Anda di halaman 1dari 81

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

DALAM MENGKONSUMSI MINUMAN TEH RACIKAN


(Studi kasus : Konsumen Tong Tji Tea House Kecamatan Medan
Sunggal Kota Medan)

SKRIPSI

OLEH:

YOLANDA APRILIA SIMANJUNTAK


160304146
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
DALAM MENGKONSUMSI MINUMAN TEH RACIKAN
(Studi kasus : Konsumen Tong Tji Tea House Kecamatan Medan
Sunggal Kota Medan)

SKRIPSI

OLEH :

YOLANDA APRILIA SIMANJUNTAK


160304146
AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
ABSTRAK

YOLANDA APRILIA SIMANJUNTAK (160304146) dengan judul


Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Minuman Teh Racikan (Konsumen Tong Tji Tea
House Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan). Penelitian ini dibimbing
oleh Bapak Ir.M.Jufri, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak
Dr.Ir.Rahmanta, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses keputusan
pembelian minuman teh racikan Tong Tji Tea House; untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
minuman teh racikan Tong Tji Tea House. Metode analisis yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses keputusan pembelian minuman
teh racikan dimulai dari alasan pertama kali konsumen mengkonsumsi yaitu karena
minuman tampak menyegarkan, manfaat utama yaitu rasa minuman yang enak,
fokus perhatian utama konsumen yaitu harga, merek, dan praktis dalam
mengkonsumsi; konsumen memperoleh informasi mengenai minuman melalui
keluarga; pertimbangan awal dan indikator kualitas minuman yaitu rasa; konsumen
dalam melakukan pembelian minuman cenderung secara mendadak; konsumen
menyatakan merasa puas dengan minuman tetapi bila terjadi kenaikan harga,
konsumen akan beralih ke minuman yang lebih murah; faktor budaya, faktor sosial,
faktor pribadi, dan faktor psikologis secara serempak berpengaruh nyata terhadap
perilaku konsumen dalam keputusan pembelian minuman teh racikan; sedangkan
secara parsial faktor psikologis berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen
dalam keputusan pembelian minuman teh racikan.

Kata Kunci : Keputusan Pembelian, Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor


Pribadi, Faktor Psikologis
ABSTRACT

YOLANDA APRILIA SIMANJUNTAK (160304146) with the thesis


entitled is The Influence Factors on Consumer Behavior in Consuming
Concocted Tea Drinks. (Consumers Tong Tji Tea House Medan Sunggal District
Medan City) supervised by Bapak Ir.M.Jufri, M.Si as a Chair of The Supervisory
Commission and Bapak Dr.Ir.Rahmanta, M.Si as a member of The Supervisory
Commission.
The purpose of the research was to analyze the process in purchasing of
Tong Tji Tea House concoction and to find out what factors influence consumer
behavior in consuming Tong Tji Tea House concoction are. The research methods
used are descriptive analysis method and multiple linear regression analysis
method.
The results show that the drink conction tea, drink purchasing decision
process starts from the first reason consumers to consume is the drink looks
refreshing, the main benefit is the taste of a delicious drink, the focus of the main
concern of consumers is price, brand, and practical for consumption; consumers
get information about drinks through family; first considerations and indicators of
drink quality are flavors; consumers tend to buy suddenly; the majority of
consumers feel satisfied with the drink but if there is an increase in prices,
consumers will switch to cheaper drinks; cultural factors, social factors, personal
factors, and psychological factors simultaneously have a real effect on consumer
behavior in purchasing decision of the drink concotion tea. Partially, psychological
factors significantly influence the behavior of consumers in purchasing decisions
of the drink concotion tea.

Keywords: Purchasing Decisions, Cultural Factors, Social Factors, Personal


Factors, Psychological Factors
RIWAYAT HIDUP

Yolanda Aprilia Simanjuntak, lahir di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara pada

tanggal 4 April 1999. Penulis merupakan anak ke empat dari enam bersaudara.

Seorang putri dari Bapak Anter Kitos Simanjuntak dan Ibu Asmaria Damanik.

Pendidikan Formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 2004 masuk Sekolah Dasar dan lulus tahun 2010 dari SD Negeri 060888

Medan.

2. Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Pertama dan lulus tahun 2013 dari SMP

Yayasan Perguruan Sutomo Medan.

3. Tahun 2014 masuk Sekolah Menengah Atas dan lulus tahun 2016 dari Yayasan

Perguruan Sutomo Medan.

4. Tahun 2016 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur Mandiri Tertulis.

5. Kegiatan Yang Pernah diikutii penulis selama duduk di bangku kuliah adalah

anggota KMK di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam

Mengkonsumsi Minuman Teh Racikan Tong Tji Tea House”.

Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skipsi ini dengan baik.

2. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si sebagai Anggota komisi yang telah

membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada

penulis selama masa perkuliahan.

5. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

khususnya program studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses

administrasi.

6. Seluruh konsumen dan manajer minuman teh racikan Tong Tji Tea House yang

telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

7. Bapak tercinta Anter Kitos Simanjuntak S.P dan Ibunda tercinta

Asmaria Damanik A.Md yang selalu mendoakan, memotivasi, mendukung

penulis dan memenuhi kebutuhan penulis selama menjalani perkuliahan.

ii
iii

8. Saudara-saudara ku tercinta Vinetha Uli Simanjuntak S.KM, Joshua Haposan

Simanjuntak S.E, Regina Elisabeth Simanjuntak S.KM dan adik-adikku Natan

Fernando Simanjuntak dan Abigael Marsaulina Simanjuntak yang selalu

memotivasi dan mendoakan penulis.

9. Teristimewa Hans Samuel Purba yang telah memberikan doa, dukungan, dan

motivasi untuk menyelasikan skirpsi ini dengan baik..

10. Teman–teman ku terkasih, Agnes, Ica, Lasma, Roby, Yogi, Mona, Yuli, Reny,

Trisuci, Nira, Lisa, yang memberikan doa dan menyemangati kepada penulis

selama masa perkuliahan hingga saat ini.

11. Dan seluruh teman-teman angkatan 2016 Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak,

namun demikian sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan

dan kendala yang dihadapi penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini.


DAFTAR ISI

ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ....iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ...vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... .viii
DAFAR LAMPIRAN ........................................................................................ ...ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian Penulisan ................................................................... 3
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 8
2.2.1 Definsi Konsumen ......................................................................... 8
2.2.2 Perilaku Konsumen. ...................................................................... 8
2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan ................................................... 9
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ...... 15
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 20
2.4 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 22
2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ................................................. 24
3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................................... 24
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 24
3.4 Metode Analisis Data ........................................................................... 25
3.4.1. Metode Analisis Data untuk Tujuan 1 ..................................... 25
3.4.2. Metode Analisis Data untuk Tujuan 2 ..................................... 25
3.5 Definisi dan Batasan Operasional ....................................................... 29
3.5.1. Definisi .......................................................................................... 29
3.5.2. Batasan Operasional .................................................................... 31

i
iv
v

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN


4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ..................................................................... 32
4.1.1. Keadaan Fisik dan Geografi ......................................................... 32
4.1.2. Sejarah Singkat Tong Tji Tea House .......................................... 33
4.1.3.Visi & Misi Tong Tji Tea House .................................................. 35
4.2 Karakteristik Konsumen ............................................................................ 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Proses Keputusan Pembelian ....................................................................40
5.1.1. Pengenalan Kebutuhan ................................................................... 40
5.1.2. Pencarian Informasi ........................................................................ 41
5.1.3. Evaluasi Alternatif .......................................................................... 42
5.1.4. Proses Keputusan Pembelian ......................................................... 43
5.1.2. Perilaku Pasca Pembelian .............................................................. 44
5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen ............... 45
5.2.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 45
5.2.2 Uji Kesesuaian Model..................................................................... 46

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 52
6.2 Saran ............................................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman


1 Karakteristk Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 35

2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur 36

3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan 37

4 Karakteristik Sampel Berdasarkan Lama Waktu 37


Mengkonsumsi Minuman Teh Racikan

5 Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendapatan 38

6 Karakteristik Sampel Berdasarkan Pernah/Tidak 38


Mengkonsumsi

7 Motivasi/Alasan Pembelian Minuman Teh Racikan 39


Tong Tji Tea House

8 Manfaat Pembelian Minuman Teh Racikan Tong Tji 40


Tea House

9 Fokus Perhatian Konsumen Minuman Teh Racikan 40


Tong Tji Tea House

10 Sumber Informasi Konsumen Minuman Teh Racikan 41


Tong Tji Tea House

11 Pertimbangan Awal Pemilihan Minuman Teh Racikan 41


Tong Tji Tea House

12 Indikator Kualitas Minuman Teh Racikan Tong Tji 42


Tea House

13 Cara Memutuskan Pembelian Minuman Teh Racikan 42


Tong Tji Tea House

14 Media Yang Mempengaruhi Dalam Pembelian 43


Minuman Teh Racikan Tong Tji Tea House

15 Sikap Konsumen Pasca Pembelian Minuman Teh 43


Racikan Tong Tji Tea House

16 Sikap Konsumen Jika Terjadi Kenaikan Harga 44


Minuman Teh Racikan Tong Tji Tea House

vi
vii vii

17 Nilai Toleran Variabel Independen 45

18 Model Summary Faktor Perilaku Konsumen 46

19 Anova (Uji-F) Faktor Perilaku Konsumen 47

20 Coficient (uji-t) Faktor Perilaku Konsumen 47


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


1 Skema Kerangka Pemikiran 23

viii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul
1 Karakteristik Sampel

2 Data Faktor Budaya yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen (X1)

3 Data Faktor Sosial yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen (X2)

4 Data Faktor Pribadi yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen (X3)

5 Data Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen


(X4)

6 Data Keputusan Pembelian yang Dilakukan Konsumen (Y)

7 Uji Normalitas

8 Uji Heteroskedastisitas

9 Uji Multikolinearitas

10 Hasil Regresi Linear Berganda

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Teh merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan tanaman perkebunan

nasional yang berperan strategis dalam perekonomian, ekologis dan sosial budaya

Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan dan devisa negara, penyedia lapangan

kerja bagi masyarakat, maupun dalam rangka pengembangan wilayah. Menjadi

penting menguak potensi, prospek, dan kegunaan komoditas teh dalam rangka

mengembangkan komoditas ini secara arif dan bijaksana.

