Anda di halaman 1dari 48

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Tentang REKAYASA GENETIKA DAN PRODUKNYA


Peta Konsep

Rekayasa Genetika dan Produknya

Pengertian Dasar Hukum Macam-macam Proses rekayasa Dampak Manfaat


genetika

 Al-Qur’an  Rekombinasi DNA


 Hadits  PembuatanInsulin
 Kaidah fiqih  Pembuatan Vaksin
Hepatitis
 Fusi Sel
 Transfer Inti
(Kloning)
 Proses dan Teknik
 Bidang Industri
Rekayasa Genetika
 Bidang Farmasi
 Bidang Kedokteran
 Bidang Pertanian.
 Bidang Peternakan
Resume :
1. Pengertian
Rekayasa Genetika adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia, yakni
penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom
atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu, yang
obyeknya mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat
rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan.
Gen atau DNA (Deoxyribose Nucleac Acid) adalah Substansi pembawa sifat menurun
dari sel ke sel, dan generasi ke generasi, yang terletak di dalam kromosom, yang memiliki sifat
antara lain sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom, mengandung informasi
genetika, dapat menentukan sifat-sifat dari suatu individu, dan dapat menduplikasi diri pada
peristiwa pembelahan sel.
2. Dasar Hukum
 Al-Quran
 QS. al-Jatsiyah [45]: 13
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ٍ ‫ك آَل يَا‬ َ ِ‫ض َج ِميعًا ِم ْنهُ ۚ إِ َّن فِي ٰ َذل‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي اأْل َر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال َّس َم‬
"Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir" (QS. al-Jatsiyah [45]:
13).
 QS. Al-An’am[6]: 99
‫ضرًا نُ ْخ ِر ُج ِم ْنهُ َحبًّا ُمت ََرا ِكبًا‬ ِ ‫َوهُ َو الَّ ِذي أَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِ ِه نَبَاتَ ُك ِّل َش ْي ٍء فَأ َ ْخ َرجْ نَا ِم ْنهُ َخ‬
‫ب َوال َّز ْيتُونَ َوالرُّ َّمانَ ُم ْشتَبِهًا َو َغ ْي َر ُمتَ َشابِ ٍه ۗ ا ْنظُرُوا إِلَ ٰى‬ ٍ ‫ت ِم ْن أَ ْعنَا‬ ٍ ‫ان دَانِيَةٌ َو َجنَّا‬ ٌ ‫ط ْل ِعهَا قِ ْن َو‬
َ ‫َو ِمنَ النَّ ْخ ِل ِم ْن‬
ٰ
ٍ ‫ثَ َم ِر ِه إِ َذا أَ ْث َم َر َويَ ْن ِع ِه ۚ إِ َّن فِي َذلِ ُك ْم آَل يَا‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم ي ُْؤ ِمنُون‬
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tumbuhtumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-
kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-An’am[6]: 99).
 QS. Al-An’am[6]: 141
‫ت وَّالنَّ ۡخ َل َوال َّز ۡر َع ُم ۡختَلِفًا اُ ُكلُهٗ َوال َّز ۡيتُ ۡونَ َوالرُّ َّمانَ ُمتَ َشابِهًا‬ ٍ ‫ت َّوغ َۡي َر َم ۡعر ُۡو ٰش‬ ٍ ‫ت َّم ۡعر ُۡو ٰش‬ ٍ ّ‫َوه َُو الَّ ِذ ۡۤى اَ ۡن َشا َ َج ٰن‬
‫صا ِد ٖ‌ه‌ۖ َواَل تُ ۡس ِرفُ ۡوا‌ ؕ اِنَّهٗ اَل يُ ِحبُّ ۡال ُم ۡس ِرفِ ۡي‬ َ ‫َّوغ َۡي َر ُمتَ َشابِ ٍه‌ؕ ُكلُ ۡوا ِم ۡن ثَ َم ِر ٖ ۤه اِ َذ ۤا اَ ۡث َم َر َو ٰاتُ ۡوا َحقَّهٗ يَ ۡو َم َح‬
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacammacam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebihlebihan. (QS. Al-An’am[6]: 141)
 QS. Ali ‘Imran [3]:190-191
ِ َ‫ت أِّل ُ ۟ولِى ٱأْل َ ْل ٰب‬
‫ب‬ ٍ َ‫ار َل َءا ٰي‬ ِ َ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّه‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬ ِ ‫إِ َّن فِى خَ ْل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰهَ َذا‬ ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬ ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫ٱلَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِى خ َْل‬
ِ َّ‫اب ٱلن‬
‫ار‬ َ ‫ك فَقِنَا َع َذ‬ َ َ‫ٰبَ ِطاًل ُس ْب ٰ َحن‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali ‘Imran [3]:190-191)

 QS. Faathir [35]: 27 – 28

{ ‫ال ُج َد ٌد بِيضٌ َو ُح ْم ٌر‬ ِ َ‫ت ُم ْختَلِفًا أَ ْل َوانُهَا َو ِمنَ ْال ِجب‬


ٍ ‫نزل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِ ِه ثَ َم َرا‬
َ َ‫أَلَ ْم تَ َر أَ َّن هَّللا َ أ‬
َ ‫ك إِنَّ َما يَ ْخ َشى هَّللا‬َ ِ‫ف أَ ْل َوانُهُ َك َذل‬ ِ َّ‫) َو ِمنَ الن‬27( ‫ف أَ ْل َوانُهَا َو َغ َرابِيبُ سُو ٌد‬
ٌ ِ‫اس َوال َّد َوابِّ َواأل ْن َع ِام ُم ْختَل‬ ٌ ِ‫ُم ْختَل‬
)28( ‫َزي ٌز َغفُو ٌر‬ ‫هَّللا‬ ْ
ِ ‫} ِم ْن ِعبَا ِد ِه ال ُعلَ َما ُء إِ َّن َ ع‬
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit
lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buahbuahan yang beraneka macam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah
yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat”. “Dan
demikian (pula) di antara manusia, binatangbinatang melata dan binatang-
binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama1259. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Faathir [35]: 27 – 28)
 Hadits
 HR. Muslim, Ibn Khuzaimah, dan Ibn Hibban
‫عن أنس رضي اهلل عنه أّن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم مر بقوم يلقحوّن النّ ّخل‬
‫ ما‬:‫ فّخرج شيصا " تمرا رديئا" فمر بهم فقال‬:‫ قال‬،‫لو لم تفعلوا لصلح‬: ‫فقال‬
‫ أنتم أعلم بأمور دنياكم )رواه ّمسلم و ابن‬:‫ قال‬..‫ قلت كذا وكذا‬:‫لنّخلكم؟ قالوا‬
‫(خزيمة وابن حباّن‬.
Dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bertemu dengan sekolompok orang yang
sedang melakukan pembenihan kurma lantas nabi saw bersabda: “Seandainya jika
tidak kalian lakukan (apa yang sekarang kamu lakukan) mungkin lebih baik
hasilnya, dan kemudian (saat panen) keluar kurma dengan kualitas jelek. Nabi saw
kemudian bertemu kembali dengan menreka seraya bertanya: “Bagaimana kondisi
panenan kurmamu? Para sahabat tersebut berkata begini dan begitu. Rasul pun
bersabda: “Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian” (HR. Muslim, Ibn
Khuzaimah, dan Ibn Hibban)
Ada pula hadits lain yang diriwayatkkan oleh HR. Ahmad, Malik, dan Ibn
Majah,dan Ibnu Majah, alBaihaqi, al-Hakim, at-Thabrani, dan at-Tirmid.
 Qaidah fiqhiyyah
ُ‫احة‬َ َ‫ْص ُل فِي ْال َمنَافِ ِع اَإْل ِ ب‬
Àّّْ َ ‫اَأْل‬
“Hukum asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh/mubah”
ُ‫الضا َر ِة ْالحُرْ َمة‬ َ ‫في ْاألَ ْشيَا ِء‬ ِ ‫ َو‬،ُ‫في ْاألَ ْشيَا ِء النَافِ َع ِة ْاإلِبَا َحة‬
ِ ‫ْص ُل‬ Àّّْ َ‫اَأل‬.
"Hukum asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh dan
hukum asal sesuatu yang berbahaya adalah haram".
‫ ٌل ُم ْعتَبَ ٌر َعلَى ْالحُرْ َم ِة‬Àّ‫ َما لَ ْم يَقُ ْم َدلِ ّْْي‬،ُ‫في ْاألَ ْشيَا ِء ْاإلِبَا َحة‬ Àّّْ َ‫اَأل‬.
ِ ‫ْص ُل‬
"Hukum asal mengenai sesuatu adalah boleh selama tidak ada
dalil muktabar yang mengharamkanya."
3. Macam-macam rekayasa genetika
Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah teknik pemisahan dan penggabungan DNA dari satu spesies
dengan DNA dari spesies lain dengan tujuan mendapatkan sifat baru yang lebih unggul.
Berikut beberapa produk yang dihasilkan dari rekombinasi gen, diantaranya yaitu:
 PembuatanInsulin
 Pembuatan Vaksin Hepatitis
 Fusi Sel
 Transfer Inti (Kloning)
 Proses dan Teknik Rekayasa Genetika
4. Proses dan teknik rekayasa genetika
 Membuat DNA/AND salinan dari RNAd
 Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
 Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri
 Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
 Pemanenan produk
5. Manfaat Rekayasa Genetika
Adapun manfaat rekayasa genetika jika ditinjau berdasarkan aspeknya, diantaranya yaitu:
 Bidang Industri
Di bidang industri, prinsip rekayasa genetika dimanfaatkan dalam upaya
pengkloningan bakteri untuk beberapa fungsi tertentu seperti melarutkan logam-
logam langsung dari dalam bumi, menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen
yang dibutuhkan untuk pembuatan plastik, menghasilkan bahan kimia yang
digunakan sebagai pemanis pada pembuatan berbagai macam minuman dan lain
sebagainya.
 Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi, rekayasa genetika dimanfaatkan dalam usaha pembuatan
protein yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Protein ini merupakan gen hasil
pengkloningan bakteri yang berperan dalam mengongtrol sintesis obat-obatan
yang apabila diproduksi secara alami akan membutuhkan biaya yang mahal.
 Bidang Kedokteran
Manfaat rekayasa genetik dibidang kedokteran diantaranya yaitu:
a. Pembuatan Insulin
b. Pembuatan Vaksin terhadap Virus AIDS
c. Terapi Gen
 Bidang Pertanian
 Menghasilkan tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih
efektif untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis.
 Menghasilkan tanaman yang mampu menghasilkan pestisida sendiri.
 Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang mahal namun banyak
digunakan dengan melakukan fiksasi nitrogen secara alamiah seperti pada
tanaman padi.
 Dapat digunakan untuk mendapatkan tanaman baru yang lebih
menguntungkan lewat pencangkokan gen, seperti pada golongan
solanaceae.
 Bidang Peternakan
 Diperoleh vaksin yang bisa mencegah mencret ganas pada anak babi.
 Diperoleh vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yang merupakan
penyakit ganas dan menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
 Sedang dilakukan pengujian hormon pertumbuhan tertentu untuk sapi yang
diharapkan dapat meningkatkan produksi susu.
6. Dampak Rekayasa Genetika
Adapun dampak dari rekayasa genetika diantaranya yaitu:
 Tanaman transgenik tertentu bisa memungkinkan keracunan, alergi, perbedaan nutrisi
dan komposisi, serta adanya kemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh manusia
menjadi resisten terhadap antibiotik tertentu.
 Terlepasnya organisme transgenik di alam bebas tanpa pengawasan dapat menghasilkan
pencemaran biologis yang berdampak pada terganggunya ekosistem dan meningkatnya
prevalensi penyakit tertentu.
 Menyisipkan DNA atau gen organisme lain yang tidak berkerabat, dianggap sebagai
pelanggaran terhadap hukum alam dan masih sulit di terima oleh masyarakat. Untuk itu.
rekayasa genetika yang dilakukan pada manusia dianggap sebagai penyimpangan moral
dan pelanggaran etik.

7. Contoh gambar dan video rekayasa genetika

https://youtu.be/iFHetnWWATI

https://youtu.be/fy3NZ867VUc
Pengaplikasian pada pembelajaran

1. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


2. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian rekayasa,serta dampak postif dan negatifnya.
3. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan rekayasa genetika.
4. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa kendala dari adanya
rekayasa genetika tersebut serta bagaimana cara mencegah atau mengatasi darikendala
tersebut,setiap kelompok juga berdiskusi tentang teknik teknik dari rekayasa genetika.
5. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
6. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan kecil
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Tentang IMUNISASI
Peta Konsep

IMUNISASI

Pengertian Macam - macam tujuan ketentuan rekomedasi

Imunisasi Aktif khusus

Imunisasi Pasif Hukum


Resume :
1. Pengertian
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunukan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC,
difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomyelitis, dan campak dapat dicegah. Pentingnya
pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya belita yang meninggal akibat penyakit yangdapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-penyakit
tesebut bias dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itulah, untuk mencegah balita menderita
beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada bayi dari balita harus lengkap serta diberikan
sesuai jadwal.Dasar Hukum
 Al-Qur’an
 QS. Al-Maidah [5]: 32
‫اس َج ِميعًا‬ َ َّ‫ۚ َو َم ْن أَحْ يَاهَا فَ َكأَنَّ َما أَحْ يَا الن‬
“Barang siapa yang menghidupkan seseorang, maka dia bagaikan menghidupkan
manusia semuanya” QS. Al-Maidah [5]: 32
 QS Al-Baqarah [2]: 195
ۛ
َ‫َو اَل تُ ۡلقُ ۡوا بِا َ ۡی ِد ۡی ُکمۡ اِلَی التَّہۡ لُ َک ِۃ ۚ ۖ َو اَ ۡح ِسنُ ۡوا ۚۛ اِ َّن ہّٰللا َ یُ ِحبُّ ۡال ُم ۡح ِسنِ ۡین‬
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan… QS Al-
Baqarah [2]: 195
 QS. Al-Baqarah: 168
‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُّمبِي ٌْن‬ِ ‫ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬ ٓ
ِ ْ‫ٰياَيُّهَا النَّاسُ ُكلُوْ ا ِم َّما فِى ااْل َر‬
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. Al-Nisa:
9)
 Hadits
 “Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW: Sesungguhnya Allah tidak
menurunkan suatu penyakit kecuali menurunkan (pula) obatnya”. (HR. al-
Bukhari)
 Berobatlah, karena Allah tidak menjadikan penyakit kecuali menjadikan pula
obatnya, kecuali satu penyakit yaitu pikun (tua)”. HR. Abu Dawud, Tirmidzi,
Nasa’I dan Ibnu Majah
 “Dari Abu Darda’, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah
telah menurunkan penyakit dan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan
janganlah berobat dengan yang haram”. (HR. Abu Dawud)
 Kaidah fiqih
‫ما َل يتم الواجب إَل به فهو واجب‬
“perbuatan yang hanya dengan perbuatan itu suatu
perintah wajib menjadi sempurna maka perbuatan tersebut
hukumnya wajib”.
‫الدفعأول من الرفع‬
َ
"Mencegah lebih utama dari pada menghilangkan"
2. Macam macam Imunisasi
1. Imunisasi Aktif (Active Immunization)
Imunikasi aktif merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahakan (vaksin) agar
nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen
ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi
aktif adalah imunisasi polio dan campak
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat
imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular)
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Dengan kata lain, tubuh tidak membuat zat antibody secara aktif, tetapi kekebalan tersebut
diperoleh dari luar.
3. Tujuan Imunisasi
ujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia. Sedangkan menurut, program imunisasi bertujuan untuk
memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak
yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.Tujuan program imunisasi adalah
menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD31). Jenis- jenis penyakit PD31 yang masuk ke dalam program imunisasi
adalah tuberculosis, difteri, pertusis, polio, campak, tetanus dan hepatitis B.
4. Ketentuan Umum
 Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap
penyakit tertentu dengan cara memasukkan vaksin.
 Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati
atau masih hidup tetapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang
ditambahkan dengan zat lain, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
 al-Dlarurat adalah kondisi keterpaksaan yang apabila tidak diimunisasi dapat mengancam
jiwa manusia.
 al-Hajat adalah kondisi keterdesakan yang apabila tidak diimunisasi maka akan dapat
menyebabkan penyakit berat atau kecacatan pada seseorang.

5. Ketentuan Hukum
 Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan
kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu.
 Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci.Fatwa tentang
Imunisasi 9 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.
 Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/atau najis hukumnya haram.
 Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak dibolehkan kecuali: a. digunakan
pada kondisi al-dlarurat atau al-hajat; b. belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci;
dan c. adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada
vaksin yang halal.
 Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit
berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang
kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
 Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan
dipercaya, menimbulkan dampak yang membahayakan (dlarar).
6. Rekomendasi
 Pemerintah wajib menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat, baik melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.
 Pemerintah wajib menjamin ketersediaan vaksin halal untuk kepentingan imunisasi bagi
masyarakat.
 Pemerintah wajib segera mengimplementasikan keharusan sertifikasi halal seluruh vaksin,
termasuk meminta produsen untuk segera mengajukan sertifikasi produk vaksin.
 Produsen vaksin wajib mengupayakan produksi vaksin yang halal.
 Produsen vaksin wajib mensertifikasi halal produk vaksin sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Pemerintah bersama tokoh agama dan masyarakat wajib melakukan sosialisasi pelaksanaan
imunisasi.
 Orang tua dan masyarakat wajib berpartisipasi menjaga kesehatan, termasuk dengan
memberikan dukungan pelaksanaan imunisasi.
7. Contoh gambar dan video imunisasi

