TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Deskripsi congenital
sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik
Congenital fisik yang terjadi pada satu atau lebih organ tubuh
Congenital fisik meliputi kelainan bentuk tangan atau kaki dan terlahir
sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehigga
timbul suatu keadaan pada fisik dan tubuh yang tidak dapat
b. Etiologi
1) Faktor genetik
kelainan lainnya
3) Faktor lingkungan
4) Status gizi
c. Patofisiologi
a) Malformasi
kelainan pada jari, lekukan pada kulit (dimple, ekstra putting susu
b) Deformasi
c) Disrupsi
d) Displasia
menyebabkan efek dalam kurun waktu yang jelas terjadi pada masa
1) Short stump yaitu panjang stump kurang dari 5 cm atau kurang dari
3) Long stump yaitu panjangnya leboh dari 2/3 panjang stump bawah
Keterangan gambar
paling bagus
1. Definisi Anatomi
didapati pada semua region. Struktur ini meliputi tulang otot, saraf,
a) Definisi Osteology
c) Definisi Myology
a. Tulang-tulang penyusun
ligament
1) Os coxae
inferior (SIPI)
inferior (SIAI)
superior (SIAS)
Keterangan :
2) Os femur
minor
4. Medial condyle
3) Os patella
(pudjiastuti, 2017)
Keterangan :
patella patella
4) Os tibia
Keterangan :
4.Corput tibiae
5) Os fibula
Keterangan :
malle malleoli
b. Sendi-sendi penyusun
transtibial yaitu sendi pianggul (hip joint) dan sendi lutut (knee
joint)
1) Hip Joint
Keterangan :
2. Ligament pubofemorale
2) Knee Joint
Keterangan :
ligament ligament
1) Hip Joint
Gerakan otot yang dapat dilakukan pada hip joint, antara
lain (1) fleksi dan ekstensi (2) gerakan abduksi dan adduksi,
lumbalis,
discus
Fleksi
intervertebrali
s, dan corpus
vertebra dari
TXII-LV
minor
reflectum: femoris
tepat di atas
acetablum
quadriceps
femoris
dan tiberculum
iliacum
permukaan iliotibialis
di belakang tuberositas
permukaan proximal
sacrum bagian
dorsal, tepi
lateral coccyx,
ligamentum
sacrotuberale
bagian
infermedial
Caput brave:
labium
laterale dari
linea aspera
M. Tuber Permukaan
superolateral condyles
medialis
tibia
M. Tuber Permukaan
s bagian bagian
inferomedial proximal
tibia
anterior dan
posterior
anterior
linea aspera)
corpus ossis
femoris
ischiopubica proximal,
linea aspera
dan linea
supracondyl
aris medialis
tuberculum
Pars
adductorium
hamstring/
dan linea
extensors:
supracondyl
tuber
aris
ischiadica
antara trochanter
sacralis
anteriora
profundus dari
membrane
obturatoria
spina permukaan
ischiadica superior
tendo
musculus
obturator
internus dan
pada sisi
medial dari
trochanter
major femur
ischiadica permukaan
inferior
tendo
musculus
obturator
internus dan
pada sisi
medial dari
thochanter
major femur
ischiadica
membrane a
tuber
ischiadica
2) Knee Joint
Gerakan otot yang dapat dilakukan pada knee joint,
femoris ischiadicum,
membagi
tendon sama
besar dengan
semitendinosus
dan
semimembanos
us
M. Tuberositas Permukaan
membagi superior
semitendinosus
dan biceps anserinus
femoris
M. Tuberositas Permukaan
semitendinosus
dan biceps
femoris
posterior
lekukan
acetabulum
aspera
permukaan
lateral os
femur
permukaan
lateral atas
linea aspera
Jenis – jenis prosthesis ada 2 yaitu (1) lower limb prosthesis (2)
disarticulation prosthesis.
b. Transfemoral prosthesis
al, 2017)
1. Socket
shank. Socket terdiri dari dua bgiab yaitu soft socket dan hard
digunakan yaitu:
2014)
2014)
Suprapatellar)
1. Suspensi
antara lain:
James, 2011
2014)
c. Sleeve
2013)
2. Shank prosthesis
a. Exoskeletal shank
2019)
3. Jenis foot
mekanika terapan dan ilmu mekanika terapan dan ilmu ilmu biologi dan
1. Normal gait
menyentuh tanah dan kaki pada sisi yang sama kembali menyentuh
tanah. Satu siklus terdiri dari dua buah fase yaitu, fase stance (pada
salah satu kaki menyentuh tanah) dan fase swing (pada saat salah
a. Stance phase
salah satu tumit menyentuh tanah dan berakhir saat jari kaki
tahap yaitu : (1) heel strike, (2) foot flat, (3) mid stance, (4) heel
3) Mid stance
5) Toe off
kaki bergerak kedepan. Fase ini terdiri dari 3 fase yaitu (1)
2) Mid swing
(Irfan, 2012)
2012)
Prosthetic alignment
distal lateral
dipasang terlalu jauh ke depan pada kaki, (3) socket tidak pas,
Penyebab dari sisi pasien adalah (1) posisi knee dan hip tetap
fleksi, (2) sakit karena socketnya, (3) hip extensi terlalu lemah
(2) plantar fleksi yang berlebihan. Penyebab dari sisi pasien ini
adalah (1) masalah dengan gerakan pada pelvis dan hip, (2)
socket terlalu lebar, (2) alignment yang tidak sesuai, (3) posisi
Lateral shift atau lateral thrust of the knee (Morvan et al, 2014)
A. Teori Pelaksanaan Ortotik Protetik
a. Assessment
1. Subjective assessment
Subjective assessment adalah pemeriksaan yang dilakukan
(permenkes, 2013)
2. Objective assessment
Purwandhono, 2016)
tahun 2015)
Ekstensi 30°
Abduksi 45°
Adduksi 30°
Ekstensi 0-10°
Wulandari, 2018)
Smale, 2017)
drawer test
Valg
us dan varus test pada knee joint (Arifin& Sakti, 2016)
b) Anterior posterior drawer test
posterior (Priyonadi)
Posterior dan anterior test pada knee joint (Cohen et al,
2020)
c) Pemeriksaan khusus (Thomas test)
1. Measurement
area
2. Casting
Meiwijayasmin, 2019)
c. Rectifikasi
lain : (a) area patella tendon, (b) area supracondylar, (c) area lateral
tibia flare, (d) area medial tibia flare, (e)area popliteal area. Area
penambahan pada transtibial antara lain : (a) apex fibular, (b) tibial
d. Fabrikasi
e. Assembly
(Courtney, 2016)
2014)
(M
f. Fitting prosthesis
1. Static alignment
2. Dynamic alignment
B. Keaslian Penulisan
1. Karya Tulis Ilmiah oleh Nira Wulan Safitri Tahun 2018 dengan judul
mengarah ke abduksi
2. Karya Tulis Ilmiah oleh Laras Tri Yuliana Tahun 2021 dengan judul