Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

“EVIDENCE BASED TERKAIT ASUHAN PRAKONSEPSI”

OLEH:
WIWIK HANDAYANI SUBAGIO

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HAMZAR MAMBEN-
LOMBOK TIMUR TAHUN
2021
ANALISIS JURNAL/TELAAH JURNAL

A. Resume Artikel
Judul : Pengetahuan, Sikap, dan Efikasi Diri Wanita Usia Subur Terkait
Asuhan Prakonsepsi

Penulis : Wiwin Widayani, Kurniaty Ulfah

1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan,
sikap, dan efikasi diri wanita usia subur terkait asuhan prakonsepsi
2. Desain dan Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain survei
3. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden
memiliki pengetahuan tentang asuhan prakonsepsi pada kategori cukup (41,5%),
sikap responden terkait asuhan prakonsepsi sebagian besar berada pada kategori
cukup (59,8%), dan efikasi diri responden terkait asuhan prakonsepsi sebagian
besar berada pada kategori tinggi (65,9%).
4. Kesimpulan
Hampir separuh wanita dalam penelitian ini memiliki pengetahuan tentang
asuhan prakonsepsi dengan kategori cukup. Namun demikian, sebagian besar
mereka memiliki sikap yang cukup. Hal yang unik dan baru dari penelitian ini
adalah efikasi diri yang tinggi dari wanita terkait asuhan prakonsepsi. Untuk itu,
upaya promosi/edukasi asuhan prakonsepsi pada wanita dan pasangannya perlu
ditingkatkan.
B. Critical Appraisal

CRITICAL Ya Tidak Keterangan


APRAISAL

Judul Penelitian ✓ Judul penelitian tidak memenuhi unsur


penulisan judul yang baik. Yaitu tidak
mencantumkan lokasi penelitian dan tahun
penelitian
Pendahuluan ✓ Pendahuluan penelitian ini sudah memnuhi
unsur, diantaranya latar belakang dan
tujuan penelitian sudah dicantumkan.

Abstract ✓ Penulisan Abstrak dalam jurnal ini sudah


terstruktur dan memenuhi unsur informatif,
meliputi latar belakang, tujuan, metode, hasil
dan kesimpulan.

Background/latar ✓ Latar belakang dalam penelitian ini sudah


belakang jelas sehingga dapat dijadikan alsan untuk
dilakukan penellitian.

Literatur ✓ Sumber literatur yang digunakan cukup


Review/Tinjauan banyak, tapi tinjauan pustaka tidak
Pustaka dicantumkan dalam jurnal dan dipaparkan
pada bagian pembahasan, sebagai acuan
penulis dalam membahas hasil penelitian

Tujuan Penelitian ✓ Tujuan penilitian sudah dipaparkan dalam


jurnal ini, yaitu untuk mengetahui
gambaran pengetahuan, sikap, dan efikasi
diri wanita usia subur terkait asuhan
prakonsepsi

Variabel Penelitian ✓ Sudah dipaparkan dalam jurnal ini,


Analisis yang digunakan adalah analisis
univariabel

Metodologi Penelitian ✓ Metodologi dalam penelitian ini adalah,


Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan desain survei.
Pengumpulan data dilakukan secara
langsung dengan metode
wawancara/angket

Intrumen penelitian ✓ Instrumen penelitian adalah kuesioner


pengetahuan, sikap dan efikasi diri terkait
asuhan prakonsepsi

Interpretasi hasil ✓ Dalam penelitian ini Penulis sudah


penelitian memaparkan hasil penelitian dengan
sangat jelas dan mendetail.
C. Impilkasi terhadap pelayanan kebidanan
1. Penelitian ini dapat dijadikan acuan atau sumber ilmu pengetahuan dalam rangka
meningkatkan kualitas asuhan prakonsepsi bagi WUS.
2. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan upaya
promosi/edukasi asuhan prakonsepsi pada wanita dan pasangannya.

D. Kesimpulan
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pelayanan kebidanan, dimana pada
penelitian ini diketahui bahwa Hampir separuh wanita dalam penelitian ini memiliki
pengetahuan tentang asuhan prakonsepsi dengan kategori cukup. Namun demikian,
sebagian besar mereka memiliki sikap yang cukup. Hal yang unik dan baru dari
penelitian ini adalah efikasi diri yang tinggi dari wanita terkait asuhan prakonsepsi.
Untuk itu, upaya promosi/edukasi asuhan prakonsepsi pada wanita dan pasangannya
perlu ditingkatkan. Selain itu, perlu dibentuk program dan klinik khusus prakonsepsi
pada fasilitas kesehatan primer agar memungkinkan bagi wanita dan pasangannya
berkonsultasi dan mendapatkan informasi, edukasi, dan konseling perencanaan
kehamilan yang sehat.
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol. 13 No 1 Mei 2021

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN EFIKASI DIRI WANITA USIA


SUBUR TERKAIT ASUHAN PRAKONSEPSI
Knowledge, Attitude, and Self-Efficacy of Reproductive Women Related to
Preconception Care
Wiwin Widayani1*, Kurniaty Ulfah1
1
Jurusan Kebidanan Bandung, Poltekkes Kemenkes Bandung,
*Email: wiwinbidbdg@gmail.com

ABSTRACT
Preconception care has an important role in improving women's health before
conception to produce a healthy pregnancy. It takes awareness and good behaviour for
every woman of childbearing age to optimize preconception care. This study aimed to
describe women's knowledge, attitudes, and self-efficacy of reproductive. This research
was descriptive with a survey design. This research was conducted in two sub-districts
from August to November 2019, namely Rancaekek District, Bandung Regency and
Padalarang District, West Bandung Regency. The subjects of this study were women of
reproductive age with an age range of 15-49 years. The size of the sample was 82. The
sampling technic was consecutive sampling when women came to the health
facility/midwife clinic in the study area.
The results showed that almost half of the respondents knew preconception care in the
sufficient category (41.5%), the attitude of the respondents regarding preconception
care was mostly in the sufficient category (59.8%), and the respondents' self-efficacy
related to preconception care was in the high category. (65.9%). Health promotion and
education efforts related to preconception care for the community, especially women of
reproductive age, need to be increased.
Keywords: Knowledge, attitude, self-efficacy, preconception care, women of
reproductive age

