Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aditya Maulana Wahyu Hidayat

No : 01

Kelas : XI MIPA 3

Sebab-Sebab Runtuhnya Sebuah Peradaban

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,

Dr. Abdussalam Al-Basyuni, di dalam bukunya ‘Awamil Suquthil Hadharat fil Qur’an was Sunnah,
telah menjelaskan adanya sejumlah sebab runtuhnya sebuah negara berdasarkan Al-Quran dan
As-Sunnah yaitu,

1. Kekafiran dan berpaling dari Allah Ta’ala

Tentang bangsa Yaman penduduk Saba’, Allah Ta’ala berfirman,

{‫) فََأ ْع َرضُوا‬15( ‫ق َربِّ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لَهُ بَ ْل َدةٌ طَيِّبَةٌ َو َربٌّ َغفُو ٌر‬ ِ ‫ين َو ِش َما ٍل ُكلُوا ِم ْن ِر ْز‬ ٍ ‫لَقَ ْد َكانَ لِ َسبٍَإ فِي َم ْس َكنِ ِه ْم آيَةٌ َجنَّتَا ِن ع َْن يَ ِم‬
َ ِ‫) َذل‬16( ‫فََأرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم َس ْي َل ْال َع ِر ِم َوبَ َّد ْلنَاهُ ْم بِ َجنَّتَ ْي ِه ْم َجنَّتَي ِْن َذ َوات َْي ُأ ُك ٍل خَ ْم ٍط َوَأ ْث ٍل َو َش ْي ٍء ِم ْن ِس ْد ٍر قَلِي ٍل‬
ْ‫ك َج َز ْينَاهُ ْم بِ َما َكفَرُوا َوهَل‬
17( ‫ازي ِإال ْال َكفُو َر‬
ِ ‫(نُ َج‬

”Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka,
yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan),
“Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-
Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.
Tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami
ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah
pahit, pohon asl, dan sedikit dari pohon sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu),
melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.

[Saba’: 15-17]
2. Dosa-dosa yang menyebar luas

Allah Ta’ala berfirman,

‫ض َما لَ ْم نُ َم ِّكن لَّ ُك ْم َوَأرْ َس ْلنَا ٱل َّس َمآ َء َعلَ ْي ِهم ِّم ْد َرارًا َو َج َع ْلنَا ٱَأْل ْن ٰهَ َر تَجْ ِرى ِمن‬ ٰ ۟
ِ ْ‫َألَ ْم يَ َروْ ا َك ْم َأ ْهلَ ْكنَا ِمن قَ ْبلِ ِهم ِّمن قَرْ ٍن َّم َّكنَّهُ ْم فِى ٱَأْلر‬
َ‫تَحْ تِ ِه ْم فََأ ْهلَ ْك ٰنَهُم بِ ُذنُوبِ ِه ْم َوَأن َشْأنَا ِم ۢن بَ ْع ِد ِه ْم قَرْ نًا َءا َخ ِرين‬

”Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan
sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang
lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami
binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi
yang lain.” [Al-An’am: 6]

Para ulama mengaskan bahwa bencana yang menimpa umat manusia itu selain karena sebab-
sebab yang bersifat rasional ada juga yang bersifat syar’i. Sebab-sebab syar’i musibah yang
menimpa umat manusia adalah berbagai dosa yang mereka lakukan.

Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

{ َ‫) َأفََأ ِمن‬96( َ‫ض َولَ ِك ْن َك َّذبُوا فََأخ َْذنَاهُ ْم بِ َما َكانُوا يَ ْك ِسبُون‬ ِ ْ‫ت ِمنَ ال َّس َما ِء َواألر‬ ٍ ‫َولَوْ َأ َّن َأ ْه َل ْالقُ َرى آ َمنُوا َواتَّقَوْ ا لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم بَ َر َكا‬
‫) َأفََأ ِمنُوا َم ْك َر هَّللا ِ فَال‬98( َ‫) َأ َوَأ ِمنَ َأ ْه ُل ْالقُ َرى َأ ْن يَْأتِيَهُ ْم بَْأ ُسنَا ضُ حًى َوهُ ْم يَ ْل َعبُون‬97( َ‫َأ ْه ُل ْالقُ َرى َأ ْن يَْأتِيَهُ ْم بَْأ ُسنَا بَيَاتًا َوهُ ْم نَاِئ ُمون‬
99( َ‫(يَْأ َمنُ َم ْك َر هَّللا ِ ِإال ْالقَوْ ُم ْالخَا ِسرُون‬

”Jikalau penduduk kota-kota beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk kota-kota itu merasa
aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang
tidur? Atau apakah penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka di waktu matahari sepenggalah naik ketika mereka sedang bermain-main? Maka
apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa
aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. [Al-A’raf: 96-99]
Allah Juga berfirman:

۟ ُ‫ْض ٱلَّ ِذى َع ِمل‬


َ‫وا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬ ِ َّ‫ت َأ ْي ِدى ٱلن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُم بَع‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْٱلفَ َسا ُد فِى ْٱلبَرِّ َو ْٱلبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬

”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).” [Ar-Rum: 41]

Sebagian ulama salaf berkata, ”Siapa yang bermaksiat kepada Allah di bumi ini maka
sesungguhnya dia telah melakukan kerusakan di muka bumi karena kebaikan bumi dan langit
itu dengan ketaatan dan kerusakan bumi dan langit itu dengan kemasiatan.”

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, ”Yang dimaksud kerusakan dalam ayat ini
adalah kekurangan, keburukan dan bencana-bencana yang dimunculkan oleh Allah di muka
bumi akibat maksiat para hamba-Nya.” Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bencana yang
menimpa suatu bangsa bisa melenyapkan bangsa tersebut. Tentu bencana semacam ini adalah
bencana berskala besar. Salah satu contohnya adalah perilaku kaum nabi luth dengan perilaku
LGBT. Kyle Harper, Profesor Studi Sejarah, filsafat, sastra Yunani Kuno dan Latin serta Wakil
Presiden dan Kepala Administrasi senior di University of Oklahoma, menyatakan Pada 1377
Masehi, menyatakan bahwa sejarawan Arab Ibnu Khaldun menerbitkan buku Muqaddimah,
yang masih digunakan untuk studi sejarah dunia sampai saat ini.

Ibnu Khaldun mengembangkan teori perintis tentang perubahan historis, menggabungkan


ranah sosial dan politik dengan dinamika ekonomi dan demografi. Yang luar biasa, sejarawan
Arab tersebut meramalkan bagaimana penyakit menular dapat terintegrasi ke dalamnya. Dia
(seolah) telah hidup melalui Black Death, dengan bencana-bencana biologis terburuk dalam
sejarah manusia.

Black death adalah suatu pandemi hebat yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan
hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi
Eropa. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi pula epidemi pada sebagian besar Asia dan
Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa peristiwa di Eropa sebenarnya merupakan bagian dari
pandemi multiregional. Jika termasuk Timur Tengah, India, dan Tiongkok, Maut Hitam telah
merenggut sedikitnya 75 juta nyawa. Bagi Ibnu Khaldun, wabah penyakit merupakan komponen
integral dari keruntuhan peradaban. Wabah bukan hanya takdir Tuhan atau fenomena acak dari
alam. Mereka adalah fenomena yang rentan yang memiliki penjelasan rasional. Epidemi
mungkin merupakan hasil dari pertumbuhan populasi itu sendiri. Peradaban yang kuat dengan
pemerintahan yang baik akan memfasilitasi peningkatan populasi. Namun secara paradoksal,
peningkatan demografis akan memicu penyakit epidemi yang mematikan dan disintegrasi
sosial. Epidemi mematikan dan disintegrasi sosial inilah yang merupakan bagian dari komponen
integral dari keruntuhan sebuah peradaban.

3. Cinta dunia dan takut mati

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah ‫ﷺ‬

‫ال ” بَلْ َأ ْنتُ ْم يَوْ َمِئ ٍذ َكثِي ٌر َولَ ِكنَّ ُك ْم‬ َ َ‫ فَق‬. ” ‫ك اُأل َم ُم َأ ْن تَدَاعَى َعلَ ْي ُك ْم َك َما تَدَاعَى اَأل َكلَةُ ِإلَى قَصْ َعتِهَا‬
َ َ‫ال قَاِئ ٌل َو ِم ْن قِلَّ ٍة نَحْ نُ يَوْ َمِئ ٍذ ق‬ ُ ‫ُوش‬
ِ ‫ي‬
‫ُول هَّللا ِ َو َما‬
َ ‫ال قَاِئ ٌل يَا َرس‬ َ َ‫ فَق‬. ” َ‫ُور َع ُد ِّو ُك ُم ْال َمهَابَةَ ِم ْن ُك ْم َولَيَ ْق ِذفَ َّن هَّللا ُ فِي قُلُوبِ ُك ُم ْال َوهَن‬
ِ ‫صد‬ُ ‫ُغثَا ٌء َك ُغثَا ِء ال َّس ْي ِل َولَيَ ْن ِزع ََّن هَّللا ُ ِم ْن‬
ِ ْ‫ال ” حُبُّ ال ُّد ْنيَا َو َك َرا ِهيَةُ ْال َمو‬
”‫ت‬ َ َ‫ْال َوهَنُ ق‬

”Telah mendekat masanya berbagai bangsa (kafir dan sesat) saling memanggil satu sama
lain (untuk memerangi kalian dan memecah belah kekuatan kalian), sebagaimana orang-orang
yang saling memanggil menuju hidangannya (yang hendak mereka makan tanpa ada
halangan).” Ada seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada hari itu?” Beliau
menjawab, “Justru jumlah kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air. Allah benar-
benar akan mencabut dari dada musuh kalian rasa takut kepada kalian dan menimpakan
kepada kalian penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab “Cinta dunia dan takut mati.” Sebuah bangsa yang sudah terjangkiti penyakit
cinta dunia dan takut mati maka akan dengan sangat mudah ditaklukkan oleh musuh meskipun
itu bangsa Muslim. Sebagai contoh adalah kekhilafahan Bani Abbasiyah di bawah
kepemimpinan Al Mu’tashim. Baghdad sebagai ibu kota khilafah Islamiyah jatuh setelah
diserang pasukan Mongol selama sekitar 13 hari saja. Inilah akhir dari riwayat kekhilafahan Bani
Abbas. Korban yang jatuh di pihak Muslim sekitar 900 ribu hingga satu juta orang. Belum lagi
dihancurkannya kota Baghdad berikut kekayaan ilmu yang ada di perpustakannya. Penyebab
paling besar dari tidak terbendungnya serangan Mongol tersebut adalah kecenderungan
masyarakat dan penguasa Muslim saat itu yang begitu terlena dengan dunia dan sangat
melemah ruh jihadnya.

4. Merajalelanya sikap ekstrim dan jelek dalam beragama.

Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda,

‫الغلو في الدِّي ِن‬


ُّ ‫ك من كانَ قبلَ ُك ُم‬
َ َ‫يا أيُّها النَّاسُ إيَّاكم وال ُغل َّو في الدِّي ِن فإنَّهُ أ ْهل‬

”Wahai manusia, jauhilah sikap eskstrim dalam beragama. Sesungguhnya sikap esktrim dalam
beragama ini telah menghancurkan umat sebelum kalian.” [Hadits shahih riwayat Ibnu Majah
no.2473]

Perlu khatib tegaskan di sini, bahwa ukuran ekstrimitas beragama adalah melebih batas-batas


yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dan didetailkan oleh para ulama Islam yang
terpercaya. Ukurannya bukan pendapat umum masyarakat apalagi mengacu kepada indikator-
indikator yang dibuat olah non Muslim.

Anda mungkin juga menyukai