Abstrak
Definisi teknologi dibagi atas dua yakni secara sempit, teknologi adalah mesin atau peralatan
elektronik. Secara luas teknologi bukan hanya mesin atau peralatan elektronik tetapi termasuk proses,
sistem, mekanisme pantauan, manajemen, ide/gagasan. Teknologi pembelajaran adalah kajian dan
praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan,
dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering
dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup
proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pembelajaran mencakup sistem lain
yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Dari definisi di atas dapat
dihubungkan bahwa pengelolaan pembelajaran termasuk pada salah satu bagian dalam teknologi
pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran adalah cara seorang pengajar mengatur kelasnya dan
mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan serta mengurangi atau meniadakan tingkah laku
yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang
positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran
80
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
atau menerapkan proses baru pendidikan yang konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk
akan memperbaiki mutu pendidikan. mensukseskan tujuan pembelajaran agar
Masalah pendidikan perlu mendapat tercapai secara lebih efektif, efisien, dan
perhatian dan penanganan yang lebih baik produktif yang diawali dengan penentuan
yang menyangkut petingnya pengelolaan strategi dan perencanaan, dan diakhiri dengan
pembelajaran, bukti-bukti empirik lemahnya penilaian. Sekarang ini, mutu menjadi satu-
pola lama pengelolaan pendidikan nasional satunya hal yang sangat penting dalam dunia
dan digulirkannya otonomi daerah telah pendidikan. Dilihat dari kedua pola di atas
mendorong dilkukannya penyesuian diri dari jelaslah bahwa untuk menjadi seorang guru
pola lama pengelolaan pendidikan masa depan bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti
yang lebih bernuansa otonomi dan yang lebih yang dibayangkan oleh sebagian orang,
demokratis. dengan bermodal penguasaan materi dan
Pada pola lama, tugas dan fungsi kepala menyampaikannya kepada siswa sudah cukup,
sekolah lebih pada melaksanakan program dari hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai
pada mengambil inisiatif merumuskan dan guru yang memiliki pekerjaan profesional,
melaksanakan program peningkatan mutu karena guru yang profesional, mereka harus
yang dibuat sendiri oleh kepala sekolah.sedang memiliki berbagai keterampilan, kemampuan
pada pola baru,kepala sekolah memiliki khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode
wewenang lebih besar dalam pengelolaan etik guru, dan lain sebagainya.
lembaganya,pengambilan keputusan dilakukan Pelaksanaannya, tanggung jawab guru
secara partisipatif, sekolah lebih luwes dalam tidak hanya terbatas kepada proses dalam
mengelola lembaganya, pendekatan pentransferan ilmu pengetahuan. Banyak hal
profesionalisme lebih diutamakan dari pada yang menjadi tanggungjawab guru, yang salah
pendekatan birokrasi,pengelolaan sekolah satunya adalah memiliki kompotensi idealnya
lebih desentralistik,perubahan sekolah lebih sebagaimana guru profesional. kompetensi
didorong oleh motivasi diri sekolah dari pada disini meliputi pengetahuan, sikap dan
diatur dari luar sekolah,regulasi pendidikan keterampilan profesional, baik yang bersifat
lebih sederhana, peranan pusat lebih bergeser pribadi, sosial, maupun akademik. Guru yang
dari mengontrol menjadi mempengaruhi dan profesional ini memiliki keahlian khusus
dari mengarahkan ke memfasilitasi,dari dalam bidang keguruan sehingga mampu
menghindari resiko, penggunaan uang lebih melaksanakan tugasnya secara maksimal dan
efisien karena sisa anggaran tahun ini dapat terarah. Salah satu yang perlu diperhatikan
digunakan untuk anggaran tahun depan,lebih oleh guru adalah keahliannya dalam mengelola
mengutamakan teamwork, informasi tebagi pembelajaran.
