Anda di halaman 1dari 13

Materi PAB ke 5

1.1. Peralatan Penggali (Excavator)


Sesuai dengan namanya, alat ini dibuat agar berfungsi sebagai penggali maupun
pemuat tanah tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menggunakan tenaga power take
off dari mesin yang dimilikinya.
Secara anatomis bagian utama dari excavator adalah:
1. Bagian atas (yang dapat berputar) disebut “revolving unit”
2. Bagian bawah (untuk gerak maju, mundur/berjalan) disebut “travel unit”
3. Attacment unit adalah perlengkapan yang diganti sesuai kebutuhan.

Gambar 4.10. Excavator


Bagian traveling unit dari excavator dapat berupa crawler (rantai) atau wheel
mounted (roda karet) merupakan bagian untuk berjalan. Khusus pada excavator wheel
mounted dimaksudkan agar memiliki kecepatan gerak atau berpindah dari satu tempat
ketempat lain denganrelative lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan crawler
excavator, sehingga wheel excavator besar memiliki dua mesin penggerak, yang pertama
sebagai mesin penggerak traveling unit kendaraan (truck) dan lainnya merupakan mesin
penggerak alat excavator seperti revolving unit maupun penggerak attachment unit dalam
melakukan fungsinya sebagai penggali, pengangkat maupun pemuat. Sedang bagian
revolving unit merupakan bagian untuk berputar mendatar.
Pengendalian attachment unit dari excavator dapat dibedakan dengan dua macam
cara, yaitu:
1. Pengendalian dengan Cable controlled dan,
2. Pengendalian dengan Hydraullic controlled.
Prinsip kerja dua sistem controlled tersebut hampir sama, namun sistem hydraullic
controlled memiliki keterbatasan penggantian pada bagian attachment dibanding dengan
sistim yang dikendalikan dengan cable controlled.
Peralatan yang tergabung dalam jenis Excavator adalah:
1. Backhoe
2. Power Shovel
3. Dragline
4. Clamshell
5. Loader
Ciri-ciri crawler mounted excavator antara lain:
1. Dapat bekerja yang lunak, basah daerah kasar dan berbatu.
2. Dapat bekerja pada tempat-tempat yang sulit & sempit.
3. Dapat mendaki tanjakan dengan kemiringan kurang lebih 40%.
4. Tidak dapat berjalan dengan kecepatan tinggi, lebih kurang hanya 2 km/jam.
5. Untuk memindahkan dari medan satu ke medan yang ain (yang agak berjauhan)
memerlukan alat pengangkut (trailer).
Ciri-ciri Truck mounted excavator adalah:
1. Dapat berjalan lincah dan relatif lebih cepat (kuranglebih 70 km/jam).
2. Kurang stabil waktu beroperasi hingga memerlukan alat pembantu stabilitas (out rigger).
3. Memerlukan landasan tempat kerja yang cukup luas.
4. Perlu medan kerja yang relatif lebih luas.
5. Daya tanjak kurang.
6. Memerlukan dua operator.
4.3.1. Backshoe (Pull Shovel)
Dengan memasang “Hoe Bucket” pada deeper stick backhoe merupakan salah satu
dari kelompok excavator yang digunakan, sebagai penggali tanah yang berada pada bagian
bawah kedudukan alat tersebut untuk penggalian parit, pondasi bangunan, dan sebagainya
sehingga fungsi mirip dragline atau clampshell. Namun Backhoe dapat menggali lebih teliti,
pada jenis kendali dengan hydraullic backhoe memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
melakukan penggalian karena memiliki pergelangan yang dapat berputar pada bagian bucket
(wrist action bucket) dan dapat difungsikan sebagai alat pemuat tanah bagi truck-truck
pengangkut hasil galian. Backhoe berbeda dengan power shovel yang dibuat guna melakukan
penggalian diatas permukaan tebing.

