Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

ANAK TUNA DAKSA

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Nurhastuti, S.pd. M.pd

Oleh

Desma Dahliawaty (21003263)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kelainan pada anggota gerak adalah hilangnya sebagian atau secara


keseluruhan dari anggota gerak atas atau anggota gerak bawah. Anggota gerak yang
hilang ini sebagai akibat kelainan bawaan yang disebabkan oleh terganggunya proses
pertumbuhan dan perkembangan selama dalam kandungan pada 4 bulan pertama,
sebagai akibat penyakit atau keracunan obat.
Anak tuna daksa adalah suatu kelainan atau gangguan pada tulang otot dan
sendi atau keduanya dalam fungsi normal sehingga memerlukan layanan pendidikan
khusus. Anak tuna daksa ini ada beberapa macam seperti yang sudah kita bahas pada
resume sebelumnya. Kali ini kita akan membahas tentang cacat bawaan pada anggota
gerak bagian atas dan anggota gerak bagian bawah.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan anggota
gerak bagian bawah ?
2. Apa saja jenis-jenis cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan anggota
gerak bagian bawah ?
3. Apa saja karakteristik cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan anggota
gerak bagian atas ?
4. Apa saja faktor penyebab cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan
anggota gerak bagian bawah ?
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan anggota gerak bagian
bawah

Menurut Ahmad Toha Muslim dan M. Sugiarmin (1996: 93) kelainan pada
anggota gerak adalah hilangnya sebagian atau secara keseluruhan dari anggota gerak
atas atau anggota gerak bawah. Anggota gerak yang hilang ini sebagai akibat kelainan
bawaan yang disebabkan oleh terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan
selama dalam kandungan pada 4 bulan pertama, sebagai akibat penyakit atau
keracunan obat.
Menurut Musjafak Assjari (1995: 48) kelainan tunadaksa atau cacat ortopedi
dapat terjadi karena faktor bawaan yang disebabkan oleh faktor endogen (gen) dari
ayah, ibu, atau dari keduanya, sehingga sel-sel pertama yang tumbuh menjadi bayi
telah mengalami cacat. Kelainan ini dapat pula terjadi oleh faktor eksogen, yaitu pada
awal-awal pertumbuhan sel-sel pertama yang terdapat dalam kandungan ibunya
menunjukkan sehat, tetapi menjadi rusak atau mengalami kelainan.
Menurut Frauz dan O’rahilly (1996) mereka menyebut kelainan ini dengan
Amelia yaitu seluruh angggota gerak hilang. Meromalia yaitu apabila sebagian
anggota gerak hilang. Phocomelia yaitu apabila anggota gerak yang hilang masih
terdapat jari-jari yang menempel atau bersatu dengan gelang bahu atau gelang
panggul. Bagi orang yang mengalami amputasi disebut amputee.
Cacat bawaan atau cacat kongenital adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir
dan dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik.
1. Cacat bawaan pada anggota gerak atas
Menurut Musjafak Assjari (1995: 48) mengemukakan bahwa cacat
bawaan pada anggota gerak atas ada kalanya mengganggu fisiologis
anggota tubuh dan adapula yang kelainannya tidak mengganggu aktifitas
hidup sehari-hari.
2. Cacat bawaan pada anggota gerak bawah
Cacat ini mengubah bentuk atau fungsi dari suatu atau lebih bagian
tubuh. Mereka dapat menyebabkan masalah pada kesehatan secara
menyeluruh baik bagaimana tubuh berkembangan atau bagaimana tubuh
bekerja.

B. Jenis-jenis cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan pada anggota
gerak bagian bawah

Menurut Musjafak Assjari (1995:48-54) jenis-jenis kelainan anggota gerak


bagian atas dan bagian bawah adalah:
1. Cacat anggota gerak bagian atas
Cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas ada kalanya mengganggu
fisiologis anggota tubuh dan ada pula kelainannya yang tidak mengganggu
aktivita hidup sehari-hari.
a) Syndactilus dan polydactilus
Kelainan ortopedi ini terletak pada banyaknya jari-jari tangan. Ada
kalanya bayi lahir dengan jari tangan lebih dari lima (polydactilus) dan ada
juga yang kurang dari lima, tiga atau empat, atau tidak memiliki jari-jari
tangan (syndactilus).
Tidak adanya jari-jari tangan, atau jari-jarinya yang ada hanya jari tengan
dan jari manis akan mengganggu kegiatan menulis atau aktivitas lain yang
mengandalkan jari-jari tangan. Jalan pemecahannya antara lain memfungsikan
tangan lainnya yang masih berfungsi.
b) Sprengel disease
Kelainan jenis sprengel dengan mudah diketahui dan dilihat orang-
orang sekitarnya, karena kecacatannya mencolok, yaitu scapula meninggi
atau terputar. Dengan demikian bahu kelihatan tinggi dan leher seperti
“memendek”. Kelainan ini terjadi karena pertmbuhan tulang bahu
(scapula) tidak turun dan tetap bergantung di atas karena dysplasia otot-
otot yang terdapat pada scapula dan tulang leher.
c) Kelainan jenis torticollis
Kelainan pada leher dengan leher bentuk leher miring ke kiri atau ke
kanan disebut dengan (torticollis). kecacatan seperti ini juga segera
diketahui oleh orang-orang yang melihatnya, karena kecacatannya mudah
dikenali. Kecacatan ini terjadi karena pada masa bayi oto lehernya tegang
sebelah. Kelambanannya memberikan rehabilitas mengakibatkan otot-otot
tersebut semakin tegang, sehingga wajah dan mata tidak simetris lagi.

2. Cacat bawaan anggota gerak bagian bawah


Cacat bawaan pada anggota gerak bagian bawah, bentuknya antara lain:
a) Dislokasi pinggunl (hip dislocation)
Dislokasi pinggul tidak tampak pada saat bayi dilahirkan, kecacatan
baru tampak ketika anak mulai berjalan. Jalannya kelihatan pincang,
seperti kaki sebelahnyalebih pendek dari pada kaki yang lainnya.
Terjadinya kecacatan ini kemungkinan disebabkan oleh:
(1) Pertumbuhan otot-otot sendi pangkal paha tidak sehat sehingga
mengakibatkan kepala sendi paha (caput femoris) keluar dari mangkok
sendi (acetabulum).
(2) Mangkok sendi (acetabulum) tumbuh tidak sehat sehingga kepala
sendi tidak dapat masuk ke dalam mngkok sendi. Dari kenyataan yang ada,
penderita gangguan ini lebih banyak perempuan dari pada anak laki-laki.
b) Genu recurvatum
Cacat jenis genu recurvatum disebabkan oleh adanya aplasia atau
dysplasia dari quadriceps femoris. Salah satu atau keempat dari quadricep
femorismenjadi jaringan otot-otot yang tidak sehat, keras. Akibatnya
quadricep femoris tidak tumbuh dan gerak lutut membengkok dan menarik
ke bawah pada patella dan tibia, sehingga tibia keluar dari sendi lutut dan
lebih lanjut lutut bengkok ke belakang.
Kecacatan seperti ini kalau tidak tertangani mengakibatkan bentuk
postur tubuh penderita menjadi jelek, karena kepincangan kaki
mengakibatkan pinggul dan tulang belakang terpengaruhi dan menjadi
bengkok. Secara psikologis kecacatan ini dapat menyebabkan rendah diri
pada penderita, oleh karenanya dengan layanan rehabilitasi fisik sedini
mungkin dapat mengurangi atau menghilangkan rasa rendah diri tersebut.
c) Cacat pseudoarthrosis
Cacat bawaan jenis ini letak kelainannya pada tulang tibia dan febula
yang disebabka oleh dysplasia tibia fibula bagian tengah. Akibat dari
adanya dysplasia tersebut antara lutut dan mata kaki ada sendi (pseudo
atrhrosis) sehingga mengganggu penderita berjalan. Diperkirakan sebab-
sebab terjadinya kecacatan ini yaitu terlilitnya tibia fibula oleh placenta.

d) Cacat pada kaki (club foot)


Kecacatan kaki sering dijumpai dengan bentuk yang beraneka.
Keanekacacatan ini disebabkan oleh letak kelainan yang berbeda-beda
pula, seperti dysplasia tulang, otot, dan ada yang bersifat neurogenik.
Seperti halnya penderita dislokasi pinggul, kecacatan ini juga baru tampak
setelah kaki difungsikan tidak seperti anak-anak normal lainnya. Lebih
jelas lagi kecacatannya setelah anak berjalan, posisi kakiknya tidak
normal. Empat hal yang mengakibatkan kelainan pada kaki yaitu:(1)
tulang kering (tibia) berputar. (2) Sendi kaki tidak dapat menekuk ke atas.
(3) Bagian muka kaki membengkok ke dalam, dan. (4) Seluruh kaki
memutar.
Kecacatan pada kaki bentuknya dapat dibedakan atas: (1) Talipes (pes)
equinovarus dan pes equinus letak kelainannya pada sendi kaki (ankle
joint). (2) Talipes (pes) planus atau platvoet, telapak kaki datar. (3) Talipes
(pes) calcaneus, kaki bagian depan terangkat. (4) Talipes (pes) cavus, kaki
bagian tengah terangkat.

C. Karakteristik cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan pada anggota
gerak bagian bawah

Menurut Ahmad Toha Muslim dan M Sugiarmin (1996: 95) gejala-gejala yang
timbul pada cacat bawaan anggota gerak dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Kelainan amelia
Cirinya anggota gerak secara keseluruhan tidak ada. Anggota gerak atas yang
tertinggal hanya bahu, sendi bahu tidak ada. Anggota gerak bawah yang tertinggal
hanya bantat, sendi paha atau anggul tidak ada.
2. Kelainan phocomelian
Cirinya anggota gerak sebagian hilang atau tidak sempurna, anggota gerak yang
hilang biasanya, sebagian lengan bawah, dibawah sendi siku. Sebagian tungkai,
dibawah sendi lutut.

D. Faktor penyebab cacat bawaan pada anggota gerak bagian atas dan anggota
gerak bagian bawah

Menurut Ahmad Toha Muslim dan M Sugiarmin (1996: 94) terdapat beberapa
sebab-sebab secara umum yang menyebabkan cacat bawaan:
1. Pemakaian obat penenang seperti thalidonide.
2. Pengatur jarak kelahiran, kemungkinan terjadi pada 4-6 minggu kehamilan
dimana mulai tumbuh kaki janin.
3. Penyakit yang dialami ibu selama mengandung yang dapat mempengaruhi sel
telur.
4. Karena adanya tali pusat yang menjerat pada bagian tubuh janin yang sedang
tumbuh didalam kandungan.
5. Karena neoplasma atau tumor yang menyerang anggota tubuh anak.
6. Karena trauma atau ruda pakda yang dialami anak seperti kecelakaan lalu lintas
atau kecelakaan lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Cacat bawaan adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak dalam kandungan dan dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau
setelah anak remaja. Yang disebabkan oleh terganggunya proses pertumbuhan dan
perkembangan selama dalam kandungan pada 4 bulan pertama, sebagai akibat
penyakit atau keracunan obat.
DAFTAR RUJUKAN

Assjari Musjafak. 1995. Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Bandung: DPENDIKBUD.

Ahmad Toha Muslim dan Sugiarman. (1996). Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tunadaksa.
Bandung: DEPENDIKBUD.

Anda mungkin juga menyukai