PENDAHULUAN
berpengaruh adalah di bidang multimedia berupa media audio visual (video). Hal
latihan kepada peserta ekstrakurikuler melalui media visual dan suara. Sehingga
proses latihan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan adanya media
berupa media dan visual pada proses latihan, diharapkan dapat membantu pelatih
menyeluruh, baik pendidikan formal maupun non formal. Salah satu pendidikan
peserta didik.
Madarasah Aliah Negeri Palopo adalah salah satu sekolah di Kota Palopo
pencak silat.
1
2
dengan 2 (dua) kategori, yaitu kategori tanding dan kategori seni. Kategori seni
terbagi lagi menjadi 3 (tiga) ketegori, salah satunya adalah seni tunggal. Kategori
jurus tunggal baku oleh seorang atlet silat denga benar dan penuh penjiwaan baik
peserta didik juga dibekali kerjasama dan solidaritas yang tinggi, dan menghargai
pencak silat kategori tunggal. Mengingat jadwal latihan di Madrasah Aliah Negeri
Palopo hanya 3 (tiga) kali pertemuan setiap minggunya. Untuk menguasai gerakan
pencak silat kategori tunggal, dibutuhkan latihan yang continue dan setiap
dengan menggunakan Media Audio Visual (video), diharapkan peserta didik lebih
metode ini dirasa sangat cocok dengan kondisi tersebut, dimana seluruh aktivitas
peserta didik dilakukan secara daring/online, baik itu proses belajar mengajar
Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti untuk mencoba melakukan
Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Pencak Silat Kategori Tunggal Pada
Merujuk pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti
Audio Visual (video) Terhadap Penguasaan Gerak Pencak Silat Kategori Tunggal
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang
(video) Terhadap Penguasaan Gerak Pencak Silat Kategori Tunggal Pada Peserta
a. Secara Teoritis
pengaruh latihan menggunakan media audio visual (video) pada penguasaan gerak
b. Secara Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang variasi
latihan atau melatih menggunakan Media Audio Visual (video) khusunya bagi
pelatih atlet pencak silat dalam mengajarkan gerak pencak silat kategori tunggal.
Untuk memberikan kemudahan para pembaca dalam memahami maksud dan isi
penyusunan yang terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu bagian pertama, bagian utama
isi, daftar tabel dan daftar gambar, daftar lampiran, intisari, abstrac. Bagian
utama, terdiri dari 5 (lima) bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara
lain:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan
masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat peneltian, (e) ) sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, terdiri dari: (a) hakekat media, (b) media audio
visual, (c) model latihan langsung (direct instruction), (d) ekstrakurikuler, (e)
pencak silat (f) penelitan terdahulu, (g) kerangka berfikir, (h) hipotesis.
5
Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a) desain penelitian, (b) lokasi dan
waktu, (c) populasi dan sampel, (d) jenis dan sumber data, (e) teknik
pengumpulan data, (f) Variabel penelitian dan Definisi operasional, (g) Instrumen
Bab IV Hasil dan Pembahasan, terdiri dari: (a) Deskripsi Data, (b) Hasil
Analisis Data, (c) Latihan dengan metode media audio visual, (d) latihan dengan
Bab V Penutup, terdiri dari: (a) Kesimpulan, (b) Implikasi Hasil Penelitian,
(c) Keterbatasan Penelitian, (d) saran. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan
lampiran.
“Pengaruh Media Audio Visual (Video) Terhadap Penguasaan Gerak Pencak Silat
Kategori Tunggal”.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pencak silat merupakan jenis beladiri/sistem pertahanan diri di dunia yang berasal
rumpun Melayu. Pencak silat merupakan salah satu warisan kekayaan budaya
bangsa Indonesia yang memiliki empat aspek, yaitu aspek spiritual, aspek seni,
sasaran yang akan dan mampu dicapai dengan jelas pada olahraga pencaksilat
contoh bahwa pencak silat mengajarkan untuk menghormati lawan. Dalam pencak
silat kita mengenal istilah sikap pasang, hal ini bukan hanya sebagai bagian dari
lawan, karena siapapun lawan yang dihadapi tidak boleh dianggap remeh.
