Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma pada anak merupakan masalah bagi pasien dan keluarga, Karena asma pada anak
berpengaruh terhadap berbagai aspek khusus yang berkaitan dengan kualitas hidup, termasuk
proses tumbuh kembang baik pada masa bayi,belita maupun remaja ( Sidhartani, 2007).

Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dengan
menifestasi mengi kembuhan, sesak nafas, dan batuk terutama pada malam hari dan pagi hari.
Asma merupakan penyakit yang umumnya mempengaruhi orang-orang dari semua usia, dan
dapat mempengaruhi psikologis serta sosial yang termasuk domain dari kualitas hidup.
Penyakit ini pada umumnya dimulai sejak masa anak-anak. ( Wong, 2009).

1.2 Tujuan

1) Tujuan umum

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mendapatkan gambaran untuk menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien gangguan pernafasan sesuai dengan masalah utama yaitu
asma pada anak.

2) Tujuan Khusus

a. Menjelaskan tentang defenisi penyakit asma pada anak


b. Menjelaskan penyebab penyakit asma pada anak
c. Menjelaskan gejala penyakit asma pada anak
d. Menjelaskan pengobatan penyakit asma pada anak
e. Menjelaskan penjegahan penyakit asma pada anak
f. Menjelaskan diagnosis keperawatan penyakit asma pada anak
g. Menjelaskan asuhan keperawatan dengan memperlibatkan aspek lingkungan klien
1.2 Manfaat
a. Dapat mengetahui definisi penyakit asma pada anak
b. Dapat mengetahui penyebab penyakit asma pada anak
c. Dapat mengetahui gejala penyakit asma pada anak
d. Dapat mengetahui pengobatan penyakit asma pada anak
e. Dapat mengetahui penjegahan penyakit asma pada anak
f. Dapat megetahui diagnosis keperawatan penyakit asma pada anak
g. Dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan memperlibatkan aspek lingkungan
klien
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Defisi penyakit asma

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau
sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti
nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda
atau tua.

Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang
kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin,
infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.

Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif
dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi
pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan
membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak
yang menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.

Penderita asma di Indonesia

Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 memperkirakan
jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4.5 persen dari total jumlah penduduk. Provinsi
Sulawesi Tengah menduduki peringkat penderita asma terbanyak sebanyak 7.8 persen dari
total penduduk di daerah tersebut.

Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka kematian akibat
penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah
kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini
sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat asma.
2.2 Penyebab Penyakit asma pada usia 12 tahun

Penyebab asma secara pasti masih belum diketahui. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang
dapat memicu kemunculan gejala penyakit ini, di antaranya:

 Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya menyerang saluran napas bagian
atas seperti flu.
 Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga).
 Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan polusi udara.
 Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang
didukung kualitas udara yang buruk, cuaca lembap, dan perubahan suhu yang drastis.
 Kondisi interior ruangan yang lembap, berjamur, dan berdebu.
 Stres.
 Emosi yang berlebihan (kesedihan yang berlarut-larut, marah berlebihan, dan tertawa
terbahak-bahak).
 Aktivitas fisik (misalnya olahraga).
 Obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri anti-inflamasi nonsteroid (aspirin, naproxen,
dan ibuprofen) dan obat penghambat beta (biasanya diberikan pada penderita
gangguan jantung atau hipertensi).
 Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang
digunakan sebagai pengawet), misalnya selai, udang, makanan olahan, makanan siap
saji, minuman kemasan sari buah, bir, dan wine.
 Alergi makanan (misalnya kacang-kacangan).
 Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau penyakit di mana asam lambung
kembali naik ke kerongkongan sehngga mengiritasi saluran cerna bagian atas.

Sangat penting untuk mengetahui apa yang kerap memicu munculnya gejala apabila Anda
adalah seorang penderita asma. Setelah mengetahuinya, hindari hal-hal tersebut karena itu
merupakan cara terbaik bagi Anda untuk mencegah terjadinya serangan asma.

