Anda di halaman 1dari 16

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KAITANNYA


DENGAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

Alfian Erwinsyah
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Abstrak

Proses pembelajaran memerlukan pemecahan yang baik. Pengertian pengelolaan


pembelajaran adalah suatu upaya untuk mengatur (menejemen, mengendalikan) aktivitas
pembelajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk menyukseskan
tujuan pembelajaran agar tercapai secara lebih efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan
penentuan strategi dan perencanaan, dan diakhiri dengan penilaian.Sekarang ini,mutu menjadi satu-
satunya hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dilihat dari kedua pola di atas jelaslah
bahwa untuk menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan oleh
sebagian orang,dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah
cukup, hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional,
karena guru yang profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus,
mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pembelajaran yang dilakasanakan. Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan pembelajaran
secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki
kualitas mengajarnya. Karena guru berperan sebagai pengelola pembelajaran, bertindak sebagai
fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan
pembelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan
menguasai tujuan pembelajaran demi peningkatan mutu pendidikan.

Kata Kunci: Manajemen Pembelajaran, Kualitas Guru.

A. Pendahuluan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan


Salah satu komponen yang menjadi tolak kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
ukur dari berkembangnya suatu negara adalah perkembangan fisik serta psikologis peserta
pendidikan. Pendidikan memegang peran didik.1
penting dalam pembentukan pribadi peserta Selanjutnya pada ayat (3) peraturan pemerintah
didik. Bahkan, pendidikan merupakan agen diatas disebutkan bahwa setiap satuan
penting dalam membentuk pribadi bangsa. pendidikan melakukan perencanaan proses
Begitu besar peran pendidikan sehingga perlu pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
adanya inovasi yang mampu menyahuti penilaian hasil pembelajaran,dan pengawasan
kepentingan di atas. proses pembelajaran untuk terlakasananya
Pada pasal 19 ayat (1) peraturan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Sedangkan pada pasal 20 disebutkan bahwa
pendidikan nasional disebutkan bahwa proses perencanaan proses pembelajaran meliputi
pembelajaran pada satuan pendidikan
diselengggarakan secara interaktif, inspiratif, 1
Departemen Pendidikan Nasional, Model
menyenangkan, menantang,memotivasi peserta pembelajaran efektif,(Jakarta:Direktorat pembinaan
didik untuk berpartisifasi aktif serta memberikan SMP,Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar,dan
Menengah ,2006), h.1

69
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran oleh motivasi diri sekolah dari pada diatur dari
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan luar sekolah, regulasi pendidikan lebih
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sederhana, peranan pusat lebih bergeser dari
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.2 mengontrol menjadi mempengaruhi dan dari
Mengacu pada peraturan pemerintah di mengarahkan ke memfasilitasi, dari menghindari
atas maka dalam pengelolaan resiko, penggunaan uang lebih efisien karena sisa
pembelajaran,yang berorientasi pada anggaran tahun ini dapat digunakan untuk
peningkatan mutu pendidikan maka perlu adanya anggaran tahun depan, lebih mengutamakan
pimpinan dari para profesional teamwork, informasi terbagi kesemua warga
pendidikan.Manajemen mutu merupakan sarana sekolah, lebih mengutamakan pemberdayaan dan
yang memungkinkan para profesional struktur organisasi lebih datar sehingga lebih
pendidikan dapat beradaptasi dengan kekuatan efisien.3
perubahan yang memukul sistem Pelaksanaannya, tanggung jawab guru
pendidikan,Pengetahuan yang diperlukan untuk tidak hanya terbatas kepada proses dalam
memperbaiki sistem pendidikan kita sebenarnya pentrasferan ilmu pengetahuan. Banyak hal yang
sudah ada dalam komunitas pendidikan kita menjadi tanggungjawab guru, yang salah satunya
sendiri.kesulitan utama yang dihadapi para adalah memiliki kompotensi idealnya
profesional pendidikan sekarang ini adalah sebagaimana guru profesional. Kompetensi
ketidakmampuannya menghadapi sistem yang disini meliputi pengetahuan, sikap, dan
gagal sehingga menjadi tabir bagi para keterampilan profesional, baik yang bersifat
profesional pendidikan untuk mengembangkan pribadi, sosial, maupun akademik. Guru yang
atau menerapkan proses baru pendidikan yang profesional ini memiliki keahlian khusus dalam
akan memperbaiki mutu pendidikan. bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan
Masalah pendidikan perlu mendapat tugasnya secara maksimal dan terarah. Salah satu
perhatian dan penanganan yang lebih baik yang yang perlu diperhatikan oleh guru adalah
menyangkut petingnya pengelolaan keahliannya dalam mengelola pembelajaran.
pembelajaran.bukti-bukti empirik lemahnya pola B. Hakikat Manajemen
lama pengelolaan pendidikan nasional dan Kata pengelolaan diartikan
digulirkannya otonomi daerah telah mendorong “Manajemen” Manajemen adalah kata yang
dilkukannya penyesuian diri dari pola lama aslinya dari bahasa inggris, yaitu “Management”
pengelolaan pendidikan masa depan yang lebih yaitu ketelaksanaan dan tata pimpinan.4
bernuansa otonomi dan yang lebih demokratis. Manajemen berasal dari kata “manage” bahasa
Pada pola lama, tugas dan fungsi kepala sekolah latinnya “manus” yang berarti
lebih pada melaksanakan program dari pada pimpinan,menangani,mengatur,atau
mengambil inisiatif merumuskan dan membimbing. George R. Terry dalam Ruslan,
melaksanakan program peningkatan mutu yang mendefinisikan pengelolaan sebagai sebuah
dibuat sendiri oleh kepala sekolah, sedang pada proses dan khas dan terdiri dari tindakan-
pola baru, kepala sekolah memiliki wewenang tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian,
lebih besar dalam pengelolaan pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan
lembaganya,pengambilan keputusan dilakukan untuk menentukkan serta mencapai sesuai
secara partisipatif, sekolah lebih luwes dalam
3
mengelola lembaganya, pendekatan Kementrian Pendidikan Nasional,
Pengelolaan Berbasis Sekolah Materi Pelatihan
profesionalisme lebih diutamakan dari pada
Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah, (Jakarta:
pendekatan birokrasi, pengelolaan sekolah lebih Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral
desentralistik, perubahan sekolah lebih didorong Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, 2010),15
4
Syaiful Bahri Jamarah dan Aswar
2
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun Sain,Strategi Belajar Manajer,(Cet.II;jakarta:Rineka
2005 tentang Standar nasional pendidikan, h.14 Cipta,2002),h.96.