Waktu Siklus dan Kerja Backhoe


Gerakan yang diperlukan dalam pengoprasian backhoe adalah:
1. Gerakan mengisi bucket (land bucket).
2. Gerakan mengayun (swing loaded).
3. Gerakan membongkar beban (dump bucket).
4. Gerakan mengayun balik (swing empty).
Gambar 4.11. Backhoe Crawler dan Wheel

Keempat gerakan tersebut merupakan lamanya waktu siklus, namun demikian


kecepatan waktu siklus ini tergantung pada besar kecilnya ukuran backhoe, makin kecil
backhoe maka waktu siklus akan lebih cepat karena lebih gesit, berlainan dengan backhoe
yang berukuran besar. Demikian dikenal dengan kondisi kerja, akan mempengaruhi
kelincahan daripada backhoe, seperti: pada penggalian tanah liat, penggalian parit dan lain-
lainnya. Tanah yang sulit digali maka waktu pengisian bucket yang diperlukan akan menjadi
lama, juga pada pekerjaan penggalian parit yang dalam dengan jarak pembuangan yang jauh,
maka bucket harus bergerak lebih jauh, dengan demikian maka waktu siklus juga akan
menjadi lama, demikian pula pembuangan tanah atau pemuatan tanah dari backhoe ke truck
yang berada sebidang akan mempengaruhi waktu siklus.

Pemilihan Track Shoe


Biasanya excavator bekerja pada kondisi-kondisi yang berbeda-beda, seperti pada
tanah perkerasan, tanah lembek atau lunak, permukaan berbatu dan lain-lainnya berdasarkan
pengalaman hal ini akan menimbulkan permasalahan terhadap penggunaan track shoe. Jika
track shoe bekerja pada permukaan tanah yang keras maka track shoe bagian bawah akan
mengalami kerusakan atau as dengan sangat cepat. Sehingga perlu dilakukan pemilihan
trackshoe yang benar-benar tepat.
Untuk penggunaan umum sebaiknya menggunakan tipe “triple gouser section” (roda
kelabang dengantiga lapisan/bagian), karena memiliki traksi yang baik dan memberikan
kerusakan yang minimum terhadap permukaan tanah maupun jalan. Dibanding dengan jenis
double grouser section. Untuk penggunaan traksi yang maksimum biasanya digunakan jenis
single grouser section.Lebar trackshoe biasanya berkisar antara
18”,20”,22”,24”,28”,30”,32”,36”,dan 46”.

Ukuran Backshoe
Ukuran backshoe biasanya ditentukan oleh besarnya bucket standar dari PCSA
(Power Crane and Shovel Association). Yang banyak tersedia dalam perdagangan adalah 3/8;
½; ¾; 1; 1,25; 1,75; 1; 2,5 Cu Yd
Gambar 4.12. Jenis Track Shoe

Menghitung Produktivitas Backshoe


Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas backshoe:
1. Faktor Keadaan Pekerjaan
Keadaan dan jenis tanah
a. Tipe dan ukuran saluran (jika membuat saluran)
b. Jarak pembuangan
c. Kemampuan operator
d. Job management/pengaturan operational dan sebagainya
e. Dan lain-lainnya
2. Faktor Keadaan Mesin
a. Attachment yang cocok untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan
b. Kapasitas bucket
c. Waktu siklus banyak dipengaruhi oleh kecepatan travel dan sistem hidrolis
d. Kapasitas pengangkatan
3. Pengaruh kedalaman pemotongan dan sudut swing
Faktor dalamnya pemotongan dan faktor swing dapat dijelaskan sebagai
berikut:Dalamnya pemotongan atau cutting yang diukur dari permukaan dimanaexcavator
berada mempengaruhi kesulitan dalam pengisian bucket secara optimal dengan sekali gerak
mungkin diperlukan beberapa kali gerakan untuk dapat mencapai isi bucket yang optimal.
Tentu saja kondisi ini mempengaruhi lama waktu siklus.
Menghadapi kondisi demikian, maka operator mempunyai beberapa pilihan:
a. Mengisi bucket sampai penuh dengan beberapa kali gerakan,atau
b. Mengisi dan membawa material seadanya dari hasil satu gerakan.
Namun pilihan tersebut membawa konsekuensi produktifitas menjadi berkurang,
sehingga efek ini perlu diperhitungkan.

Gambar 4.13.
Jangkauan Kerja Excavator

Contoh:
Jika kedalaman pemotongan 8,5 feed sedang kedalaman optimum 10 feet, maka prosentase
akibat kedalaman tersebut adalah = 8,5/10 x 100 % = 85 %
Dimana kedalaman optimum adalah suatu kedalaman dimana pada tinggi tersebut bucket
telah penuh dan mencapai ketinggian titik tertinggi tanpa memberi tambahan beban pada
mesin.
Selain faktor-faktor tersebut diatas sudut atau besarnya sudut yang dibentuk antara posisi
dripper (bucket) waktu mengisi dan waktu membuang material akan mempengaruhi waktu
siklus, makin besar sudut swing maka waktu siklus akan lebih lama.
Tabel 4.7. Pengaruh Faktor Swing dan Faktor Kedalaman
Kedalaman Faktor Swing & Kedalaman Galian
Optimum Besar Sudut Swing (derajat)
(%) 45 60 75 90 120 150 180
40 0,93 0,85 0,85 0,80 0,72 0,65 0,59
60 1,10 1,03 0,96 1,91 0,81 0,73 0,66
80 1,22 1,12 1,04 1,98 0,86 0,77 0,69
100 1,26 1,16 1,07 1,00 0,88 0,79 0,71
120 1,20 1,11 1,03 0,97 0,86 0,77 0,70
140 1,12 1,04 0,97 0,91 0,81 0,73 0,66
160 1,03 0,96 0,90 0,85 0,75 0,67 0,62
Sumber: Peurifoy, 1985.
Tabel 4.8. Kedalaman Optimum yang dapat dicapai
oleh berbagai macam ukuran bucket (Feet)
Jenis Material Ukuran Bucket (Cu Yd)
3/8 ½ ¾ 1 1,25 1,50 1,75 2 2,50
Tanah lembab atau lempung
3,8 4,6 5,3 6,0 6,5 7,0 7,4 7,8 8,4
berpasir dan kerikil
Tanah biasa baik 4,5 5,7 6,8 7,8 8,5 9,2 9,7 10,2 11,2
Tanah liat baik keras, tanah
6,0 7,0 8,0 9,0 9,8 10,7 11,5 12,2 13,3
liat basah
Sumber : Peurifoy, 1985.

Cara penggunaan tabel


Misal ukuran bucket 1 cu yd, dalam maksimum 10 feet (jarak dari permukaan dimana shovel
bekerja sampai dasar tebing), sudut swing 75 derajat jenis tanah lempung berpasir. Tentukan
faktor swing dan kedalaman galian.
Pada Tabel 4.9. kedalaman optimum yang didapat untuk mencapai bucket ukuran, di 1 cu yd
pada lajur lumpur berpasir diperoleh angka 6,0.
Berarti kedalaman pemotongan yang optimum adalah: 6/10 x 100 % = 60 %. Selanjutnya
pada Tabel 4.8. faktor swing dan kedalaman dicari angka 60 %.
Tarik horisontal kekanan, dibawah angka 75, terdapat angka 0,06, jadi faktor swing&
kedalaman adalah: 0,96.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi produksi shovel adalah: faktor kondisi
pekerjaan dan faktor pengisian bucket.
Tabel 4.9. Faktor Kondisi Pekerjaan
Kondisi Kondisi tata laksana
Pekerjaan Baik sekali Baik Sedang Buruk
Baik sekali 0,84 0,81 0,75 0,70
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65
Sedang 0,72 0,63 0,65 0,60
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52
Sumber : Rochmanhadi, 1985.
Tabel 4.10. Faktor Pengisian Bucket
Material Faktor Pengisian
Pasir kerikil 0,90 – 1,00
Tanah biasa 0,80 – 0,90
Tanah liat keras 0,65 – 0,75
Tanah liat basah 0,50 – 0,60
Batu pecahan baik 0,60 – 0,75
Batu pecahan kurang baik 0,40 – 0,50
Sumber : Rochmanhadi, 1985.

Produksi Kerja Backhoe atau Excavator


1. Kapasitas Produksi :
Q = q x 3600 x E..................................................................................................................(4.2)
Cm
Dimana :
Q = Produksi per-jam (m³/jam)
q = Produksi per-siklus (m³)
Cm = Waktu Siklus (detik)
E = Efisisensi Kerja

Produksi per-siklus (q) = q¹ x K


Dimana :
q¹ = Kapasitas munjung menurut spesifikasi
K = Faktor bucket, lihat tabel
Tabel 4.11. Faktor Bucket
Kondisi Pemuatan Faktor
Menggali dan memuat dari stockpile atau material yang telah
Ringan dikeruk oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan gaya gali dan 1.0 – 0.0
dapat dimuat munjung dalam bucket
Menggali dan membuat stockpile lepas dari tanah yang lebih sulit
untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat hampir mujung.
Pasir kering, tanah berpasir, tanah campuran tanah liat, tanah liat,
Sedang 0.8 – 0.6
gravel ytang belum disaring, pasir yang telah memadat dan
sebagainya, atau menggali dan memuat gravel langsung dari bukit
gravel asli
Menggali dan memuat batu-batu pecah tanah liat yang keras, pasir
Agak campur kerikil, tanah berpasir, tanah koloidailiat, tanah liat dengan
0.6 – 0.5
sulit kadar air tinggi yang telah distop oleh excavator lain, sulit untuk
mengisi bucket dengan material tersebut.
Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak teratur dengan ruangan
Sulit diantaranya batuan hasil ledakan, batuan bundar, pasir campur tanah 0.5 – 0.4
liat, tanah liat yang silit dikeruk dengan bucket
Sumber : Rochmanhadi, 1985.
2. Waktu Siklus
Cm = waktu gali + waktu putar x 2 + waktu buang

Waktu gali biasanya tergantung pada lamaan gali dan kondisi galian.
3. Waktu Gali (detik)
Tabel 4.12. Waktu Gali
Sedan
Kondisi gali atau kedalaman gali Ringan Agak sulit Sulit
g
6 9 15 26
0 - 2m
7 11 17 28
4 – lebih
8 13 19 30
Sumber : Rochmanhadi, 1985.
Waktu putar tergantung dari sudut putar dan kecepatan putar.
Tabel 4.13. Waktu Putar
Sudut Putar Waktu Putar
45-90 (derajat) 4-7
90-180 (derajat) 5-8
Sumber : Rochmanhadi, 1985.
Waktu buang tergantung dari pada kondisi pembuangan material (detik)
Pembuangan kedalam Dumptruck = 4-7
Ke tempat pembuangan = 3-6
Tabel 4.14. Efisiensi Kerja
Kondisi operasi alat Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber: Rochmanhadi, 1984
Perapihan Tebing
A = (lebar bucket – 0,3 m) x panjang perapihan x 3600 x E
Cm
Dimana:
A = Produksi per-jam (m2/jam)
Cm = Waktu Siklus
E = Efisiensi Kerja
a. Waktu siklus (Cm)
Waktu Siklus = Waktu perapian +waktu travel
Waktu Perapihan = Panjang perapihan
Kecepatan perapihan
Tabel 4.15. Kecepatan Perapihan Medan
Panjang Tebing (M) Kecepatan perapihan (m/detik)
0-0.5 0.2
0.5-1 0.1
1-2 0.08
2-4 0.05
4-lebih 0.02
Sumber: Rochmanhadi, 1985
b. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja berkisar antara 0.2-0.4
Pemadatan
3600
A = (lebar bucket – 0,3 m) x panjang bucketx xE
Cm
a. Waktu siklus (Cm)
Waktu Siklus = Waktu pemadatan x jumlah pemadatan + waktu travel
Waktu Pemadatan = 4-7 detik
Jumlah pemadatan= 2-3
Waktu travel = 8-12 detik
Untuk menghitung produksi per-jam kombinasi pekerjaan perapihan dan pemadatan
(yang biasanya digunakan pada perapihan tebing kanal, maka waktu travel tidak
ditambahkan pada waktu siklus-produksi trimming (m2/jam).
Q = Produksi perapihan x Produksi pemadatan
Produksi perapihan + Produksi pemadatan
b. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja berkisar antara 0.2-0.4

Contoh perhitungan
Berapa produk dari backhoe, dengan kondisi, Kapasitas bucket 1,75 Cu Yd menggali tanah
biasa, swell 43 %, dalam pemotongan 6 feet, sudut swing 90 derajat kondisi pekerjaan dan tat
laksana kondisinya sedang:
Jawab:
Ukuran bucket1,75 Cu Yd, dalam keadaan munjung lebih kurang = 2 Cu Yd, swell 43 %
Jadi kapasitas bucket = 2= 1,39 BCY (Bucket Cubic Yard)
1,43
Waktu Siklus
Pengisian bucket =7 detik
Mengangkat beban & swing =10 detik
Dumping (pembuangan) = 5 detik
Swing kembali =5 detik
Waktu tetap, percepatan
dan lain-lain =4 detik
Jumlah = 31 detik atau= 0,5 menit
Banyaknya trip = T = 60/0,5 = 120 trip/jam
Produksi teoritis = 1,39 BCY/trip x 120 trip per-jam
= 166.8 BC
Faktor Koreksi:
Efisiensi kerja = 50 min/jam = 0,84
Kondisi kerja & tata laksana sedang = 0,65
Faktor swing & kedalaman galian, tanah biasa = 9,7 feet
Kedalaman optimum = 6,0/9,7 x 100% = 60
Swing 90 derajat = 0,91
Faktor pengisian = 0,85
Faktor koreksi total = Fk : 0,84 x 0,65 x 0,91 x 0,85 = 0,42
Sehingga produksi jam =166,8BCY/jamx0,42 = 70,06BCY/jam
Yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian backhoe adalah:
1. Mobilisasi shovel ke lokasi kerja
2. Kondisi lokasi dan jenis pekerjaan
3. Waktu yang tersedia dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Pengadaan suku cadang
5. Jangkauan attachment dari backhoe
4.3.2. Power Shovel
Power shovel merupakan peralatan yang memiliki kemampuan yang hampir sama
denganbackhoe, hanya power shovel baik sekali bila digunakanuntuk melakukan
penggalianpemuat yang tanpa bantuan alat lain, alat ini digunakan terutama pada penggalian
tebingyang lebih tinggi dari tempat kedudukan dari pada power shovel sistim pengendalian
danpower shovel sama dengan backhoe yakni dengan sistim cabledan hidraulic.
Keterangan gambar 4.13 :
1. Bucket
2. Tangkai bucket
3. Sling bucket
4. Rol Ujung
5. Boom
6. Sling boom
7. Penahan boom
8. Mesin penggerak
9. Penyeimbang
10. Cabin operator
11. Under carriage (travellingunit)

Gambar 4.14. Power shovel dan bagian-bagiannya


Enam Gerakan dasar Powor shovel:
1. Gerakan Pengangkat utama guna mengangkut dipper bucketmelalui material yangdigali.
2. Gerakan tenaga tambahan, guna menggerakan dipper stick (gerakan kedepan dipperstick).
3. Gerakan kebelakang dipper stick untuk melepaskan diri dari material.
4. Gerakan menaikan sudut boom.
5. GerakanSwing (ayun) yang digerakan oleh kendali tersendiri baik melalui control
cablemaupun hydraulic.
6. Gerakan maju dan mundur.
Perhitungan produksi power shovel hampir sama dengan Backhoe.
Gambar 4.15. Power Shovel dengan Sistim Cable Control
4.3.3. Dragline
Dragline merupakan excavator dengan attachment lain yang berfungsi sebagai
penggali. Dragline mempunyai jangkauan lebih panjang sesuai dengan boom yang
dipergunakan dan kapasitas yang lebih besar dari Clamshell, seperti terlihat pada Gambar
4.15. Draglinedibawah ini.

Gambar 4.16. Dragline

Untuk melakukan penggalian diperlukan dua cable dari excavator, yaitu hoist dan
digging. Kemampuan menggali dari dragline tidak besar dari bucketnya yang berbentuk
sepert dari pengki (serok) raksasa yang terbuat dari baja oleh karenanya dragline yang berat,
berfungsi hanya untuk tugas penggalian pada kondisi tanah tidak terlalu keras, seperti pada
penggalian dari kedalaman sungai, saluran irigasi atau drainase, dimana tanah yang digali
atau dikeruk merupakan tanah berlumpur atau tanah lunak sehingga dragline hanya cocok
untuk penggalian dibawah permukaan yang lebih rendah dari posisi alat berada. Dan akan
mengalami kesulitan bila digunakan untuk menggali material batuan kasar, selain dragline
dapat juga digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan material (stock pile) dan
pembuangan mateial dalam pembuatan tanggul saluran dan sebagainya.
Prinsip dasar kerja dari dragline adalah:
1. Menggali.
2. Mengangkat bucket.
3. Swing.
4. Dumping.
5. Kembali ke permulaan penggalian.

Gambar 4.17. Dragline bucket pada saat posisi menggali


Gundukan tanah yang baru diletakkan. Selain itu motor grader dapat berfungsi
meratakan tanah dalam skala luas seperti pada landasan lapangan terbang, perataan ini tidak
saja pada permukaan yang se-“level” melainkan juga pada permukaan tanah yang tidak se-
“level”.Selain pekerjaan tersebut, motor grader dapat pula difungsikan untukpekerjaan
bervariasi lainnya dengan cara memberikan peralatan tambahan, seperti:
1. Specialshort blade (bladependek), berfungsi untuk menggali saluran dangkal yang
berbentuk segi empat denganukuran tertentu, selain itu alat berfungsi membuat tambahan
lebar perkerasan pada jalan yang telah ada.
2. Elevating Conveyor, perlengkapan ini berfungsi untuk menyalurkan material lepas
yangmelewati blade, yang kemudian mengangkatnya dan dibuang kesamping.
Selain perlengkapan diatas ada pula yang mempunyai konstruksi rangka (frame
articulated), yang memungkinkan grader lebih memudahkan bermanufer dan berpindah-
pindah seperti terlihat dalam gambar pada halaman berikut:
Motor grader dapat pula dilengkapi dengan automaticblade controle system, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan grade permukaan yang betul-betul presisi, sesuai dengan
yang direncanakan. Salah satu cara dengan meletakan kawat disisi pinggir daripada lokasi
yang akan di ratakan, selanjutnya suatu alat sensor ditempatkan pada motor grader dan
menyentuh kawat tersebut Blade akan naik turun mengikuti kawat.
Terdapat 3 jenis bucket dragline yang diklasifikasikan berdasarkan beratnya:
1. Light bucket (bucket ringan)
Jenis ini dimaksudkan guna penggalian tanah lepas atau material kering yang mudah
digali.
2. Medium bucket (bucket sedang)
Jenis ini digunakan untuk penggalian dengan kondisi material yang lebih sulit untuk
digali seperti tanah liat, pasir padat dan kerikil berbutir kecil.
3. Heavy bucket (bucket berat)
Pada jenis ini biasanya ujung-ujung bucket diberi lapisan perkerasan, karena jenis ini
difungsikan sebagai alat penggali batu-batuan pecah atau kasar lainnya material.
Faktor- Faktor yang mempengaruhi produksi dragline:
1. Faktor swing dan kedalaman penggalian.
2. Kondisi lapangan dan pelaksanaan pekerjaan.
3. Ukuran bucket dan panjang boom.
Ukuran bucket dan panjang boom hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dari
excavator yang digunakan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
4.3.4. Clamshell
Clamshell merupakan excavator dengan periengkapan dragbucket Clamshellcocok
digunakan untuk pekerjaan penggalian pada tanah atau material lepas seperti lumpur, pasir,
kerikil maupun batu pecah. Clamshell bekerja dengan cara menjatuhkan bucket secara
vertikal dengan kekuatan berat sendiri, kemudian mengangkatnya secara vertikal dan
melakukan swing untuk menumpahkan material ditempat yang telah ditentukan. Gerakan
vertikal dalam menggali dan mengangkat tergantung dari posisi boom sudu yang digunakan
Bucket clamshell yang digunakan dilapangan terdapat dalam berbagai ukuran dan mempunyai
dua macam jenis:
1. Light bucket, untuk mengangkat material ringan tanpa perlengkapan gigi pada ujung.
2. Heavy bucket, untuk penggalian yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas pada
ujung-ujung bucket.
Kapasitas bucket dihitung berdasarkan 3 macam ukuran, yakni:
1. Kapasitas bucket pada posisi bucket terendam air (pada posisi digantungkan setinggi
permukaan air).
2. Kapasitas bucket dimana material terisi rata setinggi permukaan atas clampshell.
3. Kapasitas munjung dari bucket.
Hal-hallain pada prinsipnya hampir sama dengan pengoperasian dragline.

Gambar 4.18. Clamshell dan Jenis Bucketnya

Anda mungkin juga menyukai