Anda di halaman 1dari 10

7

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Bosowa Corporation

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan,

tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-

batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil,

berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di

Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan

sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagai sebagaimana peradaban

di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di

Pulau Buton

Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen

sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat

bangunan ini awalnya merupakan hasil pencampuran batu kapur dan abu vulkanis.

Pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat

teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Baru pada abad ke-18 (ada

juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton-insinyur asal

Inggris-menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat

adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun

menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal

bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada
1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai

begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris.

Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.

Sebagai komoditas strategis, semen sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok

pembangunan manusia modern, sehingga menjadi sesuatu yang mutlak. Saat ini

kapasitas produksi terpasang industri semen di Indonesia sekitar 60,6 juta ton

pertahun, dengan tingkat konsumsi 53 juta ton. Bosowa Corporation adalah semen

yang menguasai produksi di Indonesia bagian Timur selain PT. Tonasa. Bosowa

berasal dari 3 kata yaitu BO berarti Bone, SO berarti Soppeng dan WA berarti Wajo.

Satu-satunya korporasi swasta nasional yang memproduksi semen di KTI.

Selebihnya, industri semen diaramaikan oleh investor asing dan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN).

Bosowa Corporation menragetkan investasi senialai Rp6,5 triliun hingga

2015. Investasi itu terkait upaya perseroan meningkatkan produksi semen hingga 10

juta ton pertahun, atau sebesar 20% dari total kebutuhan semen nasional pada 2015.

Investasi tersebut tidak lepas niat manajemen perusahaan untuk mendukung upaya

pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur, Bosowa akan mengambil

bagian dalam mendukung upaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendorong

pembangunan infrastruktur, utamanya di kawasan Timur Indonesia (KTI). Sementara

itu, investasi yang disiapkan untuk membangun Kiln Plant Line 2 atau pabrik tahap

dua di Maros (lokasi pabrik Bosowa) mencapai US$310 juta atau sekitar Rp3 triliun.

Pabrik itu nanti akan memproduksi bahan baku semen atau klinker, sebesar 5,2 juta

ton pertahun. Saat ini total produksi Semen Bosowa mencapai 3,2 juta ton pertahun.

8
Diperkirakan, bila Klin Plant Line 2 ini tuntas pada 2014, maka total produksi Semen

Bosowa akan mencapai 10 juta ton pertahun pada 2015. Sumber pendanaan proyek

tersebut 70% berasal dari perbankan dan sisanya dari dana internal perusahaan.

Diproyeksikan, pembangunan proyek ini tuntas dalam dua tahun kedepan dan

diharapkan pada 2014 sudah bisa produksi.

Saat ini total produksi klinker Bosowa mencapai 2,5 juta ton pertahun.

Bosowa memiliki dua pabrik semen, masing-masing di Maros melalui PT. Semen

Bosowa Maros dan PT. Semen Bosowa Indonesia di Pulau Batam. PT. Semen

Bosowa Maros memproduksi semen sebesar 2,5 juta ton pertahun. Selain di Maros,

Bosowa juga tengah membangun grindingplant semen di Banyuwangi, Jawa Timur,

berkapasitas 1,5 juta ton dengan investasi mencapai Rp1 triliun. Proyek ini

diharapkan tuntas dan siap produksi pada akhir 2013. Pihaknya juga berencana

membangun pabrik di beberapa wilayah lain di Indonesia, baik di KTI maupun

Kawasan Barat Indonesia.

1.1 Sejarah Awal Bosowa Corporation

Pada tahun Dekade 1980-an ditandai oleh perkembangan Bosowa menjadi

distributor otomotif terkemuka dikawasan Indonesia Bagian Timur, serta awal dari

perkembangan kelompok usaha Bosowa. Tahun 1990-an Bosowa berkembang ke

arah manufaktur dengan pendirian Pabrik Semen Bosowa Maros, termasuk

mengamankan jalur distribusi dengan mendirikan usaha jasa perdagangan dan

transportasi melalui PT. Bosowa Trading International, PT. Bosowa Lloyd dan PT.