70
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

sasaran yang telah ditetapkan melalui merupakan kegiatan untuk menyelesaikan


pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber pekerjaan;yang fungsinya membuat perencana
daya lainnya.5 dan memberikan pengaruh bagaimana
Dari definisi di atas, dapat dikatakan penyelesaian tugas itu harus dilakukan).
bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam Inti dari pendapat di atas adalah bahawa
pengelolaan merupakan suatu proses yang pengelolaan itu merupakan kegiatan pimpinan
terlihat siapa yang memenuhi criteria untuk dengan menggunakan segala sumber yang
ditunjuk sebagai pimpinan dan bawahan.ini diperlukan untuk mencapai tujuan organisasinya.
artinya dalam suatu pengelolaan organisasi atau Dengan manajemen yang baik,maka diharapkan
badan terdapat klasifikasi ada yang memimpin tujuan dapat tercapai dengan efisien.
dan ada yang dipimpin Ronald mengartikan pengelolaan sebagai
Robbins dan Coulter mengemukakan kemampuan untuk memperoleh suatu hasil
istilah pengelolaan mengacu pada proses dalam rangka pencapain tujuan melalui kegiatan
mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan- sekelompok orang lain.Dalam pengertian ini
kegiatan kerja,agar diselesaikan secara efisien tujuan perlu ditetapkan lebih dahulu,sebelum
dan efektif melalui orang lain.6 melibatkan sekelompok orang lain yang
Pendapat diatas mengindikasikan bahwa mempunyai kemampuan dan keahlian dalam
pengelolaan sebagai suatu proses mengenal suatu rangka pencapaian tujuan yang telah
urutan pelaksanaan yang logis untuk mencapai ditetapkan.Dengan kata lain pengelolaan pada
hasil yang efisien dan efektif yang mengacu pada hakikatnya berfungsi untuk melakasanakan
hubungan antara masukan dan keluaran melalui semua kegiatan yang diperlukan dalam rangka
koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan kerja pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu.9
yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang Kusnadi,dkk menjelaskan yang
telah ditetapkan.7 dimaksud dengan pengelolaan adalah setiap kerja
Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa sama dua orang atau lebih guna mencapai tujuan
pengelolaan adalah proses perencanaan, bersama dengan cara seefektif dan seefisien
pengorganisasian, kepemimpinan, dan mungkin.Inti dari pengelolaan ini adalah kerja
pengendalian semua sumber daya organisasi sama minimal dilakukan dua orang atau
untuk mencapai tujuan yang telah lebih.Semakin besar ukuran organisasi,maka
ditetapkan.keterbatasan sumber daya yang akan semakin rumit sifat kerja organisasi itu.10
dimiliki oleh suatu organisasi melakukan Berbagai pendapat yang dikemukakan
tindakan, yaitu tugas manajemen mengelola tersebut,dapat dikatakan bahwa hakekat
sumber itu seoptimal mungkin,sehingga tujuan pengelolaan sebenarnya adalah bagaimana
organisasi bisa tercapai. seorang pimpinan mampu memanfatkan sumber
Brech dalam Syamsi mengemukakan daya yang dimilikinya seoptimal mungkin,
bahawa: “Management is concerned with seeing sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasi.
that the job gets done; its tasks all centre on Dalam hal ini bagaimana sumber daya
planning and guiding the operations that are direncanakan,diorganisasikan,diarahkan dan
going in the enterprise”.8 (Pengelolaan dikendalikan dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
5
Rosady Ruslan,Manajemen public relations Dengan mengerti pengelolaan, maka
dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi) orang secara sadar dan rasional akan senantiasa
(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2005), h.1
6
Robbins P.Stephen &Coulter
9
Mary,Manajemen (Jakarta: Prenhallindo,2001),h.1 Manlian Ronald,Manajemen
7
Soebagio Atmodiwirio,Manajemen Pembangunan,(Jakarta: Refikatama Abdi
Pendidikan Indonesia,(Jakarta: Ardadirzya Wicara,2003),h.1
10
Jaya,2001),h.5 Kusnadi,Pengantar Manajemen
8
Ibnu Syamsi,Pokok-pokok Organisasi & (Konseptual dan Perilaku) (Malang: Universitas
Manajemen,(Jakarta,Rineka Cipta,1994),h.59. Brawijaya,2005),h.3.

71
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

bertindak secara efektif dan efisien guna mengatur pelaksanaan dapat dilakukan oleh
mencapai keinginannya.konstribusi manajemen pimpinan agar dalam pelaksanaan dapat terarah
terhadap seorang atau organisasi adalah mencapai sasaran dan tujuan organisasinya.
memberikan dan mengingatkannya agar didalam Fungsi pengendalian, mengusahakan agar
mencapai tujuan dan keinginannya agar pelaksanaan kegiatan itu dapat sesuai dengan
senantiasa memperhatikan kerjasama dengan rencananya. Fungsi pengembangan sangat
orang lain. Pengertian fungsi dapat dilihat dari dibutuhkan agar setiap pimpinan sambil
berbagai segi,dan ini tergantung dari sudut menikmati kelancaran pelaksanaan kegiatan
kepentingan orang sesuai disiplin ilmu. David organisasinya, juga harus memikirkan
B.Garulnik dalam Atmodiwirio,mengartikan peningkatan kegiatannya.
fungsi sebagai karakteristik suatu tindakan atau Dengan cara demikian maka klasifikasi
fungsi adalah tugas khusus atau persyaratan fungsi pengelolaan dapat disederhanakan
pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang harus sebagai berikut: (1) fungsi perencanaan
dipehatikan oleh seorang atau akesisteman.11 (planning);(2) fungsi mengatur
Soebagio dalam pelaksanaan,berupa: pengorganisasian
Atmodiwiro,mengemukakan yang dimaksud (Organization), penyiapan tenaga (staffing),
dengan fungsi dalam pengelolaan adalah tugas- pengarahan (directing), pengkoordinasian
tugas tertentu yang harus dilaksanakan (coordination) dan permintaan laporan
tersendiri,yaitu tediri dari: (1) fungsi organik (reporting); (3) fungsi pengendalian
adalah semua fungsi yang mutlak harus (controlling) dan (4) fungsi pengembangan
dijalankan oleh administrasi dan manajemen; (2) (developement).
fungsi pelengkap yaitu pelaksanaan semua
fungsi-fungsi dengan baik akan meningkatkan B.Konsep Pengelolaan Pembelajaran
efesiensi dalam pelaksanaan kegiatan.12 Kata pengelolaan pembelajaran terdiri
Kegiatan manajemen mempunyai dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan
beberapa fungsi yang harus dilaksanakan. pembelajaran.Kata pengelolaan dapat diartikan
Gasperz dalam Ariani,mengemukakan bahwa “manajemen”.Manajemen adalah kata yang
pengelolaan dapat dikatan sebagai semua aslinya dari bahasa inggris, yaitu “Management”
aktivitas dari fungsi-fungsi manajemen yaitu: yaitu ketatalaksanaan dan tata pimpinan.14
perencanaan, pengorganisasian, sedangkan menurut Wiharno pengertian
pengkoordinasian dan penilaian atau pengelolaan kelas sebagai berikut:
pengendalian. 13 Pengeloaan adalah suatu tindakan yang
Secara praktisnya, fungsi-fungsi dimulai dari penyusunan data, perencanaan,
pengelolaan itu dapat dikelompokkan ke dalam mengorganisasikan, melaksanakan sampai
fungsi perencanaan, fungsi mengatur dengan pengawasan dan penilaian pengelolaan
pelaksanaan, fungsi pengendalian,dan fungsi menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat
peningkatan.Fungsi perencanaan perlu merupakan sumber penyempurnaan dan
diperlukan agar segala kegiatan dapat terlaksana peningkatan pengelolaan selanjutnya.15 Undang-
seluruhnya secara teratur. Tidak ada kegiatan undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun
atau bagian kegiatan yang terlewatkan; dan 2003 menyatakan bahwa: “pembelajaran adalah
pelaksanaannya dapat berurutan.Fungsi
14
Syaiful Bahri dan Aswar Sain,Strategi
11
Soebagio, dan Atmodiwirio,Manajemen Belajar Mengajar,(Cet. II; Jakarta: Rineka
Pendidikan Indonesia,(Jakarta: Ardadirzya Cipta,2002), h.96.
15
Jaya,2001), h.13. Maman Rachman, Manajemen Kelas,
12
Ibid, h.14 (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Direktorat
13
Dorothea Ariani Wahyu, Manajemen Jendral Pendidikan Tinggi,Proyek Pendidikan Guru
Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif, (Jakata: Sekolah Dasar Primary School Teacher Development
Prentahallindo, 2003), h.17. Project, 2002), h.11

