Anda di halaman 1dari 21

BAB VIII

VEKTOR

A. Pengertian Vektor

Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata-kata seperti suhu,

gaya, panjang, percepatan, pergeseran dan sebagainya. Apabila diperhatikan besaran

yang menyatakan besarnya kuantitas dari kata-kata tersebut ada perbedaanya yaitu

ada yang hanya menunjukkan nilai saja, tetapi ada yang menunjukkan nilai dan

arahnya. Besaran itu sering disebut skalar dan vektor. Setiap besaran skalar seperti

panjang, suhu dan sebagainya selalu dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan

nilai dari besaran itu. Sedangkan untuk besaran vektor seperti gaya, percepatan,

pergeseran dan sebagainya, disamping mempunyai nilai juga mempunyai arah. Jadi

vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nillai (besar) dan arah. Tunjukkan

contoh-contoh lain yang merupakan vektor?

Untuk menyatakan sebuah vektor biasanya digunakan notasi huruf kecil tebal atau

bergaris atas atau bawah, misalnya : u atau u atau u . Secara geometri sebuah vektor

diwakili oleh sebuah ruas garis berarah dengan panjang ruas garis itu menunjukkan

besar, sedangkan arahnya menunjukkan arah vektor itu. Jika ruas garis AB seperti

pada gambar 1(a) adalah sebuah vektor v dengan titik A disebut titik pangkal ( initial

point ) dan titik B disebut titik ujung ( terminal point ) maka kita dapat menuliskan v =

AB
Vektor-vektor yang mempunyai panjang yang sama dan arah yang sama

dinamakan ekivalen, maka vektor yang ekivalen dianggap sama walaupun vektor-vektor

tersebut mungkin diletakkan didalam kedudukan yang berbeda seperti pada gambar 1

(b) berikut :

A
( a ) Vektor AB ( b ) Vektor-vektor yang ekivalen

Gambar 1

Ukuran (panjang) atau norm suatu vektor v ditulis dengan notasi v .

Vektor yang panjangnya sama dengan satu satuan panjang disebut vektor satuan.

1
Sehingga vektor satuan dari suatu vektor a dirumuskan dengan a
a

Didalam bidang kartesius suatu vektor dapat dinyatakan dengan pasanagn

bilangan berurutan, misalnya diberikan sebuah titik A(x1,y1) maka didapatkan ruas garis

berarah dari titik pusat sumbu O(0,0) ke titik A yaitu OA . Bentuk ruas garis berarah OA

x 
disebut sebagai vektor posisi dari titik A, sehingga didapatkan OA = (x1,y1) =  1  ;
 y1 

dengan x1 dan y1 merupakan komponen vektor . Dengan demikian suatu vektor yang

bertitik pangkal O dengan titik ujung suatu titik yang diketahui disebut vektor posisi.

Koordinat titik yang diketahui itu merupakan komponen-komponen vektor posisinya.


Perhatikan gambar berikut :

Y Vektor u dapat dituliskan :


B(xB,yB)
 xB  x A  x 
u = AB =   dengan OA   A  dan
u  yB  y A   yA 

 xB 
OB    disebut komponen vektor
A(xA,yA)  yB 

X
O

Gambar 2

Sehingga vektor u pada gambar 2 diatas dapat dinyatakan:

 xB  x A   6  1   5 
u = AB =   =   =  
 yB  y A   5  2   3 

1 
Sedangkan OA    disebut vektor posisi titik A dan
 2

6
OB    disebut vektor posisi titik B.
5

Panjang vektor u adalah u  52  32  25  9  34

B. Ruang Lingkup Vektor

Seperti dalam geometri yang diajarkan di SMK yaitu geometri datar dan geometri

ruang, maka vektor yang akan dibicarakan meliputi :


1. Vektor di dalam Ruang Dimensi Dua ( R2 )

Untuk memudahkan menjelaskan vektor kepada siswa maka pada bidang dibuat

sebuah sistem koordinat kartesius, sehingga setiap vektor yang sejajar bidang

koordinat diwakili oleh vektor yang besar dan arahnya sama dan terletak pada bidang

tersebut. Vektor-vektor yang sejajar dengan suatu bidang datar dinamakan vektor-

vektor koplanar. Dan untuk menyatakan vektor yang lain pada bidang kartesius,

digunakan vektor satuan, sehingga jika A(x,y) serta i dan j masing-masing vektor pada

arah positif pada sumbu x dan y. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3 berikut:

Suatu vektor a dalam koordinat kartesius tersebut


Y
dapat dinyatakan :

x 
A(x,y) a = OA = (x,y) =   =xi+yj

y 
a
j
Panjang vektor a adalah x 2  y 2 dan

X
O i y
besarnya tg  =
x

Gambar 3.

