MAKALAH Pengetian Logika Kurniawati Buton
MAKALAH Pengetian Logika Kurniawati Buton
PENGERTIAN LOGIKA
OLEH
NIM : C1C120027
Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh.segala puji bagi Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
penulis dapat meneyeselaikan makalah mata kuliah Logika dengan judul “ PENGERTIAN
LOGIKA” Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad
dan sunnah untuk keselamatan
SAW. yang telah meberikan pedoman hidup yakni Al-Quran
umat di dunia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………..
B. Rumusan masalah ………………………………………..
C. Tujuan ………………………………………..
D. Manfaat………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian logika...........................................
B. Objek dari logika..................................................
C. Pembagian logika dari segi jenis, metode dan kualitas logika............
D. Sejarah perkembangan logika.................................
E. Hukum mempelajari logika.......................................
F. Manfaat mempelajari logika .........................................
A. Latar Belakang
Kata logika atau logis sangat akrab dengan kita. Kita sering berbicara tentang
prosedur yang logis sebagai lawan dari prosedur yang tidak logis, penjelasan yang logis
sebagai lawan dari penjelasan yang tidak logis, pikiran yang logis sebagai lawan dari
pikiran yang tidak logis, tindakan yang logis sebagai lawan dari tindakan yang tidak logis.
Dalam contoh-contoh tersebut kata logis dipakai dalam arti yang sama dengan masuk akal,
dapat dimengerti.
Untuk mengerti apa sesungguhnya logika, kita harus mempelajarinya secara teratur
dan sistematis. Mempelajari logika berarti mempelajari metode-metode dan prinsip-prinsip
yang dipakai untuk membedakan penalaran yang tepat (valid) dari penalaran yang tidak
tepat (valid). Itu tidak berarti bahwa mempelajari logika merupakan satu-satunya cara yang
membuat orang bernalar secara tepat. Akan tetapi, orang yang telah mempelajari logika
lebih mungkin bernalar secara tepat daripada kalau tidak mempelajari logika.
Logika tidak memberikan jaminan bahwa kita akan selalu sampai pada kebenaran
karena kepercayaan-kepercayaan yang menjadi titik tolak kita kadang -kadang salah.
Namun dengan mengikuti prinsip-prinsip yang tepat, kita perlu mengulang kesalahan-
kesalahan yang pernah kita lakukan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian logika?
b. Apa sajakah objek dari logika?
c. Bagaimana pembagian logika dari segi jenis, metode dan kualitas logika?
d. Bagaimanakah sejarah perkembangan logika?
e. Bagaimana hukum mempelajari logika?
f. Apakah manfaat mempelajari logika?
C. Tujuan
a. Mengetahui dan memahami definisi ilmu logika baik dari segi etimologi dan terminologi
ilmu logika,
b. Mengetahui dan memahami objek kajian ilmu logika baik dari pengertian dan macam-
mcam objek kajian ilmu logika
c. Mengetahui dan memahami pembagian atau macam-macam ilmu logika dari segi jenis,
metode dan tingkatan ilmu logika
d. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan dan pertumbuhan awal dari ilmu
logika sampai keluar dari wilayah asalnya (Yunani)
e. Mengetahui dan memahami pendapat sebagian ulama’ mengenai hokum mempelajari
ilmu logika dan mampu bersikap netral dari paham radikal dari ilmu logika.
f. Mengetahui dan memahami manfaat dari ilmu logika yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
Prof. Thaib Thohir A. Mu’in mendefinisikan Ilmu Mantiq sebagai ilmu yang
dipergunakan untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh
suatu kebenaran (Thaib Thahir A. Mu’in: 1966, hlm. 16). Tidak ketinggalan Irving M. Copi
juga mendefinisikan bahwa logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-
hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah
(Irving M. Copi: 1978, hlm. 3).
Logika merupakan bagian dari filsafat yang memperbicangkan hakikat ketepatan, cara
meyusun pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan pengetahuan. Logika tidak
mempersoalkan kebenaran sesuatu yang dipikirkan tetapi membatasai diri pada ketetapan
susunan berpikir menyangkut pengetahuan. Jadi, Logika mempersyaratkan kebenaran,
bukan wacana kebenarannya. Dan bidang perhatian dan tugas logika adalah menyelidiki
penalaran yang tepat, lurus, dan semestinya sehingga dapat dibedakan dari penalaran yang
tidak tepat.
Demikian bahwa Logika merupakan salah satu disipilin ilmu yang menitikberatkan
pada berpikir atau bernalar dengan teliti dan teratur dengan tujuan untuk mengetahui dan
memperoleh suatu kebenaran serta membedakan pernyatan benar dan pernyataan yang
salah. Bisa juga Logika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aturan-aturan dan cara
berpikir serta mengatur penelitian hukum-hukum akal manusia yang mana hasilnya dapat
menyampaikan pikiran atau pikiran mencapai kebenaran serta mengetahui mana yang salah.
Sebelum mengetahui lebih lanjut objek kajian logika alangkah baiknya mengetahui
maksud dari objek itu sendiri. Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan atau sasaran dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan. Dilihat dari segi objeknya, objek logika ada dua
yaitu objek material (Mantiq Al-Maddi) dan objek formal (Mantiq As-Suwari). Objek
material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan, yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Sedangkan
objek formal adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau
pementukan pengetahuan itu, atau dari sudut pandang apa objek materia itu disoroti
(Surajiyo, 1005: 11).
Oleh karena yang berpikir itu manusia, maka yang menjadi objek atau lapangan
penyelidikan logika secara materia (sebagai sasaran umum) ialah manusia itu sendiri. Tetapi
manusia ini disoroti dari sudut tertentu (secara khusus) sebagai objek forma, ialah budinya
(Poedjawijatana, 1992: 14). Cara pemikiran dalam objek-objek logika secara radikal dibagi
menjadi dua. Cara pertama disebut berpikir deduktif (umum ke khusus) dipergunakan dalam
Logika Forma yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam
pemikiran dengan mempergunakan hukum-hukum, rumus-rumus dan patokan – patokan
yang benar. Cara kedua, berpikir induktif (khusus ke umum) dipergunakan dalam Logika
Materia, yang mempelajari dasar-dasar persusaian pikiran dengan kenyataan. Logika Materia
menilai hasil pekerjaan Logika Forma dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan
empiris.
Secara garis besar, objek bahasan - bahasan logika (mabahis ilm al-mantiq), dapat
dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu bahasan ‘kata-kata’ (al-alfadh), bahasan proposisi
(al-qadliyah) dan bahasan pemikiran atau penalaran (al-istidlal). Sesuai dengan objek
bahasan logika, pertama-tama yang harus dipelajari adalah bahasan kata-kata, kemudian
bahasan proposisi dan diakhiri bahasan penalaran. Karena tidak mungkin seseorang dapat
melakukan penalaran atau berpikir tanpa mengetahui proposisi suatu kegiatan berpikir,
begitu juga tidak mungkin mengetahui proposisi berpikir tanpa mengetahui kata-kata yang
sesuai. Tujuan yang paling utama dari pelajaran ilmu mantiq (logika) adalah tentang al-
istidlal (penalaran), tetapi sesungguhnya penalaran itu tersusun dari beberapa kata-kata.
C. Pembagian Logika
a. Logika dilihat dari jenisnya,
Dalam jenisnya, logika terbagi menjadi dua macam, yaitu logika formal dan
logika material. Mungkin sama dalam pembagian pada objek logika, namun terdapat
perbedaan dalam pengertiannya.
1. Logika Formal, logika yang mempelajari azas-azas, aturan-aturan atau hokum-hukum
berpikir yang harus ditaati agar orang dapar berpikir dengan benar dan mencapai
kebenaran.
2. Logika Material, logika yang mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai
hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan-kenyataan praktis yang
sesungguhnya (Hasbulllah Bakry, 1970: 17).
b. Logika dilihat dari metodenya,
Dalam pembagian ini didasarkan pada pola berpikir ilmiah manusia yaitu berpikir
logika tradisional dan berpikir logika modern.
1. Logika Tradisional (al-mantiq al-qadim), logika Aristoteles yang bersifat deduktif,
artinya berpikir dari keputusan yang bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan
yang bersifat khusus. Menurut Yuyun S. Suriasumantri, logika deduktif adalah cara
berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus, penarikan ini dinamakan Silogismus.
2. Logika Modern (al-mantiq al-hadis), logika yangbersifat induksi, artinya berpikir dari
berangkat dari peristiwa yang bersifat khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang
bersifat umum. Menurut Yuyun S. Suriasumantri, logika induksi adalah cara berpikir
dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang
bersifat individual (khusus).
c. Logika dilihat dari kualitasnya,
Bila dilihat dari aspek kualitas kemampuan orang berpikir, maka logika itu dapat
dikelompokkan menjadi dua tingkatan, yaitu logika naturalis dan logika artifisialis atau
logika ilmiah.
1. Logika Naturalis (al-mantiq al-fitri), logika yang berdasarkan kemampuan akal
pikiran bawaan manusia sejak lahir. Akal manusia yang normal dapat berkerja secara
spontan sesuai dengan hukum-hukum logika dasar. Bagaimanapun rendahnya
intelegensi seseorang, ia pasti dapat membedakan sesuatu itu adalah berbeda dengan
sesuatu lain, dan bahwa dua kenyataan yang bertentangan tidaklah sama.
Kemampuan berlogika naturalis pad tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung dari
tingkatan pengetahuannya.
2. Logika Artifisialis atau Ilmiah (al-mantiq al-shuri), logika yang bertugas
membantu al-mantiq al-fitri dan mengatasi kenyataan yang tidak dapat
ditanggulangi al-mantiq al-fitri guna menyusun hokum, patokan dan rumus berpikir
lurus. Logika ini memperluas, memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan
pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien, mudah dan aman. Logika ini
yang menjadi pembahasan logika sekarang ini (Mundiri, 1993:13-14).
D. Sejarah Logika
Menurut sejarah, dasar-dasar ilmu mantik (logika) sudah dipelajari semenjak zaman
Luqman Hakim atau zaman Nabi Daud As. Dari Luqman hakim turun kepada filosof
Benduples, kemudian turun kepada filosof Sabqarates dan Baqrates, lalu turun kepada
Aflathun, dan akhirnya sampai kepada filosof Aristoteles yang dikenal sebagai bapak
logika. Logika merupakan cabang dari llmu filsafat, maka sejarah lahirnya logika tidak bisa
lepas dari bagaimana filsafat itu muncul. Filsafat pertama kali muncul di yunani, yaitu pada
abad ke 6 SM. Pada waktu itu orang -orang Yunani mulai kritis terhadap alam sekitar dan
mulai memikirkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Merekalah orang-orang yang
berusaha keras menganalisis dan menyusun kaidah-kaidah berpikir agar terhindar dari
kesalahan dalam membuat kesimpulan.
F. Manfaat Mempelajari Logika
Banyak sekali kegunaan dan kentungan yang kita peroleh jika kita mempelajari logika,
diantara manfaat itu ialah :
1. Membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan
kebenaran dan menghindari kekeliruan.
2. Mendidik manusia bersikap objektif, tegas, dan berani; suatu sikap yang dibutuhkan
dalam segala suasana dan tempat.
3. Melatih kekuatan akal pikiran dan perkembangannya dengan latihan dan selalu
membahas dengan metode-metode berpikir.
4. Dapat meletakkan sesuatu tepat pada tempatnya dan melaksanakan pekerjaan tepat
pada waktunya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logika merupakan salah satu disipilin ilmu yang menitikberatkan pada berpikir atau
bernalar dengan teliti dan teratur dengan tujuan untuk mengetahui dan memperoleh suatu
kebenaran serta membedakan pernyatan benar dan pernyataan yang salah.
Pemikiran manusia adalah objek materia logika. Patokan-patokan atau hukum-hukum
berpikir benar adalah objek formal logika.
Logika dari jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu logika formal dan logika material.
Bila dilihat dari metodenya logika pula terbagi menjadi dua, yaitu logika tradisional dan
logika modern. Serta dilihat dari kualitasnya logika terbagi menjadi dua pula, yaitu logika
naturalis dan logika artifisialis atau logika ilmiah.
Aristoteles adalah ahli pikir yang mempelopori perkembangan logika sejak awal
lahirnya. Ia menghimpun dasar – dasar ilmu mantiq agar tidak punah sebab sulitnya ilmu
ini. Maka dari itu ia dipandang sebagai peletak ilmu mantiq (logika) dalam sejarah.
Dalam mempelajari logika ada tiga pendapat menyikapi hokum mempelajari logika,
yaitu melarang (haram), memperbolehka (jawaz) dan fardhu kifayah.
Diantara kegunaan dari logika adalah membantu manusia berpikir lurus, efisien,
tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.
B. Saran
Demi terciptanya pemahaman dan penerapan yang baik terhadap logika dalam
kehidupan sehari-hari, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaanya yaitu:
1. Pahami pengertian atau definisi dari logika secara baik dan benar, jangan sampai keliru
menafsirkan apa itu logika.
2. Jangan belajar teori logika saja, tetapi kita harus bisa membuat contohnya yang
dihubungkan dengan penerapan dikehidupan sehari-hari.
3. Berpikir bukan mengharuskan pemikir memiliki inisiatif, tetapi berpikir adalah
membiarkan sesuatu menjadi tampak sebagaimana adanya, tanpa memaksakan kategori-
kategori kita sendiri pada sesuatu tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Jusmawati S.pd.,M.pd