalan yang menghubungkan sentra-
Apabila kontribusi royalti PT sentra kegiatan industri meskipun Ka-
Newmont Nusa Tenggara (NNT) bupaten Sumbawa Barat memiliki
terhadap pendapatan daerah semakin sumber daya alam yang melimpah.

17
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Secara geografis Kabupa- 8 kecamatan dan 49 desa/kelurahan.


ten Sumbawa Barat terletak antara Masing-masing kecamatan mempu-
110,340 Bujur barat dan 1170.38" bujur nyai luas yang berbeda-berbeda.
timur serta diantara 30.19" lintang Daerah terluas dari 8
selatan. Kabupaten Sumbawa Barat kecamatan yang ada di Kabupaten
beriklim tropis mempunyai musim Sumbawa Barat adalah daerah Tali-
yang hampir sama dengan wilayah wang seluas 32.280 Ha dengan jumlah
Nusa Tenggara Barat pada umumnya, desa dan kelurahan sebanyak 13 desa
yaitu musim penghujan dan musim atau kelurahan. Sedangkan ukuran wi-
kemarau. Musim kemarau biasanya layah setelah Taliwang adalah Se-
terjadi pada bulan Mei sampai dengan kongkang padahal jika dilihat dari segi
Oktober sedangkan musim penghujan geografis paling jauh dari wilayah
terjadi pada bulan Nopember sampai kota Taliwang. Selanjutnya adalah
dengan bulan April. wilayah kecamatan Jereweh dengan
Keadaan ini berlangsung luas wilayah seluas 26.019 Ha yang
setiap tahun diselingi dengan musim diikuti oleh daerah kecamatan Seteluk
peralihan pada bulan-bulan tertentu. dengan jumlah desa atau kelurahan
Namun, dalam tahun-tahun ini seluas 7 desa, selanjutnya diikuti oleh
keadaan musim di Nusa Tenggara kecamatan Poto Tano dan kecamatan
Barat kadang tidak menentu. Pada Brang Ene merupakan kecamatan
bulan-bulan seharusnya turun hujan yang relatif kecil yang cukup dekat
dalam kenyataannya tidak turun hujan dengan pusat kota Taliwang dengan
sama sekali begitu juga sebaliknya. jumlah desa atau kelurahan sebanyak
Bila dilihat dari segi topo- 9 kecamatan yang berada didalam dua
grafinya, permukaan tanah di wilayah kecamatan tersebut.
Kabupaten Sumbawa Barat tidak rata
atau cenderung berbukit-bukit dengan Penduduk Kabupaten Sumbawa
ketinggian berkisar antara 0 hingga Barat
1.730 meter d iatas permukaan laut, di Jumlah penduduk
mana sebagian besar di antaranya me- Kabupaten Sumbawa Barat menga-
miliki kemiringan tanah yang curam lami peningkatan yang cukup signi-
seluas 146.711 Ha atau 79,35 persen fikan dari tahun ke tahun di mana pada
dari luas wilayah Kabupaten Sum- tahun 2006 berjumlah 117.275 Jiwa
bawa Barat berkisar antara 10 sampai meningkat 119.528 jiwa pada tahun
dengan 650 meter di atas permukaan 2012. jika dihitung laju pertumbuhan
laut. penduduk pada kurun waktu tersebut
Secara administratif Kabu- tercatat rata-rata 1,75 persen per
paten Sumbawa Barat mempunyai lu- tahun. Jumlah penduduk laki-laki
as daratan 184.902 yang didominasi masih mendominasi apabila diban-
oleh daerah yang sangat curam seluas dingkan dengan penduduk perempuan.
93.102 Ha dikarenakan banyak pegu- Jumlah penduduk terbesar masih
nungan kecil yang dibedah untuk didominasi oleh penduduk ibu kota
menjadi badan jalan setelah itu diikuti yang bertempat di kota Taliwang
oleh daerah yang curam sekitar 15- 40 dengan jumlah penduduk sebesar
% dari seluruh daerah di Kabupaten 44.906 jiwa sedangkan penduduk
Sumbawa Barat sedangkan sisanya yang lain yang mengikuti jumlah
adalah daerah yang bergelombang dan penduduk di ibu kota Taliwang adalah
sedikitnya lagi adalah daerah dataran. penduduk kecamatan Seteluk yang
Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari terletak sebelum memasuki ibu kota

