PENGENALAN INSTALASI
REMOTE STATION
(berdasarkan SPLN S3.001-2012)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2
2. PENGENALAN INSTALASI REMOTE STATION...............................................................3
2.1 Remote Terminal Unit (RTU)....................................................................................3
2.1.1 Konfigurasi RTU............................................................................................3
2.1.2 Protokol Komunikasi......................................................................................3
2.1.3 RTU / Gateway ke Control Center.................................................................3
2.1.4 RTU / Gateway ke IED...................................................................................4
2.1.5 Persyaratan Umum RTU................................................................................4
2.1.6 Modul Input Output........................................................................................4
2.1.7 Telesignaling..................................................................................................5
2.1.8 Telemetering..................................................................................................5
2.1.9 Sinkronisasi Waktu........................................................................................6
2.2 Sistem Otomasi Gardu Induk (SOGI).......................................................................6
2.2.1 Arsitektur dan Konfigurasi SOGI....................................................................6
2.2.2 Station Level..................................................................................................7
2.2.3 Bay Level.......................................................................................................9
2.2.4 Hierarki Kontrol............................................................................................13
2.2.5 Arsitektur Software SOGI.............................................................................14
2.2.6 Spesifikasi Umum........................................................................................17
2.2.7 Layout Panel Kontrol dan Proteksi...............................................................18
2. PENGENALAN INSTALASI REMOTE STATION
Sebuah RTU memiliki konfigurasi seperti pada gambar 2.1. RTU terhubung langsung
ke Control Center dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sub-RTU
dan IED. RTU juga memiliki kemampuan untuk diakses melalui HMI local. RTU
memiliki fungsi Analog Input (AI), Digital Input (DI), Analog Output (AO), dan Digital
Output (DO).
Agar dapat berkomunikasi dengan control center dan atau IED, maka sebuah RTU
harus memiliki protokol komunikasi yang bersesuaian sebagaimana diatur dalam
SPLN S3.001: 2008 tentang Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik.
Urutan prioritas protokol yang digunakan antara RTU / gateway dengan Control
Center mengacu pada SPLN S3.001: 2008 yaitu:
a. IEC 60870-5-101
b. IEC 60870-5-104
3
c. DNP 3.0 serial dan/atau DNP 3.0 TCP/IP
Urutan prioritas protokol yang digunakan antara RTU / gateway dengan IED adalah
sebagai berikut:
a. IEC 61850
b. IEC 60870-5-104
c. IEC 60870-5-103
d. IEC 60870-5-101
e. DNP 3.0
f. Modbus
Persyaratan umum sebuah RTU diatur dalam SPLN S3.001-3: 2012 tentang
Spesifikasi Remote Station. Gambar 2.2 menunjukkan syarat yang harus dipenuhi
oleh RTU, terutama untuk 20 kV.
Modul Input Output (I/O) pada sebuah RTU adalah sebagai berikut:
a. Digital input
Modul digital input terbagi menjadi:
- Dry contact
- Wet contact
Adapun tegangan input yang digunakan adalah:
Tegangan 48 VDC antara 24 – 60 VDC
4
Tegangan 24 VDC antara 12 – 30 VDC
b. Digital output
Modul digital output berupa dry contact.
c. Analog input
Analog input memiliki resolusi sebesar 15 bit + 1 bit sign. Akurasi analog input
adalah berupa kelas 0,25.
d. Analog output
Analog output memiliki resolusi sebesar 11 bit + sign. Akurasi analog output
adalah berupa kelas 0,25.
2.1.7 Telesignaling
2.1.8 Telemetering
Analog value dikonversi oleh Analog to Digita Converter (ADC) menjadi nilai integer.
Berikut adalah ilustrasi konversi nilai input 0 – 100% dengan menggunakan 15 bit
plus 1 bit sign.
5
Gambar 2.4. Proses Telemetering
Sinkronisasi waktu pada sebuah RTU dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Sinkronisasi waktu melalui protokol komunikasi, dengan menggunakan waktu
pada Control Center.
b. Sinkronisasi waktu melalui GPS yang terpasang pada remote station.
Konfigurasi umum dari SOGI dapat dilihat pada gambar 2.5. Fungsi gateway dan
fungsi server dapat digabung ke dalam satu perangkat keras server dan dapat pula
terpisah ke dalam dua perangkat keras yang berbeda.
6
Gambar 2.5. Arsitektur dan Konfigurasi SOGI
Pada konfigurasi station level opsi 1, bay level terhubung ke switch dengan
konfigurasi single ring. Gateway terintegrasi di server atau terhubung langsung ke
server.
7
Gambar 2.6. Station Level Opsi 1
Pada konfigurasi station level opsi 2, bay level terhubung ke gateway melalui
switch dengan konfigurasi single ring. Gateway terhubung langsung ke switch.
8
2.2.3 Bay Level
Untuk gardu induk 150 kV double busbar seperti pada gambar 2.8, maka
konfigurasi bay levelnya dapat dilihat pada gambar 2.9. Jumlah IED berdasarkan
tipikal bay lengkap yang ada pada gardu induk adalah sebagai berikut:
9
Gambar 2.9. Bay Level 150 kV Double Busbar
Untuk gardu induk 150 kV one-half breaker, maka konfigurasi bay levelnya dapat
dilihat pada gambar 2.10. Jumlah IED berdasarkan tipikal bay lengkap yang ada
pada gardu induk adalah sebagai berikut:
a. 1 CB = 1 IED BCU
b. Bay line: 2 IED (MPU, BPU)
c. Bay trafo: 3 IED (MPU, BPU-1, BPU-2) dan 1 IED AVR
d. Bay capacitor: 2 IED (BPU-1, BPU-2)
e. Bay generator: 1 IED I/O, RTU LFC/AGC
f. Busbar: 2 IED (IED Buspro Bus A dan IED Buspro Bus B)
g. Diameter: 1 CB menggunakan 1 IED
h. Common: 1 IED I/O.
10
Gambar 2.10. Bay Level 150 kV One-Half Breaker
Untuk gardu induk 500 kV atau 275 kV one-half breaker, maka konfigurasi bay
levelnya dapat dilihat pada gambar 2.11. Jumlah IED berdasarkan tipikal bay
lengkap yang ada pada gardu induk adalah sebagai berikut:
a. 1 CB = 1 IED BCU
b. Bay line: 2 IED (MPU-1, MPU-2)
c. Bay trafo: 5 IED (MPU-1, MPU-2, BPU-1, BPU-2, BPU-3), 1 IED BCU sisi 150
kV dan 1 IED AVR
d. Bay reactor: 2 IED (MPU-1, BPU-1), 1 IED BCU
e. Bay generator: 1 IED I/O
f. Busbar: 4 IED (IED Buspro Bus A Main 1, IED Buspro Bus A Main 2, IED
Buspro Bus B Main 1, IED Buspro Bus B Main 2)
g. Diameter: 2 IED (IED CCP-1 dan IED CCP-2) dan 1 CB menggunakan 1 IED
(IED CBF/SZP)
11
h. Common: 1 IED I/O.
Khusus untuk bay trafo, maka penggunaan IED dapat dilihat pada gambar 2.12.
Setiap CB pada bay trafo mempunyai 1 IED BCU.
12
Gambar 2.12. Bay Trafo
Hierarki kontrol suatu control center yang terhubung dengan SOGI dapat
digambarkan sebagaimana gambar 2.13.
Hierarki kontrol SOGI dapat dibagi menjadi:
a. Manual switch
b. Bay Control Unit (BCU)
- Local: bay hanya dapat dioperasikan dari BCU
- Remote: bay hanya dapat dioperasikan dari HMI Lokal
c. HMI local
- Local: substation hanya dapat dioperasikan dari HMI Lokal
- Remote: substation hanya dapat dioperasikan dari Control Center
d. Control center
13
Gambar 2.13. Hierarki Kontrol SOGI
Arsitektur software SOGI telah diatur di dalam SPLN S3.001-3 tentang Spesifikasi
Remote Station. Berikut adalah penjabarannya.
Struktur penamaan IED terdiri dari 12 karakter yang dapat dikelompokkan menjadi
sebagai berikut:
Karakter A merupakan kode level tegangan yang terdiri dari 1 karakter, yaitu sebagai
berikut:
14
Karakter B merupakan nama bay yang terdiri dari maksimal 4 karakter, yaitu sebagai
berikut:
Karakter C merupakan urutan bay yang terdiri dari 2 angka, dimulai dari angka 01 s/d
99.
Karakter D merupakan kode device yang terdiri dari maksimal 4 karakter, yaitu
sebagai berikut:
15
Karakter E merupakan urutan device yang terdiri dari 1 angka, dimulai dari angka 1
s/d 9 atau urutan device menggunakan 1 huruf, dimulai dari huruf A s/d Z.
Contoh 1:
Contoh 2:
16
Contoh 3:
Secara umum SPLN S3.001-3: 2012 telah mengatur spesifikasi untuk IED, baik
berupa IED BCU, IED Proteksi, IED I/O, maupun IED Meter. Berikut adalah
spesifikasinya.
17
2.2.7 Layout Panel Kontrol dan Proteksi
Berikut adalah layout panel kontrol dan proteksi untuk gardu induk 150 kV double
busbar.
Berikut adalah layout panel kontrol dan proteksi untuk gardu induk 150 kV one-
half breaker.
18
Gambar 2.16. Layout Panel 150 kV One-Half Breaker
Pengendalian peralatan gardu induk pada tiap bay memiliki tiga pilihan yang
dapat dipertimbangkan oleh masing-masing pengguna. Pemilihan fungsi kendali
menggunakan kombinasi BCU dan Bay Control Mimic (BCM) dengan tiga pilihan
sebagai berikut:
1. Pilihan pertama, fungsi pengendalian dilakukan oleh BCU saja
2. Pilihan kedua, fungsi pengendalian dilakukan oleh BCU dan BCM secara
redundant dimana fungsi interlock dan synchronizing dilakukan oleh BCU
3. Pilihan ketiga, fungsi pengendalian dilakukan oleh BCU dan BCM secara
redundant dimana fungsi interlock dan synchronizing terpisah antara BCU
dengan BCM.
Berikut adalah contoh penempatan BCM pada panel SOGI.
19
Gambar 2.17. Penempatan Bay Control Mimic
Layout HMI Lokal telah diatur di dalam SPLN S3.001-3: 2012 sebagaimana pada
gambar berikut.
HMI Lokal terdiri dari:
a. Dua buah meja
b. Dua kursi ergonomis
c. Dua buah monitor
d. Dua buah mouse
e. Dua buah keyboard
f. Dua buah annunciator
20
Gambar 2.18. Layout HMI Lokal
21