72
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

proses interaksi peserta didik dengan sumber mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
belajar pada suatu lingkungan belajar”.16 pembelajaran.20 Pengelolaan pembelajaran
Berdasarkan konsep tersebut,dalam kata adalah cara guru menjalankan dan mengontrol
pembelajaran terkandung dua kegiatan yaitu aktivitas kelas,misalnya mengatur ruang kelas,
belajar dan mengajar.Kegiatan yang berkaitan kebersihan kelas, perabot kelas, startegi tempat
dengan upaya membelajarkan siswa agar duduk,kehadiran siswa dan hal lainnya yang ada
berkembang potensi intelektual yang ada pada hubungan dengan pekerjaan guru sebagai
dirinya.Ini berarti bahwa pembelajaran manajer kelas.21
menuntut terjadinya komunikasi antara dua arah Arikunto mendefinisikan pengelolaan
atau dua pihak yaitu pihak yang mengajar yaitu pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan
guru sebagai pendidik dengan pihak yang oleh guru dalam kegiatan pembelajaran atau
belajar yaitu siswa sebagai peserta didik. orang yang membantunya dengan maksud agar
Mulyasa mengemukakan “pembelajaran tercapai kondisi optimal, sehingga dapat
pada hakikatnya adalah proses interaksi antara terlaksana kegiatan belajar seperti yang
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga diharapkan.22 Nasution dalam Nuraini
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih mendefinisikan pembelajaran berarti
baik.17 Sudirwo juga berpendapat bahwa: kepemimpinan atau ketatalaksanaan yang
“pembelajaran merupakan interaksi belajar dilakukan oleh guru dalam praktek
mengajar dalan suasana interaktif yang terarah penyelenggaraan pembelajaran di kelas.23
pada tujuan pembelajaran yang telah Jadi dapat dismpulkan bahwa
18
ditentukan. pengelolaan pembelajaran adalah cara seorang
Beragam pendapat yang dikemukakan guru mengatur kelasnya dan mengembangkan
oleh para ahli pembelajaran tentang pengelolaan tingkah laku siswa yang di inginkan serta
pembelajaran. Suginto misalnya menjelaskan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang
bahwa pengelolaan pembelajaran adalah tidak diinginkan, mengembangkan hubungan
berbagai cara dalam mengelola situasi dan interpersonal dan iklim sosio emosional yang
kondisi dalam proses pembelelajaran. Kondisi positif, serta mengembangkan dan
belajar yang kondusif merupakan syarat mutlak mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
bagi terselenggaranya proses pembelajaran.
Cohen dan Manion memberi batasan bahwa C.Tujuan Pengelolaan Pembelajaran
pengelolaan pembelajaran berhungan dengan Guru dalam melakukan tugas mengajar
cara seorang pengajar mengatur kelasnya sejak di suatu kelas, perlu merencanakan dan
awal proses pembelajaran.19 menentukan pengelolaan pembelajaran yang
Pengelolaan pembelajaran merupakan bagaimana yang perlu dilakukan dengan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim memperhatikan kondisi kemampuan belajar
pembelajaran yang kondusif dan siswa materi pelajaran yang akan diajarkan
dikelas tersebut.Menyusun strategi untuk
mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan
16
Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
20
Nasional, (Semarang: Aneka Ilmu, 2004), h.3 E.Mulyasa,op.cit., h.91.
17 21
Mulyasa,Menjadi Guru Profesional Daniel C.Kambey, Ditaktik Metodik,
(Menciptakan Pembelajaran Efektif dan (Manado: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Menyenangkan), (Babdung: Remaja Rosda Karya Negeri Manado 1999), h.204
22
,2005), h.100. Suharsimi Arikunto,Pengelolaan
18
Daeng Sudirwo, Kurikulum Pembelajaran Pembelajaran Pada Siswa (Sebuah Pendekatan
dalam Otonomi Daerah, (Bandung: Andira,2002), Evaluatif),(Jakarta :Raja Grafindo Persada,1996),
h.31. h.11.
19 23
Edi Soegio dan Yuliani ,Kemampuan Yuliani Nuraini ,Strategi Pembelajaran,
Dasar Mengajar, (Jakarta: Pusat Penerbitan (Jakarta: Pusat Penerbotan Universitas
Unuversitas Terbuka,2002),h.83. Terbuka,2023),h.11.9

73
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

muncul agar proses belajar mengajar tetap dapat guru mampu mengelola kelas secara efektif dan
berjalan dan tujuan pembelajaran yang telah efisien.
ditentukan dapat tercapai. Pengelolaan pembelajaran bertujuan
Selanjutnya, dalam mengelola kelas agar setiap siswa yang terdapat di dalam suatu
guru harus mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas dapat belajar dan bekerja dengan tertib
pembelajaran.Tujuan utama pengelolaan sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara
pembelajaran adalah untuk menghemat waktu efektif da efisien.29 Sedangkan secara khusus
dan tenaga.Pengelolaan pembelajaran yang baik pengelolaan pembelajaran dimaksudkan untuk
menolong menyediakan kondisi belajar yang mengembangkan kemampuan siswa dalam
menyenangkan dan prosedur yang efektif dalam mengggunakan alat-alat belajar, menyediakan
menjalankan aktivitas secara ekonomis dan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, serta
efisien.24 Pengeloaaan pembelajaran yang efektif membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya diharapkan.30 Suatu kondisi belajar siswa akan
proses belajar mengajar yang efektif.25 optimal jika pengajar mampu mengatur siswa
Perlu dipahami bahwa suasana kelas dan sarana pembelajaran serta
dan aktivitasnya merupakan lingkungan terdekat mengendalikannya dalam suasana ynag
dari anak didik sepanjang jam-jam menyenangkan untuk mencapai tujuan
perkembangan di sekolah. Sebagai lingkungan pembelajaran. Keberhasilan pengelolaan
pendidikan, pengelolaan pembelajaran itu pembelajaran juga didukung oleh hubungan
sangatlah penting diperhatikan dan dimengerti. interpersonal yang baik antara pengajar dengan
Gregorio beranggapan bahwa kegagalan pelajar dan antara siswa dengan siswa.31
atau kesuksesan pendidikan anak didik di Berdasarkan pada teori, jelaslah bahwa
sekolah dapat juga ditentukan oleh bagaimana tingkat tercapainya tujuan dari pengelolaan
kelas itu dioorganisasikan dan dijalankan.26 pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Hal
Menurut Levin and Nolan dalam Kambey: “ ini disebabkan Karena guru dalam upaya
Teachers who manage their cllassroms menciptakan kondisi kelas agar proses
effectively enjoy teaching more and have greater pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
confidence in their ability to effect student tujuannya. Tindakan-tindakan yang perlu
achievement”(para guru yang mengatur kelas dilakukan guru dalam menciptakan kondisi kelas
mereka secara efektif akan lebih menikmati adalah melakukan komunikasi dan hubungan
pengajaran dan lebih mempunyai kepercayaan interpersonal antara guru dan siswa secara timbal
untuk mempangaruhi prestasi siswa).27 balik dan efektif, selain melakukan perencanaan
Agar setiap peserta didik di kelas dapat /persiapan mengajar.
bekerja dengan tertib maka diperlukan D.Komponen Pengelolaan Pembelajaran
pengaturan kelas yang efektif dan efisien yang Menurut Soegito secara garis besar
pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan terdapat dua komponen utama dalam
pembelajaran.28 Kelancaran proses pembelajaran keterampilan pengelolaan pembelajaran yaitu,
di kelas tentu akan dapat diwujudkan ketika yang berhubungan dengan tindakan preventif
berupa penciptaan dan pemeliharaan kondisi
24
Thomas Risk, Principles and Practie Of belajar yang optimal dan keterampilan yang
teaching in Secendary Schools, (New Delhi: Eurasia, berhubungan dengan tindakan kuratif berupa
Pub.House,1965), h.461.
25
pengembalian kondisi belajar yang optimal.32
Raka Joni,op.cit,.h.12.
26
A.C.Gregorio, Principle and Methods of
Theaching, (Manila: RP Gercia,1994), h.420
27
Daniel C.Kambey, Manajemen Kelas,
29
(Manado: Materi Pada Diklat Widyaiswara Sukarsimi Arikunto,op.cit., h.68.
30
Berjenjang Tingkat Pertama di Balai diklat Moh.Uzer Usman, op.cit,),h.7.
31
Keagamaan,2003), h.2. Edi Soegito dan dan Yuliani op.cit h.8.5
28 32
Yuliani Nuraini ,op.cit., h.11.9 Soegito op.cit h. 8.5

74
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

Untuk lebih jelasnya tentang masing-masing tingkah laku siswa atau sekelompok
komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai siswa.
berikut: 6) Memberikan penguatan.Penguatan
a. Keterampilan dalam menciptakan dan diperlukan untuk menjaga tingkah laku
pemeliharaan kondisi belajar optimal. yang diinginkan dan juga untuk
Sebaliknya guru yang menaruh perhatian mengurangi atau bahkan meniadakan
pada perkembangan siswa, akan berupaya tingkah laku yang tidak diinginkan
menyumbangkan segala kemampuannya untuk kemunculannya.Ada dua cara yang dapat
kepentingan siswa. Guru berupaya membantu digunakan oleh guru dalam memberikan
siswa yang mempunyai kemampuan belajar yang penguatan kepada siswa yang menggangu
rendah. Guru akan menggunakan berbgai metode yaitu dengan cara seketika atau saat siswa
mengajar agar siswa dapat mengerti materi sedang melakukan tindakan yang tidak
pelajaran yang diajarkannya.Guru tersebut akan wajar,kemudian memberikan penguatan
mempunyai kreativitas yang tinggi,mau negative seperti teguran ataupun
mengorbankan waktunya agar siswa bisa peringatan agar ia dapat menghentikan
berprestasi.Guru akan merasa puas apabila siswa perbuatan tersebut dan guru dapat
berhasil dengan baik. memberikan penguatan kepada siswa
Keterampilan ini berkaitan dengan yang telah menunjukkan tingkah laku
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan yang positif sehingga dapat dijadikan
mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan contoh atau teladan bagi siswa lain yang
yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang suka mengganggu,untuk itu perlu
meliputi ketermpilan sebagai berikut: diperhatikan penguatan positif seperti
1) Menunjukkan sikap tangkap. Untuk pujian secara verbal dan non verbal.33
menunjukkan kesan tangkap ini dapat
ditinjukkan dengan berbagai cara antara lain: Mengacu pada penjelasan di atas dapat
gerakan mendekati,melemparkan pandangan dilihat bahwa tujuan pengelolaan pembelajaran
mata derngan seksama,meberikan reaksi yaitu menciptakan dan menjaga kondisi kelas
terhadap ketidakacuhan dan gangguan,dan agar prmbelajaran dapat berlangsung dengan
memberikan pertanyaan. baik sesuai dengan sasarannya. Artinya upaya
2) Memberi perhatian.Memberi perhatian dapat yang dilakukan oleh guru, agar siswa-siswa yang
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan kemampuannya tidak semuanya sama,dapat
pandangan mata dan secara lisan. mengikuti dan menguasai materi pelajaran yang
3) Memusatkan perhatian kelompok. Seorang diajarkan guru.
guru mampu memusatkan perhatian b. Keterampilan dalam pengembelian kondisi
kelompok terhadap tugas-tugas yang belajar optimal.
dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan Menurut Edi Soegito bahwa ada
cara: menyoagakan siswa,dan menuntut beberapa strategi yang dapat digunakan oleh
tanggung jawab siswa. guru untuk mengatasi gangguan-gangguan yang
4) Memberikan petunjuk yang jelas.Petunjuk terjadi di kelas, antara lain adalah pengubahan
atau arahan yang diberikan oleh guru tingkah laku,pemecahan masalah kelompok,
sebelum siswa melaksanakan sesuatu sangat mencari dan menemukan penyebab timbulnya
menentukan hasil kerja yang dapat masalah.34
ditunjukkan oleh siswa. Adapun cara guru dalam mengembalikan
5) Inisiatif untuk mengatur.Teguran sangat kondisi belajar yang optimal misalnya: Pertama,
diperlukan untuk mengatasi ganguan- modifikasi perilaku dengan mengajarkan
gangguan yang sering kali muncul
dikelas,baik yang disebabkan oleh 33
Ibid, h. 8.6.
34
Ibid, h.8.9.

75
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

perilaku baru berupa contoh dan pembiasaan, mengajar terkait dengan kemampuan guru dalam
meningkatkan perilaku yang baik melalui menciptakan kelancaran proses pembelajaran
penguatan, dan mengurangi perilaku buruk melalui pengelolaan pembelajaran.
dengan hukuman. Kedua, pengelolaan kelompok Peranan guru di sekolah ditentukan oleh
dengan cara meningkatkan kerjasama dan kedudukannya sebagai orang dewasa,sebagai
keterlibatan,menangani konflik dan memperkecil pelajar,pendidik dan pegawai. Peranan guru
masalah yang timbul. Ketiga, Menemukan dan dalam hubunngannya dengan siswa bermacam-
mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah macam menurut situasi interaksi sosial yang
antara lain dengan pengabaian yang dihadapinya yakni situasi formal, yakni dalam
direncanakan, campur tangan dengan isyarat, usaha guru mendidik dan mengajar anak didalam
mengawasi secara ketat, mengakui perasaan kelas, guru harus sanggup menunjukkan
negatif peserta didik, menghilangkan ketegangan kewibawaan atau otoritasnya, artinya harus
dengan humor dan mengekang secara fisik.35 mampu mengendalikan, mengatur dan
Kedua komponen mengelola mengontrol kelakuan siswa.37
pembelajaran diatas harus perhatikan oleh guru Mencermati peran guru dalam proses
dengan meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran, ternyata bahwa peranan tersebut
melaksanakan pengelolaan pembelajaran.Dengan belum bisa digantikan oleh alat lain seperti
keterampilan yang dimilikinya tersebut maka mesin, media elektronik atau alat-alat canggih
dapat dipastikan kelancaran proses belajar sekalipun,sebab masih banyak unsur-unsur
mengajar di kelas dapat diwujudkan. manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan,
Sebagai perannya dalam pengelolah motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang
pembelajaran, guru hendaknya mengelola kelas diharapkan merupakn hasil dari proses
sebagai lingkungan belajar serta merupakan pembelajaran tidak dapat dicapai oleh alat-alat
aspek dari lingkungan sekolah yang perlu tersebut.
diorganisir. Lingkungan ini diatur dan diawasi Disinilah letak kelebihan manusia dalam
belajar agar kegiatan-kegiatan belajar terarah hal guru dari alat-alat teknologi yang diciptakan
kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan manusia untuk membantu dan mempermudah
terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan kehidupannya. Karena itu guru mempunyai
sejauh mana lingkungan tersebut menjadi peranan penting dalam menciptakan kelancaran
lingkungan belajar yang baik.36 proses pembelajaran melalui pengelolaan
Tujuan umum mengelola pembelajaran pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan
ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas dan keterampilan melaksanakan seperangkat cara
kelas agar senantiasa menyenangkan untuk untuk mengendalikan kelas dan tingkah laku
belajar dan mengarahkan atau membimbing keliru yang muncul sehingga hasil belajar siswa
proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya meningkat.
sehingga memungkinkan siswa di samping
belajar juga mengembangkan kinerja dan belajar E.Strategi Pengelolaan Pembelajaran
secara efektif dalam arti kelancaran proses Istilah “Startegi” berasal dari bahasa
pembelajaran dikelas. yunani strategos yang berarti keseluruhan usaha
Peranan lain sebagai manajer yang termaksud perencanaan,cara taktik untuk
penting bagi guru ialah membimbing mencapai kemenangan dalam peperangan.38 Pada
pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam
kearah yang positif. Guru juga hendaknya dunia militer yang dartikan sebagai cara
mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
dan efisien. Dalam memimpin kegiatan belajar
37
S.Nasution ,Sosiologi Pendidikan,(Jakarta:
Bumi Aksara,2002), h.92.
35 38
E.Mulyasa,op.cit,. h. 92. IL.Pasaribu dan B.Simanjuntak, Proses
36
Moh.Uzer Usman, op.cit.,9-12. Belajar Mengajar (Bandung: Tarsito,2003), h.76.

76
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

memenangkan suatu peperangan. Strategi kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru


pembelajaran dapat diartikan sebagai berupa idea atau gagasan dan karya tangan,
perencanaan yang berisi tentang rangkaian sebagai hasil dari menyatuhnya fungsi-fungsi
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan berfikir, merasa, mengindera, dan intuisi.
pendidikan tertentu. Kreativitas guru dalam mengelola
Konsep terbaru tentang pengelolaan atau pembelajaran adalah kemampuan bersikap dan
strategi dan kreativitas pada abad 20-an berperilaku yang ditunjukkan dalam
didasarkan atas dasar fungsi dasar berfikir, merencanakan pembelajaran, melaksanakan
merasa, pengindraan cipta tale, dan intuisi.Dalam proses pembelajaran, dan menilai pembelajaran.
melaksanakan pengelolaan atau strategi perlu Secara umum dapat dikatakan bahwa semua guru
adanya Kreativitas melibatkan semua fungsi ini, memiliki potensi dan kemampuan kreatif, namun
bahkan lebih dari itu, karena ada percikan dari berbeda jenis dan derajatnya.
dimensi lain.39 Selanjutnya dikemukakan bahwa Pembelajaran kreatif menuntut guru
untuk melakukan kreativitas selalu mencakup untuk mampu merangsang kreativitas peserta
interpretasi keseluruhan kemampuan berfikir, didik, baik dalam mengembangkan kecakapan
merasa, mengindera, dan intuisi, yang terjadi berfikir, maupun dalam melakukan suatu
secara menyatu dan merobos. Dengan tindakan. Berfikir kreatif selalu dimulai dengan
bergeraknya satu atau sebagian fungsi saja dari berfikir kritis, yakni menemukan dan suatu yang
keseluruhan fungsi, kreativitas itu belum terjadi sebelumnya tidak ada atau memperbaiki
41
sepenuhnya. sesuatu.
Sejalan dengan pendapat diatas, Berfikir kreatif harus dikembangkan
Munandar meninjau kreativitas dari empat segi, dalam proses pembelajaran, agar peserta didik
yakni: pribadi yang kreatif, faktor-faktor yang terbiasa untuk mengembangkan kreativitasnya.
mendorong kreatif,proses kreatif,dan produk Pada umumnya berfikir kreatif harus dimulai
kreatif.Dan kreativitas didefinisikan sebagai dari guru dengan mengembangkan pembelajaran
ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian agar kreativitas siswa meningkat.Kemampuan
sebagai hasil in teraksi individu dengan guru dalam mengembangkan kreativitas
lingkungannya,dan yang tercermin dalam pembelajaran akan memberikan pengalaman
pikiran,perasaan, sikap dan perilakunya.40 baru, dan membentuk kompotensi peserta didik,
Pembelajaran kreatif merupakan proses serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin
pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dicapai secara optimal.
dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas Dalam kenyataannya kita dapati ada
peserta didik selama pembelajaran berlangsung, guru yang kreatif dalam dalam berbagai
dengan menggunakan beberapa metode dan bidang,dan ada pula hanya dalam bidang tertentu
strategi yang bervariasi, misalnya kerja saja. Ada guru yang memiliki potensi kreatif
kelompok, bermain peran, dan pemecahan sangat menonjol, dan ada pula sedang-sedang
masalah. saja. Keragaman kemapuan guru dalam
Dari definisi yang dikemukakan diatas mengembangkan kreativitas pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan sebagai alasan perlunya mengembangkan potensi
suatu kondisi yang menunjuk pada kemampuan dan kemampuan kreatif yang dimiliki oleh
manusia untuk memecahkan suatu masalah dari seorang guru.
berbagai sudut pandang,kematangan emosi, dan Dalam upaya pembinaan kreativitas
guru agar dapat berkembang kearah yang
39
Cony Semiawan,Dimensi Kreatif dalam optimal, bukan banyaknya potensi atau tinggi
Filsafat Ilmu,(Bandung :Remaja Rosdakarya,2002),
41
h.60. E.Mulyasa, Kurikulum Yang
40
S.C. Utami Munandar, Kreativitas Disempurnakan ,Pengembangan Standar
Sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka Sinar Kompotensi dan Kompotensi Dasar,(Bandung
Harapan,1997), h.1. :Rosdakarya, 2004), h. 192.

77
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

rendahnya kemampuan kreatif seorang guru, langsung, pengalaman belajar yang dapat dicapai
tetapi yang terpenting adalah bagaimana melalui gambar dan pengalaman belajar yang
menciptakan upaya yang dapat bersifat abstrak.43
menumbuhkembangkan potensi dan kemampuan Penggolongan lain yang dapat dijadikan
kreatif yang dimiliki oleh seorang guru. acuan dalam pemanfaatan media adalah
Agar potensi kreatif dapat berkembang, berdasarkan pada teknologi yang
maka yang terpenting menurut Munandar adalah digunakan,mulai media yang teknologinya
penyediaan kondisi lingkungan yang menghargai rendah (low technology) sampai pada media
dan menunjang perkembangan kreativitas yang menggunakan teknologi tinngi (High
pengelolaan pembelajaran,guru akan technology). Apabila pengggolongan media
menampilkan dirinya sebagai pribadi yang ditinjau dari teknologi yang digunakan, maka
kreatif, dan produk kreativitas yang bermakna penggolongannya sangat dipengaruhi oleh
akan tampil dengan sendirinya.42 perkembangan teknologi. Dengan demikian
Pernyataan di atas mengadung makna penggolongan dapat berubah dari waktu ke
bahwa pribadi kreatif tidak muncul dengan tiba- waktu. Misalnya dalam era tahun 1950 media
tiba, melainkan tumbuh dan berkembang secara televisi dikategoirkan sebagai media teknologi
berangsur-angsur dalam menghadapi masalah- tinggi, tetapi kemudian pada era 1970/1980
masalah dan situasi, dengan mengenal, media tersebut bergeser dengan kehadiran media
memahami masalah dan mampu komputer, pada masa tersebut komputer
menyelesaikannya. Pengalaman - pengalaman digolongkan sebagai media dengan teknologi
yang beragam baik dalam pembelajaran di kelas, yang paling tinggi tetapi kemudian pada tahun
seminar, lokakarya, penelitian dan kegiatan- 1990 tergeser kedudukannya dengan kehadiran
kegiatan kemasyarakatan semuanya menunjang media komputer conferencing melalui internet.
perkembangan pribadi yang kreatif untuk Kondisi seperti ini akan berlangsung selama
tercapainya mutu pendidikan. ilmu dan teknologi terus berkembang.44
Adapun hal yang sehubungan dengan Salah satu bentuk klasifikasi yang
pengelolaan dan strategi pembelajaran meliputi: mudah dipelajari adalah klasifikasi yang
a. Jenis Media dan Metode Pengeloaan disusun oleh Heinich dkk sebagai berikut.45
Pembelajaran
Jenis media yang di manfaatkan dalam
proses pembelajaran cukup banyak ragamnya,
mulai dari media yang sederhana sampai pada
media yang cukup rumit dan canggih. Untuk
mempermudah mempelajari jenis media,
karakter,dan kemampuannya dilakukan
pengklasifikasian atau penggolongan.
Salah satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan
dalam pemanfaaatan media adalah klasifikasi
yang di kemukakan oleh Edgar Dale yang
dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone
Experience). Kerucut pengalaman Dale
mengklasifikasikan media berdasarkan
pengalaman belajar yang dapat diperoleh oleh
peserta didik, mulai dari pengalaman belajar
43
Heinich,Molenda,Russell,Intructionnal
Media,(New York: Macmillan,1999, h.11.
42 44
Utami Munandar, Pengembangan Yuliani Nuraini,Strategi Pembelajaran,
Kreativitas Anak Berbakat,(Jakarta:Rineka Cipta (Jakarta:Universitas Terbuka,2003), h. 104.
45
Depdiknas,2004), h.39. Ibid, h. 15.

78
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

KLASIFIKASI JENIS MEDIA


Media yang tidak diproyesikan (Non Realita, Model, Bahan Grafis (graphic, Material),
Prjocted Media) Display
Media Video (Video Audio Kaset, audio vision active audio vision
Media Video Video
Media berbasis Komputer (computer computer assited inturction (CAI) computer managed
based media) Instruktion (CMI)
Multimedia KIT Perangkat pratikum

Pengklasifikasian yang dilakukan oleh dalam proses belajar mengajar yang melibatkan
Heinich ini pada dasarnya adalah seluruh komponen belajar berperan aktif
penggolongan media berdasarkan bentuk sebagai palikatif fed beck antara yang mengajar
fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dan yang belajar.
dalam golongan yang tidak diproyeksikan 3. Metode Diskusi
atau yang diproyeksikan atau apakah media Metode diskusi ialah suatu metode
tertentu masuk dalam golongan media yang didalam mempelajari bahan atau
dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat menyampaikan bahan dengan jalan
secara visual, dst. mendiskusikannya,sehingga berakibat
Pada dasarnya metode pembelajaran menimbulkan pengertian serta perubahan
memiliki karakteristik sendiri dan selalu tingkah laku peserta didik.
bersesuaian dengan materi peserta didik. 4. Metode Demontrasi dan Eksperimen
Namun disadari bahawa metode mengajar Metofde demonstrasi adalah suatu
tidaklah harus berdiri sendiripada beberapa metode mengajar di mana seorang guru atau
kondisi belajar,sebab kedudukan metode dalam orang lain sengaja diminta atau murid sendiri
mengajar selalu bersifat fleksibel sesuai memperhatikan pada seluruh kelas tentang
dinamika situasi belajar. Oleh karena itu,maka suatu proses melakukan sesuatu.Sedangkan
seorang guru tidak serta merta menggunakan metode eksperimen adalah metode pengajaran
metode mengajar sesuai dengan keinginannya di mana guru dan murid bersama-sama
sendiri. tetapi dalam memilih dan menetapkan mengerjakan sesuatu latihan praktis dari apa
metode haruslah benar-benar dan sesuai dengan yang diketahuinya.
berbagai hal yang berlaku ketiaka proses b. Strategi Pelaksanaan Pengelolaan
belajar mengajar akan dilangsungkan. Pembelajaran
Adapun metode-metode mengajar yang Strategi pengelolaan pembelajaran
dapat digunakan seorang guru dalam proses berurusan dengan bagaimana menata interaksi
pembelajaran keagamaan di madrasah adalah: antara peserta didik dengan strategi
1. Metode Ceramah pengorganisasian dan strategi penyampaian
Metode ceramah ialah suatu metode pembelajaran. Lebih khusus, strategi
dalam pendidikan dimana cara menyampaikan pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan
pengertian-pengertian materi kepada peserta suatu strategi atau komponen suatu strategi
didik dilakukan dengan jalan penerapan dan tepat digunakan dalam suatu situasi
penuturan secara lisan. pembelajaran.
2. Metode Tanya Jawab Pengelolaan pembelajaran pada
Metode tanya jawab adalah hakekatnya sering disebut dengan strategi atau
penyampaian pelajaran dengan jalan guru metode mengajar yang dapat didefinisikan
mengajukan pertanyaan dan murid sebagai jalan,cara,prosedur atau proses dalam
menjawab.Dapat diartikan pula suatu cara berfikir, bertindak, berekspresi terhadap suatu

79
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

kegiatan atau penelitian berdasarkan disiplin Keputusan menggunakan strategi


ilmiah atau asas-asas lain yang sementara pengorganisasian makro, misalnya, harus
melaksanakan proses pembelajaran adalah disertai identifikasi yang jelas apakah semua
pemberian informasi dari orang dewasa komponen strategi ini akan dilibatkan.Apakah
(pembelajar) kepada peserta didik (pebelajar) perlu menggunakan pengetahuan analogis
sehingga mampu berinteraksi dengan untuk memperjelas ide yang sedang
lingkungan hidupnya. dibicarakan? Bila iya, pengetahuan analogis
Paling tidak ada beberapa hal yang apa yang digunakan? Berapa kali sebaiknya
menjadi landasan terhadap pengelolaan strategi disampaikan? Demikian pula pertanyaan-
pembelajaran, yaitu: (1) penjadwalan pertanyaan lain, seperti kapan dan berapa kali
penggunaan strategi pembelajaran, (2) sebaiknya pensintesisan diberikan? Begitupula
pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, (3) pengaktifan strategi kognitif dan komponen-
pengelolaan motivasional, (4) control belajar, komponen strategi makro lainnya.
(5) pengelolaan kurikulum, (6) pengelolaan Apabila diputuskan menggunakan strategi
sarana prasarana.46 mikro, maka pertanyaan-pertanyaan senada
Untuk lebih jelasnya tentang hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan juga
tersebut penulis uraikan di bawah ini: dapat dimunculkan.Dalam strategi
1. Penjadwalan penggunaan strategi pembentukan konsep, pertanyaan - pertanyaan
pembelajaran. yang terkait dengan strategi pengelolaan
Penjadwalan penggunaan suatu adalah kapan dan berapa pertanyaan yang
strategi atau komponen suatu strategi, baik perlu diajukan kepada peserta didik dla tahapa
untuk strategi pengorganisasian pembelajaran identifikasi contoh-contoh konsep?
maupun strategi penyampaian pembelajaran, Berapa contoh positif dan contoh
merupakan bagian yang penting dalam negatif yang sebaiknya diajukan? Banyak lagi
pengelolaan pembelajaran. kegiatan yang berhubungan dengan strategi
Penjadwalan strategi pengorganisasian pengorganisasian pembelajaran yang perlu
pembelajaran biasanya mencakup petanyaan dikelola agar setiap peserta didik dapat
kapan dan berapa lama seorang peserta didik mencapai kemajuan sesuai dengan
menggunakan setiap komponen strategi kemampuannya.
pengorganisasian, sedangkan penjadwalan Demikian pula halnya dengan
strategi penyampaian biasanya melibatkan keputusan dalam menggunakan strategi
keputusan, seperti kapan dan untuk berapa penyampaian. Kapan suatu jenis media tepat
lama seorang peserta didik menggunakan suatu digunakan dan apakah untuk semua peserta
jenis media. didik atau hanya untuk peserta didik dengan
media belajar sebagai alat bantu karakteristik tertentu? Misalnya, kapan
mengajar oleh guru pendidikan agama islam laboratorium bahasa dipandang sebagai media
membutuhkan kreativitas guru di dalamnya yang paling membantu dalam belajar bahasa
karena merupakan bagian dari penerapan inggris? Apakah keuntungan yang sama akan
strategi pengelolaan pembelajaran diperoleh dari semua peserta didik? Apakah
sebagaimana dijelaskan di atas. Tanpa buku teks juga perlu digunakan ketika peserta
kreativitas guru dalam menerapkannya dalam didik dilaboratorium? Bila ya, berapa lama
pembelajaran akan sulit diperoleh hasil belajar peserta didik harus menyelesaikan buku teks
dan pembelajaran yang optimal. itu? Demikian juga, berapa lama setiap peserta
didik belajar di laboratorium? Semua
pertayaan ini tercakup dalam kajian strategi
46
Irfan Abd.Gafar dan Muhammad pengelolaan,yaitu yang berhubungan penataan
Jamil,Reformulasi Rancangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Restu interaksi antara peserta didik, baik secara
Agung,2000), h.169-170.

80
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

perseorangan maupun kelompok, dengan media ini dapat digunakan sebagai informasi untuk
pembelajaran. mengambil keputusan perlu tidaknya ada
Pengelolaan kelompok untuk suatu perbaikan strategi pembelajaran (strategi
situasi pembelajaran juga perlu dilakukan. pengorganisasian,strategi penyampaian,dan
Kapan peserta didik perlu belajar dalam strategi pengelolaan). Taksiran yang tepat akan
kelompok besar? Dengan media apa dan amat membantu pemilihan strategi
berapa lama? Berapa lama seorang peserta pembelajaran yang optimal.
didik sebaiknya bekerja secara perseorangan di 3. Pengelolaan Motivasional
laboratorium atau di perpustakaan? Kapan, di Variabel ini juga merupakan
mana, da berapa lama diskusi tentang suatu bagian yang amat penting dari peneglolaan
pokok masalah, perlu dilakukan dan siapa interaksi peserta didik dengan pembelajaran.
yang perlu terlibat secara aktif? Penggunaannya adalah untuk meningkatkan
2. Pembuatan Cacatan Kemampuan motivasi belajar peserta didik.Sebagian besar
Belajar Siswa bidang studi sebenarnya memiliki daya tarik
Pembuatan cacatan tentang untuk dipelajari, namun pada umumnya
kemajuan belajar peserta didik penting sekali pembelajaran gagal menggunakannya sebagai
baik keperluan pengambilan keputusan ynag alat motivasional. Akibatnya, bidang studi
terkait dengan strategi apapun yang diambil kehilangan daya tariknya dan hanay dipandang
haruslah didasarkan pada informasi yang sebagai kumpulan fakta, konsep, prosedur,
lengkap mengenai kemajuan belajar peserta atau prinsip yang tidak bermakna.
didik. Keputusan memilih dan menggunaka Adapun komponen-komponen strategi
suatu komponen strategi pengorganisasian pembelajaran variabel motivasional yang dapat
juga sebaiknya didasarkan pada kemajuan digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Apakah suatu analogi belajar suatu bidang studi. Penggunaan strategi
memang benar diperlukan untuk pemahaman pengorganisasian dan penyampaian
peserta didik tentang suatu pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
konsep,prosedur,atau prinsip. Bila peserta didik diduga memiliki pengaruh
menggunakan pengorganisasian dengan hirarki motivasional yang tinggi pada belajar peserta
belajar,keputusan yang tepat mengenai unsur- didik.Khususnya dalam penerapan penggunaan
unsur mana saja yang ada dalam hirarki yang model elaborasi untuk menata urutan
perlu diajarkan dan perlu diambil. Semua ini pembelajaran menurut Reiguluth dan Stein
dapat dilakukan hanya apabila ada catatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi,
lengkap mengenai kemajuan belajar peserta yaitu dengan cara menempatkan semua isi yang
didik. dipelajari dalam konteks yang terbatas hanya
Catatan mengenai kemajuan belajar pada hal itu. Pengetahuan analogis, misalnya,
peserta didik juga diperlukan untuk mengambil tidak hanya berfungsi untuk memperjelas isi
keputusan mengenai perlu tidaknya peserta yang dipelajari, tetapi juga dapat menimbulkan
didik tertentu diberikan strategi motivasianal pengaruh motivasional.
lanjutan. Setelah melewati kegiatan belajar Peran strategi penyampaian untuk
tertentu, seringkali ada peserta didik yang meningkatkan motivasi belajar jauh lebih nyata
belum mencapai penguasaan minimal. dari strategi pengorganisasian. Pemilihan suatu
Bagaimana juga, peserta didik ini perlu diberi media pembelajaran secara langsung dapat
dorongan tambahan untuk melengkapi lagi dikaitkan dengan upaya meningkatkan motivasi
apa yang telah dipelajarinya. belajar peserta didik. Demikian Pula dengan
Kemajuan belajar peserta didik pemelihan jenis kegiatan belajar dan bentuk
biasanya juga dapat digunakan untuk menaksir belajar mengajar yang akan digunakan.
keefektifan suatu strategi pembelajaran. Kegiatan komponen strategi penyampaian ini
Catatan tentang kemajuan belajar peserta didik membawa pengaruh langsung pada variabel

81
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

motivasional. Media dan kegiatan belajar yang yang mana kebebasan memilih strategi kognitif
sesuai dengan karekteristik perseorangan paling cocok dengan karekteristik perseorangan
belajar dan pengelompokkan belajar yang peserta didik juga menjadi urusan dari strategi
disertai dengan media dan kegiatan belajar pengelolaan. Strategi kognitif mana yang
yang cocok, sangat efektif untuk meningkatkan paling cocok dengan karekteristik perseorangan
motivasi belajar. Oleh karena itu, pemilihan peserta didik? Apa perlu dirancang secara
komponenen strategi penyampaian haruslah khusus? Ataukah cukup hanya dengan
dilakukan secara cermat sesuai dengan mendorong pelajar agar ia memilih mana yang
karekteristik perseorangan peserta didik. cocok untuknya dan menggunakannya secara
4. Kontrol Belajar mandiri? Pemelihan apapun yang dilakukan
Variabel kontrol merupakan sangat ditentukan oleh kareteristik
bagian penting untuk mempreskipsikan strategi perseorangan peserta didik.
pengelolaan pembelajaran. Kegunaannya Apabila perserta didik diberi kebebasan
adalah untuk menetapkan agar pembelajaran untuk melakukan kontrol terhadap tindak
benar-benar sesuai dengan karakteristik belajar yang ingin dilakukannya, maka
individual peserta didik. Variabel ini mengacu pengelolaan pembelajaran lebih banyak
kepada kebebasan peserta didik menentukkan didasarkan pada kecenderungan peserta didik.
pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kontrol belajar juga dapat dilakukan oleh
kecepatan belajar, komponen strategi yang komponene sisterm diluar peserta didik.
digunakan, dan strategi kognitif yang Apabila kontrol dilakukan oleh media
digunakan. Keempat aspek ini dapat memberi pembelajaran (khususnya guru), maka
petunjuk bagaimana cara mengelola medialah yang lebih berperan menentukkan
pembelajaran. bagian isi mana yang sebaiknya dipelajari
Strategi pengelolaan yang berhubungan terlebih dahulu, kapan peserta didik dapat
dengan kontrol belajar banyak terkait dengan beralih untuk mempelajari bagian isi yang lain,
aspek penjadwalan. Kapan kebebasan untuk kompnen strategi mana yang sebaiknya
memilih bagian isi yang ingin dipelajari digunakan. Demikian pula, startegi kognitif apa
sebaikknya diberikan kepada peserta didik? uyanmg sebaiknya digunakan untuk
Bagian isi yang mana sebaikknya dipelajari memudahkan rancangan pembelajarannya.
terlebih dahulu? Demikian pula, bagaimana Bagaimanapun juga, apabila kontrol dilakukan
menata pembelajaran untuk peserta didik yang oleh media, maka identifikasi karekteristik
termasuk kelompok cepat, sedang, dan lambat? peserta didik merupakan faktor mutlak
Dapatkah seseorang peserta dididk beralih dilakukan.
mempelajari bagian isi beriktnya tanpa 5. Pengelolaan Kurikulum
menunggu yang lain? Pembahasan mengenai kurikulum
Peserta didik juga dapat diberi dapat didefinisikan bahwa pengelolaan
kebebasan untuk memilih sendiri komponen merupakan upaya menata sumber daya agar
strategi pembelajaran yang ingin organisasi terwuujud secara produktif.adapun
digunakannya. Misalnya, ketika menggunakan kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang
strategi pengorganisasian pembelajaran dengan dijadikan pedoman dalam segala kegiatan
model elaborasi, setiap peserta didik dapat pendidikan yang dilakukan, temasuk kegiatan
memilih komponen strategi mana yang benar- belajar mengajar di kelas.sebagai suatu
benar dapat membantu memperjelas ide yang program pendidikan,untuk mencapai tujuan
sedang dipelajari. Pemilihan model pendididikan tertentu,kurikulum perlu di kelola
pembelajaran juga dapat dilakukan secara agar segala kegiatan pendidikan menjadi
mandiri oleh peserta didik. Media apa yang produktif.
sesuai baginya, berapa lama ia Kepala sekolah mempunyai tugas yang
menggunakkannya dan untuk mencapai tujuan lebih berkenaan implementasi kurikulum di

82
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

sekolah. peran kepala sekolah dan guru Arikunto, Suharsimi ,Pengelolaan


sanganat besar,dan merupakan kunci Pembelajaran Pada Siswa (Sebuah
keberhasilan pengembangan kurikulum. Pendekatan Evaluatif ), Jakarta : Raja
Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan Grafindo Persada, 1996.
pengelolaan pengalaman belajar yang
Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen
membentuhkan strategi tertentu sehinggga
Pendidikan Indonesia, Jakarta:
menghasilkan produktivitas belajar bagi siswa.
Ardadirzya Jaya,2001.
strategi tersebut di mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi, yang pelu di Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian,
dukung sumber daya yang memadai.Dengan Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
demikian pengelolaan kurikulum adalah upaya Departemen Pendidikan Nasional. Model
mengoptimalkan pengalaman-pengalaman pembelajaran efektif. Jakarta:Direktorat
belajar siswa secara produktif. adapun pembinaan SMP, Dirjen Manajemen
bagaimana mengelola administratif sekolah Pendidikan Dasar,dan Menengah, 2006.
untuk mencapai tujuan pendidikan yang
bermutu yaitu dilakukan secara tercatat, teratur, Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan
dan tertib, sebagai penunjang jalannya Kurikulum, Bandung: Remaja
pendidikan yang lancar. Ruang lingkupnya Rosdakarya, 2007.
antara lain mencakup administrasi kurikulum, Heinich,Molenda, Russell, Intructional Media,
administrasi siswa,administrasi personal, New York: Macmillan,1999.
47
material, dan keaungan.
Iran fan Abd.Gafar dan Muhammad
6. Pengeloaan Sarana Prasarana
Jamil,Reformulasi Rancangan
Untuk mencapai pendidikan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
sekolah yang bermutu perlu adanya fasilitas
Jakarta: Restu Agung, 2000.
sekolah yang dapat memadai, dimana
ketersediannya sarana dan prasarana yang Kementrian Pendidikan Nasional,Pengelolaan
dapat menunjang proses pembelajaran dikelas Berbasis Sekolah Materi Pelatihan
demi terwujudnya sekolah yang bermutu Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah,
dimasa sekarang dan masa depan.dalam Jakarta:Direktorat Tenaga Kependidikan
memulai pembelajaran hendaknya seorang Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
guru harus lebih mengetahui strategi apa yang Pendidik dan Tenaga
akan diberikan yang sesuai dengan kondisi Kependidikan,2010.
peserta didik dengan keahlian yang dimiliki Kambey, Daniel C., Ditaktik Metodik, Manado:
dan sebagai profesional pendidikan seorang Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
guru harus mampu menciptakan sarana Negri Manado 1999.
meskipun dengan keterabatasannya media
pembelajaran untuk lebih mencapai tingkat Kambey, Daniel C.,Manajemen Kelas,
yang maksimal.48 Manado: Materi Pada Deklat
Widyaiswara Berjenjang Tingkat
Daftar Pustaka Pertama di Balai KIklat Keagamaan,
2003.
A.C.Gregorio, Principle and Methods of
Theaching, Manila: RP Gercia, 1994. Kusnadi, Pengantar Manajemen (Konseptual
dan Perilaku). Malang: Universitas
Brawijaya,2005.Manlian Ronald,
47
Manajemen Pembangunan, Jakarta:
Oemar Hamalik,Dasar-Dasar
Refikatama Abdi Wicara, 2003.
Pengembangan Kurikulum,(Bandung: Remaja
Rosdakarya ,2007),h. 232
48
Ibid,h.20

83
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Soebagio, dan Atmodiwirio, Manajemen


(Menciptakan Pembelajaran Efektif dan Pendidikan Indonesia. Jakarta:
Menyenangkan), Bandung: Remaja Ardadirzya Jaya, 2001
Rosda Karya, 2005.
Soegio, Edi dan Yuliani, Kemampuan Dasar
Mulyasa, E. Kurikulum Yang Disempurnakan, Mengajar, Jakarta: Pusat Penerbitan
Pengembangan Standar Kompotensi dan Unuversitas Terbuka, 2002.
Kompotensi Dasar, Bandung:
S.Nasution ,Sosiologi Pendidikan, Jakarta:
Rosdakarya, 2004
Bumi Aksara,2002.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas
Semiawan, Cony, Dimensi Kreatif dalam
Anak Berbakat, Jakarta:Rineka Cipta
Filsafat Ilmu, Bandung: Remaja
Depdiknas, 2004.
Rosdakarya,2002
Munandar, S.C. Utami. Kreativitas Sepanjang Stephen, Robbins P. &Coulter Mary,
Masa, Jakarta: Pustaka Sinar Manajemen. Jakarta: Prenhallindo,2001.
Harapan,1997 Sudirwo, Daeng. Kurikulum Pembelajaran
dalam Otonomi Daerah. Bandung:
Namsa, M.Yunus, Kiprah Baru Profesi Guru
Andira, 2002
Indonesia Wawasan Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di
Pustaka Mapa, 2006. Sekolah. Cet. I, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1997.
Nuraini, Yuliani. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi &
Terbuka, 2013 Manajemen, Jakarta,Rineka Cipta,1994
Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Sekolah Dasar Primory Sckool Tacher Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Depelopment Project, 2002 Nasional, Semarang: Aneka Ilmu, 2004
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Wahyu, Dorothea Ariani, Manajemen Kualitas
tentang Standar nasional pendidikan. Pendekatan Sisi Kualitatif, Jakata:
Prentahallindo, 2003
Rachman, Maman. Manajemen Kelas.
(Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jendral Rosady,
Manajemen public relations dan Media
Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi).
Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005.

Risk, Thomas. Principles and Practie Of


teaching in Secendary Schools,(New
Delhi: Eurasia, Pub.House, 1965
Pasaribu, IL. dan B.Simanjuntak, Proses
Belajar Mengajar, Bandung:
Tarsito,2003
Ruslan, Jamarah, Syaiful Bahri dan Aswar
Sain, Strategi Belajar Manajer. Cet.II;
Jakarta:Rineka Cipta, 2002.

84

Anda mungkin juga menyukai