Faktor Pemicu Gejala Asma Pada Anak


1. Infeksi
2. Faktor Alergi
3. Faktor Genertic
4. Faktor Lingkungan
5. Asap Rokok

Ciri-Ciri Asma Pada Anak


1. Anak Mengalami Batuk Yang Membandel
Saat anak mengalami batuk yang sulit untuk sembuh maka patut untuk di waspadai itu
merupakan awal munculnya gejala asma. Iritasi pada saluran pernafasan akan menimbulkan
batuk yang sering dan perlu segera kita tangani.
2. Anak Sering Mengalami Kelelahan
Akibat dari gangguan sesak nafas akan menyebabkan anak menjadi lebih mudah lelah, nafas
tersengal-sengal dan terlihat kurang bersemangat. Frekuensi bernafas menjadi lebih cepat
yang akibatnya anak akan merasa tidak nyaman.
3. Sering Mengeluh Nyeri Dada
Anak yang menderita penyakit asma akan mengeluhkan dadanya terasa nyeri dan in tentu
harus di perhatikan oleh orang tua untuk melakukan tindakan menggunakan obat asma yang
yang bisa meredakan rasa nyeri, namun jangan sembarangan menggunakan obat pereda nyeri
sebelum berkonsultasi dengan dokter.
4. Mulut Membiru
Gejala asma pada anak yang harus di waspadai adalah indikasi membiru pada bagian mulut
dan anak akan kesulitan berkata-kata. Kondisinya berbeda pada penderita sinusitis yang
mengalami gejala halitosis atau aroma kurang sedap yang keluar dari mulut hingga perlu
segera di tangani dengan obat sinusitis.
5. Gejala Asma Mengi
Dari suara bunyi pernafasan akan di alami pada kasus gejala asma pada anak, namun
kondisinya bisa muncul hanya pada akhir pernafasan yang terlihat berat dan terdengar halus.
Bila pada gejala asma muncul gejala sesak nafas yang di sertai adanya suara saat bernafas.

2.3 Gejala penyakit asma pada usia 12 tahun

Gejala-gejala asma yang umum dialami oleh anak usia 12 tahun keatas termasuk
batuk di malam hari, nafas yang berbunyi, kesulitan bernafas, sesak pada dada dan
ketidaknyamanan. Beberapa anak mengalami beberapa gejala asma yang terjadi untuk
beberapa hari secara teratur, namun kadangkala mengalami serangan asma yang parah.
Beberapa anak mengalami gejala-gejala yang tidak parah atau gejala-gejala yang
bertambah parah pada waktu-waktu tertentu. Mungkin akan menemui gejala-gejala asma
pada anak yang bertambah buruk di malam hari, saat beraktivitas, atau ketika anak anda
memiliki demam, atau kontak dengan pemicu asma seperti asap rokok atau alergi cuaca.

Tanda dan gejala asma pada anak :

 Batuk kronis yang tak kunjung sembuh, biasa terjadi ketika sedang bermain, tertawa,
menangis, dan bahkan di malam hari
 Sering mengeluh sesak atau dadanya sakit
 Bunyi seperti siulan kecil atau ngik ngik saat mengembuskan napas (mengi)
 Sesak napas atau kesulitan bernapas

 Sering susah tidur di malam hari karena sesak napas, batuk, atau mengi.
 Serangan batuk atau mengi yang memburuk disertai dengan infeksi pernapasan,
seperti pilek atau flu.
 Kesulitan bernapas sehingga menghambat aktivitas mereka untuk bermain atau
berolahraga.
 Sering terlihat kelelahan karena kurang tidur.

2.4 Pengobatan penyakit asma pada usia 12 tahun

1. Merancang rencana pengobatan asma bersama dokter

Pengobatan asma tidak hanya diputuskan sepihak oleh dokter saja. Sebagai orangtua
juga harus ikut merancang pengobatan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan hasil
pengobatan yang efektif dan maksimal.

Dokter akan membantu menuliskan rencana penanganan asma untuk dibaca dan
pahami olah oran tua si anak di rumah. Rencana penanganan asma ini meliputi berbagai obat-
obatan yang harus dikonsumsi anak, kapan dan bagaimana harus minum obat, dan instruksi
lainnya yang diberikan dokter anak untuk menjaga kondisi si kecil agar tetap bugar. Rencana
penanganan juga dapat membantu orang tua untuk mengetahui kapan gejala asma pada anak
biasanya memburuk dan bagaimana cara menanganinya.
2. Menggunakan spirometer

Jika asma anak tampak dipicu oleh alergi parah, dokter anak mungkin merujuk ke
spesialis alergi anak atau spesialis paru-paru. Penilaian fungsi paru-paru anak mungkin
meliputi penggunaan alat bernama spirometer. Spirometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah udara yang dapat diembuskan dari paru-paru. Sayangnya alat ini hanya
dapat digunakan pada anak yang berusia di atas 5 tahun.

