Contoh Askep SVT
Contoh Askep SVT
Disusun oleh :
WAHYUDIN SAMIN, S.Kep
18.04.057
NIM : 18.04.057
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar ners di suatu perguruan tinggi manapun, serta tidak
terdapat pemikiran yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
secara tertulis atau diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
keseluruhan karya ilmiah ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya
gelar ners yang telah diperoleh dapat ditinjau dan atau dicabut.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
Makassar,…...........................2019
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
mendapatkan banyak masukan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang
sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan yang baik ini dengan kesungguhan hati penulis
tulusnya kepada :
Sulawesi Selatan;
2. Ibu St. Syamsiah, SKp., M.Kes Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
3. Bapak Kens Napolion, SKp., M.Kep., Sp.Kep.J Selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Ns. I Kade Wijaya, S.Kep., M.Kep Selaku penguji I yang telah
5. Ibu Nofianty Idris, SKM., S.Kep., M.Kes Selaku penguji II yang telah
kepala ruangan IGD PJT yang telah membantu memberikan informasi data
7. Orang tua saya tercinta Samin La Pou dan Umi La Muha, serta kedua adik
8. Keluarga besar Program Studi Ners baik dari tim dosen maupun dari rekan-
saat ini.
ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan baik berupa saran
Makassar,.....................2019
vi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan Umum ...................................................................... 2
C. Tujuan Khusus..................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan............................................................... 4
E. Sistematika Penulisan ......................................................... 5
BAB II TINJAUAN KASUS KELOLAAN
A. Tinjauan Teori
1. Konsep dasar medis ..................................................... 8
a. Pengertian ................................................................ 8
b. Anatomi Fisiologi ...................................................... 8
c. Etiolgi ......................................................................... 25
d. Patofisiologi .............................................................. 26
e. Manifestasi klinis ....................................................... 27
f. Pemeriksaan penunjang ........................................... 27
g. Penatalaksanaan ....................................................... 29
2. Konsep asuhan keperawatan
a. Pengkajian ................................................................ 32
b. Diagnosa keperawatan ( NANDA ) ........................... 38
c. Intervensi keperawatan ............................................ 39
d. Implementasi ............................................................. 45
e. Evaluasi .................................................................... 45
B. Tinjauan Kasus Kelolaan
1. Pengkajian primer .......................................................... 46
2. Pemeriksaan penunjang..................................................................50
3. Analisa data ................................................................... 52
4. Diagnosa keperawatan .................................................
5. Intervensi .......................................................................
6. Implementasi dan evaluasi ............................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian ........................................................................... 59
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................ 64
C. Rencana Keperawatan......................................................... 67
D. Implementasi Keperawatan.................................................. 71
E. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 71
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 74
B. Saran .................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bertanggung jawab atas 17,5 juta kematian atau 46% dari seluruh kematian
penyakit tidak menular. Dari data tersebut diperkirakan 7,4 juta kematian
adalah serangan jantung akibat penyakit jantung koroner (PJK) dan 6,7 juta
untuk dikeluarkan dari tubuh(Andra & Yessie, 2016 dikutip dalam Yuliyanti,
2018)
irama ini dapat terjadi karena faktor pencetus seperti emosi, tembakau,
1
alkohol. Takikardia atrium biasanya tidak berhubungan dengan penyakit
meskipun kematian mendadak dapat terjadi tetapi jarang. Gejala yang umum
terjadi adalah palpitasi, pusing dan nafas pendek. SVT seringkali disebabkan
oleh pemicu ektopik dan dapat timbul dalam salah satu atrium. Takikardi
dapat mulai dan berhenti secara mendadak atau bertahap. Pada ektopik
berulang pada lingkaran jaringan jantung. 4 Jalur re- entry pada takikardia
serta di atrium atau nodal SA (10%). 3 Kelompok lain dari SVT dianggap
rumah sakit, maka dari itulah penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sudirohusodo Makassar.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi Pendidikan
menangani SVT.
d. Bagi Penulis
D. Sistematika Penulisan
Sudirohusodo Makassar.
a. Wawancara
langsung dengan dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan yang menangani
pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
maupun sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan
dilakukan secara terorganisir dari satu bagian ke bagian yang lain untuk
3) Perkusi
batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang
4) Auskultasi
A. TINJAUAN TEORI
1. Konsep Medis
a. Definisi
2018)
kompleks QRS normal. Kelainan ini sering terjadi pada demam, emosi,
aktivitas fisik dan gagal jantung (Thomson dan Sanders, 2011 dikutip
dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang
oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sisa
dari kedua ventrikel tiap detak, dan hasil keluaran totalnya 5 L/menit
(Padila, 2012)
Banyaknya cairan pericardium ini antara 15-50 ml, dan tidak boleh
2012).
kapiler darah, kapiler getah bening, dan serabut saraf. Hal ini mirip
sini, serat otot dipisahkan dengan jaringan ikat yang kaya di sertakan
endocardium,
dibentuk dari jaringan epitel dan ikat yang mengandung banyak serat
3) Katup Jantung
atrium kiri dan kanan, dan ruang bawah disebut ventrikel kiri dan
kanan. Dua pembuluh darah yang disebut vena kava superior dan
ventrikel. Ventrikel kiri adalah yang terbesar dari empat bilik jantung
5) Arteri Koroner
jantung, karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit
bertanggung jawab
untuk mengsuplai darah untuk otot ventrikuler kiri dan kanan,
(Padila, 2012).
yaitu :
paru.
bawah.
b. Fisiologi Jantung
1) Hemodinamika Jantung
dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya akan oksigen
2014).
2) Siklus Jantung
bersamaan antara jantung kanan dan jantung kiri, dimana satu siklus
ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi
ventrikel atau yang kita kenal dengan “ atrial kick”. Dalam grafik
2014).
7) Fase Ejection
dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke
(Muttaqin, 2014).
9) Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel
secara pasif maupun aktif (fase ventrikel filling dan fase atrial
dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan
tiaptiap ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa
kecepatan denyut
jantung (denyut permenit) dan voume sekuncup (volume darah yang
oleh venrtikel selama satu menit. Nilai normal pada orang dewasa
dapat terjadi akibat kontrol reflex yang di mediasi oleh system saraf
2014). Yaitu :
antara peningkatan
volume akhir diastolic ventrikel pada kontraktilitas intrinsik
c. Etiologi
1) Kardiomiopati
3) Serangan jantung
4) Gagal jantung
d. Patofisiologi
(akselerasi) pada fase 4 dan sel ini dapat terjadi di atrium, A-Vjunction,
satu jalur tersebut harus memiliki blok searah (Tortora, 2012 dikutip
e. Manifestasi Klinis
2012). Yaitu :
1) Palpitasi
2) mudah lelah
3) nyeri dada
4) nafas pendek
5) penurunan kesadaran
6) pucat
7) gelisah
8) takipneu
9) sukar minum
11) Dapat terjadi gagal jantung (bila dalam 24 jam tidak membaik)
f. Pemeriksaan Diagnostik
beberapa kasus( kurang dari 10 %), dapat dijumpai QRS kompleks yang
tambahan terletak jauh dari nodus sinus atau jika jalur tambahan
atau lebih perbulan), rekaman EKG dan lanjutan sampai 7 hari dapat
miokard atrium ( cth: AFib) versus aritmia pada sirkuit reentry. Karena
setiap bentuk aritmia tersebut memiliki respon yang berbeda pada terapi
1) Manuver vagal
anda.
c) Palapasi artesi karotis pada mandibula, tekanlah dengan lembut
menit. Bila tidak berespon dan tidak ada efek samping obat, ulang 5-
10mg dosis setiap 10-30 menit sampai total dosis 20 mg. atau dosis
heart rate.
labetolol).
(Ardiansyah, 2012).
2. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
meliputi :
yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan napas pasien terbuka.
c) Distress pernapasan.
sianosis.
b) Ventilasi buatan
c) Frekuensi pernapasan
d) Suara pernapasan
temuan klinis:
a) Hipotensi
b) Takikardi
c) Takipnea
d) Hipotermia
e) Pucat
f) Ektremitas dingin
4) Disability
bisa dimengerti.
d) U ( unresponsive to pain )
stimulus verbail.
5) Eksposure dengan control lingkungan
pneumothoraks, yaitu adanya jejas pada thorak, dan nyeri pada tempat
minum.
pengobatan klien.
berikut ini :
1) Aktivitas/istirahat
2) Sirkulasi
mediastinum ).
3) Psikososial
dalam.
6) Pernapasan
terisi udara, observasi dan palpasi dada: gerakan dada tidak sama bila
b. Diagnosa Keperawatan
Yaitu :
sekuncup
secret berlebihan
mengikuti
kebutuhan oksigen
tambahan.
sekuncup.
h) Kelelahan berkurang
h) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet jantung yang tepat dengan
tinggi.
hasil:
(ringan).
mencari bantuan).
skala 1( ringan ).
pain management :
presipitasi.
dengan indicator:
melakukan ADL.
berpindah posisi.
berlebihan
d. Implementasi
mana dilakukan utntuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
masalah pasien.
e. Evaluasi
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Tanggal : 07/10/2019
Jam : 14 : 30 WITA
2. Identitas Pasien
No.RM 897607
Alamat : Mamasa
Alamat : Mamasa
HEMATOLOGI
Koagulasi
INR 1.19 ….
KIMIA DARAH
Fungsi ginjal
Ureum 68 10-50 mg/dl
Fungsi hati
Elektrolit
KIMIA DARAH
SO2 92.2 95 – 98 %
PRIMARY SURVEY
a. Circulation
1) Keadaan sirkulasi :
d) Akral dingin
e) Ada edema
2) Gambaran kulit:
3) Assesment :
4) Resusitasi : -
5) Re evaluasi : -
7) Intervensi
terpasang ventilator
Resusitasi :-
Re evaluasi :-
Intervensi :
1. Implementasi/ Evaluasi
c. BREATHING
1. Fungsi pernapasan :
c. Respirasi : 46 x/menit
d. Krepitasi : Ya ☑Tidak
f. Saturasi 02 : 86 %
g. Assesment : -
h. Resusitasi : -
i. Re evaluasi :-
k. Intervensi
d. Disability
2) Kesadaran : GCS 9
3) Masalah keperawatan : -
4) Intervensi/Implementasi : -
5) Evaluasi : -
E. Exposure
1) Penilaian Hipotermia/hipertermia
2) Hipertermia : -
5) Intervensi/Implementasi :
6) Evaluasi : -
BAB III
PEMBAHASAN
Keperawatan kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-
hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian atau jalan
professional yang bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut
- teori yang termuat dalam tinjauan kepustakaan yang didapatkan dari literatul-
literatul dan langsung berorientasi langsung dengan pasien. Pada bab ini penulis
akan menguraikan kesenjangan secara teoritis dengan kasus nyata yang ditemukan
Secara garis besar ada beberapa persamaan antara tinjauan teori dengan kasus
yang didapakan baik dari pengkajian maupun masalah - masalah yang muncul.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan respon dari masing - masing individu.
Berikut ini akan diuraikan pembahasan yang meliputi kesenjangan dari
Tachicardia (SVT) secara teori dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
Tn “J”
A. Pengkajian
diagnosa.
sumbatan jalan nafas. Pasien yang mapu bercerita dengan suara yang jelas
menandakan jalas napas yang terbuka. Jika pasien tersebut tidak mampu
tindakan
bantuan Airway dan ventilasi. Pada teori yang ada pasien dengan
ditemukan masalah yaitu adanya produksi sputum pada jalan napas, ada
lendir pada jalan napas, ada suara napas tambahan hal ini sesuai dengan
sumbatan pada jalan napas, ada lendir pada jalan napas. serta ada suara
napas tambahan.
2. Breating ( pernapasan )
napas.
umum pada trauma. Yok didasarkan pada tanda dan gejalah seperti
akan ditemukan data yaitu peningkatan frekuensi nadi dan teraba lemah,
akral dingin, CRT yang melambat, serta penurunan tekanan darah dan
sulit dinilai (Wilkinson & Skinner, 2000 dikutip oleh Rini, 2013).
Pada kasus yang dikelolah data yang ditemukan Tekanan darah: 70/50
kapiler >2 detik akral dingin dan nadi teraba lemah. Hal ini sejalan
4. Disabilities
mematuhi perintah.
dimengerti ).
merespon).
yang dikelolah.
5. Exposure
Penilaian trauma dapat dilihat dan terjadi hipotermi dan hipertermi. Serta
tindakan ini ditujukan untuk menilai ada tidaknya nyeri yang dirasakan
oleh pasien. Pada kasus data pengkajian nyeri pada persendian sejak 2
bulan yang lalu, ekpresi wajah tampak umurung, skala nyeri 2 ( ringan
).Dalam tinajuan teori, data yang dapat ditemukan pada pasien dengan
yang dapat diketahui yaitu : nyeri dada, demam atau keringat di waktu
B. Diagnosa Keperawatan
atau resiko tinggi. Diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang paling logis
terjadi ketika terjadi suatu kondisimedis tertentu. Tentu saja seorang pasien
dengan suatu kondisi medis yang tidak akan mempunyai semua diagnosa
keperawatan yang ditampilkan. Pilih hanya Diagnosa keperawatan yang
didapatkan dengan data pengkajian. Kemudian daftar yang telah dipilih ini
bahwa seorang pasien dengan suatu kondisi medis tertentu akan mempunyai
diagnosa keperawatan yang tidak terdaftar dalam daftar yang telah dijabarkan.
masalah atau status kesehatan pasien yang nyata ( actual ) dan kemungkinan
perawat ( Hidayat, 2019 dikutip dalam Supriadi 2019 ). Pada kasu Tn " J "
kebutuhan oksigen.
sekuncup
Dari semua diagnosa diatas hanya ada 3 diagnosa yang tepat untuk
sekuncup
yaitu pasien nampak puca, akral dingin, nadi 248x/ meni, SpO2 86%,
secret berlebihan :
Adapun data yang ditemukan dari diagnose penurunan curah jjantung
yaitu pasien nampak ada adanya ekskresi cairan atau mucus pada jalan
napas, ada suara napas tambahan (rhonci), pasien ampak sesak, SpO2 86%
yaitu pasien nampak sesak, kulit nampak pucat, tampak penggunaan otot
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian Tn " J " dimana diagnosa
diharapkan baik secara nyata atau actual dan kemungkinan akan terjadi pada
pasien, penegakan diagnosa keperawatan sesuai pada kondisi nyata pasien dan
beberapa pasien meskipun penyakit yang diderita sama, namun pada dasarnya
Dalam tindakan perlu ada pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien
pencegahan krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama
sekuncup
tindakan yaitu :
sirkulasi darah, pasien dengan sirkulasi yang buruk atau tidak adekuat
oksigen.
tindakan yaitu :
tindakan yaitu :
dilakukan tindakan tersebut jangan lupa melihat respon pasien baik dari data
subyektif maupun data objektif. Tindakan semua telah dilakukan dan melihat
respon atau kondisi pasien secara umum atau biasa disebut evaluasi. Apabila
penggunaan otot bantu napas. Dengan demikian masalah pola napas tidak
pemberian obat. Evaluasi yang didapatkan data objektif yaitu kulit pasien
nampak pucat, tidak ada edema, nadi periver teraba, tidak ada suara jantung
intervensi di lanjutkan.
dilanjutkan..
BAB IV
PENUTUP
IGD PJT RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Maka pada bab ini
A. Kesimpulan
berikut : data subjektif yaitu pasien mengeluh sesak yang dialami sejak
sekuncup
Perencanaan pada diagnosa pola napas tidak efektif yaitu atur posisi
pasien, nilai adanya penggunaan otot bantu napas dan retraksi dada,
dimana hal ini didukung oleh kondisi pasien, peran serta keluarga pasien
B. SARAN
1. Bagi Pendidikan
kegawatdaruratan.
spiritual.
kesembuhannya.
4. Bagi Penulis