Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PROYEK AGROINDUSTRI

“HANDSANIPLE” (Hand Sanitizer dari Ekstrak Limbah Kulit Apel)

Dosen Pengampu
Wike Agustin Prima Dania, STP, M.Eng, PhD
Hendrix Yulis Setyawan, STP, M.Si, PhD
Riska Septifani, STP, MP
Dr. Ir. Sukardi, MS

Disusun Oleh:
Putri Dwi Clarisa (185100301111003)
Vinsensa Gerosa Sabu Nino (185100301111004)
Erni Wahyu Wijayanti (185100301111005)
Muhammad Usman Sihab (185100301111007)
Rosevia Galuh Faradila (185100301111009)
KELAS L

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apel (Malus domestica) merupakan satu diantara komoditas hortikultura yang
banyak dihasilkan di wilayah Malang dan Kota Batu. Populasi tanaman Apel di Jawa
Timur sebagian besar terkonsentrasi di Kabupaten Malang dan Kota Batu. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang (2021), jumlah produksi buah apel
mencapai 1.406.173 kuintal pada tahun 2019 dan 1.821.293 kuintal pada tahun 2020.
Dimana Kecamatan Poncokusumo merupakan daerah penghasil buah apel dengan
jumlah terbesar. Selanjutnya, menurut data Badan Pusat Statistik Kota Batu (2021),
jumlah produksi buah apel mencapai 505.254 kuintal pada tahun 2019 dan 231.764
kuintal pada tahun 2020.
Besarnya jumlah produksi apel di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu ini
mengakibatkan berkembangnya usaha pengolahan apel dengan sangat pesat. Hingga
saat ini sudah banyak sekali Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengolah
buah apel menjadi keripik apel dan olahan lainnya. Perkembangan UMKM pengolahan
apel ini turut menghasilkan limbah kulit apel dalam jumlah yang banyak pula. Dalam
sehari, potensi limbah kulit apel yang dihasilkan dapat mencapai 40 kilogram. Hal ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah kulit apel masih sangat minim karena
sebagian masyarakat hanya memanfaatkan limbah ini sebagai pakan ternak dan sisanya
dibuang. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditanggulangi, maka akan
berpengaruh besar pada lingkungan sekitar. Padahal kulit apel memiliki kandungan
yang dapat dimanfaatkan menjadi olahan produk dengan nilai ekonomis yakni
kuersetin.
Pada akhir tahun 2019, dunia dilanda wabah COVID-19 yang disebabkan oleh
virus hasil mutasi anggota keluarga coronaviridae yaitu SARS-CoV-2. Gejala yang
timbul ketika seseorang terinfeksi virus COVID-19 adalah gangguan pernafasan,
demam, sakit kepala, dan beberapa pasien mengalami gangguan pencernaan.
Peningkatan wabah COVID-19 terjadi secara cepat di seluruh dunia, dimana kasus di
Indonesia hingga awal September 2021 tembus 4 juta kasus positif. Hal ini
menyebabkan semua kalangan masyarakat merasakan kelumpuhan aktivitas yang
dilakukan di luar rumah serta menimbulkan banyak kerugian di berbagai sektor.
Salah satu produk kesehatan yang sering digunakan oleh sebagian orang adalah
hand sanitizer. Umumnya hand sanitizer mengandung bahan kimia sintetik yang
mengandung antioksidan dan dapat memicu kanker jika digunakan terus menerus.
Menurut WHO, kandungan alkohol sebanyak 60 – 85% lebih efektif dapat melawan
