Materi 4 Jatuh Tegangan
Materi 4 Jatuh Tegangan
DISTRIBUSI
SALURAN JARAK PENDEK
R XL
I P+jQ
Vk Vt Beban
Vk d
dV
IXL
O IR d Vt a b c e
jt
IR cos jt IXL sin
jt
IX f g
I
dV
DV
SALURAN JARAK PENDEK
Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup :
a. Penyulang Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
b. Transformator Distribusi
c. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
d. Sambungan Rumah
e. Instalasi rumah
Jatuh tegangan adalah : DV Vk Vt
Di mana : Vk = nilai mutlak tegangan ujung kirim
Vt = nilai mutlak tegangan ujung terima
C
Vk
IZ I x XL
A B
Vt
IxR
d
jk
jt I
O
F G D
TEGANGAN UJUNG PENGIRIM
• Vk diatur sedemikian sehingga Vt konstan.
• Tegangan Ujung pengirim Vk dinyatakan oleh OC.
• Arus I = OD, tertinggal terhadap Vk sebesar sudut jk.
• Vk dicari dari segitiga OGC
OC2 = OG2 + GC2
= (OF+FG)2 + (GB+BC)2
Vk2 = (Vt cos jt + IR)2 + (Vt sin jt + IXL)2
Vk = [(Vt cos jt + IR)2 + (Vt sin jt + IXL)2]1/2
1/2
2
IR IX L
2
1/2
dan
I.X L cosj t I.Rsin j t
tan d
Vt I.Rcos j t I.X Lsin j t
TEGANGAN UJUNG PENGIRIM
• Alternatif lain dalam menentukan Vk
Menggunakan persamaan yang berkaitan dengan Vk , Vt dan , dV
Vk2 Vt dV dV 2
2
Sehingga :
2 2
RP X L Q X L P RQ
Vk2 Vt
Vt Vt t V V t
RP X L Q X P RQ
Dimana : dV dan dV L
Vt Vt Vt Vt
cd dV I . X L cos jt I .R sin jt
tan d
od Vt dV Vt I .R cos jt I . X L sin jt
Penyelesaian:
6000
Tegangan Terima : Vt 346400
3
Impedansi saluran : Z 5600 5(cos 600 j sin 600 ) (2,5 j 4)
I . X L cos jt I .R sin jt
Faktor daya ujung pengirim tan d
Vt I .R cos jt I . X L sin jt
120 4 0,8 120 2,5 0,6
384 180 204
tan d
0,0511
3464 120 2,5 0,8 120 4 0,6 3464
240 288 3992
d 2,92;jk jt d 36,87 2,92 39,79 cos jk cos
39,79 0,768
PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN
• Secara eksak
dapat dihitung dengan rumus
2
: 2
RP X L Q X L P RQ
Vk2 Vt
V t Vt t V V t
atau 2
IR
2 1/2
IX L
Vk cosj t sin j t
Vt Vt
dan DV Vk Vt
• Secara pendekatan
Menggunakan pasor diagram di bawah ini
Vk d
dV
IXL
O IR d Vt a b
c e
jt
IR cos jt
IXL sin jt
IX f
g
I
dV
DV
PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN
Jatuh Tegangan DV Vk Vt
ΔV I Rcosj t I X Lsin jt
PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN
2
RP X L Q
V Vt
2
k
V t
RP X L Q
Vk Vt
Vt
RP X L Q
ΔV
Vt
JATUH TEGANGAN DALAM PROSEN
Berdasarkan definisi :
ΔV V Vt
% k 100%
t
V Vt
ΔV ΔV
% 100%
Vt Vt
ΔV I R cos j t I X L sin j t
% ΔV % 100%
t
V Vf
Dimana Vf= tegangan fasa nominal atau tegangan pengenal dari system yang
bersangkutan.