Sedangkan i adalah vektor satuan pada sumbu X dan j merupakan vektor satuan pada

sumbu Y, maka vektor ini dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dalam vektor i dan

j atau bentuk komponennya yaitu :

1   0
i =   dan j =  
 0 1 
Contoh:

Vektor OA pada gambar berikut dapat dinyatakan

Vektor a = OA = 5 I + 3 j
Y
( kombinasi linier dari i dan j )
A(5,3)
3  5
atau vektor a = OA =  
 3
a
X ( bentuk komponen )
O 5
Gambar 4

2. Vektor di dalam Ruang Dimensi Tiga ( R3 )

Untuk menentukan kedudukan atau letak titik di dalam ruang dapat digunakan

sistem koordinat dengan sumbu X , Y dan Z dengan masing-masing sumbu saling

tegak lurus dan berpotongan di sebuah titik O, Sebuah titik P dalam ruang disajikan

dalam pasangan berurutan (x,y,z) dengan salib sumbu kartesius digunakan aturan

tangan kanan seperti pada gambar 5 berikut :


Z

z P

P P(x,y, Jarak P sampai bidang YOZ adalah x


k
atau PP1 = xp
j y
O Y
i Jarak P sampai bidang XOZ adalah y
x atau PP2 = yp
P
Jarak P sampai bidang XOY adalah z
X
Gambar 5 atau PP3 = zp
Dengan demikian vektor posisi P adalah OP dinyatakan dengan bentuk sebagai

berikut :

OP = x i + y j + z k jika i, j dan k merupakan vektor satuan dalam koordinat ruang. ( i:

vektor satuan pada sumbu X; j: vektor satuan pada sumbu Y dan k; vektor satuan pada

sumbu Z )

 x
 
atau OP   y 
z
 

Besar ( panjang / norm ) vektor OP tersebut adalah OP  x 2  y 2  z 2 . Sebagai

contoh, misalkan sebuah titik A (3,2,4), maka vektor posisi titik A adalah OA atau a

dapat dinyatakan dengan :

 3
 
a = OA = 3 i + 2 j + 4 k atau a = OA =  2 
 4
 

C. Operasi Vektor

1. Penjumlahan Vektor

Dua buah vektor a dan b dapat dijumlahkan yang hasilnya a + b dengan cara

sebagai berikut :

Perhatikan gambar 6 berikut :

a
Gambar 6
Dua vektor pada gambar 6 diatas dapat dijumlahkan dengan dua cara yaitu :

a). aturan segitiga vektor, yaitu pangkal b digeser ke ujung a sehingga:

a+b

b
a
Gambar 7

b). aturan jajaran genjang, yaitu pangkal b digeser ke pangkal a, kemudian

dilukis jajaran genjang, sehingga:

b a+b

a
Gambar 8

Jika kedua vektor mengapit sudut tertentu maka besarnya jumlah dua vektor

tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus aturan cosinus seperti pada

trigonometri yaitu:

a+b
b
 1800-  b

a
Gambar 9

Maka didapat :

( a + b )2 = a2 + b2 –2ab Cos (1800 -  )

= a2 + b2 –2ab Cos 

Jadi a + b = a 2  b 2 - 2ab Cos 


Sehingga jika  = 900 maka Cos = 0 maka a + b = a2  b 2

Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen maka penjumlahan dapat

dilakukan dengan menjumlahkan komponennya, misalnya:

 6 1  6  1  7
a =   dan b =   maka a + b =   =  
 2  4  2  4   6

Contoh:
a.


