Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
i
BAB III PENUTUP………………… ...................................................... 25
3.1 Kesimpulan…….............................................................. 25
3.2 Saran ................................................................ 25
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Meningkatnya jumlah warga lanjut usia merupakan fenomena
yang harus diterima, dan membutuhkan perhatian serta
penanganan yang memadai dari berbagai pihak. Peningkatan jumlah
penduduk lanjut usia, di satu sisi memang menggembirakan karena
terdapat potensi yang masih mungkin didayagunakan, pada sisi
yang lain membawa konsekuensi meningkatnya berbagai masalah
akibat perubahan fungsi yang dialami oleh warga lanjut usia seperti
masalah kesehatan, psikologis, sosial, dan ekonomi. Karena itu,
warga lanjut usia perlu mendapatkan perhatian serius, mengingat
sebagian besar dari mereka akan menjadi beban bagi penduduk
produktif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Secara alamiah lanjut usia mengalami penurunan fungsi
organ tubuh dan kemunduran, baik fisik, psikis, maupun sosial dan
keluarga diharapkan berperan penting dalam membantu
mengatasi masalah tersebut, sehingga lanjut usia merasa lebih
aman dan tenteram lahir batin di dalam keluarga. Keluarga yang
mampu memberikan pelayanan terhadap lanjut usia adalah
keluarga yang mampu mencukupi atau memenuhi kebutuhan
pokok hidup bagi anggota keluarganya termasuk lanjut usia.
Karena itu keluarga mempunyai andil besar dalam mewujudkan
lanjut usia yang sejahtera meliputi pemenuhan kebutuhan fisik,
psikis, dan sosial.
4
dapat menyediakan kamar dan tempat tidur untuk para lanjut usia,
meskipun sederhana yang penting sehat dan bersih.
Kamar mandi dan WC sangat dibutuhkan bagi warga lanjut usia,
terutama yang mudah dijangkau dan aman digunakan. Hal ini
berkait erat dengan kondisi yang dialami warga lanjut usia, seperti
pada malam hari sering bolak-balik ke kamar mandi atau WC untuk
buang air kecil, atau buang air besar yang memakan waktu relatif
lama. Data penelitian menunjukkan, bahwa tidak ada satupun
keluarga yang memiliki kamar mandi berdekatan dengan kamar
tidur lanjut usia, apalagi di dalam kamar. Hal ini dikarenakan rumah di
daerah pedesaan berukuran besar, dan letak kamar mandi berada di
bagian belakang, bahkan berada di luar rumah.
5
secara baik serta lancar ke semua jaringan tubuh yang
membutuhkan.
6
salah satu sumber data, untuk pengadaan pakaian, selain
diusahakan keluarga juga oleh anak yang lain atau anggota lain
dalam keluarga. Keluarga tidak perlu menyediakan pakaian setiap
saat, selama pakaian tersebut masih pantas dikenakan, dan cukup
untuk berganti pakaian. Dalam pengadaan pakaian, keluarga tidak
harus menyediakan secara rutin, selama satu tahun paling hanya
menyediakan satu atau dua pakaian, dan kadang-kadang sudah
disediakan oleh anak lain yang tidak tinggal serumah, seperti pada
Hari Raya Idul Fitri. Bagi warga lanjut usia yang masih potensial dan
masih kuat dapat melayani dirinya dalam pemeliharaan pakaian,
seperti mencuci, dan menyeterika, meski kadangkala keluarga
juga ikut membantu. Bagi lanjut usia yang sudah tidak kuat atau
sepenuhnya sudah tergantung pada orang lain, yaitu anak, cucu,
atau anggota keluarga lain, maka keluargalah yang membantu
melayani semua kebutuhannya.
a. Penghasilan Keluarga
7
atau pensiunan, sedang penghasilan keluarga yang bekerja
sebagai petani tidak dapat diperoleh secara rutin. Penghasilan
tersebut terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga
sehari-hari. Oleh sebab itu besar kecilnya penghasilan ini
berpengaruh terhadap keluarga dalam memberikan pelayanan
kepada lanjut usia, terlebih apabila lanjut usia tidak mempunyai
penghasilan sendiri. Tercatat dari sembilan keluarga yang
diwawancarai, terdapat enam keluarga dengan warga lanjut usia
menggantungkan hidupnya kepada keluarga anaknya. Hal tersebut
tidak menjadi beban bagi keluarga anaknya, kendati dijumpai
sejumlah keluarga dengan penghasilan yang hanya cukup untuk
kebutuhan sehari hari.
8
Dalam keluarga akan terjadi proses interaksi dan komunikasi
pada saat anggota keluarga berkumpul, seperti pada saat makan,
nonton televisi, sholat, dan lain sebagainya. Interaksi dan
komunikasi akan terjalin dengan baik, apabila anggota keluarga
sering bertemu dan berkumpul. Selain jadwal kumpul keluarga, juga
tanggapan terhadap proses interaksi dan komunikasi tersebut.
Semakin sering berinteraksi antar anggota keluarga, maka
pelayanan terhadap lanjut usia dalam keluarga juga semakin baik.
Untuk melihat baik buruknya interaksi dan komunikasi keluarga,
dapat dilihat saat seseorang berkumpul dengan orang lain. Begitu
juga pada suatu keluarga, untuk melihat baik buruknya proses
interaksi dan komunikasi dapat dilihat pada saat semua anggota
keluarga ngobrol. Ketika wawancara diperoleh jawaban yang cukup
bervariatif tentang saat kumpul keluarga. Sebagian besar
menyatakan kadang- kadang, yaitu pada saat makan malam dan
atau nonton televisi. Hal ini karena setiap anggota keluarga tidak
dapat selalu berkumpul, alasannya terkait dengan pekerjaan.
Meskipun kumpul anggota keluarga terjadi kadang-kadang saja,
namun interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga, terutama
dengan lanjut usia tetap dilakukan, supaya mereka merasa selalu
diperhatikan.
9
maka potensi yang masih dimiliki lanjut usia perlu dikembangkan
atau dimanfaatkan. Warga lanjut usia dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu lanjut usia yang masih produktif dan lanjut usia non
produktif. Bagi lanjut usia produktif perlu diberi kesempatan untuk
melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan atau kekuatan
fisiknya. Penelitian ini juga mengungkap bahwa dari sembilan
orang lanjut usia yang diteliti, terdapat tujuh orang yang tergolong
masih potensial. Mereka masih bisa melakukan aktivitas sehari-
hari sendiri tanpa bantuan anggota keluarga yang lain, bahkan ada
yang masih bekerja (mencari nafkah), baik sebagai tukang kayu
maupun pedagang di pasar.
10
penuaan secara terus menerus, yakni ditandai dengan menurunnya
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta
sistem organ. Jika ditinjau secara ekonomi, penduduk lanjut usia
lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumberdaya.
Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi
memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai
beranggapan bahwa.
11
gerak aktivitas. Dengan demikian maka perlu adanya usaha lansia
yang bersangkutan untuk menjaga kondisi dirinya. Di samping itu
juga lansia membutuhkan bantuan dari seseorang yang lebih muda
untuk membantu menjaga dan membantu apa yang dibutuhkan
lansia tersebut.
12
2.1.8 Karakteristik Lansia Secara Emosional
13
2.1.9 Lansia Menurut sosial kemasyarakatan
14
jasajasa yang mereka perlukan dan berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusankeputusan yang mempengaruhi mereka
Produktivitas lansia dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi-
potensi-potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan pendapatan lansia.
Lansia yang produktif secara ekonomi menjadikan lansia meskipun
mengalami berbagai penurunan secara fisik maupun psikis namun
merasa puas karena dirinya mampu menghasilkan hasil ketrampilannya
memiliki nilai ekonomi. Pada akhirnya lansia merasa bermakna, berarti,
sekaligus dapat menambah pendapatan ekonomi untuk memenuhi
kehidupan sehari-hari bahkan dapat memberi sesuatu untuk anak cucu.
15
penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan. Sedangkan
kegiatan pengembangan seorang kader, yaitu pembinaan keagamaan,
kesehatan, olahraga, dan rekreasi. Adapun tugas dan fungsi kader, yaitu:
b. melakukan penyuluhan;
d. melakukan pembinaan;
e. melakukan rujukan;
16
Dalam hal ini bahwa pembinaan merupakan suatu kegiatan
yang menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan,
evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan
atas sesuatu. Lansia membutuhkan pelayanan dan peran serta dari
kader BKL khususnya untuk mewujudkan pembangunan keluarga
lansia tangguh. Misalnya: melalui fungsi sosialisasi, fungsi sosial
budaya, fungsi perlindungan, dsb sehingga mampu meningkatkan
kualitas lansia dan pemberdayaan keluarga lansia yang mampu
berperan serta dalam kehidupan keluarganya. Jadi, peranan kader
dalam program BKL sangat mempengaruhi berjalan atau tidaknya
kegiatan BKL dalam suatu tempat, ketika tidak ada seorang kader
maka tidak tahu anggota akan berkomunikasi dengan siapa
kemudian dari pihak atasan pun akan bingung mengontrol kondisi
dilapangan kegiatan BKL.
17
2.2.2 Pengertian Kualitas Hidup
18
d. mencapai beberapa tujuan hidup yang penting, orang
yang berbahagia, sehat, dan puas dengan kehidupan
dicirikan dengan terpenuhinya semua tujuan jangka
panjang kehidupan mereka yang penting.
19
realize that it has problem, masyarakat perlu pendekatan persuasif
agar sadar bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan,
dan kebutuhan yang perlu dipenuhi; (e) helping people to discuss
their problem, memberdayakan masyarakat bermakna merangsang
masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya serta merumuskan
pemecahannya dalam suasana kebersamaan; (f) helping people to
identify their most pressing problems, masyarakat perlu
diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan yang
paling menekan; (g) fostering self-confidence, tujuan utama
pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri
masyarakat; (h) deciding on a program action, masyarakat perlu
diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan
dilakukan; (i) recognition of strengths and resources,
memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat tahu dan
mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-
sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahan
dan memenuhi kebutuhannya; (j) helping people to continue to work
on solving their problems, pemberdayaan masyarakat adalah suatu
kegiatan yang berkesinambungan; (k) increasing peoplels ability for
selfhelp, salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
tumbuhnya kemandirian masyarakat.
20
2.2.4 Kualitas Hidup Lansia
21
satu faktor yang mendukung successful aging dalam mewujudkan
lansia sejahtera adalah adanya dukungan dari keluarga,
temanteman, masyarakat, dan juga pemerintah. Dukungan positif
dari lingkungan atas keberadaan lansia sangat mendukung dan
mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan lansia. Keluarga
merupakan sumber utama terpenuhinya kebutuhan emosional.
Semakin positif dukungan keluarga, semakin besar rasa
kebahagiaan lansia dalam keluarga. Ketidakberadaan atau
kurangnya dukungan dari keluarga biasanya membuat lansia merasa
kesepian.salah satu usaha mensejahterakan seorang lansia
diwujudkan di dalam badan sosial panti werdha, yang bertujuan
untuk menciptakan suasa favorable (menggembirakan), mengurangi
perasaan kesunyian, menghilangkan perasaan rendah diri
merupakan faktor penting untuk memenuhi kebutuhan.
22
menurunnya fungsi organ tubuh, lansia akan menjadi rentan untuk
mengalami berbagai masalah kesehatan baik kesehatan mental atau
fisik.
23
keluarga masing-masing; (c) memberikan dukungan/semangat,
karena kaum lansia akan mengalami beberapa penyakit sehingga
mereka membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar mereka
untuk bertahan menahan rasa sakit. Kata-kata penuh semangat,
ajakan untuk bersenang-senang serta penghormatan dari orang-
orang sekitar akan sangat membantu mereka untuk bertahan; (d)
membantu pekerjaan mereka, saat memasuki masa lansia ada
kalanya koordinasi tubuh seseorang tidak berfungsi dengan baik,
perhitungan mereka sering meleset, penglihatan mereka terganggu,
kesulitan mendengar dll. Mereka membutuhkan bantuan untuk
menjalankan kehidupan sehari-hari, baik dengan membacakan
tulisan yang terlalu kecil, mengulang kata yang mereka tidak dengar,
dll.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26