kesemua warga sekolah, lebih mengutamakan Guru memiliki peran yang sangat
pemberdayaan dan struktur organisasi lebih penting dalam menentukan kualitas dan
datar sehingga lebih efisien.3 kualitas pembelajaran yang dilkasanakan,Guru
Proses pembelajaran ini juga harus memikirkan dan membuat perencanaan
memerlukan pemecahan yang baik. Pengertian pembelajaran secara seksama dalam
pengelolaan pembelajaran adalah suatu upaya meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta
untuk mengatur (menejemen, mengendalikan) didiknya dan memperbaiki kualitas
aktivitas pembelajaran berdasarkan konsep- mengajarnya.karena guru berperan sebagai
pengelola pembelajaran,bertindak sebagai
3
Kementrian Pendidikan Nasional, fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi
Pengelolaan Berbasis Sekolah Materi Pelatihan belajar mengajar yang efektif.mengembangkan
Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah,
(Jakarta:Direktorat Tenaga Kependidikan bahan pembelajaran dengan baik,dan
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk
Tenaga Kependidikan,2010),15
81
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
4
M.Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi
8
Guru Indonesia Wawasan Metodologi Pengajaran Mulyasa,Menjadi Guru Profesional
Agama Islam,(Jakarta:Pustaka Mapa,2006),h.31-32 (Menciptakan Pembelajaran Efektif dan
5
Syaiful Bahri dan Aswar Sain,Strategi Menyenangkan), (Babdung: Remaja Rosda Karya
Belajar Mengajar,(Cet. II; Jakarta: Rineka ,2005), h.100.
9
Cipta,2002), h.96. Daeng Sudirwo,Kurikulum Pembelajaran
6
Maman Rachman,Manajemen Kelas, dalam Otonomi Daerah,
(Departemen Pendidikan dan (Bandung:Andira,2002),h.31.
10
Kebudayaan,Direktorat Jendral Pendidikan Edi Soegio dan Yuliani ,Kemampuan
Tinggi,Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dasar Mengajar,( Jakarta: Pusat Penerbitan
Primory Sckool Tacher Depelopment Unuversitas Terbuka,2002),h.83.
11
Project,2002), h.11. E.Mulyasa,op.cit., h.91.
7 12
Undang-Undang Republik Indonesia Daniel C.Kambey, Ditaktik Metodik,
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan (Manado: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Nasional, (Semarang: Aneka Ilmu,2004), h.3 Negri Manado 1999), h.204.
82
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
83
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
84
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
24 26
Ibid, h. 8.6. E.Mulyasa,op.cit,. h. 92.
25 27
Ibid, h.8.9. Moh.Uzer Usman, op.cit.,9-12.
85
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
kearah yang positif. Guru juga hendaknya untuk mencapai kemenangan dalam
mampu memimpin kegiatan belajar yang peperangan.29 Pada mulanya istilah strategi
efektif dan efisien. Dalam memimpin kegiatan banyak digunakan dalam dunia militer yang
belajar mengajar terkait dengan kemampuan dartikan sebagai cara penggunaan seluruh
guru dalam menciptakan kelancaran proses kekuatan militer untuk memenangkan suatu
pembelajaran melalui pengelolaan peperangan. Strategi pembelajaran dapat
pembelajaran. diartikan sebagai perencanaan yang berisi
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh tentang rangkaian kegiatan yang didesain
kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
pelajar, pendidik dan pegawai. Peranan guru Konsep terbaru tentang pengelolaan
dalam hubunngannya dengan siswa atau strategi dan kreativitas pada abad 20-an
bermacam-macam menurut situasi interaksi didasarkan atas dasar fungsi dasar berfikir,
sosial yang dihadapinya yakni situasi formal, merasa, pengindraan cipta tale, dan
yakni dalam usaha guru mendidik dan intuisi.Dalam melaksanakan pengelolaan atau
mengajar anak didalam kelas, guru harus strategi perlu adanya Kreativitas melibatkan
sanggup menunjukkan kewibawaan atau semua fungsi ini, bahkan lebih dari itu, karena
otoritasnya,artinya harus mampu ada percikan dari dimensi lain.30 Selanjutnya
mengendalikan, mengatur dan mengontrol dikemukakan bahwa untuk melakukan
kelakuan siswa.28 kreativitas selalu mencakup interpretasi
mencermati peran guru dalam proses keseluruhan kemampuan berfikir, merasa,
pembelajaran, ternyata bahwa peranan tersebut mengindera, dan intuisi, yang terjadi secara
belum bisa digantikan oleh alat lain seperti menyatu dan merobos. Dengan bergeraknya
mesin, media elektronik atau alat-alat canggih satu atau sebagian fungsi saja dari keseluruhan
sekalipun, sebab masih banyak unsur-unsur fungsi, kreativitas itu belum terjadi
manusiawi seperti sikap, sistem nilai, sepenuhnya.
perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain Sejalan dengan pendapat diatas,
yang diharapkan merupakn hasil dari proses Munandar meninjau kreativitas dari empat
pembelajaran tidak dapat dicapai oleh alat-alat segi, yakni: pribadi yang kreatif, faktor-faktor
tersebut. yang mendorong kreatif, proses kreatif, dan
Disinilah letak kelebihan manusia produk kreatif. Dan kreativitas didefinisikan
dalam hal guru dari alat-alat teknologi yang sebagai ungkapan unik dari keseluruhan
diciptakan manusia untuk membantu dan kepribadian sebagai hasil in teraksi individu
mempermudah kehidupannya. Karena itu guru dengan lingkungannya, dan yang tercermin
mempunyai peranan penting dalam dalam pikiran, perasaan, sikap dan
menciptakan kelancaran proses pembelajaran perilakunya.31
melalui pengelolaan pembelajaran. Guru harus Pembelajaran kreatif merupakan
memiliki kemampuan dan keterampilan proses pembelajaran yang mengharuskan guru
melaksanakan seperangkat cara untuk untuk dapat memotivasi dan memunculkan
mengendalikan kelas dan tingkah laku keliru kreativitas peserta didik selama pembelajaran
yang muncul sehingga hasil belajar siswa berlangsung, dengan menggunakan beberapa
meningkat.
E. Strategi Pengelolaan Pembelajaran 29
IL. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Proses
Istilah “Strategi” berasal dari bahasa Belajar Mengajar (Bandung: Tarsito,2003), h.76.
30
yunani strategos yang berarti keseluruhan Cony Semiawan, Dimensi Kreatif dalam
usaha termaksud perencanaan,cara taktik Filsafat Ilmu, (Bandung :Remaja
Rosdakarya,2002), h.60.
31
S.C. Utami Munandar, Kreativitas
28
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka Sinar
(Jakarta: Bumi Aksara,2002), h.92. Harapan,1997), h.1.
86
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
metode dan strategi yang bervariasi, misalnya Dalam kenyataannya kita dapati ada
kerja kelompok, bermain peran, dan guru yang kreatif dalam dalam berbagai
pemecahan masalah. bidang, dan ada pula hanya dalam bidang
Dari definisi yang dikemukakan diatas tertentu saja. Ada guru yang memiliki potensi
dapat disimpulkan bahwa kreativitas kreatif sangat menonjol, dan ada pula sedang-
merupakan suatu kondisi yang menunjuk pada sedang saja. Keragaman kemapuan guru dalam
kemampuan manusia untuk memecahkan suatu mengembangkan kreativitas pembelajaran
masalah dari berbagai sudut pandang, sebagai alasan perlunya mengembangkan
kematangan emosi, dan kemampuan potensi dan kemampuan kreatif yang dimiliki
menghasilkan sesuatu yang baru berupa idea oleh seorang guru.
atau gagasan dan karya tangan, sebagai hasil Dalam upaya pembinaan kreativitas
dari menyatuhnya fungsi-fungsi berfikir, guru agar dapat berkembang kearah yang
merasa, mengindera, dan intuisi. optimal, bukan banyaknya potensi atau tinggi
Kreativitas guru dalam mengelola rendahnya kemampuan kreatif seorang guru,
pembelajaran adalah kemampuan bersikap dan tetapi yang terpenting adalah bagaimana
berperilaku yang ditunjukkan dalam menciptakan upaya yang dapat
merencanakan pembelajaran, melaksanakan menumbuhkembangkan potensi dan
proses pembelajaran, dan menilai kemampuan kreatif yang dimiliki oleh seorang
pembelajaran. Secara umum dapat dikatakan guru.