3. Obat resep

Obat resep untuk anak akan tergantung sifat asma yang dimilikinya. Ada dua jenis
utama obat asma. Jenis pertama membuka saluran pernapasan dan melemaskan otot yang
menegang. Obat yang meredakan dengan cepat atau “penyelamat” ini disebut bronkodilator.
Sementara jenis kedua adalah obat pengendali atau pemeliharaan, yang berguna untuk
mengobati radang saluran udara (bengkak dan produksi lendir). Biasanya menggunakan
kortikosteroid hisap (inhaler).

Obat yang meredakan dengan cepat atau penyelamat ditujukan untuk penggunaan
jangka pendek. Bila anak mengalami serangan asma, dengan batuk dan/atau mengi, obat
penyelamat harus diberikan. Dengan membuka saluran udara yang menyempit, obat
penyelamat ini mampu meredakan rasa sesak di dalam dada dan mengurangi mengi serta
sesak napas.

Inhalasi short-acting beta2-agonis (albuterol, pirbuterol, levalbuterol atau bitolterol)


adalah pilihan jenis obat bronkodilator. Obat-obatan lain
adalah ipratropium (antikolinergik), prednisone, prednisolon (steroid oral). Obat ini
diresepkan berdasarkan kebutuhan. Beberapa anak terus bernapas mendesah walaupun telah
diobati, tapi selama anak mau makan, hal ini mungkin tidak masalah.

Seandainya serangan asma makin parah, dokter mungkin memberikan obat tambahan
— seperti kortikosteroid oral. Penting untuk menyadari bahwa bila tidak ada kemajuan atau
perubahan setelah memberikan obat penyelamat, segera konsultasi ke dokter.
4. Obat hirup

Obat penyelamat boleh diberikan dengan obat hirup yang didorong oleh HFA (HFA =
hydrofluoroalkanes)—juga dikenal dengan puffer—atau dengan nebulizer. Kebanyakan orang
yang menderita asma harus minum obat kontrol jangka panjang setiap hari untuk membantu
mencegah gejala. Obat-obatan jangka panjang efektif mengurangi peradangan saluran napas,
dan membantu mencegah gejala. Obat-obatan ini termasuk kortikosteroid hirup,
cromolyn, Omalizumab (anti-IgE).

Pada bayi dan anak kecil, kortikosteroid hirup mungkin diberikan melalui nebulizer
dengan masker wajah atau melalui pengisap. Pengisap membutuhkan selang plastik (spacer)
atau bilik yang menyimpan volume, agar obat dapat mencapai area kecil tepat pada paru-
paru. Tanpa spacer, sebagian besar obat-obatan akan kembali menuju tenggorokan dan
tertelan.

Bayi dan anak kecil biasanya menggunakan masker (berukuran kecil atau sedang),
yang ditempatkan pada wajah. Pastikan segel masker terpasang dengan baik ketika anak
mengambil beberapa embusan napas. Spacer juga bisa berupa pelindung mulut untuk anak
yang usianya lebih dari 5 tahun. Anak-anak diharuskan menghirup dan menahan napas secara
perlahan selama 10 detik.

Biasanya dua embusan diberikan selama 1 menit terpisah. Di setiap embusannya, anak harus
mengambil 6 kali napas, yang bisa terulang setiap 4-6 jam atau sesuai dengan arahan dokter.
Setelah menggunakan steroid isap, penting bagi anak untuk membersihkan dan meludah atau
menggosok giginya.

Jika anak memiliki asma yang parah, mungkin harus menggunakan kortikosteroid oral atau
cair untuk jangka pendek agar asma anak tetap terkontrol. Konsultasikan ke dokter untuk
informasi lebih lanjut.

Pada umumnya, obat pengontrol jangka panjang diperuntukkan bagi seseorang anak yang
memiliki:

 Serangan asma lebih dari dua kali seminggu


 Sering terbangun karena serangan asma lebih dari dua kali sebulan
 Membutuhkan lebih dari dua rangkaian obat steroid oral dalam setahun
 Pernah dirawat di rumah sakit karena gejala asma

5. Pakai alat bantu pernapasan

Obat-obatan asma jenis hirup membutuhkan bantuan alat khusus untuk mengubah
obat yang cair menjadi uap supaya dapat diserap langsung ke dalam paru-paru. Alat bantu
pernapasan yang paling umum digunakan untuk pengidap asma adalah inhaler dan nebulizer.
Entah itu inhaler atau nebulizer, keduanya sama-sama bertindak untuk mengendalikan gejala
serta meredakan serangan asma yang kambuh.

