id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
Gambar 2.1 Kurva Histerisis (How, 2007)
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
(a) (b)
Gambar 2.2 Struktur Perovskite BST
(a) Polarisasi ke bawah (b) Polarisasi ke atas (Sunandar, 2006)
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
memiliki konstanta dielektrik yang tinggi, kebocoran arus rendah, dan tahan
terhadap tegangan breakdown yang tinggi pada temperature Curie (Challali et.al.,
2010).
Parameter kisi pada BST akan berubah seiring bertambahnya variasi mol Sr.
Struktur kristal yang dihasilkan juga mengalami perubahan untuk variasi Ba dan
Sr yang berbeda, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Perubahan Parameter Kisi dan Struktur Kristal pada BST
(Ezhilvalavan and Tseng, 2000)
2.4. Doping
Sifat-sifat suatu bahan dapat berubah dengan memberikan doping ke dalam
bahan (Khalil dkk., 2009). Fase temperatur transisi BaTiO3 dapat diubah dengan
cara mendoping atom A atau B (Rehrig et.al., 1999). Doping yang akan
dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan besi (Fe), Fe 2+ akan
menggantikan atom Ti4+ yang letaknya adalah B pada struktur BST. Hal ini
disebabkan karena jari-jari Fe mendekati jari-jari Ti (Lin and Shi, 2012).
Perlakuan doping ini dilakukan karena doping dapat menimbulkan
perubahan karakteristik seperti sifat dielektrik dan sifat ferroelektriknya
(Huriawati, 2009), selain itu menyebabkan semakin banyaknya elektron bebas dan
hole pada kristal. Dengan banyaknya elektron bebas pada film tipis, maka
menyebabkan film tipis menjadi konduktif (Arief dkk.,2010).
Bahan doping material dibedakan menjadi dua jenis, yaitu soft doping dan
hard doping. Soft doping disebut juga dengan istilah donor doping, karena
commit
menyumbang valensi yang berlebih to struktur
pada user kristal yang akan terbentuk.
8
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Sedangkan hard doping disebut juga dengan istilah acceptor doping karena
menerima valensi yang berlebih di dalam struktur kristal (Indro dkk., 2010).
Ion soft doping dapat menghasilkan material ferroelektrik menjadi soften,
seperti koefisien elastis lebih tinggi, sifat medan koersif yang lebih rendah, faktor
kualitas mekanik yang lebih rendah dan kualitas listrik yang lebih rendah.
Sedangkan ion hard doping dapat menghasilkan material ferrolektrik menjadi
lebih hardness, seperti loss dielectric yang rendah, bulk resistivity lebih rendah,
sifat medan koersif lebih tinggi, faktor kualitas mekanik lebih tinggi dan faktor
kualitas listrik lebih tinggi (Adnan, 2012). Jenis material yang tergolong hard
doping dan soft doping ditunjukkan pada Tabel 2.1.
9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2.4 Skema Tahap Proses Spin Coating (Taqiyah, 2012)
10
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Variabel yang dapat diatur dalam proses spin coating adalah waktu dan
kecepatan putar sehingga ketebalan dari lapisan tipis dapat diatur. Selain itu
parameter yang terlibat dalam proses spin coating adalah viskositas larutan,
kandungan padatan, kecepatan angular dan waktu putar (Taqiyah, 2012).
commit to user
Gambar 2.5 Difraksi Sinar-X (Cullity, 1956)
11
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
𝑛 𝜆 = 2𝑑 sin 𝜃 (2.2)
dengan λ merupakan panjang gelombang (nm), d adalah jarak antar bidang (nm),
n adalah bilangan bulat (1,2,3, …) yang menyatakan orde berkas yang dihambur,
dan θ adalah sudut difraksi.
12
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
commit to user
13