bahwa semua guru memiliki potensi dan Agar potensi kreatif dapat
kemampuan kreatif, namun berbeda jenis dan berkembang, maka yang terpenting menurut
derajatnya. Munandar adalah penyediaan kondisi
Pembelajaran kreatif menuntut guru lingkungan yang menghargai dan menunjang
untuk mampu merangsang kreativitas peserta perkembangan kreativitas pengelolaan
didik, baik dalam mengembangkan kecakapan pembelajaran, guru akan menampilkan dirinya
berfikir, maupun dalam melakukan suatu sebagai pribadi yang kreatif, dan produk
tindakan. Berfikir kreatif selalu dimulai kreativitas yang bermakna akan tampil dengan
dengan berfikir kritis, yakni menemukan dan sendirinya.33
suatu yang sebelumnya tidak ada atau Pernyataan di atas mengadung makna
memperbaiki sesuatu.32 bahwa pribadi kreatif tidak muncul dengan
Berfikir kreatif harus dikembangkan tiba-tiba, melainkan tumbuh dan berkembang
dalam proses pembelajaran, agar peserta didik secara berangsur-angsur dalam menghadapi
terbiasa untuk mengembangkan kreativitasnya. masalah-masalah dan situasi, dengan
Pada umumnya berfikir kreatif harus dimulai mengenal, memahami masalah dan mampu
dari guru dengan mengembangkan menyelesaikannya. Pengalaman - pengalaman
pembelajaran agar kreativitas siswa yang beragam baik dalam pembelajaran di
meningkat. Kemampuan guru dalam kelas, seminar, lokakarya, penelitian dan
mengembangkan kreativitas pembelajaran kegiatan-kegiatan kemasyarakatan semuanya
akan memberikan pengalaman baru, dan menunjang perkembangan pribadi yang kreatif
membentuk kompotensi peserta didik, serta untuk tercapainya mutu pendidikan.
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin Adapun hal yang sehubungan dengan
dicapai secara optimal. pengelolaan dan strategi pembelajaran
meliputi:
32
E.Mulyasa, Kurikulum Yang
33
Disempurnakan,Pengembangan Standar Utami Munandar, Pengembangan
Kompotensi dan Kompotensi Dasar, (Bandung Kreativitas Anak Berbakat,(Jakarta:Rineka Cipta
:Rosdakarya, 2004), h. 192. Depdiknas,2004), h.39.
87
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
F. Jenis Media dan Metode Pengeloaan Salah satu bentuk klasifikasi yang
Pembelajaran mudah dipelajari adalah klasifikasi yang
Jenis media yang di manfaatkan dalam disusun oleh Heinich dkk sebagai berikut.36
proses pembelajaran cukup banyak ragamnya,
mulai dari media yang sederhana sampai pada KLASIFIKASI JENIS MEDIA
media yang cukup rumit dan canggih. Untuk Media yang tidak Realita, Model,
mempermudah mempelajari jenis media, diproyesikan (Non Bahan Grafis
karakter, dan kemampuannya dilakukan Prjocted Media) (graphic, Material),
pengklasifikasian atau penggolongan. Salah Display
Media Video Audio Kaset, audio
satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan
(Video vision active audio
dalam pemanfaaatan media adalah klasifikasi vision
yang di kemukakan oleh Edgar Dale yang Media Video Video
dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Media berbasis computer assited
Experience). Kerucut pengalaman Dale Komputer inturction (CAI)
mengklasifikasikan media berdasarkan (computer based computer managed
pengalaman belajar yang dapat diperoleh oleh media) Instruktion (CMI)
peserta didik, mulai dari pengalaman belajar Multimedia KIT Perangkat pratikum
langsung, pengalaman belajar yang dapat
Pengklasifikasian yang dilakukan oleh
dicapai melalui gambar dan pengalaman
Heinich ini pada dasarnya adalah
belajar yang bersifat abstrak.34
penggolongan media berdasarkan bentuk
Penggolongan lain yang dapat
fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk
dijadikan acuan dalam pemanfaatan media
dalam golongan yang tidak diproyeksikan atau
adalah berdasarkan pada teknologi yang
yang diproyeksikan atau apakah media tertentu
digunakan, mulai media yang teknologinya
masuk dalam golongan media yang dapat
rendah (low technology) sampai pada media
didengar lewat audio atau dapat dilihat secara
yang menggunakan teknologi tinggi (High
visual, dst.