18
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Taliwang, setelah itu diikuti oleh sahaan serta sektor pengangkutan dan
kecamatan Brang Ene, Maluk dan komunikasi.
Poto Tano dengan jumlah penduduk
berada pada kisaran 10 sampai 15 ribu Hasil Analisis dan Pembahasan
penduduk. Semua komponen jumlah Dalam mengaplikasikan
penduduk tersebut memberikan metode kontribusi atau untuk me-
kejelasan bahwa penduduk Kabupaten ngukur besarnya kontribusi suatu sek-
Sumbawa Barat cukup besar dengan tor pada tahun tertentu dalam hal ini
total penduduk sebanyak 119.528 mengetahui kontribusi royalti yang
jiwa. diberikan kepada Kabupaten Sum-
bawa Barat oleh PT Newmont Nusa
Struktur Ekonomi Kabupaten Tenggara (PT. NNT) terhadap pening-
Sumbawa Barat katan pendapatan daerah Kabupaten
Sebagai daerah baru Sumbawa Barat.
terbentuk, perkembangan ekonomi Secara matematis formula
daerah Kabupaten Sumbawa Barat untuk menghitung besarnya kontribusi
dapat dikatakan cukup baik. Hal ini royalti PT NNT terhadap pendapatan
pertumbuhan ekonomi pada masing- daerah Kabupaten Sumbawa Barat
masing lapangan usaha sektor primer dituliskan sebagai berikut :
seperti pertanian tumbuh rata-rata di
atas 3 persen per tahun. Pertumbuhan
sektor primer yang tinggi sangat
penting, mengingat sektor ini yang Keterangan :
paling banyak dimiliki oleh Pn = Kontribusi royalti PT Newmont
Nusa Tenggara (NNT)
masyarakat. QX = Realisasis penerimaan royalti PT
Struktur ekonomi Kabu- Newmont Nusa Tenggara (NNT)
paten Sumbawa Barat masih dido- QY = Realisasi penerimaan daerah
minasi oleh sektor perdagangan, resto- Kabupaten Sumbawa Barat
ran dan hotel. Sektor ini telah mem- n = Tahun tertentu dari tahun 2006
sampai tahun 2012
berikan kontribusi nilai tambah sangat
besar terhadap pembentukan Produk
Berdasarkan formula terse-
Domestik Regional Bruto (PDRB)
but di atas maka dapat dilakukan per-
Kabupaten Sumbawa Barat. Selain
hitungan kontribusi royalti PT NNT
sektor pertambangan yang menjadi ti-
terhadap pendapatan daerah Kabu-
ang perekonomian di Kabupaten Sum-
paten Sumbawa Barat tahun 2006
bawa Barat juga ada sektor-sektor lain
adalah sebagai berikut :
sebagai penggerak perekonomian mi-
salkan sektor perdagangan, restoran
dan hotel sektor industri pengolahan
juga diharapkan terus mengalami per-
tumbuhan yang meningkat sehingga
P 2006 = 21,70 %
akan memberikan kontribusi cukup
besar berkisar antara 12-13 persen.
Sektor lain yang juga akan mem- Berdasarkan perhitungan
berikan kontribusi yang cukup besar di atas terlihat bahwa untuk me-
terhadap struktur perekonomian Kabu- ngetahui besarnya kontribusi royalti
paten Sumbawa Barat adalah sektor PT NNT terhadap pendapatan daerah
keuangan, persewaan, dan jasa peru- Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun
2006 yaitu dengan memperbandingkan
besarnya nilai royalti yang diberikan