https://youtu.be/tSXUsYw_Zd
Pengaplikasian pada pembelajaran

7. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


8. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian imunisasi serta tujuannya.
9. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan imunisasi
10. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa ketentuan ketentuan dalam
imunisasi serta saran apa saja yang bisa digunakan untuk imunisasi kedepannya
11. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
12. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan kecil tentang
imunisasi.
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERUBAHAN FISIK PADA MANUSIA (OPERASI
PLASTIK) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Peta Konsep
 Menurut Hukum Positif Indonesia, yang dalam hal ini Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 menjelaskan bahwa operasi plastik hanya diperbolehkan apabila dilakukan oleh
tenaga medis yang memiliki wewenang dan memiliki keahlian, operasi plastik tidak
diperbolehkan untuk merubah identitas seseorang yang dalam hal ini adalah jenis kelamin
karena merupakan bagian dari identitas seseorang, dan operasi plastik juga tidak boleh
melanggar peraturan yang berlaku di masyarakat. Sedangkan dalam hukum Islam, operasi
plastik diperbolehkan karena adanya suatu alasan Kesehatan yang menganggu seseorang
sehingga perlu dilakukan penyempurnaan pada tubuh agar menghilangkan rasa sakit atau
mudharat yang tentu saja tidak diperbolehkan operasi plastik ditujukan untuk mengganti
kelamin dan merubah bagianbagian tubuh manusia supaya terlihat lebih cantik.
 Pandangan Ulama Indonesia dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia (MUI), Organisasi Islam
Nahdlatul Ulama (NU) dan Organisasi Islam Muhammadiyah terhadap operasi plastik adalah
diperbolehkan atau halal hukumnya dilakukan apabila dilakukan karena suatu alasan medis baik
memperbaiki kondisi cacat bawaan lahir, menyempurnakan alat kelamin karena cacat, atau
memperbaiki cacat yang diakitbatkan oleh kecelakaan. Namun operasi plastik haram dilakukan
apabila didasarkan pada keinginan merubah bentuk tubuh untuk mempercantik bagian tubuh
tertentu, memperindah bagian-bagian tertentu tubuh, dan merubah alat kelamin. Selain itu,
bagi orang-orang yang membantu dan mempermudah jalannya operasi plastik yang didasarkan
bukan karena alasan kesehatan juga haram hukumnya, karena dianggap membantu seseorang
untuk berbuat dzalim.
 Dasa Hukum: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik baiknya.” (QS  At Tin : 4)
 Batasan dalam melakukan operasi plastik menurut ulama dalam hal ini Majelis Ulama Majelis
Ulama Indonesia (MUI), Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Organisasi Islam
Muhammadiyah antara lain:
1) Dilakukan atas dasar alasan medis baik kecacatan bawaan lahir yang menimbulkan rasa sakit
atau malu, kecacatan yang diakibatkan oleh kecelakaan, dan penyempurnaan alat kelamin yang
mengalami kecacatan sejak lahir.
2) Tidak dilakukan atas dasar untuk mempercantik, merubah bagian-bagian tubuh tertentu agak
lebih indah dengan cara merubah ciptaan Allah SWT. Sedangkan atasan dalam melakukan
operasi plastik menurut UndangUndang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan, batasan-
batasan operasi plastik antara lain:
a. Dilakukan oleh seseorang yang memiliki keahlian dan wewenang dalam bidang operasi plastik
b. Tidak boleh melanggar norma-norma dan aturan yang berlaku di masyarakat
c. Tidak boleh bertujuan untuk merubah identitas
 Saran Berdasarkan hasil analisis :
Bagi Pemerintah dan pembentuk Undang-Undang, untuk melakukan pembaharuan
terhadap peraturan perundang-undang yang mengatur tentang operasi plastik dan
penegakkan terhadap terjadinya kasus-kasus operasi plastik yang melanggar peraturan
perundang-undangan, sebagaimana dalam Pasal 60 UU Kesehatan operasi plastik yang
merubah Jenis Kelamin tidak diperbolehkan.
Bagi Ulama Indonesia, untuk melakukan pembaharuan tentang peraturan yang
dikeluarkan oleh ulama mengenai Batasan-batasan operasi plastik dan rekomendasi
terhadap pemerintah agar melakukan pembaharuan undangundang yang lebih baik
tentang operasi plastik khususnya Batasan-batasan operasi plastik.
Bagi masyarakat, untuk memperhatikan tentang berbagai batasan-batasan tentang
operasi plastik, karena dalam Islam operasi plastik memiliki Batasanbatasan dan terus
melakukan edukasi terhadap lingkungan agar tidak melakukan operasi plastik karena
alasan kecantikan atau merubah jenis kelamin
 Gambar dan video oprasi plastik
https://youtu.be/pe975VowkQs
Pengaplikasian pada pembelajaran

13. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


14. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian materi tersebut.
15. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan rekayasa genetika.
16. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa batasan oprasi plastik dan
saran yang sebaiknya dilakukan.
17. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
18. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan kecil seputar
materi tersebut.
HUKUMAN TA’ZIR MEWAJIBKAN AYAH BIOLOGIS MEMBERI BAGIAN DARI
HARTA WARIS UNTUK ANAK LUAR NIKAH DAN PENYELESAIANNYA DI
PENGADILAN AGAMA

Peta Konsep
Resume :

 Wasiat wajibah adalah wasiat yang wajib dibuat oleh pewaris berdasarkan perintah syariah
sebelum ia meninggal dunia untuk memberi bagian dari harta waris terhadap seseorang yang
semasa hidupnya berdasarkan hukum keluarga yang dianut menjadi tanggung jawab pewaris
tetapi karena sesuatu hal di luar kesalahannya sehingga ia tidak dapat menerima warisan.
apabila pewaris tidak mebuat wasiat yang diwajibkan itu, maka pemerintah dapat menetapkan
memberi bagian melalui wasiat wajibah. Wasiat wajibah adalah kebijakan ulil amri (penguasa)
yang mengharuskan laki-laki yang mengakibatkan lahirnya anak zina untuk berwasiat
memberikan harta kepada anak hasil zina sepeninggalnya.
 Keputusan tersebut merupakan hasil pembahasan Komisi II Bidang Peradilan Agama. Terobosan
hukum tersebut merupakan konsekuensi yuridis atas putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46/PUU-VIII/2010, tanggal 17 Februari 2012 dalam uji materiil atas pasal 43 ayat (1) UU Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan.
 Ayah biologis wajib memberi bagian dari hartanya kepada anaknya setelah ia meninggal dunia
melalui wasiat wajibah.
 Ketentuan mengenai kewajiban ayah biologis memberi bagian dari harta peninggalan kepada
anaknya melalui wasiat wajibah ini mulai berlaku sejak tanggal 17 Februari 2012.
 Penerapan pelaksanaan wasiat wajibah dilakukan sendiri oleh ayah sebelum meninggal dunia.
 Apabila ternyata ayah biologis tidak membuat wasiat wajibah, maka pengadilan berwenang
memeriksa dan mengadili gugatan pemberian harta peninggalan ayah biologis yang beragama
Islam untuk anaknya melalui wasiat wajibah.
 Yang berhak mengajukan gugatan pemberian bagian harta peninggalan untuk anak biologis
melalui wasiat wajibah anak yang bersangkutan, jika anak tersebut belum dewasa maka dapat
diwakili oleh ibunya atau pengampunya.
 Teknis penyelesaian perkara seperti ini di persidangan dilakukan sebagaimana perkara perdata
pada umumnya.
 Contoh video
https://youtu.be/aND8fToVViA
Pengaplikasian pada pembelajaran

19. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


20. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian tentang wasiat dan hukum tazir ayah biologis.
21. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi tersebut.
22. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa faktor penyebab dan cara
atau teknis menanggulangi dari materi tersebut
23. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
24. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan kecil seputar
materi tersebut.
Pelestarian satwa langka untuk keseimbangan ekosistem
Peta Konsep
1. PERAN SATWA DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM

 Ekosistem
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Ekologi berasal dari dua kata Yunani: oikos, yang berarti rumah, dan logos, yang berarti
ilmu. Istilah ‘ekologi’ pertamakali digunakan pada tahun 1896 oleh Haeckel, seorang
biologis Jerman. Sebagai istilah, ekologi adalah “pengetahuan mengenai keseluruhan
hubungan berbagai organisme dengan lingkungan dunia luar, dan dengan keadaan
kehidupan organik dan anorganik.” Ekosistem, merupakan tingkat tertinggi dari
pengorganisasian biologi, sehingga konsep ekologi dapat ditata di dalam kerangka
ekosistem tersebut. Ekosistem dipelajari melalui disiplin ilmu ekologi. Dengan kata lain,
ekologi adalah ilmu yang mempelajari ekosistem.
 Konsep ekosistem
Konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, yaitu suatu sistem yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antar makhluk hidup dan lingkungannya. Ekosistem terbentuk dari
komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) di suatu tempat yang berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur
 Komponen ekosistem
Komponen eksositem dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu komponen
hidup/biotik (hewan, tumbuhan, mikroroganisme) dan komponen tak hidup/ abiotik
(tanah, air, udara, suhu, kelembaban). Dengan adanya konsep ekosistem; maka
komponen-komponen ekosistem tidaklah berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dalam suatu
sistem. Kita harus melihatnya secara holistik, karena komponen ekosistem saling
berhubungan secara fungsional dalam suatu kesatuan.
 Peran satwa dalam ekosistem
Sebagai salah satu komponen ekosistem, jenis-jenis satwaliar, sebagai individu
atau kelompok, mempunyai peran dalam menjaga keseimbangan proses di alam. Secara
umum, beberapa jenis satwaliar merupakan konsumen pertama dalam piramida makanan,
sedangkan beberapa jenis lainnya merupakan konsumen kedua, ketiga dan seterusnya.
Dengan demikian, kelangsungan kehidupan satwa akan tergantung satu sama lain; dan
penurunan populasi salah satu diantaranya akan berdampak negatif terhadap
kesinambungan jaring-jaring makanan dan menghambat kelancaran arus dan siklus
energi. Jelaslah terlihat bahwa ketiadaan salah satu jenis diantara satwa akan merupakan
pemicu masalah secara ekologis. Satwa herbivora (pemakan tumbuhan) merupakan
kontrol bagi perkembangan tumbuhan, satwa karnivora (pemakan daging/pemangsa)
merupakan pengendali perkembangan hewan mangsa. Demikian juga sebaliknya,
kelimpahan tumbuhan dapat mengontrol perkembangan hewan herbivora, dan hewan-
hewan mangsa dapat mengontrol perkembangan pemangsa.Saling kontrol inilah yang
membuat dinamika populasi dalam suatu komunitas berlangsung secara alami, sehingga
keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Islam memberikan pandangan yang lugas bahwa
semua yang ada di bumi adalah merupakan karunia yang harus dipelihara agar semua
yang ada menjadi stabil dan terpelihara. Allah SWT telah memberikan karunia yang
besar kepada semua makhluk dengan menciptakan gunung, mengembangbiakkan segala
jenis binatang dan menurunkan partikel hujan dari langit agar segala tumbuhan dapat
berkembang dengan baik. FirmanNya:
‫ث فِيهَا ِم ْن ُك ِّل دَابَّ ٍة ۚ َوأَ ْنز َْلنَا ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء‬
َّ َ‫د بِ ُك ْم َوب‬Àَ ‫ض َر َوا ِس َي أَ ْن تَ ِمي‬
ِ ْ‫ت بِ َغي ِْر َع َم ٍد تَ َروْ نَهَا ۖ َوأَ ْلقَ ٰى فِي اأْل َر‬ َ َ‫خَ ل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
ٍ ْ‫فَأ ْنبَ ْتنَا فِيهَا ِم ْن ُكلِّ زَ و‬
‫ج َك ِر ٍيم‬ َ
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung
(di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan Dia
memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik.” (QS. Luqman[31]:10)
 Jenis dan status satwa
Di dalam UU No. 5 tahun 1990 dijelaskan bahwa satwa adalah semua jenis
sumberdaya alam hewani yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara;
sedangkan satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau
di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang
dipelihara oleh manusia. Jenis-jenis satwa yang hidup di berbagai tempat sangat
bervariasi; baik dalam hal ukuran, maupun dalam hal warna. Beberapa jenis sangat
mudah dilihat karena ukuran tubuhnya yang besar, tetapi beberapa sangat sulit terlihat
karena kecil atau sangat pemalu; dengan berbagai variasi warna. Berapa banyak jenis
yang pernah ada, atau jumlah jenis saat ini, perkiraannya sangat bervariasi karena masih
banyaknya hidupan yang belum berhasil diungkap; para ahli biologi bidang taksonomi
baru berhasil mempertelakan 1,4 juta spesies.
 INTERAKSI TIMBAL BALIK SATWA DAN MASYARAKAT
Interaksi antara dua spesies secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
interaksi positif dan negatif. Namun demikian secara teoritis ada juga yang disebut
dengan hubungan netral. Demikian juga interaksi antara manusia dan satwa, dapat terjadi
secara positif maupun negatif; walaupun interaksi secara negatiflah yang lebih sering
dikemukakan.
 Hubungan manusia dan satwaliar
Ditinjau dari sudut pandang ekologi, interaksi manusia secara langsung dengan satwa
dapat berupa kompetisi dan pemangsaan.
Kompetisi
Secara teoritis kompetisi dapat bersifat kontes atau skrambel (scramble).
Dalam kompetisis, ada yang menang dan ada yang kalah; yang menang akan
bertahan dan menguasai sumberdaya, sedangkan yang kalah akan menyingkir
atau mati. Lain halnya dengan kompetisi secara skrambel: tidak menghasilkan
pemenang atau pengalah, tetapi sumberdaya dibagi bersama-sama. Pada
kenyataannya di alam, sangat susah membedakan yang mana kompetisi kontes
dan yang mana kompetisi skrambel; atau bahkan mungkin keduanya terjadi
secara bersamaan; atau kompetisi yang terjadi mungkin mempunyai sifat diantara
keduanya.
Pemangsaan
Secara alami manusia dapat dikategorikan sebagai pemangsa bagi satwa.
Pemangsaan oleh manusia tidak hanya terjadi karena manusia membutuhkan
satwa sebagai bahan makanan, tetapi juga karena manusia memanfaatkan satwa
untuk berbagai keperluan. Sejarah pemanfaatan satwa oleh manusia sudah terjadi
sejak zaman dulu, dan satwa telah mempunyai peranan yang sangat berarti bagi
manusia sebagai sumber protein hewani; manusia memakan daging rusa, kijang,
kancil, dll.
 Akibat aktivitas manusia terhadap satwaliar
Perubahan keadaan lingkungan sangat tergantung pada aktivitas manusia,
demikian juga keberlanjutan dan derajat perubahannya. Manusia memang sudah tidak
tergantung sepenuhnya kepada alam liar karena telah berhasil mendomestikasi beberapa
jenis satwa untuk pemenuhan kebutuhan. Keberhasilan domestikasi ini telah
mengakibatkan perubahan paras bumi jauh berbeda dibanding sebelum terjadinya
revolusi industri. Keberhasilan ini semakin mengukuhkan dominansi manusia terhadap
satwa dan alam, yang mengakibatkan manusia semakin sombong karena merasa dapat
mengatur segala sesuatu. Sesuai keinginannya, manusia menentukan mana yang baik dan
tidak baik; mana yang harus hidup dan harus mati; mana yang harus mendapat perhatian
dan mana yang perlu disingkirkan.
 Pengaruh perubahan lingkungan terhadap satwaliar
 Pada perilaku; perubahan lingkungan dapat mengakibatkan hubunganantar
individu dan kelompok terganggu. Individu dan kelompok akan berupaya
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi. Selanjutnya, keadaan seperti
ini akan berdampakterhadap perubahan struktur sosial
 Pada faktor demografi, perubahan lingkungan dapat mengakibatkan migrasi dan
reproduksi musiman. Selanjutnya keadaan ini akan mengakibatkan penurunan
kemampuan reproduksi dan perubahan beberapa aspek lingkungan. Bila keadaan
seperti ini berlangsung dalam jangka panjang, maka satwaliar akan berusaha
untuk berekspansi mencari daerah baru.
 Pada faktor genetik, perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan
struktur keturunan, dan dalam jangka waktu lama (waktu geologis atau evolusi)
akan menyebabkan spesiasi bila hewan dapat beradaptasi, atau mengakibatkan
kepunahan bila hewan tidak mampu beradaptasi.
 Tindakan penyelamatan
pada permasalahan yang terjadi ataupun jenis satwa yang paling terancam
kepunahan. Namun demikian beberapa langkah tindakan yang dapat dilakukan
antara lain adalah:
Menghentikan penurunan luas dan kualitas habitat untuk mengurangi dampak
penyempitan habitat satwa, dan membiarkan satwa berkembang sebagai upaya
pemulihan populasi pada habitat yang masih tersisa. Selanjutnya, mengelola
habitat yang telah rusak atau yang akan rusak, dengan melakukan revegetasi atau
sejenisnya.
Menurunkan tingkat eksploitasi agar tidak mengganggu perkembangan alami
satwa.
Penangkaran jenis-jenis yang akan dimanfaatkan, atau kalau terpaksa terhadap
jenis-jenis yang hampir punah.
Menurunkan pemangsaan dan membasmi penyakit dengan menurunkan populasi
jenis-jenis pengganggu/penghambat perkembangan populasi.
Relokasi atau memindahkan satwa bila keadaan habitat asalnya sudah tidak
memungkinkan untuk dipertahankan. Relokasi harus mempertimbangkan
multifaktor secara terintegrasi agar keberhasilan dapat tercapai dan satwa yang
direlokasi tidak justru menjadi pengganggu keseimbangan ekologis di habitat
barunya.
2. ANCAMAN TERHADAP EKOSISTEM DAN KESEIMBANGAN ALAM
 EKSPLOITASI
Sebagai dampak dari pengembangan, khususnya ekstensifikasi, pertanian dan
perkebunan untuk beragam komoditas seperti yang disebutkan di atas, wajah bentang
alam Indonesia, khususnya di Sumatera dan Kalimantan, telah berubah drastis, terutama
dalam tiga dekade terakhir (Forest Watch Indonesia, 2014). Konversi hutan untuk
mengembangkan beragam komoditas pertanian dan perkebunan telah menjadi praktik
yang tidak asing lagi. Karena lahan yang terbatas, hutan yang semestinya dijaga dan
dikelola untuk pemanfaatan berkelanjutan banyak yang terpaksa dikorbankan, baik secara
legal maupun illegal, oleh petani kecil maupun perusahaan besar. Praktik ini semakin
marak oleh meningkatnya permintaan dan harga,dan dukungan pemerintah terkait
peningkatan devisa dari sektor kehutanan, pertanian dan industri.
 DAMPAK EKSPLOITASI
Dampak ekploitasi sumberdaya alam yang paling umum dirasakan manusia antara
lain adalah ‘bencana alam’ seperti tanah longsor, erosi, banjir, kebakaran hutan dan
lahan. Selain dapat mengakibatkan berbagai jenis bencana, dampak paling nyata dari
eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mempertimbangkan aspek kelestarian adalah
hilangnya aneka ragam biota. Misalnya, ketika hutan dibuka untuk ekploitasi
pertambangan terbuka, beberapa jenis biota seperti satwa liar menjadi hilang atau
berkurang. Sementara itu, eksploitasi berupa pembalakan kayu dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem hutan, khususnya jika tidak dilakukan dengan menerapkan
kaidah-kaidah pembalakan yang lestari dan berdampak rendah. Penebangan umumnya
dilakukan tidak selektif dan tidak mempedulikan jenis dan umur pohon ataupun
lokasinya. Padahal, pembalakan yang dilakukan secara hati-hati dan mempedulikan
kaidah-kaidah konservasi justru dapat membantu meningkatkan produktivitas hutan.
Pembalakan, seperti halnya perburuan, jika diterapkan dengan benar, sebenarnya dapat
menjadi salah satu cara untuk mengelola hutan. Penerapan kegiatan pembalakan dan
perburuan untuk pengelolaan hutan dan satwa secara lestari melibatkan pendekatan
pengelolaan adaptif yang didasari oleh kegiatan monitoring dan evaluasi yang sistematis,
diikuti dengan penyesuaian kegiatan pengelolaan. Dampak ekploitasi sumberdaya alam
yang dialami satwaliar dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat. Di tingkat spesies,
dapat terjadi kepunahan jenis atau anak jenis seperti yang telah terjadi pada harimau Bali
dan harimau Jawa. Proses kepunahan spesies atau subspesies umumnya tidak terjadi
secara serta merta, melainkan bertahap melalui kepunahan sub-sub populasi. Akibat
berbagai ekploitasi sumberdaya alam yang terjadi di Sumatera, khususnya di wilayah
dataran rendah tanah kering, gajah Sumatera kini telah mengalami kepunahan lokal di
lebih dari 20 lokasi/kantong habitat.
3. ISLAM DAN KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Islam memandang perlu mempertahankan ekosistem, sehingga dalam khasanah
tradisi Islam Khalid (2002) mencatat ada tujuh contoh pembangunan konservasi
lingkungan (ekologi) dalam Islam:. Orang yang menggarap atau mengelola tanah
(ihya’al mawat) mempunyai hak untuk memilikinya.
Tanah hibah (iqta’) dapat dikuasai negara untuk kepentingan reklamasi dan
pembangunan.
Tanah juga dapat disewakan (ijarah) untuk pemanfaatannya oleh negara untuk
kepentingan reklamasidan pembangunan.
Kawasan konservasi (hima) yaitu suatu daerah cadangan khusus yang dapat
dibentuk oleh suatu masyarakat atau Negara.
Negara bisa menetapkan kawasan yang tidak bisa diganggu (al-harim) dimana
penggunaan sumberdaya di dalamnya terlarang atau dibatasi. Menurut hukum
syariat rakyat memiliki hak untuk menciptakan atau menetapakan kawasan seperti
itu, yang akan mereka kelola sendiri dimana penggunaannya benarbenar sangat
dibatasi. Sebagai tambahan, diizinkan pula untuk menetapkan kawasan terbatas
atau terlindungi seperti ini di tempat-tempat yang dekat dengan sumber-sumber
air dan kawasan-kawasan penggunaan lainnya seperti jalan raya dan tempat-
tempat peristirahatan umum.
Makkah dan Madinah dikenal sebagai dua kawasan lindung yang merupakan dua
kawasan suci (al-haramain) dimana pohon-pohon tidak boleh ditebang dan
binatang-binatang juga terlindungi dari gangguan di dalam batas-batas
wilayahnya. Keduanya merupakan contoh terbaik dari pelaksanaan kawasan
lindung.
Sumbangan wakaf (awqaf) dapat dibentuk dengan tujuan-tujuan konservasi yang
spesifik.
 MEMAHAMI PRINSIP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN
Pakar lingkungan seperti Khalid dan Thani (2008) memberikan gambaran untuk
memahami perspektif al-Qur’an tentang lingkungan adalah dengan jalan mengidentifikasi
tema-tema Al Qur’an yang membahas tentang prinsip –prinsip sebagai berikut:
Tawhid – yaitu kesatuan (keesaan), alam dan penciptanya. Ciptaannya Allah
adalah pentingnya mendemostrasikan eksistensi keesaan Tuhan yang
terekspresikan pada semua ciptaan tersebut.
Khalq – Segala ciptaan Allah SWT yang membentuk lingkungan.
Mizan – pemahaman akan prinsip keseimbangan dan bagaimana sesungguhnya
bumi diciptakan adalah dalam keadaan stabil.
Ihsan – Memahami tujuan Allah SWT dalam penciptaan manusia member
pemahaman bahwa Allah SWT maha mengetahui atas apa yang diciptakanNya
Fasad – mengetahui kapasitas manusia dalam kemampuannya berperilaku
merusak, yang kemudian berujung pada kerusakan lingkungan.
Khalifah – memahami kewajiban kita sebagai penjaga amanah untuk merawat
lingkungan termasuk bagaimana kita memperlakukannya secara sadar.
 ISLAM DAN TANGGUNGJAWAB KONSERVASI
Alam dan sekitarnya atau segala yang ada padanya merupakan makhluk Allah SWT yang
seluruh pengaturan serta pemeliharaannya diserahkan kepada manusia. Bahkan peralihan
waktu malam kepada siang dan siang kepada malam juga sangat berhubungan dengan
kepentingan manusia. Oleh sebab itu pada dasarnya fitrah alam berhajat sangat kepada
perlindungan manusia dan Islam yang terkandung di dalamnya seperangkat ajaran
mengenalkan beberapa langkah progresif tentang perlindungan alam (Konservasi) dan
pemeliharaannya dapat dilihat antara lain: Memperbaiki Pandangan Umum dan
Kedudukan Konservasi dalam Syari’at.
 KONSERVASI ALAM DENGAN PENDEKATAN ISLAM
Beberapa kawasan koservasi alam di Indonesia didirikan sejak zaman kolonial
Belanda, namun tantangan dalam melestarikan kawasan tersebut tidak mudah. Oleh
karena itu pelestarian hutan dan alam Indonesia masih memerlukan gagasan inovatif
dalam upaya mencari konteks yang tepat agar kawasan konservasi tetap lestari dan
berkelanjutan.Islam memiliki tradisi al Harim dan al Hima, sebagai salah satu yang
tercatat mampu berkontribusi untuk pelestarian lingkungan. Beberapa hima di Timur
Tengah dimasukkan sebagai kawasan Important Bird Area (IBA), disebabkan kawasan
tersebut menjadi tempat populasi burung yang tidak diganggu selama ber abad-abad
(Kilani et al, 2007). Hima telah berkembang di Timur Tengah sejak 1500 tahun silam dan
mampu bertahan hingga sekarang.Hima dianggap oleh para ahli lingkungan sebagai
kerangka yang unik karena berbasis pada kepemimpinan masyarakat dan dirawat oleh
masyarakat setempat.
 HAK HAK ASASI SATWA DALAM ISLAM
Pertama; Bagaimanapun, hewan adalah makhluk hidup yang dapat merasakan sakit dan
perih. Hewan memiliki kebutuhan, keperluan, dan hajat hidup yang harus dipenuhi. Maka
tidak selayaknya bagi siapa pun untuk mengurangi atau pun menghalang-halangi
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu.
Kedua; hewan harus tetap dipandang sebagai aset kekayaan umat manusia, serta salah
satu ‘produksi’ alam atau lingkungan yang penting. Terutama dari berbagai jenis hewan
yang jinak dan perlu dilindungi. Jadi, seandainya jenis-jenis hewan tersebut punah,
berarti punah pula sebagian dari aset kekayaan manusia. Dan itu termasuk hal yang
dilarang Allah SWT.
 PERBURUAN DARI PERSPEKTIF ISLAM
Perburuan yang dibolehkan adalah perburuan untuk tujuan yang sah dan halal
sesuai tuntunan agama. Islam hanya membenarkan perburuan untuk mendapatkan
makanan, bukan memburu karena kesenangan dan bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan semata. Hal ini karena, Islam tidak membenarkan hewan dibunuh atau
disiksa atau diusir dari daerah huniannya. Dalam peristiwa yang lain, Rasulullah s.a.w
bercerita bahwa seekor semut telah menggigit seorang Nabi s.a.w. Kemudian Nabi s.a.w
tersebut telah memerintahkansupaya dibakar sarang semut itu. Lalu terbakarlah sang
semut bersama sekalian semut di dalamnya. Maka Allah SWT mewahyukan: “Adakah
hanya karena seekor semut yang menggigitmu lalu engkau memusnahkan suatu umat
yang sentiasa bertasbih kepada Tuhannya?” (HR. al-Bukhari & Muslim).