Dengan melihat prospek dari segi agribisnis teh di Indonesia hal ini memberikan

sebuah peluang usaha bagi setiap produsen. Peluang usaha ini bukan hanya di

sektor hulu namun juga di sektor hilir dari usahatani teh. Demi mengikuti

keinginan konsumen, produsen teh juga terus berinovasi dan memberikan banyak

pilihan kepada konsumen terhadap produk akhir teh.

Pada saat ini konsumen teh menganggap teh bukan sekedar minuman pelengkap

namun dianggap sebagai minuman pokok bagi konsumen yang kecanduan

terhadap minuman ini. Beberapa konsumen teh juga menganggap teh sebagai

suatu lifestyle. Pola konsumsi teh saat ini bukan hanya diminum di pagi hari saja

namun di setiap waktu. Trend ini bukan hanya ada dikalangan konsumen dewasa

namun juga dikalangan remaja.

Teh bukan lagi sekadar minuman, tetapi kini sudah dikemas secara modern. Di

gerai minuman teh bukan dilihat dari kemasannya saja, tetapi juga cita rasa. Saat

ini ada beberapa macam cita rasa teh yang ditawarkan, seperti Teh Hitam (Black

1
2

Tea), Teh Oolong (Oolong Tea), Teh Hijau (Green Tea), Teh Putih (White Tea),

Teh Melati (Jasmine Tea), dan masih banyak lagi.

Air seduhan teh dapat diminum dalam kemasan panas dan dingin, yang dapat

dijadikan sebagai minuman penyegar atau obat. Beraneka produk olahan dan

bahan baku teh banyak dijumpai di pasaran tradisional dan pasaran modern.

Produk tersebut merupakan bentuk lanjut dari teh seperti teh celup, teh kotak, dan

teh botol. Teh sangat diminati oleh kebanyakan orang khususnya di Indonesia,

karena selain rasanya yang enak juga harganya yang relatif murah.

Keanekaragaman produk teh merupakan langka dalam mengantisipasi pasar yang

masih luas. Pertimbangan praktis dan mudah di dapat merupakan hal yang

diinginkan konsumen. Dengan sedikit modifikasi, minuman teh tampil dalam

bentuk lain yang diharapkan mampu memikat konsumen untuk membelinya.

Salah satu alternatif produk lain dari teh adalah pengolahan menjadi Thai Tea,

Chatime, Dum-Dum, The Koi, Tong Tji dan lain-lain.

Dalam perkembangan budidaya teh Indonesia, pengolahan teh mendapat

perhatian cukup besar sehingga teh kering yang dihasilkan disukai oleh konsumen

dalam dan luar negeri. Perkembangan nilai ekspor teh selama periode

1980-2015 berfluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan 25,59 % per tahun

(Kementrian pertanian, 2016).

Tong Tji adalah salah satu perusahaan teh ternama di Indonesia. Berdiri sejak

tahun 1938 di Tegal, Jawa Tengah oleh alm. Tan See Giam. Tong Tji merupakan

nama brand sedangkan nama perusahaannya adalah Perusahaan teh Dua Burung

Wangi. Tong Tji adalah merek teh lokal Indonesia yang diperkenalkan sejak 1953.

2
3

Tong Tji dibuat dengan resep teh asli untuk mempertahankan cita rasanya yang

otentik.

Tong Tji meluncurkan minuman baru “siap minum” bernama Tong Tji Iced Tea

yang dimulai di Tegal dan Purwokerto, Indonesia. Tong Tji juga merilis produk

pewarna melati pertama yang kemudian menjadi best seller. Tong Tji berpegang

teguh pada tujuannya yaitu membawa gaya hidup sehari-hari konsumen di rumah,

hotel restoran kafe, kantor, dan bisnis minuman dengan pembukaan bar teh

sadewa food court matahari, Semarang, Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses keputusan pembelian minuman teh racikan oleh konsumen

di Tong Tji Tea House?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi minuman teh racikan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis proses keputusan pembelian minuman teh racikan oleh

konsumen di Tong Tji Tea House.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen

dalam mengkonsumsi minuman teh racikan.

3
4

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi yang dapat menambah pengetahuan mengenai

pengusahaan minuman teh racikan bagi pelaku bisnis serta pihak-pihak lain.

2. Bagi penulis, sebagai bahan tambahan wawasan dan pengetahuan, serta

melatih kemampuan berfikir dan mendapatkan pengalaman tentang

permasalahan yang dibahas di lapangan dengan teori yang telah didapat dari

perkuliahan.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi dan tambahan informasi tentang

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi minuman teh racikan.

4
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sejarah Teh Indonesia

Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh

dari Jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada 1694

terdapat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Jakarta. Teh jenis Assam

mulai masuk ke Indonesia dari Sri Lanka pada 1877 dan ditanam di kebun

Gambung, Jawa Barat oleh R.E.Kerk Hoven. Sejak saat itu, teh China secara

berangsur-angsur diganti dengan teh Assam, sejalan dengan perkembangan

perkebunan teh di Indonesia yang mulai sejak tahun 1910 dengan dibangunnya

perkebunan teh di Simalungun, Sumatera Utara. Dalam perkembangannya,

industri teh di Indonesia mengalami pasang surut sesuai perkembangan situasi

pasar dunia maupun Indonesia, antara lain pada masa pendudukan Jepang

(1942-1945) banyak areal kebun teh menjadi telantar.

Tanaman teh dapat tumbuh hingga 6-9 meter. Di perkebunan-perkebunan,

tanaman teh dipertahankan hanya sekitar 1 meter tingginya dengan pemangkasan

secara berkala. Hal ini memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh

tunas-tunas daun teh yang cukup banyak. Tanaman teh umumnya mulai dapat

dipetik daunnya secara terus-menerus setelah 5 tahun dan dapat memberikan hasil

daun teh cukup besar selama 40 tahun, baru kemudian diadakan peremajaan.

Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di daerah ketinggian 200-300 meter di

atas permukaan air laut. Semakin tinggi letak daerahnya, semakin menghasilkan

mutu teh yang baik (Muljana, 2006).

5
6

2.1.2 Manfaat Teh

Teh memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan manusia akan klorin dan flour.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh dapat menjaga kesehatan mulut dan gigi,

tenggorokan, menjaga keseimbangan mikroflora sistem pencernaan, dan

meningkatkan penyerapan kalsium untuk pertumbuhan tulang. Berikut ini adalah

beberapa manfaat teh :

1. Antioksidan.

Adapun fungsi dari antioksidan antara lain sebagai berikut :

a. Mencegah pembentukan radikal (bebas) oksigen dalam tubuh.

b. Melindungi lemak dalam plasma darah.

c. Melindungi kerusakan minyak dan lemak makan, dapat digunakan sebagai

pewarna alami.

2. Anti radiasi.

3. Anti mutasi gen.

4. Anti tumor.

a. Menekan pertumbuhan sel tumor.

b. Menekan pemrosesan bentuk tumor.

c. Menekan kanker payudara yang tumbuh spontan.

5. Menghambat aktivitas enzim.

Beberapa enzim yang terbukti dihambat adalah enzim angiotensin I, amilase,

sukrase dan maltase, enzim glucosy I transferase pada mutan streptokokus,

enzim pemacu HIV, enzim tyrosinase.

6. Anti peningkatan tekanan kolesterol.

7. Anti peningkatan tekanan darah.

6
7

8. Anti peningkatan kadar gula darah.

9. Anti koreng.

10. Anti bakteri.

11. Menurunkan berat badan.

12. Masker wajah.

13. Ampas teh dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanaman (Herawati, 2013).

2.1.3 Jenis-jenis Minuman Teh Racikan di Tong Tji Tea House

Dalam usaha pengembangan bisnis, Tong Tji juga membangun hubungan kerja

sama dengan berbagai distributor lokal seperti Alfamart, Indomaret, Carrefour,

Giant, Matabari Group, Hero Group, Hypermat, hingga resmi menjadi produk teh

Garuda Indonesia. Salah satu gebrakan baru yang dilakukan teh Tong Tji adalah

membuat Tong Tji Tea House dengan konsep cafe restaurant.

Tong Tji Tea House menyediakan berbagai minuman, mulai dari aneka varian

rasa teh seperti Tong Tji Original (jasmine tea, lemon tea, jasmine green tea,

frussion tea, dan teh jeruk purut), Tong Tji Milk Tea (pearl milk tea boba, taro

milk tea boba, oreo milk tea boba, pearl choco tea, matcha latte, jasmine tea

boba, teh tarik boba, dan cappucinno milk tea), Tong Tji Fresh Fusion Tea

(lemon tea, green tea lychee, teh jasmine sereh, teh jeruk nipis, green tea lemon,

cocojelly berry, cocojelly peach, dan honey lemon tea), In a Teapot (traditional

javanese tea, ginger tea, dan teh uwuh).

7
8

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsumen

Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yakni : konsumen

individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa

untuk digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga lain / seluruh anggota

keluarga, atau mungkin untuk hadiah. Konsumen organisasi terdiri dari organisasi

bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (sekolah,

perguruan tinggi, dan rumah sakit), dimana mereka harus membeli produk

peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya

(Sumarwan, 2010).

Teori konsumen merupakan teori yang mencakup perilaku konsumen dalam

membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan,

berupa barang ataupun jasa-jasa konsumsi. Teori konsumen menjelaskan

bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli suatu barang akan

berubah jika jumlah pendapatan konsumen dan harga barang yang bersangkutan

berubah. Fungsi utama barang dan jasa konsumsi adalah untuk memenuhi

kebutuhan langsung pemakainya, dengan terpenuhinya kebutuhan konsumen

tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi konsumen itu sendiri

(Reksoprayitno, 2000).

2.2.2 Perilaku Konsumen

Perilaku adalah suatu kegiatan dan aktifitas organisasi yang bersangkutan, baik

aktifitas yang dapat diamati atau yang tidak dapat diamati oleh orang lain.

Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai

8
9

suatu tujuan. Dengan adanya kebutuhan akan muncul motivasi atau penggerak.

Sehingga individu itu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan dan mengalami

kepuasan (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan

jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka

(Schiffman dan Kanuk, 2010).

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang

mendahului dan menyusul dari tindakan ini (Engel et al, 2010).

Memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita

harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (afeksi),

apa yang mereka lakukan (perilaku), dan serta dimana (kejadian disekitar) yang

mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan konsumen tersebut (Setiadi, 2008).

2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan hidup ada pada diri

konsumen. Proses keputusan konsumen terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi altenatif, pembelian, dan kepuasan konsumen

(Sumarwan, 2004).

9
10

Suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan

alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus

memiliki pilihan alternatif.

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merk tertentu akan

diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika pembeli menyadari terdapat perbedaan

antara kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh

rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal adalah kebutuhan dasar

yang timbul di dalam diri seseorang, seperti rasa lapar dan haus. Sedangkan

rangsangan eksternal adalah kebutuhan yang ditimbulak oleh dorongan eksternal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan (need activation)

yaitu :

Waktu

Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologis

seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang

diinginkan oleh seorang konsumen. Usia konsumen yang semakin tua akan

menyebabkan ia memiliki aspirasi dan nilai yang berbeda. Konsumen yang lebih

tua mungkin akan lebih memperhatikan kesehatannya, sehingga ia banyak

membutuhkan makanan yang sangat selektif agar terhindar dari berbagai penyakit.

Perubahan Situasi

Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. Konsumen yang masih single

mungkin akan lebih banyak menghabiskan pengeluarannya untuk hiburan. Jika

10
11

konsumen tersebut menikah maka ia akan mengenali banyak kebutuhan yang lain,

misalnya ia harus lebih banyak menabung untuk persiapan kelahiran anaknya.

Maka ia mungkin mengurangi pengeluarannya untuk hiburan tersebut.

Pemilikan Produk

Memiliki sebuah produk sering kali mengaktifkan kebutuhan yang lain. Seorang

konsumen yang membeli sebuah mobil baru, maka ia akan menyadari perlunya

produk lain. Ia membutuhkan shampo mobil, lap kanebo, peralatan membersihkan

mobil, waktu untuk membersihkan mobil, bahkan orang lain yang bisa

membantunya mencuci dan membersihkan mobil.

Konsumsi Produk

Jika buah-buahan yang tersedia di kulkas sudah habis, maka ia akan memicu

konsumen untuk membeli lagi buah-buahan untuk kebutuhan konsumsinya.

Habisnya persediaan makanan yang ada di rumah sering kali mendorong

konsumen menyadari kebutuhannya untuk segera membeli makanan lagi sehingga

bisa tersedia untuk konsumsi berikutnya.

Perbedaan Individu

Konsumen membeli mobil baru karena mobil lamanya sering mogok. Kebutuhan

mobil baru timbul karena konsumen merasakan keadaan yang sesungguhnya

(actual state) bahwa mobil lamanya tidak berfungsi dengan baik. Namun ada juga

konsumen yang berbeda, kebutuhan mobil baru muncul bukan karena mobil

lamanya tidak berfungsi dengan baik. Konsumen membeli mobil baru karena ia

ingin selalu trendi, ingin memiliki mobil model terbaru, walaupun mobil lamanya

baru berusia satu tahun dan masih berfungsi sangat baik.

11
12

Pengaruh Pemasaran

Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan atau dikomunikasikan

melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Program pemasaran

tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya.

Produk yang dikomunikasikan dengan menarik akan memicu seorang konsumen

untuk menyadari akan kebutuhannya dan merasakan bahwa produk tersebutlah

yang bisa memenuhi kebutuhannya tersebut.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa

kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu

produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya

(pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

Pencarian Internal

Langkah pertama yang dilakukan konsumen adalah mengingat kembali semua

informasi yang ada dalam ingatannya. Informasi yang dicari meliputi berbagai

produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalahnya atau memenuhi

kebutuhannya. Proses pencarian informasi secara internal dari memori konsumen

dapat dijelaskan sebagai berikut. Langkah pertama konsumen akan berusaha

mengingat semua produk dan merek. Konsumen akan mendapatkan beberapa

produk dan merek tetapi tidak dikenalnya secara baik. Produk dan merk yang

dingat tersebut akan muncul dari memori jangka panjangnya.

Langkah kedua, konsumen akan berfokus kepada produk dan merek yang sangat

dikenalnya. la akan membagi produk yang dikenalnya tersebut ke dalam tiga

12
13

kategori. Pertama adalah kelompok yang dipertimbangkan (consideration set atau

evoked set), yaitu kumpulan produk atau merek yang akan dipertimbangkan lebih

lanjut. Kedua adalah kelompok yang tidak berbeda (inert set), yaitu kumpulan

produk atau merek yang dipandang tidak berbeda satu sama lain. Ketiga adalah

kelompok yang ditolak, yaitu kelompok produk atau merek yang tidak bisa

diterima.

Pencarian Eksternal

Konsumen mungkin cukup sampai pencarian internal jika apa yang dicari telah

terpenuhi. Jika tidak, konsumen akan berlanjut ke tahap pencarian eksternal.

Konsumen mungkin juga mengkombinasikan antara pencarian internal dan

eksternal agar informasi yang diperolehnya mengenai produk dan merek menjadi

sempurna dan menyakinkan. Pencarian eksternal adalah proses pencarian

informasi mengenai berbagai produk dan merk, pembelian maupun konsumsi

kepada lingkungan konsumen.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah evaluasi alternatif (pre-

purchase alternative evaluation). Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi

pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan

konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai

pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Hasil akhir dari proses evaluasi alternatif pada keterlibatan tinggi adalah

pembentukan sikap umum terhadap masing-masing alternatif. Pada situasi

keterlibatan rendah, proses evaluasi alternatif hanya melibatkan pembentukan

13
14

sedikit kepercayaan kepada alternatif pilihan, sedangkan sikap muncul setelah

terjadinya perilaku. Jika konsumen mengambil keputusan mengikuti model

eksperiensial, maka proses evaluasi alternatif berfokus kepada penciptaan sikap

bukan kepada pembentukan kepercayaan. Sedangkan proses evaluasi alternatif

pada model perilaku, konsumen tidak membandingkan pilihan alternatif sebelum

melakukan pembelian.

4. Pembelian

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin

penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian

meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau

tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya.

Pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan ke

dalam tiga macam yaitu pembelian yang terencana sepenuhnya, pembelian yang

separuh terencana, dan pembelian yang tidak terencana. Proses pembelian

meliputi tahap mencari informasi, mengambil dana, berhubungan dengan toko,

mencari produk, dan transaksi.

5. Kepuasan Konsumen

Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai

proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi

yang telah dilakukannya. Inilah yang disebut sebagai evaluasi alternatif pasca

pembelian atau pasca konsumsi. Proses ini juga disebut sebagai proses evaluasi

alternatif tahap kedua. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah

konsumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau merek yang telah

14
15

dilakukannya. Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan

memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang

dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan

mengkonsumsi ulang produk tersebut.

Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen

terbentuk adalah The Expectancy Disconfirmation Model, yang mengemukakan

bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari

perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang

sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Produk

berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai

diskonfirmasi positif. Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. Produk

berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi

sederhana. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas dan produk tersebut pun

tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral.

Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai

diskonfirmasi negatif. Produk yang berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan

konsumen akan menyebabkan kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas

(Schiffman dan Kanuk, 2010).

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor budaya,

sosial, pribadi dan psikologis.

15
16

1. Faktor Budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling meluas dan mendalam

terhadap perilaku konsumen. Kita akan melihat peranan yang dimainkan oleh

kultur, sub-kultur, dan kelas sosial.

a. Kultur

Kultur (kebudayaan) adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan

perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian tata nilai, persepsi, preferensi,

dan perilaku melalui keluarganya dari lembaga-lembaga kunci lain.

b. Sub-Kultur

Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencakup

kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu

masyarakat, yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata

nilai, minat, dan perilaku yang mirip.

2. Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Banyak kelompok mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan seseorang

terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh

tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang.

16
17

b. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat dan telah diriset secara ekstensif. Anggota keluarga merupakan

kelompok primer yang paling berpengaruh. Dari orang tua, seseorang memperoleh

suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta suatu rasa ambisi

pribadi, penghargaan pribadi, dan cinta.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti

keluarga, klub, dan organisasi. Posisi orang dalam setiap kelompok

dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status. Suatu peran terdiri dari

kegiatan-kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh seseorang. Setiap peran akan

mempengaruhi sebagian dari perilaku pembeliannya. Setiap peran membawa

suatu status.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia

pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomis, gaya hidup, serta

kepribadian dan konsep pribadi pembeli.

a. Umur

Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

Konsumsi juga dipengaruhi oleh tahap-tahap dalam siklus hidup keluarga. Siklus

hidup keluarga juga disertai dengan situasi keuangan dan minat produk yang

umum untuk setiap kelompok.

17
18

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang pekerja

berkerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak makanan, dan

berekreasi boling. Para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan kelompok

pekerjaan yang mempunyai minat lebih dari rata-rata pada produk dan jasa

mereka.

c. Keadaan Ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan

ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkat pendapatan,

stabilitas, dan pola waktunya), tabungan dan kekayaan (termasuk persentase yang

likuid), hutang, kekuatan untuk meminjam, dan pendirian terhadap belanja dan

menabung.

d. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub kultur kelas sosial, dan pekerjaan yang sama

mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang adalah

pola hidup seseorang di dunia yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan

pendapat seseorang. Gaya hidup melukiskan “keseluruhan orang” tersebut yang

berinteraksi dengan lingkungannya.

e. Kepribadian

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kita mendefinisikan kepribadian

sebagai karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. Kepribadian

biasanya dijelaskan dengan ciri-ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi,

18
19

otonomi, perbedaan, kondisi sosial, keadaan pembelaan diri, dan kemampuan

beradaptasi.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologis utama

yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap waktu tertentu. Suatu motif

(dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk

bertindak. Memuaskan kebutuhan tersebut mengurangi rasa ketegangannya.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang

benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tertentu.

Persepsi didefinisikan sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur,

dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan

gambaran keseluruhan yang berarti.

c. Pengetahuan

Ketika orang-orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menjelaskan

perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman.

Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Diasumsikan bahwa seseorang

mempunyai suatu dorongan untuk diaktualisasi diri.

d. Kepercayaan dan Sikap Pendirian

Melalui bertindak dan belajar, orang-orang memperoleh kepercayaan dan

pendirian. Suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang

mengenai suatu hal. Pendirian menempatkan seseorang ke dalam suatu kerangka

19
20

pemikiran tentang menyukai atau tidak menyukai suatu obyek, bergerak menuju

atau menjauhinya. Pendirian mendorong orang untuk berperilaku secara konsisten

terhadap obyek yang sejenis (Kotler, 2000).

2.3 Penelitian Terdahulu

Dewi (2004) dengan judul skripsi “Analisis Tipe Perilaku Konsumen dalam

Membeli Teh di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri”. Metode analisis

yang digunakan adalah analisis inventaris keterlibatan konsumen dan analisis

deskriptif. Hasil penelitian diperoleh : 1) keterlibatan konsumen dalam proses

pengambilan keputusan pembelian teh di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri

tergolong tinggi (30,10>24), artinya konsumen melibatkan diri mengevaluasi

atribut-atribut produk teh untuk membuat keputusan yang terbaik dalam

pembelian produk teh. Atribut tersebut meliputi rasa, aroma, warna, kemasan,

desain kemasan, kapasitas isi, harga, dan distribusi produk teh. 2) Tipe perilaku

konsumen teh di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri adalah tipe perilaku

membeli untuk mengurangi keragu-raguan artinya konsumen memiliki

keterlibatan yang tinggi dalam mengambil keputusan pembelian produk teh

namun konsumen tidak melihat adanya perbedaan antar merek teh.

Yuniva (2014) dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Frestea”.

Hasil penelitian diperoleh yaitu keputusan pembelian teh siap minum Frestea

Frestea dipengaruhi oleh tiga faktor utama yang terbentuk, yaitu faktor pengaruh

lingkungan sekitar dan sosial, faktor psikologis, faktor perbedaan individu. Pada

hasil evaluasi kepercayaan (bi) terhadap atribut Frestea, kehalalan produk

20
21

memiliki skor tertinggi.pada hasil tingkat kepentingan (ei) terhadap atribut

Frestea, keamanan isi produk memilik skor tertinggi. Pada hasil analisis sikap

konsumen dapat diketahui bahwa Frestea dinilai baik oleh konsumen.

Kusumah (2010) dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Konsumen dalam Keputusan Pembelian Teh Celup

Sariwangi pada Masyarakat Kota Bekasi“. Metode analisis yang digunakan

adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Hasil

penelitian diperoleh : Hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor psikologis, faktor

produk, faktor sosial, faktor distribusi, faktor harga, faktor promosi, dan faktor

individu sangat mempengaruhi konsumen dalam pembelian Teh Sariwangi. Untuk

mengantisipasi persaingan dengan produk yang sejenis, maka pihak produsen

perlu lebih kreatif dan inovatif dalam memasarkan produknya kepada kosumen.

Rusdi, Elpawati, dan Nunung (2016) dengan judul penelitian “Analisis

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Teh

Pucuk Harum“. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis diagram

alur (path analysis). Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada pengaruh langsung

yang signifikan antara bintang iklan terhadap brand awareness yakni -0.215,

namun variabel media iklantelevisi memberikan pengaruh langsung yang baik

terhadap brand awareness dengan nilai 0.127, variabel harga memberikan

pengaruh langsung yang postif terhadap brand awareness dengan nilai 0.185

sedangkan variabel kualitas produk memberikan pengaruh langsung yang sangat

signifikan kepada brand awareness yakni 0.547.

21
22

2.4 Kerangka Pemikiran

Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi minuman teh racikan berhubungan

dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Perilaku konsumen dalam

proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen

melewati lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

informasi, pembelian dan pasca pembelian.

Perilaku konsumen menentukan kriteria konsumen dan motivasi dalam

mengkonsumsi minuman teh racikan yang ada di Tong Tji Tea House. Dari

kriteria ini akan di dapat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen

dalam mengkonsumsi minuman teh racikan dan bagaimana pengambilan

keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Produsen minuman teh

racikan akan memiliki suatu landasan dalam membuka teashop dari pendapat

konsumen dalam menentukan sebuah teashop yang ideal. Sehingga produsen tidak

mengalami kerugian karena tidak mengetahui kritera konsumen dan faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi minuman teh racikan.

22
23

Konsumen

Faktor–faktor yang mempengaruhi


keputusan pembelian konsumen
1. Faktor budaya
2. Faktor sosial
3. Faktor pribadi
4. Faktor Psikologis

Perilaku Konsumen

Proses keputusan pembelian


1. Pengenalan kebutuhan
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Pembelian
5. Perilaku pasca pembelian
Keterangan :

: Proses

: Pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis Penelitian

Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

mengkonsumsi minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

23
24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja berdasarkan

pertimbangan bahwa Tong Tji Tea House menyajikan minuman teh racikan

dengan varian rasa lebih dari 15 jenis rasa.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

accidental sampling. Teknik accidental sampling adalah teknik penarikan sampel

secara kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan ditemui peneliti yang membeli

minuman teh racikan di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini besar sampel yang

ditentukan peneliti adalah sebesar 30 sampel.

Ukuran sampel minimum yang dapat diterima dalam kebanyakan penelitian

adalah 30 sampel (Wahyudi, 2017).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

informasi dengan menggunakan instrument kuesioner dan wawancara dan

kemudian diberikan scoring dengan menggunakan skala likert. Data sekunder

diperoleh melalui lokasi penelitian, internet dan instansi lain terkait.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode analisis

deskriptif berdasarkan data di lokasi penelitian.

24
25

Untuk identifikasi masalah (2) dianalisis dengan menggunakan metode analisis

linear regresi berganda. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu

dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas.

Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen

(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan

untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar

mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.

Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan

total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai

kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud.

Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau

r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dan

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistical

Package for the Social Science) 22.0 for windows.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

25
26

Uji Rellabilitas

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat

ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai

hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.

Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan

reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias

dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat

dideteksi dengan melihat penyebaran data / titik pada sumbu diagonal dari grafik

atau dengan melihat histogram dari residualnya. Model regresi dikatakan

memenuhi asumsi normalitas apabila data menyebar di sekitar garis diagonal atau

grafik histogramnya (Situmorang, 2010).

2. Uji Heteroskedasitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu

variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji

Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara

26
27

statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya

heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%

dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi

berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada

tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur

variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF

< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010).

Analisis Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dua

atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainya. Jadi analisis regresi

berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal dua

(Sugiyono, 2006).

Persamaan yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian (Skor)

a = Konstanta

b1b2 b3b4 = Koefisien regresi

27
28

X1 = Faktor budaya (Skor)

X2 = Faktor social (Skor)

X3 = Faktor pribadi (Skor)

X4 = Faktor psikologis (Skor)

e = Standar Error

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis tidak

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman

teh racikan.

H1: Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman teh racikan.

Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang

semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen

(Sugiyono, 2006).

Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial

berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Derajat kepercayaan

yang digunakan adalah 0,05 (Firdaus, 2004).

Kriteria uji yang diajukan :

Jika t hitung > t tabel pada α= 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima.

28
29

Jika t hitung < t tabel pada α= 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap

variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap

variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok

atau fit. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 (Firdaus, 2004).

Kriteria uji yang diajukan :

Jika F hitung < F tabel pada α= 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika F hitung > F tabel pada α= 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu

dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Minuman teh racikan merupakan minuman berbahan dasar teh, susu, dan perisa

rasa.

2. Konsumen dalam penelitian adalah orang-orang yang mengkonsumsi minuman

teh racikan dalam pengertian membeli minuman teh racikan di lokasi

penelitian.

3. Perilaku konsumen adalah suatu sikap konsumen minuman teh racikan untuk

mengambil keputusan membeli atau tidak minuman teh racikan yang

berdasarkan pengaruh faktor-faktor tertentu.

4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor

pribadi dan faktor psikologis.

29
30

5. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian minuman teh

racikan.

6. Faktor budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi

perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat.

7. Faktor sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam

berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti. Dengan

indikator kelompok acuan, keluarga, peran atau status sosial yang dihitung

dengan skala likert.

8. Faktor pribadi adalah perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri

manusia. Dengan indikator keadaan ekonomi, kepribadian, dan gaya hidup.

9. Faktor psikologis adalah bagian dari pengaruh lingkungan tempat tinggal dan

hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau

antisipasinya pada waktu yang akan datang. Dengan indikator motivasi,

persepsi, pembelajaran, dan sikap.

10. Keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen benar-benar membeli

produk. Dengan indikator pembeliaan karena kebiasaan, pembelian kembali,

dan pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan

terencana.

30
31

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di Tong Tji Tea House yang berada di Kecamatan

Medan Sunggal Kota Medan.

2. Penelitian dilaksanakan tahun 2019.

3. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi minuman teh

racikan di Tong Tji Tea House.

31
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Keadaan Fisik dan Geografi

Penelitian ini dilakukan di kota Medan yang merupakan ibu kota dari provinsi

Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak antara 3º.27 - 3º.47 Lintang

Utara dan 98º.35 - 98º.44 Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas

permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum

berkisar antara 22,49º C - 23,97º C dan suhu maksimum berkisar antara

32,15º C - 34,21º C. Kelembapan udara di wilayah Medan rata-rata 76 - 81 %.

Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada sebelah utara,

selatan, barat dan timur.

Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara

dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan

Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sebagian besar wilayah Kota Medan

merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting,

yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

4.1.2 Medan Sunggal

Kecamatan Medan Sunggal adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan,

Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Sunggal berbatasan dengan :

- Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Medan Baru

- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Medan Selayang

32
33

- Sebelah Utara berbatasan dengan : KecamatanMedan Helvetia

4.1.3 Penduduk

Kecamatan Medan Sunggal mempunyai penduduk sebesar 103.803 jiwa. Luasnya

adalah 15,44 km² dan kepadatan penduduknya adalah 6.722,99 jiwa/km².

4.2. Sejarah Singkat Tong Tji Tea House

Tong Tji adalah salah satu perusahaan teh ternama di Indonesia. Berdiri sejak

tahun 1938 di Tegal, Jawa Tengah oleh alm. Tan See Giam. Tong Tji merupakan

nama Brand sedangkan nama perusahaannya adalah Perusahaan Teh Dua Burung

Wangi. Tong Tji adalah merek teh lokal Indonesia yang diperkenalkan sejak

1953. Tong Tji dibuat dengan resep teh asli untuk mempertahankan cita rasanya

yang otentik.