Jatuh tegangan dinyatakan dalam bentuk daya:
ΔV RP X L Q
% ΔV % 2
100%
t
V V f
R XL
Vf V S
V
Vf
V
I
Dengan anggapan bahwa setiap sirkuit fasanya memikul beban yang sama besarnya,
yaitu sebesar S/ 2. Maka jatuh tegangan dari setiap sirkuit fasanya:
ΔV IR cos j X L sin j
ΔV I 2Lr cos j x sin j
1
S
2 S S
Arus I
V 2V Vf
Sehingga 2S Lr cos j x sin j
ΔV
2V
ΔV 2 S Lr cos j x sin j
Jatuh Tegangan(%) % ΔV % 100%
f
V 2V Vf
L
Pada sistem fasa-tiga empat-kawat R
XL
seperti gambar, beban fasa-tiga I
VJ
sebesar S diasumsikan seimbang pada R
XL
Beban
setiap fasanya.
Arus = S/√3.VJ R
XL
Vf
Gambar-5.5.
Sistem fasa-tiga empat kawat
ΔV I R cos j t I X L sin j t
Dengan rumus % ΔV % 100%
t
V Vf
VJ
R
XL
Beban
Diasumsikan beban seimbang dengan beban :
S=√3.VJ.I, maka I=S/√3.VJ
R
XL
Gambar-
5.6. Sistem fasa-tiga tiga kawat
ΔV IR cos j IX
L sin j
Nilai i dimasukkan dlm persamaan V % ΔV %
100%
f Vf
ΔV S(R cos j X L
sin j )
% ΔV %
100%
f
V 3 V V
J f
ΔV S L(r cos j
x sin j )
% ΔV % 2
100%
f
V V
ΔV RP X L Q
sehingga % ΔV % 2
100%
f
V V
dimana : S = Daya semu (fasa tiga) dalam MVA. P = Daya aktif (fasa tiga)
dalam MW.
Q = Daya reaktif (fasa tiga) dalam MVAr. V=Vj = tegangan jala-jala
(tegangan pengenal sistem), dalam kV.
r = tahanan per fasa dalam ohm per km. x = reaktansi per fasa
dalam ohm per km.
R = r.L dalam ohm. X = x.L dalam ohm.
Persamaan di atas dapat ditulis : ΔV % S L k %
r cos j x sin j
Di mana : k 100
V2
I1 B I2 C I3 D
DVAB
DVBC
DVCD
JATUH TEGANGAN PADA PENYULANG DENGAN BEBAN-BEBAN
BERKELOMPOK (Cara 1)
A
B C
D
I1=i1+i2+i3 I2=i2+i3
I3=i3
i1 i2
i3
+
Jatuh tegangan antara A D DVAD DVAB DVBC DVCD
A 0,05+j0,01/fasa 0,1+j0,02/fasa
0,05+j0,05/fasa
I1 B I2 C I3
D
I1=i1+i2+i3 I2=i2+i3 I3=i3
i1 i2
i3
Trafo Distribusi l1 l2 l3
20kV/220-380 V
L1
L2
L3
PENYELESAIAN
a. Dalam menghitung jatuh tegangan, gunakan persamaan
n
DVtotal r cos j x sin j in Ln
n 1
I1 = i1+i2+i3
I1 = (30+j0)+20(0,5+j0,866)+50(0,9+j0,436) = 93,57(0,908+j0,42)
I2 = i2+i3=20(0,5+j0,866)+50(0,9+j0,436) = 67,50(0,81+j0,58)
I3 = i3 = 50(0,9+j0,436)
Jatuh tegangan menggunakan persamaan :
n n
DVtotal r cos j x sin j I nln ln r cos j ln x
sin j I n
n 1 n 1
c. Daya reaktif setiap beban per fasa dapat dihitung dari hubungan : Q = V I sin j
Jadi : QA = 220 x 30 x 0 = 0
QB = 220 x 20 x 0,866 = 3,8104 kvar.
QC = 220 x 50 x 0,436 = 4,796 kvar
Jadi jumlah daya reaktif per fasa = 8,6064 kvar
cosj
P 18,7
0,908 lagging
S 20,5857
JATUH TEGANGAN PADA BEBAN YANG MERATA
DI SEPANJANG SALURAN
Penyulang A-B mempunyai beban merata di sepanjang saluran A-B.
