Anda di halaman 1dari 15

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

Pengelolaan Pembelajaran Sebagai Salah Satu Teknologi


Dalam Pembelajaran
Alfian Erwinsyah
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Abstrak
Definisi teknologi dibagi atas dua yakni secara sempit, teknologi adalah mesin atau peralatan
elektronik. Secara luas teknologi bukan hanya mesin atau peralatan elektronik tetapi termasuk proses,
sistem, mekanisme pantauan, manajemen, ide/gagasan. Teknologi pembelajaran adalah kajian dan
praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan,
dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering
dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup
proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pembelajaran mencakup sistem lain
yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Dari definisi di atas dapat
dihubungkan bahwa pengelolaan pembelajaran termasuk pada salah satu bagian dalam teknologi
pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran adalah cara seorang pengajar mengatur kelasnya dan
mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan serta mengurangi atau meniadakan tingkah laku
yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang
positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran

A. Pendahuluan perencanaan proses pembelajaran meliputi


Pada pasal 19 ayat (1) peraturan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
standar pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
proses pembelajaran pada satuan pendidikan sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.2
diselengggarakan secara interaktif, inspiratif, Mengacu pada peraturan pemerintah
menyenangkan, menantang,memotivasi di atas maka dalam pengelolaan pembelajaran,
peserta didik untuk berpartisifasi aktif serta yang berorientasi pada peningkatan mutu
memberikan ruang cukup bagi prakarsa, pendidikan maka perlu adanya pimpinan dari
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan para profesional pendidikan. Manajemen
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta mutu merupakan sarana yang memungkinkan
psikologis peserta didik.1 Selanjutnya pada para profesional pendidikan dapat beradaptasi
ayat (3) peraturan pemerintah diatas dengan kekuatan perubahan yang memukul
disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan sistem pendidikan,Pengetahuan yang
melakukan perencanaan proses pembelajaran, diperlukan untuk memperbaiki sistem
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian pendidikan kita sebenarnya sudah ada dalam
hasil pembelajaran,dan pengawasan proses komunitas pendidikan kita sendiri.kesulitan
pembelajaran untuk terlakasananya proses utama yang dihadapi para profesional
pembelajaran yang efektif dan efisien. pendidikan sekarang ini adalah
Sedangkan pada pasal 20 disebutkan bahwa ketidakmampuannya menghadapi sistem yang
gagal sehingga menjadi tabir bagi para
1
profesional pendidikan untuk mengembangkan
Departemen pendidikan nasional,Model
pembelajaran efektif,(Jakarta:Direktorat pembinaan
2
SMP,Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar,dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
Menengah ,2006), h.1 2005 tentang Standar nasional pendidikan, h.14

80
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

atau menerapkan proses baru pendidikan yang konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk
akan memperbaiki mutu pendidikan. mensukseskan tujuan pembelajaran agar
Masalah pendidikan perlu mendapat tercapai secara lebih efektif, efisien, dan
perhatian dan penanganan yang lebih baik produktif yang diawali dengan penentuan
yang menyangkut petingnya pengelolaan strategi dan perencanaan, dan diakhiri dengan
pembelajaran, bukti-bukti empirik lemahnya penilaian. Sekarang ini, mutu menjadi satu-
pola lama pengelolaan pendidikan nasional satunya hal yang sangat penting dalam dunia
dan digulirkannya otonomi daerah telah pendidikan. Dilihat dari kedua pola di atas
mendorong dilkukannya penyesuian diri dari jelaslah bahwa untuk menjadi seorang guru
pola lama pengelolaan pendidikan masa depan bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti
yang lebih bernuansa otonomi dan yang lebih yang dibayangkan oleh sebagian orang,
demokratis. dengan bermodal penguasaan materi dan
Pada pola lama, tugas dan fungsi kepala menyampaikannya kepada siswa sudah cukup,
sekolah lebih pada melaksanakan program dari hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai
pada mengambil inisiatif merumuskan dan guru yang memiliki pekerjaan profesional,
melaksanakan program peningkatan mutu karena guru yang profesional, mereka harus
yang dibuat sendiri oleh kepala sekolah.sedang memiliki berbagai keterampilan, kemampuan
pada pola baru,kepala sekolah memiliki khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode
wewenang lebih besar dalam pengelolaan etik guru, dan lain sebagainya.
lembaganya,pengambilan keputusan dilakukan Pelaksanaannya, tanggung jawab guru
secara partisipatif, sekolah lebih luwes dalam tidak hanya terbatas kepada proses dalam
mengelola lembaganya, pendekatan pentransferan ilmu pengetahuan. Banyak hal
profesionalisme lebih diutamakan dari pada yang menjadi tanggungjawab guru, yang salah
pendekatan birokrasi,pengelolaan sekolah satunya adalah memiliki kompotensi idealnya
lebih desentralistik,perubahan sekolah lebih sebagaimana guru profesional. kompetensi
didorong oleh motivasi diri sekolah dari pada disini meliputi pengetahuan, sikap dan
diatur dari luar sekolah,regulasi pendidikan keterampilan profesional, baik yang bersifat
lebih sederhana, peranan pusat lebih bergeser pribadi, sosial, maupun akademik. Guru yang
dari mengontrol menjadi mempengaruhi dan profesional ini memiliki keahlian khusus
dari mengarahkan ke memfasilitasi,dari dalam bidang keguruan sehingga mampu
menghindari resiko, penggunaan uang lebih melaksanakan tugasnya secara maksimal dan
efisien karena sisa anggaran tahun ini dapat terarah. Salah satu yang perlu diperhatikan
digunakan untuk anggaran tahun depan,lebih oleh guru adalah keahliannya dalam mengelola
mengutamakan teamwork, informasi tebagi pembelajaran.
kesemua warga sekolah, lebih mengutamakan Guru memiliki peran yang sangat
pemberdayaan dan struktur organisasi lebih penting dalam menentukan kualitas dan
datar sehingga lebih efisien.3 kualitas pembelajaran yang dilkasanakan,Guru
Proses pembelajaran ini juga harus memikirkan dan membuat perencanaan
memerlukan pemecahan yang baik. Pengertian pembelajaran secara seksama dalam
pengelolaan pembelajaran adalah suatu upaya meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta
untuk mengatur (menejemen, mengendalikan) didiknya dan memperbaiki kualitas
aktivitas pembelajaran berdasarkan konsep- mengajarnya.karena guru berperan sebagai
pengelola pembelajaran,bertindak sebagai
3
Kementrian Pendidikan Nasional, fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi
Pengelolaan Berbasis Sekolah Materi Pelatihan belajar mengajar yang efektif.mengembangkan
Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah,
(Jakarta:Direktorat Tenaga Kependidikan bahan pembelajaran dengan baik,dan
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk
Tenaga Kependidikan,2010),15