19
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

oleh PT NNT melalui Dana Bagi Hasil P 2008 = 12,64 %


(DBH) adalah sebesar Rp.
47.541.674.848,- dan ketika diban- Berdasarkan perhitung-
dingkan dengan pendapatan daerah an di atas terlihat bahwa untuk
Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun mengetahui besarnya kontribusi
2006 sebesar Rp 219.007.101.868 royalti PT. NNT terhadap pendapatan
maka besarnya kontribusi yang daerah Kabupaten Sumbawa Barat
diberikan oleh royalti PT NNT sebesar pada tahun 2008 yaitu dengan
21,70 persen. memperbandingkan besarnya nilai
Berdasarkan formula yang royalti yang diberikan oleh PT NNT
sama maka perhitungan kontribusi melalui Dana Bagi Hasil (DBH)
royalti PT. NNT terhadap pendapatan adalah sebesar Rp. 43.619.370.000,-
daerah Kabupaten Sumbawa Barat ta- dan ketika dibandingkan dengan
hun 2007 adalah sebagai berikut : pendapatan daerah Kabupaten
Sumbawa Barat pada tahun 2008
sebesar Rp.345.165.134.203,- maka
besarnya kontribusi yang diberikan
oleh royalti PT. NNT sebesar 12,64
P 2007 = 13,69 % persen.
Berdasarkan formula
Perhitungan di atas tersebut diatas juga maka dapat
menunjukkan bahwa untuk me- dilakukan perhitungan kontribusi
ngetahui besarnya kontribusi royalti royalti PT. NNT terhadap pendapatan
PT. NNT terhadap pendapatan daerah daerah Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun tahun 2009 adalah sebagai berikut :
2007 yaitu dengan memperbandingkan
besarnya nilai royalti yang diberikan
oleh PT. NNT melalui Dana Bagi
Hasil (DBH) adalah sebesar Rp
44.100.844.542,- dan ketika diban- P 2009 = 13,78 %
dingkan dengan pendapatan daerah
Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun Berdasarkan perhitungan
2007 sebesar Rp. 321.926.172.886,- diatas terlihat bahwa untuk
maka besarnya kontribusi yang mengetahui besarnya kontribusi
diberikan oleh royalti PT. NNT royalti PT NNT terhadap pendapatan
sebesar 13,69 persen. Angka ini daerah Kabupaten Sumbawa Barat
menurun disebabkan oleh kurang pada tahun 2009 yaitu dengan
transparannya alokasi dan memperbandingkan besarnya nilai
pemanfaatan royalti PT. NNT oleh royalti yang diberikan oleh PT NNT
pihak yang berkepentingan. melalui Dana Bagi Hasil (DBH)
Selanjutya dapat dilakukan adalah sebesar Rp. 47.576.426.813,-
perhitungan kontribusi royalti PT. dan ketika dibandingkan dengan
NNT terhadap pendapatan daerah pendapatan daerah Kabupaten Sum-
Kabupaten Sumbawa Barat tahun bawa Barat pada tahun 2009 sebesar
2008 adalah sebagai berikut : Rp.345.165.134.203,- maka besarnya
kontribusi yang diberikan oleh royalti
PT. NNT sebesar 13,78 persen.
Perhitungan kontribusi ro-
yalti PT. NNT terhadap pendapatan

