Anda di halaman 1dari 7

3 Kata kerja Operasional Kurikulum 2013,

Lengkap dengan Contohnya

Liputan6.com
18 Jan 2019, 22:04 WIB




17

Kata kerja Operasional (Sumber: Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Banyak dari tenaga pendidik tidak hafal dengan kata kerja operasional yang
sering digunakan dalam Indikator, baik Kognitif, Afektif maupun pasikomotor. Mungkin dari
sebagain orang tidak paham apa itu kata kerja operasional. Kata kerja operasional ini akan sangat
berguna bagi yang akan melaksanakan tugas-tugas sekolah, skripsi ataupun tesis.
Dilansir Liputan6.com dari enggar.net, komponen penting dalam silabus maupun RPP adalah
indikator pencapaian kompetensi. Komponen ini penting karena menjadi dasar untuk menyusun
indikator penilaian.

BACA JUGA

 Jurus Cerdas Pangkas Beban Tas


 Begini Racikan Kurikulum Tiap Era Pemerintahan
 SD Juara, Sekolah Mahal tapi Gratis

Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan dasar pedoman penilaian bagi guru, peserta
didik, maupun pengawas di sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non tes harus
sesuai dengan indkator penilaian. Indikator penilaian ini menggunakan kata kerja lebih terukur
dibandingkan dengan indikator pencapaian kompetensi. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam
kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

2 dari 6 halaman

Tujuan pendidikan
Kata kerja Operasional (Sumber: Pexels)
Kata Kerja Operasional untuk pengembangan Indikator Silabus dan RPP berdasarkan taksonomi
Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian kompetensi dasar, yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke
dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: Cognitive Domain, Affective Domain, dan
Psychomotor Domain.

3 dari 6 halaman

Cognitive Domain
Cognitive Domain (Ranah Kognitif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Koginitif adalah penilaian yang didasarkan pada perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul
setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini
sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan
kemampuan berfikir siswa.

Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan. Ada dua prefensi kognitif: Dorongan dari luar (motif ekstrinsik)
yang mengakibatkan siswa menggarap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau
ketidaknaikkan.

Aspirasi yang dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus
atau naik kelas semata. Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan
membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya. Contoh kata kerja operasional kognitif:

Pengetahuan (Cl): Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan, Menggambar, Membilang,


Mengidentiflkasi, Mendaftar, Menunjukkan, Memberi label, Memberi indek, Memasangkan,
Menamai, Menandai, Membaca, Menyadap, Menghafal, Menim, Mencatat, Mengulang,
Mereproduksi, Meninjau, Memilih, Menyatakan, Mempelajari, Mentabulasi, Memberi kode,
Menelusuri, Menulis.

Pemahaman (C2): Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan,Mencirikan, Merinci,


Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung, Mengkontrasikan, Mengubah, Mempertahankan,
Menguraikan, Menjalin, Membedakan, Mendiskusikan, Menggali, Mencontohkan, Menerangkan,
Mengemukakan, Mempolakan, Memperluas, Menyimpulkan, Meramalkan, Merangkum,
Menjabarkan.

Penerapan (C3): MenugaskanMengurutkan, Menentukan, Menerapkan, Menyesuaikan,


Mengkalkulasi, Memodifikasi, Mengklasifikasi, Menghitung, Membangun, Mengurutkan,
Membiasakan, Mencegah, Menentukan, Menggambarkan, Menggunakan, Menilai, Melatih,
Menggali, Mengemukakan, Mengadaptasi, Menyelidiki, Mengoperasikan, Mempersoalkan,
Mengkonsepkan.

Analisis (C4): Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis,


Menyeleksi, Memerinci, Menominasikan, Mendiagramkan,Mengkorelasikan, Merasionalkan,
Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah.

4 dari 6 halaman
Affective Domain
Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.Indikator afektif merupakan sikap
yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Indicator
afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa
contoh sikap ilmiah adalah: berlaku jujur, peduli, tanggungjawab, dll.

Selain itu, indikator Afektif juga perlu memunculkan keterampilan sosial misalnya: bertanya,
menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll. Keberhasilan
pengembangan kognitif tidak hanya membuahkan kecakapan kognitif akan tetapi membuahkan
kecakapan afektif.

Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta preferensi. Kognitif mementingkan
aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini
antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap.

Contoh kata kerja operasional afektif:

Menerima (Al): Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut, Mematuhi, Meminati.

Menanggapi (A2): Menjawab, Mem bantu, Mengajukan, Mengkompromikan, Menyenangi,


Menyambut, Mendukung, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih,
Mengatakan, Memilah, Menolak.

Menilai (A3): Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai,


Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Memperjelas, Mengusulkan, Menekankan,
Menyumbang.

Mengelola (A4): Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan, Mengkombinasikan,


Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat, Memadukan,Mengelola, Menegosiasi,
Merembuk.

5 dari 6 halaman
Psychomotor Domain
Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan tampak setelah siswa
mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Keberhasilan
pengembangan kognitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.

Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik
kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.

6 dari 6 halaman

Tujuan domain psikomotor


Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu:

1. Peniruan: Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan
yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam
bentuk global dan tidak sempurna.

2. Manipulasi: Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan,


gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa
menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

3. Ketetapan: Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

4. Artikulasi: Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat
dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
5. Pengalamiahan: Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan
energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

Anda mungkin juga menyukai