ܾ
ܽ

ܽ⃗
ܿ ሬ

⃗ = ܽ⃗ + ܾ
b. ሬ

ܾ ሬ

ܽ⃗ ܾ
ܽ
⃗ ܿ
⃗=ܽ ሬ

⃗ +ܾ

⃗ ܽ

ܾ ሬ

ܾ

c. ሬ

ܽ⃗ ܾ
ܿ
⃗ ܽ

ܿ



ܾ ݀⃗ = ܽ ሬ
⃗+ܿ
⃗ +ܾ ⃗

Besar nilai Resultan ܽ ሬ


⃗ dirumuskan:
Ԧ+ ܾ

⃗ = √ܽଶ + ܾଶ + 2. ܽ. ܾ. cos ߠ
ܴ = ܽԦ+ ܾ
Besar nilai Resultan ܽ ሬ
⃗ dirumuskan:
Ԧ- ܾ

⃗ = √ܽଶ + ܾଶ − 2. ܽ. ܾ. cos ߠ
ܴ = ܽԦ- ܾ

ߠ adalah sudut yang dibentuk oleh dua vektor dengan titik pangkal sama
Sifat penjumlahan vektor:

Jika a, b dan c adalah suatu vektor maka:

1) a + b = b + a sifat komulatif

2) ( a + b ) + c = a + ( b + c ) sifat asosiatif

3) Setiap vector mempunyai elemen identitas, yaitu vektor nol sehingga

a+0=a+0

4) Setiap vektor mempunyai invers ( yaitu vektor negatif ) sehingga a + ( -

a)=0

Dua vektor yang sama besar dan arahnya berlawanan dinamakan dua

vektor yang berlawanan

Contoh:

1) Buktikan bahwa sudut yang menghadap busur setengah lingkaran

adalah sudut siku-siku.

Bukti:
B
Perhatikan gambar berikut :

A O C

Gambar 10

Kita tunjukkan bahwa vektor AB tegak lurus pada vektor BC dengan

memisalkan O sebagai pusat dari setengah lingkaran maka:

AB . BC = (OA  OB ).( BO  OC )

= (OC  OB ).( OB  OC )


= OC .OC  OB.OB

2 2
= OC  OB

= O ( terbukti )

karena OC dan OB mempunyai panjang yang sama.

2) Diketahui vektor :

  1  2   1
     
a = 2 ; b =  1 dan c =   2 
3   2  3 
     

Tentukan x jika : a) x = a + b

b) x + a = c

Penyelesaian :

a). x = a + b

  1  2  1
     
=  2  +   1  = 1
 3    2 1
     

b). x + a = c  x = c - a

  1    1  0 
     
=   2 -  2  =   4
 3  3  0 
     

3) Ditentukan titik-titik P(2,7,8) dan Q(-1,1,-1). Tentukanlah dalam

bentuk komponen vektor yang diwakili oleh PR apabila R adalah titik

1
pada PQ sehingga PR = PQ dan berapa koordinat R.
3

Penyelesaian :
PQ = q – p

  1  2    3 
     
=  1    7    6
  1  8    9 
     

1 1
Karena PR = PQ sehingga komponen vector yang diwakili oleh PR =
3 3

  3  1
   
  6 =   2
  9   3
   

Misal koordinat titik R adalh (x,y,z) maka:

  1   x   2
     
PR = r – p    2  =  y  -  7 
  3  z   8
     

 x  1  2  1
       
 y  =   2  +  7 =  5
z   3  8  5
       

Jadi koordinat R (1,5,5)

2. Selisih Dua Vektor

Selisih dua vektor a dan b, dinyatakan sebagai a - b dapat dipandang sebagai

penjumlahan vektor a dengan invers vektor b atau - b ditulis a – b = a + ( - b )

digambarkan sebagai berikut:


a
b
a -b
a
a -b
b
-b
a -b
Gambar 11
Contoh:

Diketahui dua titik P(-1,4,3) dan titik Q(2,1,-3)

Tentukan vektor PQ

Penyelesaian :

PQ = OQ  OP

 2    1  3 
     
=  1    4     3
  3  3    6 
     

3. Penjumlahan Vektor Secara analitis


Misalkan ada sebuah vektor F yang berada pada perpotongan sumbu x dan
sumbu y seperti gambar di bawah ini.

