PENGANGGURAN (Kelompok 5)
PENGANGGURAN (Kelompok 5)
Di susun oleh:
Kelompok 5
1. Nirmawati C10119234
2. Abriani santi sambu C10119233
3. Ariqa duratul hikma C10119237
4. Inda wahyuni C10119228
5. Fitria C10119226
6. Felisyah cristiani tyva wowor C10119235
7. Maimunah zulkarmila C10119231
8. Novianda saputri C10119230
9. Muhammad agustioyono C10119227
Dampak Pengangguran
Pengangguran mempunyai dampak yang berimbas pada perekonomian ataupun kehidupan
masyarakat sebagai berikut:
1. Dampak Bagi Perekonomian
- Penurunan pendapatan rata-rata penduduk perkapita
- Penurunan penerimaan pemerintah dari sector pajak
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah
- Menambah hutang negara
2. Dampak Bagi Masyarakat
- Menghilangkan keterampilan seseorang karena kemampuan yang tidak di
gunakan
- Menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial
- Pengangguran adalah beban psikis dan psikologis bagi si penganggur
ataupun keluarga
- Dapat memicu terjadinya aksi kriminalitas atau kejahatan.
Dampak Covid-19 Bagi Ekonomi Indonesia
Pemerintah Indonesia sudah menghitung dampak terburuk Covid-19 dengan
skenario berat hingga lebih berat. Yang jelas, pandemi Covid-19 meningkatkan
jumlah kemiskinan dan pengangguran. Padahal dalam 5 tahun ini, pemerintah
terbilang sukses untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran dan
pengangguran. Namun, hadirnya Covid-19, menekan semua perekonomian
diberbagai negara khususnya Indonesia.
Pengangguran Di tengah Pandemi (Covid-19)
Sejak di umumkannya secara resmi kasus pertama Covid-19 di Indonesia oleh
presiden Joko Widodo di Istana Negara 2 Maret 2020, sampai sekarang jumlah
masyarakat Indonesia yang terpapar virus ini terus bertambah. Ternyata Covid-19 ini
sangat memberikan dampak yang begitu terasa bagi masyarakat Indonesia, baik dari
segi ekonomi, sosial maupun kegiatan-kegiatan lainnya.
Salah satu yang sangat menyita perhatian ditengah pandemic Covid-19 ini
ialah jumlah pengangguran yang bertambah. Sejak pandemic Covid-19, tak sedikit
perusahaan-perusahaan yang menutup kegiatan operasionalnya. Ada yang sementara,
ada juga hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Mau tidak mau, pekerjapekerjanya
akan menganggur untuk sementara waktu. Tidak hanya itu adanya aturan
pemerintah tentang social distanching, lock down dan PSBB bagi daerah zona merah
menyebabkan gerak masyarakat terbatasi sehingga menyebabkan banyak masyarakat
yang menganggur.
2. Dilansir dari CNBC, Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia telah merilis Laporan Tahun
2020 yang berisikan informasi penting seputar ketenagakerjaan.
Dalam laporan tahunan tersebut terdapat 6 bagian utama.Mulai dari kebijakan Kemenaker,
potret makro ketenagakerjaan, reformasi birokrasi, refleksi kinerja Kemenaker, hingga
beberapa rangkuman dari peristiwa penting sepanjang tahun 2020 lalu.Dalam laporan
tersebut juga disebutkan jumlah pengangguran di Indonesia selama tahun 2020.Rupanya
jumlah pengangguran mengalami kenaikan dan saat ini jumlah totalnya mencapai 9,77 juta
orang.Data dari BPS juga menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT
sebesar 7,07%. Jumlah tersebut meningkat 1,84% jika dibandingkan dengan tahun 2019
lalu.TPT sendiri merupakan persentase jumlah pengangguran yang termasuk dalam penduduk
usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja.
Pemerintah meluncurkan bantuan subsidi upah bagi pekerja untuk mencegah PHK
Dengan adanya BSU ini pemerintah berharap beban perusahaan dapat berkurang,
sehingga pengusaha dan pekerja/buruh dapat terus melakukan dialog sosial bipartit guna
mencari solusi bersama di tengah pandemi. Melalui BSU ini, pemerintah berharap hubungan
industrial yang harmonis dan kondusif di perusahaan terjaga. Sehingga sekali lagi, PHK dapat
terhindarkan. Jumlah calon penerima BSU diestimasi mencapai kurang lebih 8 juta orang
dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp8 Triliun.Jumlah ini masih berupa estimasi mengingat
proses screening data yang sesuai dengan kriteria di atas masih dilakukan oleh BPJS
Kriteria lainnya adalah pekerja/buruh calon penerima BSU berada di Zona PPKM IV
sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.20 Tahun 2021 jo Nomor 23 Tahun 2021
tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan
Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa Dan
Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
Kriteria selanjutnya adalah peserta yang membayar iuran dengan besaran iuran yang
dihitung berdasarkan upah dibawah Rp3.500.000,-, sesuai upah terakhir yang dilaporkan
Pemberi Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan. "Dalam hal pekerja bekerja di wilayah PPKM
yang UMKnya diatas Rp. 3,5 juta maka menggunakan UMK sebagai batasan kriteria upah,"
kata Menaker Ida.