Bisnis alternatif yang mengusung nuansa etnik atau alam, misalnya saja kerajinan
rotan, agaknya kembali mengambil tempat di hati masyarakat. Kerajinan tangan
seperti rotan memang memiliki pasarnya sendiri, hanya saja kini pasar tersebut
semakin berkembang, tidak hanya menyasar generasi bapak-bapak atau ibu-ibu kita
saja, generasi muda juga mulai melirik produk-produk rotan dan memasukkannya
dalam kesehariannya. Sistem pemasarannya pun sudah tidak lagi konvensional
seperti dulu, tetapi juga mulai merambah platform-platform digital, mulai dari
memanfaatkan website, kanal-kanal media sosial, hingga layanan marketplace
digital.
Bagi kamu yang ingin memulai usaha baru, beberapa alasan berikut bisa kamu
pertimbangkan untuk ikut berkecimpung dalam industri rotan!
Seperti banyak produk kerajinan lainnya, rotan memiliki hasil akhir yang cukup
eksotis. Oleh karena itu, produk yang satu ini memiliki pasar yang cukup luas, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Para pelaku usaha yang berkecimpung di bisnis
ini kerap memasarkan produk buatannya hingga ke luar negeri sekaligus juga
memasarkannya secara lokal. Jangan takut akan kehabisan pasar ketika kamu
memutuskan untuk masuk ke dalam bisnis kerajinan ini, jika kesulitan untuk
menemukan pasar dalam negeri, kamu bisa mencari kanal-kanal impor yang bisa
dimasuki. Tentu saja untuk pemasaran ke luar negeri kamu akan butuh modal yang
tidak sedikit. Namun, nilai pendapatan yang nantinya diterima juga akan lebih tinggi.
Jika kamu memilih bermain di pasar dalam negeri, kamu bisa mencoba bekerja
sama dengan hotel-hotel atau penginapan untuk mengisi interior mereka dengan
berbagai kerajinan yang estetik dari rotan. Mulai dari kursi-kursi di lobi, ornamen
pada pintu masuk, pengganti tempat sampah yang terlihat indah, maupun hiasan
tetap yang diletakkan di dalam kamar. Kamu bisa mengajak mereka untuk
melakukan branding sebagai penginapan yang kental dengan nuansa etnik. Untuk
skala yang lebih kecil, kamu bisa menyajikan rotan hasil produksimu untuk suvenir
yang autentik di tempat-tempat wisata atau untuk acara pernikahan. Ada banyak
sekali lahan yang bisa kamu manfaatkan untuk memasarkan kerajinan yang terbuat
dari rotan. Tak heran jika kemudian banyak pelaku usaha yang melihat ini sebagai
peluang yang bagus.
Selain dapat memberikan banyak keuntungan, produk rotan juga dipilih karena
estetikanya kental dengan nuansa budaya. Para pengrajin rotan bisa dibilang
mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi, baik dari pemerintah maupun
masyarakat sekitar pada umumnya. Pemerintah kerap mengangkat produk rotan
dengan berbagai cara, mulai dari pemberian bantuan modal yang cenderung mudah
hingga memberikan lampu sorot untuk stand produk rotan dalam setiap pameran
dagang.
Jangan pernah ragu untuk mulai berkecimpung dalam bisnis rotan. Meski lini bisnis
ini sudah ada sejak lama dengan pemain yang juga tidak bisa dibilang sedikit, animo
masyarakat yang cukup besar terhadap produk rotan akan terasa sangat sayang
sekali untuk dilewatkan. Pertimbangkan sejumlah alasan yang sudah dijabarkan di
atas jika kamu tertarik untuk masuk dalam bisnis produk rotan, persiapkan dengan
matang, dan raihlah keuntungan sebanyak mungkin!
Jawaban no 2
Seperti kita ketahui bersama bahwa problematika UKM begitu beragam. Jika ditanya “Apa
masalah yang dihadapi sahabat UKM?”, biasanya jawaban akan banyak sekali. Namun,
sekarang saatnya sahabat UKM introspeksi apa masalah utama yang menghambat
perkembangan usaha sahabat UKM? Apakah itu masalah modal? Atau masalah pasar?