Pada anak-anak, alat bantu pernapasan yang sering digunakan adalah nebulizer. Ini karena
dibanding inhaler, uap yang dihasilkan nebulizer amat sangat kecil, sehingga obat akan lebih
cepat meresap ke bagian paru-paru yang ditargetkan.

Nebulizer ada banyak jenisnya, tapi umumnya cara pakai nebulizer adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir untuk mencegah kuman ikut masuk ke paru-
paru lewat tangan yang menyentuh nebulizer.
2. Siapkan obat yang akan digunakan. Jika obat sudah dicampur, tuang langsung ke dalam
wadah obat nebulizer. Jika belum, masukkan satu per satu dengan menggunakan pipet atau
alat suntik.
3. Tambahkan cairan saline jika diperlukan dan diresepkan dokter.
4. Hubungkan wadah obat ke mesin dan juga masker ke bagian atas wadah.
5. Pasang masker di wajah hingga menutupi hidung dan mulut. Pastikan pinggiran masker
tersegel baik dengan wajah, agar tidak ada uap obat yang lolos keluar dari sisi-sisi masker.
Obat-obatan yang keluar dari sisi masker tidak pernah mencapai paru-paru.
6. Hidupkan mesin kemudian tarik napas dengan hidung dan keluarkan perlahan melalui mulut.
7. Anda bisa mengakhirinya saat tidak ada lagi uap yang keluar. Ini tandanya obat sudah habis.

Cara memakai nebulizer umumnya memakan waktu kurang lebih 15-20 menit. Meski
membutuhkan waktu yang lama, namun penggunaan nebulizer sebagai alat bantu pernapasan
pada anak yang asma dinilai lebih efektif.

Disarankan untuk memberikan obat ketika anak tidak sedang rewel atau menangis, karena
napas tersengal dan sesunggukan bisa mengurangi jumlah obat yang dapat mencapai paru-
paru. Ini mungkin tidak selalu terjadi. Namun seiring waktu kebanyakan anak sudah mulai
fasih dalam menerima obat-obatan dari nebulizer.
2.5 Pencegahan penyakit asma pada usia 12 tahun

1. Menghindari dari faktor penyebab asma pada anak seperti, kelelahan bermain, asap
rokok, debu, polusi udara, dan berhenti mengkonsumsi makanan yang memicu alergi
pada anak.
2. Belolahraga yang ringan dengan sesuai kemampuan kondisi tubuh sang anak seperti,
berenang atau jogging di pagi hari.
3. Bila anak engalami kelebihan berat badan, sebaiknya disarankan untuk mengurangi
berat badan agar timbunan lemak mengurang, karena dapat mengakibatkan terjadinya
sesak nafas.
4. Jika dirumahnya yang memelihara binatang seperti kucing, maka untuk itu harus
selalu memperhatikan kebersihan dari kandangnya, dan tubuh binatang tersebut agar
bulu-bulu halusnya tidak rontok.
5. Selalu menjaga lingkungan sekitar rumah terutama pada bagian dalam rumah, dan
upayakan agar sirkulasi udara di dalam rumah tetap berjalan baik dari berbagai sudut
rumah.

2.6 Diagnosis Keperawatan penyakit asma usia 12 tahun

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubung dengan ketidak mampuan untuk

mengeluarkan sekresi pada jalan napas ( Nanda, 2013)

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen ( Nanda,

2013)

3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan menurun ( Nanda, 2013)

2.7 Upaya asuahan keperawatan penyakit asma usia 12 tahun

Dari segi fisik : Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.Kadang-
kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim
bunga.Hal ini berhubungan dengan arah angin, serbuk bunga, dan debu.
Cara menghindari berbagai pencetus serangan pada asma perlu diketahui dan diajarkan pada
keluarganya yang sering menjadi faktor pencetus adalah debu rumah. Untuk menghindari
pencetus karena debu rumah dianjurkan dengan mengusahakan kamar tidur anak:

- Sprei, tirai, selimut minimal dicuci 2 minggu sekali. Sprei dan sarung bantal lebih
sering.Lebih baik tidak menggunakan karpet di kamar tidur atau tempat bermain anak.Jangan
memelihara binatang.

- Untuk menghindari penyebab dari makanan bila belum tau pasti, lebih baik jangan makan
coklat, kacang tanah atau makanan yang mengandung es, dan makanan yang mengandung zat
pewarna.