virus jika dibandingkan dengan isopropanol 60 – 80% dan n-propoanol 60 – 80%.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan formulasi etanol dapat diketahui bahwa
menghasilkan efek virusidal yang baik terhadap bakteri yang muncul seperti SARS-
COV. Penelitian lain menyebutkan bahwa alkohol konsentrasi 42,6% dapat membunuh
virus SARS-Cov2 dan corona MERS dalam 30 detik (Chairunnisa dkk, 2019). Sehingga
diperlukan hand sanitizer alami dan tidak mengandung banyak bahan kimia.
Produk hand sanitizer alami jarang ditemui oleh masyarakat, sehingga banyak
masyarakat yang tidak percaya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh PT
Harlina Indah terkait permintaan produk hand sanitizer, diketahui bahwa merek yang
memiliki market share terbesar yaitu “Dettol” dengan persentase 30%. Kemudian
diikuti merek “Antis” dengan persentase market share sebesar 28%. Pada posisi ketiga
terdapat merek “Handy Clean” dengan persentase market share sebesar 25%
(Haryantini, 2020). Beberapa hal yang menarik konsumen untuk membeli produk hand
sanitizer diantaranya brand image yang sudah terkenal baik di kalangan masyarakat dan
kualitas produk yang baik (Putri dkk., 2021). Brand image yang baik dapat memberikan
kepercayaan bagi konsumen, sehingga konsumen akan terus menggunakan produk
dengan merek tersebut. Selain itu, konsumen juga mempertimbangkan dari segi kualitas
produk. Dari permasalah tersebut, kami akan melakukan edukasi kepada konsumen jika
terdapat produk alami yang dapat mengganti bahan bahan kimia sintetik pada hand
sanitizer.
Salah satu pemanfaatan limbah kulit apel diantaranya dapat digunakan sebagai
hand sanitizer alami. Limbah kulit apel akan diekstrak dan digunakan sebagai bahan
baku utama. Adapun alasan pemilihan kulit apel sebagai bahan baku hand sanitizer
karena kandungan senyawa polifenol (kuersetin) yang memiliki efek antibakteri
(Jannata dkk, 2014). Dimana zat ini merupakan salah satu zat aktif golongan flavonoid
dan kuersetin dapat menghambat motilitas bakteri. Senyawa polifenol ini lebih banyak
ditemukan pada kulit apel dibandingkan pada daging buah apel. Seiring perkembangan
teknologi, ada beberapa metode ekstraksi yang digunakan dalam mengambil zat
senyawa aktif, salah satunya maserasi. Metode maserasi merupakan merendam sampel
dengan pelarut pada suhu kamar dengan pengadukan pada waktu tertentu yang diambil
oleh pemanasan (Chairunnisa dkk, 2019). Tetapi kekurangan dari proses maserasi
adalah waktu produksi menjadi lebih lama, bahan pelarut yang digunakan banyak, dan
rendemen yang dihasilkan sedikit. Dari permasalah tersebut, kami melakukan
modifikasi metode maserasi dengan menambahkan proses pre-treatment menggunakan
Pulse Electric Field (PEF) modified. PEF modified dilakukan dengan medan listrik
selama 20 detik untuk mempercepat proses maserasi, meminimalisir bahan pelarut yang
digunakan, dan menambah rendemen yang dihasilkan (Dewi dkk., 2019). Berdasarkan
permasalahan di atas, maka diperlukan hand sanitizer dari bahan baku alami yang
memiliki kandungan kuersetin dan membunuh bakteri dengan cepat. Hand sanitizer dari
ekstrak limbah kulit apel ini merupakan sebuah inovasi antiseptik dalam bentuk spray.