81
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

menyimak pelajaran dan menguasai tujuan Mulyasa mengemukakan


pembelajaran demi peningkatan mutu “pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
4
pendidikan. interaksi antara peserta didik dengan
B. Konsep Pengelolaan Pembelajaran lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
Kata pengelolaan pembelajaran terdiri perilaku kearah yang lebih baik.8 Sudirwo juga
dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan berpendapat bahwa: “pembelajaran merupakan
pembelajaran.Kata pengelolaan dapat diartikan interaksi belajar mengajar dalan suasana
“manajemen”.Manajemen adalah kata yang interaktif yang terarah pada tujuan
9
aslinya dari bahasa inggris, yaitu pembelajaran yang telah ditentukan.
“Management” yaitu ketatalaksanaan dan tata Beragam pendapat yang dikemukakan
pimpinan.5 sedangkan menurut Wiharno oleh para ahli pembelajaran tentang
pengertian pengelolaan kelas sebagai berikut: pengelolaan p embelajaran. Suginto misalnya
Pengeloaan adalah suatu tindakan menjelaskan bahwa pengelolaan pembelajaran
yang dimulai dari penyusunan adalah berbagai cara dalam mengelola situasi
data,perencanaan,mengorganisasikan,melaksa dan kondisi dalam proses pembelelajaran.
nakan sampai dengan pengawasan dan Kondisi belajar yang kondusif merupakan
penilaian pengelolaan menghasilkan sesuatu syarat mutlak bagi terselenggaranya proses
dan sesuatu itu dapat merupakan sumber pembelajaran. Cohen dan Manion memberi
penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan batasan bahwa pengelolaan pembelajaran
selanjutnya.6 Undang-undang Sistem berhungan dengan cara seorang pengajar
Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 mengatur kelasnya sejak awal proses
menyatakan bahwa: “pembelajaran adalah pembelajaran.10
proses interaksi peserta didik dengan sumber Pengelolaan pembelajaran merupakan
belajar pada suatu lingkungan belajar”.7 keterampilan guru untuk menciptakan iklim
Berdasarkan konsep tersebut,dalam pembelajaran yang kondusif dan
kata pembelajaran terkandung dua kegiatan mengendalikannya jika terjadi gangguan
yaitu belajar dan mengajar.Kegiatan yang dalam pembelajaran.11 Pengelolaan
berkaitan dengan upaya membelajarkan siswa pembelajaran adalah cara guru menjalankan
agar berkembang potensi intelektual yang ada dan mengontrol aktivitas kelas, misalnya
pada dirinya.Ini berarti bahwa pembelajaran mengatur ruang kelas, kebersihan kelas,
menuntut terjadinya komunikasi antara dua perabot kelas, startegi tempat duduk kehadiran
arah atau dua pihak yaitu pihak yang siswa dan hal lainnya yang ada hubungan
mengajar yaitu guru sebagai pendidik dengan dengan pekerjaan guru sebagai manajer
pihak yang belajar yaitu siswa sebagai kelas.12
peserta didik.

4
M.Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi
8
Guru Indonesia Wawasan Metodologi Pengajaran Mulyasa,Menjadi Guru Profesional
Agama Islam,(Jakarta:Pustaka Mapa,2006),h.31-32 (Menciptakan Pembelajaran Efektif dan
5
Syaiful Bahri dan Aswar Sain,Strategi Menyenangkan), (Babdung: Remaja Rosda Karya
Belajar Mengajar,(Cet. II; Jakarta: Rineka ,2005), h.100.
9
Cipta,2002), h.96. Daeng Sudirwo,Kurikulum Pembelajaran
6
Maman Rachman,Manajemen Kelas, dalam Otonomi Daerah,
(Departemen Pendidikan dan (Bandung:Andira,2002),h.31.
10
Kebudayaan,Direktorat Jendral Pendidikan Edi Soegio dan Yuliani ,Kemampuan
Tinggi,Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dasar Mengajar,( Jakarta: Pusat Penerbitan
Primory Sckool Tacher Depelopment Unuversitas Terbuka,2002),h.83.
11
Project,2002), h.11. E.Mulyasa,op.cit., h.91.
7 12
Undang-Undang Republik Indonesia Daniel C.Kambey, Ditaktik Metodik,
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan (Manado: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Nasional, (Semarang: Aneka Ilmu,2004), h.3 Negri Manado 1999), h.204.

82
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

Arikunto mendefinisikan pengelolaan ekonomis dan efisien.15 Pengeloaaan


pembelajaran adalah suatu usaha yang pembelajaran yang efektif merupakan
dilakukan oleh guru dalam kegiatan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses
pembelajaran atau orang yang membantunya belajar mengajar yang efektif.16
dengan maksud agar tercapai kondisi optimal, Perlu dipahami bahwa suasana kelas
sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar dan aktivitasnya merupakan lingkungan
seperti yang diharapkan.13 Nasution dalam terdekat dari anak didik sepanjang jam-jam
Nuraini mendefinisikan pembelajaran berarti perkembangan di sekolah. Sebagai lingkungan
kepemimpinan atau ketatalaksanaan yang pendidikan, pengelolaan pembelajaran itu
dilakukan oleh guru dalam praktek sangatlah penting diperhatikan dan dimengerti.
penyelenggaraan pembelajaran di kelas.14 Gregorio beranggapan bahwa
Jadi dapat dismpulkan bahwa kegagalan atau kesuksesan pendidikan anak
pengelolaan pembelajaran adalah cara seorang didik di sekolah dapat juga ditentukan oleh
guru mengatur kelasnya dan mengembangkan bagaimana kelas itu dioorganisasikan dan
tingkah laku siswa yang di inginkan serta dijalankan.17 Menurut Levin and Nolan dalam
mengurangi atau meniadakan tingkah laku Kambey: “ Teachers who manage their
yang tidak diinginkan,mengembangkan cllassroms effectively enjoy teaching more and
hubungan interpersonal dan iklim sosio have greater confidence in their ability to
emosional yang positif,serta mengembangkan effect student achievement”(para guru yang
dan mempertahankan organisasi kelas yang mengatur kelas mereka secara efektif akan
efektif. lebih menikmati pengajaran dan lebih
C. Tujuan Pengelolaan Pembelajaran mempunyai kepercayaan untuk mempangaruhi
Guru dalam melakukan tugas prestasi siswa).18
mengajar di suatu kelas,perlu merencanakan Agar setiap peserta didik di kelas
dan menentukan pengelolaan pembelajaran dapat bekerja dengan tertib maka diperlukan
yang bagaimana yang perlu dilakukan dengan pengaturan kelas yang efektif dan efisien yang
memperhatikan kondisi kemampuan belajar pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan
siswa materi pelajaran yang akan diajarkan pembelajaran.19 Kelancaran proses
dikelas tersebut.Menyusun strategi untuk pembelajaran di kelas tentu akan dapat
mengantisipasi apabila hambatan dan diwujudkan ketika guru mampu mengelola
tantangan muncul agar proses belajar mengajar kelas secara efektif dan efisien.
tetap dapat berjalan dan tujuan pembelajaran Pengelolaan pembelajaran bertujuan
yang telah ditentukan dapat tercapai. agar setiap siswa yang terdapat di dalam suatu
Selanjutnya, dalam mengelola kelas kelas dapat belajar dan bekerja dengan tertib
guru harus mengetahui tujuan dari pengelolaan sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara
pembelajaran.Tujuan utama pengelolaan efektif da efisien.20 Sedangkan secara khusus
pembelajaran adalah untuk menghemat waktu pengelolaan pembelajaran dimaksudkan untuk
dan tenaga.Pengelolaan pembelajaran yang
baik menolong menyediakan kondisi belajar 15
Thomas Risk,Principles and Practie Of
yang menyenangkan dan prosedur yang teaching in Secendary Schools,(New
efektif dalam menjalankan aktivitas secara Delhi:Eurasia,Pub.House,1965), h.461.
16
Raka Joni,op.cit,.h.12.
17
A.C.Gregorio, Principle and Methods of
13
Suharsimi Arikunto,Pengelolaan Theaching, (Manila: RP Gercia,1994), h.420.
18
Pembelajaran Pada Siswa (Sebuah Pendekatan Daniel C. Kambey, Manajemen Kelas,
Evaluatif ),(Jakarta :Raja Grafindo Persada,1996), (Manado: Materi Pada Diklat Widyaiswara
h.11. Berjenjang Tingkat Pertama di Balai Diklat
14
Yuliani Nuraini ,Strategi Pembelajaran, Keagamaan,2003), h.2.
19
(Jakarta: Pusat Penerbotan Universitas Yuliani Nuraini ,op.cit., h.11.9.
20
Terbuka,2023),h.11.9. Sukarsimi Arikunto,op.cit., h.68.