Beban merata besarnya i Amper per satuan panjang, r adalah tahanan saluran
per fasa per satuan panjang, x adalah reaktansi saluran per fasa per satuan
panjang.
A dy Beban merata di sepanjang
saluran
P
B
y
L
L L
L
Itotal
½ Itotal ½L ½L
Beban di ujung = ½ beban totalnya Beban totalnya dengan jarak = ½ L Profil
Jatuh tegangan untuk
beban
merata
JATUH TEGANGAN PADA BEBAN YANG MERATA DI SEPANJANG
SALURAN
Titik P jaraknya y meter dari sumber.
Pada elemen dy, arus yang disadap adalah idy dan arus yang melewati elemen dy
adalah i(L-y). Jadi jatuh tegangan pada elemen dy:
dV= i(L-y) r dy + i(L-y) x dy
y
1
ΔV (rcosj xsin j ) iLy i y 2
2
1
(rcosj xsin j ) iL2
2
1
Karena I = i.L, maka ΔV (rcosj xsin j ) I total L
2
1
atau ΔV (rcosj xsin j )i total L
2
Jatuh tegangan pada jarak y dari sumber adalah (DV)y=(r cosj+x sinj)(iLy- ½ iy2)
atau y2 y2
(DV ) y (r cos j x sin j ) y (DV ) y k ' y
2L 2L
JATUH TEGANGAN PADA DAERAH PELAYANAN
BERBENTUK SEGITIGA
Suatu penyulang memasok suatu daerah yang berbentuk segitiga seperti gambar ini
Penyulang Utama
a b 2L
Gardu Induk
Daerah yang
dilayani oleh
Trafo distribusi penyulang
cabang
2/ L
3
c
L
JATUH TEGANGAN PADA DAERAH PELAYANAN BERBENTUK SEGITIGA
Jatuh tegangan dari titik sumber a (GI) sampai titik c, yaitu ujung dari penyulang-
cabang
yang paling akhir adalah : (Vac)% = (Vab)% + (Vbc)%
Penyulang tersebut memikul beban total sebesar:
St = A x D (kVA)
Dimana : St = beban total penyulang utama dalam kVA
A = luas daerah pelayanan dalam km2
D = kepadatan beban dalam kVA/km2
Persamaan tersebut dapat ditulis :
St = L2 x D (kVA)
Di mana : A =L2
Bila beban terdistribusi merata pada daerah pelayanan, yaitu jarak dari trafo
distribusinya sama dan bebannya sama, maka jatuh tegangan penyulang utama:
2
L Stot (r cos j x sin j )
ΔV ab % 3 100%
V2
atau ΔVab % Stotal 2 L k %
3
rcosj xsin j 2
k D L3
Di mana k 100 Didapat: (DVab )%
%
V2
3
JATUH TEGANGAN PADA DAERAH PELAYANAN BERBENTUK SEGITIGA
Apabila beban totalnya terpusat pada jarak 2/3 L dari panjang saluran
utamanya. Areal pelayanan yang berbentuk segi tiga yang umum, perhitungan
jatuh tegangannya, dijabarkan berikut ini
dA
a j Penyulang utama
b
(n-1)x2j j
y
x dx
c
Beban total sebesar S, dapat diumpamakan terletak pada titik berat dari segi tiga
pelayanan, yang jaraknya 2/3 L dari sumber. Oleh karenanya, jatuh tegangan total
dalam
prosen dari penyulang utamanya adalah :
V V 2 cos j
f
Di mana :
R = L.r ohm; X L.x ohm dan L dalam meter; r= ohm per meter danx x= ohm per