Menurut riset UKM Center FEB UI (2018), perkembangan UMKM di tanah air memang
kebanyakan mengalami dua hambatan utama, yakni kesulitan modal dan pemasaran. Saat ini
mari kita bahas permasalahan “PASAR” terlebih dahulu. Salah satu data yang menjelaskan
mengapa UMKM sulit memperluas pasar adalah terkait rendahnya tingkat go digital, karena
jumlah UKM pengguna internet yang baru menyentuh 5 % (Bank Indonesia, 2019). Fakta
ironis lain adalah proporsi ekspor UKM Indonesia hanya sebesar 14.3%. Komposisi ini kalah
jauh dengan Filipina (20%), Thailand (29%) dan Singapura (49%). Fakta tersebut
mengisyaratkan bahwa pencapaian atas potensi pasar UMKM di Indonesia masih belum
optimal.
Sahabat UKM dapat memulai evaluasi atau introspeksi dengan bertanya pada diri sendiri,
misalnya, “usaha sudah berjalan cukup lama, nih, tapi kok penjualan begini-begini aja, ya?”.
Atau, “pakai media sosial sudah, punya toko online sudah, tapi mengapa target kenaikan
omset penjualan selalu meleset?”. Jika salah satu dari pertanyaan tersebut merupakan
pertanyaan Anda, kemungkinan besar sahabat UKM memiliki permasalahan akses pasar.
Menghadapi permasalahan tersebut, lalu apakah yang perlu sahabat UKM lakukan? Apakah
hanya mengeluh dengan problem tersebut? Tentunya kita sebagai pelaku usaha perlu
memahami bagaimana bisa memperluas pasar. Lalu bagaimana caranya agar kita dapat
meningkatkan akses pasar? Berikut 7 Hal yang UKM perlu pahami.
Nilai keunggulan dapat dilihat dari beberapa aspek seperti : harga, kemasan, kualitas, desain,
kecepatan, kesiagaan 24 jam, kenyamanan, brand image,kostumisasi, keragaman pilihan, ada
garansi, ada layanan pengiriman atau program cicilan 0%, dll. Semakin banyak nilai-nilai
manfaat yang kita kaitkan ke produk kita semakin tinggi kemungkinan akan laku. Nilai
Keunggulan juga dapat diciptakan dari bahan baku, cerita proses produksi, kualitas produk
yang dihasilkan, kepraktisan kemasannya, bahkan sampai pada pelayanan distribusi
penjualannya (contoh: bisa dibeli online di berbagai marketplace, katalog online-nya lengkap
di media sosial, bisa terima ragam jenis metode pembayaran, bisa dicicil bayarnya, ada
garansi, dll). Semakin banyak nilai-nilai keunggulan yang kita kaitkan ke produk kita
semakin tinggi kemungkinan akan laku.
Segmentasi pasar ini sangat penting bagi sahabat UKM karena dapat membuat proses dan
upaya untuk memperluas pasar menjadi lebih terarah, fokus, dan efektif. Hal ini semakin
penting karena nilai keunggulan produk umumnya bersifat relatif bagi segmen berbeda.
Sebagai contoh, bagi Alik produk Kripik X dinilai unggul karena enak banget dan harganya
terjangkau; sementara bagi Echy, produk X tidak dinilai unggul karena walau rasanya enak,
kriuknya mantap, dan harganya terjangkau, kemasannya kurang meyakinkan, masih pakai
MSG (micin), dan belum ada izin edar sehingga Echy merasa was-was untuk
mengkonsumsinya. Apakah ini artinya Produsen X harus segera memperbaiki kemasan walau
implikasinya dia harus menaikkan harga, demi menarik lebih banyak orang seperti “Echy”
untuk bisa menjadi pelanggannya? Jelas belum tentu. Jika orang seperti Alik jumlahnya lebih
banyak, apakah bijak memperbaiki kemasan untuk tujuan meningkatkan penjualan kepada
segmen konsumen seperti “echy” dengan resiko kehilangan sebagian besar konsumen seperti
“Alik”?
Untuk lebih jelasnya, yuk kita coba bahas dari contoh kasus segmentasi pasar pada J.CO
Donuts & Coffee.
J.CO Donuts & Coffee merupakan perusahaan yang menjual donat dan minuman lainnya
seperti yogurt dan kopi dengan kisaran harga donus 8 ribu serta coffee dan yogurt 30 – 60 rb.