Contoh gambar dan video


https://youtu.be/g-b7Qh2gunw

Pengaplikasian pada pembelajaran

25. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


26. Setelah itu menjelaskan tentang satwa langka serta perlunya pelestariannya.
27. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ekosistem .
28. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa dampak dari punahnya
satwa langka serta bagaimana cara menanggulanginya.
29. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
30. Setelah mengutarakan hasil diskusi maka saya akan melakukan praktik lapangan bagaimana
caara menjaga lingkungan sekitar dan cara melindungi hewan.
31. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan kecil seputar
ekosistem,satwa langka dan pelestariannya
FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA
Tentang KLONING
Peta Konsep
Resume :

1. Pengertian
kloning adalah kegiatan dalam upaya memproduksi atau menggandakana dari sejumlah
individu, sehingga hasilnya dilihat secara genetik sam persis (identik) yang berasal dari induk yang
sama, dengan susunan yang sama (jumlah dan gen). Sedangkan klon dapat diartikan sebagai sejumlah
organisme hewan atau dalam bentuk tumbuhan yang terbentuk dari hasil reproduksi aseksual yang
berasal dari induk yang sama.
2. Dasar Hukum
Al-Qur’an
 QS. al-Jatsiyah [45]: 13

ٍ ‫ض َج ِميعًا ِم ْنهُ ۚ إِ َّن فِي ٰ َذلِكَ آَل يَا‬


َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي اأْل َر‬
ِ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال َّس َما َوا‬

"Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya (sebagai rahmat) dariNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS. al-Jatsiyah [45]:
13)

 (QS. al-Isra’ [17]: 70).


ٍ ِ‫ت َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَ ٰى َكث‬
ِ ‫ير ِم َّم ْن خَ لَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضياًل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َر َز ْقنَاهُ ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬

Dan Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. al-Isra’ [17]:
70).

 (QS. al-Ra’d [13]: 16)

ُ ِ‫ق َعلَ ۡی ِہمۡ ؕ قُ ِل ہّٰللا ُ خَال‬


‫ق ُک ِّل َش ۡی ٍء َّو ہ َُو‬ ُ ‫ت َو النُّ ۡو ُر ۬ۚ اَمۡ َج َعلُ ۡوا ہّٰلِل ِ ُش َر َکٓا َء َخلَقُ ۡوا َکخ َۡلقِ ٖہ فَتَ َشابَہَ ۡالخَ ۡل‬ ُّ ‫اَمۡ ہَ ۡل ت َۡست َِوی‬
ُ ٰ‫الظلُم‬
ۡ ۡ
‫ال َوا ِح ُد القَہَّا ُر‬

“... apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan
seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka.
Katakanlah, ‘Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Mahaesa
lagi Mahaperkasa’” (QS. al-Ra’d [13]: 16).

Kaidah fiqih
 “Menghindarkan kerusakan (halhal negatif) diutamakan dari pada mendatangkan
kemaslahatan.”
3. Macam –macam kloning
 Kloning pada tumbuhan
Kloning pada tumbuhan yaitu mencangkok atau menstek tanaman untuk mendapatkan
tanaman yang memiliki sifat persis sama dengan induknya.
 Kloning pada hewan
Kloning pada hewan pertama kali dicoba pada tahun 1950-an pada hewan katak, tikus,
kera dan bison juga pada domba, dan dalam kelanjutannya proses yang berhasil
hanyalah percobaan Kloning pada domba. Awal mula proses pengkloningan domba
adalah dengan mengambil inti sel dari tubuh domba, yaitu dari payudara atau
ambingnya lalu sifat khusus yang berhubungan dengan fungsi ambing ini dihilangkan,
kemudian inti sel tersebut dimasukkan kedalam lapisan sel telur domba, setelah inti
selnya dibuang kemudian ditanamkan kedalan rahim domba agar memperbanyak diri,
berkembang berubah menjadi janin dan akhirnya di hasilkan bayi domba. Pada
akhirnya domba ini mempunyai kode genetic yang sama dengan domba pertama yang
menjadi sumber pengambilan sel ambing.
 Kloning pada embrio
Kloning embrio tejadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri yang terbentuk
dari pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya lalu sel embrio itu
dibagi dengan satu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang berpotensi
untuk membelah dan berkembang. Kemud¬ian sel-sel embrio itu dipisahkan agar
masing-masing menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan sel embrio
pertama yang menjadi sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat
ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan isteri), atau dalam rahim isteri
kedua dari suami bagi isteri pertama pemilik sel telur yang telah dibuahi tadi. Yang
selanjutnya akan menghasilkan lebih dari satu sel embrio yang sama dengan embrio
yang sudah ada. Lalu akan terlahir anak kembar yang terjadi melalui proses Kloning
embrio ini dengan kode genetik yang sama dengan embrio pertama yang menjadi
sumber Kloning.
 Kloning  pada manusia
Kloning pada manusia terdapat dua cara. Petama, Kloning manusia dapat berlangsung
dengan adanya laki-laki dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini dilaksanakan
dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki, lalu inti selnya diambil dan kemudian
digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini –
setelah bergabung dengan inti sel tubuh laki-laki– lalu ditransfer ke dalam rahim
seorang perempuan agar dapat memeperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi
janin, dan akhirnya dila¬hirkan sebagai bayi. Bayi ini merupakan keturunan dengan
kode genetik yang sama dengan laki-laki yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh.
4. Dampak Kloning
 Dampak positif :
1.      Menumbuhkan individu baru yang bebas penyakit keturunan seperti diabetes,
leukemia, parkinson dan obesitas.
2.      Pengklonaan sel cloning dapat menghasillkan sel, jaringan, atau organ yang sesuai
untuk pengobatan beberapa penyakit  yang disebabkan oleh kegagalan atau kerusakan
fungsi suatu organ.
3.      pengkloningan akan sangat bermanfaat dilakukan pada hewan ternak untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Misalnya pengkloningan kembar pada sapi untuk
menghasilkan keturunan yang lebih banyak selama satu periode kelahiran dengan tujuan
untuk meningkatkan produksi protein asal daging sapi.
4.      alternatif untuk melestarikan hewan langka, sehingga keberadaan hewan-hewan
langka terus bisa dilestarikan.
 Dampak negatif :
1.      Dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan
tertentu yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
2.      kloning pada hewan belum sepenuhnya sempurna, contohnya domba Dolly
ternyata menderita berbagai penyakit yang akhirnya memaksa para ilmuwan untuk
melakukan eutanasi.
3.      Terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari hasil kloning maupun
induknya.
4.      Individu hasil cloning tidak akan mendapatkan imunitas bawaan, sehingga
individu hasil cloning tersebut akan mudah terserang penyakit karna tidak mendapatkan
imunitas bawaan sebagai pertahanan pertama terhadap infeks penyakit.
5.      Berkurangnya keaneka ragaman suatu spesies, karena individu yang dihasilkan
dari proses pengkloningan sama persis dengan DNA maupun sifat dan fisik induknya.
6.      Individu hasil kloning sel-selnya diperoleh dari induknya. Ini berarti umur sel-sel
hasil kloning pun sama dengan umur sel-sel induknya. Oleh karena itu, individu hasil
kloning pun akan memiliki umur sama dengan induknya.
5. Ketentuan kloning
 Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimana pun yang berakibat pada
pelipatgandaan manusia hukumnya adalah haram.
 Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang
dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindar-kan kemudaratan (hal-hal
negatif).
 Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan
eksperimen atau praktek kloning terhadap manusia.
 Mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk 608 senantiasa
mengikuti perkembangan teknologi kloning, meneliti peristilahan dan
permasalahannya, serta menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk menjelaskan
hukumnya.
 Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk mendorong
pembentukan (pendirian) dan mendukung institusi-institusi ilmiah yang
menyelenggarakan penelitian di bidang biologi dan teknik rekayasa genetika pada
selain bidang kloning manusia yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah.
 Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk segera
merumuskan kriteria dan kode etik penelitian dan eksperiman di bidang biologi untuk
dijadikan pedoman oleh pihak-pihak yang memerlukan.
6. Gambar dan video kloning
https://youtu.be/q0B9Bn1WW_4
Pengaplikasian pada pembelajaran

32. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


33. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian kloning,serta dampak postif dan negatifnya.
34. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan kloning.
35. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa kloning itu di perbolehkan
atau tidak dan bagaimana ketentuannya.
36. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
37. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan kecil
FATWA MUI TENTANG MAKANAN DAN MINUMAN YANG
MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA

Peta Konsep
Resume :

 Berkaitan dengan permasalahan tentang makanan dan minuman, khususnya makanan dan
minuman yang mengandung zat berbahaya, maka komisi fatwa Majelis Ulama setelah
menimbang dan memperhatikan dari 77 berbagai sudut pandang, bahwasanya makanan dan
minuman yang mengandung zat berbahaya adalah makanan dan minuman siap saji yang bahan
makanannya mengandung BTM (Bahan Tambahan Makanan) berbahaya. Maka Majelis Ulama
Indonesia memfatwakan tentang keharuman makanan dan minuman dalam keputusan fatwa
Majelis Ulama Indonesia Propinsi Jawa Tengah No : 01/MUSDA VII/MUI-JATENG/II/2006 tentang
makanan dan minuman yang mengandung zat berbahaya dengan :
 Formalin
Formalin adalah formaldehida (30-40%) dalam air yang merupakan anggota yang paling
sederhana dengan rumus sederhana HCHO. Formalin merupakan anti septic untuk
membunuh bakteri kapang yang biasanya digunakan untuk mencuci hama dan peralatan
kedokteran atau mengawetan mayat dan specimen biologi lainnya. Namun formalin
sering disalahgunakan untuk mengawetkan mie basah, bakso, kerupuk, ayam potong,
ikan, dan lain-lain.
 Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia dengan warna natrium hidroksida dan asam borat.
Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat seperti, salep,
bedak, larutan kompres, obat oles mulut, dan obat pencuci mata. Secara lokal, boraks
dikenal dengan blen (berbentuk larutan atau padatan kristal). Boraks banyak
disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, krupuk dan krupuk
gendar.
 Bahan pewarna rhodamin B untuk merah dan metanil yellow untuk kuning Rhodamin B
dan metanil yellow merupakan zat pewarna sintesis yang dilarang untuk produk
makanan karena dalam bahan tersebut mengandung residu logam berat yang sangat
membahayakan bagi kesehatan.
 Dasar Hukum
 QS. An-Nahl : 114
َ‫فَ ُكلُوْ ا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هّٰللا ُ َح ٰلاًل طَيِّب ًۖا وَّا ْش ُكرُوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْ وْ ن‬
ُ
‫د‬ ُ ‫ب‬ ‫ع‬
"Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah Allah berikan kepadamu, dan
syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya menyembah". (QS. An-Nahl : 114)
 Hadits Nabi SAW tentang dilarang membahayakan diri sendiri maupun orang lain yang
diriwayatkan oleh Imam Para Quthi dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas r.a dan
Ubadah bin Shamith yang artinya :Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas dan Ubadah
bin Shamith, dari Nabi SAW : "Tidak boleh membahayakan diri sendiridan tidak boleh
(pula) membahayakan orang lain. (H.R. Ahmad dan Al-Daraquthi)
 Cara mengatasi
Pada dasarnya formalin, Boraks, Rhodaminin B dan Metanil yellow adalah netral dan
Mubah apabila digunakan sebagaimana mestinya. Apabila bahan-bahan tersebut
disalahgunakan untuk mencampur makanan dan minuman maka hukumnya adalah haram.
Memproduksi dan memperdagangkan makanan dan minuman yang menggunakan
bahan tambahan yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan seperti formalin, boraks,
rhodamin B dan metanil yellow merupakan perbuatan tercela dan haram.
 Rekomendasi
Pemerintah dan aparat penegak hukum hendaknya menindak tegas produsen dan pedagang
yang memproduksi dan mengedarkan makanan dan minuman yang mengandung BTM (Bahan
Tambahan Makanan) berbahaya. Pemerintah hendaknya mengatur tataniaga bahan/zat kimia
untuk tambahan makanan dan minuman.
Produsen dan pedagang hendaknya menyadari bahwa tindakan mencampur BTM berbahaya
dalam makanan dan minuman itu dilarang agama dan melanggar peraturan 83 pemerintah
terutama Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/1988 tentang bahan makanan tambahan.
Kepada BB-POM dan lembaga perlindungan konsumen hendaknya selalu mengadakan
pengawasan dan menindaklanjuti aduan masyarakat tentang adanya makanan dan minuman
yang mengandung zat berbahaya.
Masyarakat luas harus berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman yang akan
dikonsumsi agar terhindar dari makanan dan minuman yang mengandung zat yang berbahaya.
 Gambar dan video

https://youtu.be/9bbZs5GaPMI
Pengaplikasian pada pembelajaran

38. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


39. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian dan mengklaborasikan fatwa mui yang berkaitan
dengan materi tersebut.
40. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan rekayasa genetika.
41. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa faktor penyebab dari
adanya campuran zat berbahaya makanan tersebut.
42. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
43. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan seputar materi
tersebut
TRANSPLANTASI ORGAN DALAM AL-QURAN PERSPEKTIF TAFSIR AL- MAQASIDI

Peta Konsep

TRANSPLANTASI ORGAN DALAM

Pengertian Dasar Hukum Ketentuan transpalasi Macam-macam

Transpalasi dalam  Al-Qur’an  Tranpalasi ginjal


islam  Hadits  Transpalasi Hati
 Kaidah fiqih  Tranpalasi Jantung
 Tranpalasi Kulit
 Tranpalasi kornea
 Tranpalasi paru
Resume :

1. Transplantasi dalam Islam


Terkait transplantasi organ, terdapat beberapa pendapat antara ulama klasik dan modern.
Ulama klasik membolehkan transplantasi selama tidak mendapatkan organ lainnya dan tidak
menimbulkan mudharat. 36 Sebagian dari ulama memperbolehkannya transplantasi
organ.Yusuf Qardhawi membolehkan, akan tetapi sifatnya tidak mutlak melainkan
bersyarat. Maka dari itu, tidak dibenarkan mendonorkan sebagian tubuh yang akan
meninggalkan darar atasnya, tidak pula mendonorkan organ tubuh yang hanya satu-satunya
dalam tubuh, seperti hati dan jantung. 37 Mayoritas ulama memperbolehkan tranplantasi
berdasarkan argumen berikut:
a) Transplantasi yang bertujuan perbaikan (Qs. An-Nisa ayat 29)

‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬ َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَأْ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َج‬
ٍ ‫ارةً ع َْن تَ َر‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan hartasesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengansuka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” b) Transplantasi yang didasari pada kedaruratan (Al-an’am ayat
119)

‫ ِه ْم بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم‬Àِ‫ضلُّوْ نَ بِا َ ْه َو ۤا ِٕٕى‬ َّ َ‫َو َما لَ ُك ْم اَاَّل تَأْ ُكلُوْ ا ِم َّما ُذ ِك َر ا ْس ُم هّٰللا ِ َعلَ ْي ِه َوقَ ْد ف‬
ِ ُ‫ص َل لَ ُك ْم َّما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم اِاَّل َما اضْ طُ ِررْ تُ ْم اِلَ ْي ِه ۗ َواِ َّن َكثِيرًا لَّي‬
َ‫ۗاِ َّن َربَّكَ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْعتَ ِد ْين‬

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama
Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada
kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya.
Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang
lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui bata

b) Transplantasi yang didasari pada kedaruratan (Al-an’am ayat 119)


“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama
Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu
apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan
sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain)
dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang melampaui batas.”
 Tranplantasi organ ada bermacam-macam diantaranya : Transplantasi Ginjal.
Transplantasi hati. Transplantasi Paru. Transplantasi Jantung. Transplantasi kulit.
Transplantasi Kornea.
 Transplantasi organ merupakan teknik kemajuan terbaru dalam ilmu kedokteran modern.
Tidak ada nash al-Quran atau hadits yang secara eksplisit menyebutkan tentang
tranplantasi. Sehingga sangatlah wajar jika banyak pendapat. Banyaknya pendapat terkait
transplantasi organ menjadi bahan pertimbangan hingga saat ini. Namun, penulis
merumuskannya bahwa seseorang tidak boleh memberikan atau menjual organ kepada
orang lain. Penjelasannya, organ tubuh bukan hak milik (haqqul milki). Maka dari itu,
pengambilan dan transplantasi organ tubuh tanpa adanya alasan yang dibenarkan secara
syar’i hukumnya haram. Di perbolehkan jika adanya ketentuan-ketentuan mendesak
secara syar’i, dan tidak adanya kemudharatan bagi pendonor. Ketentuan lainnya juga
bukan merupakan organ vital yang mempengaruhi kehidupannya. Dan tidak ada upaya
medis lain untuk menyembuhkannya, kecuali dengan transplantasi. Tidak diperbolehkan
karena tubuh manusia adalah amanah yang menyebutkan manusia sebagai objek material
dan menimbulkan mudharat. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitian
ini ialah tafsir maqasidi dalam mengungkap hifz al-nafs dari ayat-ayat transplantasi
organ. Yang mana Penjagaan nyawa dan diri lebih diutamakan.
Pengaplikasian pada pembelajaran

44. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


45. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian tranpalasi beserta macam macamnya dan
ketentuannya.
46. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan tranpalasi serta
mengkolaborasikan fatwa MUI.
47. Lalu sya akan menayangkan video tentang tranpalasi
48. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa kesimpulan dari videoyang
saya tayangkan
49. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 5 menit
50. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan seputar tranpalasi
JUAL BELI DARAH UNTUK TRANSFUSI MENURUT HUKUM EKONOMI
SYARI’AH

Peta Konsep

Tranfusi darah

Jual Beli Tranfusi darah


Jual Beli Darah

Pengertian jual beli menurut Pengertian


Pengertian darah
ekonomi syariah

Unsur darah dan Transfusi darah


Dasar Hukum Jual Beli
fungsinya dalam hukum islam

Syarat dan rukun jual beli Hukum jual beli darah Hubungan antara
donor dan resipien

Jual Beli yang tidak


Hukum Transfusi
diperbolehkan
darah

Hukum jual beli darah


Resume :

A. Jual Beli

1. Pengertian jual beli menurut ekonomi syariah

Jual beli menurut pengertian terminologi artinya menukar barang dengan barang atau
barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas
dasar saling merelakan.17 Jual beli menurut syara’ ialah tukar menukar dengan harta atas dasar
kerelaan bersama atau pemindahan milik dengan imbalan berdasarkan cara yang diizinkan .18
Menjual menurut istilah bahasa artinya memberikan sesuatu karena ada pemberian (imbalan
yang tertentu). Menurut istilah ahli fiqh artinya pemberian harta karena menerima harta dengan
ikrar penyerahan dan jawab penerimaan (ijab-qabul) dengan cara yang diizinkan. 19 Di dalam
hukum ekonomi syari’ah terdapat jual beli itu adalah pertukaran harta atas dasar saling rela, atau
memindahkan hak milik dengan ganti yang dapat di benarkan. Karen jual beli merupakan
kebutuhan doruri dalam kehidupan manusia, artinya manusi tidak dapat hidup tanpa kegiatan jual
beli, maka islam menetapkan kebolehannya sebagaimana dinyatakan dalam banyak keterangan
al-Quran dan Hadis Nabi.

2. Dasar Hukum Jual Beli


 Al-Baqarah: 198

َ ‫ت فَ ۡاذ ُکرُوا ہّٰللا َ ِع ۡن َد ۡال َم ۡش َع ِر ۡال َح َر ِام ۪ َو ۡاذ ُکر ُۡوہُ َک َما‬ ۡ َ‫ضاًل ِّم ۡن َّربِّ ُکمۡ ؕ فَا ِ َذ ۤا اَف‬
ٍ ‫ضتُمۡ ِّم ۡن َع َر ٰف‬ ۡ َ‫س َعلَ ۡی ُکمۡ ُجنَا ٌح اَ ۡن ت َۡبتَ ُغ ۡوا ف‬
َ ‫ۡی‬
َ‫ہَ ٰدى ُکمۡ ۚ َو ِا ۡن ُک ۡنتُمۡ ِّم ۡن قَ ۡبلِ ٖہ لَ ِمنَ الضَّٓالِّ ۡین‬

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (Rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
apabila kamu telah bertolak dari Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy’srilharam. Dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukan-Nyakepadamu; dan
sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang yang sesat. (Al-Baqarah: 198).

3. Syarat dan rukun jual beli


 Syarat-syarat jual beli
 Syarat-syarat orang yang berakad
Berakal. Oleh sebab itu jual beli yang dilakukan anak kecil yang belum berakal
dan orang gila, hukumnya tidak sah. Adapun anak kecil yang telah mumayiz.
Yang melakukan akad itu orang yang berbeda. Artinya seseorang tidak dapat
bertindak dalam waktu yang bersamaan sebagai penjual sekaligus sebagai
pembeli
 Syarat-syarat yang terkait dengan ijab kabul
Para Ulama fiqh sepakat bahwa unsur utama dari jual beli yaitu kerelaan dari
kedua belah pihak. Kerelaan kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab dan
kabul yang dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan kabul perlu
diungkapkan secara jelas dalam transaksi yang bersifat mengikat kedua belah
pihak, seperti akad jual beli, sewa menyewa, dan nikah. Terhadap transaksi
yang sifatnya mengikat salah satu pihak, seperti wasiat, hibah, dan wakaf
tidak perlu kabul karena akad seperti ini cukup dengan ijab saja.
 Syarat-syarat Barang yang Di perjualbelikan
Barang itu ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual menyatakan
kesanggupannya untuk mengadakan barang itu, misalnya di satu toko karena
tidak mungkin memajangbarang semuanya maka sebagian diletakkan
pedagang di gudang atau masih dipabrik, tetapi secara meyakinkan barang itu
boleh dihadirkan sesuai dengan persetujuan pembeli dengan penjual
Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Oleh sebab itu bangkai,
khamar, dan darah tidak sah mejadi objek jual beli, karena dalam pandangan
syara’ benda-benda seperti ini tidak bermanfaat bagi muslim.
Milik seseorang, barang yang sifatnya belum dimiliki seseorang tidak boleh
diperjualbelikan, seperti memperjualbelikan ikan dilaut, atau emas dalam
tanah, karena ikan dan emas ini belum dimiliki penjual.
Boleh diserahkan saat akad berlangsung atau pada waktu yang disepakati
bersama ketika transaksi berlangsung.
 Syarat-syarat nilai tukar (harga barang)
Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumblahnya.
Boleh diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukum seperti
pembayaran dengan cek dan kartu kredit. Apabila harga barang dibayar
kemudian (berutang) maka waktu pembayaran harus jelas.
Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan barang maka
barang yang dijadikan nilai tukar bukan barangyang diharamkan oleh syara’
seperti babi dan khamar karena kedua jenis benda ini tdak bernilai menurut
syara’.
 Rukun jual beli
 pendapat menurut ulama hanafiyah rukun jual beli hanya satu yaitu ijab (ungkapan
membeli dan pembeli) dan kabul (ungkapan menjual dari penjual), menurut mereka,
yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah (rida/taradhi) kedua belah pihak
untuk melakukan transaksi jual beli.
 Akan tetapi, jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli itu ada empat, yaitu
30:
Ada orang yang berakad atau al-muta’aqidain (penjual dan pembeli
Ada sighat (lafal ijab dan qabul)
Ada barang yang dibeli
Ada nilai tukar pengganti barang.
 Sedangkan rukun jual beli pada umumnya ada tiga yaitu:
Orang yang melakukan akad
Barang yang digunakan akad dan sighat jual beli
Orang yang melakukan akad menyangkut penjual dan pembeli
Barang yang digunakan akad ialah barang yang dijualbelikan,sedangkan
sighatnya ialah ijab dan kabul.
4. Jual Beli yang Dilarang ( Tidak diperbolehkan ) Jual beli yang dilarang terbagi dua yaitu jual beli
yang dilarang dan hukumnya tidak sah (batal), yaitu jual beli yang tidak memenuhi syarat dan
rukunnya.
B. Jual beli darah
1. Pengertian darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian, yaitu cairan yang disebut
plasma dan sel darah. Darah secara keseluruhan kirakira seperduabelas dari badan
atau kira-kira lima liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan atau plasma, sedangkan
45 persen sisanya adalah sel darah yang terdiri dari tiga jenis yaitu sel darah merah,
sel darah putih, dan butir pembeku (trombosit).
2. Perlu diketahui bahwa darah yang mengalir dalam tubuh manusia diperkirakan
mencapai sepertiga dari berat badan orang yang bersangkutan atau antara.empat lima
liter bagi orang dewasa. darah yang terdapat dalam manusia, terdiri dari empat unsur
yaitu :
sel darah merah
sel darah putih
sel pembeku
plasma darah
Masing- masing unsur darah tersebut mempunyai fungsi tersendiri dalam tubuh
manusia. Plasma darah umpamanya, berfungsi sebagai perantara untuk menyalurkan
makanan, lemak, dan asam amino ke jaringan tubuh. Sel darah merah bekerja sebagai
sistem transpor dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat
makanan yang diperlukan tubuh supaya fungsi normalnya dapat berjalan.
3. Hukum Jual Beli Darah Menurut Hukum Ekonomi Syari’ah
Pada dasarnya, darah yang dikeluarkan dari tubuh manusia, termasuk najis
mutawasithah menurut hukum islam.maka agama melarang mempergunakannya, baik
secara langsung maupun tidak dan keterangan tentang haramnya mempergunakan
darah terdapat pada beberapa ayat yang dalalahnya shahib, yang artinya:
“Diharamkan bagimu (mempergunakan) bangkai, darah, daging babi, daging hewan
yang disembelih bukan atas nama allah”
Bahwa jual beli yang tidak di perbolehkan adalah jual beli yang zatnya haram dan
najis.. Yang termasuk benda najis menurut Mazhab Syafi’i adalah sebagai berikut :
Darah yang memancar dan semua jenis darah terkecuali darah yang terdapat
pada ikan.
Segala sesuatu yang berasal dari perut binatang, darah, nanah, muntahan,
kotoran dan kencing.
Sedangkan menurut Mazhab Maliki adalah sebagai berikut :
Darah, baik dari binatang maupun manusia.
maka di antara Ulama ada yang memperbolehkan jual beli darah,
sebagaimana halnya jual beli najis yang ada manfaatnya, pendapat ini dianut
oleh mazhab Hanafi dan Zhairi. Mengingat semua jenis darah termasuk darah
manusia itu najis berdasarkan hadis Nabi riwayat Al-Bukhari dan muslim dari
Jabir r.a kecuali barang najis yang ada manfaatnya bagi manusia, seperti
kotoran hewan maka secara analogis (qiyas), mazhab ini membolehkan jual
beli darah manusia, karena besar sekali manfaatnya bagi manusia guna
menolong jiwa sesama manusia yang memerlukan transfusi darah karena
operasi dan kecelakaan.
C. Transfusi darah
1. Pengertian transfusi darah
Transfusi darah (blood transfusi, bahasa belanda), ialah memindahkan darah dari
seseorang kepada orang lain untuk menyelamatkan jiwanya.Transfusi darah hanya
merupakan satu elemen dari penanganan kasus secara keseluruhan. Bila terjadi
kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat akibat perdarahan,
pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan yang paling urgen adalah
mengganti cairan yang hilang dengan segera.48 Adapun tujuan transfusi darah yaitu
untuk mengembalikan dan mempertahankan volume yang normal peredaran darah,
meningkatkan oksigenasi jaringan ,serta untuk tindakan terapi khusus.
2. Transfusi Darah dalam Hukum Islam
a. Status Hukum Darah Ada dua aspek yang harus ditinjau :
1. Darah sebagai makanan
2. Darah sebagai alat pengobatan.
Darah sebagai makanan dalam Islam hukumnya Haram , dasarnya terdapat pada
Surat Al-Baqarah : 173 yang artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu :
bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah.
3. Hubungan antara donor dan resipien
Transfusi darah itu tidak membawa akibat Hukum adanya hubungan kemahraman
(haramnya perkawinan) antara donor dan Resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebgaimana tersebut dalam
al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 23
1. Mahram karena adanya hubungan nasab. Misalnya hubungan antara anak dengan
ibunya atau saudaranya sekandung.
2. Mahram karena adanya hubungan perkawinan, misalnya antara seorang dengan
mertuanya atau anak tiri dari istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya.
3. Mahram karena adanya hubungan persusuan. Jadi transfusi darah adalah
memanfaatkan darah manusia dengan cara memindahkannya dari tubuh orang
yang sehat kepada orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan
hidupnya.
4. Hukum Transfusi Darah Menurut Hukum Ekonomi Syari’ah
Al-Quran merupakan sumber hukum yang hidup dan dapat menampung segala
perkembangan masa, karena al-Quran tidak meninggalkan suatu masalah yang pokok
tanpa membicarankannya, suatu tindakan baik tanpa menganjurkannya, suatu hukum
masyarakat tanpa menjelaskannya.siapa yang mempelajari al-Quran dengan cara yang
semestinya, ia akan mendapatkan perbendaharaan yang tidak akan habis-habisnya dan
kebahagiaan yang tanpa batas.
Menurut Hukum asalnya menjual barang najis adalah Haram. Namun yang
disepakati oleh para ulama hanyalah khamr atau arak dan daging babi. Sedangkan
memperjualbelikan barang najis yang bermanfatat bagi manusia, seperti
memperjualbelikan kotoran hewan untuk keperluan pupuk, dibolehkan dalam Islam.
(menurut mazhab Hanafi). Demikian halnya dengan menjual Darah manusia untuk
kepentingan transfusi, menurut penulis dibolehkan asalkan penjualan itu terjangkau
oleh yang menerima bantuan darah.
Ibiddarah atau donor memerlukan tambahan gizi untuk kembali memulihkan
kondisi tubuhnya sendiri setelah darahnya di donorkan, tentu untuk memperoleh gizi
tambahan tersebut memerlukan biaya. Allah senantiasa menolong hambanya selama
hamba itu menolong saudaranya, akan tetapi tidak boleh menjual darahnya dan
memakan hasilnya, akan tetapi tidak boleh menjual darahnya dan memakan hasilnya,
tetapi apabila keadaannya darurat, sehingga bisa membahayakan nyawa pasien jika
dia tidak diberi darah , maka hal itu dibolehkan sesuai dengan kadar yang
dibutuhkan. ini terambil dari dua kaidah yang masyhur di kalangan ulama yaitu hal
yang dilarang dan hal yang darurat di laksanakan sesuai dengan kebutuhan.
D. Gambar dan Video Transfusi darah

https://youtu.be/3BwgAlr4nOQ

Pengaplikasian pada pembelajaran

51. Saya akan mengenalkan peta konsep pada pembelajaran awal.


52. Setelah itu menjelaskan tentang pengertian jual beli darah serta apa itu tranfusi darah.
53. Kemudian,menjelaskan tentang ayat Al-Qur’an serta mengkolaborasikan fatwa MUI yang
berkaitan tranfusi darah serta jual beli yang haram dan halal
54. Setelah itu saya akaan menayangkan video transfusi darah.
55. Lalu,saya akan membagi kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa hukum jual beli dara
56. Setiap kelompok akan mengutarakan hasil diskusinya dan diberi waktu selama 10 menit
57. Terakhir saya akan memberi kesimpulan dan memberi pertanyaan-pertanyaan kecil seputar
tranfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai