Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI ATAU ANAK

DENGAN GANGGUAN ASMA

PEMBIMBING: Yulia Rachmawati, S. Kep, Ns., M. PH

Di susun Oleh :
Ramadhani Alvan Hidayatullah
NIM: 14401.18.19020

PRODI D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas
segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi
umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty program studi D3 Keperawatan, makalah ini disusun dengan materi Anti
Korupsi dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong
2. Dr.H.Nur Hamim,S.KM.,.S.Kep,Ns.,M.Kes sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong.
3. Yulia Rachmawati, S. Kep, Ns., M. PH sebagai dosen pengajar mata ajar keperawatan
anak Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya
belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran
dari pihak dosen dan para pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi
makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................

1.2 Tujuan ...................................................................................

1.3 Rumusan Masalah ..................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ...................................................................................
2.2 Etiologi ...................................................................................
2.3 Klasifikasi
2.5 komplikasi ................................................................................
2.4 Manifiestasi klinis ..................................................................

2.6 patofisiologi .............................................................................


2.7 penatalaksanaan .......................................................................
2.8 pemeriksaan penunjang ...........................................................
2.9 pathway ...................................................................................
BAB III
3.1 Pengkajian

3.2 Diagnosa keperawatan

BAB IV
4.1 kesimpulan
4.2 saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakhea dan bronkhus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan
(Muttaqin, 2008). Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan
dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain penyebab alergi. Gejala
kemunculannya sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika
tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko kematian bisa datang. Gangguan asma
bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran
pernafasan bagian bawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernafasan,
pembengkakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir yang berlebih.
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau
sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti
nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda
atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal
yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin,
infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia. Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma,
saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan
kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan
penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan
terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan napas terasa berat.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
system pernafasan yaitu asma
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan asma
b. Mengetahui etiologi dari asma
c. Mengetahui manifestasi klinis yang timbul pada asma
d. Mengetahui komplikasi yang timbul dari asma
e. Memahami patofisiologi dari asma
f. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada asma
g. Menegtahui Pemeriksaan penunjang pada asma

1.3 RUMUSAN MASALAH


a. Apa yang dimaksud dengan asma?
b. Apa saja etiologi dari asma?
c. Apa saja manifestasi klinis pada asma?
d. Apa saja komplikasi dari asma?
e. Bagaimana patofisiologi dari asma?
f. Bagaimana penatalaksanaan pada asma?
g. Apa saja Pemeriksaan penunjang pada asma?

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Asma pada anak perlu mendapat perhatian khusus dari orangtua sebab jika
tidak ditangani dengan baik, dapat menganggu keseharian dan perkembangan Si
Kecil. Kondisi ini bisa muncul akibat polusi udara, paparan asap rokok, maupun
karena faktor keturunan. Penyakit asma pada anak sebenarnya tidak berbeda dengan
asma yang terjadi pada orang dewasa. Hanya saja, terkadang, ada perbedaan gejala
yang dialami. Selain itu, anak yang mengidap kondisi ini akan lebih rentan mengalami
radang paru-paru dan saluran pernapasan saat mereka pilek atau terpapar zat-zat
penyebab alergi, seperti debu. Pada beberapa anak, kondisi ini juga membuat mereka
kesulitan untuk menjalani keseharian seperti teman sebayanya. Sebab, mereka tidak
tidak cukup kuat atau bebas untuk bermain dan berolahraga. Asma yang diderita anak
juga biasanya membuatnya jadi lebih sering harus bolak-balik ke dokter, sehingga
mengganggu jam sekolahnya.Asma pada anak tidak bisa disembuhkan dan gejalanya
bisa terus dirasakan hingga dewasa. Namun dengan perawatan yang tepat, frekuensi
kekambuhan bisa ditekan dan risiko kerusakan pada paru-paru anak bisa berkurang.

B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit asma, baik pada orang dewasa dan anak-anak, belum diketahui
secara pasti. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena asma, di antaranya:

1. Faktor genetik atau bawaan lahir


2. Paparan polusi udara, misalnya asap rokok atau menjadi perokok pasif
3. Paparan pemicu alergi (alergen), misalnya debu, bulu hewan, serbuk sari, dan
tungau
4. Kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah
5. Cuaca ekstrem, misalnya suhu udara terlalu dingin
6. Infeksi saluran pernapasan berulang dan parah, seperti pneumonia dan bronkitis
7. Riwayat penyakit alergi, misalnya eksim dan alergi makanan
8. Riwayat anggota keluarga dengan penyakit asma, eksim, alergi, atau rhinitis
C. MANIFESTASI KLINIS

Gejala asma yang muncul pada setiap anak bisa berbeda-beda. Hal tersebut membuat
asma pada anak sulit terdeteksi. Meski demikian, ada beberapa gejala utama yang
umumnya muncul ketika anak mengalami serangan asma, yaitu napas
berbunyi atau mengi, sesak napas, dan batuk.
Selain itu, ada pula gejala lain yang bisa muncul ketika asma pada anak sedang
kambuh, antara lain:

1. Sulit bernapas atau napas tampak berat dan cepat


2. Anak tidak mau makan atau menyusu
3. Kulit pucat disertai kuku dan bibir kebiruan
4. Tampak lemas dan kurang aktif
5. Terlihat kurang bertenaga, mudah lemas atau capek, dan sering batuk saat
beraktivitas
6. Otot dada dan leher tampak tertarik ketika anak bernapas atau hidung kembang
kempis ketika bernapas
7. Anak tampak rewel karena merasa sesak atau tidak nyaman di dada

Pada beberapa anak, gejala asma ini bisa lebih parah. Pada kasus yang parah, asma
pada anak bisa menimbulkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:

a. Napas terengah-engah dan cepat, sehingga cara bicaranya gagap atau bahkan anak
tidak bisa berbicara sama sekali
b. Kesulitan saat menarik napas
c. Perut terlihat mengempis ke bawah tulang rusuk saat anak bernapas
d. Anak masih merasa sesak napas meski telah mendapatkan obat asma
e. Penurunan kesadaran atau pingsan karena kekurangan oksigen

Jika hal ini terjadi, segera bawa anak Anda ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
D. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit asma meliputi:
1. Status asmatik
2. Gagal nafas (respiratory failure)
3. Pneumothorax
4. Pneumomediastinum dan emfisema sub kutis
5. Atelektasis
6. Aspirasi
7. Sumbatan saluran nafas yang meluas/gagal nafas
8. Asidosis

E. PATOFISIOLOGI
Asthma merupakan penyakit inflamasi kronis dengan karakteristik meningkatnya
responsivitas bronkial serta obstruksi jalan napas secara episodik. Karakteristik
patologis mayor pada asthma antara lain:
1. peluruhan epitelial
2. peningkatan massa otot polos pada jalan napas yang diakibatkan oleh hipertrofi,
hiperplasia, atau migrasi.
3. hiperplasia kelenjar mukosa
4. fibrosis sub epitelial
5. inflitrasi sel inflamasi pada dinding bronkial 

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :


Non farmakologi, tujuan dari terapi asma :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah kekambuhan
c. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
d. mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan
excercise
e. Menghindari efek samping obat asma
f. Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel
Farmakologi, obat anti asma :
a. Bronchodilator Adrenalin, epedrin, terbutallin, fenotirol
b. Antikolinergin Iptropiem bromid (atrovont)
c. Kortikosteroid Predrison, hidrokortison, orodexon.
d. Mukolitin BPH, OBH, bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang lainnya untuk menunjang diagnosis asthma antara lain tes
kulit dan tes provokasi bronkus.
a. Skin Test
Tes kulit atau skin test pada asthma bertujuan sebagai pemeriksaan tambahan
pada pasien atopi. Berbagai macam alergen dicobakan pada kulit pasien dan
berguna untuk manajemen untuk menghindari paparan alergen spesifik dan
sebagai dasar imunoterapi alergen.
b. Tes Provokasi Bronkus
Tes provokasi bronkus digunakan pada pasien dengan nilai spirometri normal
atau mendekati normal. Tes provokasi bronkus dapat dilakukan dengan berbagai
teknik antara lain:
1. Pemberian metakolin atau histamin
2. Tes olahraga
3. Inhalasi alergen dan manitol
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Biodata
a. Identitas Klien
b. Identitas Penanggung Jawab

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: Sesak nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang: pasien datang dengan keadaan sadar dengan keluhan
sesak nafas, sesak nafas awalnya disertai dengan batuk-batuk. Batuk-batuk dirasakan
sesaat sebelum sesak nafas dirasakan, batuk yang dirasakan berdahak, namun dahak
dirasakan susah untuk dikeluarkan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien sebelumnya sudah beberapa kali mengalami hal
yang sama. Sesak napas seperti saat ini pertama kali dirasakan umur 1 tahun, dan
sempat dirawat dirumah sakit. Setelah itu apabila pasien mengalami keluhan yang
sama, pasien hanya mengkonsumsi obat yang didapatkan di puskesmas(pasien tidak
mengingat nama obatnya) dan sesak napas berkurang dengan mengkonsumsi obat
tersebut.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan
yang sama dengan pasien. Riwayat keluarga yang mengalami penyakit
asmadisangkal pasien
e. Riwayat Sosial Dan Personal: keluarga pasien mengatakan orang tua dari pasien
perokok aktif

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Klien lemah
a. Tanda-tanda vital :
 Nadi : 100 kali per menit
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Suhu : 36,5ºC – 37,6ºC
 Pernafasan : 26 kali per menit
 BB : > 2,5 Kg
4. Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Ditemukan Masalah Masalah Selesai


Tgl. Paraf Tgl. Paraf
1. Serangan asma akut sedang
2. ISPA
3. Kecemasan orangtua b.d.
kurangnya pengetahuan terkait
penyakit anak

5. Penatalaksanaan

 Rencana terapi :
- IVFD NS 20tpm
- O2 4 liter/menit
- Nebul comvibent @ 6 jam
- Ambroxol 3 x CI
- Azytomysin 1 x 500 mg
 Rencana Monitoring :
- Tanda-Tanda Vital
- Keluhan
- AGD

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak
atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala
lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua
golongan usia, baik muda atau tua.

B. Saran
1. Memberikan pasien ketenangan dan istirahat yang cukup agar pasien tidaklelah
sehingga dapat mengurangi risiko kekambuhan penyakitnya.
2. Keluarga sebaiknya mendukung pengobatan pasien secara psikis, fisik, dan material
sehingga meringankan beban pikiran dan tenaga pasien. Terutama mengingatkan
untuk menghindari faktor-faktor pencetus penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2007). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta :Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan alat kesehatan.

2. GAN. (2014). The Global Asthma Report 2014. Auckland, New Zealand: Global
Asthma Network.

3. Sabri, Susanti dan Yusrizal Chan. Penggunaan Asthma Control Test (ACT) Secara
Mandiri Oleh Pasien Untuk Mendeteksi Perubahan Tingkat Kontrol Asmanya. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2014.

4. GINA. (2014). Global Strategy for Asthma Management and Prevention.

5. Mayasari.Anita, dkk. Hubungan Antara Kontrol Asma dengan Kualitas Hidup


Anggota Klub Asma di Balai kesehatan paru masyarakat semarang. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah Volume 2 Nomor 1 Tahun 2015.

6. Zaini, J., 2011. Asthma Control Test: Cara simple dan efektif untuk menilai derajat
dan respons terapi asma (editorial). J.Respir.Indo.No 31.

7. Saily, Setiahasti, dkk. Gambaran Faal Paru Dan Skoring Asthma Control Test
(ACT) Penderita Asma Rawat Jalan Di Poliklinik Paru RSUD Arifin Achmad Pekan
Baru. Jurnal Online Mahasiswa FK Vol 1, No 2, Oktober 2014.

8. Ilyas, Muhhamad, dkk. Correlation between Asthma Control Test and Spirometri as
Tool of Assesing of Controlled AsthmaJ.Respir.Indo. Vol. 30, No 4. Oktober 2010.

9. Satibi dan Sikni R.Karminingtyas. (2010). Evaluasi Penggunaan Obat Asma Pada
Pasien Asma di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005.
Majalah Farmaseutik. Vol. 6 No. 3.

Anda mungkin juga menyukai