20
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

daerah Kabupaten Sumbawa Barat ta- kontribusi yang diberikan oleh royalti
hun 2010 adalah sebagai berikut : PT. NNT sebesar 11,56 persen.
Tahun terakhir berdasarkan
formula di atas maka dapat dilakukan
perhitungan kontribusi royalti PT.
NNT terhadap pendapatan daerah Ka-
P 2010 = 21,25 % bupaten Sumbawa Barat tahun 2012
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan
di atas terlihat bahwa untuk me-
ngetahui besarnya kontribusi royalti
PT NNT terhadap pendapatan daerah
Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun P 2012 = 08,16 %
2010 yaitu dengan membandingkan
besarnya nilai royalti yang diberikan Berdasarkan perhitungan
oleh PT. NNT melalui Dana Bagi di atas terlihat bahwa untuk me-
Hasil (DBH) adalah sebesar Rp. ngetahui besarnya kontribusi royalti
91.208.939.206,- dibandingkan de- PT NNT terhadap pendapatan daerah
ngan pendapatan daerah Kabupaten Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun
Sumbawa Barat pada tahun 2010 2012 yaitu dengan memperbandingkan
sebesar Rp. 429.136.768,603 maka besarnya nilai royalti yang diberikan
besarnya kontribusi yang diberikan oleh PT NNT melalui Dana Bagi Hasil
oleh royalti PT. NNT sebesar 21,25 (DBH) adalah sebesar Rp.
persen. 42.275.234.607,- dan ketika diban-
Selanjutnya perhitungan dingkan dengan pendapatan daerah
kontribusi royalti PT. NNT terhadap Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun
pendapatan daerah Kabupaten 2012 sebesar Rp. 571.620.300.968,-
Sumbawa Barat tahun 2011 adalah maka besarnya kontribusi yang
sebagai berikut : diberikan oleh royalti PT. NNT
sebesar 08,16 persen.
Berdasarkan uraian di atas
maka kondisi kontribusi royalti PT.
NNT terhadap pendapatan daerah
P 2011 = 11,56 %
Kabupaten Sumbawa Barat
sebagaimana diuraikan dalam tabel
Berdasarkan perhitu- 4.1. berikut :
Tabel 4.1.
ngan di atas terlihat bahwa untuk Besarnya Kontribusi Royalti PT NNT
mengetahui besarnya kontribusi Terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten
royalti PT NNT terhadap pendapatan Sumbawa Barat
daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2006-2012
pada tahun 2011 yaitu dengan Kontribusi
No Tahun
Royalti PT NNT
membandingkan besarnya nilai royalti 1 2006 21,70 %
yang diberikan oleh PT. NNT melalui 2 2007 13,69 %
Dana Bagi Hasil (DBH) adalah 3 2008 12,64 %
sebesar Rp. 61.081.866.371,- dan 4 2009 13,78 %
ketika dibandingkan dengan penda- 5 2010 21,25 %
patan daerah Kabupaten Sumbawa 6 2011 11,56 %
Barat pada tahun 2011 sebesar 7 2012 08,16 %
Sumber : Data DPPKA Kabupaten
Rp528.223.013.357,- maka besarnya Sumbawa Barat, diolah (2012)