meter
Untuk tembaga nilai p = 56 dan Al nilai p =34,8
Tahanan/resistansi r pl q ohm/m
Maka jatuh tegangan dalam prosen:
DV 105 P L r
Di mana : 105 x
% DV % x
1 tan j *10
4
V cos j sin j %
V 2
cos j r p
q V r
f
P dalam kW
105 P L r
DV % 1
x
tan j % V dalam Volt
p q V 2
r
L dalam meter
(DV )% ( P L) * 10 4 %
p = daya
hantar jenis mho-m/mm2
q = penampang
dlm mm2
r = tahanan
dlm ohm perfasa per km
x = reaktansi
dlm ohm per fasa per km
PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH
Daftar nilai tahanan, reaktansi dan impedansi dari penghantar Cu dan Al;
Nilai pada tegangan jala 380 volt dan cos j =0,9 (tan j = 0,484)
urat
Resistansi r / km 1,807 1,187 0,835 0,581
0,595 0,437 0,308 0,246
Reaktansi x / km 0,354 0,341 0,330 0,319
0,319 0,309 0,298 0,291
Impedansi z / km 1,841 1,235 0,898 0,663
0,675 0,535 0,429 0,381
x/r 0,196 0,287 0,395 0,549
0,536 0,707 0,968 1,183
* 13,704 9,365 6,891 5,088
5,189 4,059 3,136 2,675
Penampang 10 50
kawat
1 Banyak 15 25 35 7 urat
19 70 95 120
tembaga urat urat
urat
(mm2 )
r / km 1,804 1,786 1,123 0,738 0,519 0,361
0,370 0,271 0,192 0,153
V : dalam volt
I : dalam amper
P : dalam watt
L :dalam km.
r : /km
x : /km
DV
Jatuh tegangan relative 100%
V
UNTUK TEGANGAN MENENGAH 20KV
%
V V
Untuk (DV)=1%, (P x L) = momen listrik :
l V2
Ml
100 (r x tan j )
UNTUK TEGANGAN RENDAH
Konstanta a, tergantung pada macam penghantar yang digunakan. Dalam hal ini dipilih
penghantar
yang sesuai dengan standard PLN
Penghantar AAC
Penampang Jari-jari Banyak GMR Impedansi urutan
Impedansi urutan
Nominal Urat Positif
negatif
(mm2) (mm) (mm)
16 2,2563 7 1,6380 2,0161 + j0,4036
2,1641 + j1,6911
25 2,8203 7 2,0475 1,2903 + j0,3895 1,4384
+ j0,1,6770
35 3,3371 7 2,4227 0,9217 + j0,3790 1,0697
+ j0,1,6665
50 3,9886 7 2,8957 0,6452 + j0,3678 0,7932
+ j0,1,6553
70 4,7193 7 3,4262 0,4608 + j0,3572 0,6088
+ j0,1,6447
95 5,4979 19 4,1674 0,3396 + j0,3449 0,4876
+ j0,1,6324
120 6,1791 19 4,6837 0,2688 + j0,3376
0,4168 + j1,6251
150 6,9084 19 5,2365 0,2162 + j0,3305
0,3631 + j1,6180
185 7,6722 19 5,8155 0,1744 + j0,3239
0,3224 + j1,6114
240 8,7386 19 6,6238 0,1344 + j0,3158
0,2824 + j1,6033
TABEL MOMEN LISTRIK
Penghantar AAC
AAC Tegangan Menengah 20-kV
Penampang r20 x r x tan j Momen listrik (MW x km)
Nominal Pada jatuh-tegangan
(mm2) 1% 2% 3% 4%
5% 6%
16 1,8382 0,4035 1,8703 1,87 3,74 5,61 7,48
9,35 11,22
25 1,1765 0,3895 3,3999 3,40 6,80 10,20 13,60
17,00 20,40
35 0,8403 0,3791 4,7602 4,76 9,52 14,28 19,04
23,80 28,56
50 0,5882 0,3677 6,8004 6,80 13,60 20,40 27,20
34,00 40,80
70 0,4202 0,3572 9,5193 9,52 19,04 28,56 38,08
47,60 57,12
95 0,3096 0,3464 12,9199 12,92 25,84 38,76 51,68
64,60 77,52
120 0,2451 0,3375 16,3199 16,32 32,64 48,96 65,28
81,60 97,92
150 0,1961 0,3305 20,3978 20,40 40,80 61,19 81,59
101,99 122,39
185 0,1590 0,3239 25,1572 25,16 50,31 75,47 100,63
125,79 150,94
240 0,1225 0,3157 32,6531 32,65 65,31 97,96 130,61
163,27 195,92
Penghantar AAAC
AAAC Tegangan Menengah 20-kV
Penampang r20 x r x tan j Momen listrik (MW x km)
Nominal Pada jatuh-tegangan
(mm2) 1% 2% 3% 4%
5% 6%
16 2,0161 0,4036 2,3188 1,73 3,45 518 6,90
8,63 10,35
25 1,2903 0,3895 1,5824 2,53 5,06 7,58 10,11
12,64 15,17
35 0,9217 0,3790 1,2060 3,32 6,63 9,95 13,27
16,58 19,90
50 0,6452 0,3678 0,9211 4,34 8,69 13,03 17,37
21,71 26,06
70 0,4608 0,3572 0,7287 5,49 10,98 16,47 21,96
27,45 32,94
95 0,3395 0,3449 0,5983 6,69 13,37 20,06 26,74
33,43 40,12
120 0,2688 0,3376 0,5220 7,66 15,33 22,99 30,65
38,31 45,98
150 0,2162 0,3305 0,4641 8,62 17,24 25,86 34,48
43,10 51,72
185 0,1744 0,3239 0,4170 9,58 19,17 28,75 38,34
47,92 57,51
240 0,1344 0,3158 0,3713 10,77 21,55 32,31 43,10
53,87 64,65
SOAL 2
F
10 kW H
7,5 kW
10 m.
A E 10 kW
30 m.
70 m. 20 m. C
40 m. D
B 110 m.
15 m.
30 m. K
15 kW
30 kW
20 kW
G
60 m.
3 kW L
S x L (r cosj + x sinj)
DV% = x 100%
V2
1,5 x 4 (0,6555 x 0,9 + 0,3266 x 0,4359)
DV% = 2
x 100%
6
DV% = 12,2052%
PENYELESAIAN SOAL 2
b. Karena beban merata di-sepanjang saluran, maka beban totalnya
dianggap terpusat pada ½ L dari sumber.
1
/2xS x L (r cosj + x sinj)
DV% = x 100%
2
V
1
/2x1,5 x 4 (0,6555 x 0,9 + 0,3266 x 0,4359)
DV% =
x 100%
2
6
DV% = 6,1026%
V
2
/
3x1,5 x 4 (0,6555 x 0,9 + 0,3266 x 0,4359)
DV% =
2
3
L
x 100%
2
Stotal
6
Gambar-5.14. Kepadatan beban meningkat linear
DV% =
8,1368%
PENYELESAIAN SOAL 3
q 50 mm2
Beban = 200 VA/m
DV = 5%
p= 56 mho-meter
Beban merata berarti beban di 1/2 L
Jatuh tegangan pada ujung lainnya, misalkan titik L saluran cabang ini, kita
misalkan
memakai cu 25 mm². Jadi:
(DVKL)% = 3 x 60 x 6,253 x 10-4 % = 0,1125 %
(DVCK)% = 33 x 15 x 6,253 x 10-4 % = 0,3095 % +
(DVCL)% = 0,4220 %
Jadi jatuh tegangan total titik L terhadap A adalah
= (DVAB)% + (DVBC)% + (DVCL)% = 2,426 % + 2,215 % + 0,422 % = 5,063 %
Karena jatuh tegangannya lebih dari 5 %, maka penampang CL harus diperbesar
sehingga jatuh tegangan CL = 5% - (2,426+2,215)% = 0,359%
Diperoleh : d * 0,359 6,253 5,3195 , dari tabel yang terdekat adalah 4,701
(Cu
0,422
35mm2)
PENYELESAIAN SOAL 4 (3)