Abstrak
The purpose of this study was to investigate the contribution of royalty PT NNT to
the regional income West Sumbawa. In this study, secondary data on the realization
of royalty PT NNT and regional income data for the year 2006-2012. The data
comes from the offices of the financial revenues of West Sumbawa. This study uses a
quantitative approach simple statistics. The results of this study indicate that the
variable royalty contribute positively to regional income West Sumbawa regency in
2006-2012. This is indicated by the value of the contributions made by the variable
royalty PT NNT to the regional income Sumbawa district from 2006 amounted to
21.70%, in 2007 13.69 decreased in 2008 decreased 1.05 percent from the year 2008
amounted to 12.64 percent , Then in 2009 the contribution of royalty PT NNT rose
13.78 percent and in 2010, 2011 and 2012 contributions amounting to 11.56 percent
and 08.16 percent. The conclusion from this study is that the variable royalty PT
Newmont Nusa Tenggara has contributed greatly to the increase of regional income
West Sumbawa regency during 2006-2012.
1
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
pengeluaran yang telah direalisir pada bangunan tambang, pabrik dan prasa-
suatu periode/tahun tertentu rananya selesai pada tahun 1999 dan
(Hartono,1999). mulai beroperasi secara penuh pada
Perencanaan pembangunan bulan Maret tahun 2000 sampai se-
daerah merupakan perencanaan yang karang.
integratif dan komprehensif, artinya Sejalan dengan era globalisasi
bahwa penentuan dan pemilihan daerah dituntut untuk lebih siap lagi
prioritas didasarkan kebutuhan masya- dalam mempersiapkan sarana dan
rakat yang dalam implementasinya prasarana terutama infrastruktur yang
perencanaan pembangunan daerah ha- memadai, semua kepentingan ini ten-
rus mengaitkan ke seluruh sektor tunya akan membutuhkan dana yang
sosial dan ekonomi serta mengacu pa- semakin besar pula. Oleh karena itu,
da kebijakan nasional. Jadi peren- upaya untuk meningkatkan sumber-
canaan pembangunan pada dasarnya sumber penerimaan daerah harus se-
berkaitan dengan proses pengambilan lalu mendapatkan perhatian yang lebih
keputusan tentang bagaimana cara ter- serius. Beberapa pemikiran tersebut
baik untuk mendapatkan sumber daya memberikan motivasi untuk mela-
optimal dalam rangka mencapai tujuan kukan penelitian dan menganalisis
dan sasaran pembangunan, menjadi tentang kontribusi Royalti PT New-
program-program pembangunan dae- mont Nusa Tenggara terhadap penda-
rah yang kemudian disusun berda- patan daerah.
sarkan skala prioritas yang telah
ditetapkan dengan mengacu pada Rumusan Masalah
sasaran dalam Propeda(Hartono,1999) Berdasarkan uraian latar
PT Newmont Nusa Tenggarra belakang di atas maka dapat dipa-
(PT.NNT) merupakan perusahaan parkan rumusan yang menjadi inti per-
patungan yang sahamnya dimiliki oleh masalahan yang diteliti adalah sebagai
Nusa Tenggara Partnership (Newmont berikut bagaimana besarnya Kontri-
dan Sumitomo), PT Pukuafu Indah busi Royalti PT Newmont Nusa Teng-
(Indonesia) dan PT Multi Daerah gara terhadap Pendapatan Daerah Ka-
Bersaing. Newmont dan Sumitomo bupaten Sumbawa Barat Tahun 2006-
bertindak sebagai operator. PT NNT 2012?
menandatangani kontrak karya pada
tahun 1986 dengan pemerintah Asumsi Penelitian
Republik Indonesia untuk melakukan Asumsi adalah anggapan
eksplorasi dan eksploitasi di dalam dasar yang berfungsi untuk
wilayah kontrak karya di Propinsi mempertegas objek atau subjek kajian
Nusa Tenggara Barat. PT NNT dalam penelitian. Penggunaan asumsi
menemukan cebakan tembaga porfiri dalam penelitian umumnya dimak-
pada tahun 1990, yang kemudian sudkan agar pembatasan masalah da-
diberi nama Batu Hijau. Setelah lam penelitian menjadi lebih jelas.
penemuan tersebut, dilakukanlah Adapun asumsi-asumsi yang digu-
pengkajian teknis dan lingkungan nakan dalam penelitian ini adalah vari-
selama enam tahun. Kajian tersebut abel lain dalam hal ini DAU, DAK,
disetujui pemerintah Indonesia pada DBH serta PAD di Kabupaten Sumba-
tahun 1996 dan menjadi dasar wa Barat dianggap tetap atau cateris
dimulainya pembangunan proyek paribus.
tambang Batu Hijau dengan total
investasi US$1,8 Miliar. Proyek pem-
2
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
3
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
4
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
mukan pada pajak daerah kuan yang merata dan bersifat umum
(Davey,1988). disesuaikan dengan kemampuan ma-
Pajak (termasuk pajak sing-masing, serta adil dalam hal
daerah) pada dasarnya mempunyai memberikan kesempatan kepada wajib
fungsi yang diperkenalkan sebagai pajak untuk mengajukan keberatan,
fungsi anggaran (budgetair) dan fung- penundaan pembayaran, dan banding;
si mengatur (regulation). Fungsi bud- (b) Yuridis, berarti memberikan jami-
getair pajak mengemuka ketika pajak nan hukum baik bagi daerah maupun
menjadi sumber pendanaan bagi warganya; (c) Ekonomis, pemungutan
Pemerintah untuk membiayai penge- pajak tidak boleh mengganggu kelan-
luarannya baik pengeluaran rutin mau- caran kegiatan produksi sehingga ti-
pun pembangunan. Sementara, fungsi dak menimbulkan kelesuan ekonomi;
mengatur akan menonjol ketika Peme- (d) Finansial, biaya pemungutan pajak
rintah menggunakan pajak untuk harus lebih rendah dari hasil pemu-
melaksanakan atau mengatur kebija- ngutannya, dan (e) Sederhana, sistem
kan di bidang sosial ekonomi untuk pemungutan pajak harus memudahkan
mencapai tujuan tertentu, misalnya dan mendorong masyarakat memenuhi
ketika pajak yang tinggi dikenakan kewajiban perpajakannya (Mardiasmo,
terhadap barang-barang mewah untuk 2004).
mengurangi pola hidup konsumtif,
atau pengenaan pajak ekspor nol per- PAD Dalam Pendanaan Pembangu-
sen untuk mendorong ekspor produk nan Daerah
lokal ke pasar global Apabila Pemerintah daerah
(Mardiasmo,2004). melaksanakan fungsinya secara efek-
Untuk menilai kelayakan tif, dan diberikan kebebasan dalam pe-
pajak daerah, lima alat tolok ukur, ngambilan keputusan penyediaan pela-
yang terdiri dari yield, equity, eco- yanan di sektor publik, maka mereka
nomic eficiency, ability to implement, harus didukung sumber-sumber keu-
dan suitability to local revenue source. angan yang memadai baik yang
Hasil (yield) terkait dengan memadai berasal dari Pendapatan Asli Daerah
atau tidaknya suatu pajak dihubung- (PAD) termasuk surcharge of taxes,
kan dengan layanan publik yang Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak,
dibiayainya, stabilitas dan mudah ti- Pinjaman, maupun Subsidi/Bantuan
daknya memperkirakan besar hasil ter- dari Pemerintah Pusat. Pelaksanaan
sebut, elastisitas hasil pajak antara lain desentralisasi fiskal tersebut akan
terhadap inflasi dan pertumbuhan pen- berjalan dengan baik apabila terdapat
duduk, serta perbandingan hasil pajak pengawasan dan enforcement yang di-
dengan biaya pemungutannya. Kea- lakukan oleh Pemerintah Pusat yang
dilan (equity) merujuk kepada dasar kapabel, dan terdapat keseimbangan
pajak dan kewajiban membayar yang antara akuntabilitas dan kewenangan
harus berorientasi pada asas keadilan dalam melakukan pungutan pajak dan
dan ketidaksewenang - wenangan retribusi daerah. Di Indonesia, daerah
(Devas, et all, 1989). memperoleh kewenangan untuk me-
Agar pemungutan pajak manfaatkan sumber keuangan sendiri
tidak menimbulkan hambatan atau dan didukung dengan perimbangan
perlawanan, maka pemungutan pajak keuangan antara pusat dan daerah,
menurut Wagner yang dikutip kebijaksanaan perimbangan keuangan
(Soetrisno,1982) harus memenuhi sya- antara pusat dan daerah dilakukan de-
rat (a) Keadilan, adil dalam hal perla- ngan mengikuti pembagian kewe-
5
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
6
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
hipotek dan pinjaman internal yang bi- nya. Salah satu sumber keuangan dae-
asanya berasal dari cadangan peneri- rah adalah berasal dari Pendapatan
maan negara. Aspek lain yang berka- Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli
itan dengan pinjaman daerah adalah Daerah (PAD) yang potensinya berada
kemampuan daerah mengembalikan di daerah dan dikelola oleh pemerintah
pinjaman, manfaat proyek yang daerah yang bersangkutan. PAD ini
dibiayai oleh pinjaman, dan hal-hal merupakan salah satu sumber penda-
yang berkaitan dengan teknis proyek patan yang cukup diandalkan oleh pe-
(Davey,1988). merintah daerah Kabupaten/kota, ka-
Di Indonesia, menurut rena dana ini murni didapatkan sendiri
penelitian Bappenas (2005) berjudul dan dapat digunakan sepenuhnya
Peta Kemampuan Keuangan Provinsi untuk dimanfaatkan sesuai prioritas
Dalam Era Otonomi Daerah, ditemu- daerah dalam menjalankan penyeleng-
kan bahwa meskipun belum optimal, garaan pemerintahan dan pembangu-
ternyata terdapat dinamika dan upaya nan daerah (Soeratno,2002).
daerah untuk meningkatkan kemam- Selanjutnya Pendapatan Asli
puan pendanaan pembangunannya me- Daerah (PAD) pada dasarnya penda-
lalui peningkatan kemampuan keu- patan yang berasal dari sumber-sum-
angan dan mendorong potensi ekono- ber keuangan daerah, seperti pajak da-
mi lokal berdasarkan potensi yang di- erah, retribusi daerah, bagian laba
milikinya. Beberapa upaya tersebut BUMD, penerimaan dinas-dinas dan
justru menimbulkan ekses berupa ke- penerimaan lain. Pendapatan Asli
bijakan demi peningkatan kemampuan Daerah sebagai sumber penerimaan
sumber keuangan lokal yang bersifat murni daerah yang selalu diupayakan
kontra produktif terhadap peningkatan agar terus meningkat. Dalam perspek-
investasi. Pengalaman daerah dalam tif otonomi daerah, Pendapatan Asli
meningkatkan sumber keuangan lokal Daerah (PAD) menjadi sumber keu-
atau PAD di antaranya adalah (i) angan yang paling utama selain jenis-
intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, jenis penerimaan daerah lainnya. Be-
(b) negosiasi ulang kerjasama dengan sar kecilnya Pendapatan Asli Daerah
pihak ketiga, (c) mengakomodasikan (PAD) akan sangat menentukan ke-
penerimaan dinas eks kantor wilayah, mampuan daerah untuk membiayai se-
dan (4) mengoptimalisasikan sum- gala urusan rumah tangganya serta
bangan pihak ketiga. Sementara kegiatan-kegiatan pengembangan ya-
teladan yang terkait dengan pening- ng direncanakan setiap tahun.
katan investasi antara lain (a) duku- Pendapatan Asli Daerah se-
ngan infrastruktur dasar dan penun- bagai salah satu sumber penerimaan
jang, politik, dan hankam, (b) revi- yang harus selalu dan terus menerus
talisasi institusi di bidang investasi, (c) dipacu pertumbuhannya. Jumlah dan
kerjasama regional, (d) kemudahan in- kenaikan kontribusi Pendapatan Asli
formasi, dan (e) pemberian fasilitas in- Daerah (PAD) pemerintah kabupa-
sentif. ten/kota akan dapat berperan dalam
Dalam konsep otonomi rencana peningkatan kemandirian pe-
daerah dijelaskan bahwa suatu daerah merintah daerah untuk tidak selalu ter-
disebut sebagai daerah otonom, jika gantung pada pemerintah pusat dan
daerah tersebut memiliki sumber-sum- pemerintah provinsi. Seperti yang di-
ber keuangan. Hal tersebut diperlukan tegaskan bahwa penerimaan daerah
agar daerah dapat mengurus rumah yang terpenting banyak tergantung pa-
tangganya sendiri dengan sebaik-baik- da tingkat pendapatan dan pereko-
7
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
nomian setempat yang langsung dipe- tingan atau karena jasa yang dibe-
ngaruhi oleh tingkat perkembangan bankan oleh daerah dapat menjadi po-
ekonomi nasional. Usaha peningkatan tensi penerimaan daerah yang cukup
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang potensial (Soetrisno,1984).
tanpa memperhatikan efeknya terha- Sumber-sumber Pendapatan
dap kegiatan ekonomi dan potensi Asli Daerah (PAD), tidak dapat di-
yang ada, akan menimbulkan gan- pisahkan dari pendapatan daerah seca-
gguan kelancaran ekonomi dan perda- ra keseluruhan. Menurut Undang-Un-
gangan, bahkan mungkin menghambat dang Nomor 32 tahun 2004 tentang
perkembangan sektor-sektor ekonomi pemerintahan daerah dan Undang-
tertentu (Kristiadi,1988). Undang Nomor 33 Tahun 2004
Kemampuan daerah dalam tentang perimbangan keuangan antara
memobilisasi Pendapatan Asli Daerah pusat dan daerah, maka sumber penda-
(PAD) dapat diukur melalui : (1) pera- patan daerah terdiri atas Pendapatan
nan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Asli Daerah, terdiri dari hasil pajak
dalam membiayai pengeluaran rutin daerah, hasil retribusi daerah, hasil
dan atau (2) perbandingan antara Perusahaan Milik Daerah (BUMD),
Pendapatan Asli Daerah (PAD) de- lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
ngan Produk Domestik Regional sah, dana Perimbangan, pinjaman da-
Bruto (PDRB) non migas masing-ma- erah, lain-lain pendapatan daerah yang
sing daerah. Besarnya perubahan Pen- sah (Soetrisno,1984).
dapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Penerimaan daerah merupa-
pengeluaran rutin daerah (dalam kan sumber pembiayaan pembangunan
persen) sering disebut Indeks Kemam- daerah merupakan sumber pembiaya-
puan Rutin (Djojosubroto,1992) an pembangunan daerah dan pe-
Pasal 4 Undang-undang nyelenggara pemerintah daerah. Sum-
Nomor 33 tahun 2004 menyatakan ber pembiayaan pemerintah tersebut
bahwa sumber Pendapatan Asli terdiri dari tiga komponen besar yaitu
Daerah (PAD) terdiri dari beberapa Pendapatan Asli Daerah, yang me-
sumber antara lain dari hasil pajak liputi hasil pajak daerah, hasil retri-
daerah melalui pembayaran perora- busi daerah, hasil Perusahaan daerah
ngan kepada pemerintah yang sifatnya (BUMD), lain-lain hasil usaha daerah
paksaan ataupun iuran masyarakat yang sah, pendapatan yang berasal
berdasarkan Undang-Undang yang dari pusat, meliputi sumbangan dari
berlaku, guna membiayai pengeluaran pemerintah, sumbangan lain yang di-
pemerintah, yang prestasi kembalinya atur dengan peraturan perundang-
tidak dapat ditunjuk secara langsung undangan dan lain-lain pendapatan
tetapi pelaksanaannya dapat dipak- daerah yang sah. Sumber-sumber
sakan bisa juga peraturan pajak yang pembiayaan penyelenggaraan pem-
ditetapkan oleh daerah untuk mem- erintahan daerah bersumber dari
biayai rumah tangganya sebagai hu- Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
kum publik dan lapangan pajak adalah Perimbangan, Pinjaman daerah dan
lapangan pajak yang belum digunakan sumber-sumber penerimaan lainnya
dan diusahakan oleh negara. Selain Macam-macam sumber pembiayaan
pajak retribusi daerah yang mana pembangunan pemerintahan daerah
pungutan daerah yang dilakukan atas yang diperoleh dari penerimaan dae-
pembayaran pemakaian atau karena rah bisa juga dari sisa lebih perhi-
memperoleh jasa pekerjaan, usaha tungan anggaran tahun lalu, penda-
atau milik daerah bagi yang berkepen- patan Asli Daerah (PAD) yang terdiri
8
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
dari pos pajak daerah, pos retribusi rah yang merupakan imbalan dari
daerah, pos laba Badan Usaha Milik pelayanan yang diberikan. Sebagian
Daerah (BUMD), pos penerimaan dari imbalan tersebut digolongkan dalam
dinas-dinas, pos penerimaan lain-lain retribusi dan ada pula dicatat dalam
seperti bagian hasil pajak dan bukan penerimaan dinas-dinas daerah, kebi-
pajak, bagian dari sumbangan dan jakan memungut bayaran untuk ba-
bantuan, penerimaan pembangunan rang dan layanan yang disediakan pe-
yakni dari pinjaman pemerintah dan merintah berpangkal dari efisiensi e-
pinjaman untuk Badan Usaha Milik konomi (Devas,1989).
Daerah (BUMD) (Soeratno,2002). UU No.32 tahun 2004 dan
Selanjutnya, kedua UU No.33 tahun 2004 memberikan
pandangan di atas sama dengan implikasi yang sangat mendasar yang
pandangan menurut pasal 79 dari mengarah pada perlu dilakukannya
Undang-undang Nomor 32 Tahun reformasi sektor publik dan dipakai-
2004 dan pasal 3 dari Undang-undang nya paradigma baru dalam penge-
Nomor 33 Tahun 2004, dimana lolaan keuangan daerah. Refor-masi
disebutkan bahwa penerimaan daerah sektor publik tersebut harus dii-kuti
terdiri dari penerimaan asli daerah, dengan reformasi kelembagaan men-
yang umumnya berasal dari pajak dan yangkut pembenahan seluruh alat-alat
retribusi daerah, dana perimbangan, negara di daerah hendaknya tidak lagi
yang berasal dari Dana Alokasi Umum dijadikan sebagai alat pemerintah pu-
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) sat semata-mata, namun lebih diorien-
dan Dana Bagi Hasil (DBH) termasuk tasikan pada pelaksanaan lembaga
sumber daya alam, pinjaman daerah tersebut secara ekonomis, efisien dan
dan lain-lain penerimaan yang sah efektif, transparan, memiliki akunta-
(Yani,2002) bilitas dan kepekaan yang tinggi
Gambaran mengenai keu- terhadap aspirasi masyarakat di dae-
angan daerah khususnya penerimaan rah. Kunci reformasi kelembagaan
daerah tercermin dalam Anggaran adalah sebagai stakeholder, pemerin-
Pendapatan dan Belanja Daerah tah daerah sebagai eksekutif dan
(APBD) di setiap tahun anggaran, DPRD sebagai Shareholder dengan
tidak terkecuali pada daerah memberikan tanggung jawab, wewe-
Kabupaten/kota. Sumber-sumber pe- nang dan kesempatan yang lebih luas
nerimaan daerah Kabupaten/kota untuk menentukan kebijakan daerah-
dalam Anggaran Pendapatan dan nya sendiri.
Belanja Daerah (APBD) dirinci men- Sehubungan dengan berbagai
jadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kegiatan pemerintah daerah yang di-
yang diperoleh dari pajak daerah, biayai melalui kemampuan keua-ngan
retribusi daerah, bagian laba BUMD daerah, maka posisi keuangan daerah
dan lain-lain pendapatan yang sah, memegang peran yang sangat penting
bagian hasil pajak dan bukan pajak dalam mendukung penyelenggaraan
dari pemerintah pusat dan provinsi, pemerintah di daerah. Keuangan dae-
sumbangan dari pemerintah pusat dan rah dapat dijadikan sebagai cerminan
provinsi, penerimaan pembangunan tujuan jangka panjang, jangka mene-
(pinjaman daerah), sisa anggaran ta- ngah dan jangka pendek dari setiap or-
hun sebelumnya. Pemerintah daerah ganisasi yang akan melaksanakan pro-
memiliki berbagai sumber Pendapatan gram yang diusulkan berkaitan dengan
Asli Daerah sebagai sumber peneri- kebutuhan anggaran atau pembelan-
maan. Salah satunya berupa pajak dae- jaan pada sisi manajemen keuangan
9
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
daerah secara garis besar dapat dibagi daerah tidak akan terlepas dari pemba-
menjadi dua bagian, yaitu manajemen ngunan nasional.
penerimaan daerah dan manajemen Upaya untuk memacu per-
pengeluaran daerah. Evaluasi terhadap tumbuhan ekonomi di daerah telah di-
pengelolaan keuangan daerah dan laksanakan dalam bentuk pemberian
pembiayaan pembangunan daerah subsidi dan bantuan serta insentif pa-
mempunyai implikasi yang sangat lu- jak bagi daerah-daerah terbelakang.
as. Kedua komponen tersebut akan sa- Sebagaimana kebijakan dan upaya
ngat menentukan kedudukan suatu pe- yang dilakukan oleh pemerintah pusat
merintah daerah dalam rangka me- dalam kegiatan pembangunan ekono-
laksanakan otonomi daerah mi baik upaya yang sudah dicapai
(Mardiasmo, 2002). maupun yang masih dalam proses,
Pemerintah daerah maka peran yang dilakukan peme-
berdasarkan Undang-undang Nomor 32 rintah Kabupaten Badung dalam
Tahun 2004 berhak untuk mempunyai perekonomian adalah memberikan sti-
organisasi sendiri, mengangkat pega- mulan dan lebih mendorong tumbuh-
wai dan menggali sumber-sumber pen- nya perekonomian rakyat.
dapatan sendiri. Pemberian kewe- Pengeluaran pemerintah
nangan kepada pemerintah daerah bu- mencerminkan kebijakan pemerintah.
kan hanya proses administrasi, tetapi Apabila pemerintah telah menetapkan
juga proses pembangunan yang dilak- suatu kebijakan untuk membeli barang
sanakan di daerah. Secara ringkas pem- dan jasa, pengeluaran pemerintah
berian wewenang kepada pemerintah mencerminkan biaya yang harus
daerah perlu memperhatikan unsur-un- dikeluarkan oleh pemerintah untuk
sur penting berikut ini : (1) kemam- melaksanakan kebijakan tersebut.
puan kelembagaan, (2) Ketersediaan Dalam model pembangunan
sumber daya manusia yang memadai, tentang perkembangan pengeluaran
khususnya aparatur pemerintah daerah pemerintah yang dikembangkan oleh
dan (3) potensi ekonomi daerah untuk Rostow dan Musgrave dalam Mang-
menggali sumber pendapatannya koesoebroto (1999) bahwa pada tahap
(Sumodiningrat, 1997). awal perkembangan ekonomi, persen-
tase investasi pemerintah terhadap
Peranan pemerintah (sektor publik) total investasi sangat besar. Hal ini
dalam perekonomian daerah disebabkan oleh karena pada tahap ini
Pembangunan ekonomi pemerintah harus menyediakan pra-
daerah adalah suatu proses dimana sarana. Peranan pemerintah tetap besar
pemerintah daerah dan kelompok- pada tahap menengah oleh karena pe-
kelompok masyarakat mengelola sum- ranan swasta yang semakin besar ini
ber daya yang ada dan membentuk banyak menimbulkan kegagalan pasar.
suatu pola kemitraan antara peme-
rintah daerah dengan swasta untuk Teori Pertumbuhan Ekonomi.
menciptakan suatau lapangan lapan- Pengertian pertumbuhan
gan kerja baru dan mendorong per- ekonomi sudah banyak dirumuskan
kembangan kegiatan ekonomi dalam dengan sudut pandang yang berbeda
wilayah tersebut. Pembangunan dae- oleh para ekonom. Boediono (1999)
rah pada hakekatnya adalah meru- mengemukakan bahwa pertumbuhan
pakan bagian integral dari pemba- ekonomi merupakan proses kenaikan
ngunan nasional, maka dalam pelak- output perkapita dalam jangka pan-
sanannya kebijaksanaan pembangunan jang. Penekanan di sini adalah pada
10
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
11
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
12
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
13
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
14
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
15
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
16
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
17
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
18
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
Taliwang, setelah itu diikuti oleh sahaan serta sektor pengangkutan dan
kecamatan Brang Ene, Maluk dan komunikasi.
Poto Tano dengan jumlah penduduk
berada pada kisaran 10 sampai 15 ribu Hasil Analisis dan Pembahasan
penduduk. Semua komponen jumlah Dalam mengaplikasikan
penduduk tersebut memberikan metode kontribusi atau untuk me-
kejelasan bahwa penduduk Kabupaten ngukur besarnya kontribusi suatu sek-
Sumbawa Barat cukup besar dengan tor pada tahun tertentu dalam hal ini
total penduduk sebanyak 119.528 mengetahui kontribusi royalti yang
jiwa. diberikan kepada Kabupaten Sum-
bawa Barat oleh PT Newmont Nusa
Struktur Ekonomi Kabupaten Tenggara (PT. NNT) terhadap pening-
Sumbawa Barat katan pendapatan daerah Kabupaten
Sebagai daerah baru Sumbawa Barat.
terbentuk, perkembangan ekonomi Secara matematis formula
daerah Kabupaten Sumbawa Barat untuk menghitung besarnya kontribusi
dapat dikatakan cukup baik. Hal ini royalti PT NNT terhadap pendapatan
pertumbuhan ekonomi pada masing- daerah Kabupaten Sumbawa Barat
masing lapangan usaha sektor primer dituliskan sebagai berikut :
seperti pertanian tumbuh rata-rata di
atas 3 persen per tahun. Pertumbuhan
sektor primer yang tinggi sangat
penting, mengingat sektor ini yang Keterangan :
paling banyak dimiliki oleh Pn = Kontribusi royalti PT Newmont
Nusa Tenggara (NNT)
masyarakat. QX = Realisasis penerimaan royalti PT
Struktur ekonomi Kabu- Newmont Nusa Tenggara (NNT)
paten Sumbawa Barat masih dido- QY = Realisasi penerimaan daerah
minasi oleh sektor perdagangan, resto- Kabupaten Sumbawa Barat
ran dan hotel. Sektor ini telah mem- n = Tahun tertentu dari tahun 2006
sampai tahun 2012
berikan kontribusi nilai tambah sangat
besar terhadap pembentukan Produk
Berdasarkan formula terse-
Domestik Regional Bruto (PDRB)
but di atas maka dapat dilakukan per-
Kabupaten Sumbawa Barat. Selain
hitungan kontribusi royalti PT NNT
sektor pertambangan yang menjadi ti-
terhadap pendapatan daerah Kabu-
ang perekonomian di Kabupaten Sum-
paten Sumbawa Barat tahun 2006
bawa Barat juga ada sektor-sektor lain
adalah sebagai berikut :
sebagai penggerak perekonomian mi-
salkan sektor perdagangan, restoran
dan hotel sektor industri pengolahan
juga diharapkan terus mengalami per-
tumbuhan yang meningkat sehingga
P 2006 = 21,70 %
akan memberikan kontribusi cukup
besar berkisar antara 12-13 persen.
Sektor lain yang juga akan mem- Berdasarkan perhitungan
berikan kontribusi yang cukup besar di atas terlihat bahwa untuk me-
terhadap struktur perekonomian Kabu- ngetahui besarnya kontribusi royalti
paten Sumbawa Barat adalah sektor PT NNT terhadap pendapatan daerah
keuangan, persewaan, dan jasa peru- Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun
2006 yaitu dengan memperbandingkan
besarnya nilai royalti yang diberikan
19
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
20
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
daerah Kabupaten Sumbawa Barat ta- kontribusi yang diberikan oleh royalti
hun 2010 adalah sebagai berikut : PT. NNT sebesar 11,56 persen.
Tahun terakhir berdasarkan
formula di atas maka dapat dilakukan
perhitungan kontribusi royalti PT.
NNT terhadap pendapatan daerah Ka-
P 2010 = 21,25 % bupaten Sumbawa Barat tahun 2012
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan
di atas terlihat bahwa untuk me-
ngetahui besarnya kontribusi royalti
PT NNT terhadap pendapatan daerah
Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun P 2012 = 08,16 %
2010 yaitu dengan membandingkan
besarnya nilai royalti yang diberikan Berdasarkan perhitungan
oleh PT. NNT melalui Dana Bagi di atas terlihat bahwa untuk me-
Hasil (DBH) adalah sebesar Rp. ngetahui besarnya kontribusi royalti
91.208.939.206,- dibandingkan de- PT NNT terhadap pendapatan daerah
ngan pendapatan daerah Kabupaten Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun
Sumbawa Barat pada tahun 2010 2012 yaitu dengan memperbandingkan
sebesar Rp. 429.136.768,603 maka besarnya nilai royalti yang diberikan
besarnya kontribusi yang diberikan oleh PT NNT melalui Dana Bagi Hasil
oleh royalti PT. NNT sebesar 21,25 (DBH) adalah sebesar Rp.
persen. 42.275.234.607,- dan ketika diban-
Selanjutnya perhitungan dingkan dengan pendapatan daerah
kontribusi royalti PT. NNT terhadap Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun
pendapatan daerah Kabupaten 2012 sebesar Rp. 571.620.300.968,-
Sumbawa Barat tahun 2011 adalah maka besarnya kontribusi yang
sebagai berikut : diberikan oleh royalti PT. NNT
sebesar 08,16 persen.
Berdasarkan uraian di atas
maka kondisi kontribusi royalti PT.
NNT terhadap pendapatan daerah
P 2011 = 11,56 %
Kabupaten Sumbawa Barat
sebagaimana diuraikan dalam tabel
Berdasarkan perhitu- 4.1. berikut :
Tabel 4.1.
ngan di atas terlihat bahwa untuk Besarnya Kontribusi Royalti PT NNT
mengetahui besarnya kontribusi Terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten
royalti PT NNT terhadap pendapatan Sumbawa Barat
daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2006-2012
pada tahun 2011 yaitu dengan Kontribusi
No Tahun
Royalti PT NNT
membandingkan besarnya nilai royalti 1 2006 21,70 %
yang diberikan oleh PT. NNT melalui 2 2007 13,69 %
Dana Bagi Hasil (DBH) adalah 3 2008 12,64 %
sebesar Rp. 61.081.866.371,- dan 4 2009 13,78 %
ketika dibandingkan dengan penda- 5 2010 21,25 %
patan daerah Kabupaten Sumbawa 6 2011 11,56 %
Barat pada tahun 2011 sebesar 7 2012 08,16 %
Sumber : Data DPPKA Kabupaten
Rp528.223.013.357,- maka besarnya Sumbawa Barat, diolah (2012)
21
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
22
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
23