Menurut Kriswanto, E.S. (2015: 13) Pencak silat merupakan beladiri yang
diwariskan oleh nenek moyang sebagai budaya bangsa Indonesia yang perlu
6
7
dilestarikan, dibina, dan dikembangkan. Atau pencak silat sering diartikan juga
Menurut Sutrisno (2014: 83) “pencak silat dapat diartikan sebagai gerak-
bela serang yang teratur menurut sistem, waktu, tempat, dan iklim dengan selalu
Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI) serta
Badan Koordinasi Intelejen Negara (BAKIN) pada tahun 1975 (dalam Mulyono,
2013: 84) mendefinisikan pencak silat sebagai berikut: Pencak silat adalah hasil
sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa
bertujuan untuk pertahanan diri dengan tetap berlandaskan iman dan takwa
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di
Kota Solo, Surakarta. Pada kongres Ikatan Pencak Silat Indonesia tanggal 21-23
adalah meminta ketegasan kepada Pmerintah apakah pencak silat masuk dalam
kebudayaan atau Olahraga. Dengan berbagai upaya akhirnya pencak silat diterima
8
sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PON VIII 1973,
maka sejak saat itu cabang olahraga pencak silat sejajar kedudukannya dengan
ditentukan dan disetujui pada Musyawarah Nasional Ikatan Pencak Silat Indonesia
(MUNAS IPSI) tahun 2012. Berikut empat kategori yang dipertandingkan pada
dan serangan.
memperagakan kemahiran dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat, dan
c. Kategori Ganda adalah kategori yang menampilkan 2 orang pesilat dari tim
yang sama memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik serang bela yang
d. Kategori Regu adalah kategori yang menampilkan 3 orang pesilat dari tim yang
sama, memperagakan kemahiran dalam jurus regu baku secara benar, tepat,
mantap, penuh penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk
disimpulkan bahwa dalam cabang olahraga pencak silat hanya ada 4 (empat)
Pencak silat kategori tunggal adalah kategori yang diperlombakan dengan cara
menampilkan gerak pencak silat kategori tunggal berupa gerakan jurus tangan
kosong dan gerak jurus dengan senjata (golok dan toya). Seperti dijelaskan dalam
buku peraturan pertandingan Ikatan Pencak Silat Indonesia (2012: 1), kategori
kemahiranya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat dan mantap, penuh
penjiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada peraturan
Jumlah jurus tangan kosong terdiri dari 7 (tujuh) jurus, jurus bersenjata
(golok) terdiri dari 3 (tiga) jurus dan jurus bersenjata (toya) terdiri dari 4 (empat)
gerakan.
yang dikutip dari buku Pencak Silat karya Kriswanto, E.S (2015: 132) meliputi,
Dengan demikian kebenaran gerakan menjadi hal yang paling penting pada
kategori ini.
10
IPSI) tahun 2012, ketetapan tersebut terdiri dari pakaian, senjata, ketentuan
a. Pakaian
1 2 3
Keterangan:
1. Pakaian Standar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
2. Aksesoris kepala dan pinggang.
3. Pakaian Lengkap.
Pakaian pencak silat model standar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), warna
bebas dan polos (celana dan baju boleh dengan warna yang sama atau berbeda).
Memakai ikat kepala (jilbab bukan merupakan ikat kepala, tidak boleh menutup
11
muka, warna hendaklah hitam polos tidak boleh bercorak) dan kain samping
warna polos atau bercorak. Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada
peserta. Boleh memakai lambang daerah di dada sebelah kiri dan diperkenakan
b. Senjata
1. Untuk usia dini dan pra-remaja, golok atau perang terbuat dari logam atau
kayu, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran antara 20 cm hingga 30 cm.
