Nim : 7193342015
Prodi : Pendidikan Akuntansi B 19
Matkul : Kewirausahaan
3. Doing ( Bertindak )
Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut
Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun
1957 Ciputra mendirikan PT Daya Cipta. Tahun 1960 Ciputra lulus dari ITB. Ia kemudian
pindah ke Jakarta. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah yang menentukan jalan hidup Ciputra
dan kedua rekannya itu.
Dengan bendera PT Perentjaja Djaja IPD, proyek bergengsi yang ditembak Ciputra adalah
pembangunan pusat berbelanjaan di kawasan senen. Dengan berbagai cara, Ciputra adalah
berusaha menemui Gubernur Jakarta ketika itu, Dr. R. Soemarno, untuk menawarkan
proposalnya.
Gayung bersambut. Pertemuan dengan Soemarno kemudian ditindak lanjuti dengan
mendirikan PT Pembangunan Jaya, setelah terlebih dahulu dirapatkan dengan Presiden
Soekarno. Setelah pusat perbelanjaan Senen, proyek monumental Ciputra di Jaya selanjutnya
adalah Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jaya. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya
dimiliki Pemda DKI inilah Ciputra menunjukkan kelasnya sebagai entrepreuneur sekaligus
profesional.
Sebelum lulus dari ITB, Ciputra sudah mendapatkan kontrak pekerjaan yang lumayan dari
jasa konsultan yang dibuat bersama temannya. Pada tahun 1960, Ciputra menyelesaikan
pendidikan arsitekturnya dengan mendapatkan gelar Insinyur. Sejak saat itulah Ciputra pindah ke
kota Jakarta, karena di Jakarta Ia merasa lebih cocok untuk mencari pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya
Ciputra memiliki saham di lima kelompok usaha (Grup Jaya, Grup Metropolitan, Grup
Pondoh Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan Grup Ciputra). Dari Kelima kelompok usaha itu,
Ciputra tidak menutupi bahwa sebenarnya ia meletakkan loyalitasnya yang pertama kepada Jaya.
Pertama, karena ia hampir identik dengan Jaya. Dari sinilah jaringan bisnis propertinya dimulai.
Sejak perusahaan itu dibentuk tahun 1961,
Ciputra duduk dalam jajaran direksinya selama 35 tahun. Dimana 3 tahun pertama sebagai
direktur dan 32 tahun sebagai direktur utama, hingga ia mengundurkan diri pada tahun 1996 lalu
dan menjadi komisaris aktif. Kedua, adalah kenyataan bahwa setelah Pemda DKI, Ciputra adalah
pemegang saham terbesar di Jaya.
5. Dedication ( Pengabdian )
Keberhasilannya dalam pengelolaan proyek pusat perbelanjaan tersebut membuat nama
Ciputra semakin terkenal di Indonesia. Dikenal sebagai ahli pengembang untuk mengatasi
berbagai proyek kawasan elit di Indonesia membuat Ciputra semakin berhasil mengumpulkan
pundi rupiah. Selain keberhasilannya terhadap proyek pusat perbelanjaan tersebut, Ciputra
merupakan orang dibalik layar pembangunan Taman Impian Jaya Andol dan Bintaro Jaya.
Karya-karya besar Ciputra begitu beragam, karena hampir semua subsektor properti
dijamahnya. Ia kini mengendalikan 5 kelompok usaha Jaya, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi
Serpong Damai, dan Ciputra Development yang masing-masing memiliki bisnis inti di sektor
properti.