J. CO Donuts & Coffee ada di berbagai negara dan cenderung menyasar wilayah kota,
biasanya ada di mall. Segmentasi Demografisnya adalah mahasiswa dan pekerja kantoran
kurang lebih berumur 18 – 45 tahun, Jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan. Segmentasi
Geografinya adalah orang yang tinggal di kota besar karena J.Co Donuts & Coffee menyasar
lokasi mall. Dari sisi Segmentasi Psikografis, J. CO Donuts & Coffee menyasar menengah ke
atas dengan gaya hidup modern yang menggemari aktivitas kerja, belajar, meeting atau
bertemu teman di kafe, suka dengan makanan dan minuman yang punya citra brand premium.
Lalu Segmentasi Tingkah Lakunya adalah usia muda- produktif bekerja yang aktif.
Penjualan: Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan produk. Total penjualan adalah
jumlah unit produk yang laku dikali dengan tingkat harga jualnya. Harga jual
sejatinya lebih tinggi daripada harga belinya. Misalnya membeli baju di tanah abang
60 ribu lalu dijual kembali dengan harga 80 ribu, sehingga terdapat margin/laba kotor
sebesar Rp20 ribu per unit produk.
Fee atas jasa tambahan yang diberikan, seperti service fee, Per hour fee,
Transaction fee, fee pendaftaran, fee jasa event, fee pelatihan, fee konsultasi
Fee berlangganan (subscription fee): berlangganan atas manfaat produk/jasa dalam
suatu jangka waktu tertentu seperti bulanan
Fee pemasangan iklan
Fee sewa: balas jasa atas penggunaan suatu barang/jasa, misalnya sewa ruko, sewa
dapur, sewa rak di jaringan toko modern berupa listing fee, dll.
Komisi: hasil imbal jasa/komisi dari suatu transaksi yang dibayarkan karena jasa yang
diberikan dalam transaksi jual beli tertentu. Bedanya Fee dengan Komisi adalah
bahwa Fee umumnya bersifat nominal (contoh: biaya langganan internet Rp500.000
per bulan). Sementara komisi, umumnya bersifat persentase dari transaksi. Perusahaan
jasa perdagangan (seperti trading house, marketplace e-commerce, toko retail, dan
marketing agency) umumnya menggunakan model pendapatan ini (contoh: komisi
konsinyasi 10%, success fee atas transaksi ekspor yang dihasilkan 3%).
Cara jalur distribusi dapat dilakukan dengan cara offline dan online. Apakah keduanya perlu
dilakukan? Jawabannya adalah tergantung dari model bisnis kita, kembali ke pendapatan
usaha kita berasal darimana saja. Berjualan online tidak berarti meninggalkan offline.
Distribusi offline dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut :
Membuka toko/workshop
Membuat jalur distribusi dengan distributor, supplier, agen, ataupun reseller
Memperluas distribusi pemasaran melalui waralaba
Seperti sahabat UKM ketahui bersama, era saat ini para UKM berbondong bondong
memanfaatkan pemasaran melalui daring/online. Mengapa demikian? Perlu diketahui sahabat
UKM semua bahwa nilai transaksi perdagangan online di Indonesia tahun 2019 sekitar RP.
290 triliun, selain itu sekitar 96% pengguna internet Indonesia pernah menggunakan internet
untuk mencari produk/layanan untuk dibeli secara online (Sumber : We Are Social, 2019,
Katadata.co.id). Ini merupakan peluang yang sangat besar untuk sahabat UKM semua.
Melalui jalur distribusi online ini, sahabat UKM dapat menjangkau wilayah pemasaran lebih
luas meskipun tempat usaha secara fisik hanya berada dalam 1 wilayah. Tentunya, jangkauan
yang lebih luas berpeluang meningkatkan omset sahabat UKM semua. Lalu apa saja sih jenis
media digital yang ada?. Media digital dapat digunakan sebagai “ ruang pameran online”
seperti media sosial (Instagram, Facebook), website. Dapat juga digunakan untuk media
berjualan yang sampai melayani transaksi berjualan seperti marketplace (Tokopedia, Shopee,
Bukalapak) atau media digital lainya seperti Gofood dan Grabfood.
Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengelola hubungan baik dengan pelanggan :
Produk atau Layanan (Product): Jika ada 2 produk sambal yang sama enaknya, sama
harganya, kemasannya sama bagusnya, sama-sama tanpa pengawet buatan, sama-sama juga
sudah punya Izin Edar; bedanya, pertama 8 jam sudah basi, dan yang kedua 1 minggu; yang
pertama harus dibeli dengan datang ke tokonya, yang kedua bisa dipesan via WhatsApp lalu
diantar. Kira-kira lebih mudah jual produk yang mana, ya, yang pertama atau kedua? Dalam
strategi pemasaran, desain dari nilai keunggulan produk (value proposition) adalah hal
pertama yang harus diperhatikan, disesuaikan dengan karakteristik segmen konsumen yang
ditargetkan. Mulai sekarang, tidak ada salahnya sahabat UKM mulai mengubah mindset, dari
yang tadinya sekedar menjual produk, menjadi menjual “nilai keunggulan” dalam suatu
produk. Hal ini juga yang membuat artikel ini dimulai dengan poin tentang Nilai
Keunggulan.
Harga (Price): Strategi atau seni menentukan harga yang sesuai dengan nilai keunggulan dan
target segmen konsumen yang disasar. Pernah dengar cerita bahwa pengusaha aksesoris bisa
menjual kalung mutiara yang biaya produksinya hanya Rp100,000 dengan harga Rp1 juta?
Atau sering melihat minyak goreng yang dijual dengan harga khusus jika dibeli langsung
sebanyak 2 unit (dengan penyajian 2 bilangan harga, salah satunya dicoret)? Harga
merupakan bagian tidak terpisah dari strategi pemasaran, karena harga cara paling cepat
untuk membangun persepsi di benak konsumen. Aksesoris bisa diberi harga Rp1 juta karena
desainnya eksklusif, dibuat oleh seniman lokal,, dan hanya dibuat 6 unit sehingga tidak akan
“pasaran”, bisa saja laku terjual. Ketika dijual Rp150 ribu, bisa jadi malah kurang laku,
karena ada persepsi bahwa aksesoris tersebut “kurang eksklusif” karena harganya terjangkau.
Tapi jika nilai keunggulan yang ingin kita kedepankan adalah “murah” karena menyasar
segmen “menengah bawah”, maka sangat penting untuk menentukan harga yang mendukung
persepsi tersebut.
Lokasi Distribusi (Place): Setelah memahami nilai keunggulan produk yang disesuaikan
dengan target segmen konsumennya, tahu pula harga yang sesuai; maka strategi berikutnya
adalah menentukan tempat-tempat dimana saja (place) dan saluran distribusi apa saja yang
ingin digunakan untuk mendistribusikan produk/layanan kita. Di era digital saat ini,
mendistribusikan atau menjual produk/layanan bisa secara online maupun offline. Sebagai
contoh, jika ingin menjual pakaian anak yang murah meriah, sebaiknya sewa gerai di ITC
atau Mall mewah? Kalau online, di facebook atau instagram? di bukalapak/tokopedia atau
Shopee/Zalora? Sebaliknya, kalau ingin menjual pakaian anak karya desainer yang dibuat
maksimal 6 piece per desain, agar mudah ditemukan oleh segmen konsumen yang
ditargetkan, lebih baik sewa gerai di ITC atau di Mall? Di bukalapak/tokopedia atau
Shopee/Zalora? Harus jualan langsung ke konsumen, atau justru perlu membangun jaringan
reseller? Ini semua adalah pertanyaan-pertanyaan strategis yang perlu dijawab sehubungan
dengan aspek Place, dengan memperhatikan saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi,
persediaan, fasilitas penyimpanan, dan transportasi..
Promosi (Promotion): Setelah merancang keunggulan nilai produk, menetapkan harga dan
lokasi distribusi yang tepat, kira-kira apakah sudah ada jaminan produk kita akan laris terjual
jika tidak banyak orang yang tahu tentang keunggulan produk, harganya, dan juga bisa dibeli
dimana saja? Promosi ditujukan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk ke
pasar agar target pasar tertarik untuk membelinya, meningkatkan status pembeli menjadi
pelanggan. Alat berpromosi sangat beragam. Dimulai dari kartu nama, plang nama toko,
merk, brosur, pameran, potongan harga, iklan di berbagai media (spanduk, baliho , TV,
internet, Status WA, Instagram, Facebook), bahkan suara.
Itulah tadi ulasan singkat seputar strategi pemasaran dasar 4P yang penting diketahui oleh
para pengusaha. Bagi sahabat UKM yang bergerak di bidang jasa, selain 4P (Product, Price,
Place dan Promotion) terdapat juga aspek strategi pemasaran tambahan, berupa 3P, yaitu :
Lalu, bagaimana memanfaatkan digital marketing secara optimal. Berikut hal-hal yang perlu
dilakukan!
Tentunya boleh saja memiliki banyak media online namun jangan sampai seperti rumah yang
tak berpenghuni alias punya semua media namun tidak dikelola dengan baik akhirnya
pengaruh terhadap penjualan pun tidak ada. Pilih media yang jelas-jelas banyak
penggunanya. Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Google BisnisKu adalah yang media
sejauh ini terbanyak penggunanya. Pemilihan disesuaikan dengan karakteristik segmen pasar
kita misalnya kalangan mahasiswa millennial lebih gandrung komunikasi dengan LINE;
pecinta fashion umum mencari produk di Zalora atau Zilingo; pencari makanan siap saji
seringnya mencari menu di GoFood atau GrabFood. Jika akun pribadi sudah terlanjur banyak
teman atau follower-nya, akun pribadi ini bisa diganti saja namanya menjadi akun bisnis; dan
justru akun pribadi kita yang dibuat baru.
Kenyaman konsumen berkaitan dengan layanan merupakan aspek sangat penting. Tidak
sedikit orang tidak jadi membeli karena kurang nyaman entah itu pelayanan adminnya yang
kurang ramah atau alur komunikasi yang tidak ditata dengan baik. Misalnya, calon konsumen
ingin belanja di Toko Online Sinar Mentari, namun kontak yang tertera hanya LINE saja,
sedangkan si calon konsumen tidak memiliki aplikasi tersebut. Atau misalnya link yang
tertera hanya nomor Whatsapp yang tidak memiliki link sehingga jika calon konsumen
membeli harus mencatatnya dahulu. Kondisi tersebut bisa jadi mengurungkan niat membeli
dan jadi batal.
Dalam mengelola komunikasi yang efektif diperlukan funneling (penggiringan) yang efektif.
Misalnya, setelah pengunjung medsos dan website tertarik, diskusi lebih lanjut digiring
(funneling) ke WhatsApp atau ke link toko online di e-commerce, agar pembayaran dan
pengiriman dapat dimonitor secara transparan. Pola umum funneling atau penggiringan
komunikasi pelanggan adalah sebagai berikut :
Hal lainnya yang diperlukan dalam mengelola komunikasi yang efektif adalah :
Membuat Profil Usaha (Company Profile) yang baik : Sahabat UKM perlu membuat
profil yang informatif dan menarik.dengan menampilkan foto profil yang indah, nama
lengkap usaha, deskripsi usaha, dan informasi kontak
Mengelola Kontak dengan Baik : Memiliki manajemen kontak yang baik akan
membuat efisien dalam berkomunikasi dan menjaga hubungan baik. Tidak hanya
dengan pelanggan, tapi juga dengan mitra pemasok, dan mitra usaha lainnya.
Misalnya, Jika ikut bazar atau pameran, sempatkan bersilaturahmi dengan pembeli.
Minta nomornya untuk menambah database kita sehingga dapat memberikan
informasi promo-promo kepada mereka, melengkapi informasi kontak, bergabung
dengan grup WA yang relevan, menyiapkan format narasi untuk memperlancar
komunikasi dengan konsumen, serta melakukan penyimpanan data kontak dengan
baik misalnya dengan menautkan data kontak dengan email dan menyempatkan
membuat database kontak di Excel atau Google Spreadsheet.
Konten merupakan alat dalam strategi pemasaran. Konten perlu dibuat menarik, relevan, dan
bernilai sehingga dapat menarik calon pelanggan . Konten pemasaran yang kita buat harus
disesuaikan dengan tujuan. Berikut beberapa tujuan konten:
Setelah menggunakan media digital tentunya kita harus mengetahui saluran promosi apa saja
yang bisa digunakan dan yang tepat bagi usaha kita. Saluran promosi digital dapat dilakukan
dengan :
Melakukan aktivitas posting rutin : Posting sosial media secara rutin ini
memperlihatkan pada warganet bahwa bisnis berjalan aktif. Posting bisa berupa
disesuaikan dengan tujuan konten misalnya untuk brand awareness, brand image atau
penjualan
Menggunakan iklan : Aktivitas Iklan diharapkan dapat menjangkau warganet lebih
luas dengan target warganet yang melihat iklan disesuaikan dengan target konsumen
kita
Menggunakan influencer :Menggunakan Orang yang memiliki persona menarik dan
inspiratif, sehingga dianggap memiliki pengaruh besar di promosi digital
Melakukan aktivitas giveaway : Memberikan hadiah gratis melalui undian atau
kontes.
Berani memperluas pasar melalui pemasaran digital, artinya kita harus sudah siap mental
terbuka atau bahkan senang atas saran dan kritik yang masuk. Karena konsumen akan lebih
mudah mengutarakan testimoni dan kritiknya secara terbuka dan bisa dibaca siapa saja di
internet. Sahabat UKM haru menanggapi feedback konsumen dengan positif dan selalu
jadikan pemicu untuk terus berinovasi dan naik kelas! Apa saja yang bisa sahabat UKM
lakukan untuk mengelola feedback? Berikut tipsnya!
Bagi teman-teman yang mau mengetahui lebih lanjut mengenai digital marketing ini,
nantinya juga kami akan ada beberapa artikel yang membahas lebih dalam mengenai masing-
masing poin. Sahabat UKM juga dapat mempelajarinya melalui platform WeLearn
khususnya di modul Digital Marketing.
Setelah membaca 7 Hal Yang perlu sahabat UKM pahami untuk memperluas pasar apakah
sahabat UKM semakin semangat memperluas pasar? atau malah nyaman dengan kondisi saat
ini saja karena melihat begitu banyaknya hal yang perlu dilakukan untuk perluas pasar? Jika
sahabat UKM ingin “ Naik Kelas” tentunya “ YA”, memang banyak hal yang perlu ditempuh.
Tetapi, lagi-lagi perluasan pasar ini menjadi tonggak keberlangsungan usaha kita. Ingin usaha
kita berlangsung lama dan terus tumbuh besar, maka perluasan akses pasar adalah hal mutlak
alias wajib dilakukan.
Kesimpulannya, sahabat UKM dapat perlahan mengikuti satu per satu hal diperlukan untuk
tingkatkan akses pasar. Misalnya diawali dengan memperkuat nilai keunggulan yang
ditawarkan (value propositions), menentukan target pasar yang spesifik, dan menentukan
sumber pendapatan. Ini semua merupakan dasar model bisnis dari sahabat UKM. Setelah itu
sahabat UKM mulai memikirkan untuk menentukan jalur distribusi mana yang akan
dijalankan dan bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Sambil proses
berjalan, mulailah memikirkan 4P dalam manajemen pemasaran. Terakhir untuk memperluas
pasar, manfaatkan digital marketing secara optimal. Oleh karena itu, yuk selalu semangat dan
pantang menyerah!
Jawaban no 3
Skimming adalah modus kejahatan yang menggunakan perangkat yang dipasang pada mesin
ATM. Dilansir dari usnews.com, perangkat skimming akan membaca strip pada kartu kredit
atau debit saat kamu memasukkannya pada ATM. Perangkat tersebut akan membaca data
yang ada pada kartu tersebut.
Peretas akan menggunakan informasi curian untuk melakukan transaksi online, menjual data
kamu, menguras rekening, atau membuat karta palsu. Beberapa metode skimming yang
biasanya dilakukan, antara lain:
Mentransmisikan data ke negara lain, dimana informasi akan disalin ke kartu palsu.
Digunakan untuk melakukan pembelian online atau melalui telepon. Hal tersebut
biasa dikenal dengan penipuan "card not present".
Digunakan untuk melakukan pencurian identitas. Tindakan itu dilakukan untuk
melakukan kejahatan yang menggunakan data pribadi kamu untuk membuat akun atau
mengambil pinjaman atas nama kamu.
enis kejahatan skimming adalah ancaman bagi pengguna kartu debit atau kredit. Nah,
masih banyak nasabah yang masih kurang berhati-hati saat bertransaksi di ATM.
Untuk dapat menghindarinya, kamu bisa mengikuti beberapa langkah di bawah ini:
1. Beralih ke teknologi berkartu chip
Apabila kartu yang kamu gunakan belum memiliki chip, segeralah pergi ke bank
terkait untuk menggantinya. Salah satu langkah untuk mencegah kejahatan skimming
adalah melakukan penggantian kartu dengan pita magnetik dengan kartu chip. Pihak
bank sendiri sudah mengklaim bahwa teknologi chip pada kartu lebih aman. Adanya
teknologi kriptogram pada kartu, membuat kartu tidak dapat digandakan. Teknologi
tersebut juga memiliki fitur anti-skimming dan anti-fraud.