‫ܨ‬௬ F

‫ܨ‬௫

Dimana besarnya vektor ‫ܨ‬௫ dan vektor ‫ܨ‬௬ adalah:


‫ܨ‬௫ = ‫ܨ‬. cos ߠ dan ‫ܨ‬௬ = ‫ܨ‬. sin ߠ
Jika vektor F berada pada sumbu x negatif dan sumbu y positif maka:
‫ܨ‬௫ = −‫ܨ‬. cos ߠ dan ‫ܨ‬௬ = ‫ܨ‬. sin ߠ
Jika vektor F berada pada sumbu x negatif dan sumbu y negatif maka:
‫ܨ‬௫ = −‫ܨ‬. cos ߠ dan ‫ܨ‬௬ = −‫ܨ‬. sin ߠ
Jika vektor F berada pada sumbu x positif dan sumbu y negatif maka:
‫ܨ‬௫ = ‫ܨ‬. cos ߠ dan ‫ܨ‬௬ = −‫ܨ‬. sin ߠ
ߠ adalah sudut yang dibentuk oleh vektor dengan sumbu x

Contoh:

y Diketahui vektor ܽ ሬ

Ԧ= 20 satuan, vektor ܾ
= 30 satuan dan sudut yang dibentuk

⃗ adalah 300,
vektor ܽԦ dengan vektor ܾ
tentukan resultan:
ܽ⃗ →+→
௔ ௕ ܽ⃗ ሬ

a. ܽԦ+ ܾ


⃗ x ሬ

b. ܽԦ- ܾ
ܾ
→−→
௔ ௕ ܽ

Jawab:
Vektor a Vektor b
‫ܨ‬௫௔ = ‫ܨ‬. cos ߠ ‫ܨ‬௫௕ = ‫ܨ‬. cos ߠ
= 20 cos 300 = 30 cos 00
= 17,32 = 30
‫ܨ‬௬௔ = ‫ܨ‬. sin ߠ ‫ܨ‬௬௕ = ‫ܨ‬. sin ߠ
= 20 sin 300 = 30 sin 00
= 10 =0


a. Resultan ܽԦ+ ܾ
∑ ‫ܨ‬௫ = ‫ܨ‬௫௔ + ‫ܨ‬௫௕ ∑ ‫ܨ‬௬ = ‫ܨ‬௬௔ + ‫ܨ‬௬௕
= 17,32 + 30 = 10 + 0
= 47,32 = 10


⃗ = ට (∑ ‫ܨ‬௫)ଶ + ൫∑ ‫ܨ‬௬ ൯
Resultan ܽԦ+ ܾ

= ඥ(47,32)ଶ + (10)ଶ
= √2339,1824
= 48,37



b. Resultan ܽԦ- ܾ
∑ ‫ܨ‬௫ = ‫ܨ‬௫௔ − ‫ܨ‬௫௕ ∑ ‫ܨ‬௬ = ‫ܨ‬௬௔ − ‫ܨ‬௬௕
= 17,32 - 30 = 10 - 0
= -12,68 = 10


⃗ = ට (∑ ‫ܨ‬௫)ଶ + ൫∑ ‫ܨ‬௬ ൯
Resultan ܽԦ+ ܾ

= ඥ(−12,68)ଶ + (10)ଶ
= √260,7824
= 16,15

4. Perkalian Vektor dengan Skalar

Jika a suatu vektor dan k adalah skalar ( bilangan nyata ) maka perkalian

vektor a dengan skalar k ditulis ka atau ak merupakan vektor yang panjangnya k

a dan mempunyai arah yang sama dengan a, sedangkan - ka adalah vektor yang

panjangnya k a tetapi berlawanan arah dengan a. Dengan kata lain didefinisikan

:
k a = a + a + a +….+ a

sebanyak k suku

Sebagai contoh dapat digambarkan :

a
3a -2a

Gambar 12

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a). Jika ada 2 vektor yang sejajar, maka yang satu dapat dinyatakan sebagai

hasil perbanyakan vektor yang lain dengan skalar.


b). Untuk membuktikan dua vektor sejajar cukup membuktikan salah satu

vektor merupakan kelipatan vektor yang lain dalam bentuk komponen.