Ukuran lebar 2 cm hingga 3,5 cm. Tongkat/toya terbuat dari rotan dengan
ukuran panjang antara 100 cm hingga 150 cm dengan garis tengah 1,5 cm
2. Untuk remaja, dewasa dan pendekar, golok atau parang terbuat dari logam,
tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran antara 30 cm hingga 40 cm dan
12
ukuran lebar 2,5 cm hingga 4 cm. tongkat terbuat dari rotan dengan panjang
antara 150 cm hingga 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm hingga 3,5 cm.
c. Ketentuan Bertanding
1. Peserta menampilkan jurus tunggal baku selama 3 (tiga) menit terdiri atas
2. Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 10 (sepuluh) detik usia dini,
praremaja, dan pendekar. 5 (lima) detik untuk remaja dan dewasa. Bila
penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang diberikan akan dikenakan
hukuman.
teknik jurus tangan kosong dan bersenjata, irama gerak, kemantapan, dan
dinyatakan diskualifikasi.
d. Hukuman
nilai 1 bagi setiap pegerakan yang salah atau tambahan pada gerak.
2. Faktor Waktu
3. Faktor Lain-Lain
d) Senjata patah atau terlepas dari ganggangnya, tongkat pecah atau patah akan
nilai boleh disahkan setelah 3 dari 5 juri memberikan pengurangan dan jika hanya
e. Penilaian
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan jurus tunggal baku (100 gerakan)
1. Kemantapan gerak,
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) sampai 60 (enam puluh). Total nilai
Menurut Widada, H.R (2010:137) penguasaan berasal dari kata kuasa yang
gerak pencak silat kategori tunggal disini merupakan penguasaan yang dibuktikan
Setiap gerakan terbagi dalam 14 jurus, yaitu tangan kosong 7 jurus, senjata
(golok) 3 jurus dan senjata (toya) 4 jurus. Gerak pencak silat kategori tunggal
dilanjutkan dengan jurus senjata (golok) dan selanjutnya jurus senjata (toya)
selama 3 (tiga) menit. Toleransi untuk kekurangan atau kelebihan waktu yang
ditentukan telah ditetapkan dalam aturan bertanding sesuai dengan hasil Musyarah
Nasional Ikatan Pencak Silat Indonesia (MUNAS IPSI) tahun 2012, mulai dari
2.2 Ekstrakukrikuler
siswa menjadi manusia yang memiliki kebebasan berkreasi yang salah satunya
kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar kegiatan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar
mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.
17
Tujuan dalam ekstrakurikuler dijelaskan oleh Nasrudin, R (2010: 12) berikut ini:
mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi
tujuan dari ekstrakurikuler yaitu untuk kepentingan peserta didik itu sendiri,
18
Dalamp proses latihan, pelatih harus memberikan materi sesuai dengan cara/gaya
latihan anak latih sehingga tujuan latihan dapat dicapai dengan optimal. Ada
berbagai model latihan, dalam prakteknya pelatih harus ingat bahwa tidak ada
model latihan yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi.
Oleh karena itu, dalam memilih model latihan yang tepat haruslah
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat
(Setyosari, P. 2012).
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
pembelajaran.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan model Direct Instruction adalah
berhasilnya pengajaran.
keterkaitan antarkonsep-konsep.
b. Guru akan mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki
keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan yang berpusat pada siswa.
i. Siswa menghadapi kesulitan yang sama dan dapat diatasi dengan penjelasan
yang terstruktur.
j. Lingkungan mengajar tidak sesuai dan tidak memiliki waktu untuk melakukan
Pada model Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat penting
yaitu:
a. Orientasi
pada fase ini, langkah penting yang harus dilakukan guru adalah: (1) guru
(2) guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan pengetahuan dan
yakni bagian yang berbeda antara pelajaran dan tanggung jawab siswa selama
aktivitas-aktivitas berlangsung.
22
b. Presentasi (Demonstrasi)
Pada fase presentasi ini guru menjelaskan konsep atau keahlian baru dan
memberikan pemeragaan serta contoh. Tugas lain guru dalam tahap ini adalah
menguji apakah peserta didik telah memahami informasi baru sebelum mereka
c. Praktik Terstruktur
dalamnya. Peran guru dalam tahap ini adalah memberi respon balik terhadap
siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun memperbaiki.
Pada tahap ini guru memberikan siswa kesempatan untuk melakukan praktik
dengan kemauan mereka sendiri. Peran guru dalam tahap ini adalah mengontrol
e. Praktik Mandiri
Praktik ini dimulai saat siswa telah mencapai level 85 hingga 90 persen dalam
dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan respon balik dari guru.
Menurut teori dari Joyce, Weil dan Calhoun (dalam Rachmawati, 2015:183-184)
a. Dengan model Direct Instruction, guru mengendalikan isi materi dan urutan
melalui demonstrasi.
e. Model ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kecil.
l. Model ini dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
2.4 Media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Anugrah, M.D 2012:7).
Sedangkan menurut Gagne yang dikutip dari skripsi Anugrah, M.D (2012:7)
bentuk cetak maupun audio video beserta peralatanya, media hendaknya dapat
25
pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator, dengan istilah
yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi
Pengertian media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
(Arsyad, A. 2011).
karakteristik audio (suara) dan visual (gambar)” (Arsyad, A. 2011: 3). Sedangkan
Menurut Snaky (2010: 105) Media Audio Visual adalah seperangkat alat yang
26
dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan
Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media
visual atau biasa disebut media pandang dengar yang menjadikan penyajian isi
pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media audio visual
Pada penelitian ini peneliti memilih media audio visual berupa video yang
menampilakan gerak dan suara sebagai fokus penelitian. Arsyad, A (2011: 49)
demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada
layar terlihat gambar hidup. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa
video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan
suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang
sesuai.
Jurus Tunggal Tangan Kosong”. Dari data yang diperoleh diketahuai rata-rata:
30,9 dan simpangan baku: 4,1, Normalitas sig: 0,169 > 0,05, Homogenitas Sig:
0,270 > 0,05. Analisis data uji signifikansi dari hasil pengolahan data uji t
diperoleh T-hitung = -32,168 < T-tabel = 1,76 dengan demikin Ho diterima. Dapat
27
pencak silat jurus tunggal tangan kosong tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMP Plus Dar Al-Tauhid
Arjawinangun Cirebon.
Hasil Belajar Tendangan Sabit Pencak Silat Melalui Media Audio Visual Dan
Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii B SMP Al Irsyad Surakarta
konvensional sehingga hasil belajar tendangan sabit pencak silat siswa hanya
tendangan sabit pencak silat siswa walaupun belum optimal yaitu sebesar 70%
(14 siswa). Pelaksanaan siklus II yang merupakan upaya perbaikan dari siklus I
Kesimpulan penelitian ini adalah melalui media audio visual dan alat bantu
pada siswa kelas VIII B SMP Al Irsyad Surakarta pada tahun pelajaran
2014/2015.
28
c. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar Ali Ridho (2014) tentang Pengaruh
Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak
kelompok A dari hasil tes awal diperoleh nilai rata-rata 409, tes akhir
mendapatkan nilai rata-rata 420,9 selisih dari tes awal dan tes akhir
nilai tes awal 407,5, rata-rata tes akhir 410,8, dan selisih tes awal dan akhir
sebesar 3,2 atau 0,6,8%. Sedangkan uji hipotesis dengan uji signifikansi dua
thitung 4,4 > t-tabel 2,45 dengan demikian hipotesis ditolak, artinya terjadi
signifikan terhadap peningkatan prestasi jurus tunggal pencak silat dari pada
Audio Visual (video) terhadap penguasaan gerak pencak silat kategori tunggal.
daring/online dengan cara memberikan link youtube gerakan pencak silat kategori
post-test (tes akhir). Pelaksanaanya sama dengan pre-test (tes awal) yaitu Peserta
Aliah Negeri Palopo. Kerangka pikir penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Peserta Ekstrakurikuler
Mandrasah Aliah Negeri Palopo
Pengaruh Media
Audio Visual (video)
Sumber: Data Primer
30
2.8 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat ditemukan
MAN Palopo.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan pada peserta ekstrakurikuler Madrasah Aliah Negeri
Palopo yang beralamat di Jalan Dr. Ratulangi, Balandai, Kecamatan Bara, Kota
pre-test (test awal) dan 1 kali pertemuan untuk post-test (tes akhir) sehingga
3.2 Populasi
Arikunto (2013: 175) dikutip dari skripsi Hidayat, R.R. 2016, populasi adalah
keseluruhan dari subjek penelitian yang akan diteliti. Menurut Nursalam (2013:
169) populasi merupakan subjek yang memenuhi kriteria atau persyaratan yang
3.3 Sampel
31
32
pupulasi terdiri dari 45 orang anak dan di ambil sampel sebanyak 30 anak dengan
bulan,
3. Kehadiran tidak kurang dari 75% pada kegiatan ekstrakurikuler pencak silat
kecil yang mewakili populasi yang diteliti. Menurut Nursalam (2013: 171) sampel
adalah bagian dari populasi yang digunakan oleh peneliti sebagai subjek
penelitian.
Baley dalam Mahmud (2011, hlm. 159) yang menyatakan bahwa untuk
minimum adalah 30. Senada dengan pendapat tersebut, Roscoe dalam Sugiono
(2012, hlm. 91) menyarankan tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai
berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap kategori
minimal 30.
atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
33
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan one group pretest
posttest design. Penelitian ini tidak menggunakan kelas pembanding namun sudah
menggunakan tes awal sehingga besarnya efek atau pengaruh penggunaan mind
mapping dapat diketahui secara pasti. Dalam penelitian ini, subyek penelitian
terlebih dahulu diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui sejauh mana
perlakuan, yaitu pembelajaran model direct intruction dan video gerak seni
tunggal pencak silat. Selanjutnya kepada seluruh siswa diberikan tes akhir
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang
berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk
angka. (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah data primer,
yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dengan pihak-pihak yang
Dalam penelitian ini, cara untuk mengumpulkan data yaitu menggunakan data
Primer. Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
atau data yang berasal dari sumber aslinya dan terkait secara langsung dengan
angket atau dengan pola lain yang diperlukan. Dalam penelitian ini penulis
sampel diberikan arahan tentang proses tes tersebut. Setelah sampel mengerti, tes
sampel diberikan file video (link youtube) gerak pencak silat kategori tunggal
untuk diperlajari dirumah masing-masing. Berikut ini adalah link youtube yang
diberikan kepada sampel setiap kali pertemuan, mulai jurus 1 hingga jurus 14:
1. https://www.youtube.com/watch?v=rn9PXExydcU&list=PLTnyBzWhmFKGG
2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai
2. https://www.youtube.com/watch?v=OxSADaXggJU&list=PLTnyBzWhmFKG
G2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=7
36
3. https://www.youtube.com/watch?v=LQc3oeHyR2c&list=PLTnyBzWhmFKG
G2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=6
4. https://www.youtube.com/watch?v=TCVWZhW5JPw&list=PLTnyBzWhmFK
GG2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=5
5. https://www.youtube.com/watch?v=lPgIOzce3so&list=PLTnyBzWhmFKGG2
KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=4
6. https://www.youtube.com/watch?v=5LpBHgyICko&list=PLTnyBzWhmFKG
G2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=3
7. https://www.youtube.com/watch?v=557GhjtqSo4&list=PLTnyBzWhmFKGG2
KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=2
8. https://www.youtube.com/watch?v=Iez2JlnxZlU&list=PLTnyBzWhmFKGG2
KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=14
9. https://www.youtube.com/watch?v=j2nw5XTYIjk&list=PLTnyBzWhmFKGG
2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=13
10. https://www.youtube.com/watch?v=pjtgqxwojUc&list=PLTnyBzWhmFKGG
2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=12
11. https://www.youtube.com/watch?v=adpk13j4bpE&list=PLTnyBzWhmFKGG
2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=11
12. https://www.youtube.com/watch?v=e9EeNkHgSuk&list=PLTnyBzWhmFKG
G2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=10
13. https://www.youtube.com/watch?v=JrxxQFBcMvk&list=PLTnyBzWhmFKG
G2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=9
37
14. https://www.youtube.com/watch?v=IVAxB1Kvqno&list=PLTnyBzWhmFK
GG2KK8jvbtfKdoEuQ4jTai&index=8
Jenis kegiatan setiap kali pertemuan digambarkan dalam tabel berikut ini:
Pelaksanaan tes akhir (posttest) tidak berbeda dengan tes awal (pretest). Secara
(dua) juri. Posttest dilkukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan sampel
(treatment).
Pada penelitian ini ada dua variabel bebas, yaitu media audio visual (video)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan gerak pencak silat
kategori tunggal.
penelitian ini yaitu berupa video gerak pencak silat kategori tunggal. Adapun
kategori tunggal.
2. Pencak silat Kategori Tunggal yaitu penguasaan teknik yang benar sesuai
Menurut Arikunto, S. (2013: 136) “instrumen adalah alat atau fasilitas yang
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes gerak teknik
pencak silat kategori tunggal sebanyak 14 rangkaian jurus gerak, dengan adanya
41
tunggal.
a. Tes
Karena penelitian ini ditujukan untuk mengukur tingkat penguasaan gerak pencak
silat pada kategori tunggal, maka pada kegiatan pretest dan posttest digunakan
instrument berupa form penilaian khusus dipakai dalam pertandingan pencak silat
katergori tunggal. Form penilaian tersebut merupakan hasil MUNAS IPSI 2012
Revisi 2016.
b. Juri
Juri berjumlah 2 (dua) orang sekaligus sebagai petugas pencatat hasil yang dicapai
sample. Pada pretest dan posttest, masing-masing sampel akan dinilai oleh 2 (dua)
juri yang sama. Kedua juri berada pada tempat yang sudah disiapkan seperti
42
gambar 3.2 di atas. Juri merupakan anggota wasit dan juri Pencak Silat Kota
Palopo yang telah memiliki lisensi sebagai juri Nasional dan Daerah.
c. Peralatan Tes
3) Sumpritan,
d. Prosedur Tes
1) Seluruh sampel dikumpul dan diberi arahan mengenai alur pelaksanaan tes
5) Nilai berkisar 1-100 sesuai dengan jumlah gerakan yang ada pada gerak
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah hasil data yang diteliti
Smirnov. Normal atau tidaknya suatu hasil data adalah jika ρ > 0,05 (5%) maka
dinyatakan normal, dan jika ρ < 0,05 (5%) maka hasil data dikatakan tidak
normal.
b. Uji Homogenitas
Selain pengujian hasil data, perlu ada uji homogenitas data yang akan dianalisis.
Uji ini diguanakan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang homogen.
Kriteria yang digunakan Pada uji homogenitas adalah jika ρ > 0,05 dan t-hitung < t-
tabel, maka tes dinyatakan homogen, jika ρ < 0,05 dan t-hitung > t-tabel, maka tes
c. Uji Hipotesis
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh media audio visual dan metode latihan
tunggal, maka digunakan teknik analisis Paired Sample t tes. Pada Paired Sample
t tes digunakan uji beda untuk satu sampel yang diberikan perlakuan yang
berbeda.
sebelumnya untuk melihat perbedaan nilai dari sampel tersebut sebelum dan
sesudah diberi perlakuan dan manakah yang lebih tinggi/rendah apakah sampel
44
yang sebelum /sesudah diberi perlakuan. Uji Paired Sample t tes dalam penelitian
Setelah hasil t-hitung sudah diketahui yang peneliti harus lakukan adalah
media audio visual (video) terhadap penguasaan gerak pencak silat kategori
tunggal pada peserta ekstrakurikuler pencak silat Madrasah Aliah Negeri Palopo.
BAB IV
Negeri Kota Palopo, yang beralamat di Jalan Dr. Ratulangi, Balandai, Kecamatan
Bara, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan yang berjumlah 15 orang. Penelitian
ini terlaksana pada tanggal 20 April - 21 Mei 2020. Pretest dilaksanakan tanggal
(tiga) kali dalam 1 (satu) minggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jum’at.
Tes dilakukan dengan menampilkan sample secara bergantian didepan 2 (dua) juri
pencak silat kategori tunggal. Jumlah kebenaran gerak merupakan nilai akhir dari
Sampel diberi latihan menggunakan metode audio visual. Adapun hasil dari
45
46
Keterangan:
N : Jumlah Sampel.
Mean : Nilai rata-rata pre-test.
Range : Rentang nilai terkecil dan nilai terbesar pada pre-test.
Minimum : Nilai terkercil pada pre-test.
Maximum : Nilai terbesar pada pre-test.
Std. Daviation : Simpangan baku dari rata-rata pre-test.
Hasil analisis deskriptif data Pre-Test dapat dijelaskan sebagai berikut, nilai
rata-rata = 43,13, nilai range = 178, niliai minimal = 0, nilai maksimal = 178 dan
Keterangan:
N : Jumlah Sampel.
Mean : Nilai rata-rata post-test.
Range : Rentang nilai terkecil dan nilai terbesar pada post-test.
Minimum : Nilai terkercil pada post-test.
Maximum : Nilai terbesar pada post-test.
Std. Daviation : Simpangan baku dari rata-rata posttest.
47
nilai rata-rata = 112,13, nilai range = 131, nilai minimal = 62, nilai maksimal =
a. Uji Normalitas
Significance), yaitu:
1. Jika nilai Sig. > 0,05, maka variable dalam penelitian terdistribusi normal.
2. Jika nilai Sig. < 0,05, maka variable dalam penelitian tidak terdistribusi
normal.
Keterangan:
Jenis tes : uji yang dilakukan untuk mendapatkan nilai residual yang
selanjutnya di uji normal dengan menggunakan bantuan aplikasi
SPSS 26.
Test statistic : nilai absolut yang di ambil dari perbandingan antara positif dan
negatif pada hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS
26.
Std. Daviation : Simpangan baku dari rata-rata.
Sig.(2-tailed) : merupakan taraf signifikan pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
48
Berdasarkan tabel hasil keluaran aplikasi SPSS 26, uji normalitas dengan
rumus Kolmogorov-Smirnov diketahui memiliki nilai Sig. (2-tailed) adalah ,200 >
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan sampel yaitu seragam atau
tidak varian sampel yang diambil dari populasi. Menurut Joko Widiyanto
1. Jika nilai Sig. < 0.05, maka dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih
2. Jika nilai Sig. > 0.05, maka dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih
Keterangan:
Levene Statistic : Uji tingkat keragaman data.
df1 : Derajat kebebasan dengan rumus k-1 (jumlah variabel - 1)
df2 : Derajat kebebasan dengan rumus n-k (sampel-jumlah variabel)
Sig. : Taraf signifikan hubungan (varian) variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan tabel hasil keluaran aplikasi SPSS 26, uji homogenitas yang
dilakukan memiliki nilai p (sig) 0.241, nilai tersebut > 0.05 maka data bersifat
Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan paired sample t test dengan
menggunakan bantuan SPSS 26. Paired sample t-test digunakan peneliti untuk
1. Jika nila Sig. (2-tailed) < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Sebaliknya, jika nilai Sig. (2-tailed) > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Keterangan:
Mean : Selisih rata-rata hasil pretest dan postest
Std. Daviation : Simpangan baku dari rata-rata
t : Nilai hasil uji t
df : Derajat Kebebasan dengan rumus n-1 (jumlah sampel-1)
Sig. (2-tailed) : Taraf signifikan hipotesis.
Berdasarkan tabel hasil keluaran aplikasi SPSS 26, uji “Paired Sample Test”
di atas, diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah .000 < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima dan t-hitung lebih besar dari t-tabel (-10,158 < 1,76131) sehingga dapat
Peningkatan yang terjadi pada sampel dalam penguasaan gerak pencak silat
kategori tunggal disebabkan metode audio visual mampu melatih gerak sample
secara benar. Pengulangan tersebut dilakukan agar sampel dapat menganalisis dan
menghayati setiap gerakan. Video ini bisa dimiliki oleh sampel sebagai media
visualisasi diluar jadwal latihan, sehingga sampel bisa mengulang video jika ada
salahsatu gerakan yang terlupa pada satu jurus. Olehnya itu sampel akan lebih
Menurut Snaky media ini sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar
lainya yang bersifat hiburan pada penggunaan media audio visual menggunakan
atau pengetahuan hasil yang dicapai, dalam hal ini adalah penguasaan gerak
adanya hasil belajar gerak yang meningkat dari pretest ke posttest. Dari uji t
51
terlihat bahwa nilai t tabel pada uji t-test for Equality of Means dengan taraf
signifikan kedua kelas tersebut 1,697. Untuk data pretest dan posttest nilai kritis t
untuk taraf nyata 0,05 dan df = 35 adalah 29.076 dan 39.346. Dimana1,697 ≤
29,076 dan 39,346 atau t tabel ≤ t hitung, maka H0 ditolak sehingga H1 diterima,
artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest dan posttest siswa dalam
Latihan dengan media audio visual berupa video masih mempunyai banyak
kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain yaitu sudut pandang hanya sebatas
pada tiga arah, depan, samping kanan dan kiri. Sementara untuk tampak dari
Penyebab utama kekeliruan yang terjadi oleh sebagian besar sampel dalam
meniru gerakan adalah video yang tampak dari depan. Sampel meniru video yang
tampak dari depan dengan apa adanya, karena tidak ada pendamping pada saat
latihan sehingga sampel tidak bisa berkomunikasi secara langsung dengan pelatih.
audio visual diantaranya adalah materi yang disampaikan tidak dapat berubah dan
komunikasi hanya dapat dilakukan satu arah sehingga tidak ada interaksi.
kekurangan yang ada pada latihan menggunakan media audio visual begitupun
sebaliknya. Sehingga kombinasi dua metode latihan ini sangat efektif dan efisien
dari segi waktu latihan, baik untuk anak latih maupun pelatih.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
(direct intruction) lebih efektif dan efisien terhadap penguasaan gerak pencak
Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini berimplikasi yaitu: jika atlet
dan pelatih mengetahui metode audio visual dan metode latihan langsung (direct
kategori tunggal anak latih, maka kedua latihan ini bisa digunakan sebagai salah
a. Sampel dan pelatih tidak bertemu secara langsung karena pandemi COVID-19,
b. Dalam penelitian ini subjek yang diteliti sangat sedikit, sebatas pada siswa
52
53
c. Peneliti tidak dapat mengontrol faktor- faktor lain yang mempengaruhi hasil tes
penguasaan gerak pencak silat katgori tunggal, seperti kondisi fisik, psikologis,
penelitian.
5.4 Saran
disampaikan yaitu:
a. Bagi atlet pencak silat pemula, audio visual dapat digunakan diluar latihan
b. Bagi pelatih pencak silat, agar dapat memanfaatkan audio visual sebagai
audio visual serta selalu memberikan program latihan yang efektif dan efisien
kepada anak latihnya, khususnya program untuk penguasaan gerak pencak silat
kategori tunggal.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan-
kekurangan yang perlu diperbaiki, karena itu harapan peneliti terhadap peneliti
tutorial gerak pencak silat kategori tunggal yang tampak dari empat arah.
DAFTAR RUJUKAN
Erlinawati, N. 2013. Persepsi Siswa Kelas Viii Terhadap Media Gambar Dalam
Pembelajaran Bola Basket Di Smp N 2 Bambanglipuro [Skripsi].
Yogyakarta. FIK UNY.
Kriswanto, E.S. 2015. Pencak Silat. Sejarah Dan Perkembangan Pencak Silat,
Teknik-Teknik Dalam Pencak Silat, Pengetahuan Dasar Pertandingan
Pencak Silat. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
54
55
Mulyana. 2013. Pendidikan Pencak Silat: Membangun Jati Diri dan Karakter
Bangsa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ridho, Z.A. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan
Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat [Skripsi]. Bandung. UPI
Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sutrisno. 2014. Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Bogor: PPPPTK Penjas & BK
Ummyssalam. 2017. Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLS.
Yogyakarta: Deepublish.