- Hindarkan kontak dengan penderita influenza, hindarkan anak berada di tempat yang
sedang terjadi perubahan cuaca, misalnya sedang mendung.

Dan juga Olah raga/aktivitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita akan mendapat serangan juka melakukan aktivitas jasmani atau
olahraga yang berat.lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.

Kegiatan fisik

Anak yang menderita asma jangan dilarang bermain atau berolah raga.namun olahraga perlu
diatur karena merupakan kebutuhan untuk tumbuh kembang anak. Pengaturan dilakukan
dengan cara:

- Menambahkan toleransi secara bertahap, menghindarkan percepatan gerak yang mendadak

- Bila mulai batuk-batuk, istirahatlah sebentar, minum air dan setelah tidak batuk-batuk,
kegiatan diteruskan.

- Adakalanya beberapa anak sebelum melakukan kegiatan perlu minum obat atau menghirup
aerosol terlebih dahulu

Dari segi psikologis : Stress

Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma dan memperberat serangan asma
yang sudah ada.Penderita diberikan motivasi untuk menyelesaikan masalah pribadinya karena
jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
Dari segi lingkungan sosial: lingkungan sekitar dan riwayat kesehatan keluarga

Anak yang sering terpapar asap rokok, termasuk ketika masih dalam kandungan. Dan
riwayat keluarga yang memiliki penyakit asma, eksim, gatal-gatal, atau rhinitis. Upaya yang
dilakukan adalah kenali faktor yang menjadi pemicu asma pada anak, seperti udara dingin,
bulu binatang, aktivitas olahraga, asap rokok, atau makanan tertentu. Hal ini penting
dilakukan, agar Anda bisa menghindarkan anak dari faktor pemicu yang dapat menyebabkan
asma kambuh. Ketahui pula gejala-gejala pasti asma pada anak serta kondisi darurat yang
mengharuskan Anda membawa anak segera ke dokter atau rumah sakit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau
sulit bernapas.Selain sulit bernapas, penderita asma juga bias mengalami gejala lain seperti
nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bias diderita oleh semua golongan usia, baik muda
atau tua. Asma bias dipicu karena asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara
dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.

Untuk merawat pasien dengan penyakit asma dapat dilakukan dengan asuhan
keperawatan berdasarkan tiga segiling kungan, yaitu lingkungan fisik, psikologis dan
social.Pada lingkungan fisik, dapat dilakukan dengan menghindarkan kontak dengan
penderita influenza, menghindarkan pasien berada di tempat yang sedang terjadi perubahan
cuaca, misalnya sedang mendung. Dari segi lingkungan psikologis, penderita diberikan
motivasi oleh perawat untuk menyelesaikan masalah pribadinya karena jika stressnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bias diobati. Dari segilingkungan social, perawat harus
mampu memberikan pengarahan agar pasien terutama yang dalam kesehariannya bekerja di
tempat yang mengalami paparan polusi udara dan zat kimia melakukan pencegahan agar
tidak menimbulkan gejala asma.

3.2 Saran

Pasien dengan penyakit asma sebaiknya selalu menjaga lingkungan sekitar rumah
terutama pada bagian dalam rumah, dan upayakan agar sirkulasi udara di dalam rumah tetap
berjalan baik dari berbagai sudut rumah. Apabila timbul gejala berupa sesak nafas, batuk –
batuk ringan sampai berat dan suara menggigil, maka sebaiknya dapat diobati sesegera
mungkin. Obat untuk serangan asma adalah inhaler atau obat semprot yang dihirup melalui
mulutyang bersifat bronkodilator atau melebarkan otot jalan napas.Diperlukan latihan
berulang dan edukasi yang mendalam dari dokter maupun perawat untuk mengajari cara
pakai inhaler ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi. (2013). AplikasiAsuhanKeperawatanBerdasarkanMedis& NANDA NIC-NOC


(Jilid. 1).Jakarta : Media Action Publishing

https://www.tribunnews.com/tribunners/2017/09/24/mengenal-ciri-ciri-asma-pada-anak

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/asma/pengobatan-asma-pada-anak/

https://www.google.com/amp/s/www.guesehat.com/amp/faktor-penyebab-asma-pada-anak-
beserta-gejalanya?espv=1

http://macrofag.blogspot.com/2013/02/askep-atsma-asma-bronchiale-pada-anak.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai