Oleh :
1. Zahratul Aini
2. Zuriyani
D-IV KEPERAWATAN
T.A 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Jenis kalimat menurut struktur gramatikal dan menurut bentuk gaya
(retorika)” tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membantu memberikan teori
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
siapa saja yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB 2 ISI..........................................................................................................................2
iii
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................24
3.1 Kesimpulan............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
LAMPIRAN.....................................................................................................................26
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis kalimat menurut struktur gramatikal dan menurut
bentuk gaya (retorika)
1
BAB 2
ISI
1. Mahasiswa berdiskusi
S: KB + P: KK
2. Dosen ramah
S: KB + P: KS
4. Tinggalnya di Palembang
S:KB + P: (KD + KB)
2
5. Mereka menonton film
S:KB + P:KK + O:KB
7. Rustam peneliti
S:KB + P:KB
Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan
berpredikat kata sifat (ramah). Kalimat itu menjadi Dosen itu ramah.
S P
Contoh lain:
1. Komputernya rusak.
S P
3
3. Bisnis kondominium sangat marak.
S P
Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga buku itu) dan
berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah). Kalimat selengkapnya ialah
Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
S P
Contoh lain:
Pola 4 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (tinggalnya) dan
berpredikat frasa depan yang terdiri atas kata depan dan kata benda (di
Palembang). Kalimat ini menjadi Tinggalnya di Palembang.
S P
Contoh lain :
4
S P
S P O
Contoh lain :
1. Pesawat itu menembus angkasa.
S P O
Pola 6 adalah pola kallimat yang terdiri atas subjek kata benda (paman),
predikat kata kerja (mencarikan), objek pertama (O 1) kata benda (saya), dan objek
kedua (O2) kata benda (pekerjaan). Selengkapnya kalimat itu menjadi
S P O1 O2
5
Contoh lain :
1. Dia membuatkan saya lukisan.
S P O1 O2
Pola 7 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (Rustam) dan
berpredikat kata benda (peneliti). Baik subjek maupun predikat, keduanya kata
benda. Jadi, kalimat itu selengkapnya menjadi Rustam peneliti
S P
Contoh lain :
1. Suharto Bapak Pembangunan.
S P
6
Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan
semester III. Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambah
keterangan tempat di akhir kalimat.
Kalimat 3, yaitu Harga buku itu sepuluh ribu rupiah perbuah dapat
diperluas pula dengan kalimat
Paman tidak lama lagi akan menjadikan saya, keponakan tunggalnya, pekerjaan.
S P O1 O2
Kalimat 7, yaitu Rustam peneliti dapat diperluas menjadi
7
2.1.2 Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setata terjadi dari dua kaliat tunggal atau lebih.
Kalimat majemuk ini dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai
berikut:
1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan
atau serta jika kedua klimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya
disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
Kami membaca.
Mereka menulis.
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih
dari dua kalimat tunggal.
Contoh:
Direktur tenang.
8
Contoh:
3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubugan oleh kata lalu dan
kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya
disebut kalimat majemuk setara perurutan.
Contoh:
4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh
kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya
disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh:
9
Para pemilik televise membayar iuran televisinya di kantor pos
yang terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik
televise langsung.
10
b. Mereka masih dapat mengacaukan data data
komputer. (Tunggal)
c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat alat
modern, mereka masih dapat mengacaukan data data
komputer itu.
contoh:
Anak kalimat:
Induk kalimat:
11
2.1.3.1 Kalimat majemuk tak setara yang Berunsur sama
Kalimat majemuk tak setara dapat dirapatkan andai kata
unsure-unsur subjeknya sama.
Contoh:
Contoh:
Perbaikannya:
12
Perapatan kalimat tak setara ini sering keliru. Kekeliruan
ini terjadi oleh kesalahan menalar suatu gagasan sehingga terjadi
percampuran perapatann antara subjek dan objek.
Contoh:
itu.
13
Karena usul itu tidak melanggar hukum, ia menyetujui usul
itu.
ketik itu.
1b. Setelah pita mesin ketik diganti dengan pita baru, mereka
tidak mengalami kesukaran mempergunakan mesin ketik itu.
14
Perhatikan kalimat salah yang lain.
15
Dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, sedangkan dalam
induk kalimat subjeknya adalah kata terdakwa. Jadi, subjek anak
kalimat pun pasti kata terdakwa sehingga kalimat di atas
bermakna.
Contoh:
Anak kalimat:
Induk kalimat:
Subjek kalimat itu persis sama dengan subjek pada induk kalimat, yaitu
saya.
Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak
benar (tidak baku). Penanda yang dapat di pakai ialah setelah sehingga
kalimat akan menjadi
Beberapa contoh:
16
1. a. memasuki masa pension ia merasa mempunyai waktu yang cukup
untuk menolong orang banyak. (Salah)
Misalnya:
Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam
dan induk kalimat yang berupa kalimat majeemuk setara, kami
berhenti dan langsung pulang jadi, susunan kalimat pertama adalah
bertingkat + setara.
17
Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat
majemuk setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak
kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua
adalah setara + bertingkat.
18
penyajian kalimat yang konstruksinya anak induk terasa berklimaks, dan
terasa membentuk ketegangan.
Misalnya:
1. Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
2. Setelah 1.138 hari di sekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tinggal
Misalnya:
19
seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan,
keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. (2) Pengembangan aspek-
aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan
kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi
peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil
dalam kehidupan. (3) Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah.
Contoh:
20
Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, dan mempertebak semangat kebangsaan.
21
Contoh:
b. Pohon pisang itu cepat tumbuh, dengan mudah pohon pisang itu
dapat ditanam dan dipelihara, lagi pula tidak perlu dipupuk, kita
hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Contoh:
• Membeli
• Bertemu
Contoh:
• Dipukul
• Terinjak
22
2.2.6 Kalimat inverse
Kalimat Inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek dan
berfungsi untuk menegaskan makna dari kalimat tersebut.
Contoh:
kalimat Inversi.
Contoh:
(1) Piala Sudirman seharusnya tidak berpindah dari bumi pertiwi ini.
(1a) Seharusnya piala Sudirman tidak berpindah dari bumi pertiwi ini.
23
(2a) Keadaan perekonomian Indonesia saat itu sangat memprihatinkan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka diperoleh beberapa kesimpulan , yaitu :
24
struktur gramatikal, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan
dapat pula berupa kalimat mejemuk.
2. Struktur gramatikal kalimat tunggal terdiri atas satu unsur subjek (S) dan satu
unsur predikat (P) dengan pola pembentukan S + P atau P + S.
DAFTAR PUSTAKA
https://akmalik.files.wordpress.com/2014/09/modul-3-pola-dan-jenis-jenis-
kalimat-g, Diakses pada tanggal 02 November 2015, Pukul 20.10 Wib
25
LAMPIRAN
Soal Latihan
1. Unsur inti dalam kalimat Sekalipun hujan deras, orang tetap berduyun-duyun
membeli karcis pertandingan final piala AFF adalah ....
A. Hujan deras.
B. Membeli karcis.
26
C. Orang berduyun-duyun.
A. Setiap bangsa yang ada di dunia ini memiliki bahasa yang terus-menerus
berubah sejalan dengan perubahan zaman.
B. Setiap bangsa yang memiliki bahasa akan selalu menggunakan bahasanya itu
untuk berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.
C. Setiap bangsa memiliki bahasa dan setiap bahasa selalu dimiliki dan dijunjung
tinggi oleh masyarakatnya.
3. Adik menelepon
Kalimat luas yang polanya masih sama dengan kalimat inti di atas adalah ....
27
A. sudah betul karena sudah mempunyai subjek dan predikat.
A. kalimat tunggal.
B. kalimat majemuk.
28
D. Hujan lebat
D. Ketika memasuki Pulau Bali, para pembawa Obor Persahabatan diterima oleh
para pejabat Bali.
29
A. kelebihan tanda koma.
D. perluasan subjek.
A. Menurut penulis buku itu menyatakan bahwa manejemen adalah ilmu yang
menelaah kerja sama manusia dalam mencapai tujuan.
B. Menurut penulis buku itu menyatakan, bahwa manejemen adalah ilmu yang
menelaah kerja sama manusia dalam mencapai tujuan.
C. Penulis buku itu menyatakan, bahwa manejemen adalah ilmu yang menelaah
kerja sama manusia dalam mencapai tujuan.
30