4. Pemeliharaan
Pengertian
Kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal ataupun
darurat
Tujuan
- mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba
- untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya
( Preventive Maintenance )
- dapat beroperasi sesuai sasaran yang diharapkan
- aman bagi manusia dan lingkungan
- andal dalam sistem penyaluran tenaga listrik
Inspeksi Tier 1,3,
Tier 1 adalah tahapan-1 proses pemeliharaan ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan/
ekternal dari trafo distribusi dalam keadaan operasi (online). Secara visual. Keropos/kotor/bocor
Tier 2 adalah tahapan-2 proses pemeliharaan ditujukan untuk memeriksa kondisi internal dari
trafo distribusi dalam keadaan operasi (online).Mengunakan alat ukur. Thermovision, clamp
earth tester
Tier 3 adalah tahapan-3 proses pemeliharaan offline assessmenf yang merupakan tindak lanjut
dari hasil tahapan online assessmenf tier-l dan tier-2. Tahanan isolasi,bersih2,mengencangkan
5. Tujuan membandingkan :
Hasil uji dibandingkan dengan hasil uji tahun lalu, standart yang berlaku dan dibandingkan
dengan surat penugasan(apakah sudah sesuai dengan perintah)
Tujuan: untuk mengetahui kinerja trafo
8. Isi Brifing
- Menyamakan presepsi
- Membagi peran tugas dan tanggungjawab
- Membagikan metode kerja/langkah pekerjaan
- Menyampaikan potensi bahaya
9. Dokumen K2K3
- Surat perintah kerja
- JSA ,WP,IBPPR
- SOP/IK
- SLD
No Sambungan Komponen
.
1 Kabel TM A3C/A3CS 150 mm2
2 Konektor TM-Gardu LLC (Live Line Connector)
3 Kabel TM-FCO NYA 35 mm2
4 Kabel FCO-LA NYA 35 mm2
5 Kabel LA-ground rod BC 50 mm2
6 Kabel FCO-trafo NYA 35 mm2
7 Kabel Trafo-PHBTR NYY 1x150 mm2 @4
8 Kabel PHBTR-JTR NYY 4x70 mm2
9 Sambungan keluaran PHBTR-JTR Bimetal AL-CU
9 Kabel body -ground rod BC 50 mm2
10 Kabel netral trafo-ground rod BC 50 mm2
11 Ground rod Tembaga, kedalaman 3-4 m
Penghantar pembumian dilindungi dengan pipa galvanis dengan diameter 5/8 inch
sekurang2nya 3 meter diatas tanah
Isokeraunik Level adalah jumlah hari guruh dalam satu tahun di suatu wilayah yaitu garis pada
peta yang menghubungkan daerah-daerah dengan rata- rata jumlah hari guruh yang sama.
kap trafo
Saklar utama = x115%
teg sek × √ 3
1.Inti Besi
Fungsi dari komponen yang pertama ini adalah untuk memudahkan jalan fluksi magnetik yang
timbul akibat arus listrik melalui kumparan. Inti besi ini sendiri terbuat dari lempengan besi
pipih yang memainkan peran sebagai isolator untuk mengurangi panas.
2.Kumparan Trafo
Berikutnya ada kumparan trafo yang berbentuk lilitan kawat dengan fungsi isolasi yang
membentuk gulungan atau kumparan. Kumparan itu sendiri terdiri dari kumparan primer dan
juga kumparan sekunder yang pada praktiknya dilakukan mekanisme isolasi baik itu terhadap
inti besi maupun antar kumparan dengan isolasi bentuk padat seperti pertinak, karton dan lain
sebagainya.
3.Minyak trafo
Salah satu komponen paling butuh perhatian ini merupakan bahan isolasi cair yang dimaksudkan
untuk pendingin pada trafo. Minyak trafo ini memiliki senyawa hidrokarbon di dalamnya yang
antara lain hidrokarbon aromatik, naftenik dan juga parafinik.
4.Bushing
Bushing sendiri menjadi penghubung antara kumparan trafo dengan jaringan luarnya, selain itu
bushing juga menjadi penyekat antara konduktor tadi dengan tangki trafo. Terdapat fasilitas
pada bushing yang dapat digunakan untuk menguji kondisi bushing yang kerap disebut sebagai
center tap.
5.Tangki konservator
Fungsi dari tangki yang satu ini adalah untuk menampung minyak serta uap yang diakibatkan
dari pemanasan trafo. Relai bucholzt dipasangkan diantara tangki dengan trafo agar gas
produksi yang diakibatkan kerusakan minyak dapat terserap. Supaya minyak tidak
terkontaminasi dengan air maka ujung masuk dari saluran udara yang melalui saluran pelepasan
dilengkapi pula dengan media penyerap yang biasa disebut silica gel.
6.Tap changer
Alat yang satu ini dirancang untuk mengatur tegangan supaya tegangan selalu dalam kondisi
yang baik, stabil dan berkelanjutan. Sebab kadang kala kualitas suatu operasi tenaga listrik di
awal seting sesuai dengan apa yang ditentukan namun kerap kali terjadi penurunan tegangan
sehingga kualitasnya lambat laun menurun.