1.2 Ruang Lingkup Project


1.2.1 Aspek yang Akan Dikaji
1.2.1.1 Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan yang akan dikaji dalam membuat hand sanitizer diantaranya
ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia sintetik yakni membantu
mengurangi jumlah limbah kulit apel yang biasanya hanya dibuang dan tidak ada
pengolahan khusus. Pengolahan limbah kulit apel untuk hand sanitizer akan dilakukan
dengan teknologi terkini akan menghasilkan hand sanitizer yang lebih berkualitas dan
dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa merusak kesehatan. Penggunaan limbah
menjadi bahan baku proses pembuatan hand sanitizer akan mendukung gerakan green
industry dan tidak mencemari lingkungan sekitar.
1.2.1.2 Aspek Sosial
Aspek sosial pada proyek ini diantaranya mampu memberikan wadah untuk
membuka kesempatan kerja, sehingga diharapkan dapat membantu dalam menambah
pendapatan bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya produk HANDSANIPLE
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hand sanitizer bagi masyarakat pada kondisi
pandemic saat ini. Selain itu, produk ini juga mampu memberikan kepuasan pada
konsumen karena bahan dasar utama yang digunakan yaitu limbah kulit apel yang
memiliki kandungan antibakteri salah satunya bakteri Escherichia coli ATCC 25922.
Pada kemasan produk HANSANIPLE juga terdapat QR Code yang mampu
memberikan informasi mengenai kondisi COVID 19.
1.2.1.3 Aspek Teknologi
Pembuatan HANDSANIPLE tidak terlepas dari aspek teknologi yang akan dikaji.
Aspek teknologinya meliputi metode ekstraksi limbah kulit apel menggunakan
maserasi. Namun, kami melakukan modifikasi dengan penambahan proses pre-
treatment menggunakan Pulse Electric Field (PEF) modified. PEF modified dilakukan
dengan medan listrik selama 20 detik untuk mempercepat proses maserasi,
meminimalisir bahan pelarut yang digunakan, dan menambah rendemen yang
dihasilkan. Selain itu, aspek teknologi yang kami gunakan adalah terintegrasi dengan
IoT. HANDSANIPLE dilengkapi dengan QR Code pada kemasan yang akan terhubung
langsung melalui website sebagai media edukasi dan informasi tentang COVID 19 dan
bahan baku apel.
1.2.1.4 Aspek Ekonomi
Perencanaan proyek pembuatan hand sanitizer ini juga tidak terlepas dari aspek
ekonomi yang dikaji. Penggunaan limbah kulit apel sebagai bahan baku
HANDSANIPLE bertujuan untuk memanfaatkan kulit apel secara maksimal dan tentu
akan memberikan dampak yang positif terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Limbah
kulit apel yang sebelumnya hanya dibuang dapat diolah menjadi produk HANSANIPLE
yang memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian proyek pembuatan hand sanitizer
dengan limbah kulit apel ini diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dan
pendapatan daerah.
1.2.1.5 Aspek Produksi
Aspek produksi yang dikaji dalam perencanaan proyek ini berkaitan dengan hal-
hal teknis yang menunjang produksi seperti ketersediaan bahan baku, lokasi dan proses.
Pada tahap perencanaan, produsen akan memastikan bagaimana ketersediaan bahan
baku untuk mencukupi kebutuhan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan, bahan baku
diperoleh dari UMKM pengolahan apel di Malang yang menghasilkan banyak limbah
kulit apel. Proses produksi HANDSANIPLE ini akan dilakukan di kota Malang, Jawa
Timur. Lokasi ini dipilih karena letaknya yang dekat dengan wilayah penghasil apel
terbesar di Jawa Timur (Kecamatan Poncokusumo) dan banyaknya UMKM pengolahan
apel yang menghasilkan limbah kulit apel. Selain itu, suplai utilitas dan kemudahan
pemasaran juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini. Selanjutnya dari sisi
urutan proses produksi, semua kegiatan pembuatan hand sanitizer dari limbah kulit apel
ini dilakukan secara kontinyu. Produk HANDSANIPLE dibuat melalui rangkaian
proses yang menjamin mutu produk.
1.2.1.6 Aspek Hukum
Pembuatan proyek HANDSANIPLE akan dilakukan kajian hukum untuk
memperoleh perizinan usaha. Aspek hukum yang akan dikaji meliputi BPOM, K3
Management, Sertifikasi ISO, GMP, dan HACCP. Sertifikasi tersebut harus ada dalam
manajemen proyek agar produk dapat dipercaya oleh konsumen dan dapat bersaing
dipasaran. Analisis aspek hukum proyek ini meliputi legalitas usaha yang akan
dijalankan, dan analisis bentuk badan hukum dalam bisnis yang akan dijalankan.
1.2.1.7 Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
Perencanaan proyek yang dilakukan akan mengkaji mengenai aspek manajemen
sumber daya manusia dalam organisasi proyek. MSDM dilakukan dengan tujuan untuk
mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan yang dilakukan dalam
proyek agar sesuai target yang telah ditentukan. Pembagian tugas dalam melakukan
perencanaan proyek produksi HANDSANIPLE dibagi menjadi susunan tugas seperti
Ketua tim, PIC Produksi, PIC Sumber daya, PIC Pemasaran dan PIC Keuangan.
1.2.1.8 Aspek Finansial
Kelayakan proyek HANDSANIPLE dapat dianalisis menggunakan metode Break
Even Point (BEP). Dengan dilakukannya analisis BEP dapat diketahui target penjualan
yang harus dicapai oleh suatu industri agar tidak mengalami kerugian. Industri dapat
dikatakan layak untuk didirikan apabila memiliki hasil perhitungan BEP sebesar 30 –
60%.