5. Perkalian Titik ( Dot Product )

Hasil kali titik atau dot product antara dua buah vektor akan menghasilkan

suatu skalar atau bilangan real. Perkalian titik sering disebut juga perkalian

skalar dua vektor. Hasil kali skalar dua vektor a dan b didefinisikan :

a.b = a b Cos 

dimana  adalah sudut yang diapit oleh kedua vektor a dan b.

Dari definisi diatas, dapat kita tentukan sifat-sifat hasil kali skalar sebagai

berikut :

1). Jika a dan b merupakan dua vektor yang arahnya sama maka a.b = a b

2). Jika a dan b merupakan dua vektor yang berlawanan arah maka a.b = - a

3). Jika a dan b merupakan dua vektor yang tegak lurus maka a.b = 0

4). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b  0 maka sudut antara dua

vektor tersebut adalah sudut lancip

5). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b  0 maka sudut antara dua

vektor tersebut adalah sudut tumpul

6). Sifat komutatif yaitu a.b = b.a

7). Sifat distributif yaitu a.( b + c ) = a.b + a.c


Apabila vektor a dan b yang dinyatakan dalam bentuk komponen, misalnya : a

= a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k maka :

a.b = ( a1 i + a2 j + a3 k ). ( b1 i + b2 j + b3 k ). Dengan menggunakan sifat

distributif dan hasil kali skalar dua vektor yang saling tegak lurus dan searah

maka :

i . i = i2 = 1 ; j . j = j2 = 1 dan k . k = k2 = 1

i . j = 0 ; j . k = 0 dan k . i = 0

Dengan demikian, kita peroleh rumus hasil kali skalar dua vektor yaitu : untuk

vektor a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k maka : a.b = a1 b1 + a2

b2 + a3 b3 ( bukti diserahkan kepada peserta diklat )

Contoh:

1). Hitunglah perkalian skalar antara:

a  2i  3 j  5k dan b  i  j  k

Penyelesaian:

a . b = 2.1 + 3.1 + 5.1

= 2 + 3 + 5 = 10

2). Diketahui vektor-vektor sebagai berikut:

1  5 
   
a   2 b   4
 4 0
   

Tentukan hasil kali skalar dua vektor tersebut

Penyelesaian:

a . b = 1.5 + 2.4 + 4.0

= 5 + 8 =13
6. Perkalian Silang ( Cross Product )

Perkalian silang sering disebut juga perkalian vektor antara dua vektor.

Perkalian vektor antara vektor a dan b didefinisikan sebagai vektor yang

mempunyai besar a b Sin  , dengan  adalah sudut yang diapit oleh kedua

vektor. Arah vektor hasil kalinya adalah tegak lurus vektor a dan b serta vektor

a , b dan ax b dalam urutan membentuk system tangan kanan, sehingga dapat

digambarkan sebagai berikut :

Perhatikan bahwa :

axb = a b Sin 
axb b

 bxa = -(ax b)

a Jika  = 00 maka axb = 0


bxa
Jika  =900 maka axb = a b

Secara geometri, norm perkalian antara dua vector merupakan luas bangun

segi empat yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Sifat ini dapat diturunkan
2
dari persamaan Lagrange. axb = a 2 b 2 – (a.b)2

Apabila vektor dinyatakan dalam bentuk vektor satuan i , j dan k Misalnya :

a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k

Karena i x i = 1.1 Sin 00 = 0 analog sehingga : ixi = jxj = kxk = 0

Juga i x j = 1.1 Sin 900 = 1 dalam arah OZ yaitu i x j = k sehingga i x j = k ; j

x k = i dan k x i = j

Maka : axb = ( a1 i + a2 j + a3 k )x ( b1 i + b2 j + b3 k ).
Dengan sifat diatas dan hukum distributive dapat dijabarkan menjadi : axb = (

a2b3 –a3b2) i – (a1b3 –a3b1) j + (a1b2 – a2b1) k . Dan apabila ditulis dalam bentuk

determinan matriks, maka kita dapatkan rumus sebagai berikut :

i j k
axb = a1 a2 a3
b1 b2 b3

Contoh :