21
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

turun yang ditunjukkan oleh nilai kon-


Berdasarkan besarnya kon- tribusi pada tahun 2006 sebesar 21,70
tribusi yang ditunjukkan oleh tabel persen, tahun 2007 sebesar 13,69
6.1. di atas terlihat bahwa tahun 2006 persen, pada tahun 2008 menurun 1,05
kontribusi royalti PT. NNT terhadap persen dari tahun 2008 sebesar 12,64
pendapatan daerah Kabupaten Sum- persen. Kemudian pada tahun 2009
bawa Barat tahun 2006 sebesar 21,70 kontribusi royalti PT. NNT naik 13,78
persen akan tetapi terjadi penurunan persen dan pada tahun 2010, tahun
kontribusinya tahun 2007 sebesar 2011 dan tahun 2012 kontribusi
13,69 persen dan demikian halnya sebesar 11,56 persen dan 08,16
juga pada tahun 2008 menurun 1,05 persen. Penurunan dan kenaikan ini
persen dari tahun 2008 sebesar 12,64 lebih disebabkan oleh kurang trans-
persen. Kemudian pada tahun 2009 parannya alokasi dan pemanfaatan
kontribusi royalti PT. NNT naik 13,78 royalti PT. NNT oleh pihak yang
persen dan pada tahun 2010 naik pesat berkepentingan.
mendekati tahun 2006 sebesar 21,25
persen kontribusi pada tahun ini Saran
memberikan nilai kontribusi pada Berdasarkan kesimpulan di
urutan kedua setelah tahun 2006 dan atas maka beberapa saran yang dapat
tahun 2011 dan tahun 2012 kon- dituliskan adalah sebagai berikut :
tribusinya justru turun drastis dengan Pemerintah Kabupaten
kontribusi hanya 11,56 persen dan Sumbawa Barat pada masa yang akan
08,16 persen. datang diharapkan dapat lebih mem-
perhatikan besarnya kontribusi yang
5. KESIMPULAN, IMPLIKASI, diberikan oleh PT NNT yaitu pada ta-
SARAN, DAN BATASAN hun 2010 agar dapat meningkatkan ke-
sejahteraan masyarakat Kabupaten
Kesimpulan Sumbawa Barat.
Berdasarkan hasil analisa Pemerintah Kabupaten
yang telah dilakukan pada pemba- Sumbawa Barat hendaknya memantau
hasan sebelumnya, maka kesimpulan dengan seksama tujuan pemberian ro-
yang dapat diambil adalah sebagai be- yalti PT NNT bagi masyarakat teru-
rikut : tama dalam peningkatan kemampuan
Berdasarkan hasil analisis bekerja dan lapangan usaha menuju
kontribusi royalti PT NNT terhadap masyarakat yang produktif dengan
pendapatan daerah Kabupaten Sum- kesejahteraan yang semakin membaik.
bawa Barat Tahun 2006-2012 maka
kontribusi terbesar terjadi pada tahun DAFTAR PUSTAKA
2006 sebesar 21,70 persen, hal ini
disebabkan karena pembagian Dana Hartono, Budi. (1999). Kontribusi
Bagi Hasil (DBH) dari iuran tetap IHH dan IHPH terhadap Pendapatan
eksplorasi dan eksploitasi hasil Daerah propinsi Kaltim. Jurnal
tambang Kabupaten Sumbawa Barat Research Gate. Publikasi/5092856
mendapatkan kontribusi pertama sete-
lah memekarkan diri dari Kabupaten Isir, Kristian. (2003). Kontribusi PAD
Sumbawa. terhadap APBD di Kabupaten
Kontribusi royalti PT. NNT Merauke tahun 1994/1995 Jurnal
terhadap pendapatan daerah Kabu- Research Gate. Publikasi/5092879675
paten Sumbawa Barat bersifat naik

22
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Koswara,E. (2000). Menyongsong Spillane, J James. (1994) Pariwisata


Pelaksanaan Otonomi Daerah Indonesia Siasat Ekonomi dan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor Rekayasa Kabudayaan. Yogyakarta:
22 Tahun 1999, Analisis CSIS Tahun Kanisius
XXIX/2000 Nomor 1
Syafruddin. (2002). Peranan Potensi
Kuncoro, Mudrajat. (1997). Retribusi Pasar Sebagai Sumber
Desentralisasi Fiskal di Indonesia. Pendapatan Asli Daerah di
Prisma No.4 :3-17. Jakarta Kabupaten Sleman. Yogyakarta: FE
UII
Lukman Malanuang. (2002). Analisis
Dampak Ekonomi dan Sosial Undang-Undang Nomor 17 Tahun
Tambang Emas dan Tembaga bagi 2003 Tentang Keuangan Negara.
Masyarakat Komunal dan
Pembangunan Wilayah Propinsi Nusa Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Tenggara Barat (Studi Kasus Proyek 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Batu Hijau PT Newmont Nusa
Tenggara di Kabupaten Sumbawa Undang-Undang Nomor 33 Tahun
Barat (Tesis). Bogor. Program 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor Antara Pemerintah Pusat dan
(IPB). Pemerintah Daerah.

Mahi, Raksasa. (2000). Prospek


Desentralisasi di Indonesia ditinjau
dari segi Pemerataan antar daerah dan
peningkatan efisiensi, Analisis CSIS
Tahun XXIV/2000 No.1,54-56.

Octora W,Maya. (2006). Kontribusi


Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Pacitan tahun 1999-2005. Jurnal
Research. Gate, Publikasi.

Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 13 tahun 2006 tentang
pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan

Ratrisari, Dinardi dan Wahyono, Hadi.


(2002). Melakukan penelitian dengan
judul Kontribusi Objek Wisata di Kota
Yogyakarta Terhadap Pendapatan
Asli Daerah.

23

Anda mungkin juga menyukai