Mallomo Transporindo. Sejak tahun 2000 kelompok usaha Bosowa terus

mengembangkan sayap bisnisnya, antara lain dengan pendirian Pabrik Semen

9
Bosowa Batam memasuki sektor usaha pengembangan dan pengelolaan infrastruktur.

Tahun 2006 ditandai oleh pergantian tampuk pimpinan Bosowa Corporation dari

generasi pendiri, H. Aksa Mahmud, ke generasi penerus, H. Erwin Aksa, sebagai

Chief Executif Officer, sekaligus pencanangan program transformasi menuju Bosowa

Excellence.

Pada 2007 Bosowa Corporation mengemban misi baru, yaitu “Menjadi Berkat

bagi Masyarakat Indonesia dengan Semangat Kepeloporan Indonesia Timur”. Pada

tahun ini juga , Bosowa Agro Industries memasuki bisnis usaha kelapa sawit dengan

pengembangan lahan di Sulawesi Selatan. Pada 2008 PT. Bosowa Energi

memperoleh fasilitas kredit perbankan sebesar US$50 juta untuk pembangunan

pembangkit listrik tenaga batubara berkapasitas 2x125 MW di Jeneponto, Sulawesi

Selatan.

PENDIRI

Foto 2.1.

Bosowa Corporation didirikan oleh HM Aksa Mahmud, dengan semangat

muda dan dorongan energinya yang pada tahun 1970-an melandasi arah perusahaan

untuk berkembang menjadi kelompok usaha terbesar yang berasal dari kawasan

10
Indonesia Timur. Didasari oleh jiwa kelautan dan kekuatan suku Bugis-yang

mengarungi laut sampai Madagaskar dan Australia dengan kapal Phinisi-Bosowa

ditakdirkan untuk maju dan tumbuh menjadi besar.

CEO

Foto 2.2.

Pucuk Pimpinan dialihkan kepada H Erwin Aksa pada tahun 2006. Sebagai

CEO dengan latar belakang pendidikan ekonomi dari Universitas Pittsburgh, Amerika

Serikat, Bosowa Corporation mengalami perubahan signifikan dengan menekankan

professionalisme, efisiensi dan target hasil yang terarah serta perencanaan jangka

panjang yang matang dengan mencanangkan periode tahun 2015 sebagai era ‘lepas

landas’ menuju Bosowa Excellence.

FILOSOFI

Bekerja Keras, artinya berfikir secara efisien dan efektif, bekerja dengan

penuh tanggung jawab, inovatif, kreatif, mandiri serta berorientasi pada kualitas kerja

yang prima. Belajar terus, artinya selalu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan

wawasannya. Sadar akan tuntutan profesionalisme, tanggap akan perubahan serta

mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan. Berdoa, artinya selalu memohon

11
perlindungan dan berkah dari Allah, Tuhan YME, selalu mensyukuri nikmat nimat-

Nya, bekerja diyakini sebagai ibadah, selalu optimis melihat persaingan hidup karena

yakin rahmat Allah ada dimana-mana. Awal mula Bosowa Corporation, kelompok

usaha Bosowa berasal dari didirakannya CV Moneter, sebuah perusahaan yang

bergerak dalam usaha perdagangan pada tanggal 22 Februari 1973. Nama “Bosowa”

berasal dari akronim Bone, Sopeng, dan Wajo, tiga kerajaan di tanah Bugis masa lalu

yang terletak di teluk Bone di pantai timur Sulawesi Selatan, Soppeng di daratan

tinggi, dan Wajo disekitar danau Tempe. Pendiri H.M. Aksa Mahmud, melandasi

arah perusahaan untuk berkembang menjadi kelompok usaha terbesar yang berasal

dari kawasan Indonesia Timur. Didasari oleh jiwa kelautan dan kekuatan suku Bugis

yang mengarungi laut sampai pantai Australia dan Madagaskar dengan kapal Phinisi,

Bosowa ditakdirkan untuk tumbuh menjadi besar.

Visi Bosowa Corporation yang tambah dan berkembang di era reformasi,

dengan dinamis menyongsong era modern. Pendapatan PT. Semen Bosowa Maros

120 miliar/bulan, pembayaran listrik 20 miliar/bulan, dan memproduksi semen

sebanyak 250 ton/jam.

1.2 PT. Sarana Teluk Sumber Packing Plant Bosowa Balikpapan

Bosowa Corporation, melalui anak perusahaannya PT. Sarana Teluk Sumber,

memulai pembangunan pabrik semen atau penampungan dan pengepakan (Silo

Packing Plant/SPP) di kawasan Jl. Brigjen Abdul Wahab Syahrani, Balikpapan

Kalimantan Timur berkapasitas 30.000 ton/bulan dengan nilai investasi mencapai 100

miliar. Pembangunan pabrik ini merupakan pabrik kedua yang dibangun di

Kalimantan Timur setelah fasilitas serupa di Samarinda. Pabrik ini akan menambah

12
pangsa pasar Bosowa di Kaltim yang sebelumnya 17% - 20% menjadi 35%. Pada

proyek bernilai Rp100 miliar ini, Bosowa menggandeng perusahaan lokal BRM Grup

dan Meranti Grup.

2.2 Struktur Organisasi

PT. Sarana Teluk Sumber berada di bawah wewenang dan tanggung jawab Head

of Packing Plant, yang bertanggung jawab langsung kepada HR & GA Packing Plant

Bosowa Corporation.

Head of Packing Plant PT. Sarana Teluk Sumber berfungsi sebagai koordinator

seluruh kegiatan produksi Semen Bosowa di Balikpapan, yang tugasnya dibantu oleh

beberapa Divisi, yaitu :

 Head of Packing Plant

 Fin, Acc & Admin Officer

 Entry Data Clerk

 Cashier

 Distributor Agent

 Sales Admin

 Warehouse

 Purchasing Staff

 Maintenance Foreman

 Utility & Facility

 Production Foreman

 Mechanic

 Electrician

13
 CCR Operator

 Staff WB (Weight Bridge)

Gambar 2.1. Struktur organisasi PT. Sarana Teluk Sumber

14
2.3 Visi dan Misi PT. Sarana  Teluk Sumber

Setiap perusahaan pastinya memiliki visi dan misi untuk dijadikan landasan

dari berjalannya perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai target maupun tujuan d

ari perusahaan yang telah ditentukan. Adapun visi dan misi untuk PT. Sarana Teluk

Sumber secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Visi : Menjadi salah satu pemain utama ekonomi nasional yang didukung oleh tenaga

kerja yang prima, produk berkualitas, pelayanan terbaik, dan sistem yang terintegrasi.

Misi : Memberi berkah bagi masyarakat dengan membangun kepeloporan ekonomi

nasional.

2.4 Tata Nilai

Nilai-nilai perusahaan di PT.Sarana Teluk Sumber :

a. Belajar tanpa akhir

b. Kerjasama

c. Berjiwa Melayani

d. Menjadi Terbaik

2.5 Lokasi PT. Sarana Teluk Sumber.

PT. Sarana Teluk Sumber merupakan salah satu Packing Plant Bosowa

Corporation yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dan merupakan Packing

Plant kedua di Kalimantan Timur setelah Samarinda. Lokasi Packing Plant di

Balikpapan yang berdekatan dengan perairan laut mempermudah transportasi produk

untuk kemudian di proses pendistribusiannya, tepatnya bersebelahan dengan

Pelabuhan Somber.

15
Pemilihan Dermaga sebagai sarana distribusi produk dilakukan atas dasar :

a. Lokasinya strategis untuk pendistribusian hasil produksi semen dari Bosowa

Maros ke Packing Plant Balikpapan

b. Tersedianya area yang cukup luas untuk pendirian silo ( storage ) semen dengan

kapasitas 5000 ton

c. Tersedianya sarana pelabuhan untuk kepentingan distribusi semen dan

hasil produksi

Pemilihan lokasi ini tentu saja diikuti dengan banyak pertimbangan-pertimbangan

yang ada. Pada dasarnya lokasi ini disesuaikan dengan lokasi Packing Plant terdahulu

yang ada di Samarinda. Di samping itu, lokasi ini juga strategis dengan didukung

perairan teluk yang dapat dilewati kapal kargo untuk membawa semen dari PT.

Semen Bosowa Maros.

Adapun lokasi dari PT. Sarana Teluk Sumber dapat dilihat seperti pada gambar

berikut.

Gambar 2.2. Lokasi PT. Sarana Teluk Sumber via Google Earth

16

Anda mungkin juga menyukai