Anda di halaman 1dari 38

Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun

2014

PERAN KEBUGARAN JASMANI BAGI TUBUH


I Ketut Sudiana

Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga Dan Kesehatan


Universitas Pendidikan Ganesha
sudiana_67@yahoo.co.id

Abstrak: Dalam kehidupan sehari-hari Kebugaran Jasmani dapat menggambarkan pada kehidupan
seseorang secara harmonis, bersemangat dan kreatif. Dengan kata lain, orang yang bugar adalah orang
yang mampu meningkatkan karyanya, berpandangan sehat, cerah terhadap kehidupannya baik untuk saat
ini maupun untuk masa depan. Jadi kebugaran jasmani sebagai ciri awal, pendorong dan sumber kekuatan
bagi menggerakkan perkembangan dan pertumbuhan jasmani ke arah yang lebih baik, sehingga aspek lain
dapat dicapai dengan penuh harapan.
Kebugaran Jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari
dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan memiliki cadangan energi yang tersisa
ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya.
Melalui berbagai kegiatan fisik baik kerja berat maupun ringan yang dilakukan secara teratur dan
sistematis, dapat diindikasikan bahwa jantung secara progresif memiliki daya (kekuatan) kerja lebih
banyak dari biasa, sebelum terbiasa latihan jasmani secara teratur, hal ini ditandai oleh adanya kekuatan
irama gerak yang lebih lama dari sejumlah otot yang terlatih untuk mempertahankan keseimbangan
system peredaran darah, dan system pernafasan. Karakteristik ini merupakan bagian atau aspek yang
sangat penting bagi tercapainya kebugaran jasmani, terutama dari segi kesehatan dan kualitas hidup.
VO2 max yang baik merupakan indikasi kebugaran fisik seseorang itu baik. Unsur yang paling
penting dalam kebugaran jasmani adalah daya tahan cardiorespirasi atau cardiovasculer. Daya tahan
cardiorespirasi ini dipengaruhi oleh berapa faktor fisiologis antara lain: 1).Keturunan, diketahui bahwa
93,4% VO2 max diitentukan oleh faktor genetik; 2).Usia, daya tahan cardiorespirasi meningkat pada usia
anak-anak dan kemudian mencapai puncaknya pada usia 18-20 tahun. Anak-anak yang masih tumbuh dan
berkembang (13 tahun) bila berlatih akan meningkatkan VO2 max 10-20% lebih besar dari yang tidak
terlatih; 3).Jenis kelamin selama akil baliq tidak ada perbedaan antara VO2 max antara anak laki-laki dan
perempuan. Setelah usia ini VO2 max perempuan hanya kira-kira 70-75% laki-laki; 4).Aktivitas fisik, laju
pemakian oksigen (O2) meningkat sejalan dengan meningkatnya intensitas kerja tergantung sampai
tingkat maksimal. Pemakian oksigen (O2) maksimal atau kerja, aerobik maksimal sangat bervariasi bagi
masing-masing individu dan meningkat dengan pelatihan yang sesuai

Kata-kata kunci: Kebugaran Jasmani, Respirasi, cardiovaskuler

Abstract: In everyday life, physical fitness can describe the person's life in harmony, vibrant and
creative. In other words, the fit is the one that is able to improve his work, holds a healthy, bright against
a good life for today and for the future. So physical fitness as a feature of early, driving and source of
strength to drive the development and growth of the body into a better direction, so that other aspects can
be achieved with the full expectation.
Physical fitness is the body's ability to perform tasks and daily work diligently, without
experiencing significant fatigue as well as the remaining energy reserves he was still able to enjoy leisure
time and face things unforeseen emergency. Through a variety of physical activities both light and heavy
work is done regularly and systematically, it can be indicated that the heart is progressively have power
(strength) more work than usual, before accustomed to regular physical exercise, it is characterized by the
presence of the power of motion rhythm more longer than the number of trained muscles to maintain
balance of the circulatory system, and respiratory system. These characteristics are part or aspect which is
very important for the achievement of physical fitness, especially in terms of health and quality of life.
VO2 max is a good indication of a person's physical fitness was good. The most important
element of physical fitness are cardiovascular endurance or cardiorespiratory. Cardiorespiratory durability
is influenced by how many physiological factors, among others: 1) .Descent, note that 93.4% of VO2 max
determined by genetic factors; 2) .Age, increased durability cardiorespiratory age children and then peaks
at age 18-20 years. Children who are still growing and developing (13 years) when the practice will
increase 10-20% VO2 max greater than the untrained; 3) This type of sex during puberty there was no
difference between the VO2 max between boys and girls. After this age of women's VO2 max is only

389
about 70-75% of men; 4) physical activity, the rate of consumption of oxygen (O2) increases with
increasing intensity of work depends to a maximum level. The use of oxygen (O2) or a maximum work,
maximum aerobic varies for each individual and increase the corresponding training.