Tong Tji selalu mengabdikan diri untuk menjadi teh terbaik bagi pecinta teh

seperti moto: “Teh Paling Nikmat, Titik.”. Ditahun 1938 Tong Tji didirikan oleh

generasi pertama. Tuan Tan See Giam. Dia mulai membuat teh dengan

menggabungkan resep tradisional untuk mencampur teh menggunakan metode

tradisional yang sangat sederhana dan barang-barang rumah tangga seperti

kompor arang dan pot bambu.

Pada tahun 1998, di tahun ini, Tong Tjie mempertahankan semua upaya untuk

mempertahankan warisan dan memperluas bisnis. Teh premium melati Tong tji

diluncurkan. Menggunakan daun teh kualitas terbaik dan diproses oleh bunga

melati alami. Teh melati premium Tong Tji menjadi produk terlarisnya.

33
34

Pada tahun 2003, Setiap daun teh diperoleh dari tempat terbaik untuk memastikan

konsistensi dalam teste. Tong Tji meluncurkan minuman baru “siap minum”

bernama Tong Tji Iced Tea yang dimulai di Tegal dan Purwokerto, Indonesia.

Tong Tji juga merilis produk pewarna melati pertama yang kemudian menjadi

best-seller.

Pada tahun 2008, Tong Tji berpegang teguh pada tujuannya yaitu membawa gaya

hidup sehari-hari konsumen di rumah, hotel-restoran-kafe, kantor, dan bisnis

minuman dengan pembukaan bar teh sadewa food court matahari, Semarang,

Indonesia.

Pada tahun 2009, Tong Tji selalu percaya pelanggan kami layak mendapatkan

pengalaman teh terbaik. Kemudian, melanjutkan kesuksesan bar teh, Tong Tji

terus berkembang dengan membuka restoran baru dengan berbagai macam menu

dari beragam hidangan dan masakan. Tong Tji sendiri sudah memiliki 155 outlet

di seluruh Indonesia. Di kota Medan Tong Tji memiliki dua outlet yaitu terletak di

Jalan Gatot Subroto, Medan Petisah di dalam Mall Plaza Medan Fair, lantai 1 dan

Jalan Gagak Hitam, Medan Sunggal di dalam Mall Ringroad Citywalks, Lantai G.

Pada tahun 2014, Tong Tji berhasil menerima Penghargaan WOW Brand Gold

Champion 2014 dalam kategori kantong teh dari Markplus Inc, Indonesia Living

Legend Brand (2015) Diteliti oleh SWA, Satria Brand Award (2012) Central of

Java Brand Choice, Satria Brand Award (2014) Central of Java Brand Choice,

Kantong Teh Celup Indonesia WOW Brand 2014, Penghargaan Media Sosial

2012, Penghargaan Merek Suara Merdeka Satria Tengah Pilihan Merek Jawa,

Superbrands Indonesia's Choice (2010-2011), 250 Merek Asli Indonesia Teratas,

34
35

Satria Brand Award (2014) Pilihan Merek Jawa Tengah di Kategori Teh Tubruk,

Satria Brand Award (2014) Pilihan Merek Jawa Tengah di Kategori Tea Café.

4.2.1 Visi dan Misi Tong Tji Tea House

1. Visi

Menjadi pilihan utama teh Indonesia yang mewakili keunikan cita rasa Indonesia.

2. Misi

1. Tong Tji memberikan kualitas terbaik teh Indonesia.

2. Tong Tji tanggap dalam usaha memenuhi kebutuhan konsumen lokal dan

global.

3. Tong Tji terus-menerus mengembangkan diri serta berinovasi dalam segi

budaya minum teh dan varian rasa.

4.2.2 Orbitasi

a. Jarak ke Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara : 6.8 km

b. Jarak ke Kantor Walikota Medan : 8 km

c. Jarak ke Lapangan Merdeka : 7.6 km

4.3. Karakteristik Sampel

4.3.1 Karakteristik Sampel Minuman Teh Racikan Tong Tji Tea House

Karakteristik dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, profesi, lama

waktu konsumen dalam mengkonsumsi minuman teh racikan Tong Tji Tea

House, dan pendapatan individu. Berikut adalah tabulasi mengenai karakteristik

sampel yang berjumlah 30 orang, didistribusikan sebagai berikut:

35
36

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah sampel konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House sebanyak 30

orang. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 18 60
2 Perempuan 12 40
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas sampel konsumen

minuman teh racikan Tong Tji Tea House berdasarkan jenis kelamin adalah

laki-laki sebanyak 18 sampel atau sebesar 60% sedangkan konsumen perempuan

adalah sebanyak 12 orang atau sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa

konsumen laki-laki lebih banyak mengkonsumsi minuman teh racikan Tong Tji

Tea House dibandingkan dengan konsumen perempuan.

2. Berdasarkan Umur

Jumlah sampel konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House sebanyak 30

orang. Karakteristik konsumen berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur


No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 19-25 8 26,66
2 26-30 9 30,00
3 31-35 2 6,67
4 >35 11 36,67
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas konsumen

minuman teh racikan Tong Tji Tea House berdasarkan umur adalah konsumen

berusia >35 tahun menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 11 orang

36
37

atau sebesar 36,67%. Konsumen usia 31-35 tahun merupakan konsumen yang

paling sedikit menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 2 orang atau

sebesar 6,67%.

3. Berdasarkan Profesi/Pekerjaan

Pekerjaan sangat erat hubungannya dengan kemampuan pembelian terhadap suatu

barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Karakteristik konsumen

berdasarkan pekerjaan dapat dilihat dari Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan


No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Pegawai 14 46,67
2 Wiraswasta 5 16,67
3 Mahasiswa 6 20,00
4 Lainnya 5 16,66
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas konsumen minuman

teh racikan Tong Tji Tea House berdasarkan pekerjaan adalah konsumen bekerja

sebagai pegawai yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 46,67%. Konsumen bekerja

sebagai wiraswasta dan lainnya merupakan konsumen yang sedikit menjadi

sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 16,66%.

4. Berdasarkan Lama Waktu Konsumen Mengkonsumsi

Jumlah sampel minuman teh racikan Tong Tji Tea House sebanyak 30 orang.

Karakteristik sampel berdasarkan lama waktu konsumen mengkonsumsi minumsn

teh racikan Tong Tji Tea House dapat dilihat dari Tabel 4.4.

37
38

Tabel 4.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Lama Waktu Konsumen


Mengkonsumsi Minuman Teh Racikan Tong Tji Tea House
No Waktu(bulan/tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 <6 bulan 10 33,33
2 6 bulan–1 tahun 6 20,00
3 1 tahun – 2 tahun 5 16,67
4 >2 tahun 9 30,00
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 diketahui bahwa mayoritas konsumen minuman

teh racikan Tong Tji Tea House berdasarkan lama waktu konsumen

mengkonsumsi minuman teh racikan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi

dalam kurun waktu <6 bulan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 10 orang atau

sebesar 33,33%.

5. Berdasarkan Pendapatan

Jumlah sampel konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House sebanyak 30

orang. Karakteristik sampel berdasarkan pendapatan dapat dilihat dari Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendapatan


No Pengeluaran (Rp) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 <500.000 4 13,33
2 500.000-1.000.000 2 6,67
3 1.500.000-2.000.000 6 20,00
4 >2.000.000 18 60,00
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 diketahui bahwa mayoritas sampel konsumen

minuman teh racikan Tong Tji Tea House memiliki pendapatan per bulan sebesar

Rp >2.000.000 yaitu sebanyak 18 sampel atau sebesar 60,00%.

38
39

6. Berdasarkan Pernah/Pertama Kali Mengkonsumsi

Jumlah sampel konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House sebanyak 30

orang. Karakteristik sampel berdasarkan pernah/pertama kali mengkonsumsi

minuman teh racikan Tong Tji Tea House dapat dilihat dari Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pernah/Pertama Kali


Mengkonsumsi
No Pernah/Pertama kali Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Pernah 24 80
2 Pertama kali 6 20
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 diketahui bahwa mayoritas sampel konsumen

minuman teh racikan Tong Tji Tea House pernah mengkonsumsi minuman teh

racikan Tong Tji Tea House sebelumnya yaitu sebanyak 24 sampel atau sebesar

80% dan sebanyak 6 sampel atau sebesar 20% pertama kali mencoba minuman

teh racikan Tong Tji Tea House.

39
40

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Proses Keputusan Pembelian Minuman Teh Racikan Tong Tji Tea House

5.1.1 Pengenalan Kebutuhan

Perilaku proses keputusan pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, yaitu

saat konsumen mengenali kebutuhan akan suatu produk. Adapun motivasi/alasan

utama yang mendasari konsumen dalam mengkonsumsi minuman teh racikan Tong

Tji Tea House dapat dilihat dari Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Motivasi/Alasan Pembelian Minuman Teh Racikan Tong Tji


Tea House
No Motivasi Pembelian Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Harga terjangkau 1 3,33
2 Rasa haus 1 3,33
3 Tampak menyegarkan 9 30,00
4 Melihat orang lain membeli 3 10,00
5 Kemasan dan penampilan produk 8 26,67
6 Ingin mencoba 8 26,67
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa motivasi/alasan utama konsumen dalam membeli

minuman teh racikan Tong Tji Tea House karena minuman teh racikan Tong Tji

Tea House tampak menyegarkan yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 30%. Hal ini

disebabkan karena minuman teh racikan Tong Tji Tea House merupakan minuman

yang memiliki varian rasa yang mampu membuat konsumen puas.

40
41

Tabel 5.2. Fokus Perhatian Konsumen Pada Awal Pembelian Minuman


Teh Racikan Tong Tji Tea House
No Fokus Perhatian Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Harga 8 26,67
2 Merek 8 26,67
3 Kemasan 6 20,00
4 Praktis dalam mengkonsumsi 8 26,66
5 Rasa 0 0
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa fokus perhatian utama konsumen minuman teh

racikan Tong Tji Tea House adalah harga, merek, dan praktis dalam mengkonsumsi

yaitu sebanyak 8 orang atau sebesar 26,67%. Saat ini semua orang menginginkan

segala harga yang sesuai dengan rasa, merek, dan sesuatu yang praktis begitu juga

dengan pola konsumsi konsumen.

5.1.2 Pencarian Informasi

Pada tahap pencarian informasi, konsumen dapat mendapatkan informasi mengenai

produk dari berbagai sumber yang konsumen percayai. Pencarian informasi penting

untuk dilakukan agar konsumen memiliki pengetahuan terntang suatu produk.

Adapun tahap pencarian oleh konsumen dalam membeli minuman teh racikan Tong

Tji Tea House dapat dilihat dari Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Manfaat Pembelian Minuman Teh Racikan


No Manfaat Pembelian Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Rasa enak 21 70,00
2 Praktis dalam mengkonsumsi 8 26,67
3 Sebagai minuman selingan 1 3,33
4 Alasan Lainnya 0 0
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa manfaat utama minuman teh racikan Tong Tji Tea

House bagi konsumen adalah rasa minuman teh racikan Tong Tji Tea House yang

enak yaitu sebanyak 21 orang atau sebesar 70 %.

41
42

Tabel 5.4. Sumber Informasi Konsumen Minuman Teh Racikan Tong Tji
Tea House
No Sumber Informasi Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Teman 7 23,33
2 Keluarga 12 40,00
3 Sendiri/Intenet 11 36,67
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel memperoleh informasi

mengenai minuman teh racikan Tong Tji Tea House melalui keluarga yaitu

sebanyak 12 orang atau sebesar 40,00%. Pengetahuan sendiri dan internet dijadikan

sebagai sumber informasi terbanyak kedua oleh sampel yaitu sebanyak 11 orang

atau sebesar 36,67%.

5.1.3 Evaluasi Alternatif

Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen akan mengevaluasi infomasi yang sudah

didapatkan sehingga nantinya konsumen dapat memiliki berbagai alternatif pilihan.

Adapun tahap evaluasi alternatif oleh sampel dalam membeli minuman teh racikan

Tong Tji Tea House dapat dilihat dari Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Pertimbangan Awal Pemilihan Minuman Teh racikan Tong Tji
Tea House
No Pertimbangan Pemilihan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Merek 3 10,00
2 Harga 5 16,67
3 Rasa 20 66,67
4 Kemasan 0 0
5 Lokasi gerai 2 6,66
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa pertimbangan awal sampel minuman teh racikan

Tong Tji Tea House adalah rasa yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 66,67%.

Sementara harga merupakan pertimbangan terbanyak kedua yaitu sebanyak 5 orang

atau sebesar 16,67%.

42
43

Tabel 5.6. Indikator Kualitas Minuman Teh racikan Tong Tji Tea House
No Indikator Kualitas Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Merek 11 36,67
2 Harga 1 3,33
3 Rasa 17 56,67
4 Kemasan 1 3,33
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Adapun indikator kualitas dari suatu produk dapat ditentukan oleh harga, kemasan,

merek, dan rasa. Pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa indikator kualitas minuman

teh racikan Tong Tji Tea House yang dominan adalah rasa yaitu sebanyak 17 orang

atau sebesar 56,67%.

5.1.4 Proses Keputusan Pembelian

Pada tahap pembelian, konsumen sudah memiliki pengetahuan mengenai produk

yang akan dibeli sehingga konsumen dapat dengan mudah memutuskan apa saja

yang akan dibeli. Adapun proses keputusan pembelian oleh konsumen dalam

membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House dapat dilihat dari Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Cara Memutuskan Pembelian Minuman Teh racikan Tong Tji
Tea House
No Cara Memutuskan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Terencana 9 30,00
2 Tergantung situasi 8 26,67
3 Mendadak 13 43,33
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel cenderung membeli

minuman teh racikan Tong Tji Tea House secara mendadak yaitu sebanyak 13

orang atau sebesar 43,33%.

43
44

Tabel 5.8. Media yang Mempengaruhi Keputusan dalam Membeli Minuman


Teh Racikan Tong Tji Tea House
No Cara Memutuskan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Keluarga 6 20
2 Teman 12 40
3 Tidak ada 12 40
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Dari Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa media yang mempengaruhi konsumen

mengkonsumsi minuman teh racikan Tong Tji Tea House adalah teman yaitu

sebanyak 12 orang atau sebesar 40% dan tanpa dipengaruhi sebanyak 12 orang atau

sebesar 40%. Sementara keluarga sebanyak 6 orang atau sebesar 20%.

5.1.5 Perilaku Pasca Pembelian

Pada tahapan ini, terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu konsumen puas

atau tidak puas. Adapun tahap perilaku pasca pembelian oleh sampel dalam

membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House dapat dilihat dari Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Sikap Konsumen Pasca Pembelian Minuman Teh Racikan Tong Tji
Tea House
No Sikap Konsumen Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Puas 24 80
2 Tidak puas 0 0
3 Biasa saja 6 20
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Dari Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen yaitu sebanyak 24 orang

atau sebesar 80% menyatakan merasa puas dengan minuman teh racikan Tong Tji

Tea House. Sedangkan 6 orang atau 20 % biasa saja dengan minuman teh racikan

Tong Tji Tea House.

44
45

Tabel 5.10. Sikap Konsumen Jika Terjadi Kenaikan Harga Minuman Teh
Racikan Tong Tji Tea House
No Sikap Konsumen Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Akan tetap membeli 5 16,67
2 Beralih ke minuman lain yang 14 46,67
lebih murah
3 Tidak jadi membeli 11 36,66
Total 30 100
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah

Pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan beralih ke

minuman lain yang lebih murah jika terjadi kenaikan harga yaitu sebanyak 14 orang

atau sebesar 46,67%.

5.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Minuman Teh

Racikan Tong Tji Tea House

5.2.1. Uji Asumsi Klasik

1 .Uji Normalitas
Pada Lampiran 7, hasil uji Kolmogrov Smirnov, hasil estimasi menunjukkan bahwa

tingkat signifikansi adalah sebesar 0,200 (> α 0,05) maka H0 diterima. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi residual

dengan distribusi normal, data residual model berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Pada Lampiran 8, hasil uji Heteroskedastisitas, hasil estimasi menunjukkan bahwa

tingkat signifikansi t seluruh variabel lebih besar dari nilai α (0,05) yaitu

signifikansi faktor budaya 0,623 > α (0,05), faktor sosial 0,385 > α (0,05), faktor

pribadi 0,758 > α (0,05), dan faktor psikologis 0,252 > α (0,05), maka terima H0

dan tolak H1. Sesuai dengan hipotesis apabila H0 diterima artinya tidak

heteroskedastisitas pada model regresi atau model regresi merupakan

homoskedastisitas.

45
46

3. Uji Multikolinearitas

Dengan melihat tabel Coefficient masing-masing variabel bebas terdapat nilai VIF

dan Tolerance. Gejala multikolinearitas tidak terjadi jika nilai VIF < 10 dan nilai

Tolerance > 0,1. Pada variabel faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan

faktor psikologis masing-masing nilai VIF nya sebesar 1,475; 1,318; 2,127; 2,319

< 10. sedangkan masing-masing nilai Tolerance nya sebesar 0,678; 0,759; 0,470;

0,431 > 0,1. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinearitas

tidak terdapat dalam persamaan ini. Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 5.11 :

Tabel 5.11. Nilai Toleran Variabel Independen


Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF Kesimpulan


1. (Constant)

Faktor budaya .678 1.475 Tidak terjadi Multikolinearitas

Faktor sosial .759 1.318 Tidak terjadi Multikolinearitas

Faktor pribadi .470 2.127 Tidak terjadi Multikolinearitas

Faktor .431 2.319 Tidak terjadi Multikolinearitas

psikologis

Sumber : Hasil Olahan, Lampiran 9

5.2.1 Uji Kesesuaian Model (Test Goodness of Fit)

1. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau

persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien

determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar

(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah

46
47

besar terhadap variabel terikat (Y). Pada tabel berikut ditampilkan nilai R, R Square

dan Standart Error:

Tabel 5.12. Model Summary Faktor Perilaku Konsumen


Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Estimate
1 .746a .556 2.46926
Sumber : Hasil Olahan, Lampiran 10

Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh bahwa:

a. R = 0,746 berarti hubungan antara faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi,

dan faktor psikologis terhadap variabel terikat yaitu keputusan konsumen (Y)

sebesar 74,6%. Artinya hubungannya kuat.

b. R Square sebesar 0,556 berarti 55,6% variabel keputusan konsumen dapat

dijelaskan oleh variabel faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor

psikologis. Sedangkan sisanya 44,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

c. Standard Error of Estimated (standar deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai

yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2,46926.

2. Uji Serempak (Uji F-Statistik)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Tabel 5.13. Anova(Uji-F) Faktor Perilaku Konsumen


ANOVAa
Sum of
Model Squares F Sig.
1. Regresion 191.036 7.833 .000b
Residual 152.431
Total 343.467
Sumber : Hasil Olahan, Lampiran 12

47
48

Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh bahwa hasil perolehan F hitung pada

kolom F yakni sebesar 7,833 dengan tingkat signifikansi = 0,00 lebih besar dari

nilai F tabel yakni 2,74, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain

F hitung > F tabel (7,833 > 2,74). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang artinya secara serempak variabel budaya, sosial, pribadi dan

psikologis berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen minuman teh racikan

Tong Tji Tea House.

3. Uji Parsial ( Uji t- Statistik)

Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf signifikansi (α) yang

digunakan dalam ilmu sosial adalah 5%.

Tabel 5.14. Coficient (uji-t) Faktor Perilaku Konsumen


Coefficientsa
Unstandarized Coefficients
Std.
Model B Error t Sig.
1. (Constant) 7.810 2.434 3.209 .004
Faktor budaya .229 .247 .930 .361
Faktor sosial .055 .248 .223 .825
Faktor pribadi .188 .185 .851 .403
Faktor psikologis .627 .190 3.293 .003
Sumber : Hasil Olahan, Lampiran 11

Dari tabel diperoleh hasil sebagai berikut :

Y = 7,810 + 0,229X1 + 0,055X2 + 0,188X3 + 0,627X4

Dimana: Y = Keputusan konsumen

X1 = Faktor budaya

X2 = Faktor sosial

X3 = Faktor pribadi

48
49

X4 = Faktor Psikologis

Dari persamaan di atas, dapat diperoleh nilai konstanta sebesar 7,810. Hal ini

menunjukkan bahwa efek yang ditimbulkan faktor budaya, faktor sosial, faktor

pribadi, dan faktor psikologis berpengaruh terhadap variabel terikat keputusan

konsumen adalah sebesar 7,810 atau 78,1%.

a. Pengaruh Faktor Budaya Terhadap Keputusan Konsumen Minuman Teh

Racikan

Hasil analisis variabel budaya terhadap keputusan konsumen minuman teh racikan

Tong Tji Tea House memiliki nilai koefisien regresi sebesar (X1) = 0,229, maka

jika variabel budaya ditingkatkan sebesar satu satuan sedangkan variabel lainnya

tetap, maka keputusan konsumen akan bertambah sebesar 0,229 satu satuan.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel budaya adalah 0,930 dan

nilai t tabel 2,060 maka t hitung < t tabel (0,930 < 2,060) dan hasil signifikansi

(0,361 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang

artinya adalah variabel budaya secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap

keputusan konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

Keputusan konsumen dalam membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House

bukan bergantung pada faktor budaya yaitu kultur, sub-kultur dan kelas sosial.

Walaupun sub-kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah

geografis tetapi tetap saja tidak mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

49
50

Hal ini sesuai dengan penelitian (Marbun, 2014) tentang “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kopi Luwak Bermerek di Kota Medan”

yang menyatakan bahwa variabel budaya secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap keputusan konsumen kopi luwak.

b. Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Keputusan Konsumen Minuman Teh

Racikan

Hasil analisis variabel sosial terhadap keputusan konsumen minuman teh racikan

Tong Tji Tea House memiliki nilai koefisien regresi sebesar (X2) = 0,055, maka

jika variabel sosial ditingkatkan sebesar satu satuan sedangkan variabel lainnya

tetap, maka keputusan konsumen akan bertambah sebesar 0,055 satu satuan.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel sosial adalah 0,223 dan

nilai t tabel 2,060 maka t hitung < t tabel (0,223 < 2,060) dan hasil signifikansi

(0,825 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang

artinya adalah variabel sosial secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap

keputusan konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

Keputusan konsumen dalam membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House

bukan bergantung pada faktor sosial yaitu kelompok acuan, keluarga, peran dan

status. Walaupun kelompok acuan, keluarga, peran dan status merupakan tempat

berinteraksi konsumen tetapi tetap saja tidak mempengaruhi keputusan konsumen

dalam membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Marbun, 2014) tentang “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kopi Luwak Bermerek di Kota Medan”

50
51

yang menyatakan bahwa variabel sosial secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen kopi luwak.

c. Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Konsumen Minuman Teh

Racikan

Hasil analisis variabel pribadi terhadap keputusan konsumen minuman teh racikan

Tong Tji Tea House memiliki nilai koefisien regresi sebesar (X3) = 0,188, maka

jika variabel pribadi ditingkatkan sebesar satu satuan sedangkan variabel lainnya

tetap, maka keputusan konsumen akan bertambah sebesar 0,188 satu satuan.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel pribadi adalah 0,851 dan

nilai t tabel 2,060 maka t hitung < t tabel (0,851 < 2,060) dan hasil signifikansi

(0,403 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

yang artinya adalah variabel pribadi secara parsial tidak berpengaruh nyata

terhadap keputusan konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

Keputusan konsumen dalam membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House

bukan bergantung pada faktor pribadi yaitu umur, pekerjaan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, dan kepribadian. Walaupun umur, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, dan kepribadian merupakan acuan utama konsumen mengkonsumsi

minuman teh racikan Tong Tji Tea House tetapi tetap saja tidak mempengaruhi

keputusan konsumen dalam membeli minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Marbun, 2014) tentang “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kopi Luwak Bermerek di Kota Medan”

yang menyatakan bahwa variabel sosial secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen kopi luwak.

51
52

d. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Minuman

Teh Racikan

Hasil analisis variabel psikologis terhadap keputusan konsumen minuman teh

racikan Tong Tji Tea House memiliki nilai koefisien regresi sebesar (X4) = 0,627,

maka jika variabel psikologis ditingkatkan sebesar satu satuan sedangkan variabel

lainnya tetap, maka keputusan konsumen akan bertambah sebesar 0,627 satu satuan.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel psikologis adalah 3,293

dan nilai t tabel 2,060 maka t hitung > t tabel (3,293 > 2,060) dan hasil signifikansi

(0,003 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

yang artinya adalah variabel psikologis secara parsial berpengaruh nyata

terhadap keputusan konsumen minuman teh racikan Tong Tji Tea House.

Hal ini disebabkan karena para konsumen memiliki motivasi kebutuhan,

pemahaman dan pengetahuan, serta keyakinan terhadap minuman teh racikan

Tong Tji Tea House sehingga mereka termotivasi untuk membeli minuman teh

racikan Tong Tji Tea House. Konsumen memiliki pemahaman akan rasa minuman

teh racikan yang enak. Selain itu konsumen cukup yakin bahwa minuman

mampu menghilangkan rasa haus dengan rasa minuman yang menyegarkan.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Razak, 2016) tentang “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Nu Green

Tea Original” menyatakan bahwa faktor psikologis mempengaruhi proses

keputusan pembelian.

52
54

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Proses keputusan pembelian minuman teh racikan Tong Tji Tea House

dimulai dari alasan pertama kali yaitu karena tampak menyegarkan. Manfaat

utama pembeliaan yaitu rasa yang enak. Fokus perhatian utama yaitu harga,

merek, dan praktis dalam mengkonsumsi. Konsumen memperoleh informasi

mengenai minuman teh racikan Tong Tji Tea House melalui keluarga.

Pertimbangan awal dalam pemilihan minuman dan indikator kualitas yaitu

rasa. Keputusan pembelian cenderung membeli secara mendadak. Konsumen

menyatakan merasa puas tetapi bila terjadi kenaikan harga minuman teh

racikan Tong Tji Tea House konsumen akan beralih ke minuman teh racikan

yang lebih murah.

2. Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis secara

serempak berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian minuman Teh

racikan Tong Tji Tea House.

3. Faktor psikologis secara parsial berpengaruh nyata terhadap keputusan

pembelian minuman Teh racikan Tong Tji Tea House.

6.2 Saran

1. Kepada produsen minuman teh racikan diharapkan dapat terus berinovasi

terutama dari segi rasa dan tampilan serta produsen diharapkan memberi

diskon atau potongan harga pada pembelian berikutnya tetapi tetap

mempertahankan kualitas teh racikan serta pelayanannya untuk meningkatkan

penjualan minuman teh racikan.

52
54

2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel lain seperti

variabel faktor lingkungan, perbedaan invidu dan proses psikologis.

53
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, D. P. 2004. Analisis Tipe Perilaku Konsumen dalam Membeli Teh di Pasar
Tradisional Kabupaten Wonogiri [Skripsi]. Surakarta. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret.

Engel, J. F., Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen.


Jakarta Binarupa Aksara. Jakarta.

Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Herawati, W. D. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Teh. Yogyakarta: Trans Idea


Publishing.

Kartikawati, R. L. 2005. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan


pembelian minuman teh merek frestea [Skripsi]. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomsi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kementrian Pertanian Replubik Indonesia. 2016. Outlook Teh di Indonesia. Sensus


Pertanian. Jakarta.

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Kusumah, H. J. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen


dalam Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi pada Masyarakat Kota
Bekasi [Skripsi]. Jakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.

Marbun, I.I. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Kopi Luwak Bermerek di Kota Medan. Medan. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara.

Muljana, W. 2006. Bercocok Tanam Teh. Semarang: Penerbit CV. Aneka Ilmu.

Notoatmodjo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Razak, F.F. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam


Proses Keputusan Pembelian Nu Green Tea Original. Bogor. Departemen
Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Reksoprayitno, S. 2000. Ekonomi Makro. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Rukmana, H. R. dan Yudirachman, H. H. Untung Selangit Dari Agribisnis Teh.


Jakarta: Lily Publisher
Rusdi, Elpawati, Iskandar Andi Nuhung. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Teh Pucuk Harum. Jakarta.
Universitas Pamulang

Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L. 2010. Consumer Behaviour. New Jersey: Prentice
Hall.

Setiadi, N. J. 2008. Perilaku Konsumen : Konsep dan Impilikasi Untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana

Situmorang. 2010. Data Penelitian Menggunakan Program SPSS. Medan: USU


Press.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, U. 2010. Perubahan Konsumsi Pangan Beras, Jagung, dan Terigu


Konsumen Indonesia Periode 1999-2009 dan Implikasinya Bagi
Pengembangan Bahan Bakar Ramah Lingkungan Berbasis Pangan. Pangan
Vol. 19 No.2 Juni 2010 Hal 157-168.

Wahyudi, S. 2017. Stastistika Ekonomi Konsep, Teori, dan Penerapan. Malang:


Universitas Brawijaya Press.

Yuniva, R. C. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Frestea. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1. Karakteristik Sampel
NO Jenis Umur Pekerjaan Lama Waktu Pendapatan Pernah
Kelamin (Tahun) Mengkonsumsi (Rp) konsumsi
1 P 19-25 Pelajar 1-2 tahun 1.000.000-2.000.000 Ya
2 L 31-35 Pegawai 6 bulan - 1 tahun >2.000.000 Ya
3 L 26-30 Wiraswasta 1-2 tahun 1.000.000-2.000.000 Ya
4 P >35 Pegawai < 6 bulan >2.000.000 Tidak
5 P 26-30 Wiraswasta < 6 bulan >2.000.000 Tidak
6 L >35 Pegawai < 6 bulan >2.000.000 Tidak
7 L >35 Pegawai 6 bulan – 1 tahun >2.000.000 Ya
8 P 31-35 Wiraswasta 6 bulan – 1 tahun 1.000.000-2.000.000 Ya
9 L >35 Pegawai > 2 tahun >2.000.000 Ya
10 L >35 Wiraswasta < 6 bulan >2.000.000 Tidak
11 L >35 Karyawan > 2 tahun >2.000.000 Ya
12 L 26-30 Pegawai < 6 bulan >2.000.000 Ya
13 P >35 Pegawai > 2 tahun >2.000.000 Ya
14 L >35 Pegawai > 2 tahun >2.000.000 Ya
15 P 19-25 Pelajar < 6 bulan 1.000.000-2.000.000 Tidak
16 P >35 Pegawai < 6 bulan >2,000.000 Ya
17 P 19-25 Pelajar < 6 bulan <500.000 Ya
18 L 26-30 Pegawai > 2 tahun >2.000.000 Ya
19 L 26-30 Pegawai > 2 tahun >2.000.000 Ya
20 L >35 Wiraswasta > 2 tahun >2.000.000 Ya
21 P 26-30 Pelajar 6 bulan – 1 tahun 500.000-1.000.000 Ya
22 P 26-30 Pegawai 6 bulan – 1 tahun 1.000.000-2.000.000 Ya
23 P 19-25 Pelajar 1-2 tahun <500.000 Ya
24 P 19-25 Pengangguran 1-2 tahu <500.000 Ya
25 P 19-25 Pengangguran < 6 bulan 1.000.000-2.000.000 Ya
26 P 26-30 Pegawai < 6 bulan 500.000-1.000.000 Ya
27 P 26-30 Online Shop > 2 tahun >2.000.000 Ya
28 P >35 Pegawai > 2 tahun >2.000.000 Tidak
29 P 19-25 Polri 1-2 tahun >2.000.000 Ya
30 P 19-25 Pelajar 6bulan-1tahun <500.000 Ya
Lampiran 2. Data Faktor Budaya yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
(X1)

No Kultur Sub-Kuktur Kelas Sosial Total X1 Rataan X1


1 2 1 1 4 1,33
2 2 3 1 6 2,00
3 4 1 4 9 3,00
4 3 2 2 7 2,33
5 4 2 2 8 2,67
6 1 1 1 3 1,00
7 4 2 2 8 2,67
8 4 2 2 8 2,67
9 4 5 2 11 3,67
10 2 2 2 6 2,00
11 2 2 2 6 2,00
12 4 3 2 9 3,00
13 2 2 2 6 2,00
14 1 1 2 4 1,33
15 1 2 1 4 1,33
16 4 2 2 8 2,67
17 4 4 4 12 4,00
18 2 1 1 4 1,33
19 2 5 2 9 3,00
20 1 2 2 5 1,67
21 1 1 1 3 1,00
22 2 2 2 6 2,00
23 2 2 2 6 2,00
24 2 2 2 6 2,00
25 4 2 2 8 2,67
26 3 1 2 6 2,00
27 2 2 2 6 2,00
28 2 2 2 6 2,00
29 4 2 2 8 2,67
30 4 4 4 10 4,00
Lampiran 3. Data Faktor Sosial yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
(X2)
Kelompok Peran dan
No Keluarga Total X2 Rataan X2
Acuan Status
1 3 2 1 6 2,00
2 3 1 2 6 2,00
3 2 2 2 6 2,00
4 2 2 2 6 2,00
5 3 4 4 11 3,67
6 1 1 1 3 1,00
7 4 4 2 10 3,33
8 2 2 2 6 2,00
9 2 4 2 8 2,67
10 4 2 2 8 2,67
11 2 2 2 6 2,00
12 2 3 3 8 2,67
13 2 5 2 9 3,00
14 2 4 1 7 2,33
15 4 2 2 8 2,67
16 4 4 2 10 3,33
17 4 3 4 11 3,67
18 3 3 2 8 2,67
19 1 1 1 3 1,00
20 4 2 2 8 2,67
21 1 1 1 3 1,00
22 2 2 2 6 2,00
23 4 2 2 8 2,67
24 4 2 2 8 2,67
25 2 2 2 6 2,00
26 3 4 1 8 2,67
27 2 2 2 6 2,00
28 2 2 2 6 2,00
29 2 2 2 6 2,00
30 3 3 4 10 3,33
Lampiran 4. Data Faktor Pribadi yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
(X3)
Keadaan Gaya Total Rataan
No. Umur Pekerjaan Kepribadian
Ekonomi Hidup X3 X3
1 4 2 4 4 4 18 3,6
2 5 4 4 3 4 20 4,0
3 4 2 3 2 4 15 3,0
4 3 2 3 2 3 13 2,6
5 4 2 3 3 3 15 3,0
6 4 1 2 1 5 13 2,6
7 4 4 4 4 4 20 4,0
8 5 2 4 4 5 20 4,0
9 5 2 3 4 4 18 3,6
10 4 2 2 2 1 11 2,2
11 1 2 1 2 1 7 1,4
12 5 2 2 4 4 17 3,4
13 5 4 4 5 5 23 4,6
14 4 1 4 1 4 14 2,8
15 5 3 4 4 4 20 4,0
16 4 2 4 4 4 18 3,6
17 4 4 4 4 4 20 4,0
18 4 3 4 4 4 19 3,8
19 4 2 5 4 5 20 4,0
20 2 4 5 2 4 17 3,4
21 2 1 1 4 3 11 2,2
22 5 2 3 3 4 17 3,4
23 5 2 5 4 4 20 4,0
24 5 2 5 4 4 20 4,0
25 5 2 5 5 5 22 4,4
26 5 2 4 3 4 18 3,6
27 4 3 3 3 4 17 3,4
28 4 2 4 4 4 18 3,6
29 4 2 2 4 4 16 3,2
30 5 4 4 4 4 21 4,2
Lampiran 5. Data Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Keputusan
Konsumen (X4)
Total Rataan
No. Motivasi Persepsi Pengetahuan Kepercayaan
X4 X4
1 3 3 2 2 10 2,5
2 3 3 2 2 10 2,5
3 3 3 4 3 13 3,25
4 3 2 2 4 11 2,75
5 3 2 2 4 11 2,75
6 4 4 5 1 14 3,5
7 4 4 4 4 16 4,00
8 4 4 4 2 14 3,5
9 4 4 4 5 17 4,25
10 2 2 4 2 10 2,5
11 1 1 1 1 4 1,00
12 3 4 4 2 13 3,25
13 5 5 5 5 20 5,00
14 2 2 4 4 12 3,00
15 3 2 1 3 9 2,25
16 4 4 4 4 16 4,00
17 3 3 4 4 14 3,5
18 2 3 2 3 10 2,5
19 5 4 5 5 19 4,75
20 4 4 4 3 15 3,75
21 1 1 1 1 4 1,00
22 2 3 3 4 12 3,00
23 4 4 4 4 16 4,00
24 4 4 4 4 16 4,00
25 4 5 3 4 16 4,00
26 3 4 3 4 14 3,5
27 2 4 4 4 14 3,5
28 4 4 2 2 12 3,00
29 2 2 4 4 12 3,00
30 4 4 4 4 16 4,00
Lampiran 6. Data Keputusan Konsumen (Y)
Pengenalan Mencari Total Rataan
No Evaluasi Pembelian Kepuasan
Kebutuhan Informasi Y Y
1 5 2 4 4 4 19 3,8
2 5 2 4 4 4 19 3,8
3 4 4 3 4 4 19 3,8
4 4 2 3 4 3 16 3,2
5 4 2 3 4 3 16 3,2
6 5 1 2 5 5 18 3,6
7 4 4 4 4 5 21 4,2
8 4 4 2 4 4 18 3,6
9 4 3 4 4 4 19 3,8
10 4 4 3 4 4 19 3,8
11 1 1 1 1 1 5 1,0
12 4 3 4 3 4 18 3,6
13 4 4 4 5 5 22 4,4
14 4 4 4 4 2 18 3,6
15 3 2 3 3 4 15 3,0
16 4 2 4 4 4 18 3,6
17 4 4 4 4 4 20 4,0
18 3 2 3 4 4 16 3,2
19 4 2 4 5 5 20 4,0
20 4 5 3 4 4 20 4,0
21 3 1 1 3 1 9 1,8
22 4 3 4 4 4 19 3,8
23 4 2 2 5 4 17 3,4
24 4 2 2 5 4 17 3,4
25 4 3 3 4 5 19 3,8
26 5 3 3 5 5 21 4,2
27 4 4 4 4 4 20 4,0
28 4 2 4 4 4 18 3,6
29 4 2 2 4 4 16 3,2
30 4 2 2 2 4 14 2,8
Lampiran Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen Dalam Mengkonsumsi Minuman Teh

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,29264668

Most Extreme Differences Absolute ,111

Positive ,077

Negative -,111

Test Statistic ,111

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran 8. Hasil Uji Heteroskedasitas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2,630 1,417 1,857 ,075

FAKTOR BUDAYA ,071 ,144 ,112 ,497 ,623

FAKTOR SOSIAL ,128 ,145 ,189 ,885 ,385

FAKTOR PRIBADI -,034 ,108 -,085 -,312 ,758

FAKTOR PSIKOLOGIS -,130 ,111 -,332 -1,173 ,252

a. Dependent Variable: RES2


Lampiran 9. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF

1 (Constant) 7,810 2,434 3,209 ,004

FAKTOR BUDAYA -,229 ,247 -,150 -,930 ,361 ,678 1,475

FAKTOR SOSIAL ,055 ,248 ,034 ,223 ,825 ,759 1,318

FAKTOR PRIBADI ,158 ,185 ,165 ,851 ,403 ,470 2,127

FAKTOR
,627 ,190 ,668 3,293 ,003 ,431 2,319
PSIKOLOGIS

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN KONSUMEN

Lampiran 10. Hasil Koefisien Determinasif


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,746 ,556 ,485 2,46926

a. Predictors: (Constant), FAKTOR PSIKOLOGIS, FAKTOR SOSIAL,


FAKTOR BUDAYA, FAKTOR PRIBADI

Lampiran 11. Hasil Uji T

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 7,810 2,434 3,209 ,004

FAKTOR BUDAYA -,229 ,247 -,150 -,930 ,361

FAKTOR SOSIAL ,055 ,248 ,034 ,223 ,825

FAKTOR PRIBADI ,158 ,185 ,165 ,851 ,403

FAKTOR PSIKOLOGIS ,627 ,190 ,668 3,293 ,003

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN KONSUMEN


Lampiran 12. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 191,036 4 47,759 7,833 ,000b

Residual 152,431 25 6,097

Total 343,467 29

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN KONSUMEN


b. Predictors: (Constant), FAKTOR PSIKOLOGIS, FAKTOR SOSIAL, FAKTOR BUDAYA,
FAKTOR PRIBADI

Anda mungkin juga menyukai