83
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

mengembangkan kemampuan siswa dalam kemampuannya untuk kepentingan siswa.


mengggunakan alat-alat belajar,menyediakan Guru berupaya membantu siswa yang
kondisi yang memungkinkan siswa mempunyai kemampuan belajar yang rendah.
belajar,serta membantu siswa untuk Guru akan menggunakan berbgai metode
memperoleh hasil yang diharapkan.21Suatu mengajar agar siswa dapat mengerti materi
kondisi belajar siswa akan optimal jika pelajaran yang diajarkannya.Guru tersebut
pengajar mampu mengatur siswa dan sarana akan mempunyai kreativitas yang tinggi,mau
pembelajaran serta mengendalikannya dalam mengorbankan waktunya agar siswa bisa
suasana ynag menyenangkan untuk mencapai berprestasi.Guru akan merasa puas apabila
tujuan pembelajaran.Keberhsilan pengelolaan siswa berhasil dengan baik.
pembelajaran juga didukung oleh hubungan Keterampilan ini berkaitan dengan
interpersonal yang baik antara pengajar kemampuan guru dalam mengambil inisiatif
dengan pelajar dan antara siswa dengan dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-
siswa.22 kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal
Berdasarkan pada kajian teori,jelaslah tersebut yang meliputi ketermpilan sebagai
bahwa tingkat tercapainya tujuan dari berikut:
pengelolaan pembelajaran sangat ditentukan a. Menunjukkan sikap tangkap. Untuk
oleh guru. Hal ini disebabkan Karena guru menunjukkan kesan tangkap ini dapat
dalam upaya menciptakan kondisi kelas agar ditinjukkan dengan berbagai cara
proses pembelajaran dapat berjalan sesuai antara lain: gerakan
dengan tujuannya. Tindakan-tindakan yang mendekati,melemparkan pandangan
perlu dilakukan guru dalam menciptakan mata derngan seksama,meberikan
kondisi kelas adalah melakukan komunikasi reaksi terhadap ketidakacuhan dan
dan hubungan ninterpersonal antara guru dan gangguan,dan memberikan pertanyaan.
siswa secara timbal balik dan efektif,selain b. Memberi perhatian. Memberi perhatian
melakukan perencanaan /persiapan mengajar. dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
D. Komponen Pengelolaan Pembelajaran dengan pandangan mata dan secara
Menurut Soegito secara garis besar lisan.
terdapat dua komponen utama dalam c. Memusatkan perhatian kelompok.
keterampilan pengelolaan pembelajaran yaitu, Seorang guru mampu memusatkan
yang berhubungan dengan tindakan preventif perhatian kelompok terhadap tugas-
berupa penciptaan dan pemeliharaan kondisi tugas yang dilakukan. Hal ini dapat
belajar yang optimal dan keterampilan yang dilakukan dengan cara: menyoagakan
berhubungan dengan tindakan kuratif berupa siswa, dan menuntut tanggung jawab
pengembalian kondisi belajar yang optimal.23 siswa.
Untuk lebih jelasnya tentang masing-masing d. Memberikan petunjuk yang
komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai jelas.Petunjuk atau arahan yang
berikut: diberikan oleh guru sebelum siswa
1. Keterampilan dalam menciptakan dan melaksanakan sesuatu sangat
pemeliharaan kondisi belajar optimal. menentukan hasil kerja yang dapat
Sebaliknya guru yang menaruh ditunjukkan oleh siswa.
perhatian pada perkembangan siswa, akan e. Inisiatif untuk mengatur.Teguran
berupaya menyumbangkan segala sangat diperlukan untuk mengatasi
ganguan-gangguan yang sering kali
21
muncul dikelas,baik yang disebabkan
Moh.Uzer Usman, op.cit,),h.7.
22
Edi Soegito dan dan Yuliani op.cit oleh tingkah laku siswa atau
h.8.5. sekelompok siswa.
23
Soegito op.cit h. 8.5.

84
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

f. Memberikan penguatan.Penguatan pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik


diperlukan untuk menjaga tingkah laku melalui penguatan, dan mengurangi perilaku
yang diinginkan dan juga untuk buruk dengan hukuman. Kedua, pengelolaan
mengurangi atau bahkan meniadakan kelompok dengan cara meningkatkan
tingkah laku yang tidak diinginkan kerjasama dan keterlibatan, menangani konflik
kemunculannya.Ada dua cara yang dan memperkecil masalah yang timbul.
dapat digunakan oleh guru dalam Ketiga, Menemukan dan mengatasi perilaku
memberikan penguatan kepada siswa yang menimbulkan masalah antara lain dengan
yang menggangu yaitu dengan cara pengabaian yang direncanakan, campur tangan
seketika atau saat siswa sedang dengan isyarat, mengawasi secara ketat,
melakukan tindakan yang tidak mengakui perasaan negatif peserta didik,
wajar,kemudian memberikan menghilangkan ketegangan dengan humor dan
penguatan negative seperti teguran mengekang secara fisik.26
ataupun peringatan agar ia dapat Kedua komponen mengelola
menghentikan perbuatan tersebut dan pembelajaran diatas harus perhatikan oleh
guru dapat memberikan penguatan guru dengan meningkatkan keterampilan guru
kepada siswa yang telah menunjukkan dalam melaksanakan pengelolaan
tingkah laku yang positif sehingga pembelajaran. Dengan keterampilan yang
dapat dijadikan contoh atau teladan dimilikinya tersebut maka dapat dipastikan
bagi siswa lain yang suka kelancaran proses belajar mengajar di kelas
mengganggu,untuk itu perlu dapat diwujudkan.
diperhatikan penguatan positif seperti Sebagai perannya dalam pengelolah
pujian secara verbal dan non verbal.24 pembelajaran, guru hendaknya mengelola
Mengacu pada penjelasan di atas dapat kelas sebagai lingkungan belajar serta
dilihat bahwa tujuan pengelolaan pembelajaran merupakan aspek dari lingkungan sekolah
yaitu menciptakan dan menjaga kondisi kelas yang perlu diorganisir.Lingkungan ini diatur
agar prmbelajaran dapat berlangsung dengan dan diawasi belajar agar kegiatan-kegiatan
baik sesuai dengan sasarannya. Artinya upaya belajar terarah kepada tujuan-tujuan
yang dilakukan oleh guru,agar siswa-siswa pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan
yang kemampuannya tidak semuanya belajar itu turut menentukan sejauh mana
sama,dapat mengikuti dan menguasai materi lingkungan tersebut menjadi lingkungan
pelajaran yang diajarkan guru. belajar yang baik.27
2. Keterampilan dalam pengembelian kondisi Tujuan umum mengelola
belajar optimal. pembelajaran ialah menyediakan dan
Menurut Edi Soegito bahwa ada menggunakan fasilitas kelas agar senantiasa
beberapa strategi yang dapat digunakan oleh menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan
guru untuk mengatasi gangguan-gangguan atau membimbing proses intelektual dan sosial
yang terjadi di kelas, antara lain adalah di dalam kelasnya sehingga memungkinkan
pengubahan tingkah laku, pemecahan masalah siswa di samping belajar juga
kelompok, mencari dan menemukan penyebab mengembangkan kinerja dan belajar secara
timbulnya masalah.25 efektif dalam arti kelancaran proses
Adapun cara guru dalam pembelajaran di kelas.
mengembalikan kondisi belajar yang optimal Peranan lain sebagai manajer yang
misalnya: Pertama, modifikasi perilaku dengan penting bagi guru ialah membimbing
mengajarkan perilaku baru berupa contoh dan pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari

24 26
Ibid, h. 8.6. E.Mulyasa,op.cit,. h. 92.
25 27
Ibid, h.8.9. Moh.Uzer Usman, op.cit.,9-12.

85
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

kearah yang positif. Guru juga hendaknya untuk mencapai kemenangan dalam
mampu memimpin kegiatan belajar yang peperangan.29 Pada mulanya istilah strategi
efektif dan efisien. Dalam memimpin kegiatan banyak digunakan dalam dunia militer yang
belajar mengajar terkait dengan kemampuan dartikan sebagai cara penggunaan seluruh
guru dalam menciptakan kelancaran proses kekuatan militer untuk memenangkan suatu
pembelajaran melalui pengelolaan peperangan. Strategi pembelajaran dapat
pembelajaran. diartikan sebagai perencanaan yang berisi
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh tentang rangkaian kegiatan yang didesain
kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
pelajar, pendidik dan pegawai. Peranan guru Konsep terbaru tentang pengelolaan
dalam hubunngannya dengan siswa atau strategi dan kreativitas pada abad 20-an
bermacam-macam menurut situasi interaksi didasarkan atas dasar fungsi dasar berfikir,
sosial yang dihadapinya yakni situasi formal, merasa, pengindraan cipta tale, dan
yakni dalam usaha guru mendidik dan intuisi.Dalam melaksanakan pengelolaan atau
mengajar anak didalam kelas, guru harus strategi perlu adanya Kreativitas melibatkan
sanggup menunjukkan kewibawaan atau semua fungsi ini, bahkan lebih dari itu, karena
otoritasnya,artinya harus mampu ada percikan dari dimensi lain.30 Selanjutnya
mengendalikan, mengatur dan mengontrol dikemukakan bahwa untuk melakukan
kelakuan siswa.28 kreativitas selalu mencakup interpretasi
mencermati peran guru dalam proses keseluruhan kemampuan berfikir, merasa,
pembelajaran, ternyata bahwa peranan tersebut mengindera, dan intuisi, yang terjadi secara
belum bisa digantikan oleh alat lain seperti menyatu dan merobos. Dengan bergeraknya
mesin, media elektronik atau alat-alat canggih satu atau sebagian fungsi saja dari keseluruhan
sekalipun, sebab masih banyak unsur-unsur fungsi, kreativitas itu belum terjadi
manusiawi seperti sikap, sistem nilai, sepenuhnya.
perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain Sejalan dengan pendapat diatas,
yang diharapkan merupakn hasil dari proses Munandar meninjau kreativitas dari empat
pembelajaran tidak dapat dicapai oleh alat-alat segi, yakni: pribadi yang kreatif, faktor-faktor
tersebut. yang mendorong kreatif, proses kreatif, dan
Disinilah letak kelebihan manusia produk kreatif. Dan kreativitas didefinisikan
dalam hal guru dari alat-alat teknologi yang sebagai ungkapan unik dari keseluruhan
diciptakan manusia untuk membantu dan kepribadian sebagai hasil in teraksi individu
mempermudah kehidupannya. Karena itu guru dengan lingkungannya, dan yang tercermin
mempunyai peranan penting dalam dalam pikiran, perasaan, sikap dan
menciptakan kelancaran proses pembelajaran perilakunya.31
melalui pengelolaan pembelajaran. Guru harus Pembelajaran kreatif merupakan
memiliki kemampuan dan keterampilan proses pembelajaran yang mengharuskan guru
melaksanakan seperangkat cara untuk untuk dapat memotivasi dan memunculkan
mengendalikan kelas dan tingkah laku keliru kreativitas peserta didik selama pembelajaran
yang muncul sehingga hasil belajar siswa berlangsung, dengan menggunakan beberapa
meningkat.
E. Strategi Pengelolaan Pembelajaran 29
IL. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Proses
Istilah “Strategi” berasal dari bahasa Belajar Mengajar (Bandung: Tarsito,2003), h.76.
30
yunani strategos yang berarti keseluruhan Cony Semiawan, Dimensi Kreatif dalam
usaha termaksud perencanaan,cara taktik Filsafat Ilmu, (Bandung :Remaja
Rosdakarya,2002), h.60.
31
S.C. Utami Munandar, Kreativitas
28
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka Sinar
(Jakarta: Bumi Aksara,2002), h.92. Harapan,1997), h.1.