7.Dehydrating Breather
Ketika berada di konservator minyak diupayakan sebisa mungkin untuk tidak bersinggungan
dengan udara, hal ini dikarenakan kelembapan udara yang pasti mengandung uap air akan
berkontaminasi dengan minyak meskipun proses kontaminasi tersebut berlangsung secara
perlahan-lahan. Untuk mencegah hal tersebut terjadi dibutuhkan suatu media yang dapat
menghisap kelembapan dimana biasanya yang digunakan adalah silica gel.
8.Indikator
Terdapat beberapa indikator dalam trafo seperti indikator permukaan minyak, thermometer dan
beberapa indikator lain yang penting keberadaannya.
9.Peralatan Proteksi
Untuk mendukung mekanisme kerja trafo maka trafo pun dilengkapi peralatan proteksi seperti
relai bucholzt, jansen membran, relai tekanan berlebih, relai pengaman tangki dan terakhir
resistance pertahanan trafo.
Prosedur :
1. Ambil minyak trafo dari kran drainer sebanyak isi cawan penguji
2. Atur jarak sela bola sebanyak 2. Mm dengan alat kalibrasi
3. Minyak yang akan diuji, dituang kedalam cawan sampai 5mm dibawah tutup cawan
4. Biarkan/tunggu selama 1 menit
5. Aduk minyak dengan pengaduk selama 1 menit
6. Matikan alat pengaduk dan biarkan minyak selama beberapa saat
7. Masukan teg uji dengan pilihan kenaikan tegangan 2kV/sec. Kenaikan teg akan berhenti bila
tercapai teg tembusnya
8. Catat besarnya teg tembus
9. Lakukan pengujian sampai 6 kali dengan tahapan yang sama
10. Hitung nilai teg tembus rata-rata sela isolasi 2,5mm yaitu
V 1+V 2+V 3+V 4+V 5+V 6
Teg tembus rata-rata =
6
Rekomendasi :
1. Minyak masih bisa dipakai
2. Harus diolah/disaring sampai tegangan tembusnya memenuhi
3. Harus diganti dengan minyak baru
UNTUK TEGANGAN TM +- 5%
5) Keseimbangan beban
berdasarkan pada EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 0017.E/DIR/2014 TENTANG
METODE PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS KAIDAH MANAJEMEN ASET. Yang
berbunyi : KETIDAK SEIMBANGAN ARUS ANTAR FASA
a. <10% [baik]
b. 10% - <20% [cukup]
c. 20% - <25% [kurang]
d. ≥ 25% [buruk]
6) Pembebanan
berdasarkan pada EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 0017.E/DIR/2014 TENTANG
METODE PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS KAIDAH MANAJEMEN ASET. Yang
berbunyi : BESAR PEMBEBANAN TRAFO (% TERHADAP KAPASITAS) :
a. <60% [baik]
b. 60% - <80% [cukup]
c. 80% - <100% [kurang]
d. ≥ 100% [buruk]
7) Arus netral TR
berdasarkan pada EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 0017.E/DIR/2014 TENTANG
METODE PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS KAIDAH MANAJEMEN ASET. Yang
berbunyi : BESAR ARUS NETRAL TR (% TERHADAP ARUS BEBAN TRAFO) :
a. <10% [baik]
b. 10% - <15% [cukup]
c. 15% - <20% [kurang]
d. ≥ 20% [buruk]
rangkaian tertutup :
Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan
beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :
2. Hukum kirchoff
Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa:
“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik
sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”
Hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:
“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”
SOAL :
1) Jenis Pemeliharaan
a. Pemeliharaan rutin/preventif
Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan tiba-tiba dan
mempertahankan agar sistem jaringan listrik selalu beroperasi. Ditentukan berdasarkan
periode waktu: Triwulan,semesteran,tahunan
Inspeksi jaringan, pengukuran beban trafo, pengukuran suhu, pemeliraan trafo
b. Pemeliharaan korektif
Pekerjaan yang dilakukan dengan cara mengganti atau mengubah sistem peralatan.
Didapatkan apabila sudah terjadi gangguan
Pekerjaan JTM putus,bushing trafo pecah, tiang patah
c. Pemeliharaan darurat
Pekejaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki jaringan yang rusak, yang disebabkan
oleh bencana alam
JTR rusak akibat kebakran, instalasi gardu akibat banjir, tiang roboh akibat angin
kencang
2) Pemeliharaan yang pernah diikuti
pemeliharaan gardu distribusi pasang luar
pergantian fuse holder
pergantian phbtr
pergantian LA
pergantian trafo
pergantian CO
pemasangan westpe
4) Contoh APD
Helm kerja
Sarung tangan kerja
Sarung tangan dan sepatu karet 20kV
Baju kerja/wearpack
Full body harness
Kacamata
7) SOP
Prosedur yang dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan suatu pekerjaan, dengan tujuan
agar pekerjaan sesuai dengan peraturan dan standart mutu yang berlaku.
8) JSA
dokumen untuk mengidentifkasi secara jelas bahaya yang terjadi, berisikan metode kerja,
risiko pekerjaan dan pengendalian risiko dengan tujuan meminimilasir atau menghilangkan
risiko kecelakaan akibat kerja