ABSTRAK
Asuhan prakonsepsi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesehatan wanita
sebelum konsepsi agar dapat menghasilkan kehamilan yang sehat. Diperlukan
kesadaran dan perilaku yang baik bagi setiap wanita usia subur agar dapat
mengoptimalkan asuhan prakonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan, sikap, dan efikasi diri wanita usia subur terkait asuhan
prakonsepsi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain survei. Penelitian ini
dilaksanakan dari Bulan Agustus sampai dengan Nopember 2019 di dua Kecamatan,
yakni Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dan Kecamatan Padalarang
Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah wanita usia subur dengan
rentang usia 15-49 tahun. Besar sampel penelitian adalah sebanyak 82. Sampel
diambil secara consecutive sampling pada saat wanita datang ke fasilitas
kesehatan/klinik bidan yang ada di wilayah lokasi penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden memiliki pengetahuan tentang
asuhan prakonsepsi pada kategori cukup (41,5%), sikap responden terkait asuhan
prakonsepsi sebagian besar berada pada kategori cukup (59,8%), dan efikasi diri
responden terkait asuhan prakonsepsi sebagian besar berada pada kategori tinggi
(65,9%). Upaya promosi dan pendidikan kesehatan terkait asuhan prakonsepsi kepada
masyarakat terutama WUS perlu ditingkatkan.
Kata kunci: Pengetahuan, sikap, efikasi diri, asuhan prakonsepsi, wanita usia subur.

270
doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1906
PENDAHULUAN mereka butuhkan2.
Asuhan prakonsepsi merupakan Rendahnya akses wanita terhadap
aspek esensial sebagai bagian dari asuhan prakonsepsi salah satunya
upaya asuhan primer dan preventif, disebabkan oleh kurangnya
bukan hanya ditujukan pada perempuan pengetahuan wanita tentang asuhan
yang sudah menikah saja, namun juga prakonsepsi. Permasalahan rendahnya
bagi perempuan yang belum menikah pengetahuan wanita tentang asuhan
termasuk remaja dan dewasa muda. prakonsepsi umum terjadi di negara-
Adapun tujuan asuhan prakonsepsi negara berkembang.3 Penelitian
adalah memastikan bahwa wanita dan Teshome, et al menunjukkan mayoritas
pasangannya berada dalam status wanita akan datang ke fasilitas
kesehatan fisik dan emosional yang kesehatan pada saat mengetahui diri
optimal dan tidak mengalami masalah mereka hamil atau sebaliknya belum
kesehatan saat dimulainya kehamilan1,2. juga mengalami kehamilan. Para wanita
Terdapat banyak masalah juga tidak berupaya mengumpulkan
kesehatan yang terjadi dan berkembang informasi tentang hal tersebut
pada masa prakonsepsi yang dapat dikarenakan mereka tidak memiliki
meningkatkan kemungkinan kematian kesadaran4. Hal yang sama juga
dan kesakitan ibu dan anak, antara lain ditunjukkan dalam penelitian Ahmed et
gangguan dan defisiensi gizi, penyakit al, bahwa hanya 11% wanita yang
yang dapat dicegah dengan imunisasi, memiliki pengetahuan tentang asuhan
perilaku merokok, risiko lingkungan, prakonsepsi5.
gangguan genetik, kehamilan dini, Sikap wanita dan kemauan untuk
kehamilan yang tidak diinginkan, berperan serta juga dapat memengaruhi
kehamilan yang terlalu dekat, penyakit keberhasilan asuhan prakonsepsi. Para
menular seksual termasuk HIV, wanita dalam studi Teshome, et al
infertilitas dan subfertilitas, gangguan memiliki anggapan bahwa konsepsi
kesehatan mental, penggunaan zat adalah kejadian alamiah sehingga tidak
psikoaktif dan kekerasan seksual2. perlu dikonsultasikan atau dipersiapkan
Asuhan prakonsepsi merupakan melalui pelayanan asuhan prakonsepsi
salah satu faktor yang dapat sebelum kehamilan terjadi.4 Wanita
berkontribusi mengurangi risiko atau menganggap diri mereka sehat dan
masalah kesehatan, mengoptimalkan tidak perlu datang ke fasilitas
kesehatan ibu dan anak, memberikan kesehatan4,6.
dukungan bagi wanita agar memiliki Disamping itu, hasil penelitian
informasi yang cukup dan memiliki menunjukkan bahwa efikasi diri wanita
keputusan yang baik terkait kesuburan secara positif berhubungan dengan
dan kesehatannya. dapat pula manfaat dan harapan dari asuhan
berkontribusi pada perkembangan prakonsepsi. Efikasi diri merupakan
sosial dan ekonomi keluarga dan prediktor yang baik dari perilaku
masyarakat. Membangkitkan kesadaran kesehatan sehingga hal itu menjadi
tentang pentingnya kesehatan dan faktor penting untuk meningkatkan
perilaku kaum laki-laki terhadap dampak keberhasilan asuhan prakonsepsi7.
kesehatan ibu dan anak juga dapat Wanita akan berpartisipasi dalam
menambah manfaat potensial dari asuhan prakonsepsi jika mereka
asuhan prakonsepsi. Namun menginginkannya. Efikasi diri yang
kenyataannya program-program terkait tinggi berkaitan erat dengan niat wanita
pelayanan kesehatan prakonsepsi untuk berperan serta. Efikasi diri yang
sangat minim di negara-negara positif yakni keyakinan untuk mampu
berkembang. Di samping itu, banyak melakukan perilaku yang dimaksud.
wanita di negara berkembang tidak Tanpa efikasi diri seseorang bahkan
memiliki cukup informasi dan akses enggan melakukan suatu perilaku6.
terhadap asuhan prakonsepsi yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk skala Guttman. Hasilnya
mengetahui gambaran pengetahuan, menunjukkan bahwa validitas kuesioner
sikap, dan efikasi diri wanita usia subur baik dengan koefisien reprodusibilitas
terkait asuhan prakonsepsi. 0,875 dan koefisien skalabilitas 0,751.
Uji validitas kuesioner sikap dan efikasi
diri (skala likert) menggunakan uji
METODE korelasi product moment dari Pearson
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menentukan nilai koefisien
deskriptif dengan desain survei untuk korelasi (r) hitung harus lebih besar dari
mengetahui gambaran pengetahuan, nilai r tabel. Hasilnya menunjukkan
sikap, dan efikasi diri WUS terkait bahwa untuk kuesioner sikap, semua
asuhan prakonsepsi. Penelitian ini butir pernyataan valid kecuali ada lima
dilaksanakan di dua Kecamatan, yakni butir pernyataan yang tidak valid. Begitu
Kecamatan Rancaekek Kabupaten pula dengan kuesioner efikasi, semua
butir pernyataan valid kecuali satu butir
Bandung dan Kecamatan Padalarang
pernyataan yang tidak valid. Butir-butir
Kabupaten Bandung Barat. Subjek
yang tidak valid dikeluarkan dari
penelitian ini adalah WUS dengan kuesioner karena masih terdapat tipe
rentang usia 15-49 tahun dengan besar soal yang maksudnya sama dengan
sampel penelitian adalah sebanyak 82. redaksi yang berbeda. Adapun uji
Sampel diambil secara consecutive reliabilitas instrumen menggunakan
sampling pada saat WUS datang ke koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.
posyandu/klinik bidan yang ada di Hasilnya menunjukkan bahwa
wilayah lokasi penelitian. instrumen reliabel dengan nilai Alpha
Pengumpulan data dilakukan Cronbach’s secara berturut-turut untuk
secara langsung dengan metode kuesioner pengetahuan, sikap dan
wawancara/angket menggunakan efikasi adalah 0,873; 0,944; dan 0,806.
instrumen kuesioner pengetahuan, Pengolahan dan analisis data
sikap dan efikasi diri terkait asuhan penelitian dilakukan mulai dari
prakonsepsi yang dikembangkan oleh pengeditan, pengodean, dan entry data
peneliti dan sudah diujicobakan. ke dalam program komputer
Kuesioner pengetahuan terdiri dari 29 menggunakan perangkat lunak SPSS
butir pertanyaan menggunakan skala 16. Analisis yang digunakan adalah
Guttman (pilihan satu jawaban benar) analisis univariabel.
dengan skor terendah 0 dan skor Penelitian ini sudah memperoleh
tertinggi 29. Kuesioner sikap terdiri dari persetujuan etik dari Komite Etik
15 butir pernyataan dengan skala likert Penelitian Poltekkes Kemenkes
(1-4) dengan skor terendah 15 dan skor Bandung. Dalam pelaksanaannya,
tertinggi 60. Kuesioner efikasi diri terdiri setiap responden dijelaskan tujuan
dari 15 butir pernyataan dengan skala penelitian dan dimintai persetujuan.
likert (1-4) dengan skor terendah 15 dan Partisipasi diperoleh secara sukarela
skor tertinggi 60. Hasil perhitungan skor dengan mengisi lembar persetujuan
pengetahuan dan sikap dikonversikan setelah penjelasan. Segala data dan
ke dalam skala nilai 100 dan respon yang diberikan bersifat rahasia.
dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu
baik jika ≥76-100; cukup jika 60-75; dan
kurang jika ≤60; sedangkan untuk HASIL
efikasi diri dikategorikan tinggi jika ≥76- Sebanyak 82 WUS yang menjadi
100; cukup jika 60-75; dan rendah jika responden penelitian ini berada pada
≤60. rentang umur 17-43 tahun. Rata-rata
Uji coba instrumen dilakukan umur responden adalah 22,7 tahun.
terhadap 31 orang WUS yang bukan Lebih dari separuh responden berstatus
termasuk responden penelitian. Uji kawin (53,7%). Sebagian besar
validitas kuesioner pengetahuan
menggunakan teknik analisis Skalo
responden berpendidikan SMA (61,0%),
dan bekerja (69,5%) sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik Responden (n=82)