Keywords: Physical Fitness, Respiratory, cardiovascular

PENDAHULUAN Jasmani tinggi, dia akan dapat mengatasi


keadaan sekelilingnya.
Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari Urgensi Masalah
Kebugaran Jasmani akan 1. Mengapa sampai saat ini
menggambarkan pada kehidupan masyarakat belum menyadari
seseorang secara harmonis, bersemangat pentingnya kebugaran yang
dan kreatif. Dengan kata lain, orang yang dihubungkan dengan kesehatan?
bugar adalah orang yang berpandangan 2. Prinsip-prinsip apa saja yang
sehat, cerah terhadap kehidupannya baik perlu ditempuh dalam menjaga
untuk saat ini maupun masa depan. kebugaran jasmani?
Saat ini di Indonesia, minat 3. Mengapa peningkatan kondisi
masyarakat melakukan olahraga fisik itu penting bagi kebugaran
meningkat baik di tempat umum, di jalan jasmani kita?
raya maupun di lapangan olahraga.
Selain itu bermunculan berbagai Tujuan Pengkajian
kelompok olahraga rekreasi seperti 1. Mengetahui pengertian
bersepeda, mendaki, trekking, mancing kebugaran jasmani dan
dan pusat kebugaran jasmani. Dilain hubungannya dengan kesehatan
pihak kemajuan IPTEK memberi 2. Mengetahui prinsip-prinsip
kemudahan bagi masyarakat dalam umum tentang latihan fisik
melakukan berbagai kegiatan se hari-hari 3. Mengetahui tentang peningkatan
sehingga masyarakat cendrung kurang kondisi fisik
bergerak yang dapat mengakibatkan
tingkat kebugaran jasmani menurun. KAJIAN PUSTAKA
Kita dapat saja hidup sehat, tetapi Pengertian Kebugaran Jasmani dan
mempunyai kebugaran jasmani yang hubungannya dengan kesehatan
jelek, atau sebaliknya kita dalam
Kebugaran jasmani diberi arti
keadaan sakit tetapi tingkat kebugaran
sebagai berbagai aspek kualitas hidup
jasmani kita yang cukup tinggi. Banyak
yang sangat berhubungan dengan
atlet yang berada dalam keadaan sakit
keadaan status kesehatan jasmani yang
dapat memecahkan rekor dalam suatu
positif. Kebugaran jasmani ini
pertandingan, ini berarti penampilan
merupakan sari utama atau cikal bakal
fisiknya adalah baik. Sering kita lihat
dari kesegaran secara umum, jadi apabila
atau dengar seorang atlet dalam keadaan
seseorang dalam keadaan segar salah
filek atau batuk bertandingan dengan
satu aspek pokok yang nampak adalah
gigih dalam suatu pertandingan tingkat
keadaan penampilan jasmaninya.
dunia, dan akhirnya dia berhasil keluar
Dengan demikian seseorang tidak dapat
sebagai juara. Jadi kebugaran jasmani
mencapai kesegaran secara menyeluruh
adalah milik semua orang, baik dia sehat
atau umum tanpa disadari oleh keadaan
maupun sakit. Hanya saja, tingkatnya
kebugaran jasmani yang baik. Akan
yang berbeda. Ada yang memiliki dalam
tetapi sebaliknya, seseorang yang
tingkatan yang paling rendah dan ada
memiliki kebugaran jasmani yang sangat
pula dalam tingkatan yang tinggi sekali.
tinggi juga akan nampak tidak berdaya
Seseorang yang memiliki Kebugaran
jika tidak memiliki kebugaran aspek dengan pernyataan dari (Santosa
hidup lain terutama kelanjutan kesegaran Giriwijoyo dkk, 2007: 43) yang
rohani dan sosial. Jadi kebugaran
jasmani sebagai ciri awal, pendorong dan adalah derajat sehat dinamis seseorang
sumber kekuatan bagi menggerakkan yang menjadi kemampuan jasmani yang
perkembangan dan pertumbuhan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas
kearah yang lebih baik, sehingga aspek
lain dapat dicapai dengan penuh harapan.
Howley dan Franks (1992) Dapat disimpulkan dari beberapa
mengatakan Physical Fitness: Striving teori di atas bahwa Kebugaran Jasmani
for optimal physical quality of life, adalah kemampuan untuk melakukan
including obtaining criterion levels of pekerjaan sehari-hari dengan bertenaga
physical fitness test scores, and low risk dan penuh kesiagaan tanpa kelelahan
of developing health problem. yang tidak semestinya dan dengan cukup
Nala(1998) mengatakan kebugaran energi, sehingga tetap menikmati waktu
jasmani adalah kemampuan tubuh untuk terluang dan menanggulangi keadaan
melakukan tugas dan pekerjaan sehari- keadaan mendadak yang tidak
hari dengan giat, tanpa mengalami diperkirakan.
kelelahan yang berarti serta dengan Komponen Kebugaran jasmani.
cadangan energy yang tersisa ia masih
mampu menikmati waktu luang dan Menurut Giam (1993). Status
menghadapi hal-hal darurat yang tidak Kebugaran dapat dinilai dari konponen
terduga sebelumnya. Ini berarti dalam kesegaran yang dikelompokkan menjadi
jasmani yang segar terdapat berbagai dua golongan yaitu: 1) komponen
aspek-aspek kehidupan lain yang kesegaran yang berhubungan dengan
menunjang secara keseluruhan untuk kesehatan, meliputi: dayatahan jantung-
mencapai hasil yang lebih baik. paru, kekuatan dan daya tahan otot,
Misalnya kesungguhan, tanggungjawab, kelentukan, komposisi tubuh. 2).
semangat, gembira dan tanpa merasa Komponen Kesegaran yang
lelah. Meskipun semua itu sukar untuk di berhubungan dengan keterampilan,
ukur dengan tepat. Dalam hubungan ini meliputi: kecepatan, koordinasi, power,
beberapa komponen dapat diukur dan kelincahan.
keberhasilannya sebagai penunjang Ichsan (1988) mengatakan kriteria
kepada tercapainya tingkat kebugaran kebugaran jasmani ditentukan oleh dua
jasmani. Komponen tersebut adalah komponen yaitu 1. Komponen
komponen yang berhubungan dengan Kesehatan terdiri dari empat hal pokok
kesehatan dan komponen yang yaitu
berhubungan dengan skiil atau a. Daya tahan cardiovaskuler
keterampilan khususnya pada (cardiovascular endurance)
kemampuan atletik. Djoko Pekik Irianto, Yang dimaksud dengan daya
(2004) Kesegaran Jasmani (physical tahan kardiovaskuler adalah bahwa
fitness), yakni kemampuan seseorang jantung secara progresif memiliki daya
melakukan kerja sehari-hari secara (kekuatan ) kerja lebih banyak dari biasa,
efisien tanpa timbul kelelahan yang sebelum terbiasa latihan jasmani secara
berlebihan sehingga masih dapat teratur, misalnya latihan aerobic.Hal ini
menikmati waktu luangnya. (Giam, ditandai oleh adanya kekuatan irama
1992). Kesegaran jasmani adalah gerak yang lebih lama dari sejumlah otot
kemampuan tubuh untuk melakukan yang terlatih untuk mempertahankan
aktivitas tanpa merasakan kelelahan keseimbangan system peredaran darah,
yang berarti. Pendapat ini diperkuat dan system pernafasan. Karakteristik ini
merupakan bagian atau aspek yang
sangat penting bagi tercapainya dalam waktu yang singkat. Sedangkan
kebugaran jasmani, terutama dari segi produksi anaerobik tergantung pada
kesehatan dan kualitas hidup. Hal ini tenaga molekul tri posfat yang disebut
dapat dicapai dengan dengan latihan ATP (adenosine triphosphate) sebagai
isotonic, seperti lari, jalan cepat, renang sumber tenaga utama untuk kerja
dan bersepeda. Isotonic merupakan biologis baik berupa listrik, mekanik
gerakan dan pelemasan otot-otot dengan maupun kimiawi.ATP ini menjadi satu
irama secara terpadu. Ini berarti pada karena ikatan tenaga yang kuat.Bila
waktu pelatihan misalnya lari harus ikatan antar fosfat itu pecah, tenaga
diperhatikan keseimbangan gerak menjadi hilang dan digunakan oleh sel
(ayunan kaki) yang memadai dan tubuh.hal ini karena ATP telah
seimbang bagi tercapainya berkurang sampai tenaga yang sangat
keseimbangan system pernafasan. rendah yaitu ADP (Adenosine
Dengan kata lain, daya tahan Diphosphate) dan inorganic phosphate
kardiovaskuler merupakan jumlah (Pi). Jadi apabila otot-otot bekerja, ATP
maksimum kekuatan kerja seseorang tersebut secara tetap menurun menjadi
yang dapat dilakukannya secara terus ATP + Pi. Sebab itu ATP secepat
menerus dengan menggunakan sejumlah mungkin harus diganti, jika sel secara
otot besar (seperti kaki dan tangan ) dan terus menerus bekerja. Dalam hal ini sel
tergantung pada kemampuan tubuh otot memiliki kemampuan besar untuk
utnuk memakai oksigen secara efisien. mengganti ATP dalam berbagai ragam
Semakin banyak tubuh seseorang dapat mulai dari gerakan cepat jangka pendek
menggunakan oksigen, semakin banyak kurang lebih 200 meter marathon, seperti
pula pekerjaan yang dapat dilakukannya. terlihat pada keperluan udara dari
Misalnya naik tangga, atau lari banyak sprinter. Tentu saja, hal ini tergantung
memerlukan oksigen karena kerja otot jenis kegiatan latihan jasmani dilakukan.
tadi serta mempercepat pembuangan atau
pembakaran seperti asam laktat (lactic a. Daya tahan dan kekuatan otot
acid) dan karbondioksida. (muscular endurance and strength)
Untuk memenuhi kebutuhan Daya tahan otot yaitu kemampuan
tersebut, jantung harus dapat memompa sejumlah otot untuk mengeluarkan
darah lebih kuat. Jantung sehat, dengan tenaga secara berulang-ulang dalam
detakan yang lambat pada waktu jangka waktu tertentu (isotonic), atau
istirahat, dapat memiliki daya pompa untuk menahan gerakan otot dalam
lebih kuat, setiap detakan dapat jangka waktu tertentu (isometric).
mengalirkan darah lebih banyak dari Banyak sekali jenis pekerjaan yang
pada jantung tidak sehat, dan ini berarti memerlukan ketahanan otot, seperti
otot akan mendapat oksigen dan zat mengetik dan memasang tegel
makanan yang lebih banyak pula.Dalam memerlukan daya tahan bahu, tangan
latihan daya tahan, detakan jantung dan punggung.
waktu istirahat akan menurun. Pada Sedangkan kekuatan otot
orang yang memiliki detakan jantung merupakan kemampuan sejumlah otot
rendah pada waktu istirahat 50 dampai untuk menggunakan kekuatan terhadap
60 detakan permenit dapat memiliki sesuatu rangsangan kekuatan tenaga
daya tahan yang lebih baik. lawan. Otot yang kuat secara efisien
Latihan aerobik, bagaimanapun membawa kemudahanuntuk melakukan
memiliki keterbatasan sekali kegiatan pekerjaan yang berat seperti angkat besi,
tersebut dilakukan, berlangsung pula menarik beban dan juga memiliki postur
kegiatan aerobik sebagai pengganti, tubuh yang baik.
untuk mengakhiri kegiatannya meskipun
b. Keseimbangan pertumbuhan tubuh berperan nyata hamper pada seluruh
(body composition) gerak manusia sehingga pada aktivita
Keseimbangan pertumbuhan tubuh olahraga sangat penting untuk menopang
tergantung pada keadan perbandingan kinerja dan keindahan gerak (art of
ketebalan lemak dengan otot dan tulang. movement). Terkait dengan kesehatan,
Seseorang yang memiliki tubuh tidak maka kelentukan merupakan salah satu
gemuk (tidak banyak lemak) dan parameter atau tolok ukur kesembuhan
memiliki lebih banyak otot terlatih, dapat akibat cedera dan penyakit-penyakit
menimbulkan keadaan jasmani yang musculuskletal. Kelentukan merupakan
lebih segar, disbanding dengan orang keteraturan gerak dari persendian tubuh,
yang terlalu gemuk. Meskipun demikian, dan pada tingkat yang sangat baik hal itu
lemak diperlukan untuk menahan dan sangat membantu mencegah terjadinya
melindungi organ vital, dan pada wanita kecelakaan misalnya sakit pinggang atau
berguna mempertahankan siklus hormoh cedera mendadak. Latihan peregangan
dan ovulasi (pembuahan). Wanita (stretching) 10 menit atau lebih
memerlukan 13 sampai 18 % ketebalan membantu tercapainya kelentukan tubuh
lemak dibandingkan dengan jumlah berat dengan baik.
badan, tetapi laki-laki memerlukan lebih
kurang 10 sampai 13 % dari berat badan 1. Komponen keterampilan yang
yang dimilikinya. Berat badan tanpa bersifat atletik.
lemak terdiri dari masa otot, tulang dan Kebugaran jasmani yang
organ-organ tubuh. Masing-masing berhubungan dengan keterampilan (skill
unsure tersebut memiliki komposisi Related fitness) meliputi: a). Kecepatan
sebagai berikut. Masa otot, (40-50%), (speed) adalah kemampuan tubuh untuk
Tulang,(16-18%) dan Organ-organ melakukan gerakan dalam waktu yang
tubuh,(29-39%). Sedangkan berat badan sesingkat-singkatnya.kecepatan
lemak dinyatakan dalam prosentasenya merupakan komonen kondisi fisik yang
terhadap berat badan total. Lebih lanjut penting dalam mencapai prestasi
kadar lemak dalam darah yang berisi maksimal. Karena hampir semua cabang
triglycerides HDL (Hight Dencity olahraga tidak lepas dari komponen
Lipoprotein) dan LDL (Low Dencity kecepatan. Dalam kinerja olahraga
Lipoprotein) dalam kolesterol juga terdapat berbagai macam tingkatan
berpengaruh besar kepada tercapainya penerapan kecepatan. Ada yang
kebugaran jasmani. Dalam hubungan ini menggunakan kecepatan tinggi,
latihan jasmani secara teratur memiliki kecepatan yang kurang cepat dan
tingkat HDL yang lebih banyak dan ini kecepatan yang lambat. Pengertian
merupakan kolesterol yang baik, dan kecepatan tinggi adalah kecepatan yang
sebaliknya LDL merupakan keadaan merupakan kemampuan untuk
yang berbahaya bagi timbulnya penyakit melangkah dari satu tempat ke tempat
jantung. lainnya dalam waktu sesingkat mungkin;
b). Waktu reaksi merupakan selang atau
c. Kelentukan (flexibility) jangka waktu antara rangsangan dan
Kelentukan adalah kemampuan permulaan gerak motor (otot).
tubuh untuk melakukan geraka melalui Selanjutnya singer dalam adiatmika
ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh (2001) mengemukakan bahwa waktu
secara maksimal. Kelentukan gerak reaksi melibatkan penyatuan dari pusat
tubuh pada persendian tersebut sangat sistem saraf sebelah atas yaitu persepsi
dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dari stimulus (suara, cahaya/lampu) dan
dan ligament di sekitar sendi serta permulaan gerakan yang tepat. Waktu
kualitas sendi itu sendiri. Kelentukan reaksi secara umum dikenal sebagai
latensi respon yaitu waktu yang berlalu dengan sasaran yang dikehendaki; g).
diantara pemberian stimulus dan Koordinasi (coordination) adalah
munculnya suatu respon itu. Dengan kata kemampuan tubuh untuk melakukan
lain waktu reaksi adalah waktu yang gerakan secara tepat, cermat dan efisien.
diperlukan untuk respon yang nampak Koordinasi menyatakan hubungan
untuk memulainya.waktu reaksi berbagai unsur yang terjadi pada setiap
menggambarkan kecepatan seseorang gerakan. Koordinasi berhubungan
dapat merasa dan member respon dengan kemampuan menggunakan rasa.
terhadap lingkungannya yaitu waktu Seperti penglihatan dan pendengaran.
reaksi yang pendek dapat disamakan Bersama-sama dengan bagian-nagian
dengan kecepatan yang tinggi. Waktu tubuh tertentu dalam melakukan kegiatan
reaksi melibatkan proses-proses system motorik dengan mulus dan ketepatan
syaraf pusat di dalam pengembangan sangat tinnggi.komponen yang erat
respons yang bersifat kemauan yaitu kaitannya dengan koordinasi adalah
proses menentukan suatu langkah kecepatan, kekuatan, daya tahan,
perbuatan; pertama organ kelentukan, kelincahan dan
perasaan/pengindra; c). Daya ledak keseimbangan (Nala,1998) bila
(power). Menurut Nala (1998) daya seseorang atau atlet mampu
ledak adalah kemampuan sebuah otot menampilkan berbagai gerakan dalam
atau sekelompok otot untuk mengatasi derajat kesukaran yang sangat tinggi
tahanan beban dengan kecepatan tinggi dengan amat cepat, disertai dengan
dalam satu gerakan yang utuh. Dikatakan ketepatan dan efisiensi yang tinggi, maka
pula power otot adalah kemampuan atlet tersebut memiliki komponen
untuk melakukan aktivitas secara tiba- koordinasi yang baik.
tiba dengan cepat dengan mengerahkan
seluruh kekuatan dalam waktu yang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
singkat; d). Kelincahan (agility) adalah Kebugaran Jasmani
kemampuan tubuh untuk mengubah arah
secara cepat tanpa adanya gangguan VO2 max yang baik merupakan
keseimbangan atau kehilangan indikasi kebugaran fisik seseorang itu
keseimbangan. Dalam komponen baik. Unsur yang paling penting dalam
kelincahan ini sudah termasuk unsur kebugaran jasmani adalah daya tahan
mengelak dengan cepat bergerak lalu cardiorespirasi atau cardiovasculer.
berhenti serta dilanjutkan bergerak Daya tahan cardiorespirasi ini
secepatnya. Untuk mendapatkan dipengaruhi oleh berapa faktor fisiologis
kelincahan tersebut seseorang harus antara lain :1).Keturunan, diketahui
mempunyai kemampuan koordinasi yang bahwa 93,4% VO2 max diitentukan oleh
prima, power yang cukup dan kecepatan faktor genetik; 2).Usia, daya tahan
reaksi yang baik; e). Keseimbangan cardiorespirasi meningkat pada usia
(balance) adalah kemampuan untuk anak-anak dan kemudian mencapai
mempertahankan posisi atau sikap tubuh puncaknya pada usia 18-20 tahun. Anak-
secara tepat pada melakukan gerakan. anak yang masih tumbuh dan
Keseimbangan tersebut dapat berupa berkembang ( 13 tahun) bila berlatih
keseimbangan statis (static balance) akan meningkatkan VO2 max 10-20%
pada saat berdiri maupun keseimbangan lebih besar dari yang tidak terlatih
dinamis (dynamic balance) pada saat (Faisal Yunus, 1997); 3).Jenis kelamin
melakukan suatu gerakan tertentu; f). selama akil baliq tidak ada perbedaan
Ketepatan (accuracy) adalah antara VO2 max antara anak laki-laki
kemampuan tubuh atau angota tubuh dan perempuan. Setelah usia ini VO2
untuk mengarahkan sesuatu sesuai max perempuan hanya kira-kira 70-75%
laki-laki; 4). Aktivitas fisik, laju
pemakian oksigen (O2) meningkat kuat yang menunjukkan bahwa variasi
sejalan dengan meningkatnya intensitas genetik berbeda dalam hal respon
kerja tergantung sampai tingkat terhadap kesegaran jasmani yang
maksimal. Pemakian oksigen (O2) berhubungan dengan kesehatan. Genotip
maksimal atau kerja, aerobik maksimal mempengaruhi komponen kesegaran
sangat bervariasi bagi masing-masing jasmani yang berbeda (fenotip) dengan
individu dan meningkat dengan pelatihan berbagai jalan. Pengaruh keturunan
yang sesuai (Pate, 1993). terhadap lemak tubuh 25%, kesegaran
Menurut Utari, (2007) faktor- otot 20-40%, dan kesegaran
faktor yang mempengaruhi kebugaran kardiovaskuler 10-25%. Hal ini
jasmani yaitu: 1). Umur yaitu terdapat dibandingkan pada orang-orang yang
bukti yang berlawanan antara umur dan tidak terlatih; 4). Ras yaitu pola
kelentukan. Beberapa penelitian kesegaran jasmani bervariasi diantara
menunjukkan bahwa kelentukan anak-anak dengan etnis/ ras yang
meningkat sampai remaja awal dan berbeda akibat faktor biologis dan faktor
sesudah itu menurun. Dilaporkanbahwa sosiokultural. 5). Aktivitas Fisik yaitu
penurunan kelenturan dimulai sekitar aktivitas fisik didefinisikan sebagai
usia 10 tahun pada anak laki-laki dan 12 setiap gerakan tubuh yang dihasilkan
tahun pada anak perempuan dan bukti oleh otot-ototskeletal dan menghasilkan
menunjukkan bahwa dewasa yang lebih peningkatan resting energy expenditure
tua mempunyai kelenturan kurang yang bermakna. Aktivitas fisik juga
dibanding dewasa muda. Penelitian di dapat didefinisikan sebagai suatu
Belanda melaporkan bahwa kekuatan gerakan fisik yang menyebabkan
aerobik (VO2 maks) puncaknya pada terjadinya kontraksi otot. Aktivitas fisik
umur 18 dan 20 tahun pada laki-laki di luar sekolah termasuk aktivitas fisik di
serta 16 dan 17 tahun pada anak waktu luang, dimana aktivitas dilakukan
perempuan, bertepatan dengan umur pada saat yang bebas dan dipilih
puncak massa otot. Pengukuran berdasarkan kebutuhan dan ketertarikan
kesegaran jasmani pada sebuah masing-masing individu. Hal ini
penelitian 8800 orang Amerika berusia termasuk latihan dan olahraga. Latihan
10-18 tahun menunjukkan bahwa merupakan bagian dari aktivitas fisik
kesegaran kardiorespirasi cenderung yang terencana, terstruktur, berulang dan
tetap konstan atau meningkat antara usia bertujuan untuk meningkatkan atau
12-18 tahun. Hal ini menunjukkan menjaga kesegaran jasmani, sedangkan
bahwa daya tahan tiap unit massa tubuh olahraga termasuk sebuah bentuk
tanpa lemak mungkin menurun atau aktivitas fisik yang melibatkan
masih belum berubah; 2). Jenis Kelamin kompetisi. Aktivitas fisik pada anak dan
yaitu secara umum anak perempuan remaja dipengaruhi oleh berbagai hal
lebih lentuk daripada anak laki-laki. diantaranya adalah faktor
Perbedaan anatomis dan pola gerak serta fisiologis/perkembangan (misalnya
aktivitas yang teratur pada kedua jenis pertumbuhan, kesegaran jasmani,
kelamin mungkin menyebabkan keterbatasan fisik), lingkungan (fasilitas,
perbedaan kelentukan ini. Kekuatan otot musim, keamanan) dan faktor psikologis,
juga berbeda antar jenis kelamin. sosial dan demografi (pengetahuan,
Penelitian di Oman (2001) pada anak sikap, pengaruh orang tua, teman sebaya,
berusia 15-16 tahun menunjukkan bahwa status ekonomi, jenis kelamin, usia).
kesegaran aerobik lebih tinggi pada anak Gambaran aktivitas fisik harus
laki-laki dibandingkan anak perempuan; mempertimbangkan kemungkinan aspek-
3). Genetik yaitu terdapat bukti-bukti aspek (1) tipe dan tujuan aktivitas fisik
(misal: rekreasi atau kewajiban, aerobik
atau anaerobik, pekerjaan), (2) intensitas yang satu dengan yang lainnya (Harsuki,
(beratnya), (3) efisiensi, (4) durasi 2003) komponen-komponen kondisi
(waktu), (5) frekuensi (misalnya waktu fisik itu antara lain: 1). Daya tahan
per minggu), (6) pengeluaran kalori dari kardivaskuler. Komponen ini
aktivitas yang dilakukan; 6). Kadar menggambarkan kamampuan dan
Hemoglobin yaitu salah satu yang kesanggupan melakukan kerja dalam
mempengaruhi kesegaran jasmani adalah keadaan aerobik, artinya kemampuan
kapasitas pembawa oksigen. Oksigen dan kesanggupan sistem peredaran darah
dibawa oleh aliran darah ke jaringan sel- pernapasan. Mengambil dan
sel tubuh, termasuk sel-sel otot jantung. mengadakan atau manyediakan oksigen
Purnomo Ananto, (2000) yang dibutuhkan. Pada lanjut usia
mengatakan Komponen komponen komponen ini sangat penting
Kebugaran Jasmani yang berkaitan diperhatikan mengingat banyaknya
dengan kesehatan pada umumnya penyakit degeneratif mengenai sistem
adalah: tersebut; 2). Kekuatan otot . Kekuatan
1). Daya Tahan Jantung dan paru-paru otot banyak diperlukan dalam kehidupan
Daya sehari-hari terutama untuk tungkai yang
tahan jantung dan paru-paru dapat harus menahan beban badan. Maka dari
diartikan sebagai kemampuan untuk itu bagi lanjut usia juga harus tetap
melanjutkan tugas-tugas berat yang menjaga kekuatan ototnya karena makin
melibatkan kelompok-kelompok otot tua seseorang makin berkurang pula
besar untuk jangka waktu yang lama. kekuatan otatnya; 3). Daya tahan otot .
Kemampuan sistem peredaran darah Daya tahan otot adalah kemampuan dan
pernafasan bertugas menyesuaikan dan kesanggupan otot untuk kerja berulang-
memulihkan kesegaran fisik dari ulang tanpa mengalami kelelahan. Bagi
efekefek latihan atau pekerjaan lanjut usia daya tahan otot peranannya
keseluruhan tubuh. Tingginya kapasitas sangat penting guna untuk menjaga
kerja fisik, yang merupakan kemampuan komdisi tubuhnya; 4). Fleksibilitas.
untuk melepaskan jumlah energi yang Fleksibilitas adalah kemampuan gerak
relative tinggi dalam suatu jangka waktu maksimal suatu persendian. Pada lanjut
yang lama; 2). Komposisi Tubuh usia banyak keluhan kaku pada
. Komposisi tubuh persendian yang sering dialami oleh
mengacu pada jumlah relatif dari lemak lanjut usia maka dari itu dapat dilakukan
tubuh dibanding dengan jumlah jaringan latihan-latihan yang kalestenik; 5).
aktif; 3). Kelentukan . Komposisi Tubuh. Komposisi tubuh
Kapasitas fungsional yang menunjukkan berhubungan dengan pendidistribusian
keleluasaan gerak dari sendisendi dan otot dan lemak diseluruh tubuh dengan
otot untuk bergerak secara penuh; 4). pengukuran komposisi tubuh ini
Kekuatan Otot . memegang peranan penting, baik untuk
Kekuatan atau upaya maksimal yang kesehatan tubuh maupun untuk
dapat digunakan untuk melawan beban; berolahraga, kelebihan lemak tubuh
5). Daya Tahan Otot dapat menyebabkan kegemukan atau
ar obesitas dan meningkatkan resiko untuk
. Kemampuan otot untuk menderita berbagai macam penyakit.
digunakan secara berulang-ulang atau Dalam olahraga, kelebihan lemak ini
mempertahankan konstraksi otot selama dapat memperburuk kinerja karena tidak
periode waktu tertentu. memberikan sumbangan tenaga yang
Kebugaran Jasmani yang dihasilkan oleh kontraksi otot, malahan
berhubungan dengan kesehatan terdiri memberikan bobot mati yang
dari lima komponen-komponen kondisi menambahkan beban karena
fisik yang saling berhubungan antara
memerlukan energi tambahan untuk
menggerakkan tubuh.
pengendalian koordinasi dan
SIMPULAN kemampuan psikis
Simpulan Saran.
Berdasarkan pembahasan atau kajian di Setelah mengkaji, menyimak, dan
atas dapat dibuat simpulan sebagai mencermati peningkatan kebugaran
berikut. jasmani melalui prinsip-prinsip umum,
1. Khusus kepada generasi penerus maka dapat disarankan sebagai berikut:
bangsa terutama kepada siswa 1. Sebelum seseorang diukur
dan mahasiswa, pencinta kebugaran jasmaninya,perlu
olahraga, dan komponen persyaratan yang harus dipenuhi
masyarakat yang ada di bumi antara lain; memeriksakan
nusantara sangat diharapkan agar kesehatannya kepada dokter,
dapat merubah pola hidup untuk terutama bagi orang-orang yang
menuju sehat jasmani dan rohani tidak melakukan aktivitas fisik
melalui pola hidup sehat dan yang agak berat atau tak pernah
berolahraga yang teratur, berolahraga, dan untuk umur >
terprogram dan sistematis 40 tahun.
mengikuti prinsip-prinsip 2. Jika ingin meningkatkan
pelatihan kebugaran jasmani yang baik,
2. Semakin banyak tubuh seseorang maka lakukanlah prinsip-prinsip
dapat menggunakan oksigen, pelatihan dengan baik dan benar.
semakin banyak pula pekerjaan
yang dapat dilakukannya. jantung Rekomendasi
harus dapat memompa darah
1. Sebelum memulai melakukan
lebih kuat. Jantung sehat, dengan
sebuah program pelatihan,
detakan yang lambat pada waktu
sebaiknya kondisi tubuh
istirahat, dapat memiliki daya
diperiksakan dahulu ke dokter
pompa lebih kuat, setiap detakan
olahraga.
dapat mengalirkan darah lebih
2. Berolahragalah secara teratur dan
banyak dari pada jantung tidak
rutin menurut cabang olahraga
sehat.
yang disenangi
3. Dalam olahraga sifat-sifat pribadi
3. Jika kondisi badan tidak bugar,
yang paling utama adalah
janganlah memaksakan diri
kemauan keras, percaya diri,
untuk berolahraga
motivasi berprestasi. Disamping
4. Biasakan minum air
itu sifat-sifat psikis yang lain juga
setiap 10-15 menit saat
diperlukan seperti: gairah
berolahraga, agar tubuh tidak
kegembiraan, agresif, rangsangan
kekurangan cairan.
emosi, vitalitas dan temperamen.
4. Peningkatan kemampuan fisik DAFTAR RUJUKAN
ditentukan (terutama) oleh Anonim (2001) Pelatihan Komponen
latihan-latihan yang terarah. Biomotorik, program terapan
Disamping itu usia atlet, bakat, untuk cabang
5. baik itu sifat organ tubuh yang olahraga.Pascasarjana fisiologi
spesifik atau ukuran olahraga Universitas Udayana,
otot,mungkin juga kedua-duanya Denpasar.
(organ dan otot), tingkat
Djoko Pekik Irianto. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga. Yogyakarta: Andi Offset
Giam, 1993. Ilmu Kedokteran Olahraga, Jakarta: Bina Putra Aksara.
Giriwijoyo, Santosa, dkk. (2007). Ilmu Kesehatan Dan Olahraga. Bandung : Tim Pengajar
Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia
Ichan (1988), Pendidikan Kesehatan dan Olahraga, Depdikbud,
dirjendikti, proyek pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.
Lamb. DR. 1984. Phisiology Basis Of Exercise Responses And Adaptions. Canada : Mac Milk
Publishing Company.
Nala (1988) Kesegaran Jasmani, Penerbit Yayasan Ilmu Faal Widhya Laksana Denpasar.
Nala (1998), Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga.Denpasar, UNUD
Pesurney P.L (2005) Latihan fisik olahraga, Komisi Pendidikan dan Penataran Bidang
Penelitian dan Pengembangan KONI Pusat, Jakarta

Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI


SISWA

Eva Erliana, Setiyo Hartoto


Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Olahraga
Universitas Negeri Surabaya
evaerliana@mhs.unesa.ac.id

Abstrak

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi kondisi kebugaran
jasmani seseorang. Namun sekarang ini banyak sekali yang tidak tau bahwa kebugaraan jasmani sangat
penting. Untuk menjaga supaya kebugaran jasmani tetap terjaga, minimal lakukanlah aktivitas fisik
kurang lebih 3-5 hari dalam seminggu dengan durasi waktu 20-60 menit. Pengumpulan data penelitian
ini dilakukan di SMA Negeri 1 Purwoasri dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Stratified
Random Sampling. Penelitian ini termasuk penelitian populasi dengan jenis penelitian non-eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 266 siswa dalam satu tingkatan kelas yaitu kelas X, yang terdiri
dari 4 Kelas MIA dan 4 Kelas IIS. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan dua cara,
yaitu : angket PAQ-A untuk mengetahui aktivitas fisik siswa dan untuk mengetahui tingkat kebugaraan
jasmani menggunakan tes MFT. Tujuan dari penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan
aktivitas fisik terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
signifikasi korelasi Product Moment antara aktivitas fisik dan kebugaran jasmani siswasebesar 0,000 <
0,05 dimana Ha diterima. Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa antara aktivitas fisik dan kebugaran
jasmani siswa kelas X di SMA Negeri 1 Purwosri dikatakan memiliki hubungan. Untuk nilai koefisien
korelasi dalam penelitian ini sebesar 0,374 dimana nilai koefisien menunjukkan nilai yang positif,
sedangkan besar hubungan antara aktivitas fisik dan kebugaran jasmani siswa sebesar 14%. Nilai 14%
ini diperoleh dari hasil koefisien korelasi kuadrat dikalikan 100%.

Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Kebugaran Jasmani

Abstract

Physical activity is one of the external factors that influences someone’s physical fitness.
However, nowadays, many people realize that physical fitness is very essential. To maintain one’s
physical fitness, physical activities should be done at least 3-5 days in a week for 20-60 minutes. The
data on this study were obtained in SMAN 1 Purwoasri using by Stratified Random Sampling as the
sampling technique. This current study was a population study in which non-experiment correlation
was employed. The population of this study was 266 students in the same grade, namely the tenth
graders, which consisted of 4 classes of natural science and 4 classes of social science. There were two
data collections used: PAQ-A questionnaire to find out students’ physical activities and MFT test to
find out the level of students’ physical fitness. The purpose of this study was to examine the correlation
between students’ physical activities and their physical fitness. The result of this study showed that the
significant value of Product Moment correlation between physical activities and physical fitness was
0.001(<.05) which means Ha was accepted. Based on the result, it can be said that there is a correlation
between SMAN 1 Purwoasri students’ physical activities and physical fitness. Coefficient value of the
correlation on this study was .374 which showed positive value, whereas the effect size for correlation
between physical activities and physical fitness was 14%. That effect size result was calculated as the
square of the correlation coefficient, multiplied by 100%.