Diketahui vektor p = 2i + 4j + 3k dan q = i + 5j - 2k

Tentukan pxq

Penyelesaian :

i j k
pxq = 2 4 3
1 5 2

4 3 2 3 2 4
= i- j+ k
5 2 1 2 1 5

= ( -8-15) i - ( -4-3) j + (10-4) k

= -22 i + 7 j + 6 k

7. Perkalian Skalar Dua Vektor



⃗ dituliskan dengan notasi ܽԦ. ܾ
Perkalian skalar antara dua vektor ܽԦ dan ܾ ሬ


⃗. Perkalian skalar dua vektor itu didefinisikan sebagai
(dibaca ܽԦkali titik ܾ


⃗ = |ܽ⃗| หܾ
ܽ⃗ . ܾ ሬ
⃗หcos ߠ
Contoh 1:

⃗ berturut – turut adalah 4 dan 5 satuan. Jika
Panjang dari vektor ܽԦdan vektor ܾ
kedua vektor itu membentuk sudut 600, hitung nilai perkalian skalar antara
vektor ܽ ሬ
⃗!
Ԧdan ܾ
Jawab:

⃗ adalah:
Berdasarkan definisi, perkalian skalar antara vektor ܽԦdan vektor ܾ
ܽ ሬ
⃗ = |ܽ
Ԧ. ܾ ሬ
⃗หcos ߠ
Ԧ|หܾ
= 4 x 5 x cos 600 = 10

Contoh 2:
෠ dan ܾ
Misal vektor – vektor ܽԦ= 2ଓƸ- 4ଔƸ+ 8݇ ሬ
⃗ = ଓƸ+ 3ଔƸ- 2݇
෠. Hitunglah ܽ ሬ
⃗!
Ԧ. ܾ
Jawab:

⃗ dapat dinyatakan dalam bentuk vektor kolom sebagai
Vektor – vektor ܽԦ , ܾ
berikut:
2 1
ܽ ሬ

Ԧ= ൭−4൱, ܾ = ൭ 3 ൱
8 −2
2 1
ܽ ሬ

Ԧ. ܾ = ൭−4൱ . ൭ 3 ൱
8 −2
= (2x1) + ((-4)x3) + (8x(-2))
= -26

8. Sudut Antara Dua Vektor



⃗ = |ܽԦ|หܾ
Berdasarkan definisi perkalian skalar ܽԦ. ܾ ሬ
⃗หcos ߠ, diperoleh hubungan:

௔ሬ ሬ⃗
⃗.௕
Cos ߠ =
|௔

⃗|ห௕ሬ⃗ห

Contoh:
2 −1


Diketahui vektor ܽԦ= ൭ 1 ൱, ܾ = ൭ 3 ൱ hitunglah:
−3 −2
a. ܽ ሬ

Ԧ. ܾ
b. |ܽԦ|

⃗ห
c. หܾ
d. sudut yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut!

Jawab:
2 −1


a. ܽԦ. ܾ = ൭ 1 ൱ . ൭ 3 ൱
−3 −2
= -2 + 3 + 6 = 7
b. |ܽԦ| = ඥ(2)ଶ + (1)ଶ + (−3)ଶ = √14

⃗ห
c. หܾ = ඥ(−1)ଶ + (3)ଶ + (−2)ଶ = √14
ሬ ሬ⃗
⃗.௕

d. Cos ߠ = |௔ሬ⃗|หሬ⃗ห


=
√ଵସ.√ଵସ
଻ ଵ
= ଵସ = ଶ

ߠ = sinିଵ ቀ ቁ = 600

D. Contoh Aplikasi Vektor

Perhatikan contoh soal berikut ini :

Andaikan sebuah benda yang beratnya (W) adalah 304 N diangkat dengan rantai

seperti pada gambar.

Jika panjang a = b = 2,5 m. dan panjang

a b benda L = 2 m. Tentukan gaya yang terjadi

pada rantai a atau b !

L
Penyelesaian :

1
Sin  = = 0,4   = 260 12l
a  b=2,5 m 2,5

Maka : W 2 = a2 + b2 + 2ab Cos 2


1 m
W
3042 = a2 + b2 + 2ab Cos 520 24l
W
= a2 + a2 + 2aa Cos 520 24l

= 2a2 + 2a2 + Cos 520 24l

= a2 ( 2 + 2. 0,68 )

3042
Sehingga a2 = = 27504,762 . Jadi a adalah 165,85 N
3,36

Anda mungkin juga menyukai