Variabel Rata-rata (SB) n (%)
Umur 22,7 (4,28)
<20 17 (20,7)
20-35 63 (76,8)
>35 2 (2,4)
Status perkawinan
Belum kawin 38 (46,3)
Kawin 44 (53,7)
Pendidikan
SD 3 (3,7)
SMP 12 (14,6)
SMA 50 (61,0)
D3 1 (1,2)
S1 16 (19,5)
Pekerjaan
Bekerja 57 (69,5)
Tidak bekerja/IRT 25 (30,5)

Tabel 2 Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Efikasi Diri Responden Terkait Asuhan
Prakonsepsi (n=82)
Kategori Frekuensi %
Pengetahuan
Kurang 27 32,9
Cukup 34 41,5
Baik 21 25,6
Sikap
Kurang 30 36,6
Cukup 49 59,8
Baik 3 3,7
Efikasi Diri
Rendah 1 1,2
Cukup 27 32,9
Tinggi 54 65,9

Tabel 2 menunjukkan bahwa asuhan prakonsepsi, sebagian besar


hampir separuh responden memiliki berada pada kategori tinggi (65,9%).
pengetahuan yang cukup tentang Adapun rincian jawaban responden
asuhan prakonsepsi (41,5%). Untuk terkait aspek pengetahuan, sikap dan
sikap responden terkait asuhan efikasi diri terkait asuhan prakonsepsi
prakonsepsi, sebagian besar berada masing-masing terdapat dalam Tabel 3,
pada kategori cukup (59,8%). Namun 4, dan 5 secara berurutan.
untuk efikasi diri responden terkait
Tabel 3 Jawaban benar terkait aspek pengetahuan asuhan prakonsepsi (n=82)
Butir Frekuensi %
Konsep asuhan prakonsepsi
1. Batasan 46 56,1
2. Tujuan 65 79,3
3. Manfaat 69 84,1
Dampak jika hamil pada usia berisiko:
4. Usia < 20 tahun 56 68,3
5. Usia > 40 tahun 40 48,8
48 58,5
6 Jarak/interval yang ideal antar kehamilan
Anemia pada wanita
7. Batasan kadar HB normal 47 57,3
8. Tanda gejala anemia 79 96,3
9. Dampak anemia terhadap kehamilan 41 50,0
Suplementasi prakonsepsi
10. Manfaat zat besi/Fe 60 73,2
11. Manfaat asam folat 39 47,6
Faktor gizi
12. Indikator status gizi 62 75,6
13. Indeks Masa Tubuh (IMT) normal pada wanita 7 8,5
14. Cara menentukan IMT 34 41,5
76 92,7
15. Dampak merokok terhadap kehamilan
16. Faktor lingkungan yang berisiko terhadap 53 64,6
kehamilan
Dampak berbagai infeksi terhadap kehamilan:
17. Toksoplasmosis 59 72,0
18. Rubella 50 61,0
19. Sitomegalovirus 39 47,6
20. Hepatitis B 29 35,4
59 72,0
21. Perilaku berisiko terinfeksi toksoplasma
Penyakit kronis/sistemik terhadap kehamilan
22. Dampak hipertensi 55 67,1
23. Batasan TD normal pada wanita 42 51,2
24. Faktor risiko diabetes 70 85,4
25. Dampak diabetes 44 53,7
26. Skrining tes lab untuk diabetes 66 80,5
27. Dampak penyakit jantung 39 47,6
28. Dampak asma 40 48,8
71 86,6
29. Dampak kondisi psikologis dalam kehamilan
Berdasarkan tabel 3, butir (item) dengan jawaban “setuju” dan “sangat
pengetahuan yang paling banyak setuju” terhadap setiap butir pernyataan.
dijawab dengan benar oleh responden Butir sikap yang paling banyak direspon
adalah butir pengetahuan tentang tanda oleh responden dengan jawaban
gejala anemia (79%), sedangkan butir “setuju” dan “sangat setuju” adalah butir
pengetahuan yang paling sedikit tentang wanita yang akan hamil harus
dijawab dengan benar oleh responden memiliki jiwa yang stabil dan tanpa
adalah butir tentang IMT normal pada tekanan psikologis/kekerasan (98,8%),
wanita (8,5%). sedangkan butir sikap yang paling
Selanjutnya dalam tabel 4 dapat sedikit direspon oleh responden dengan
terlihat gambaran butir sikap terhadap jawaban “setuju” dan “sangat setuju”
asuhan prakonsepsi yang dimaksud adalah butir tentang wanita yang
dalam penelitian ini. Secara merasa sehat tidak perlu
keseluruhan, sebagian besar responden konsultasi/periksa sebelum hamil
merespon butir pernyataan sikap (70,7%).
Tabel 4 Jawaban terkait aspek sikap terhadap asuhan prakonsepsi (n=82)
Butir Frekuensi %
1. Pentingnya asuhan prakonsepsi dan konsultasi/pemeriksaan:
a. Sangat setuju 23 28,0
b. Setuju 55 67,1
30. Tidak setuju 4 4,9
2. Asuhan prakonsepsi ditujukan untuk wanita dan pasangannya
a. Sangat setuju 28 34,1
b. Setuju 53 64,6
c. Tidak setuju 1 1,2
3. Asuhan prakonsepsi dapat meningkatkan kelahiran anak yang sehat
a. Sangat setuju 19 23,2
b. Setuju 59 72,0
c. Tidak setuju 4 4,9
4. Wanita yang merasa sehat tidak perlu konsultasi/periksa sebelum hamil
a. Sangat setuju 12 14,6
b. Setuju 46 56,1
c. Tidak setuju 23 28,0
d. Sangat tidak setuju 1 1,2
5. Wanita yang akan hamil tidak boleh merokok/konsumsi alkohol/zat adiktif
a. Sangat setuju 42 51,2
b. Setuju 33 40,2
c. Tidak setuju 3 3,7
d. Sangat tidak setuju 4 4,9
6. Wanita yang akan hamil tidak boleh mengonsumsi daging/telur/sayuran mentah
a. Sangat setuju 21 25,6
b. Setuju 39 47,6
c. Tidak setuju 18 22,0
d. Sangat tidak setuju 4 4,9
7. Wanita dengan penyakit infeksi berisiko (hepatitis, infeksi menular seksual, dll) tidak boleh
hamil dulu hingga sembuh/stabil
a. Sangat setuju 29 35,4
b. Setuju 50 61,0
c. Tidak setuju 1 1,2
d. Sangat tidak setuju 2 2,4
8. Wanita dengan penyakit infeksi/kronis berisiko harus berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan sebelum hamil
a. Sangat setuju 18 22,0
b. Setuju 59 72,0
c. Tidak setuju 5 6,1
9. Wanita dengan riwayat kehamilan dengan penyulit/hasil yang buruk harus berkonsultasi
sebelum hamil lagi
a. Sangat setuju 21 25,6
b. Setuju 59 72,0
c. Tidak setuju 2 2,4
10. Wanita sebaiknya memiliki berat badan ideal sebelum hamil (tidak kurus/gemuk/obes)
a. Sangat setuju 5 6,1
b. Setuju 54 65,9
c. Tidak setuju 20 24,4
d. Sangat tidak setuju 3 3,7
11. Wanita harus mengonsumsi gizi seimbang, hindari junk food/makanan siap saji
a. Sangat setuju 18 22,0
b. Setuju 52 63,4
c. Tidak setuju 12 14,6
12. Wanita usia <20 tahun sebaiknya menunda kehamilan
a. Sangat setuju 11 13,4
b. Setuju 62 74,4
c. Tidak setuju 10 12,2
13. Wanita usia >40 tahun sebaiknya tidak hamil lagi
a. Sangat setuju 24 29,3
b. Setuju 55 67,1
c. Tidak setuju 3 3,7
14. Wanita sebaiknya menjarangkan kehamilan minimal 2 tahun
a. Sangat setuju 24 29,3
b. Setuju 54 65,9
c. Tidak setuju 4 4,9
15. Wanita yang akan hamil harus memiliki kondisi jiwa stabil dan tanpa tekanan
psikologis/kekerasan
a. Sangat setuju 24 29,3
b. Setuju 57 69,5
c. Tidak setuju 1 1,2
Tabel 5 Jawaban terkait aspek efikasi diri terhadap asuhan prakonsepsi (n=82)
Butir Frekuensi %

