PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum suatu material berdasarkan sifat kemagnetannya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian
yaitu diamagnet, paramagnet, dan ferromagnet. Superparamagnet adalah material yang mirip dengan
paramagnet tetapi mengandung juga sifat material ferromagnet atau mengadung domain magnet dalam
ukuran kecil yang berbentuk kelompok (cluster) seperti crystallite.
Sifat superparamagnet timbul pada material yang berukuran kecil (1-10 nm). Dalam kondisi dibawah
temperatur Curie, energi termal tidak cukup memisahkan interaksi gaya antara atom-atom tetapi hanya
cukup untuk mengubah arah magnetisasi di dalam domain tersebut. Proses ini menyebabkan medan
magnet menjadi nol dan material akan menyerupai material paramagnet.
Tujuan
Memaparkan konsep – konsep sederhana seputar superparamagnetik termasuk implikasi dari sifatnya
terhadap kebutuhan akan perkembangan teknologi di masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN
Defenisi Superparamagnetik
Superparamagnetisme adalah salah satu bentuk magnetism, yang tampak pada feromagnetik kecil atau
partikel nano ferimagnetik. Dalam partikel nano, magnetisasi dapat secara acak berbalik arah dibawah
pengaruh suhu. Waktu antara dua balikan ini disebut waktu relaksasi Neel. Dengan tidak adanya medan
magnetic eksternal, ketika waktu yang digunakan untuk mengukur magnetisasi partikel nano lebih lama
dibandingkan waktu relaksasi Neel, maka magnetisasinya tampak menjadi rata-rata nol; keadaan ini
disebut keadaan superparamagnetik. Pada keadaan ini, medan magnetic eksternal dapat memagnetisasi
partikel-partikel nano, serupa dengan paramagnet. Tetapi, suseptibilitas magnetiknya lebih besar
disbanding satu paramagnet.
Lebih jelas di tampilkan pada gambar di bawah ini
Gambar Kurva magnetisasi Feromagnetik (N=∞), superparamagnetik (N=400), dan paramagnetic (N=1)
pada suhu T = 270 K. Garis putus-putus menunjukkan interaksi rantai spin Ising
Superparamagnetisme :
· Magnetisasi saturasi tinggi Ms.
· Tidak ada remanence MR = 0
dimana :
τN adalah panjang waktu rata-rata pada saat magnetisasi pastikel-partikel nano berbalik secara acak
sebagai akibat dari fluktuasi termal.
τ0 adalah panjang waktu, karakteristik dari material, yang disebut waktu coba atau periode coba; nilainya
sekitar 10^-9 – 10^-10 sekon
K adalah densitas energy anisotropi magnetic partikel-partikel nano dan V adalah volume. KV adalah
hambatan energy yang berhubungan dengan perubahan magnetisasi dari arah sumbu sederhana awal kea
rah sumbu sederhana lainnya.
kB adalah konstanta Boltzmann
T adalah suhu.
Panjang waktu ini dapat bernilai beberapa nanosekon hingga tahunan atau bahkan lebih lama lagi. Hal ini
dapat dilihat bahwa waktu relaksasi Neel merupakan fungsi eksponensial dari grain volume, yang
menjelaskan mengapa probabilitas pembalikan menjadi terabaikan untuk material berukuran besar atau
partikel nano berukuran besar.
Magnetisasi dari partikel nano superparamagnetik tunggal
Untuk pengukuran laboratorium, nilai logaritma pada persamaan sebelumnya berorde 20 – 25.
Efek medan magnet
Fungsi Langevin (garis merah), berbanding tanh (x/3) (garis biru)
Ketika medan magnet eksternal diaplikasikan pada partikel-partikel nano superparamagnet, momen
magnetnya cenderung berderet sepanjang medan tersebut, yang membentuk jarring magnetisasi. Kurva
magnetisasi dengan magnetisasi sebagai fungsi medan, adalah fungsi naik bentuk S. Fungsi ini cukup
kompleks tetapi untuk beberapa kasus sederhana :
1. Jika semua partikel sama (hambatan energy dan momen magnetic sama), maka sumbu sederhananya
terorientasi secara parallel terhadap medan dan suhu yang cukup tinggi, sehingga magnetisasi menjadi :
2. Jika semua partikel sama dan suhu cukup tinggi (), maka, mau tidak mau, orientasi sumbu
sederhana :