BAB V Kriteria Perencanaan
BAB V Kriteria Perencanaan
BAB V
KRITERIA
PERENCANAAN
Pada Pasal 5 Peraturan Pemerintah No.16 tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM
disebutkan bahwa:
Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, dengan
demikian air minum mutlak harus tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai.
Misi dari Pengembangan SPAM sebagaimana tertuang dalam Permen PU
No.20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM
adalah : Air minum dinikmati tidak hanya oleh masyarakat mampu saja, tetapi dapat
dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga terjangkau.
Berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang disebutkan , bahwa : Tersedianya akses air minum
yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 Liter/orang/hari.
Berdasarkan jenis kebutuhan air tersebut, maka besar kebutuhan air perkapita akan
sangat dipengaruhi oleh kondisi social ekonomi masyarakat, iklim (kelembaban udara
dan temperature), dan perilaku masyarakat dalam penggunaan air.
Standar kebutuhan air perkapita, mengacu pada ketentuan yang ada adalah:
Kebutuhan Pokok sebesar 60 L/org/hari (Permen PU No.20 th 2006 dan Permen
PU No.14 th 2010).
Perdesaan sebesar 100 L/org/hari (SNI 19-6728.1-2002)
Rata-Rata sebesar 120 L/org/hari (Permen PU No.20 th 2006)
Kota Besar/ Metropolitan 150 L/org/hari (SNI 19-6728.1-2002)
jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan ketentuan
untuk masing-masing sumber air baku.
No
Uraian Kriteria
.
1. Kuantitas Debit andalan > kapasitas penyadapan
2. Kualitas Memenuhi persyaratan standar air baku air minum
(Peraturan Pemerintah RI No.82 tanggal 14 Desember
2001)
3. Kontinuitas Tersedia sepanjang waktu
4. Pencemaran Limbah Tidak ada potensi pencemaran
5. Konflik Sosial Tidak ada potensi konflik social pemanfaatan
6. Pemanfaatan Harus ada izin dari instansi berwenang (SIPA)
7. Jarak ke Daerah Pelayanan Seefisien mungkin sesuai topografi
Sumber : berbagai referensi
Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada bagian
belokan baik dalam bentuk belokan arah vertical maupun belokan arah horizontal untuk
menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal dalam pipa dan energi kinetik
dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan pipa maupun kebocoran aliran
air dalam pipa tersebut secara berlebihan.
Proses pengolahan air baku air minum agar menjadi air yang memenuhi persyaratan
standar air minum yang diterapkan saat ini, secara umum mencakup proses fisik, kimiawi
dan biologis.
Standard kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No.82
tanggal 14 Desember 2001 tentang standar kualitas air baku.
Sebagai gambaran efektivitas proses pengolahan air secara fisik-kimiawi-biologis tersebut
dapat diuraikan secara kualitatif sebagai berikut :
Pedoman yang diterbitkan terkait dengan proses pengolahan air, antara lain:
- SNI 6774:2008 Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air
- Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Unit Produksi SPAM, BPP SPAM, tahun
2009
Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan
(pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa
penguat.
e. Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan
dapat dibagi menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-
masing dengan satu reservoir.
Volume reservoir pelayanan (service reservoir) ditentukan berdasarkan:
a. Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian air
minimum ditambah volume air yang harus disediakan pada saat pengaliran jam
puncak karena adanya fluktuasi pemakaian air di wilayah pelayanan dan periode
pengisian reservoir.
b. Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk daerah setempat Dinas Kebakaran.
Debit pompa distribusi ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari.
Pompa harus mampu mensuplai debit air saat jam puncak dimana pompa besar bekerja
dan saat pemakaian minimum pompa kecil yang bekerja. Debit pompa besar ditentukan
sebesar 50% dari debit jam puncak. Pompa kecil sebesar 25% dari debit jam puncak.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005, disebutkan criteria unit layanan
sebagai berikut:
Pasal 11 ayat 1 unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan
hidran kebakaran.
Pasal 11 ayat 2 untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan
hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air.
Pasal 11 ayat 3 untuk menjamin keakurasiannya, meter air sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 wajib ditera secara berkala oleh instansi yang berwenang.
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum
mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis. Setelah
itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan
dalam perencanaan induk kota.