1. Berkonsultasi kepada dokter/bidan sebelum hamil


a. Sangat mampu 11 13,4
b. Mampu 65 79,3
c. Tidak mampu 6 13,4
2. Tidak merokoktidak /mengonsumsi alkohol/obat terlarang
a. Sangat mampu 35 42,7
b. Mampu 46 56,1
c. Sangat tidak mampu 1 1,2
3. Menunda usia pernikahan/kehamilan hingga umur 20 tahun
a. Sangat mampu 19 23,2
b. Mampu 54 65,9
c. Tidak mampu 7 8,5
d. Sangat tidak mampu 2 2,4
4. Menjarangkan kehamilan minimal 2 tahun
a. Sangat mampu 15 18,3
b. Mampu 64 78,0
c. Tidak mampu 3 3,7
5. Tidak hamil lagi pada umur >40 tahun
a. Sangat mampu 17 20,7
b. Mampu 63 76,8
c. Tidak mampu 1 1,2
d. Sangat tidak mampu 1 1,2
6. Menghindari paparan lingkungan/zat berbahaya
a. Sangat setuju 15 18,3
b. Setuju 67 81,7
7. Mengonsumsi sayur dan buah yang dicuci bersih
a. Sangat mampu 23 28,0
b. Mampu 58 70,7
c. Sangat tidak mampu 1 1,2
8. Membersihkan kotoran hewan peliharaan menggunakan sarung tangan
a. Sangat mampu 17 20,7
b. Mampu 61 74,7
c. Tidak mampu 3 3,7
d. Sangat tidak mampu 1 1,2
9. Menghindari stres/tekanan psikologis
a. Sangat mampu 17 20,7
b. Mampu 65 79,3
10. Memiliki berat badan ideal sebelum hamil (tidak kurus/gemuk/obes)
a. Sangat mampu 2 2,4
b. Mampu 76 92,7
c. Tidak mampu 3 3,7
d. Sangat tidak mampu 1 1,2
11. Mengonsumsi makanan bergizi
a. Sangat mampu 19 23,2
b. Mampu 63 76,8
12. Tidak mengonsumsi junk food dan makanan cepat saji berlebihan
a. Sangat mampu 8 9,8
b. Mampu 74 90,2
13. Berkonsultasi/memeriksakan diri jika memiliki penyakit sebelum hamil
a. Sangat mampu 21 25,6
b. Mampu 58 70,7
c. Tidak mampu 3 3,7
14. Berobat sampai tuntas apabila memiliki penyakit infeksi sebelum hamil
a. Sangat mampu 12 14,6
b. Mampu 67 81,7
c. Tidak mampu 3 3,7
15. Berkonsultasi/memeriksakan diri jika ada penyulit pada kehamilan sebelumnya
a. Sangat mampu 13 15,9
b. Mampu 67 81,7
c. Tidak mampu 2 2,4

Tabel 5 menunjukkan bahwa butir butir tentang menghindari stres;