Keywords : Physical Activities, Physical Fitness

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-
jasmani/issue/archive 225
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 225 - 228
teratur dapat membawa manfaat seperti (1)
memperlambat proses menjadi tua (2) lebih ceria
(3) mengurangi resiko penyakit jantung koroner
PENDAHULUAN (4) menghindari stress (5) percaya diri meningkat
Dewasa ini masalah kesehatan sering kali (6) tidak mudah loyo. Menurut Carl J. Caspersen
dibicarakan oleh banyak pihak. Antara lain (1985:126), “Physical activity is defined as any
mengenai pola makan sehat, diet yang sehat bodily movement produced by skeletal muscles
maupun jenis-jenis penyakit yang mematikan. that results in energy expenditure. The energy
Berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan expenditure can be measured in kilocalories.
Kesehatan (RISKESDAS) Tahun 2013 Physical activity in daily life can be categorized
menjelaskan bahwa proporsi data aktivitas fisik into occupational, sports,conditioning, household,
tergolong kurang aktif. Sedangkan pada siswa or other activities.’’ Yang artinya aktivitas fisik
sekolah pada Tahun 2005 menunjukkan kondisi merupakan gerakan tubuh yang dilakukan otot
kebugaran: kategori baik sekali sebesar 0%; rangka yang akan mengeluarkan energi.
kategori baik 5,66%; kategori sedang 37,66%; Pengeluaran energi dapat diukur dalam kilokalori.
kategori kurang 45,97%; dan kategori kurang Aktivitas fisik dikategorikan mejadi beberapa
sekali 10,71%. Menurut WHO (2010: 19) kelompok yaitu pekerjaan, olahraga,
menyatakan Physical activity is positively related pengkondisian rumah tangga, atau kegiatan
to cardiorespiratory fitness in children and youth. lainnya. Menurut Fahey (2010:5) aktivitas fisik
Artinya, bahwa ada hubungan antara aktivitas dibagi dua yaitu (1) aktivitas tidak terstruktur (2)
sehari-hari dengan tingkat kardiorespirasi. aktivitas terstruktur. Menurut World Health
Menurut Wuest (2009:291) jika frekuensi latihan Organization WHO (2010) faktor-faktor yang
kurang lebih 3-5 hari dalam seminggu dengan mempengaruhi aktivitas fisik meliputi :
durasi waktu 20-60 menit dapat meningkatkan a. Gaya Hidup
kebugaran jasmani. Oleh karena itu, aktivitas fisik b. Pendidikan
sangatlah penting bagi tubuh kita untuk menjaga
c. Lingkungan
kondisi kebugaran jasmani tubuh. Menurut
Nurhasan dkk (2005:24), dengan melakukan d. Hereditas (keturunan)
aktivitas fisik secara baik, benar, terukur dan Kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh
dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan sehari-
hari tanpa merasakan lelah yang berlebihan yang (4) tes naik turun bangku (5) tes lari 12 menit (6)
mana dalam tubuh masih ada sisa energi cadangan tes TKJI. Dengan permasalahan tersebut penulis
untuk melakukan aktifitas diluar aktivitas sehari- merasa tertarik untuk mengambil judul
hari, contohnya : keadaan darurat (emergency). “Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Tingkat
Widiastuti (2017:13), menyatakan bahwa Kebugaran Jasmani Siswa di SMA Negeri 1
kesegaran jasmani merupakan.,kondisi jasmani Purwoasri” (Studi pada Siswa Kelas X SMA
atau kemampuan.,jasmani seseorang untuk Negeri 1 Purwoasri).
melakukan.,aktivitas-aktivitas tertentu tanpa
memperlihatkan.,rasa lelah yang.,berarti. Menurut METODE
Nurhasan dkk (2005; 17), kebugaran jasmani Penelitian ini merupakan penelitian korelasi
adalah kemampuan tubuh seseorang untuk noneksperimen. Penelitian non-eksperimen tidak
melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa membenarkan peneliti memanipulasi kondisi
menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tertentu dan tidak memberikan perlakuan apapun
tubuh masih memiliki cadangan tenaga untuk pada subyek yang diteliti (Mahardika, 2015 : 85).
mengatasi beban kerja tambahan. Faktor Desain penelitian ini merupakan penelitian
kebugaran : (1)Genetik (2) umur (3) jenis kelamin korelasi, korelasi adalah salah satu teknik analisis
(4) aktivitas fisik (5) keadaan kesehatan (6) gizi data yang diperuntukkan untuk mencari hubungan
(7) kebiasaan merokok (8) tidur dan (korelasi) dua variabel atau lebih (Maksum, 2007:
istirahat.Hartono, dkk, (2013:22) menyebutkan 36). Dalam penelitian ini populasi diambil dengan
bahwa kebugaran jasmani terdiri dari sepuluh cara Stratified Random Sampling dimana peneliti
komponen, yaitu : (1) Kelincahan (agility) (2) mengambil salah satu tingkatan kelas untuk
Kelentukan (flexibility) (3) Kekuatan otot diteliti, yaitu kelas X. Dalam penelitian ini
(muscular strength) (4) Keseimbangan (balance) peneliti menggunakan 2 instrumen yaitu : 1.
(5) Aktivitas fisik siswa menggunakan angket
Daya tahan jantung paru (cardiovascular aktivitas fisik PAQ-A, dan 2. Tingkat kebugaran
endurance) (6) Kecepatan reaksi (reaction time) jasmani siswa menggunakan
(7) Daya tahan otot (muscular endurance) (8) Multistage Fitness Test (MFT). Tempat penelitian
Koordinasi (coordination) (9) Komposisi tubuh ini di SMA Negeri 1 Purwoasri selama 5 hari,
(body compotiation) (10) Kecepatan gerak (speed dimulai dari hari Rabu, 06 Februari 2019 s/d
movement). Macam tes kebugaran: (1)Tes MFT Selasa, 12 Februari 2019. Adapun jumlah sampel
(2) tes lari 2,4 km cooper (3) tes jalan cepat 4,8 dari tiap kelas yang menjadi populasi dalam
km penelitian ini, yaitu : Tabel 1. Daftar Jumlah
Sampel Setiap Kelas
No Nama Kelas Jumlah
1 Kelas X MIA 1 35 Siswa
2 Kelas X MIA 2 34 Siswa
3 Kelas X MIA 3 34 Siswa
4 Kelas X MIA 4 34 Siswa
5 Kelas X IIS 1 33 Siswa

226 ISSN : 2338-798X


Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa
6 Kelas X IIS 2 32 Siswa B.Analisis Data
7 Kelas X IIS 3 33 Siswa Berikut ini adalah nilai mean dan standar deviasi
8 Kelas X IIS 4 31 Siswa pada dua variable penelitian ini yaitu aktivitas
Jumlah Total 266 Siswa fisik dan tingkat kebugaran jasmani siswa telah
diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian akan dideskripsikan oleh Tabel 4. Hasil Mean dan Standar Deviasi
peneliti sehingga mudah untuk dipahami. Berikut Standar
Variabel Mean N
hal yang akan dipaparkan oleh peneliti yaitu : Deviasi
AF 1,6917 0,65796 266
MFT 1,1278 0,40587 266
A.Deskripsi Data Tabel 2. Hasil Aktivitas Berdasarkan Tabel 4 maka nilai mean untuk
Fisik aktivitas fisik sebesar 1,6917 dan nilai standar
Kategori SR R S T ST deviasi sebesar 0,65796. Selain itu untuk nilai
Jumlah 111 126 29 0 0 mean tingkat kebugaran jasmani siswa sebesar
Dari hasil penelitian menggunakan Angket 1,1278 dan nilai standar deviasi tingkat
Aktivitas Fisik PAQ-A memiliki 5 klasifikasi kebugaran jasmani siswa sebesar 0,40587.
penilaian kuisioner PAQ-A, yaitu : (1) sangat
tinggi, (2) tinggi, (3) sedang, (4) rendah, (5)
sangat rendah. Dari Gambar 1 dapat kita lihat
hasil dari jumlah siswa sebanyak 266 (100%)
terdapat 111 siswa (41,7%) termasuk dalam
kategori tingkat aktivitas fisik sangat rendah, 126 Tabel 5. Korelasi ProductMomentdan
siswa (47,4%) termasuk dalam kategori tingkat Koefisien Korelasi
aktivitas fisik rendah, 29 siswa (10,9%) termasuk Pearson
Variabl
dalam kategori tingkat aktivitas fisik sedang dan N Sig Correlatio Ket
e
untuk kategori aktivitas fisik tinggi dan sangat n
tinggi adalah 0 siswa (0,0%). Ha Diterima
AF–
266 0,000 0,374 (Ada
Tabel 3. Hasil Kebugaran Jasmani MFT
Hubungan)
Kategor SK K S B SB LB
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai
i
signifikasi sebesar 0,000 dengan
Jumlah 239 20 7 0 0 0 nilai,ukoefisien,ukorelasi sebesar 0,374. Hasil ini
Dari hasil penelitian menggunakan tes kebugaran menunjukkan bahwa nilai signifikasi 0,000 < 0,05,
jasmani MFT memiliki 6 kategori penilaian, yaitu maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan Ha
: (1) luar biasa, (2) sangat baik, (3) baik, (4) diterima maka ada hubungan antara tingkat
rendah, (5) kurang, (6) sangat kurang. Dari tabel kebugaran jasmani dan aktivitas fisik. Sedangkan
3 dapat kita lihat hasil dari jumlah siswa menurut pedoman interprestasi terhadap koefisien
sebanyak 266 (100%) terdapat 239 siswa (89,8%) korelasi milik Arikunto, dengan hasil koefisien
termasuk dalam kategori sangat kurang, 20 siswa korelasi sebesar 0,374 maka diperoleh hasil yang
(7,6%) kategori kurang, 7 siswa (2,6%) kategori menyatakan bahwa kekuatan hubungan antara
sedang dan untuk kategori baik, sangat baik dan aktivitas fisik terhadaptingkat kebugaran jasmani
luar biasa adalah 0 siswa (0,0%). siswa termasuk kategori rendah namun bersifat
positif.
Tabel 6. Hasil Koefisien Determinasi
Variable N R R Koefisien
Squar Determinasi
e
AF–MFT 266 0,374 0,140 14%
Dari Tabel 6 didapat R Square 0,140, kemudian R
Square dikalikan 100% sehingga diperoleh nilai
koefisien determinasi 14%. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa besarnya korelasi atau
pengaruh dari aktivitas fisik terhadap tingkat
kebugaran jasmani siswa sebesar 14%. Dari hasil
kebugaran jasmani diketahui bahwa hasil nilai
kategori sedang melakukan olahraga diluar jam
pembelajaran olahraga sebanyak 2-5 kali
seminggu dengan durasi waktu 20-60 menit setiap
hari, kategori kurang melakukan olahraga
sebanyak 2 kali seminggu dengan durasi waktu
15-20 menit setiap harinya, kategori sangat kurang
melakukan olahraga sebanyak 1 kali seminggu
dengan durasi waktu 20 menit. Sedangkan hasil
Aktivitas fisik yang sering dilakukan oleh siswa
kategori sedang adalah mengikuti ekstrakulikuler
futsal, basket, voli dan kegiatan diluar sekolah
seperti jogging mandiri dirumah dan mengikuti
perguruan pencak silat. Untuk kategori rendah
memiliki aktivitas fisik seperti bermain
bulutangkis, lari, ataupun bersepeda. Kategori
aktivitas fisik sangat rendah hanya melakukan
aktivitas fisik ketika jam pembelajaran olahraga
saja tanpa melakukan aktivitas olahraga tambahan
diluar jam pembelajaran olahraga.