86
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

metode dan strategi yang bervariasi, misalnya Dalam kenyataannya kita dapati ada
kerja kelompok, bermain peran, dan guru yang kreatif dalam dalam berbagai
pemecahan masalah. bidang, dan ada pula hanya dalam bidang
Dari definisi yang dikemukakan diatas tertentu saja. Ada guru yang memiliki potensi
dapat disimpulkan bahwa kreativitas kreatif sangat menonjol, dan ada pula sedang-
merupakan suatu kondisi yang menunjuk pada sedang saja. Keragaman kemapuan guru dalam
kemampuan manusia untuk memecahkan suatu mengembangkan kreativitas pembelajaran
masalah dari berbagai sudut pandang, sebagai alasan perlunya mengembangkan
kematangan emosi, dan kemampuan potensi dan kemampuan kreatif yang dimiliki
menghasilkan sesuatu yang baru berupa idea oleh seorang guru.
atau gagasan dan karya tangan, sebagai hasil Dalam upaya pembinaan kreativitas
dari menyatuhnya fungsi-fungsi berfikir, guru agar dapat berkembang kearah yang
merasa, mengindera, dan intuisi. optimal, bukan banyaknya potensi atau tinggi
Kreativitas guru dalam mengelola rendahnya kemampuan kreatif seorang guru,
pembelajaran adalah kemampuan bersikap dan tetapi yang terpenting adalah bagaimana
berperilaku yang ditunjukkan dalam menciptakan upaya yang dapat
merencanakan pembelajaran, melaksanakan menumbuhkembangkan potensi dan
proses pembelajaran, dan menilai kemampuan kreatif yang dimiliki oleh seorang
pembelajaran. Secara umum dapat dikatakan guru.
bahwa semua guru memiliki potensi dan Agar potensi kreatif dapat
kemampuan kreatif, namun berbeda jenis dan berkembang, maka yang terpenting menurut
derajatnya. Munandar adalah penyediaan kondisi
Pembelajaran kreatif menuntut guru lingkungan yang menghargai dan menunjang
untuk mampu merangsang kreativitas peserta perkembangan kreativitas pengelolaan
didik, baik dalam mengembangkan kecakapan pembelajaran, guru akan menampilkan dirinya
berfikir, maupun dalam melakukan suatu sebagai pribadi yang kreatif, dan produk
tindakan. Berfikir kreatif selalu dimulai kreativitas yang bermakna akan tampil dengan
dengan berfikir kritis, yakni menemukan dan sendirinya.33
suatu yang sebelumnya tidak ada atau Pernyataan di atas mengadung makna
memperbaiki sesuatu.32 bahwa pribadi kreatif tidak muncul dengan
Berfikir kreatif harus dikembangkan tiba-tiba, melainkan tumbuh dan berkembang
dalam proses pembelajaran, agar peserta didik secara berangsur-angsur dalam menghadapi
terbiasa untuk mengembangkan kreativitasnya. masalah-masalah dan situasi, dengan
Pada umumnya berfikir kreatif harus dimulai mengenal, memahami masalah dan mampu
dari guru dengan mengembangkan menyelesaikannya. Pengalaman - pengalaman
pembelajaran agar kreativitas siswa yang beragam baik dalam pembelajaran di
meningkat. Kemampuan guru dalam kelas, seminar, lokakarya, penelitian dan
mengembangkan kreativitas pembelajaran kegiatan-kegiatan kemasyarakatan semuanya
akan memberikan pengalaman baru, dan menunjang perkembangan pribadi yang kreatif
membentuk kompotensi peserta didik, serta untuk tercapainya mutu pendidikan.
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin Adapun hal yang sehubungan dengan
dicapai secara optimal. pengelolaan dan strategi pembelajaran
meliputi:

32
E.Mulyasa, Kurikulum Yang
33
Disempurnakan,Pengembangan Standar Utami Munandar, Pengembangan
Kompotensi dan Kompotensi Dasar, (Bandung Kreativitas Anak Berbakat,(Jakarta:Rineka Cipta
:Rosdakarya, 2004), h. 192. Depdiknas,2004), h.39.

87
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

F. Jenis Media dan Metode Pengeloaan Salah satu bentuk klasifikasi yang
Pembelajaran mudah dipelajari adalah klasifikasi yang
Jenis media yang di manfaatkan dalam disusun oleh Heinich dkk sebagai berikut.36
proses pembelajaran cukup banyak ragamnya,
mulai dari media yang sederhana sampai pada KLASIFIKASI JENIS MEDIA
media yang cukup rumit dan canggih. Untuk Media yang tidak Realita, Model,
mempermudah mempelajari jenis media, diproyesikan (Non Bahan Grafis
karakter, dan kemampuannya dilakukan Prjocted Media) (graphic, Material),
pengklasifikasian atau penggolongan. Salah Display
Media Video Audio Kaset, audio
satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan
(Video vision active audio
dalam pemanfaaatan media adalah klasifikasi vision
yang di kemukakan oleh Edgar Dale yang Media Video Video
dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Media berbasis computer assited
Experience). Kerucut pengalaman Dale Komputer inturction (CAI)
mengklasifikasikan media berdasarkan (computer based computer managed
pengalaman belajar yang dapat diperoleh oleh media) Instruktion (CMI)
peserta didik, mulai dari pengalaman belajar Multimedia KIT Perangkat pratikum
langsung, pengalaman belajar yang dapat
Pengklasifikasian yang dilakukan oleh
dicapai melalui gambar dan pengalaman
Heinich ini pada dasarnya adalah
belajar yang bersifat abstrak.34
penggolongan media berdasarkan bentuk
Penggolongan lain yang dapat
fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk
dijadikan acuan dalam pemanfaatan media
dalam golongan yang tidak diproyeksikan atau
adalah berdasarkan pada teknologi yang
yang diproyeksikan atau apakah media tertentu
digunakan, mulai media yang teknologinya
masuk dalam golongan media yang dapat
rendah (low technology) sampai pada media
didengar lewat audio atau dapat dilihat secara
yang menggunakan teknologi tinggi (High
visual, dst.
technology). Apabila pengggolongan media
Pada dasarnya metode pembelajaran
ditinjau dari teknologi yang digunakan, maka
memiliki karakteristik sendiri dan selalu
penggolongannya sangat dipengaruhi oleh
bersesuaian dengan materi peserta didik.
perkembangan teknologi. Dengan demikian
Namun disadari bahawa metode mengajar
penggolongan dapat berubah dari waktu ke
tidaklah harus berdiri sendiripada beberapa
waktu. Misalnya dalam era tahun 1950 media
kondisi belajar,sebab kedudukan metode
televisi dikategorikan sebagai media teknologi
dalam mengajar selalu bersifat fleksibel sesuai
tinggi, tetapi kemudian pada era 1970/1980
dinamika situasi belajar. Oleh karena itu,maka
media tersebut bergeser dengan kehadiran
seorang guru tidak serta merta menggunakan
media komputer, pada masa tersebut komputer
metode mengajar sesuai dengan keinginannya
digolongkan sebagai media dengan teknologi
sendiri. tetapi dalam memilih dan menetapkan
yang paling tinggi tetapi kemudian pada tahun
metode haruslah benar-benar dan sesuai
1990 tergeser kedudukannya dengan kehadiran
dengan berbagai hal yang berlaku ketiaka
media komputer conferencing melalui internet.
proses belajar mengajar akan dilangsungkan.
Kondisi seperti ini akan berlangsung selama
Adapun metode-metode mengajar
ilmu dan teknologi terus berkembang.35
yang dapat digunakan seorang guru dalam
proses pembelajaran keagamaan di madrasah
adalah:
34
Heinich, Molenda, Russell, Intructionnal 1. Metode Ceramah
Media, (New York: Macmillan,1999, h.11.
35
Yuliani Nuraini, Strategi Pembelajaran,
36
(Jakarta: Universitas Terbuka,2003, h. 104 Ibid, h. 15.