technology). Apabila pengggolongan media
Pada dasarnya metode pembelajaran
ditinjau dari teknologi yang digunakan, maka
memiliki karakteristik sendiri dan selalu
penggolongannya sangat dipengaruhi oleh
bersesuaian dengan materi peserta didik.
perkembangan teknologi. Dengan demikian
Namun disadari bahawa metode mengajar
penggolongan dapat berubah dari waktu ke
tidaklah harus berdiri sendiripada beberapa
waktu. Misalnya dalam era tahun 1950 media
kondisi belajar,sebab kedudukan metode
televisi dikategorikan sebagai media teknologi
dalam mengajar selalu bersifat fleksibel sesuai
tinggi, tetapi kemudian pada era 1970/1980
dinamika situasi belajar. Oleh karena itu,maka
media tersebut bergeser dengan kehadiran
seorang guru tidak serta merta menggunakan
media komputer, pada masa tersebut komputer
metode mengajar sesuai dengan keinginannya
digolongkan sebagai media dengan teknologi
sendiri. tetapi dalam memilih dan menetapkan
yang paling tinggi tetapi kemudian pada tahun
metode haruslah benar-benar dan sesuai
1990 tergeser kedudukannya dengan kehadiran
dengan berbagai hal yang berlaku ketiaka
media komputer conferencing melalui internet.
proses belajar mengajar akan dilangsungkan.
Kondisi seperti ini akan berlangsung selama
Adapun metode-metode mengajar
ilmu dan teknologi terus berkembang.35
yang dapat digunakan seorang guru dalam
proses pembelajaran keagamaan di madrasah
adalah:
34
Heinich, Molenda, Russell, Intructionnal 1. Metode Ceramah
Media, (New York: Macmillan,1999, h.11.
35
Yuliani Nuraini, Strategi Pembelajaran,
36
(Jakarta: Universitas Terbuka,2003, h. 104 Ibid, h. 15.
88
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
Metode ceramah ialah suatu metode kegiatan atau penelitian berdasarkan disiplin
dalam pendidikan dimana cara menyampaikan ilmiah atau asas-asas lain yang sementara
pengertian-pengertian materi kepada peserta melaksanakan proses pembelajaran adalah
didik dilakukan dengan jalan penerapan dan pemberian informasi dari orang dewasa
penuturan secara lisan. (pembelajar) kepada peserta didik (pebelajar)
2. Metode Tanya Jawab sehingga mampu berinteraksi dengan
Metode tanya jawab adalah lingkungan hidupnya.
penyampaian pelajaran dengan jalan guru Paling tidak ada beberapa hal yang
mengajukan pertanyaan dan murid menjadi landasan terhadap pengelolaan
menjawab.Dapat diartikan pula suatu cara strategi pembelajaran, yaitu: (1) penjadwalan
dalam proses belajar mengajar yang penggunaan strategi pembelajaran, (2)
melibatkan seluruh komponen belajar berperan pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, (3)
aktif sebagai palikatif fed beck antara yang pengelolaan motivasional, (4) control belajar,
mengajar dan yang belajar. (5) pengelolaan kurikulum, (6) pengelolaan
Metode Diskusi sarana prasarana.37
Metode diskusi ialah suatu metode Untuk lebih jelasnya tentang hal
didalam mempelajari bahan atau tersebut penulis uraikan di bawah ini:
menyampaikan bahan dengan jalan 1. Penjadwalan penggunaan strategi
mendiskusikannya, sehingga berakibat pembelajaran.
menimbulkan pengertian serta perubahan Penjadwalan penggunaan suatu
tingkah laku peserta didik. strategi atau komponen suatu strategi, baik
3. Metode Demontrasi dan Eksperimen untuk strategi pengorganisasian pembelajaran
Metofde demonstrasi adalah suatu maupun strategi penyampaian pembelajaran,
metode mengajar di mana seorang guru atau merupakan bagian yang penting dalam
orang lain sengaja diminta atau murid sendiri pengelolaan pembelajaran.
memperhatikan pada seluruh kelas tentang Penjadwalan strategi pengorganisasian
suatu proses melakukan sesuatu.Sedangkan pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan
metode eksperimen adalah metode pengajaran kapan dan berapa lama seorang peserta didik
di mana guru dan murid bersama-sama menggunakan setiap komponen strategi
mengerjakan sesuatu latihan praktis dari apa pengorganisasian, sedangkan penjadwalan
yang diketahuinya. strategi penyampaian biasanya melibatkan
G. Strategi Pelaksanaan Pengelolaan keputusan, seperti kapan dan untuk berapa
Pembelajaran lama seorang peserta didik menggunakan
Strategi pengelolaan pembelajaran suatu jenis media.
berurusan dengan bagaimana menata interaksi Media belajar sebagai alat bantu
antara peserta didik dengan strategi mengajar oleh guru pendidikan agama islam
pengorganisasian dan strategi penyampaian membutuhkan kreativitas guru di dalamnya
pembelajaran. Lebih khusus, strategi karena merupakan bagian dari penerapan
pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan strategi pengelolaan pembelajaran
suatu strategi atau komponen suatu strategi sebagaimana dijelaskan di atas. Tanpa
tepat digunakan dalam suatu situasi kreativitas guru dalam menerapkannya dalam
pembelajaran. pembelajaran akan sulit diperoleh hasil belajar
Pengelolaan pembelajaran pada dan pembelajaran yang optimal.
hakekatnya sering disebut dengan strategi atau
metode mengajar yang dapat didefinisikan 37
Iran fan Abd.Gafar dan Muhammad
sebagai jalan,cara,prosedur atau proses dalam Jamil, Reformulasi Rancangan Pembelajaran
berfikir, bertindak, berekspresi terhadap suatu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Restu Agung,
2000), h.169-170.
89
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
90
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
91
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
benar-benar dapat membantu memperjelas ide pendidikan yang dilakukan, temasuk kegiatan
yang sedang dipelajari. Pemilihan model belajar mengajar di kelas.sebagai suatu
pembelajaran juga dapat dilakukan secara program pendidikan,untuk mencapai tujuan
mandiri oleh peserta didik. Media apa yang pendididikan tertentu,kurikulum perlu di
sesuai baginya, berapa lama ia kelola agar segala kegiatan pendidikan
menggunakkannya dan untuk mencapai tujuan menjadi produktif.
yang mana kebebasan memilih strategi Kepala sekolah mempunyai tugas yang
kognitif paling cocok dengan karekteristik lebih berkenaan implementasi kurikulum di
perseorangan peserta didik juga menjadi sekolah. peran kepala sekolah dan guru
urusan dari strategi pengelolaan. Strategi sanganat besar,dan merupakan kunci
kognitif mana yang paling cocok dengan keberhasilan pengembangan kurikulum.
karekteristik perseorangan peserta didik? Apa Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan
perlu dirancang secara khusus? Ataukah cukup pengelolaan pengalaman belajar yang
hanya dengan mendorong pelajar agar ia membentuhkan strategi tertentu sehinggga
memilih mana yang cocok untuknya dan menghasilkan produktivitas belajar bagi
menggunakannya secara mandiri? Pemelihan siswa. strategi tersebut di mulai dari
apapun yang dilakukan sangat ditentukan oleh perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi,
kareteristik perseorangan peserta didik. yang pelu di dukung sumber daya yang
Apabila perserta didik diberi memadai. Dengan demikian pengelolaan
kebebasan untuk melakukan kontrol terhadap kurikulum adalah upaya mengoptimalkan
tindak belajaar yang ingin dilakukannya, maka pengalaman-pengalaman belajar siswa secara
pengelolaan pembelajaran lebih banyak produktif. adapun bagaimana mengelola
didasarkan pada kecenderungan peserta didik. administratif sekolah untuk mencapai tujuan
kontrol belajar juga dapat dilakukan oleh pendidikan yang bermutu yaitu dilakukan
komponene sisterm diluar peserta didik. secara tercatat, teratur, dan tertib, sebagai
Apabila kontrol dilakukan oleh media penunjang jalannya pendidikan yang lancar.
pembelajaran (khususnya guru), maka Ruang lingkupnya antara lain mencakup
medialah yang lebih berperan menentukkan administrasi kurikulum, administrasi
bagian isi mana yang sebaiknya dipelajari siswa,administrasi personal, material, dan
terlebih dahulu, kapan peserta didik dapat keaungan.38
beralih untuk mempelajari bagian isi yang lain, 6. Pengeloaan Sarana Prasarana
kompnen strategi mana yang sebaiknya Untuk mencapai pendidikan
digunakan. Demikian pula, startegi kognitif sekolah yang bermutu perlu adanya fasilitas
apa uyanmg sebaiknya digunakan untuk sekolah yang dapat memadai, dimana
memudahkan rancangan pembelajarannya. ketersediannya sarana dan prasarana yang
Bagaimanapun juga, apabila kontrol dilakukan dapat menunjang proses pembelajaran dikelas
oleh media, maka identifikasi karekteristik demi terwujudnya sekolah yang bermutu
peserta didik merupakan faktor mutlak dimasa sekarang dan masa depan.dalam
dilakukan. memulai pembelajaran hendaknya seorang
guru harus lebih mengetahui strategi apa yang
5. Pengelolaan Kurikulum akan diberikan yang sesuai dengan kondisi
Pembahasan mengenai kurikulum peserta didik dengan keahlian yang dimiliki
dapat didefinisikan bahwa pengelolaan dan sebagai profesional pendidikan seorang
merupakan upaya menata sumber daya agar guru harus mampu menciptakan sarana
organisasi terwuujud secara produktif.adapun
kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang 38
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar
dijadikan pedoman dalam segala kegiatan Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007),h. 232 .
92
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
meskipun dengan keterabatasannya media Edi Soegio dan Yuliani, Kemampuan Dasar
pembelajaran untuk lebih mencapai tingkat Mengajar, Jakarta: Pusat Penerbitan
yang maksimal.39 Unuversitas Terbuka, 2002.
H. Penutup E.Mulyasa,Kurikulum Yang Disempurnakan
Teknologi dalam pembelajaran bukan hanya ,Pengembangan Standar Kompetensi
pada penggunaan mesin ataupun alat dan Kompetensi Dasar, Bandung
elektronik tetapi juga mencakup ide, proses, :Rosdakarya, 2004.
mekanisme pantauan serta manajemen atau Heinich, Molenda, Russell, Intructionnal
sering disebut pengelolaan. Di dalam Media, New York: Macmillan,1999.
mengelola pembelajaran oleh guru/ pengajar, IL.Pasaribu dan B.Simanjuntak, Proses
seharusnya membuat kelas senyaman Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito,
mungkin, mengatur kelas dan 2003.
mengembangkan tingkah laku siswa yang Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi &
diinginkan serta mengurangi atau meniadakan Manajemen, Jakarta, Rineka Cipta,
tingkah laku yang tidak diinginkan, 1994
mengembangkan hubungan interpersonal dan Kementrian Pendidikan Nasional, Pengelolaan
iklim sosio-emosional yang positif, serta Berbasis Sekolah Materi Pelatihan
mengembangkan dan mempertahankan Penguatan Kemampuan Kepala
organisasi kelas yang efektif. Ditambah Sekolah, Jakarta: Direktorat Tenaga
dengan penggunaan media dalam Kependidikan Direktorat Jendral
pembelajaran untuk membuat siswa Peningkatan Mutu Pendidik dan
termotivasi dalam belajar dan akhirnya hasil Tenaga Kependidikan, 2010.
belajar pun akan meningkat. Jadi Pengelolaan M.Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru
dalam pembelajaran dapat dikatakan salah satu Indonesia Wawasan Metodologi
bagian dalam teknologi pembelajaran dan Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
menjadi salah satu kunci dalam efektivitas Pustaka Mapa, 2006.
pembelajaran di sekolah. Maman Rachman, Manajemen Kelas,
Departemen Pendidikan dan
Daftar Pustaka Kebudayaan, Direktorat Jendral
A.C. Gregorio, Principle and Methods of Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan
Theaching, Manila: RP Gercia,1994 Guru Sekolah Dasar Primary School
Departemen pendidikan nasional, Model Teacher Development Project, 2002.
pembelajaran efektif, Jakarta: Mulyasa, Menjadi Guru Profesional
Direktorat pembinaan SMP, Dirjen (Menciptakan Pembelajaran Efektif
Manajemen Pendidikan Dasar, dan dan Menyenangkan), Bandung:
Menengah ,2006. Remaja Rosda Karya , 2005.
Dorothea Ariani Wahyu, Manajemen Kualitas Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan
Pendekatan Sisi Kualitatif, Jakata: Psyikologi Proses Pendidikan (Cet.
Prentahallindo, 2003. III, Bandung: PT. Remaja Rosda
Daeng Sudirwo, Kurikulum Pembelajaran Karya, 2005), h. 180, lihat juga, B.
dalam Otonomi Daerah, Suryosubroto, Proses Belajar
(Bandung:Andira,2002. Mengajar di Sekolah (Cet. I, Jakarta:
Daniel C.Kambey, Manajemen Kelas,Manado: PT. Rineka Cipta, 1997.
Materi Pada Diklat Widyaiswara Pasaribu, I.L dan B.Simandjuntak. Proses
Berjenjang Tingkat Pertama di Balai Belajar Mengajar Bandung: Tarsito,
Diklat Keagamaan,2003. 2003.
39
Ibid,h.20.
93
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016
Pophan, W. James dan Eva L. Baker. Tehnik Syaiful Bahri dan Aswar Sain, Strategi Belajar
Mengajar Secara Sistematis Mengajar, Cet. II; Jakarta: Rineka
diterjemahkan oleh, Amirul Hadi ddk. Cipta, 2002.
Cet. IV, Jakarta PT. Rineka Cipta, Suharsimi Arikunto, Pengelolaan
2005. Pembelajaran Pada Siswa (Sebuah
Rosady Ruslan, Management public relations Pendekatan Evaluatif), Jakarta: Raja
dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Grafindo Persada, 1996.
Aplikasi) (Jakarta: Raja Grafindo S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta:
Persada, 2005. Bumi Aksara, 2002.
Robbins P. Stephen & Coulter Mary, Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Manajemen Jakarta: Prenhallindo, Media Prenada, 2006.
2001. Thomas Risk, Principles and Practie Of
Raka Joni, Pengelolaan Pembelajaran, teaching in Secendary Schools,New
Jakarta: P3G, 2003. Delhi: Eurasia, Pub.House, 1965.
Syaiful Bahri Jamarah dan Aswar Sain, Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas
Strategi Belajar Manajer, Cet.II; Anak Berbakat, Jakarta:Rineka Cipta
Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Depdiknas, 2004.
Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran
Pendidikan Indonesia, Jakarta: Berbasis Kompotensi. Jakarta: Gaung
Ardadirzya Jaya, 2001. Persada Press, 2005.
Syaiful Bahri dan Aswar Sain, Strategi Belajar Yuliani Nuraini, Strategi Pembelajaran,
Mengajar, Cet. II; Jakarta: Rineka Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Cipta, 2002 Terbuka, 2003.
94