6. Devotion ( Kecintaan atau Kesetiaan )
Pada saat terjadi krisis ekonomi besar di Indonesia tahun 1998, ketiga perusahaan yang
dipimpin Ciputra mengalami imbasnya, mulai dari Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra
Group. Walaupun ketiga perusahaan tersebut sudah melakukan penghematan besar-besaran,
Ciputra Group terpaksa melakukan PHK kepada tujuh ribu karyawannya, sehingga hanya tersisa
sekitar 35% dari total karyawan, dan karyawan yang bertahan pun harus menerima potong gaji
40% untuk kelangsungan perusahaan agar tetap berjalan. Dua perusahaan di Ciputra Group yang
tidak bisa diselamatkan yaitu Bank Ciputra yang ditutup pemerintah karena dianggap tidak layak
dan Asuransi Jiwa Ciputra Allstate yang baru dirintis sebelum krisis ekonomi di Indonesia juga
ikut tutup.
Namun dengan kegigihan, keuletan, dan sifat pantang menyerah yang di miliki Ciputra, masa
krisis ekonomi tersebut dapat mengantarkannya menjadi orang terkaya di Indonesia ke-11 pada
tahun 2017 versi majalah Forbes dengan harta kekayaan yang dimiliki mencapai 20,8 triliun.
Bahkan, saat ini bisnis Ciputra Group sudah berekspansi ke luar negeri. Tidak sampai di situ
saja, saat usia 75 tahun Ciputra ingin memajukan pendidikan Indonesia dengan mendirikan
Universitas Ciputra yang menitik beratkan pada dunia wirausaha. Melalui kampus ini, Ciputra
ingin mencetak pengusaha Indonesia lebih banyak. Ciputra juga dikenal sebagai penyebar
kewirausahaan di Indonesia saat ini dan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di Indonesia. Penghargaan lain
yang didapatkan oleh Ciputra adalah ”Entrepreneur of The Year” oleh Ernst & Young di tahun
2007.
Bisa dikatakan Ciputra sudah melewati berbagai zaman di Indonesia mulai dari orde lama,
orde baru, orde reformasi dan yang paling berat saat menemui krisis keuangan tahun 1998 di
Indonesia. Ciputra memang bukan orang yang terkaya di Indonesia tetapi Ciputra adalah seorang
yang fokus pada bidang sesuai dengan background yang dimilikinya yaitu bidang properti.
7. Details ( Terperinci )
Ciputra pernah memberikan petuah bahwa “Modal bukan menjadi kendala yang menjadi
alasan untuk tidak maju. Jika tidak mempunyai modal tetapi memiliki konsep yang bagus, Anda
bisa bekerja sama dengan orang lain yang memiliki modal”. Dengan bermodal konsep yang
bagus, Ciputra akhirnya bekerja di PT Pembangunan Jaya yaitu perusahaan daerah milik Pemda
DKI. Karir yang cemerlang mengantarkannya menjadi direksi dan penasihat di Jaya Group. Saat
bergabung di sana, Ciputra diberi kebebasan untuk membangun proyek taman hiburan Taman
Impian Jaya Ancol.
Fasilitas merupakan unsur ketiga dari 10 faktor yang menentukan kepuasan pelanggan.
Konsumen harus dipuaskan dengan pengadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial selengkapnya.
Tapi fasilitas itu tidak harus dibangun sekaligus pada tahap awal pengembangan.
Jika fasilitas selengkapnya langsung dibangun, harga jual akan langsung tinggi. Ini tidak akan
memberikan keuntungan kepada para pembeli pertama, selain juga merupakan resiko besar bagi
pengembang. Ciputra memiliki saham di lima kelompok usaha (Grup Jaya, Grup Metropolitan,
Grup Pondoh Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan Grup Ciputra).
8. Destiny ( Nasib )
Tokoh yang satu ini adalah pengusaha yang sukses dibidang properti. Beliau sangat
menginspirasi para pengusaha lainya yang ada di Indonesia. Banyak yang salut dengan sepak
terjang ataupun trobosan yang dilakukan pengusaha ini. Yah...Ir.Ciputra namanya yang tak asing
lagi dikalangan pembisnis di Indonesia. Beliau juga menyebarkan virus entrepreneur memalui
program pendidik sekolah properti yang didirikannya.