PENUTUP Simpulan
Berikut adalah hasil dari penelitian yang akan
dijabarkan seperti dibawah ini :
1.Hasil dari penghitungan korelasi Product
Moment menggunakan SPSS versi 25
menunjukan adanya
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-
jasmani/issue/archive 227
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 225 - 228
hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat Fit and Well Core Concepts and Labs
kebugaran jasmani siswa dengan nilai in Physical Fitness and Wellness.New
signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga York: McGraw Hill.
Ho ditolak dan Ha diterima, yangartinya Hartono. Soetanto dkk. 2013. Pendidikan
antara aktivitas fisik dan tingkat kebugaran Jasmani: (Sebuah Pengantar).
jasmani siswa memiliki hubungan. Surabaya. Unesa
2. Hasil interprestasi koefisien korelasi
University Press..
menunjukan nilai positif dengan kekuatan Mahardika, I, M, S. 2015. Metodologi
hubungan termasuk dalam kategori rendah. Penelitian. Surabaya: Unesa University
Nilai koefisien korelasi aktifitas fisik Press.
terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa Maksum, Ali. 2007. Statistik dalam Olahraga.
sebesar 0,374. Surabaya: Unesa University Press.
Nurhasan, dkk., 2005. Petunjuk Praktis
Pendidikan
Besarnya hubunganaktivitas fisik terhadap tingkat
3. Jasmani. Surabaya: Unesa University Press. kebugaran jasmani,siswa sebesar 14%. Sedangkan
untuk 86% dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : Widiastuti. 2017. Tes dan Pengukuran Olahraga.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
genetik, umur, jenis kelamin, kebiasaan olahraga, status gizi, kadar hemoglobin, kondisi kesehatan,
World Health Organization. (2010).
kebiasaan merokok, dan istirahat yang cukup. Global,uRecommendations on Physical
4. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Activity,uforHealth. Switzerlaand: WHO
Press.
terdahulu dari Dion Erwinanto dari Universitas
Negeri Yogyakarta Tahun 2017 adalah jumlah Wuest, Debora.A., Charles, A. B. 2009. Foundation
of sampel yang digunakan lebih banyak. Sedangkan York: McGraw Hill. Physical Education
Excersaise, and Sport. New York:
McGraw perbedaan dengan penelitian Tegar Prasetyo
ISSN : 2338-
798X

47
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

29
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI
TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR MAHASISWA
Cerika Rismayanthi
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY
email: cerika@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan tingkat kebugaran
jasmani dengan prestasi hasil belajar mahasiswa yang tinggal di wisma olahraga FIK UNY. Penelitian
ini merupakan penelitian korelasi untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu status gizi dan kebugaran jasmani, serta satu variabel
terikat yaitu hasil belajar mata kuliah praktik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
yang tinggal di wisma Olahraga FIK UNY. Teknik sampling yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
prodi IKORA yang tinggal di Wisma Olahraga FIK UNY, yang berjumlah 23 orang.Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (p>0,05) antara status gizi
dengan prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor FIK UNY. Ada hubungan yang signifikan (p<0,05)
antara kebugaran jasmani dengan prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor FIK UNY. Ada hubungan
yang signifikan (p>0,05) antara status gizi dan kebugaran jasmani dengan prestasi hasil belajar
mahasiswa Wismor FIK UNY. Kebugaran jasmani memberikan kontribusi paling besar terhadap
prestasi belajar mahasiswa, dengan memberikan sumbangan efektif sebesar 28,68%; sedangkan
status gizi sebesar 10,32%
Kata kunci: status gizi, kebugaran jasmani, prestasi belajar
RELATION AMONG NUTRITION STATUS AND PHYSICAL FITNESS LEVEL
AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS
Abstract
This study is aimed at finding out the relation between nutrition status and physical fitness
level with the learning achievement of sport students living in the sport dormitory. The study is
correlation research involving nutrition status and physical fitness level as independent variables
and learning achievement as the dependent variable. Study population refers to all students living
in the dormitory. Using purposive sampling, 23 students of the IKORA study program are chosen
as the research subjects. Results of the study show the following. There is no significant correlation
(p.>0,05) between nutrition status and achievement. There is significant correlation (p.>0,05) between
physical fitness level and achievement. There is significant correlation (p.>0,05) between nutrition
status and physical fitness level with achievement. Physical fitness level gives the bigger effective
contribution of 28,68%. Nutrition status gives effective contribution of 10,32%.
Keywords: nutrition status, physical fitness, learning achievement
PENDAHULUAN
Sistem penerimaan mahasiswa baru

48
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

telah berulang kali mengalami perubahan


dan penyempurnaan, perkembangan sistem
penerimaan diawali sistem yang bersifat
lokal, regional, maupun nasional seperti
SPMB, yang sekarang dipakai di Indonesia.
Pemerintah juga menyelenggarakan sistem
30
penerimaan mahasiswa baru dengan program
lain yang dikenal dengan PBU (penelusuran
bibit unggul) yang merupakan bagian dari
Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Tujuan dari program-program tersebut tidak
lain adalah untuk mendapatkan mhasiswa
yang berkualitas.
Berkaitan dengan masalah tersebut,
FIK sebagai bagian dari UNY juga berusaha
meningkatkan kualitas dengan mencari
terobosan melalui program penelusuran
bibit unggul (PBU) untuk diasramakan
atau tinggal di wisma olahraga. Dengan
sistem ini, FIK UNY diharapkan mampu
meningkatkan kualitas mahasiswa dan
nantinya mampu meningkatkan mutu lulusan.
Karena tujuan pokok pendidikan di UNY
adalah mempersiapkan tenaga pendidik dan
non kependidikan yang siap pakai, maka untuk
kelancaran proses pendidikan diperlukan
Wisma Olahraga. Selain itu, pendirian wisma
olahraga adalah membantu
mahasiswa
dalam menjalani proses pembelajaran yang
berkenaan dengan keterampilan fisik maupun
aspek dan sikap serta pengetahuan yang lebih
dibandingkan dengan mahasiswa yang lain.
Status gizi mahasiswa wisma olahraga
dapat mempengaruhi tingkat kebugaran
jasmani mahasiswa itu sendiri. Pada saat
mahasiswa melaksanakan kegiatan seharihari
mereka memerlukan energi yang cukup,
dimana energi ini nantinya digunakan tubuh
untuk melakukan daya tahan, kelentukan,
koordinasi dan kelincahan. Asupan gizi
yang kurang menjadikan status gizi siswa
menjadi buruk, sehingga akan mempunyai
cukup energi untuk melakukan aktivitas
dalam kesehariannya. Kekurangan gizi
pada usia pertumbuhan akan mempunyai
dampak yang sangat parah, karena pada
masa ini akan mengalami perubahan yang

49
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

sangat pesat dalam pertumbuhan maupun


perkembangannya. Sehingga diperlukan gizi
yang baik maupun kebugaran yang baik untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan
yang lebih optimal. Aktivitas gerak yang selalu
dilakukan mahasiswa Wismor FIK UNY akan
mempengaruhi kondisi fisiknya, namun
demikian lingkungan juga sangat berpengaruh
terhadap segala bentuk aktivitas mahasiswa.
Jika seseorang memiliki kebugaran
jasmani dan status gizi yang tidak seimbang
dapat terjadi gangguan perkembangan dan
pertumbuhan karena, setiap kali mahasiswa
melakukan gerak memerlukan energi. Energi
tersebut didapat dari makanan yang cukup
mengandung nilai gizi yang baik, sehingga dapat
meningkatkan daya tahan otot, kelentukan,
koordinasi, dan kelincahan yang baik.
Dalam kegiatan olahraga, gerak
seseorang akan menjadi pusat perhatian, oleh
karena itu, gerak yang baik harus didukung
energi yang cukup serta fungsi-fungsi
fisiologis yang berjalan normal yang cukup
dan kesehatan yang baik. Dengan tinggal di
wisma olahraga, mahasiswa dapat terkontrol
status gizinya
dan kebugaran jasmaninya
tetap baik. Mahasiswa yang tinggal di wisma
Olahraga dapat terkontrol pola makanannya
karena makannya sesuai dengan jumlah
energi yang dikeluarkan setiap harinya tanpa
mengabaikan kompenen gizi utama yang
diperlukan tubuh, yaitu menu yang sesuai
dengan konsep empat sehat lima sempurna.
Kebugaran jasmani yang baik,
diharapkan akan mendukung prestasi dan
hasil belajar mahasiswa, khususnya prestasi di
bidang olahraga yang di geluti atau di tekuni.
Salah satu faktor yang mendukung kebugaran
jasmani siswa adalah pemenuhan gizi pada
mahasiswa yang tinggal di wisma olahraga,
bahwasannya
pemenuhan gizi yang cukup
akan meningkatkan kebugaran, prestasi dan
kreativitas mahasiswa wismor.
Tingkat kebugaran jasmani yang baik
akan menyebabkan kemampuan fisik yang baik
pula. Mahasiswa yang selalu aktif bergerak
kebugaran jasmaninya akan baik, sehingga

50
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

hasil belajarpun akan lebih baik dari pada


mahasiswa dengan tingkat kebugaran jasmani
yang rendah. Berdasarkan latar belakang di atas
maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 42, Nomor 1, Mei 2012, Halaman 29 - 38
31
bersifat objektif maupun subjektif. Status
gizi merupakan suatu keadaan seseorang
sebagai akibat dari mengkonsumsi dan
proses terhadap makanan dalam tubuh dan
kesesuaian gizi yang dikonsumsi dengan
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Status gizi
yang baik diperlukan untuk mempertahankan
derajat kebugaran dan kesehatan, membantu
pertumbuhan bagi seseorang serta menunjang
pembinaan prestasi olahragawan. Penilaian
status gizi dapat dilakukan dengan cara
melihat Gambar 1.
Gambar 1. Metode penilaian Status Gizi
(Sumber: Irianto, 2000: 66)
Menurut Lutan dkk. (2001: 7) kebugaran
jasmani yang terkait dengan kesehatan adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan
tugas fisik yang memerlukan daya tahan
dan fleksibilitas. Sedangkan menurut Irianto
(2002: 2) secara umum kebugaran jasmani
(physical fitness) yaitu kemampuan seseorang
untuk dapat melakukan kerja sehari-hari
secara efisien tanpa timbul kelelahan yang
berlebihan, hingga dapat menikmati waktu
luang. Sumarjo (2002: 43) mengemukakan
kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk
menyelesaikan tugas sehari-hari dengan
mudah, tanpa kelelahan yang berarti dan
masih dapat menikmati waktu senggangnya
serta dalam keadaan darurat masih mampu
melakukan pekerjaan
yang tidak terduga.
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah
keadaan dimana seseorang tersebut mampu
menyelesaikan tugas hariannya dengan baik
tanpa suatu kelelahan yang berarti.
berikut: (1) Belum diketahuinya status gizi
mahasiswa yang tinggal di wisma olahraga.
(2) Terbatasnya pengetahuan mahasiswa akan
pentingnya makan makanan bergizi untuk
menunjang aktivitas belajar di perguruan
tinggi. (3) Belum diketahui hubungan status

51
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

gizi dan tingkat kebugaran jasmani dengan


prestasi hasil belajar mahasiswa yang tinggal
di wisma olahraga FIK UNY. Melihat keadaan
tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui
tingkat status gizi dan tingkat kesegaran
jasmani mahasiswa yang tinggal di wisma
olahraga, selain itu peneliti ingin mengetahui
apakah ada hubungan antara status gizi dan
tingkat kesegaran jasmani dengan prestasi
hasil belajar mahasiswa yang tinggal di wisma
olahraga FIK UNY.
Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan atau kecukupan gizi akan
menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa
masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Status
gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan
laboratorium maupun secara antropometri.
Antropometri merupakan cara penentuan
status gizi yang paling mudah dan murah.
Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan
sebagai indikator yang baik untuk menentukan
status gizi remaja. Masalah gizi pada remaja
akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi
belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR,
penurunan kesegaran jasmani.
Status Gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status
gizi merupakan indikator baik-buruknya
penyediaan makanan sehari-hari. Menurut
Arisman (2002: 27) status gizi adalah tandatanda
atau penampilan yang diakibatkan
oleh keseimbangan antara pemasukan
gizi disatu pihak dan pengeluaran energi
dipihak lain yang terlihat melalui indikator
berat badan dan tinggi badan. Penilaian
status gizi pada dasarnya merupakan proses
pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan
cara mengumpulkan data penting baik yang
Cerika Rismayanthi: Hubungan Antara Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani...
32
Mengetahui dan memahami kebugaran
jasmani sangat penting, karena komponenkomponen
kebugaran jasmani sebagai penentu
baik atau buruknya kondisi fisik atau tingkat
kebugaran jasmani seseorang. Menurut Lutan
(2001: 63) Kebugaran jasmani mencakup dua
aspek yaitu: kebugaran yang berhubungan

52
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

dengan kesehatan, dan kebugaran jasmani


yang berhubungan dengan performa.
Kebugaran yang berkaitan degan kesehatan
mengandung empat unsur pokok, yaitu: (a)
kekuatan otot dan daya tahan otot, (b) daya
tahan aerobik, (c) fleksibilitas, (d) komposisi
tubuh. Kesegaran jasmani yang berkaitan
dengan performa mengandung unsur-unsur:
(a) koordinasi, (b) agility, (c) kecepatan gerak,
(d) power, (e) keseimbangan.
Menurut Irianto (2000: 4), komponen
kebugaran jasmani dikelompokkan menjadi
empat bagian. Pertama, daya tahan kardio
respirasi adalah kesanggupan sistem jantung,
paru-paru dan pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal saat melakukan
aktifitas sehari-hari, dalam waktu yang
cukup lama tanpa mengalami kelelahan
yang berarti. Kedua, daya tahan jantung paru
sangat penting untuk menunjang kerja otot,
yaitu dengan cara mengambil oksigen
dan
menyalurkan keotot yang aktif. Ketiga, daya
tahan otot dan kekuatan otot; Daya tahan otot
adalah kemampuan otot dalam melakukan
serangkaian kerja dalam waktu yang lama.
Kekuatan
otot adalah kemampuan otot dalam
melawan beban dalam suatu usaha. Keempat,
kelenturan adalah kemampuan persendian
untuk bergerak melawan beban dalam suatu
usaha. Kelima, komposisi tubuh adalah
perbandingan berat tubuh berupa lemak
berupa tubuh tanpa lemak yang dinyatakan
dalam prosentase tubuh. Komposisi tubuh
meliputi dua hal, yaitu Indek Masa Tubuh
(IMT) dan prosentase lemak tubuh. IMT
merupakan cara untuk menggambarkan berat
badan dalam hubunganya dengan tinggi badan
dan digunakan untuk memprediksi status gizi
yaitu keadaan obesitas. Presentase lemak
adalah perbandingan antara berat lemak tubuh
dan berat badan yang diperoleh melalui rumus
tertentu berdasarkan pengukuran ketebalan
lemak dengan menggunakan alat skinfold
caliper.
Badan yang sehat merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi
kondisi tubuh, baik secara langsung maupun

