Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA

2.1 Flat Foot ( Kaki Datar )


2.1.1 Definisi
Flat foot atau kaki datar merupakan kondisi ketika sebagian atau seluruh
telapak kaki kontak dengan tanah. Bentuk telapak kaki manusia terbagi menjadi
tiga jenis yaitu normal foot, flat foot dan cavus foot. Normal foot mempunyai
cekungan di bagian sebelah dalam. Kondisi tersebut memberikan kekuatan yang
lebih untuk menahan beban berat badan dan melakukan pergerakan (Jamalludin,
2007). Sementara flat foot memiliki lengkung telapak kaki kolaps dan seluruh
atau sebagian permukaan telapak kaki berkontak dengan lantai dan cavus foot
sesuai struktur arcus pedis atau lengkungan pada telapak kaki. Meskipun sebagian
besar kejadian flat foot terjadi dalam bentuk fisiologis, akan tetapi jika kondisi
tersebut berlanjut menuju tahap yang lebih buruk, maka dapat menimbulkan
gejala dan berpengaruh pada fungsi kaki penderitanya .(8) Estimasi prevalensi flat
foot berkisar antara 0,6-77,9% yang terjadi akibat perbedaan kelompok umur,
metode yang digunakan, dan sampel yang diikutsertakan dalam penelitian .(9)
Kondisi flat foot berkurang seiring pertambahan umur anak. Akan tetapi
karena flat foot seringkali tidak menimbulkan gejala, maka penting untuk
dilakukan program skrining khususnya untuk memeriksa kondisi flat foot (10,11) .

2.1.2 Anatomi Medial Longitudinal Arch ( MLA )


Pada kaki manusia, terdapat 3 arkus, yaitu medial longitudinal arch
(MLA), lateral longitudinal arch (LLA), dan transverse arch (TA). MLA
dibentuk dari os calcaneus, os talus, os navicular, 3 os cuneiform, dan os
matatarsal 1-3. MLA diikat oleh ligamen calcaneovicular dan disokong oleh
beberapa otot, yaitu m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus, m.adductor
hallucis. Fungsi dari MLA adalah untuk mendistribusikan berat badan, proteksi
terhadap struktur lunak, mengurangi goncangan, dan sebagai penggerak saat
berjalan maupun berlari.(12)

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
Kaki normal pada manusia adalah ia memiliki lengkungan kaki yang
cukup, jika dilihat dari arah belakang makan tendon Achiles-nya membentuk garis
lurus dengan sudut 90 derajat dengan landasan pijakan . Kaki pada laki-laki
cendrung lebih panjang dan lebar. Sedangkan perempuan memiliki kaki bagian
depan (forefoot) yang lebih lebar, metatarsal yang lebih pendek, dan arkus yang
(13).
lebih pendek dibandingkan laki-laki Pada neonatus dan balita, terdapat
bantalan lemak dibagian bawah kaki bagian tengah (mindfoot), dan bantalan
lemak ini akan menghilang pada usia 2-5 tahun, masa dimana terjadi
pembentukan dan pekembangan MLA yang paling signifikan. Bantalan lemak
tersebut diyakini mulai diresorpsi saat anak mulai berjalan mandiri tanpa bantuan.
Namun, belum ada penelitian yang menyelidiki kapan tepatnya bantalan lemak ini
menghilang. MLA berkembang seiring dengan usia; bentuk MLA anak menjadi
seperti MLA dewasa pada usia 5-6 tahun (13).
Pada usia 3-6 tahun didapati pravalensi pes planus sebesar tiga kali lipat
lebih banyak dibandingkan dengan usia 7-13 tahun. Hal ini menyebabkan bahwa
kejadian pes planus terus menurun seiring dengan bertambahnya usia.

