Konsep Menejemen Konflik
Konsep Menejemen Konflik
BAB II
A. BIOGRAFI WINARDI
Riwayat pekerjaan (Prof. Dr. Winardi, S.E., 1994: vii) yaitu pada
Bandung (antara lain SMA Kristen, SMA Koperasi, SMA / C Siang. Pada
periode tahun 1958-1959 menjadi Dosen B-1 , B-2 kursus negeri Jurusan
Bandung dengan jabatan akademik terakhir Lektor Muda. Pada tahun 1959-
penerbit nasional) lebih dari 80 buku teksbooks dan reverence books dalam
– teori analisis sistem – sejarah ilmu ekonomi dan topik lain dalam bidang
2. Kamus Manajemen
3. Kamus Marketing
1. Pengertian Konflik
a) Definisi Konflik
menurut Alo Liliweri (1997: 128) adalah bentuk perasaan yang tidak
beres yang melanda hubungan antara satu bagian dengan bagian lain,
satu orang dengan orang lain, satu kelompok dengan kelompok lain.
pihak yang satu sama lain saling bergantung namun terpisahkan oleh
peraturan.
pengrusakan
b) Teori Konflik
sosial.
sosial1.
menurun.
1
Marx menekankan konflik sebagai proses sosial yang paling dasar; munculnya kesatuan
atau integrasi sosial diabaikan, yang menurutnya merupakan hasil dari kesadaran palsu dalam
hubungan yang meliputi perbedaan. Doyle Paul Johnson, Teori Sosial; Klasik dan Modern,
penterjemah: Robert M.Z. Lawang, Jakarta: PT.Gramedia, 1986, hlm. 269.
27
konflik adalah sesuatu yang lumrah dan terjadi secara alami dalam
2
Sumbangan utama dari pendekatan interaksionis adalah mendorong pimpinan organisasi
untuk selalu mempertahankan tingkat konflik yang optimal agar mampu menimbulkan semangat
dan kreatifitas kelompok. Ibid. hlm. 99.
29
5. Agar dapat dicapai hasil prestasi hingga dapat dicapai hasil prestasi
moderat.
d) Sumber Konflik
karena:
tahapan sbb :
memperoleh kekuatan
kebijakan tersebut.
tahapan diatas. Oleh karena itu kebijakan menjadi suatu hal yang
2. Manajemen Konflik
karena itu konflik adalah suatu proses yang wajar terjadi dalam suatu
para bawahan, teman sejawat, atasan, dan pihak luar. Beberapa bentuk
1. Self-help
oleh pihak yang kuat untuk menekan pihak yang lemah. Strategi
antara lain:
a. Exit. Jika tekanan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang
bersama.
penalty/sanksi.
37
konflik.
38
sebagai berikut:
kebiasaan.
3. Penyelesaian Konflik
3
Gaya ini juga efektif bila waktu memang membutuhkan. Sebagai contoh; misalnya
dalam rapat dewan suatu item dapat dibuat “skemanya” atau ditunda untuk dibicarakan. Dilain
pihak, gaya ini dapat membuat frustasi orang lain karena jawaban penyelesaian konflik demikian
lambat. Rasa kecewa biasanya berpangkal dari gaya penyelesaian konflik dengan menghindar, dan
konflik cenderung meledak bila gaya ini dipakai. Lihat: William Hendricks, Bagaimana
Mengelola Konflik, Penterjemah: Arif Santoso, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, hlm.50-51.
42
pialang kekuasaan.
Dan strategi ini adalah paling baik digunakan bila dalam keadaan
4) Kompromis