53
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

tidak langsung. Kebugaran jasmani menurut


Irianto (2000:3) digolongkan menjadi tiga
kelompok, yaitu kebugaran statis, kebugaran
dinamis, dan kebugaran motoris. Kebugaran
Statis: Keadaan sesorang yang bebas dari
penyakit dan cacat atau disebut sehat.
Kebugaran dinamis: kemampuan seseorang
untuk bekerja secara efisien yang tidak
memelukan keterampilan khusus, misalnya
berjalan, berlari, melompat, dan mengangkat.
Kebugaran motoris: kemampuan seseorang
untuk bekerja secara efisien yang menuntuk
keterampilan khusus.Untuk mengetahui dan
menilai tingkat kebugaran jasmani seseorang
dapat di lakukan dengan tes Cooper dengan
lari atau berjalan selama 12 menit.
Muray dalam Beck (1990: 290)
mendefinisikan prestasi sebagai berikut: “To
overcome obstacle, to exercise power, to strive
to do something difficult as well and as quickly
as possible”. Artinya, “Kebutuhan untuk
prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih
kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang
sulit dengan baik dan secepat mungkin”.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi
belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu:
kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap dan keterampilan.
Menurut Bloom dalam Arikunto (1990: 110)
bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga
aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil
kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu. Berdasarkan pendapat
tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah
hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran.
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 42, Nomor 1, Mei 2012, Halaman 29 - 38
33
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
korelasi untuk mencari hubungan antara
dua variabel atau lebih. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel bebas yaitu status
gizi dan kebugaran jasmani, serta satu
variabel terikat yaitu hasil belajar mata kuliah
praktek. Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian (Arikunto, 2002: 30). Populasi

54
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang


tinggal di Wisma Olahraga FIK UNY yang
berjumlah 120 orang. Teknik sampling
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi
IKORA yang tinggal di Wisma Olahraga FIK
UNY, yang berjumlah 23 orang.
Instrumen yang digunakan dalam
pengambilan data masing-masing variabel
adalah: (1) Status gizi yang merupakan cara
penilaian status gizi berdasarkan pengukuran
antropometri
antara lain dengan IMT : Koup
Devenport menggunakan cara penilaian status
gizi dengan menghitung IMT atau Body Mass
Index (BMI) (Irianto, 2006:7). (2) Tingkat
Kebugaran Jasmani adalah tingkat kesegaran
jasmani yang diukur dengan menggunakan
tes lari dan jalan 12 menit (tes daya tahan
jantung paru-paru dengan metode Cooper).
(3) Prestasi belajar ang diukur dengan
menggunakan instrumen yang di gunakan
untuk menentukan prestasi belajar mahasiswa
yang tinggal di wismor adalah menggunakan
daftar hasil studi (DHS) semester satu (ganjil).
Berdasarkan DHS semester satu, maka akan
dapat di ketahui keberhasilan
mahasiswa
belajar selama satu semester.
Pada pengukuran kebugaran jasmani,
tes lari telah disusun untuk tingkat sekolah
dasar, sekolah menengah, mahasiswa maupun
orang dewasa. Adapun kriteria kebugarannya
dapat dilihat pada Tabel 1.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
mahasiswa yang tinggal di Wisma Olahraga
FIK UNY, dengan sampel berjumlah 23
orang mahasiswa IKORA. Pengambilan data
Tabel 1. Kriteria Kebugaran Seseorang Berdasarkan Jarak Tempuh dalam Cooper Test
Sumber: Haskel, WL, Philips WT. Exercise Training Fitness, Health, and Longervity, 1995:8
Cerika Rismayanthi: Hubungan Antara Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani...
34
dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Data
pada penelitian ini diperoleh dengan test dan
dokumentasi. Variabel terikat (dependent
variable) pada penelitian ini, yaitu prestasi
belajar mahasiswa (Y), untuk variabel bebas

55
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

(independent variable), yaitu status gizi (X1);


dan kebugaran jasmani (X2).
Status gizi pada penelitian ini diukur
dengan indeks IMT yaitu berat badan dalam
kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam
meter kuadrat (m²). Dari hasil analisis data
diperoleh nilai terendah sebesar= 17,26 dan
tertinggi 24,73; dengan angka tendensi sentral
sebagai berikut: rerata (mean) sebesar 20,82;
median= 20,66; mode= 22,15; dan standart
deviasi sebesar= 1,610. Distribusi frekuensi
status gizi pada penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Kebugaran jasmani pada penelitian
ini diukur dengan test jalan/lari 12 menit.
Dari hasil analisis data dengan bantuan
software komputer diperoleh nilai terendah
sebesar = 1660 dan tertinggi 2870; dengan
angka tendensi sentral sebagai berikut: rerata
(mean) sebesar 2327,83; median = 2400,00;
mode = 2400; dan standart deviasi sebesar =
317,532.
Penelitian ini membuktikan bahwa
hipotesis pertama pada penelitian ini ditolak
dan dinyatakan tidak ada hubungan yang
positif dan signifikan antara status gizi dengan
prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor FIK
UNY. Pada analisis korelasi product moment
(rXY = 0,483 dengan p < 0,05) dinyatakan
ada hubungan yang signifikan, akan tetapi
pada hasil analisis korelasi parsial (r1y-2 =
0,380 dengan p > 0,05) dinyatakan tidak ada
hubungan yang signifikan.
Distribusi frekuensi kebugaran jasmani
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kebugaran
Jasmani
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Prestasi
Mahasiswa
Dari hasil uji hipotesis kedua
berdasarkan analisis korelasi parsial jenjang
pertama antara kebugaran jasmani
(X2)
dengan prestasi hasil belajar mahasiswa (Y),
dimana variabel status gizi (X1) dikontrol/
dikendalikan (r2y-1) diperoleh koefisien
korelasi sebesar = 0,452; thitung = 2,268 dan
dengan p= 0,035. Dikarenakan nilai p lebih

56
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

kecil dari 5% (p > 0,05); maka korelasi


tersebut signifikan. Dengan demikian Ha yang
menyatakan “ada hubungan yang positif dan
signifikan antara kebugaran jasmani dengan
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 42, Nomor 1, Mei 2012, Halaman 29 - 38
35
prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor FIK
UNY” diterima; dan Ho yang menyatakan
“tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan antara kebugaran jasmani dengan
prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor
FIK UNY”, ditolak; dan disimpulkan ada
hubungan yang positif dan signifikan antara
kebugaran jasmani dengan prestasi hasil
belajar mahasiswa Wismor FIK UNY.
Dari hasil Pengujian Hipotesis Ketiga,
berdasarkan analisis di atas diperoleh juga
besarnya koefisien determinasi
(R2
y(1,2))

= 0,390. Hal ini berarti prestasi hasil


belajar mahasiswa dapat dijelaskan oleh
status gizi dan kebugaran jasmani sebesar
0,390 atau 39,0%; dan selebihnya (61,0%)
ditentukan oleh variabel
di luar penelitian
ini. Berdasarkan hasil di atas dapat dijelaskan
bahwa sumbangan efektif dari status gizi (X 1)
terhadap prestasi hasil belajar mahasiswa (Y)
sebesar 10,32%; ini berarti tinggi rendahnya
prestasi hasil belajar siswa dapat dijelaskan
oleh status gizi sebesar 10,32%. Sumbangan
efektif dari prediktor
kebugaran jasmani (X2)
terhadap prestasi hasil belajar mahasiswa
(Y) sebesar 28,68%; ini berarti tinggi rendahnya
prestasi hasil belajar mahasiswa
dapat dijelaskan oleh kebugaran jasmani
sebesar 28,68%. Jadi dapat dikemukakan
bahwa peningkatan dan penurunan kebugaran
jasmani dapat dijelaskan oleh kedua prediktor
pada penelitian ini sebesar 39,0%.
Berdasarkan hasil analisis data
dan pengujian hipotesis, penelitian ini
membuktikan bahwa hipotesis kedua
penelitian ini diterima dan dinyatakan tidak
ada hubungan yang positif dan signifikan
antara kebugaran dengan prestasi hasil belajar
mahasiswa Wismor FIK UNY. Pada analisis

57
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

korelasi product moment (rXY = 0,536 dengan


p < 0,05) dinyatakan ada hubungan yang
signifikan, dan diperkuat dengan hasil analisis
korelasi parsial (r1y-2 = 0,452 dengan p < 0,05)
dinyatakan ada hubungan yang signifikan.
Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan
ada hubungan yang positif dan signifikan
antara status gizi dan kebugaran jasmani
dengan prestasi hasil belajar mahasiswa
Wismor FIK UNY. Hal ini dibuktikan dengan
hasil perhitungan diperoleh harga R = 0,625
dan Fregresi = 6,395 dengan p < 0,05.
Budiyanto (2001: 9-10) menjelaskan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi seseorang adalah (1) Produk
pangan, (2) pembagian makanan atau pangan,
(3) akseptabilitas (daya terima), (4) prasangka
buruk pada bahan makanan tertentu, (5)
pantangan pada makanan tertentu, (6)
kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, (7)
keterbatasan ekonomi, (8) kebiasaan makan,
(9) selera makan, (10) sanitasi makanan
(penyiapan, penyajian, penyimpanan), dan
(11) pengetahuan gizi. Sedang menurut Lund
dan Burk (1996) yang dikutip oleh Baliwati,
2004: 72) mengemukakan Children’s food
consumption behaviour model bahwa
konsumsi pangan anak tergantung pada
adanya sikap, pengetahuan dan tiga motivasi
utama terhadap pangan yaitu kebutuhan
biologis, psikologis dan sosial yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan
lingkungan Wismor.
Selanjutnya berdasarkan perhitungan
dengan bantuan software SPS 2005, dapat
dikemukakan pula sumbangan
relatif (SR%)
dan sumbangan efektif (SE%) dari masingmasing
prediktor yang terangkum dalam
Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan
bahwa sumbangan efektif dari status gizi (X 1)
terhadap prestasi hasil belajar mahasiswa (Y)
sebesar 10,32%; ini berarti tinggi rendahnya
prestasi hasil belajar siswa dapat dijelaskan
oleh status gizi sebesar 10,32%. Sumbangan
efektif dari prediktor kebugaran jasmani (X2)
terhadap prestasi hasil belajar mahasiswa
(Y) sebesar 28,68%; ini berarti tinggi

58
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

rendahnya prestasi hasil belajar mahasiswa


dapat dijelaskan oleh kebugaran jasmani
sebesar 28,68%. Jadi dapat dikemukakan
bahwa peningkatan dan penurunan kebugaran
jasmani dapat dijelaskan oleh kedua prediktor
pada penelitian ini sebesar 39,0%.
Cerika Rismayanthi: Hubungan Antara Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani...
36
Tabel 5. Ringkasan Bobot Sumbangan
Variabel Bebas terhadap Variabel
Terikat
Selanjutnya diketahui bahwa prestasi
hasil belajar mahasiswa dapat dijelaskan
oleh status gizi dan kebugaran jasmani
sebesar 39,0%. Artinya peningkatan ataupun
penurunan prestasi hasil belajar mahasiswa
ditentukan oleh keuda prediktor tersebut
sebesar 39,0%; selebihnya
sebesar 61,0%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak diteliti pada penelitian ini.
Sumber energi sangat diperlukan bagi
tubuh untuk melakukan aktivitas seharihari.
Kekurangan energi akan menyebabkan
tubuh lemah dan tidak mampu melakukan
aktivitas dengan baik. Untuk itu agar dapat
mencukupi kebutuhan sumber energi
diperlukan pengaturan pola makan yang
baik (Kusdiono,
2002: 26-27). Kesegaran
jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang
untuk melakukan tugas pekerjaan seharihari
tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti (Wahjoedi, 2001: 58-59). Komponen
kesegaran jasmani terdiri dari daya tahan,
kekuatan otot, kecepatan, kelincahan,
kelenturan, keseimbangan, koordinasi,
komposisi tubuh.
Menurut Wiyono (2001: 16) yang
dikutip oleh Haryono (2002) faktor-faktor
yang mempengaruhi kesegaran jasmani
salah satunya adalah gizi atau makanan.
Berkaitan dengan status gizi yang di dalamnya
meliputi pemenuhan
gizi makanan dengan
kemampuan melaksanakan tugas seharihari
yang memerlukan adanya kesegaran
jasmani, maka dapat dikatakan bahwa status
gizi mempunyai hubungan dengan kesegaran

59
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

jasmani. Berkaitan dengan hal tersebut,


relevansi yang sangat tampak dari nilai
kecukupan gizi bagi tubuh, maka berdasar
pada kegunaan yang dapat diperoleh dari
zat-zat gizi makanan adalah untuk memenuhi
zat gizi bagi tubuh, yaitu sebagai sumber
energi, bahan pembangun dan bahan pengatur
(Sediaoetama, 1987: 22). Untuk dapat
melakukan tugas sehari-hari dengan baik
diperlukan adanya energi sebagai penggerak.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
untuk mendapatkan kesegaran jasmani
diperlukan gizi, sebaliknya keberadaan gizi
mampu meningkatkan kesegaran jasmani.
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian
tersebut di atas, dapat dijelaskan pula besarnya
sumbangan efektif dari masing-masing
prediktor terhadap kriterium, berdasarkan
dari yang paling besar, sebagai berikut:
sumbangan efektif prediktor X1 (status gizi)
sebesar 10,32%; dan sumbangan efektif
prediktor
prediktor X2 (kebugaran jasmani)
sebesar 28,68%; Menurut Irianto (2000: 49)
faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat
kesegaran jasmani
adalah dengan program
kegiatan yang terus menerus atau latihan
jasmani/fisik, makan makanan yang bergizi
baik, istirahat, tidur, santai dan pemeliharaan
kesehatan yang cukup. Berorientasi pada
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kesegaran jasmani seseorang, pada dasarnya
setiap orang dianjurkan untuk makan dengan
komposisi makanan yang mengandung
sumber tenaga atau energi agar dapat hidup
dan melakukan aktifitas sehari-hari seperti
bekerja, balajar, berolahraga dan melakukan
kegiatan lain seperti bermain.
SIMPULAN
Mengkaji hubungan tentang status gizi
dengan tingkat kebugaran jasmani, diperlukan
suatu analisis yang tepat mengenai aspekaspek
yang terkandung di dalamnya. Status
gizi adalah kedudukan zat makanan pokok
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 42, Nomor 1, Mei 2012, Halaman 29 - 38
37
yang diperlukan bagi tubuh seseorang yang
terdiri dari karbohidrat, protein, mineral,

60
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

garam-garam, lemak, vitamin dan air.