88
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

Metode ceramah ialah suatu metode kegiatan atau penelitian berdasarkan disiplin
dalam pendidikan dimana cara menyampaikan ilmiah atau asas-asas lain yang sementara
pengertian-pengertian materi kepada peserta melaksanakan proses pembelajaran adalah
didik dilakukan dengan jalan penerapan dan pemberian informasi dari orang dewasa
penuturan secara lisan. (pembelajar) kepada peserta didik (pebelajar)
2. Metode Tanya Jawab sehingga mampu berinteraksi dengan
Metode tanya jawab adalah lingkungan hidupnya.
penyampaian pelajaran dengan jalan guru Paling tidak ada beberapa hal yang
mengajukan pertanyaan dan murid menjadi landasan terhadap pengelolaan
menjawab.Dapat diartikan pula suatu cara strategi pembelajaran, yaitu: (1) penjadwalan
dalam proses belajar mengajar yang penggunaan strategi pembelajaran, (2)
melibatkan seluruh komponen belajar berperan pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, (3)
aktif sebagai palikatif fed beck antara yang pengelolaan motivasional, (4) control belajar,
mengajar dan yang belajar. (5) pengelolaan kurikulum, (6) pengelolaan
Metode Diskusi sarana prasarana.37
Metode diskusi ialah suatu metode Untuk lebih jelasnya tentang hal
didalam mempelajari bahan atau tersebut penulis uraikan di bawah ini:
menyampaikan bahan dengan jalan 1. Penjadwalan penggunaan strategi
mendiskusikannya, sehingga berakibat pembelajaran.
menimbulkan pengertian serta perubahan Penjadwalan penggunaan suatu
tingkah laku peserta didik. strategi atau komponen suatu strategi, baik
3. Metode Demontrasi dan Eksperimen untuk strategi pengorganisasian pembelajaran
Metofde demonstrasi adalah suatu maupun strategi penyampaian pembelajaran,
metode mengajar di mana seorang guru atau merupakan bagian yang penting dalam
orang lain sengaja diminta atau murid sendiri pengelolaan pembelajaran.
memperhatikan pada seluruh kelas tentang Penjadwalan strategi pengorganisasian
suatu proses melakukan sesuatu.Sedangkan pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan
metode eksperimen adalah metode pengajaran kapan dan berapa lama seorang peserta didik
di mana guru dan murid bersama-sama menggunakan setiap komponen strategi
mengerjakan sesuatu latihan praktis dari apa pengorganisasian, sedangkan penjadwalan
yang diketahuinya. strategi penyampaian biasanya melibatkan
G. Strategi Pelaksanaan Pengelolaan keputusan, seperti kapan dan untuk berapa
Pembelajaran lama seorang peserta didik menggunakan
Strategi pengelolaan pembelajaran suatu jenis media.
berurusan dengan bagaimana menata interaksi Media belajar sebagai alat bantu
antara peserta didik dengan strategi mengajar oleh guru pendidikan agama islam
pengorganisasian dan strategi penyampaian membutuhkan kreativitas guru di dalamnya
pembelajaran. Lebih khusus, strategi karena merupakan bagian dari penerapan
pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan strategi pengelolaan pembelajaran
suatu strategi atau komponen suatu strategi sebagaimana dijelaskan di atas. Tanpa
tepat digunakan dalam suatu situasi kreativitas guru dalam menerapkannya dalam
pembelajaran. pembelajaran akan sulit diperoleh hasil belajar
Pengelolaan pembelajaran pada dan pembelajaran yang optimal.
hakekatnya sering disebut dengan strategi atau
metode mengajar yang dapat didefinisikan 37
Iran fan Abd.Gafar dan Muhammad
sebagai jalan,cara,prosedur atau proses dalam Jamil, Reformulasi Rancangan Pembelajaran
berfikir, bertindak, berekspresi terhadap suatu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Restu Agung,
2000), h.169-170.

89
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

Keputusan menggunakan strategi perseorangan maupun kelompok, dengan


pengorganisasian makro, misalnya, harus media pembelajaran.
disertai identifikasi yang jelas apakah semua Pengelolaan kelompok untuk suatu
komponen strategi ini akan dilibatkan. Apakah situasi pembelajaran juga perlu dilakukan.
perlu menggunakan pengetahuan analogis Kapan peserta didik perlu belajar dalam
untuk memperjelas ide yang sedang kelompok besar? Dengan media apa dan
dibicarakan? Bila iya, pengetahuan analogis berapa lama? Berapa lama seorang peserta
apa yang digunakan? Berapa kali sebaiknya didik sebaiknya bekerja secara perseorangan
disampaikan? Demikian pula pertanyaan- di laboratorium atau di perpustakaan? Kapan,
pertanyaan lain, seperti kapan dan berapa kali di mana, da berapa lama diskusi tentang suatu
sebaiknya pensintesisan diberikan? pokok masalah, perlu dilakukan dan siapa
Begitupula pengaktifan strategi kognitif dan yang perlu terlibat secara aktif?
komponen-komponen strategi makro lainnya. 2. Pembuatan Cacatan Kemampuan Belajar
Apabila diputuskan menggunakan strategi Siswa
mikro, maka pertanyaan-pertanyaan senada Pembuatan cacatan tentang
yang menjadi urusan strategi pengelolaan juga kemajuan belajar peserta didik penting sekali
dapat dimunculkan. Dalam strategi baik keperluan pengambilan keputusan ynag
pembentukan konsep, pertanyaan - pertanyaan terkait dengan strategi apapun yang diambil
yang terkait dengan strategi pengelolaan haruslah didasarkan pada informasi yang
adalah kapan dan berapa pertanyaan yang lengkap mengenai kemajuan belajar peserta
perlu diajukan kepada peserta didik dla tahapa didik. Keputusan memilih dan menggunaka
identifikasi contoh-contoh konsep? suatu komponen strategi pengorganisasian
Berapa contoh positif dan contoh juga sebaiknya didasarkan pada kemajuan
negatif yang sebaiknya diajukan? Banyak lagi belajar peserta didik. Apakah suatu analogi
kegiatan yang berhubungan dengan strategi memang benar diperlukan untuk pemahaman
pengorganisasian pembelajaran yang perlu peserta didik tentang suatu konsep, prosedur,
dikelola agar setiap peserta didik dapat atau prinsip. Bila menggunakan
mencapai kemajuan sesuai dengan pengorganisasian dengan hirarki belajar,
kemampuannya. keputusan yang tepat mengenai unsur-unsur
Demikian pula halnya dengan mana saja yang ada dalam hirarki yang perlu
keputusan dalam menggunakan strategi diajarkan dan perlu diambil. Semua ini dapat
penyampaian. Kapan suatu jenis media tepat dilakukan hanya apabila ada catatan yang
digunakan dan apakah untuk semua peserta lengkap mengenai kemajuan belajar peserta
didik atau hanya untuk peserta didik dengan didik.
karakteristik tertentu? Misalnya, kapan Catatan mengenai kemajuan belajar
laboratorium bahasa dipandang sebagai media peserta didik juga diperlukan untuk
yang paling membantu dalam belajar bahasa mengambil keputusan mengenai perlu
inggris? Apakah keuntungan yang sama akan tidaknya peserta didik tertentu diberikan
diperoleh dari semua peserta didik? Apakah strategi motivasianal lanjutan. Setelah
buku teks juga perlu digunakan ketika peserta melewati kegiatan belajar tertentu, seringkali
didik dilaboratorium? Bila ya, berapa lama ada peserta didik yang belum mencapai
peserta didik harus menyelesaikan buku teks penguasaan minimal. Bagaimana juga, peserta
itu? Demikian juga, berapa lama setiap didik ini perlu diberi dorongan tambahan
peserta didik belajar di laboratorium? Semua untuk melengkapi lagi apa yang telah
pertayaan ini tercakup dalam kajian strategi dipelajarinya.
pengelolaan,yaitu yang berhubungan penataan Kemajuan belajar peserta didik
interaksi antara peserta didik, baik secara biasanya juga dapat digunakan untuk menaksir

90
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

keefektifan suatu strategi pembelajaran. Demikian Pula dengan pemelihan jenis


Catatan tentang kemajuan belajar peserta didik kegiatan belajar dan bentuk belajar mengajar
ini dapat digunakan sebagai informasi untuk yang akan digunakan. Kegiatan komponen
mengambil keputusan perlu tidaknya ada strategi penyampaian ini membawa pengaruh
perbaikan strategi pembelajaran (strategi langsung pada variabel motivasional. Media
pengorganisasian, strategi penyampaian, dan dan kegiatan belajar yang sesuai dengan
strategi pengelolaan). Taksiran yang tepat akan karekteristik perseorangan belajar dan
amat membantu pemilihan strategi pengelompokkan belajar yang disertai dengan
pembelajaran yang optimal. media dan kegiatan belajar yang cocok, sangat
3. Pengelolaan Motivasional efektif untuk meningkatkan motivasi belajar.
Variabel ini juga merupakan bagian Oleh karena itu, pemilihan komponenen
yang amat penting dari peneglolaan interaksi strategi penyampaian haruslah dilakukan
peserta didik dengan pembelajaran. secara cermat sesuai dengan karekteristik
Penggunaannya adalah untuk meningkatkan perseorangan peserta didik.
motivasi belajar peserta didik. Sebagian besar 4. Kontrol Belajar
bidang studi sebenarnya memiliki daya tarik Variabel kontrol merupakan bagian
untuk dipelajari, namun pada umumnya penting untuk mempreskipsikan strategi
pembelajaran gagal menggunakannya sebagai pengelolaan pembelajaran. Kegunaannya
alat motivasional. Akibatnya, bidang studi adalah untuk menetapkan agar pembelajaran
kehilangan daya tariknya dan hanay dipandang benar-benar sesuai dengan karakteristik
sebagai kumpulan fakta, konsep, prosedur, individual peserta didik. Variabel ini mengacu
atau prinsip yang tidak bermakna. kepada kebebasan peserta didik menentukkan
Adapun komponen-komponen strategi pilihan pada bagian isi yang dipelajari,
pembelajaran variabel motivasional yang dapat kecepatan belajar, komponen strategi yang
digunakan untuk meningkatkan motivasi digunakan, dan strategi kognitif yang
belajar suatu bidang studi. Penggunaan strategi digunakan. Keempat aspek ini dapat memberi
pengorganisasian dan penyampaian petunjuk bagaimana cara mengelola
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran.
peserta didik diduga memiliki pengaruh Strategi pengelolaan yang
motivasional yang tinggi pada belajar peserta berhubungan dengan kontrol belajar banyak
didik. Khususnya dalam penerapan terkait dengan aspek penjadwalan. Kapan
penggunaan model elaborasi untuk menata kebebasan untuk memilih bagian isi yang ingin
urutan pembelajaran menurut Reiguluth dan dipelajari sebaikknya diberikan kepada peserta
Stein dimaksudkan untuk meningkatkan didik? Bagian isi yang mana sebaikknya
motivasi, yaitu dengan cara menempatkan dipelajari terlebih dahulu? Demikian pula,
semua isi yang dipelajari dalam konteks yang bagaimana menata pembelajaran untuk peserta
terbatas hanya pada hal itu. Pengetahuan didik yang termasuk kelompok cepat, sedang,
analogis, misalnya, tidak hanya berfungsi dan lambat? Dapatkah seseorang peserta
untuk memperjelas isi yang dipelajari, tetapi dididk beralih mempelajari bagian isi
juga dapat menimbulkan pengaruh beriktnya tanpa menunggu yang lain?
motivasional. Peserta didik juga dapat diberi
Peran strategi penyampaian untuk kebebasan untuk memilih sendiri komponen
meningkatkan motivasi belajar jauh lebih strategi pembelajaran yang ingin
nyata dari strategi pengorganisasian. digunakannya. Misalnya, ketika menggunakan
Pemilihan suatu media pembelajaran secara strategi pengorganisasian pembelajaran
langsung dapat dikaitkan dengan upaya dengan model elaborasi, setiap peserta didik
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. dapat memilih komponen strategi mana yang

91
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

benar-benar dapat membantu memperjelas ide pendidikan yang dilakukan, temasuk kegiatan
yang sedang dipelajari. Pemilihan model belajar mengajar di kelas.sebagai suatu
pembelajaran juga dapat dilakukan secara program pendidikan,untuk mencapai tujuan
mandiri oleh peserta didik. Media apa yang pendididikan tertentu,kurikulum perlu di
sesuai baginya, berapa lama ia kelola agar segala kegiatan pendidikan
menggunakkannya dan untuk mencapai tujuan menjadi produktif.
yang mana kebebasan memilih strategi Kepala sekolah mempunyai tugas yang
kognitif paling cocok dengan karekteristik lebih berkenaan implementasi kurikulum di
perseorangan peserta didik juga menjadi sekolah. peran kepala sekolah dan guru
urusan dari strategi pengelolaan. Strategi sanganat besar,dan merupakan kunci
kognitif mana yang paling cocok dengan keberhasilan pengembangan kurikulum.
karekteristik perseorangan peserta didik? Apa Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan
perlu dirancang secara khusus? Ataukah cukup pengelolaan pengalaman belajar yang
hanya dengan mendorong pelajar agar ia membentuhkan strategi tertentu sehinggga
memilih mana yang cocok untuknya dan menghasilkan produktivitas belajar bagi
menggunakannya secara mandiri? Pemelihan siswa. strategi tersebut di mulai dari
apapun yang dilakukan sangat ditentukan oleh perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi,
kareteristik perseorangan peserta didik. yang pelu di dukung sumber daya yang
Apabila perserta didik diberi memadai. Dengan demikian pengelolaan
kebebasan untuk melakukan kontrol terhadap kurikulum adalah upaya mengoptimalkan
tindak belajaar yang ingin dilakukannya, maka pengalaman-pengalaman belajar siswa secara
pengelolaan pembelajaran lebih banyak produktif. adapun bagaimana mengelola
didasarkan pada kecenderungan peserta didik. administratif sekolah untuk mencapai tujuan
kontrol belajar juga dapat dilakukan oleh pendidikan yang bermutu yaitu dilakukan
komponene sisterm diluar peserta didik. secara tercatat, teratur, dan tertib, sebagai
Apabila kontrol dilakukan oleh media penunjang jalannya pendidikan yang lancar.
pembelajaran (khususnya guru), maka Ruang lingkupnya antara lain mencakup
medialah yang lebih berperan menentukkan administrasi kurikulum, administrasi
bagian isi mana yang sebaiknya dipelajari siswa,administrasi personal, material, dan
terlebih dahulu, kapan peserta didik dapat keaungan.38
beralih untuk mempelajari bagian isi yang lain, 6. Pengeloaan Sarana Prasarana
kompnen strategi mana yang sebaiknya Untuk mencapai pendidikan
digunakan. Demikian pula, startegi kognitif sekolah yang bermutu perlu adanya fasilitas
apa uyanmg sebaiknya digunakan untuk sekolah yang dapat memadai, dimana
memudahkan rancangan pembelajarannya. ketersediannya sarana dan prasarana yang
Bagaimanapun juga, apabila kontrol dilakukan dapat menunjang proses pembelajaran dikelas
oleh media, maka identifikasi karekteristik demi terwujudnya sekolah yang bermutu
peserta didik merupakan faktor mutlak dimasa sekarang dan masa depan.dalam
dilakukan. memulai pembelajaran hendaknya seorang
guru harus lebih mengetahui strategi apa yang
5. Pengelolaan Kurikulum akan diberikan yang sesuai dengan kondisi
Pembahasan mengenai kurikulum peserta didik dengan keahlian yang dimiliki
dapat didefinisikan bahwa pengelolaan dan sebagai profesional pendidikan seorang
merupakan upaya menata sumber daya agar guru harus mampu menciptakan sarana
organisasi terwuujud secara produktif.adapun
kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang 38
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar
dijadikan pedoman dalam segala kegiatan Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007),h. 232 .

92
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

meskipun dengan keterabatasannya media Edi Soegio dan Yuliani, Kemampuan Dasar
pembelajaran untuk lebih mencapai tingkat Mengajar, Jakarta: Pusat Penerbitan
yang maksimal.39 Unuversitas Terbuka, 2002.
H. Penutup E.Mulyasa,Kurikulum Yang Disempurnakan
Teknologi dalam pembelajaran bukan hanya ,Pengembangan Standar Kompetensi
pada penggunaan mesin ataupun alat dan Kompetensi Dasar, Bandung
elektronik tetapi juga mencakup ide, proses, :Rosdakarya, 2004.
mekanisme pantauan serta manajemen atau Heinich, Molenda, Russell, Intructionnal
sering disebut pengelolaan. Di dalam Media, New York: Macmillan,1999.
mengelola pembelajaran oleh guru/ pengajar, IL.Pasaribu dan B.Simanjuntak, Proses
seharusnya membuat kelas senyaman Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito,
mungkin, mengatur kelas dan 2003.
mengembangkan tingkah laku siswa yang Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi &
diinginkan serta mengurangi atau meniadakan Manajemen, Jakarta, Rineka Cipta,
tingkah laku yang tidak diinginkan, 1994
mengembangkan hubungan interpersonal dan Kementrian Pendidikan Nasional, Pengelolaan
iklim sosio-emosional yang positif, serta Berbasis Sekolah Materi Pelatihan
mengembangkan dan mempertahankan Penguatan Kemampuan Kepala
organisasi kelas yang efektif. Ditambah Sekolah, Jakarta: Direktorat Tenaga
dengan penggunaan media dalam Kependidikan Direktorat Jendral
pembelajaran untuk membuat siswa Peningkatan Mutu Pendidik dan
termotivasi dalam belajar dan akhirnya hasil Tenaga Kependidikan, 2010.
belajar pun akan meningkat. Jadi Pengelolaan M.Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru
dalam pembelajaran dapat dikatakan salah satu Indonesia Wawasan Metodologi
bagian dalam teknologi pembelajaran dan Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
menjadi salah satu kunci dalam efektivitas Pustaka Mapa, 2006.
pembelajaran di sekolah. Maman Rachman, Manajemen Kelas,
Departemen Pendidikan dan
Daftar Pustaka Kebudayaan, Direktorat Jendral
A.C. Gregorio, Principle and Methods of Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan
Theaching, Manila: RP Gercia,1994 Guru Sekolah Dasar Primary School
Departemen pendidikan nasional, Model Teacher Development Project, 2002.
pembelajaran efektif, Jakarta: Mulyasa, Menjadi Guru Profesional
Direktorat pembinaan SMP, Dirjen (Menciptakan Pembelajaran Efektif
Manajemen Pendidikan Dasar, dan dan Menyenangkan), Bandung:
Menengah ,2006. Remaja Rosda Karya , 2005.
Dorothea Ariani Wahyu, Manajemen Kualitas Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan
Pendekatan Sisi Kualitatif, Jakata: Psyikologi Proses Pendidikan (Cet.
Prentahallindo, 2003. III, Bandung: PT. Remaja Rosda
Daeng Sudirwo, Kurikulum Pembelajaran Karya, 2005), h. 180, lihat juga, B.
dalam Otonomi Daerah, Suryosubroto, Proses Belajar
(Bandung:Andira,2002. Mengajar di Sekolah (Cet. I, Jakarta:
Daniel C.Kambey, Manajemen Kelas,Manado: PT. Rineka Cipta, 1997.
Materi Pada Diklat Widyaiswara Pasaribu, I.L dan B.Simandjuntak. Proses
Berjenjang Tingkat Pertama di Balai Belajar Mengajar Bandung: Tarsito,
Diklat Keagamaan,2003. 2003.

39
Ibid,h.20.

93
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 2 : Agustus 2016

Pophan, W. James dan Eva L. Baker. Tehnik Syaiful Bahri dan Aswar Sain, Strategi Belajar
Mengajar Secara Sistematis Mengajar, Cet. II; Jakarta: Rineka
diterjemahkan oleh, Amirul Hadi ddk. Cipta, 2002.
Cet. IV, Jakarta PT. Rineka Cipta, Suharsimi Arikunto, Pengelolaan
2005. Pembelajaran Pada Siswa (Sebuah
Rosady Ruslan, Management public relations Pendekatan Evaluatif), Jakarta: Raja
dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Grafindo Persada, 1996.
Aplikasi) (Jakarta: Raja Grafindo S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta:
Persada, 2005. Bumi Aksara, 2002.
Robbins P. Stephen & Coulter Mary, Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Manajemen Jakarta: Prenhallindo, Media Prenada, 2006.
2001. Thomas Risk, Principles and Practie Of
Raka Joni, Pengelolaan Pembelajaran, teaching in Secendary Schools,New
Jakarta: P3G, 2003. Delhi: Eurasia, Pub.House, 1965.
Syaiful Bahri Jamarah dan Aswar Sain, Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas
Strategi Belajar Manajer, Cet.II; Anak Berbakat, Jakarta:Rineka Cipta
Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Depdiknas, 2004.
Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran
Pendidikan Indonesia, Jakarta: Berbasis Kompotensi. Jakarta: Gaung
Ardadirzya Jaya, 2001. Persada Press, 2005.
Syaiful Bahri dan Aswar Sain, Strategi Belajar Yuliani Nuraini, Strategi Pembelajaran,
Mengajar, Cet. II; Jakarta: Rineka Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Cipta, 2002 Terbuka, 2003.

94

Anda mungkin juga menyukai