1.2.2 Batasan produk yang akan dibuat


Batasan produk dalam pembuatan proyek HANDSANIPLE adalah:
1. Apel yang digunakan adalah kulit apel manalagi
2. Menggunakan metode maserasi dalam ekstraksi kulit apel
3. Menggunakan Pulse Electic Field (PEF) modified sebagai pre-treatment maserasi
4. Hand sanitizer yang berisi 50 ml dan dilengkapi dengan pocket spray.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan proyek HANDSANIPLE adalah:
1. Spesific: Membuat hand sanitizer ramah lingkungan untuk mencegah virus
COVID-19 yang lebih praktis dan ekonomis.
2. Measurable: Memakai batasan pembuatan produk seperti menggunakan uji
motilitas bakteri untuk menentukan tingkat efektivitas hand sanitizer dalam
menghambat bakteri.
3. Agreed upon: Menjalin kerja sama dengan supplier bahan baku untuk menjaga
konsistensi ketersediaan bahan baku.
4. Realistic: Mengolah limbah kulit apel yang belum termanfaatkan dengan baik
sehingga menjadi produk yang lebih ekonomis dan profitable.
5. Time constraint: Membuat produk dan menyelesaikan proyek dalam waktu
kurang lebih 5 bulan ke depan sebagai tonggak pencapaian bulanan dan
memastikan adanya kemajuan proyek.
BAB II KONSEP PRODUK

2.1 Kebutuhan Konsumen


Nama produk: “HANDSANIPLE” (Hand Sanitizer dari Ekstrak Limbah Kulit
Apel)
Deskripsi Produk:
HANDSANIPLE merupakan inovasi produk hand sanitizer berbahan dasar dari
ekstrak kulit apel yang berbentuk spray yang dilengkapi dengan pocket spray.
HANDSANIPLE memiliki aroma yang harum dan kemasan yang praktis, sehingga
mampu dibawa kemanapun. Munculnya inovasi produk ini didasarkan pada kandungan
kulit apel yang mengandung kuersetin. Dimana zat kuersetin ini merupakan salah satu
zat aktif golongan flavonoid. Aktivitas antibakteri kuersetin dapat mengikat sub unit
GyrB DNA girase dan menghambat aktivitas enzim ATPase. Kuersetin menimbulkan
peningkatan permeabilitas membran patogen/bakteri dan menghambat motilitas bakteri.
Handsanitizer yang ramah lingkungan dan aman digunakan ini sangat baik untuk
digunakan semua kalangan. Berikut jenis kebutuhan konsumen dalam penetapan produk
HANSANIPLE:
Nomo Jenis kebutuhan Tingkat kepentingan
r
1. Harga yang murah 3
2. Mudah di bawa 2
3. Aman digunakan 3
4. Nyaman digunakan 3
5. Kemasan yang praktis 2
6. Mudah di temukan/didapatkan 1

2.2 Target spesifikasi:


Nomor Spesifikasi Unit Nomor kebutuhan
konsumen
1. Bahan baku yang murah Rp. 1,6
melimpah
2. Aroma harum % 4
3. Tingkat keefektifan menangkal % 3
bakteri 10 detik lebih cepat
4. Lebih cepat menyerap kulit dan % 4
tidak lengket
5. Dilengkapi pocket spray Pcs 2,5

Target spesifikasi produk didasarkan pada kepentingan konsumen. Hal ini kami
telah memklasifikasikan kepentingan konsumen dari spesifikasi produk mulai dari yang
sangat penting, penting dan tidak penting. Target spesifikasi produk HANDSANIPLE
memiliki kategori-kategori khusus mulai dari aspek pemasaran, ekonomi, sosial dll.

2.3 Target spesifikasi final:


Target spesifikasi final menentukan klasifikasi nomor kebutuhan konsumen, dan
unit.