Fungsi gizi adalah penghasil zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan (p > 0,05)
antara status gizi dengan prestasi hasil
belajar mahasiswa Wismor FIK UNY. Ada
hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara
kebugaran jasmani dengan prestasi hasil
belajar mahasiswa Wismor FIK UNY. Ada
hubungan yang signifikan (p > 0,05) antara
status gizi dan kebugaran jasmani dengan
prestasi hasil belajar mahasiswa Wismor
FIK UNY. Kebugaran jasmani memberikan
kontribusi paling besar terhadap prestasi
belajar mahasiswa, dengan memberikan
sumbangan efektif sebesar 28,68%; sedangkan
status gizi sebesar 10,32%.
Tingkat kebugaran jasmani yang
optimal tidak hanya diperoleh dengan
melakukan olahraga yang teratur, istirahat
yang cukup dan memelihara kesehatan
saja, tetapi juga harus diimbangi dengan
pemenuhan gizi yang terkandung di dalam
makanan yang dikonsumsinya. Hal ini akan
mempengaruhi aktifitas seseorang dan juga
akan berpengaruh terhadap tingkat kebugaran
jasmani. Untuk dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan baik, manusia memerlukan
kebugaran jasmani yang baik pula. Makanan
atau gizi merupakan salah satu faktor yang
perlu diperhatikan dalam meningkatkan
kesegaran jasmani.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, meningkatkan kesehatan jasmani
dan rasa tanggung jawab terhadap kesehatan
pada para mahasiswa dan membiasakan
cara hidup sehat. Peningkatan kesehatan
jasmani hanya diperoleh melalui latihan yang
dilakukan secara kontinyu, dengan pemberian
beban latihan secara bertahap. Seseorang
yang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi
akan mampu melakukan kegiatan sehari-hari,
seperti kemampuan belajar yang lebih lama
dibanding dengan yang bertingkat kebugaran
jasmani yang rendah. Pentingnya kebugaran
jasmani bagi mahasiswa antara lain dapat
meningkatkan kemampuan organ tubuh,
sosiual emosional, sportivitas, dan semangat

61
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

kompetisi. Dalam penelitian ini membuktikan


bahwa kebugaran jasmani memiliki korelasi
yang positif dengan prestasi akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1990. Organisasi dan
Administrasi Pendidikan Teknologi
Kejuruan. Jakarta: CV. Rajawali.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakrta: Rineka
Cipta.
Arisman. 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan.
Palembang: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Beck. 1990. Nutrition, Principles: Issues and
Application. New York: Mac Graw Hill
Book Company.
Budiyanto, Moch. A. K. 2004. Dasar-Dasar
Ilmu Gizi. Malang: UMMPRESS.
Haryono. 2002. Petunjuk Praktis Kesehatan
Olahraga. Jakarta: PT Pustaka Grafika
Utama.
Irianto, D.P. 2000. Panduan Latihan
Kebugaran. Yogyakarta: Lukman
Offset.
Irianto, D.P. 2006. Panduam Gizi Lengkap
Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Kusdiono. 2002. Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan. Jakarta: Gramedia.
Lutan, R. 2001. Pendidikan Kebugaran
Jasmani Orientasi Pembinaan
Disepanjang Hayat. Direktorat
Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Dirjen
OR. Depdiknas. Jakarta: CV. Berdua
Satutujuan.
Sediaoetama, Achmad D. 1987. Ilmu Gizi.
Jakarta: Dian Rakyat.
Cerika Rismayanthi: Hubungan Antara Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani...
38
Sumarjo. 2002. “Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan Olahraga”. Makalah
Seminar Olahraga Nasional ke II FIK
UNY. Yogyakarta FIK UNY.
Wahjoedi. 2001. Gizi Olahraga. Jakarta:
Depdikbud RI.
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 42, Nomor 1, Mei 2012, Halaman 29 - 38

62
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

63
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

KEBUGARAN JASMANI IBU-IBU DI JORONG KP. ALAI NAGARI JAMBAK


KECAMATAN LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

Rika Sepriani1, Eldawati2, Rosi Oktamarini3


1
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Padang. Jalan Prof. Dr. Hamka Air Tawar Barat, Padang, 25132, Indonesia.
2
Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang. Jalan Prof.
Dr. Hamka Air Tawar Barat, Padang, 25132, Indonesia.

E-mail: rikasepriani@fik.unp.ac.id1

Abstrak

Penelitian ini berawal dari keingintahuan penulis tentang tingkat kebugaran jasmani dari ibu-ibu
di Jorong kp. Alai Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapat gambaran nyata bagaimana tingkat kebugaran jasmani masing- ibu-ibu tersebut.
Jenis penelitian yaitu jenis penelitian deskriptif, Populasi dalam penelitian ini sebanyak 280 orang, dan
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebesar 10% dengan demikian jumlah sampel adalah
28 0rang ibu rumah tangga Jorong Kp. Alai Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten
Pasaman. Jenis data dalam penelitian yaitu data primer berasal dari hasil pengukuran tes kebugaran
jasmani terhadap ibu-ibu yang terpilih menjadi sampel dan data sekunder yaitu data ibu-ibu yang
diperoleh dari Kantor Wali Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Kemudian
data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif. Dari hasil analisis data menunjukkan
bahwa tingkat kebugaran jasmani ibu-ibu Jorong Kp. Alai Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping
Kabupaten Pasaman memiliki rata-rata sangat kurang . 0 orang ibu rumah tangga dengan kebugaran
jasmani baik sekali , dengan persentase (0%), 0 orang ibu rumah tangga dengan kebugaran jasmani baik,
dengan persentase (0%), 11 orang ibu rumah tangga dengan kebugaran jasmaninya cukup persentase
(39,28%), 5 orang ibu rumah tangga dengan kebugaran jasmani kurang persentasi (17,87%) selanjutnya
yaitu kategori kebugaran jasmani ibu rumah tangga sangat kurang sebanyak 5 orang ibu rumah tangga ,
dengan persentasi (42,85%). Kata “Pembinaan dan pengembangan
Kunci: Kebugaran Jasmani keolahragaan melalui jalur keluarga,
jalur pendidikan, dan jalur
masyarakat, yang berbasis pada
PENDAHULUAN pengembangan olahraga untuk semua
Olahraga merupakan kegiatan yang orang yang berlangsung sepanjang
dibutuhkan oleh setiap orang, dengan hayat”. Salah satu arah pembangunan
berolahraga orang mendapatkan manusia Indonesia ditujukan kepada
kesegaran jasmani, kesegaran pemikirannya dan kegiatan olahraga, sasarannya adalah
prestasi dalam pekerjaannya sehingga seluruh lapisan masyarakat, karena
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Disisi bangsa yang sehat jasmani dan rohani
lain olahraga juga dapat dijadikan ajang yang merupakan aset bangsa yang
kompetensi untuk terpacu dalam pencapaian berharga".
sebuah prestasi, sebagai wujud untuk
mempertahankan prestasi baik secara individu, Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa
kelompok, maupun Negara. masyarakat sangat perlu untuk berolahraga karena
Undang-undang Republik Indonesia dengan berolahraga dapat meningkatkan kebugaran
No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan jasmani dan rohani sesorang, salah satu hal yang
Nasional 21 ayat 4 yang menyatakan bahwa: paling penting adalah bagaimana suatu masyarakat
selalu terlihat sehat, khususnya para Ibu Rumah

64
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

Tangga yang harus menjaga kesehatan untuk tangga. Perubahan yang dimaksudkan adalah
kelangsungan hidupnya. Pada umumnya Ibu perubahan yang terjadi secara sadar dan tertuju
Rumah Tangga tidak mempunyai waktu yang untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
cukup dalam memperhatikan kesehatanya karena sebelumnya seperti ibu rumah tangga akan terlihat
sibuk dalam mengurus rumah tangga. lebih semangat untuk mengikuti olahraga
Selain itu juga dijelaskan dalam selanjutnya, dan ibu rumah tangga akan memiliki
Peraturan Menteri Kesehatan ketahanan fisik yang baik sehingga mampu untuk
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Pasal berkonsentrasi dalam berbagai kegiatan di dalam
1 ayat 4 yang menyatakan bahwa: rumah tangga, sehingga ibu rumah tangga tidak
“Upaya kesahatan masyarakat yang akan cepat merasakan kelelahan lagi.
selanjutnya disingkat dengan UKM adalah setiap Berdasarkan fenomena yang terjadi di
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan lapangan masyarakat Jorong Kp. Alai Nagari
kesehatan serta mencengah dan menggulangi Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping Kab. Pasaman
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran Di daerah tempat penelitian ini di kelilingi oleh
keluarga, kelompok, dan masyarakat‟‟. perbukitan dan juga banyaknya persawahan
dimana masyarakat melakukan pekerjaanya sejari-
Dari kutipan di atas bahwa hari, di Nagari Jambak Ada tiga Jorong yaitu
pemerintahan dalam meningkatkan kualitas Jorong Kp Alai, Jorong Induak Gadang dan juga
kesehatan masyarakat melalui olahraga menjadi Jorong Caniago. Jarak Jorong Kp. Alai Ke Kota
salah satu sasaran untuk mengembangkan dan Lubuk Sikaping lebih kurang 2 kilometer. Jumlah
meningkatkan kebugaran jasmani ibu rumah Penduduk di Nagari Jambak Kecamatan Lubuk
tangga. berarti usaha sadar dan sistematik melalui Sikaping Kabupaten Pasaman berjumlah sebanyak
promosi dan informasi dalam rangka pendidikan 2114 orang, sedangkan Jumlah ibu-ibu yang
untuk menanamkan kesadaran masyarakat tentang berada di jorong kampung alai Nagari Jambak Kec.
pentingnya arti dan fungsi keolahragaan dalam Lubuk Sikaping Kab. Pasaman berjumlah 280
sistem nilai yang dihayati sehari-hari untuk 0rang, ibu-ibu yang di Jorong Induak Gadang
kemudahan bersama-sama dengan masyarakat berjumlah 602 orang, sedangkan di Jorong
melakukan pembinaan kesejahteraan jasmani dan Caniago berjumlah 182 orang. ibu-ibu juga
rohani, keluarga maupun seluruh masyarakat membantu para suaminya untuk melakukan
dalam rangka pembinaan bangsa pembangunan pekerjaan kesawah maupun kekebun, Karena di
Negara. daerah Kp. Alai ini mayoritas kehidupan
Banyak faktor yang menunjang tergantung kepada hasil perkebunan dan juga hasil
aktifitas fisik merupakan modal besar dalam panen sawah. terlihat bahwasanya banyak sekali
kehidupan manusia untuk melakukan aktifitas ibu rumah tangga melakukan aktifitas fisik yang
sehari-hari, salah satu contohnya adalah kegiatan tidak seimbang dengan kondisi tubuh dan juga
sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, pada saat melakukan pekerjaan sehari-hari, dan seringkali
melakukan kegiatan mencuci baju, memasak, kelelahan yang berlebihan tanpa diiringi dengan
menyapu dan kegiatan rumah lainnya. pasti akan waktu istirahat dan pemenuhan gizi ibu tersebut,
sangat membutuhkan energy yang sangat tidak menjaga kesehatan tubuhnya demi
banyak, untuk melakukan kegiatan tersebut, maka melakukan pekerjaan rumah misalnya dalam
harus ada keseimbangan antara asupan gizi dan mengurus keluarga dan juga membagi waktu
energy yang dikeluarkan oleh tubuh. Ibu rumah bersama keluarga sehingga kondisi fisik ibu rumah
tangga merupakan salah satu kelompok tangga tersebut tidak maksimal atau rendah.
masyarakat yang perlu melakukan olahraga. Seringkali kesehatan ibu rumah tangga menurun
Sejalan dengan bertambahnya umur, kemampuan diakibatkan kurangnya istirahat dan juga
fisik maupun mental mulai menurun, dipengaruhi oleh banyaknya fikiran. Ibu rumah
tidak mampu lagi melakukan pekerjaan- tangga tidak begitu mengutamakan olahraga
pekerjaan yang lebih berat, selain itu ibu rumah dikarenakan masih awamnya pengetahuan ibu
tangga terlalu Terjadinya peningkatan kebugaran rumah tangga tentang pentingnya olahraga
jasmani ibu rumah tangga ditandai dengan adanya terhadap tubuh. kebanyakan tingkat pendidikan ibu
perubahan yang terjadi di dalam diri ibu rumah rumah tangga Jorong kp. Alai Nagari Jambak

65
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

Kecematan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman d. Cara turun naik bangku ini diteruskan
masih banyak yang tamatan SMP. mengikuti irama metronome dengan
METODE kecepatan irama 30 kali permenit.
e. Test turun naik bangku ini dilakukan tanpa
Jenis penelitian ini termasuk jenis
berhenti selama 3-5 menit.
penelitian deskriptif, menurut
f. Dibolehkan berganti kaki pertama naik jika
sugiyono (2012:11) yaitu „„ penelitian yang
salah satu kaki lelah (pergantian dibolehkan
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
selama 3 kali)
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan, atau g. Jika testee tidak mampu lagi boleh berhenti
menghubungkan antara variabel satu dan DN dihitung.
dengan variabel yang lain‟‟. Dengan penelitian h. Setelah aba-aba berhenti diberikan segera
deskriptif yakni: kebugaran Jasmani Ibu Ibu di duduk di atas bangku dan istirahat.
Jorong kp. Alai Nagari Jambak kecamatan Lubuk i. Hitung DN I setelah istirahat I menit selama
Sikaping Kabupaten Pasaman. 30 detik dan catat jumlahnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah j. Hitung DN ke II selama 30 detik setelah
seluruh Ibu Ibu yang ada di Jorong Kp. Alai istirahat 2 menit dan catat jumlahnya.
Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping k. Hitung DN III selama 30 detik setelah
Kabupaten Pasaman yang berjumlah sebanyak istirahat 3 menit dan catat jumlahnya. Indek
280 orang. Mengingat jumlah populasi diatas = Waktu testdalam detik x 100
dan tercapainya tujuan penelitian maka 2 x(∑DN 1 + DN II + DN III)
pengambilan sampel ditetapkan dengan
menggunakan teknik, “purposive sampling” NORMA KLASIFIKASI HASIL TES
yaitu penarikan sampel berdasarkan HARVARD
pertimbangan peneliti. Sedangkan penarikan NO LAKI – KLASIFIKASI PEREMPUAN
sampel dalam penelitian ini dilakukan hanya LAKI
dengan satu jorong diambil untuk menjadi
sampel sebesar 10%, Dari jumlah populasi 280 1 >90 Baik Sekali >86
orang. Dengan demikian sampel berjumlah (BS)
sebanyak 28 orang. 2 80 – 90 Baik (B) 76 – 86
Instrumen Penelitian
Pelaksanaan Harvard Step UpTestTujuan: 3 65 – 79 Sedang (S) 61 – 75
mengukur kebugaran jasmani 4 55 – 64 Kurang (K) 50 – 60
Alat:
- Tinggi bangku 35 cm (14 Inchi) 5 < 55 Kurang Sekali <50
- Papan Tulis - Stop Watch (KS)
- Pena dan Kertas
Teknik Analisis Data
- Peluit Setelah hasil data di lapangan
Cara pelaksanaan tes: dikumpulkan selanjutnya dilakukan
a. Testee berdiri menghadap bangku, pada aba- pengelolaan data berdasarkan data
aba “siap, ya” test dimulai. yang terkumpul dan telah memenuhi
b. Naikkan salah satu kaki ke atas bangku dan syarat untuk dianalisa, teknik analisa data
diikuti kaki berikutnya diletakkan disamping dilakukan dengan menggunakan teknik
kaki pertama. distribusi frekwensi
c. Luruskan kedua tungkai dan punggung lalu (statistikdeskriptif) dengan
melangkah turun dimulai kaki pertama naik pehitunganpresentase( Yusuf , 2005:40)
dan diikuti kaki berikutnya diletakkan di
samping kaki pertama. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Berikut peneliti akan

66
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

mendeskripsikan hasil penelitian yang peneliti sebagi berikut.


lakukan di Jorong Kp. Alai Nagari Jambak a.Kebugaran Jasmani Ibu Ibu di Jorong Kp.
Kecamatan Lubuk Sikaping Alai Nagari Jambak Kecamatan Lubuk
Kabupaten Sikaping Kabupaten Pasaman. Berdasarkan
Pasaman. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut.
peneliti lakukan yaitu untuk mengungkap tingkat Tabel 3.
kebugaran jasmani ibu ibu di Jorong Kp. Alai Distribusi frekuensi Kebugaran Jasmani
Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping Ibu Rumah Tangga
Kabupaten Pasaman, yang peneliti ambil N Perempua Fa Fr Klasifikasi
berdasarkan umur yang dibatasi yaitu 20 sampai o n
50, Sebelum ditentukan tingkat kebugaran 1 >86 0 0% Baik Sekali
jasmani, terlebih dahulu data yang dikumpulkan
dimasukankedalam daftar nilai tes kebugaran 2 76 – 86 0 0% Baik
jasmani Harvard step up tes.
3 61 – 75 11 39,28% Cukup
NORMA KLASIFIKASI HASIL TES
HARVARD 4 51 – 60 5 17,87% Kurang
N LAKI – KLASIFIKA PEREMPUA
O LAKI SI N 5 <50 12 42,85% Sangat
Kurang
1 >9 Baik Sekali >86 Jumlah 28 100%
0 (BS)

2 80 – 90 Baik (B) 76 – 86 Seperti terlihat pada tabel di atas, hasil


perhitungan kebugaran jasmani ibu rumah tangga
3 65 – 79 Sedang (S) 61 – 75
sebanyak 28 orang dapat dikelompokkan dalam 5
4 55 – 64 Kurang (K) 50 – 60 kategori Kebugaran jasmani ibu rumah tangga
yaitu yang termasuk dalam kategori kebugaran
5 < 55 Kurang Sekali <50 jasmani ibu rumah tangga baik sekali 0, dengan
(KS) persentase (0%), kemudian kategori kebugaran
Sumber: Arsil. 2015. Evaluasi pendidikan jasmani ibu rumah tangga baik 0,dengan
jasmani. Malang: Wineka Media persentase (0%),kategori kebugaran jasmani ibu
rumah tangga Cukup sebanyak 11 orang ibu
rumah tangga, dengan persentase (39,28%),
Berdasarkan norma tersebut, diperoleh hasil
kategori kebugaran jasmani ibu rumah tangga
pengolahan data penelitian yang dideskripsikan
kurang 5 orang ibu rumah tangga dengan

Kebugaran Jasmani
14 12
Frekuensi Absolut

12 11
10
8
6 5
4
2 0 0
0
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
Klasifikasi

67
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

persentasi (17,87%) selanjutnya yaitu kategori baik, banyak faktor yang mempengaruhinya
kebugaran jasmani ibu rumah tangga sangat diantaranya adalah aktifitas fisik. Kegiatan
kurang sebanyak 5 orang ibu rumah tangga , sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, pada
dengan persentasi (42,85%) . Berdasarkan saat melakukan kegiatan mencuci baju,
distribusi frekuensi tersebut di atas dapat memasak, menyapu dan kegiatan rumah
digambarkan dalam grafik sebagai berikut : lainnya pasti akan sangat membutuhkan
Gambar 1
Diagram distribusi Frekuensi Kebugaran Jasmani Ibu Rumah Tangga Jorong Kp. Alai Nagari
Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman
energi yang sangat banyak, untuk melakukan
Pembahasan kegiatan tersebut, maka harus ada
Berdasarkan hasil penelitian keseimbangan antara asupan gizi dan energi
yang telah dipaparkan di atas, maka yang dikeluarkan oleh tubuh. Ibu ibu sebagai
diperlukan pembahasan lebih lanjut. Hal ibu rumah tangga merupakan salah satu
tersebut untuk memperjelas dan meyakinkan kelompok masyarakat yang perlu melakukan
temuan tersebut. Hal-hal yang perlu olahraga. Sejalan dengan bertambahnya umur,
dibuktikan kebenarannya sesuai dengan kemampuan fisik maupun mental mulai
pertanyaan penelitian yang telah menurun, tidak mampu lagi melakukan
dikemukakan dan untuk lebih jelasnya pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat.
jawaban dari pertanyaan penelitian dapat Peningkatan kebugaran jasmani ditandai
diuraikan sebagai berikut : dengan adanya perubahan yang terjadi secara
Tingkat kebugaran jasmani ibu ibu sadar dan tertuju untuk memperoleh sesuatu
di Jorong Kp. Alai Nagari Jambak Kecamatan yang lebih baik dari sebelumnya seperti ibu
Lubuk Sikaping Kabupaten rumah tangga akan terlihat lebih semangat dan
Pasaman. memiliki ketahanan fisik yang baik sehingga
Berdasarkan hasil analisis data penelitian mampu untuk berkonsentrasi dalam berbagai
diperoleh informasi yaitu dari 28 Responden kegiatan tidak akan cepat merasakan
ibu ibu di Jorong Kp. Alai Nagari Jambak kelelahan lagi. Kurangnya kebugaran jasmani
Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten ibu ibu di Jorong Kp. Alai Nagari Jambak
Pasaman, melakukan Tes Kebugaran jasmani Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten
diketahui bahwa tidak ada ibu ibu yang Pasaman juga dapat dipengaruhi oleh faktor-
berklasifikasi kebugaran jasmani Baik Sekali faktor antara lain : Asupan makanan yang
dan berklasifikasi baik. 11 orang ibu ibu dikonsumsi, kurang nya pengetahuan akan
dengan kebugaran jasmaninya cukup pola hidup sehat dan geografis .
(39,28%), 5 orang ibu ibu dengan kebugaran Di samping aktifitas fisik dan asupan
jasmani kurang (17,87%) selanjutnya yaitu makanan, faktor lingkungan juga dapat
kategori kebugaran jasmani ibu ibu sangat berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani
kurang sebanyak 5 orang (42,85%) . seseorang. Orang yang tinggal didaerah
Menurut Kusmaedi (2008:93) didalam jurnal pemukiman warga (desa) biasanya mempunyai
kebugaran jasmani mengungkapkan, kebugaran jasmani yang baik dikarenakan mereka
kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh lebih banyak melakukan aktifitas fisik, seperti
seseorang untuk melakukan tugas dan berkebun dan aktifitas dalam kehidupan rumah
perkejaan sehari-hari tanpa menimbulkan tangga Jorong Kp. Alai Nagari Jambak Kecamatan
kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih Lubuk Sikaping Kabupaten
memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi Pasaman. Tetapi berdasarkan hasil penelitian yang
beban tambahan. Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh peneliti untuk rata-rata kebugaran
diperoleh, sebagian ibu ibu di Jorong Kp. jasmani ibu rumah tangga Jorong Kp.
Alai Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Alai Nagari Jambak Kecamatan Lubuk Sikaping
Sikaping Kabupaten Pasaman yang belum Kabupaten Pasaman termasuk kedalam klasifikasi
mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang kebugaran jasmani yang sangat rendah.

68
Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 2, Nov, 2018 ISSN 2527-6451 (Print), ISSN 2622-0295 (Online)
------------------------------------------------------------------------

Cara Meningkatkan
kebugaran jasmani seseorang salah satunya adalah
dengan berolahraga yang benar dan teratur agar
tubuh akan terus beradaptasi sesuai
dengan kapastitasnya. Sebagaimana yang
dinyatakan Lamb dalam Arsil, 2015:8 bahwa
orang yang banyak melakukan aktifitas fisik dan
olahraga yang teratur maka tingkat kesegaran
jasmaninya bertambah baik di banding orang yang
kurang melakukan aktifitas fisik dan latihan yang
teratur.
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data maka dapat


disimpulkan kebugaran jasmani
dari 28 Responden ibu ibu di Jorong Kp. Alai
Nagari Jambak Kecematan Lubuk Sikaping
Kabupaten Pasaman yang telah melakukan Tes
kebugaran Jasmani diketahui bahwa tidak ada ibu
ibu yang berklasifikasi kebugaran jasmani Baik
Sekali dan berklasifikasi baik, 11 orang dengan
kebugaran jasmaninya cukup (39,28%), 5 orang
dengan kebugaran jasmani kurang (17,87%) dan
kebugaran jasmani sangat kurang sebanyak 5
orang (42,85%).
DAFTAR PUSTAKA
Arsil. 2015. Evaluasi Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Wineka Media.
Djoko Pekik Irianto. 2006. Bugar dan Sehat
dengan Berolahraga.
Yogyakarta: Andi Offset
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014.
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Sugiyono 2012. Metode penelitian administrasi,
Bandung: Alfabeta
Undang-Undang RI nomor 3 Tahun 2005
Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Yusuf. 2005. Metodologi penelitian. Padang:
UNP Press

69

Anda mungkin juga menyukai