NIM : 15000121130135
Kelompok : Kinget
Sebelum membahas mengenai topik utama sesuai dengan judul diatas ada
baiknya kita paham dulu akan pengertian mengenai sikap kritis itu sendiri. Sikap
atau berpikir secara kritis menurut Sihotang (2010) didefinisikan sebagai
kemampuan berpikir secara eksplisit dan masuk diakal/rasional. Dengan berpikir
secara kritis kita sebagai seorang mahasiswa dapat memahami sebuah
permasalahan dengan baik, merumuskan solusi, dan mengambil sikap sesuai
kesimpulan yang didapat dari kegiatan mengkritisi tersebut, sehingga segala
informasi yang ada dapat menghasilkan hasil atau keputusan yang sesuai dan efektif
menurut kebutuhan permasalahan. Intinya dengan sikap kritis kita akan lebih
memahami suatu masalah atau konsep sesuai dengan konteks secara menyeluruh
dan mendetail serta mampu menyikapinya secara efisien dan tepat menurut
kebutuhan. Sikap kritis yang baik bukan sekedar rasa ingin tahu atau sekedar
“kepo” saja dan tidak serta merta datang secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan
pengembangan/pembiasaan untuk membentuk sikap kritis yang baik dan terarah
serta memberikan sebuah kontribusi baik pribadi maupun secara luas.
Ada banyak cara yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan sikap kritis
dalam diri mahasiswa secara umum. Yang pertama adalah dengan banyak bertanya.
Bukan hanya pertanyaan yang jawabannya sudah jelas ada, tetapi lebih mengenai
sebuah topik yang memang benar ingin kita ketahui, menarik minat atau
mengundang rasa penasaran kita tentang apa, mengapa, dan bagaimana terkait
substansi dari topik tersebut. Kemudian setelah mengetahui secara luas topik
tersebut mulailah kita menantang diri untuk keluar dari zona nyaman (kebiasaan
lebih senang menerima kesimpulan dari orang lain) untuk mengembangkan sebuah
asumsi atau hipotesis secara mandiri yang nantinya akan kita uji berkali-kali hingga
merujuk kepada kebenaran objektif yang ingin topik tersebut sampaikan.
Selanjutnya kita sebagai mahasiswa terutama mahasiswa Psikologi harus banyak
belajar dari sumber-sumber yang kredibel agar argumen-argumen yang kita
sampaikan nantinya logis, relevan, objektif, dan akurat. Selain itu, dengan adanya
dasar informasi yang kredibel akan menjadikan kita lebih percaya diri dalam
menyampaikain berbagai alternatif solusi yang ada dalam pikiran kita. Terakhir
lebih berani dalam menghadapi masalah dan tidak lupa untuk selalu introspeksi diri
agar kemampuan kita dapat terus berkembang kedepannya.
Solusi ini menurut saya cukup membantu bagi banyak siswa yang mungkin
kesulitan dalam mengikuti jalannya pembelajaran secara daring. Namun untuk
tingkatan universitas rasanya masih agak kurang efektif mengingat banyak
mahasiswa dan mahasiswi berasal dari berbagai wilayah berbeda di seluruh
Indonesia. Jadi manfaat yang dirasakan belum terlalu signifikan. Selain itu kesiapan
sekolah dalam pembelajaran secara hybrid juga harus sangat diperhatikan karena
masih ada potensi yang dapat menjadikan sekolah sebagai klaster-klaster baru
penyebaran covid 19.
Ameli, A., Hasanah, U., Rahman, H., & Putra, A. M. (2020). Analisis keefektifan
pembelajaran online di masa pandemi COVID-19. Mahaguru: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 28-37.
Hendrayati, H., & Pamungkas, B. (2013). Implementasi model hybrid learning pada
proses pembelajaran mata kuliah statistika ii di prodi manajemen Fpeb Upi.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(2).
Najmina, N. (2017). Meningkatkan Sikap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Cooperatif Learning Tipe Group Investigation dalam Mata
Pelajaran PPKn.