2.1.3 Klasifikasi flat foot


Flat foot diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu fleksibel flat foot dan
rigid flat foot(13).
1. Fleksibel flat foot adalah kelainan fisiologis, asimtomatis, dan
biasanya tidak memerlukan terapi. Faktor penyebab kelainan ini adalah
kelemahan yang berlebihan dari kapsula sendi dan ligamen yang
berakibat hilangnya lengkungan tarsal ketika menyongkong beban
tubuh. (15) .
2. Rigid flat foot merupakan kaki datar patologis yang biasanya
menimbulkan nyeri, keterbatasan gerak, dan membutuhkan
penanganan segera. Pada kondisi ini, seseorang tidak memiliki
lengkung kaki sama sekali, baik ketika dalam poisi weightbearing
adalah keadaan kaki saat menyokong beban tubuh seperti dalam
keadaan berdiri. Sedangkan, non-weightbearing adalah keadaan kaki

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
ketika tidak menyongkong beban tubuh seperti dalam keadaan
menjinjit(14) .

2.1.4 Derajat Flat Foot


Menurut Lendra flat foot terbagi menjadi 3 derajat yaitu (4) :

Gambar 2.1. Derajat Flat Foot (17)


Derajat 1: kaki masih punya arkus meski sangat sedikit
Derajat 2 : kaki sudah tak punya arkus sama sekali.
Derajat 3: pada derajat ini, kaki tak hanya tidak punya arkus,
namun juga terbentuk sudut di pertengahan kaki yang arah keluar.
2.1.5 Etiologi
Etiologi flat foot ada beberapa macam, diantaranya sebagai berikut
(14)
:
1) Kongenital, yaitu kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi karena
mungkin diturunkan dari keluarga. Genetik sebanyak 20% kasus
pes planus bersifat familial.
2) Trauma koreksi yang kurang atau berlebihan menyebabkan
deformitas setelah pulih (16).
3) Obesitas
4) Kelainan neurologis dan kelainan muskoloskeletal: pes planus
banyak ditemui pada anak dengan kelainan cerebral palsy dan
sindrome Marfan.

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
2.1.6 Pemeriksaan
Pemeriksaan yang bisa dilakukan pada kondisi kaki datar antara lain :
1. Wet Foot print Test
Pemeriksaan tinggi rendahnya arkus atau lengkung kaki
longitudinal dapat dilakukan melalui sidik tapak kaki (footprint)
(17)
dengan memperhatikan batas medial kaki . Sidik tapak kaki
dapat dilakukan dengan menggunakan media tinta ataupun air
biasa (wet test). Pada wet footprint test, bentuk arkus kaki
diketahui dengan cara membasahi kaki, lalu menapakkannya pada
selembar kertas sehingga pada kertas tadi akan tertinggal sidik
tapak kaki(18) .

Gambar 2.2 . wet footprint test (18)

2. Pemeriksaan mirror foot photo box (MFPB)/ Podioscope.


Subjek akan ditempatkan pada kotak kaki yang dibawahnya
diletakkan mirrored photobox (terbuat dari kaca dengan cermin
dibagian bawahnya). Subjek diminta untuk berdiri dengan kedua
kaki den menumpu berat badan secara seimbang antara kaki
kanan dan kaki kiri, camera digital akan mengambil gambaran
kaki dicermin dimana subyek masih berdiri di mirrored foot photo

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
box/podioscope, jika mengalami kaki datar maka bayangan pada
cermin akan tampak lebih banyak pada bagian medial kaki (4).

Gambar 2.3. Mirrored Foot Photo Box (MFPB)(4)

2.2 Keseimbangan Statis


Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh
yang tepat dan benar pada saat melakukan suatu gerakan. Keseimbangan
tergantung dari integrasi panca indra pengelihatan, kanalis semisirkularis
(19)
pada telinga dan reseptor pada otot . Keseimbangan dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu (2) :
a) Keseimbangan statis ialah kemampuan untuk mempertahakan posisi
dan sikap tetap ditempat, biasanya ruang geraknya sangatlah kecil
contohnya berdiri diatas alas yang sempit, berdiri diatas balok atau
berdiri diatas papan keseimbangan dengan satu kaki dan mata
tertutup.dan mempertahankan keseimbangannya
b) Keseimbangan dinamis ialah kemampuan orang untuk bergerak dari
satu titik ke titik yang lain dengan mempertahankan keseimbangan,
misalnya menari.