efikasi diri yang paling banyak direspon mengonsumsi makanan bergizi; dan
oleh responden dengan jawaban tidak mengonsumsi junk food dan
“mampu” dan “sangat mampu” adalah makanan cepat saji berlebihan (100%),
sedangkan bahwa butir efikasi diri yang Pada penelitian tersebut terdapat 51,9%
paling sedikit direspon oleh responden responden yang memiliki pengetahuan
dengan jawaban “mampu” dan “sangat baik tentang asuhan prakonsepsi8.
mampu” adalah butir tentang menunda Pengetahuan wanita tentang
usia pernikahan/ kehamilan (89%). asuhan prakonsepsi yang masih belum
memadai pada penelitian ini
dimungkinkan karena masih
PEMBAHASAN terbatasnya informasi dan akses
Pada penelitian ini, rata-rata umur asuhan prakonsepsi. Umumnya wanita
responden adalah 22,7 tahun. Umur datang ke fasilitas kesehatan
kelompok wanita penelitian ini sedikit untuk
lebih muda dibandingkan dengan berkonsultasi setelah mengetahui
penelitian sejenis, yang melaporkan dirinya hamil atau sebaliknya belum
rata-rata umur respondennya adalah hamil setelah sekian lama sehingga
28,8 tahun dan 30,92 tahun8,5. wanita belum terpapar dengan asuhan
Perbedaan tersebut dikarenakan prakonsepsi4,9. Lebih lanjut dalam
responden yang terlibat dalam penelitian yang lain dilaporkan bahwa
penelitian ini adalah berbasis komunitas faktor-faktor yang memengaruhi wanita
sedangkan pada dua penelitian memiliki pengetahuan tentang asuhan
prakonsepsi adalah pernah mengalami
sebelumnya berbasis responden yang
persalinan prematur atau masalah lain
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan pada kehamilan sebelumnya,
yang umumnya sudah menikah dan melakukan pemeriksaan kehamilan,
berumur relatif lebih tua. Apabila dilihat serta pernah mendapatkan konseling
dari tingkat pendidikan, maka dan asuhan prakonsepsi6,9. Pada
responden penelitian ini sebagian besar penelitian Ayalew, 85% wanita yang
berpendidikan SMA dan bekerja tidak pernah ber-KB memiliki
sehingga dimungkinkan memiliki cukup pengetahuan yang kurang dibandingkan
akses terhadap informasi asuhan dengan wanita yang memiliki riwayat KB
prakonsepsi dan memiliki sikap yang atau menggunakan alat kontrasepsi3.
lebih baik. Penelitian sebelumnya Hal ini dapat dipahami karena
menyebutkan bahwa wanita dengan kecenderungan wanita ber-KB datang
usia lebih tua, pendidikan tinggi dan kepada petugas kesehatan untuk
bekerja memiliki pengetahuan dan sikap mendapatkan informasi dan edukasi
yang lebih baik terkait asuhan perencanaan kehamilan/ asuhan
prakonsepsi3,8. prakonsepsi pada saat konseling KB3.
Selain itu, program promosi dan edukasi
Pengetahuan kesehatan yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan di wilayah tempat
Hasil penelitian ini memperlihatkan
penelitian ini cenderung masih berfokus
gambaran pengetahuan wanita terkait
pada sasaran wanita saat kehamilan,
kesehatan prakonsepsi secara umum dan pasca persalinan.
adalah cukup. Hal ini ditunjukkan dari Pengetahuan wanita tentang
hampir separuh wanita berpengetahuan dampak kehamilan pada usia <20 tahun
cukup dan hanya 25,6% yang pada penelitian ini sebagian besar
berpengetahuan baik. Hasil penelitian memadai yakni 68,1% yang menjawab
ini senada dengan studi cross-sectional benar. Kondisi ini dapat terjadi karena
Ayalew, dkk pada kelompok wanita di status pendidikan WUS yang sudah
komunitas yang menyatakan bahwa meningkat dan cenderung telah terjadi
hanya 27,5% wanita yang memiliki pendewasaan usia pernikahan. Hal ini
pengetahuan baik tentang asuhan yang berpengaruh pada pengetahuan
prakonsepsi3. Berbeda halnya dengan mereka terkait dampak kehamilan <20
penelitian Kasim, dkk di Malaysia yang tahun. Informasi dan edukasi dari
meneliti kelompok wanita yang datang tenaga kesehatan dan kader juga
berkunjung ke klinik kesehatan ibu.
memberikan dampak positif terhadap memeriksakan diri ke fasilitas
pengetahuan tentang usia yang aman kesehatan jika dirinya hamil.
untuk hamil10. Namun hanya 48,8% Ketidaktahuan wanita tentang status gizi
wanita menjawab benar terkait dampak dirinya dapat berdampak pada
kehamilan usia>40 tahun. Keadaan ini ketidaksiapan wanita secara gizi dalam
menunjukkan bahwa, belum semua merencanakan dan mempersiapkan
WUS memahami risiko jika hamil di atas kehamilan yang sehat. Penelitian
usia 40 tahun. Paratmanitya, dkk di Bantul
Pengetahuan WUS tentang anemia menunjukkan bahwa WUS yang siap
dan manfaat suplementasi zat besi secara gizi untuk memasuki kehamilan
sebelum hamil sudah cukup baik. Hal ini sangat rendah12.
terjadi karena informasi tentang hal
tersebut seringkali disampaikan oleh Sikap
tenaga kesehatan dan kader pada saat Sikap wanita terkait asuhan
masa kehamilan, pasca persalinan, dan
prakonsepsi akan dapat memengaruhi
pada remaja wanita. Selain itu, upaya
wanita untuk berperan serta dalam
pencegahan anemia dan pemberian
tablet Fe pada remaja putri dan WUS asuhan prakonsepsi. Pada penelitian ini