No. Spesifikasi Unit Nomor Rasional/keterangan


kebutuhan
konsumen
1. Bahan baku yang Rp. 1,6 Di Malang Raya
murah dan melimpah terdapat UKM olahan
(ok) apel yang melimpah.
Hal ini menyebabkan
banyak limbah kulit
apel yang belum
termanfaatkan
dengan baik. Oleh
karena itu,
ketersediaan bahan
baku juga sangat
melimpah dan murah.
2. Aroma harum (ok) % 4 Karena kulit apel
mengandung flavonid
yang memberi kesan
aromatic yang
terkonjungasi.
3. Tingkat keefektifan % 3 Karena kulit apel
menangkal bakteri mengandung
10 detik lebih cepat kuersetin dan
(ok) penambahan etanol
yang dibutuhkan
guna meningkatkan
kadar antioksidan
serta dapat
menangkal virus dan
bakteri terutama
SARS – COV 2.
Kandungan ini
memiliki kekuatan
100 kali lebih efektif
dibanding vitamin C
dan 25 kali lebih
tinggi dibanding
vitamin E.
4. Lebih cepat % 4 Karena pada kulit
menyerap kulit dan apel terdapat
tidak lengket (ok) kandungan
antioksidan yang
dapat melembabkan
kulit serta
penambahan gliserin
5. Dilengkapi pocket Pcs 2,5 Karena agar mudah
spray (ok) digunakan dan tidak
sering membuka tas
berulang kali pada
saat penggunaannya.

2.4 Pembahasan
Salah satu pemanfaatan limbah kulit apel adalah digunakan untuk hand sanitizer
alami. Limbah kulit apel akan diekstrak dan digunakan sebagai bahan baku utama.
Adapun alasan pemilihan kulit apel sebagai bahan baku hand sanitizer karena
kandungan senyawa polifenol (kuersetin) yang memiliki efek antibakteri (Jannata dkk,
2014). Dimana zat ini merupakan salah satu zat aktif golongan flavonoid dan kuersetin
dapat menghambat motilitas bakteri. Senyawa polifenol ini lebih banyak ditemukan
pada kulit apel dibandingkan pada daging buah apel. Seiring perkembangan teknologi,
ada beberapa metode ekstraksi yang digunakan dalam mengambil zat senyawa aktif
salah satunya maserasi. Metode maserasi merupakan merendam sampel dengan pelarut
pada suhu kamar dengan pengadukan pada waktu tertentu yang diambil oleh pemanasan
(Chairunnisa dkk, 2019). Tetapi kekurangan dari proses maserasi adalah waktu produksi
menjadi lebih lama, bahan pelarut yang digunakan banyak dan rendemen yang
dihasilkan sedikit. Dari permasalah tersebut, kami melakukan modifikasi metode
maserasi dengan menambahkan proses pre-treatment menggunakan Pulse Electric
Field (PEF) modified. PEF modified dilakukan dengan medan listrik selama 20 detik
untuk mempercepat proses maserasi, meminimalisir bahan pelarut yang digunakan dan
menambah rendemen yang dihasilkan (Dewi dkk., 2019). Oleh karena itu, diperlukan
hand sanitizer dari bahan baku alami yang memiliki kandungan kuersetin dan
membunuh bakteri dengan cepat. Handsanitizer dari ekstrak limbah kulit apel ini
merupakan sebuah inovasi antiseptik yang berbentuk spray.

Pada proses perancangan konsep produk, jenis kebutuhan serta tingkat


kepentingan ditentukan berdasarkan kuesioner yang disebar kepada konsumen. Jumlah
responden yang mengisi kuesioner sebanyak 50 responden. Berikut merupakan tampilan
serta persentase hasil pengisian kuesioner:
Gambar 2.1 Tampilan Kuesioner Target Pasar Handsaniple
Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE

2.4.1 Jenis Kebutuhan “Harga yang Murah”


Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar untuk
tingkat kepentingan nomor 3 (sangat penting) pada jenis kebutuhan harga yang murah.
Yang mana jumlah persentase sebesar 92% untuk sangat penting, 6 % untuk penting dan
2% untuk tidak penting.

Gambar 2.2 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Harga Murah


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE
2.4.2 Jenis Kebutuhan “Mudah dibawa”
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar untuk
tingkat kepentingan nomor 2 (penting) pada jenis kebutuhan mudah dibawa. Yang mana
jumlah persentase sebesar 78% untuk penting, 20% untuk sangat penting dan 2% untuk
tidak penting.

Gambar 2.3 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Mudah dibawa


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE

2.4.3 Jenis Kebutuhan Aman digunakan


Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar untuk
tingkat kepentingan nomor 3 (sangat penting) pada jenis kebutuhan aman digunakan.
Yang mana jumlah persentase sebesar 92% untuk sangat penting, 8% untuk penting dan
0% untuk tidak penting.

Gambar 2.4 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Aman digunakan


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE
2.4.4 Jenis Kebutuhan “Nyaman dipakai”
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar untuk
tingkat kepentingan nomor 3 (sangat penting) pada jenis kebutuhan nyaman dipakai.
Yang mana jumlah persentase sebesar 76% untuk sangat penting, 24% untuk penting
dan 0% untuk tidak penting.

Gambar 2.5 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Nyaman dipakai


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE

2.4.5 Jenis Kebutuhan “Kemasan yang Praktis”


Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar untuk
tingkat kepentingan nomor 2 (penting) pada jenis kebutuhan kemasan yang praktis.
Yang mana jumlah persentase sebesar 82% untuk penting, 18% untuk sangat penting
dan 0% untuk tidak penting.

Gambar 2.6 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Kemasan yang Praktis


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE
2.4.6 Jenis Kebutuhan “Mudah ditemukan/didapatkan”
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar untuk
tingkat kepentingan nomor 1 (tidak penting) pada jenis kebutuhan mudah ditemukan.
Yang mana jumlah persentase sebesar 62% untuk tidak penting, 22% untuk penting dan
16% untuk sangat penting.

Gambar 2.7 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Mudah ditemukan/didapatkan


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE

2.4.7 Spesifikasi Target “Bentuk Handsanitizer”


Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar
menunjukkan minat konsumen terhadap bentuk handsanitizer spray. Yang mana jumlah
persentase sebesar 96% untuk bentuk spray dan 4% untuk bentuk gel.

Gambar 2.8 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Bentuk Handsanitizer


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE
2.4.8 Spesifikasi Target “Kebutuhan Aroma”
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar diperoleh persentase terbesar untuk
tingkat kepentingan nomor 3 (sangat penting) pada spesifikasi target kebutuhan aroma.
Yang mana jumlah persentase sebesar 56% untuk sangat penting, 38% untuk penting
dan 6% untuk tidak penting.

Gambar 2.9 Persentase Respon terhadap Kebutuhan Aroma


Sumber : http://bit.ly/KuesionerHANDSANIPLE
REFERENCE

Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten Malang. 2021. Kabupaten Malang dalam Angka
2021. BPS Kabupaten Malang
Badan Pusat Statistik [BPS] Kota Batu. 2021. Kota Batu Dalam Angka 2021. BPS Kota
Batu
Chairunnisa, S., Wartini, N.M, dan Suhendra, L. 2019. Pengaruh Suhu dan Waktu
Maserasi terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.)
sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri,
7(4):551-560.
Chairunnisa, S., Wartini, N.M, dan Suhendra, L. 2019. Pengaruh Suhu dan Waktu
Maserasi terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.)
sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, vol 7(4):
551 – 560.
Dewi RS, Nani S, Ni’matul I, Angky WP. 2019. Studi Variasi Kuat Medan Listrik PEF
dan Metode Pengeringan Bahan Terhadap Senyawa Antioksidan Ekstrak Daun
Torbangun (Coleus amboinicus L.). Jurnal Keteknikan Pertanian. 7(1): 91 – 98
Dewi RS, Nani S, Ni’matul I, Angky WP. 2019. Studi Variasi Kuat Medan Listrik PEF
dan Metode Pengeringan Bahan Terhadap Senyawa Antioksidan Ekstrak Daun
Torbangun (Coleus amboinicus L.). Jurnal Keteknikan Pertanian, 7(1): 91 – 98
Haryantini. 2020. Analisis SWOT pada Strategi Bisnis Kompetensi Kepuasan
Pelanggan (Study Kasus pada Customer dari PT. Protekindo Sanita,
Kab.Tangerang). Jurnal Pemasarn Kompetitif, 4(1): 52 – 61
Jannata, R.H, Achmad, G., Tantin, E. 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Apel
Manalagi (Malus sylvestris Mill.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2(1): 23 – 28
Putri, N.A., Burhanudin A.Y., dan Sarsono. 2021. Citra Merek, Kepercayaan Merek,
dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Hand Sanitizer Dettol pada
Masa Pandemi Covid-19 di Luwes Gentan. Jurnal Ekbis Analisis, Prediksi, dan
Informasi, 22(1): 69 – 87
Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai