Source: https://www.flickr.com/photos/nihgov/25137782099
KONTRIBUTOR ........................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 4
DAFTAR KOMPETENSI .......................................................................................... 5
INTEGRATED PATIENT MANAGEMENT (IPM)
A. Tujuan pembelajaran ...................................................................................... 9
B. Rencana Pembelajaran .................................................................................... 10
C. Tinjauan Teori ................................................................................................ 10
CONTOH SKENARIO KASUS IPM
SKENARIO 1 ....................................................................................................... 17
SKENARIO 2 ....................................................................................................... 17
CHECKLIST KETERAMPILAN IPM..................................................................... 18
AREA KOMPETENSI
1. Komunikasi efektif (Area kompetensi 1)
2. Ketrampilan Klinis (Area Kompetensi 2)
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran (Area Kompetensi 3)
4. Pengelolaan Informasi (Area Kompetensi 4)
Kompetensi yang akan dicapai pada Blok 3.2 sesuai dengan yang tercantum pada Buku Standar
Kompetensi Dokter Indonesia dari KKI. Daftar kompetensi tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Keterangan:
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika
membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik ini, dan tahu
bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila
menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera
merujuk.
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X- ray).
Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya
Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta
merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta
merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X- ray).
Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.
Keterangan:
Tingkat kemampuan 1 (Mengetahui dan Menjelaskan)
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, sehingga dapat
menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip
maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya.
Catatan:
Tingkat kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai sesuai standar masing- masing
pada saat mahasiswa menyelesaikan pendidikan profesi dokter.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan keterampilan Integrated Patient Management ini
secara baik dan benar.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari keterampilan Integrated Patient Management ini, diharapkan
mahasiswa mampu:
1. Mendapatkan riwayat medis (biophysical history) secara menyeluruh dan
akurat, dengan tujuan untuk mengenali suatu pola yang bisa mengarah pada
suatu penyakit.
2. Menyusun suatu wawancara medis yang efektif dan efisien dalam segi waktu
tetapi tetap dapat meningkatkan proses “diagnostic reasoning”.
3. Mengikut-sertakan pasien dalam suatu proses interaktif, meningkatkan
pemahaman pasien, serta menjaga hubungan baik dengan pasien.
4. Melakukan pemeriksaan fisik yang relevan dengan kondisi medis yang dialami
oleh pasien, dimana pemeriksaan meliputi tanda-tanda vital, pemeriksaan
status lokalis dan generalisata.
5. Menentukan differential diagnosis dan diagnosis kerja sesuai dengan informasi
medis yang telah didadapatkan dari anamnesis maupun pemeriksaan fisik.
6. Perencanaan prosedur klinik dan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan
diagnosis dari penyakit sistem digestivus,
7. Perencanaan manajemen tatalaksana untuk pasien berdasarkan diagnosis baik
tatalaksaana farmakologis maupun non-farmakologis.
8. Menentukan prognosis dan komplikasi dari diagnosis penyakit serta mampu
melakukan edukasi untuk pasien.
9. Menunjukkan sikap profesional sebagai seorang dokter.
Sesi Terbimbing
1. Sesi skills lab dilakukan tatap muka secara daring menggunakan aplikasi zoom.
2. Dosen pengampu akan menjelaskan materi IPM secara singkat kepada mahasiswa.
3. Dosen pengampu dan mahasiswa melakukan simulasi mengenai kasus-kasus kelainan
sistem urinari berdasarkan contoh kasus yang terdapat di dalam panduan skills lab.
Pengampu berperan sebagai pasien dan bertugas memberikan feedback kepada
mahasiswa.
4. Hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mempraktekkan keterampilan anamnesis
b. Mempraktekkan keterampilan pemeriksaan fisik
c. Mengajukan pemeriksaan penunjang yang relevan
d. Menentukan diagnosis banding dan diagnosis pasti
e. Memberikan terapi non-farmakologis dan farmakologis (termasuk menulis resep)
f. Menyampaikan edukasi kepada pasien
5. Instruktur bertugas untuk mengobservasi dan memberikan feedback di akhir simulasi.
C. TINJAUAN TEORI
Dalam ilmu kedokteran, pendekatan klinis kelainan sistem urinari hampir sama
dengan penyakit lain. Pendekatan klinis gangguan urinarius sangat ditentukan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis bertujuan untuk mendapatkan informasi
keluhan terkait gangguan pada traktus maupun organ pada sistem urinarius baik dari
Dalam anamnesis, alur pikir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Berikut akan kita bahas beberapa keluhan yang disebabkan oleh penyakit
genitourinaria, sehingga diharapkan dengan teknik anamnesis yang baik dapat membantu
dalam menegakkan diagnosis penyakit tersebut.
1. Nyeri
Nyeri yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat pada organ urogenitalia
dirasakan sebagai nyeri lokal yaitu nyeri yang dirasakan di sekitar organ itu sendiri,
atau berupa referred pain yaitu nyeri yang dirasakan jauh dari tempat organ yang
sakit. Di bidang urologi banyak dijumpai bermacam-macam nyeri yang dikeluhkan
oleh pasien sewaktu datang ke tempat praktek, yaitu:
- Nyeri ginjal: sering dikeluhkan di daerah punggung yaitu sekitar pinggang atau
daerah lumbar. Nyeri bersifat tumpul dan konstan. Nyeri biasanya mejalar
sepanjang daerah subcosta menuju umbilikus atau kuadran bawah abdomen.
- Nyeri kolik: akibat spasme otot polos ureter karena gerakan peristaltiknya
terhambat oleh batu, bekuan darah, dan lainnya. Nyeri terasa sangat sakit, hilang
timbul sesuai dengan gerakan peristaltik otot polos. Pertama-tama dirasakan di
daerah sudut kostovertebra kemudian menjalar ke dinding depan abdomen, ke
regio inguinal, hingga ke daerah kemaluan.
- Nyeri vesika: dirasakan di daerah suprasimfisis. Terjadi akibat overdistensi buli-
buli yang mengalami retensi urine atau terdapat inflamasi pad buli-buli.
Inflamasi buli dirasakan sebagai perasaan kurang nyaman di daerah suprapubik.
Nyeri muncul ketika buli terisi penuh dan nyeri berkurang pada saat selesai
SKENARIO 1
Seorang pasien datang dengan keluhan susah buang air kecil dan sering merasa tidak puas
ketika selesai buang air kecil sejak satu hari yang lalu.
Lakukan:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik (menanyakan hasil kepada dosen) .
c. Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
d. Diagnosis banding dan diagnosis kerja
e. Tatalaksana dan tindakan medis yang perlu dilakukan
SKENARIO 2
Seorang pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan
bersamaan disertai dengan nyeri pinggang sebelah kiri.
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik (menanyakan hasil kepada dosen) .
c. Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
d. Diagnosis banding dan diagnosis kerja
e. Tatalaksana dan tindakan medis yang perlu dilakukan
Skor
No Kriteria Penilaian
0 1 2 3
a. Anamnesis
1 Menyapa pasien
2 Memperkenalkan diri dan sambung rasa
3 Menunjukkan sikap hormat dan respek pada pasien
4 Menanyakan identitas penderita
5 Menanyakan keluhan utama
6 Menanyakan onset dan kronologi
8 Menanyakan kualitas dan kuantitas keluhan
Menanyakan factor-faktor yang mendahului, menstimulir,
9
memperberat/memperingan keluhan penyakit
10 Menanyakan gejala penyerta :
11 Menanyakan riwayat penyakit dahulu :
12 Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
13 Menanyakan riwayat pengobatan penyakit
14 Menanyakan riwayat sosial ekonomi
15 Menanyakan kebiasaan pribadi
16 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien
17 Menggunakan pertanyaan terbuka secara tepat
18 Menggunakan pertanyaan tertutup secara tepat
Menutup wawancara dengan menanyakan kepada pasien
19 apakah ada hal yang terlewat, kemudian membuat suatu
ringkasan dari wawancara yang telah dilakukan.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksa menempatkan diri disebelah kanan tempat periksa
20 dan menjelaskan secara singkat tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien.
Pemeriksa mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan
21
untuk pemeriksaan yang akan dilakukan.
Memberikan instruksi dengan sopan agar penderita untuk
22 berbaring dan membuka baju/celana untuk pemeriksaan
yang diperlukan
Menyebutkan langkah-langkah pemeriksaan sesuai dengan
23 prosedur secara berurutan. (menanyakan hasil pemeriksaan
kepada dosen pengampu)
Pemeriksa menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan
24
kepada dosen pengampu skills lab
25 Menentukan Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan