ABSTRACT
A-58-year-old female patient complained of right facial pain since 5 months prior to
admission. The pain was described as an electrical shock felt on right cheek, radiating to right ear
area. It was exacerbated by brushing teeth and chewing; scored 10/10 based on Numeric Pain
Scale. Physical and neurological examinations were normal. Patient had been treated with
Carbamazepine, but the pain persisted. Gasserian ganglion block with pulsed radiofrequency was
then done to this patient. After the procedure, the pain scale was decreased to 3/10 with no
evidence of side effect.
Keywords: Gasserian ganglion block, pulsed radiofrequency, trigeminal neuralgia.
ABSTRAK
Seorang wanita berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan nyeri wajah sebelah kanan sejak
lima bulan SMRS. Nyeri seperti tersengat listrik dirasakan pada daerah pipi dan menjalar hingga
ke daerah depan telinga kanan yang timbul saat menggosok gigi dan mengunyah. Berdasarkan
numeric pain scale, skor nyeri pasien adalah 10/10. Pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas
normal. Pasien telah mendapatkan terapi karbamazepin, tetapi nyeri masih sering kambuh
sehingga dilakukan tindakan blok ganglion Gasseri dengan pulsed radiofrequency. Pascatindakan,
terjadi penurunan skor nyeri menjadi 3/10 dan tidak ditemukan adanya efek samping.
Kata kunci: Blok ganglion Gasseri, neuralgia trigeminal, pulsed radiofrequency.
PENDAHULUAN
Neuralgia trigeminal (NTG) atau tic douloureux merupakan suatu kondisi yang
ditandai dengan nyeri hebat dan tiba-tiba pada daerah persarafan nervus trigeminus.1,2,3
Prevalensi NTG sebesar 4 per 100.000, lebih banyak pada usia di atas 50 tahun dan pada
perempuan dibandingkan laki-laki dengan rasio 1,5:1 sampai 2:1.4
Gejala NTG secara umum berupa nyeri hebat yang timbul spontan di daerah
persarafan nervus trigeminus (n. V), terutama pada cabang maksilaris dan mandibularis,
jarang pada daerah cabang oftalmikus.1,5,6 Nyeri tersebut dapat terprovokasi dengan
sentuhan di wajah, mengunyah, berbicara, minum, menggosok gigi, mencukur, atau
karena paparan udara dingin.1,5
Penyebab NTG sampai sekarang belum diketahui secara pasti, yang paling banyak
dipakai adalah teori kompresi neurovaskular karena ditemukan pada hampir 90% kasus.7
International Headache Society (IHS) membagi NTG menjadi dua kriteria diagnosis,
yaitu: NTG klasik dan NTG simtomatik. Pada NTG klasik tidak didapatkan etiologi lain
selain kompresi vaskuler, sedangkan NTG simtomatik berhubungan dengan penyakit
tertentu seperti sklerosis multipel atau kompresi oleh tumor.3
Obat antiepilepsi merupakan terapi utama penanganan NTG. Menurut European
Federation of Neurological Societies dan American Academy of Neurology, obat lini
pertama NTG adalah karbamazepin.1,8 Obat ini efektif pada hampir 80% kasus dengan
Neurona Vol. 31 No. 4 September 2014
Laporan Kasus
Gambar 1. Posisi jarum PRF pada lateral commisura labialis yang terhubungkan dengan
mesin generator RF
Gambar 2. Gambaran fluoroskopi pandangan lateral yang menunjukkan ujung jarum pada
foramen ovale
Aδ dibanding PRF. Hal ini disebabkan efek termal yang dikeluarkan pada konvensional
RF lebih tinggi dan berlangsung terus menerus.4,10 Medan elektrik yang dihasilkan oleh
PRF dapat menyebabkan perubahan pada morfologi mitokondria termasuk membran
neuron dan disorganisasi dari mikrofilamen sehingga mempengaruhi transmisi sinyal
nyeri.11,12 Efek termal yang rendah pada metode PRF dapat menurunkan kemungkinan
terjadinya komplikasi seperti neuritis, disfungsi motor, dan nyeri deaferensiasi
dibandingkan dengan konvensional RF.9
Melalui penelitian terhadap 1600 pasien NTG, Kanpolat dkk melaporkan
penggunaan radiofrekuensi konvensional RF dapat menghilangkan nyeri selama 5 tahun
hanya dengan 1 kali tindakan pada 57,7% pasien dan 94,2% dengan tindakan berulang.13
Sedangkan Fang dkk melalui penelitiannya melaporkan 90% pasien idiopatik TN yang
menggunakan PRF mengalami kekambuhan kurang dari 1 tahun paska prosedur.14 Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Erdine dkk, yang membandingkan
penggunaan PRF dan konvensional RF pada 40 pasien NTG. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa penggunaan konvensional RF dapat menurunkan skala nyeri yang
lebih bermakna dan lebih lama.10
Menurut Gulur dkk, kekambuhan pada BGG dengan radiofrekuensi ablasi dapat
terjadi pada 4-45% kasus. Variasi yang luas ini disebabkan oleh perbedaan standar dalam
mendefinisikan kekambuhan. Beberapa studi mendefinisikan sebagai peningkatan skala
nyeri sedangkan studi lainnya mendefinisikan kekambuhan sebagai nyeri yang cukup
berat sehingga membutuhkan tindakan pembedahan.4,15 Peningkatan skala nyeri
(kekambuhan) yang terjadi dalam waktu singkat pada penggunaan PRF seperti pada kasus
diatas dapat terjadi akibat efek destruktif yang lebih ringan dibanding penggunaan
konvensional RF karena perubahan-perubahan seluler yang terjadi pada PRF bersifat
reversibel.4,10,12
Diantara berbagai terapi nyeri dengan metode intervensi, radiofrekuensi ablasi
merupakan metode terbaik dalam menghilangkan nyeri pada NTG.4 Studi Taha dan Tew
terhadap 500 pasien NTG yang menjalani terapi radiofrekuensi dan terapi bedah lainnya
menunjukkan bahwa radiofrekuensi memiliki tingkat tertinggi dalam menghilangkan
nyeri pasca tindakan dan tingkat kekambuhan yang terendah jika dibandingkan dengan
terapi intervensi lainnya.16 Pada beberapa pasien yang telah menjalani blok ganglion
Gasseri dengan radiofrekuensi, kekambuhan kadang masih dapat terjadi. Efek samping
yang paling sering timbul akibat prosedur ini adalah anestesi pada kornea. 4
KESIMPULAN
Blok ganglion Gasseri dengan metode neuroablasi pulsed radiofrequency (PRF)
dapat mengurangi skala nyeri secara signifikan pada penderita TN tetapi dengan
kekambuhan yang relatif lebih cepat dibanding metode konvesional radiofrequency ( RF)
DAFTAR PUSTAKA
1. Benetto L, Patel NK, Fuller G. Trigeminal neuralgia and its management. BMJ. 2007;334
(7586):201-205.
2. Nurmikko TJ, Eldrige PR. Trigeminal neuralgia-pathophysiology, diagnosis, and current
treatment. British J Anaesthesia. 2001;87(1):117-32.
3. Headache Classification Subcommitee of the International Headache Society. The
International Classification of Headache Disorders. Edisi kedua. Cephalalgia. Oxford, UK:
Blackwell Publishing 2004;24:1–150.
4. Emril DR, Ho KY. Treatment of trigeminal neuralgia: role of radiofrequency ablation. J Pain
Res. 2010;3:249-54.
5. Gilroy J. Basic neurology. 3rdedition. New York, USA: McGraw-Hill;2000.hlm.585-587.
6. Hall GC, Carroll D, Parry D, McQuay HJ. Epidemiology and treatment of neuropathic pain:
the UK primary care perspective. Pain. 2006;122(1-2):156-62.
Neurona Vol. 31 No. 4 September 2014
Laporan Kasus