telah menjadi program nasional yang sebagian besar sikap wanita terkait
banyak diketahui oleh wanita dan asuhan prakonsepsi adalah cukup
masyarakat umum11. Namun demikian, (59,8%), sedangkan wanita dengan
jawaban benar terkait manfaat sikap kategori baik hanya 3,7%. Hasil
suplemen asam folat masih kurang penelitian ini sejalan dengan studi
memadai, hanya 47,2% yang menjawab Emam, dkk yang menunjukkan sekitar
benar. Hal ini terjadi karena informasi 60% wanita bersikap positif terhadap
tentang pentingnya suplemen asam asuhan prakonsepsi. Hal ini berbeda
folat prakonsepsi masih kurang di jauh dengan hasil penelitian Kasim, dkk
kalangan wanita. Wanita umumnya baru yang menyatakan bahwa hampir semua
mengetahui perlunya asam folat pada wanita dalam penelitian mereka
saat mereka datang ke petugas menunjukkan sikap yang baik terhadap
kesehatan karena sudah mengetahui asuhan prakonsepsi (98,5%).
dirinya hamil4. Hasil ini berbeda dengan Salah satu faktor penyebab masih
penelitian Kasim, dkk yang meneliti belum optimalnya sikap wanita terhadap
kelompok wanita yang datang ke asuhan prakonsepsi pada penelitian ini
fasilitas kesehatan bahwa wanita dalam adalah pengetahuan tentang asuhan
studi mereka memiliki pengetahuan
prakonsepsi yang belum memadai.
yang adekuat tentang perlunya asam
folat saat prakonsepsi. Sekali lagi hal ini Penelitian Emam, dkk menunjukkan
dikarenakan kelompok wanita pada bahwa skor pengetahuan asuhan
studi tersebut adalah wanita yang sudah prakonsepsi yang lebih tinggi
terpapar dengan informasi tentang berhubungan dengan skor sikap yang
asam folat melalui pengalaman lebih positif. Hal ini memberikan
sebelumnya saat hamil8. penguatan bahwa upaya promosi dan
Pada penelitian ini, pengetahuan edukasi pada wanita untuk
wanita tentang status gizi prakonsepsi meningkatkan pengetahuan mereka
belum memadai. Hal ini terlihat dari tentang asuhan prakonsepsi menjadi
hanya 8,5% wanita yang mengetahui komponen sangat penting dan
9,6
IMT normal dan 41,5% yang mendasar .
mengetahui cara menghitung IMT. Selain itu, penyebab belum
Keadaan ini dapat terjadi karena optimalnya sikap wanita dalam
informasi terkait status gizi/IMT normal penelitian ini dikarenakan seluruh
umumnya baru dapat diketahui oleh wanita berdomisili di daerah kabupaten
wanita saat datang berkonsultasi dan yang karakteristiknya sedikit berbeda
dengan wanita yang tinggal di wilayah
perkotaan. Wanita yang tinggal di
daerah pinggiran kota atau pedesaan
cenderung memiliki akses yang lebih prakonsepsi tidak boleh merokok
terbatas terhadap sumber informasi (8,6%). Hal ini dapat terjadi karena
asuhan prakonsepsi. Hal ini sikap seseorang dapat dipengaruhi
sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengalaman pribadi dan budaya.
penelitian Emam, dkk bahwa salah satu Seseorang yang memiliki pengetahuan
faktor yang memengaruhi sikap wanita baik, tidak menjamin akan memilki sikap
yang baik adalah wilayah tempat tinggal yang positif14. Oleh karena itu, walaupun
di perkotaan9. Faktor lainnya yang ikut wanita sudah mengetahui tentang
memengaruhi sikap wanita terkait kesehatan prakonsepsi dan dampak
asuhan prakonsepsi adalah wanita yang merokok, karena pengaruh pengalaman
merencanakan kehamilan, yang pribadi dan budaya, maka
melakukan pemeriksaan kehamilan,dan mengganggap hal-hal tersebut tidak
yang melakukan konsultasi/konseling akan memengaruhi kesehatan ibu dan
prakonsepsi sebelumnya. Faktor-faktor calon janinnya.
tersebut merefleksikan kesadaran yang Pada penelitian ini juga didapatkan
tinggi dari wanita terhadap kesehatan masih ada wanita yang tidak setuju
dirinya yang akan membentuk sikap untuk tidak mengonsumsi
wanita tersebut secara lebih baik daging/telur/sayur mentah pada masa
terhadap asuhan prakonsepsi9. Pada prakonsepsi (26,9%). Hal ini dapat
penelitian ini, terdapat sebanyak 46,3% terjadi karena masih adanya budaya
wanita yang belum kawin sehingga tabu pada masyarakat. Seorang wanita
dapat dipahami bahwa sikap mereka lebih mudah percaya pada kesakralan
yang belum optimal dikarenakan tabu, tepatnya bukan pada isi
mereka belum merencanakan dan pantangan tersebut, namun pada
belum pernah mengalami kehamilan hikmah yang terkandung di dalam kata-
atau belum terpapar dengan petugas kata orang tua, terutama ibu. Sejak
kesehatan yang memberikan masa kanak-kanak, remaja, dewasa,
edukasi/konseling. hamil, melahirkan dan menyusui selalu
Pada penelitian ini sebagian besar dikelilingi tabu15.
wanita usia subur (67,1%) setuju terkait Selain itu, masih ada wanita yang
pentingnya asuhan prakonsepsi dan tidak setuju (12,2%) untuk menunda
konsultasi/pemeriksaan prakonsepsi, kehamilan hingga usia 20 tahun. Hal ini
dan sebanyak 64,6% setuju bahwa dapat terjadi karena faktor tingkat
asuhan prakonsepsi ini ditujukan pendidikan dan lingkungan/budaya
