LP Gangguan Pola Tidur
LP Gangguan Pola Tidur
Disusun oleh :
2014204610111072
2015
Mahasiswa
201420461011072
Mengetahui,
( ) ( )
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tidur merupakan suatu kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak
bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-
sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih
dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya
tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh
mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar
dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk
B. Fisiologi Tidur
mekanisme screablea yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak
agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf
pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal. Tiap kejadian
tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan Electroencephalogram (EEG), untuk
aktifitas listrik otak electromiogram (EMG), untuk pengukuran tonus otot dan
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan
bangun. Recticular activating system (RAS) dibagian batang otak atas mempunyai sel-
auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu
C. Etiologi
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
a. Penyakit : Seorang yang mengalami sakit, memerlukan waktu tidur lebih banyak
dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur.
b. Lingkungan : Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan nyaman, kemudian
tidur.
f. Alkohol : Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
g. Obat – obatan : Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur
D. Klasifikasi
Merupakan tidur yang nyaman dan dalam, dalam tidur ini gelombang otak
lebih lambat dibandingkan orang sadar atau tidak tidur. Hal ini ditandai dengan
mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan nafas turun,
Tahap I
Merupakan tahap transmisi antara bangun dan tidur dengan ciri rileks,
kanan dan ke kiri, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat bangun
Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap ini
Tahap III
Merupakan tahap tidur yang ditandai melambatnya denyut nadi, frekuensi
nafas dan proses tubuh lainnya disebabkan oleh dominasi sistem saraf
Tahap IV
jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak otot mata cepat, sekresi
terjadi selama 80 – 100 menit namun jika kondisiorang tersebut sangat lelah
Bangun (Pratidur)
NREM II NREM II
NREM IV
E. Manifestasi Klinis
Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan menimbulkan gejala
seperti adanya perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, daya tahan tubuh
- Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang menunjukkan inhibisi kuat
- Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
F. Komplikasi
sebagainya.
c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat
promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan
keluarga.
d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan
hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini mungkin
a. Insomnia
Ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun
kuantitas. Proses gangguan tidur ini kemungkinan disebabkan adanya rasa khawatir
b. Hipersomnia
c. Parasomnia
d. Enuresis
pada anak-anak.
Mendengkur yang disertai dengan apnea dapat menjadi masalah dalam tidur
karena jika terjadinya apnea dapat mengacaukan saat bernapas dan bahkan bisa
menyebabkan henti napas, maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah
f. Narcolepsi
Keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan (mengantuk berat). Ini merupakan
H. Patofisiologi
panca indra dan sampai masuk ke korteks serebri, sehingga ditafsirkan / disampaikan
kembali ke formasi retikularis dilanjutkan ke medulla spinalis dan dipersepsikan untuk
tidur.
Reseptor menerima
impuls
Medulla spinalis
Formasi retikulasi
Pons
Medulla oblongata
hipotalamus
Korteks serebri
Tidur
I. Pemeriksaan Fisik
a) Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu,
konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajah terlihat kusut dan lelah
b) Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun, bicara lambat,
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Electroencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, Electromiogram (EMG)
pergerakan mata.
K. Penatalaksanaan Umum
obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat
- Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu
tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari
kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama sirkardian
tidurnya
- Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
b. Terapi Farmakologi
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
Durasi dan kualitas tidur beragam di antara orang-orang dari semua kelompok usia.
Seseorang mungkin merasa cukup tidur 4 jam, tapi tidak dengan yang lain.
Masa
3-6 tahun 11 jam/hari 20% REM
Prasekolah
12-18
Masa Remaja 8,5 jam/hari 20% REM
tahun
M. Pathways Struma
Disfagia
Luka insisi General anastesi
Sulit menelan
Terdapat jahitan Depresi sistem
pernapasan
Penurunan reflek
batuk
Ketidakseimbangan
Rangsang ujung Pintu masuk nutrisi kurang dari
saraf perifer bakteri kebutuhan tubuh
Akumulasi
Substansi gelatinosa Resiko infeksi sputum
Gangguan pola
Nyeri akut tidur
N. Diagnosa Keperawatan
berlebihan
O. Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., et al. 2006. Nursing Outcomes
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction.
Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika
Suyono, S. 2008. Ilmu penyakit dalam Jilid 2, Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Tarwoto, dan Wartorah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.