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
2.2.1 Fisiologi Keseimbangan
Keseimbangan merupakan tugas kontrol motorik kompleks yang
melibatkan deteksi dan integrasi informasi sensorik untuk menilai posisi
dan gerakan tubuh dalam ruang dan pelaksanaan respon muskuloskeletal
yang apropiat untuk mengontrol posisi tubuh dalam konteks lingkungan.
Sehingga, kontrol keseimbangan memerlukan interaksi sistem saraf,
(2)
muskuloskeletal dan efek kontekstual dari lingkungan . Komponen-
komponen pengontrol keseimbangan adalah sebagai berikut:
a. Sistem neurologis
Sistem informasi neurologis antara lain berasal dari batag otak,
ganglia basalis, dan serebelum.
1) Batang Otak
Bagian otak paling tua, bersambungan dengan korda spinalis.
Bagian ini terdiri dari otak tengah, pons, dan medula oblongata. Fungsinya
untuk mengatur refleks otot postural, mengontrol derajat keseluruhan
kewaspadaan korteks. (20).
2) Ganglia basalis
Ganglia basalis merupakan bagian dari sistem motorik. Inti utama
dari ganglia basalis adalah nukleus kaudatus, putamen, dan globus
palidus. Fungsinya memilik peran penting dalam inisiasi, modulasi
gerakan dan kontrol otot(21)
3) Serebelum
Serebelum adalah bagian otak yang seukuran bola kasti dan sangat
berlipat serta terletak dibawah lobus oksipitalis korteks dan melekat ke
punggung bagian atas batang otak. Ditemukan neuron individual dalam
jumlah empat kali lebih banyak daripada daripada dibagian otak lainnya
hal ini menunjukan pentingnya struktur ini. Terdapat 3 bagian secara
fungsional yaitu : vastibuloserebelum utnuk mempertahankan
keseimbangan dan kontrol gerak mata, spinoserebelum untuk
meningkatkan tonus otot dan mengkoodinasikan gerakan volunter
terampil, serebroserebelum yaitu berperan dalam perencanaan dan

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
inisiasi aktivitas volunter dengan memberikan masukan ke daerah
motorik korteks. (22)
b. Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular dan somatosensoris.
1) Visual
Sistem visual (penglihatan) terdapat fungsi penting bagi kehidupan
manusia yaitu memberi informasi kepada otak tentang posisi tubuh
terhadap lingkungan berdasarkan sudut dan jarak dengan objek
sekitarnya. Dengan input visual, maka tubuh manusia dapat
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan. Sistem
visual memberikan informasi ke otak kemudian otak memberikan
informasi supaya sistem muskuloskeletal (otot dan tulang) dapat
bekerja secara sinergis untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh(23).
2) Vestibular
Sistem vestibular berperan penting dalam keseimbangan, gerakan
kepala, dan gerakan bola mata. Sistem ini meliputi organ-organ di
dalam telinga bagian dalam. Berhubungan dengan sistem visual dan
pendengaran untuk merasakan arah dan gerakan kepala. Cairan yang
disebut endolymph mengalir melalui tiga kanal telinga bagian dalam
sebagai reseptor saat kepala bergerak miring dan bergeser. Melalui
refleks vestibulo-reticular mereka mengontrol gerak mata, terutama
ketika melihat obyek yang bergerak. Kemudian pesan-pesan
diteruskan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang
berlokasi di batang otak (brain stem). Beberapa stimulus tidak
menuju langsung ke nukleus vestibular tetapi ke serebrum, formation
retikularis , thalamus dan korteks serebri. Nukleus vestibular
menerima masukan (input) dari reseptor labirin, retikular formasi dan
serebelum. Hasil dari nukleus vestibuler menuju ke motor neuron
melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang
menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-

10

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
otot punggung (otot-otot postural). Sistem vertibular bereaksi sangat
cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh
dengan mengontrol otot-otot postural (23) .
3) Somatosensoris (tactile & propioceptive)
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil dan propioseptif serta
persepsi kognitif. Informasi propioseptif disalurkan ke otak melalui
kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)
propioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke
korteks serebri melalui lumnikulus medialis dan thalamus . Kesadaran
akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung
pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat
indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di
sinovial dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba
di kulit dan jaringan lain serta otot diproses di korteks menjadi
kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang
c. Respon otot-otot postural yang sinergis
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan
jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok
otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi
mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan
tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam
berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot
postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik
tumpu, gaya gravitasi dan aligment tubuh. Kerja otot yang sinergis
berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu
otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu
d. Kekuatan otot (muscle strength)
Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan ativitas.
Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya
peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat

11

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
digambarkan sebagai kemampuan otot untuk menahan beban, baik
berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal
force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler
yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk
melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang
teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot
tersebut. Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar.
Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot
untuk melawan gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus
menerus mempengaruhi posisi tubuh.(24)

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan


Keseimbangan dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari :
1. Umur
Umur akan mempengaruhi keseimbangan. Anak Usia Dini
adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun menurut National
association for the education young children .Usia anak karena
usia pertumbuhan sehingga kemampuan fisik belum sempurna
(24)
akibat kondisi belum matur . Anak usia dini mempunyai
potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek
perkembangan, termasuk perkembangan kemampuan
motoriknya seperti kekuatan, koordinasi, kecepatan,
keseimbangan dan kelincahan. False positif pada umur 3-5
tahun masih adanya bantalan lemak pada kaki, dan hilangnya
bantalan lemak pada umur 5-12 tahun karena sudah dalam
kondisi usia matur sesuai sistem musculoskeletal. Berkurangnya
kondisi flat foot pada anak dapat terjadi karena sebagian besar
anak mengalami perkembangan lengkungan longitudinal kaki
(25)
pada umur 3-5 tahun . Hal ini terjadi akibat berkurangnya

12

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
bantalan lemak pada lengkung medial kaki dan terjadi
penyusaian pertumbuhan lengkung kaki secara menetap (26) .

2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berkaitan dengan kekuatan maksimal otot yang
berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh,
kekuatan otot, jumlah hemoglobin, hormon, kapasitas paru-paru,
dan sebagainya. Sampai pubertas biasanya kebugaran pada anak
laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah
pubertas kebugaran laki-laki dan perempuan biasanya semakin
berbeda, terutama yang berhubungan dengan daya
(27).
kardiorespiratori Jenis kelamin mempengaruhi IMT
seseorang, dimana laki-laki mempunyai massa otot yang lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan. Namun perempuan
lebih mudah bertambah berat badan berbanding laki-laki dengan
asupan kalori yang sama (28) .

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)


Indeks Massa tubuh merupakan alat atau cara yang sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa. IMT tidak bisa
digunakan untuk anak-anak, bayi baru lahir, dan wanita hamil
khususnya yang berikatan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan(29) . Tingginya kondisi flat foot pada anak dengan
kondisi overweight dapat berhubungan dengan bertambahnya
tekanan pada lengkungan kaki yang terjadi secara terus-menerus
(30)
saat seorang berjalan . Selain itu status gizi overweight dan
obesitas menunjukkan tingginya area kontak, rendahnya medial
longitudinal arch, dan lebih besarnya tekanan pada kaki yang
mengakibatkan banyak jumlah kondisi flat foot pada anak
dengan status gizi overweight maupun obesitas (31) .

13

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
2.2.3 Test keseimbangan statis
Tes keseimbangan statis. yang digunakan adalah
a. Stork stand test adalah tes yang digunakan untuk menilai
kemampuan keseimbangan berdiri pada ujung kaki
(menjinjit). Keseimbangan adalah mempertahankan posisi
tubuh pada posisi statis (tidak berubah) sebuah tanda
tingkat tinggi dari fungsi equilibrium(4) .
b. Berg Balance Scale
Pengukuran terhadap satu seri keseimbangan yang terdiri
dari 14 jenis keseimbangan statis dan keseimbangan
dinamis dengan skala 0-4. Dengan validitas yang
mempunyai korelasi yang signifikan dengan
perkembangan pasien stroke.

2.3 Flat foot dengan keseimbangan statis

Keseimbangan baik statis maupun dinamis dapat dipandang


sebagai keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan atau permainan dan
pengembangan. Karena kemampuan keseimbangan menjadi lebih baik
selama masa kanak-kanak dan faktor yang mempengaruhi keseimbangan
yaitu jenis kelamin, umur, tinggi badan, dan berat badan (32) .

Sering diasumsikan untuk menentukan status kontrol


neuromuskuloskeletal setelah cedera tungkai bawah sebagai bagian dari
penilaian nyeri, kekuatan otot, dan ketahanan otot (33) . Untuk memperoleh
stabilitas dan keseimbangan melibatkan beberapa sistem fisiologis
termasuk sistem neuromuskular dan sistem sensorik(34) .

Penyebab utama dari kaki datar adalah ketidaknormalan struktur


tulang sehingga pada kondisi kaki datar menyebabkaan otot, tendon, dan
ligamen bekerja lebih berat(35).

14

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
Apabila kaki datar diderita maka seseorang individu tidak saja
sukar berjalan, tetapi juga mengalami masalah keseimbangan. Ini terjadi
karena kelainan bentuk kaki merusak secara perlahan-lahan dan keluhan
baru akan muncul ketika berumur 5-10 tahun, namun tidak semua kondisi
flat foot menyebabkan seseorang mengalami masalah gangguan
keseimbangan tubuh anak-anak ditentukan oleh fungsi neurologis sistem
otak dan sistem vestibular(4) .

Ketika seseorang mengalami flatfoot hal yang menjadi masalah


adalah apabila kedudukan tapak kaki bergeser atau hilangnya
kesejajarannya karena ia akan mempengaruhi struktur tubuh, ketika
kesejajaran tubuh berubah maka center of gravity dari tubuh akan berubah.
Fungsi dari Center of gravity adalah untuk mendistribusikan massa benda
secara merata, pada manusia beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini,
maka tubuh dalam keadaan seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur
tubuh maka titik pusat gravitasi pun berubah, maka akan menyebabkan
gangguan keseimbangan (Unstable).

15

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
2.4 KERANGKA TEORI

KESEIMBANGAN
STATIS

NEUROLOGIS SENSORIS MUSKULOSKELETAL

POSTUR

- Kemampuan Untuk menjaga dan mempertahankan Ligamenum Kebutuhan tumbuh


-CALCANEUS Tibialis 2-6 th
sistemsaraf meningkaatkan fleksibelitas sendi plantaris kembang anak
-TALUS anterior terbentuk
- Kemampuan seorang dalam Ligamentum
menahan beban melakukan aktifitas -NAVICULAR arkus
calcaneunavicula
normal
ris

KEKUATAN STRUKTUR TENDON LIGAMEN STATUS USIA


KETAHANAN ROM
TULANG GIZI
OTOT OTOT

JARINGAN FLAT FOOT


OTOT TULANG PENUNJANG

16

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
Ringkasan pustaka
Tabel 2.1 Ringkasan pustaka
Peneliti Lokasi Studi Subjek Variabel yang Waktu Hasil
penelitian desain penelitian diteliti penelitian
Syafi’I M, Boyolali Cross Anak usia Arkus kaki 2016 Anak dengan kondisi arkus flat foot
et al (3) sectional 9-12 tahun dan mempunyai tingkat keseimbangan yang
keseimbangan buruk.
statis

Lendra MD, Surakarta Cross Anak usia Kaki datar, 2009 Tidak semua flat foot dapat menyebabkan
et al (4) sectional 8-12 tahun kaki dengan gangguan keseimbangan karena secara
arkus normal fisiologis keseimbangan tubuh anak
dan ditentukan oleh fungsi neurologis sistem
keseimbangan otak dan sistem vestibular.
statis

17

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha
Alonso AC Brazil Cross 100 pria & Arkus plantar 2016 Keseimbangan tidak dipengaruhi oleh
(5),
sectional wanita usia dan arkus plantar.
20-40 keseimbangan
tahun. postural

18

Hubungan flat foot dengan keseimbangan statis pada anak Sekolah Dasar
Zharah Yasmasitha

Anda mungkin juga menyukai