kepada wanita dan pasangannya. Hal setempat. Selaras dengan penelitian
ini terjadi karena informasi yang yang dilakukan Damailia dkk, bahwa
diterima/ pengetahuan terkait wanita yang tidak mendukung
pentingnya asuhan prakonsepsi sudah penundaan kehamilan di usia muda
cukup memadai, sehingga pemeriksaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
ataupun konsultasi sebelum hamil diantaranya pengalaman pribadi,
merasa sangat perlu dilakukan. Menurut pengaruh orang lain yang dianggap
Oktalia, dkk bahwa pengetahuan yang penting, budaya, dan faktor emosional16.
baik akan menyebabkan seseorang
memiliki sikap positif terhadap Efikasi Diri
pentingnya kesiapan kehamilan dan Efikasi diri merupakan komponen
terdapat situasi yang mendukung pada penting yang mengarahkan perilaku
perilaku yang terkait dengan seseorang. Seseorang dengan efikasi
pengetahuan wanita tentang pentingnya diri yang tinggi akan cenderung
asuhan prakonsepsi13. melakukan berbagai upaya untuk
Namun pada penelitian ini masih melakukan suatu perilaku tertentu walau
ada wanita menganggap tidak perlu dalam kondisi sulit sekalipun. Efikasi diri
konsultasi prakonsepsi karena merasa yang positif adalah keyakinan untuk
diri sehat (29,2%) dan masih ada yang mampu melakukan perilaku yang
tidak setuju jika wanita pada masa
dimaksud. Tanpa efikasi diri (keyakinan berkeinginan untuk mempersiapkan
tertentu yang sangat situsional), orang kehamilan yang sehat.
bahkan enggan melakukan suatu Melihat efikasi diri yang tinggi dari
perilaku17. Efikasi diri merupakan wanita pada penelitian ini untuk
prediktor perilaku kesehatan yang berpartisipasi dalam asuhan
banyak diteliti oleh para ahli7,18. prakonsepsi menuntut peran aktif dari
Penelitian ini menunjukkan bahwa petugas kesehatan dalam memfasilitasi
sebagian besar wanita memiliki efikasi dan memberikan edukasi, konseling,
diri yang tinggi terkait asuhan dan manajemen prakonsepsi yang
prakonsepsi (65,9%) yang artinya sesuai dengan kebutuhan wanita.
wanita dalam kelompok penelitian ini Efikasi diri yang baik dari wanita
merasa mampu untuk berpartisipasi kelompok ini dapat saja mengalami
dalam asuhan prakonsepsi. Hasil hambatan dalam tataran praktik di
penelitian ini relevan dengan penelitian lapangan karena belum tersedianya
klinik prakonsepsi secara khusus di
Fransen, dkk yang meneliti kelompok
fasilitas kesehatan primer.
wanita dengan literasi kesehatan
Sebagaimana penelitian Kasim, dkk
rendah, bahwa wanita secara umum melaporkan bahwa tingkat partisipasi
merasa mampu untuk berpartisipasi wanita dalam asuhan prakonsepsi yang
dalam konseling prakonsepsi. Penelitian rendah diakibatkan karena belum
tersebut juga menunjukkan bahwa adanya klinik prakonsepsi di wilayah
efikasi diri yang tinggi secara positif tempat tinggal wanita. Asuhan
berhubungan dengan niat wanita untuk prakonsepsi hanya terbatas pada saat
terlibat dalam asuhan prakonsepsi6. Hal konsultasi atau konseling KB/alat
ini berbeda dengan hasil penelitian kontrasepsi dan sebagai tindak lanjut
Kasim, dkk yang menyatakan bahwa pada wanita yang memiliki penyakit
hanya 45,2% wanita yang terlibat kronis seperti diabetes dan hipertensi.
secara praktik dalam asuhan Dengan demikian, wanita yang tidak
prakonsepsi . 8 datang ke klinik KB atau yang tidak
Kemungkinan faktor penyebab memiliki penyakit kronis tidak dapat
tingginya efikasi diri wanita terhadap mengakses asuhan/konseling
asuhan prakonsepsi dalam penelitian ini prakonsepsi8.
Penelitian ini memiliki keterbatasan
adalah sebagian besar wanita
dalam hal besar sampel yang kecil
menganggap asuhan prakonsepsi
sehingga hasil penelitian tidak dapat
adalah hal yang penting (67,1) dan digeneralisasikan.
menganggap asuhan prakonsepsi dapat
meningkatkan kelahiran anak yang
sehat (72,0%) sebagaimana yang SIMPULAN
tercantum dalam Tabel 4. Dalam Hampir separuh wanita dalam
analisis butir-butir aspek efikasi diri, penelitian ini memiliki pengetahuan
sebagian besar wanita menyatakan tentang asuhan prakonsepsi dengan
mampu untuk berpartisipasi dalam kategori cukup. Namun demikian,
memelihara kesehatan diri pada masa sebagian besar mereka memiliki sikap
prakonsepsi dan perlu datang yang cukup. Hal yang unik dan baru dari
berkonsultasi atau memeriksakan diri penelitian ini adalah efikasi diri yang
kepada petugas kesehatan pada masa tinggi dari wanita terkait asuhan
prakonsepsi (Tabel 5). Selain itu, prakonsepsi. Untuk itu, upaya
karakteristik wanita dalam penelitian ini promosi/edukasi asuhan prakonsepsi
yang sebagian besar berusia <35 tahun pada wanita dan pasangannya perlu
(97,6%, Tabel 1) juga menyebabkan ditingkatkan. Selain itu, perlu dibentuk
efikasi diri yang tinggi terkait asuhan program dan klinik khusus prakonsepsi
prakonsepsi karena rentang usia pada fasilitas kesehatan primer agar
tersebut merupakan periode reproduksi
sehat yang membuat wanita

280
doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1906
memungkinkan bagi wanita dan Reproductive Age About Rheumatic
pasangannya berkonsultasi dan Heart Disease. Int J Public Heal Res.
mendapatkan informasi, edukasi, dan 2015;3(5):223-227.
konseling perencanaan kehamilan yang 6. Fransen MP, Hopman ME,
sehat. Murugesu L, Rosman AN, Smith
SK.
Preconception counselling for low
UCAPAN TERIMA KASIH health literate women: an exploration
Ucapan terimakasih disampaikan of determinants in the Netherlands.
kepada Badan Pengembangan dan Reprod Health. 2018;15(1):192.
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia doi:10.1186/s12978-018-0617-1
Kesehatan (BPPSDMK) Kementerian 7. Grady CM, Geller PA. Effects of
Kesehatan (Kemenkes) Republik Self-Efficacy and Locus of Control
on Future Preconception Counseling
Indonesia yang sudah mendanai
Plans of Adult Women With Type 1
penelitian ini, dan Unit Penelitian dan
Diabetes. Diabetes Spectr.
Pengabdian Masyarakat (UPPM) serta 2016;29(1):37-43.
Komite Etik Penelitian Politeknik doi:10.2337/diaspect.29.1.37
Kesehatan Kemenkes Bandung yang 8. Kasim R, Draman N, Abdul Kadir A,
sudah meninjau usulan dan Muhamad R. Knowledge, Attitudes
pelaksanaan penelitian ini. and Practice of Preconception Care
among Women Attending Maternal
Health Clinic in Kelantan. Educ Med
DAFTAR RUJUKAN J. 2016;8(4):57-68. doi:DOI:
1. Karoshi M, Newbold S, B-Lynch C. 10.5959/eimj.v8i4.475
A Textbook of Preconceptional 9. Emam EAER, Rheem AHA El,
Medicine and Management. Sapiens Ghanem NMA, Hassan HE.
Publishing; 2012. Knowledge and Attitude of Women
2. WHO. Preconception Care to and Nurses regarding Pre-
Reduce Maternal and Childhood Conception Care: A Comparative
Mortality and Morbidity.; 2012. Study. Am Res Journals.
3. Ayalew Y, Mulat A, Dile M, Simegn 2019;5(1):1-15.
A. Women's knowledge and 10. Thaha AR. Peran Kader Posyandu
associated factors in preconception Pada Pelayanan Terpadu Wanita
care in adet, west gojjam, northwest
Prakonsepsi Di Wilayah Puskesmas
Ethiopia: a community based cross
Pattigalloang. J Mkmi,. Published
sectional study. Reprod Health.
2017;14(1):15. doi:10.1186/s12978- online 2014:102-109.
11. Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan
017-0279-4
4. Teshome F, Kebede Y, Abamecha F, Dan Penanggulangan Anemia Pada
Birhanu Z. Why do women not Remaja Putri Dan Wnita Usia Subur
prepare for pregnancy? Exploring (WUS).; 2018.
women's and health care providers' 12. Paratmanitya Y, Helmyati S,
views on barriers to uptake of Nurdiati DS, Lewis EC, Hadi H.
preconception care in Mana District, Assessing preconception nutrition
Southwest Ethiopia: a qualitative readiness among women of
study. BMC Pregnancy Childbirth. reproductive age in Bantul,
2020;20(1):504. Indonesia: findings from baseline
doi:10.1186/s12884-020-03208-z data analysis of a cluster randomized
5. Ahmed KYM, Elbashir IMH, trial. J Gizi dan Diet Indones
Mohamed SMI, Saeed AKM, Alwad (Indonesian J Nutr Diet Vol 8 ISSUE
AAM. Knowledge, Attitude and 2, 2020. Published online February
2021.
Practice of Preconception Care
13. Oktalia J, Herizasyam. Kesiapan Ibu
Among Sudanese Women in
Menghadapi Kehamilan Dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhinya. J 2014;6(1).
Ilmu dan Teknol Kesehat. 17. Santrock J. Psikologi Pendidikan
2016;3(2):147-159. (Edisi Kedua). 2nd ed. (B.S. TW,
14. Candra. Pendidikan Dan Prilaku ed.). Kencana; 2007.
Kesehatan. Rineka Cipta; 2007. 18. Bastani F, Hashemi S, Bastani N,
15. Intan T. Fenomena Tabu Makanan Haghani H. Impact of preconception
Pada Perempuan Indonesia Dalam health education on health locus of
Perspektif Antropologi Feminis. control and self-efficacy in women.
PALASTREN J Stud Gend. East Mediterr Heal J = La Rev sante
2018;11(2):233. la Mediterr Orient = al-Majallah
doi:10.21043/palastren.v11i2.3757 al-
16. Damailia HT, Harmawati IN. sihhiyah li-sharq al-mutawassit.
Hubungan sikap tentang penundaan 2010;16(4):396-401.
kehamilan usia muda dengan
perilaku penundaan kehamilan usia
muda. J Ilmu dan Teknol Kesehat.

Anda mungkin juga menyukai