Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DESTIANTI AMARA

KELAS : 3A
MAPEL : PLBJ (BAB 1-5)

LAGU KICIR-KICIR
Kicir-kicir ini lagunya
Lagu lama ya tuan dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur hati nan duka
Burung dara burung merpati
Terbang cepat ya tuan suka menyanyi
Bialalah kita ya tuan suka menyanyi
Badanlah sehat ya tuan hati gembira
Buah manga enak rasanya
Simanalagi ya tuan paling ternama siapa saya ya tuan rajin bekerja
Pasti menjadi warga berguna
Pada lagu Kicir-Kicir terdapat pantun dengan bentuk a-a-a-a dan juga a-b-a-b. Hal ini
menunjukkan budaya pantun Melayu yang tumbuh di Suku Betawi.

merupakan sebuah penghibur yang berisikan nasihat dalam menjalani kehidupan. Dalam lagu
tersebut disebutkan bahwa manusia harus selalu semangat dan berbahagia dalam menjalani
kehidupannya walau sedang dilanda kesulitan. Lagu tersebut juga menasihati pendengarnya agar
rajin bekerja dan dapat bermanfaat bagi sesama manusia.
ONDEL-ONDEL

 Pada Mulanya Bernama Barongan

Boneka raksasa yang memiliki tinggi kurang-lebih 2,5 meter ini sudah ada sejak zaman Belanda.
Pada awal kemunculannya, boneka yang kini menjadi ikon Kota Jakarta ini dikenal dengan nama
Barongan.

Konon nama tersebut berasal dari kata “barengan . Hal itu didasari oleh kegiatan pengarakan
boneka raksasa ini yang dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama.

Seiring berjalannya waktu, nama Barongan pun berganti menjadi Ondel-ondel. Adalah seniman
Betawi kenamaan Benyamin Sueb yang memiliki peran penting dalam pergantian nama tersebut
lewat lagunya yang berjudul “Ondel-ondel yang bercerita tentang tingkah polah boneka raksasa
tersebut.

 Berfungsi sebagai Penolak Bala

Ondel-ondel ditengarai sudah dikenal masyarakat Betawi sejak tahun 1600-an. Kehadiran Ondel-
ondel dulunya difungsikan sebagai penolak bala atau hal-hal jahat yang mengganggu masyarakat
setempat.

Fungsi tersebut seolah mengonfirmasi kenapa dulunya Ondel-ondel memiliki wajah yang
menyeramkan. Fungsi itu juga yang menjadi alasan masyarakat Betawi pada zaman dahulu
selalu menyiapkan sajen dan melakukan ritual tatkala ingin membuat boneka raksasa tersebut.

Saat ini, Ondel-ondel pun seolah beralih fungsi. Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada tahun
1960-an mengubah penampilan boneka ini sehingga tidak lagi begitu menyeramkan.
Sebagaimana dapat ditemui di banyak titik Kota Jakarta saat ini, Ondel-ondel hadir dengan
wajah yang lebih ramah dalam balutan baju dengan warna-warna yang cerah.

Kini, tak jarang Ondel-ondel turut berperan serta dalam hajatan-hajatan yang digelar di Jakarta.
Selain sebagai hiburan, tidak sedikit pula Ondel-ondel dimanfaatkan sebagai mata pencaharian
bagi masyarakat.

 Tampil Berpasangan

Dalam setiap kegiatan pertunjukan seni, Ondel-ondel selalu hadir berpasangan. Seperti ditemui
pada umumnya, Ondel-ondel terdiri atas dua jenis, yaitu jenis laki-laki dan perempuan. Ondel-
ondel yang laki-laki memiliki wajah dengan balutan warna merah. Adapun Ondel-ondel
perempuan hadir dengan wajah berwarna putih.

Dalam hal pakaian, Ondel-ondel laki-laki biasanya cenderung menggunakan baju dengan warna
nuansa gelap. Hal itu dipercaya sebagai lambang dari kekuaan jahat. Adapun Ondel-ondel
perempuan dikenakan baju dengan warna bernuansa cerah. Pakaian cerah pada Ondel-ondel jenis
ini dinilali sebagai symbol dari kekuatan baik.

dua jenis ondel-ondel yakni ondel ondel laki-laki dan perempuan? Warna ondel ondel laki-laki
dan perempuan juga berbeda satu sama lain. Dilansir dari Rumah Belajar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI,
warna ondel ondel laki-laki adalah merah. Warna merah melambangkan semangat dan
keberanian. Hal ini berhubungan dengan fungsi awal ondel-ondel untuk mengusir roh jahat.
Sedangkan warna ondel ondel perempuan adalah putih yang melambangkan kebaikan dan
kesucian. Hal ini berhubungan dengan sifat keibuan yang lembut.
Tari Kicir-Kicir

Tarian ini menceritakan mengenai permainan yang sering dilakukan oleh anak-anak yang
bertujuan untuk mengisi harinya dengan senang ceria dan gembira. Selanjutnya Tarian Kicir-
Kicir. Siapa yang tidak mengenal tarian yang berasal dari Betawi-Jakarta yang selalu
didendangkan dalam setiap perayaan ulang tahun Kota Jakarta.
LAMPION BETAWI

Masa Lalu Lampion Lampion diyakini bermula pada zaman Dinasti Han Timur Kuno yang berdiri
pada tahun 25-220 masehi. Masyarakat pada masa itu akan menutup lilin dengan bingkai bambu,
kayu, atau jerami gandum dan merentangkan sutra atau kertas sehingga api tidak mati tertiup angin.

Tak ketinggalan jajaran lampion bernafaskan budaya Betawi turut dipajangkan dalam ajang ini.
Lampion-lampion kategori budaya Betawi ini berbentuk ondel-ondel, penari yapong bahkan ada
lampion yang menjulang tinggi membentuk Tugu Monas. Di sudut lain, pengunjung akan
terpukau dengan instalasi lampion berbentuk gapura beraksen Tionghoa yang terang dan megah
yang didominasi warna merah keemasan. Pengunjung dapat berfoto tepat di bawah gapura
raksasa ini dan merasakan sensasi seperti benar-benar  tengah berada di sebuah festival lampion

Bahan untuk membuat lampion

 Kertas kosong.
 Kertas karton.
 Lem.
 Selotip bening.
 Gunting.
 Spidol warna-warni.
 Tali atau benang untuk menggantung lampion.
 Lilin elektronik yang berukuran kecil.
 ASINAN BETAWI

Asinan Betawi, Kuliner


Asinan adalah sejenis makanan yang dibuat dengan cara pengacaran (pengasinan dengan garam
atau pengasaman dengan cuka). Bahan yang diacarkan biasanya berbagai jenis sayuran dan
buah-buahan. Istilah asin dalam nama asinan Betawi juga mengacu pada proses pengolahan
sayuran dalam larutan air, garam, dan cuka.
Asinan khas Betawi aslinya hanya menggunakan bahan berupa sayur mayur, bukan buah
seperti asinan Bogor. Asinan nikmat disantap pada siang hari. Kesegaran sayuran dan kuah
bumbu kacangnya yang asam-pedas-manis-gurih terasa cetar di lidah. Memilih sayuran
berkualitas baik, dan membersihkannya dengan benar adalah kunci untuk menjaga kesegaran
sayur hingga layak konsumsi dalam keadaan mentah. Misalnya tauge yang harus segera
dibersihkan ujungnya (disiangi), lalu direndam dalam air agar tidak berwarna kehitaman.
Meski hanya berbahan sayuran tidak berarti mudah untuk membuat asinan Betawi yang
terasa ‘lazis’ di mulut. Komposisi kacang tanah, cabai, ebi, air asam/cuka, dan gula merah,
haruslah tepat. Jika tidak maka akan terasa cemplong dan kurang harmonis di lidah. Ada juga
yang menggunakan kacang mete untuk menambahkan rasa gurih pada kuah kacang. Biasanya
asinan Betawi disantap bersama taburan kacang tanah goreng dan kerupuk mie yang berwarna
kuning. Kudapan basah ini masih dijajakan secara keliling menggunakan gerobak dorong antara
siang hingga sore hari di beberapa wilayah k unitas Betawi dan sekitarnya, hanya saja sayuran
yang digunakan tidak selengkap resep ‘pakem’nya.
Beberapa Nilai luhur yang terkandung dalam penyajian asinan betawi :

1. Nilai Kerajinan.

2. Nilai Budaya.

3. Nilai Cinta tanah Air.

4. Nilai Ketelitian.

Anda mungkin juga menyukai