1. Komparator Inverting
dimana sgn(x) adalah tanda atau fungsi tanda yang didefinisikan oleh
Maksudnya
bila VREF-vI > 0 maka sgn (VREF-vI) = +1 → [terlihat dari rumus (1) vI <
dari VREF]
dan sebaliknya,
bila VREF-vI < 0 maka sgn (VREF-vI) = -1 → [terlihat dari rumus vI > dari
VREF]
Contoh :
Rangkaian Komparator Inverting gambar 1(a) memiliki nilai elemen vI =
2V, VREF = 2,5V, hitung tegangan keluaran vo.
Penyelesaian:
Kesimpulan
Untuk vI < VREF maka selisih VREF-vI > 0 (bernilai positif), sgn (VREF-vI)
= +1, sehingga tegangan vO menjadi + VSAT .
Sebaliknya dengan cara yang sama,
Dihasilkan vI >VREF maka selisih VREF-vI < 0 (bernilai negatif), sgn (VREF-
vI) = -1, sehingga tegangan vO menjadi - VSAT .
2. Komparator Non-Inverting
`
......................................... (5)
........................................ (6)
Sebaliknya saat v+ (v Non Inverting) adalah VB, Rumus vO = VSAT sgn (v+
- vI) berobah menjadi
vO = VSAT sgn (VB - vI).
Selanjutnya karena vI > VB maka (VB-vI) menjadi <0 (bernilai negatif)
dan sgn (VB-vI) = -1, sehingga vO = VSAT x (-1) hasilnya menjadi
vO = -VSAT
Jika awalnya vI > VB dan vI mulai menurun, vO tetap pada keadaan -VSAT
sampai vI menjadi kurang dari VA. Kemudian vO beralih ke keadaan
mejadi +VSAT.
Jalur untuk vO pada grafik pada Gambar 3(b) ditunjukkan dengan panah.
Loop pada grafik tersebut biasa disebut loop histeresis.
Contoh
Rangkaian Schmitt trigger pada Gambar 3(a) memiliki nilai elemen RF =
1MΩ dan R1 = 33kΩ. Jika VREF = 3V dan tegangan saturasi op amp
adalah VSAT = 12V, hitung kedua tegangan ambang VA dan VB.