Anda di halaman 1dari 9

5 TOKOH INDONESIA YANG MENJADI PEMIMPIN SUKSES

DALAM DUNIA INDUSTRI

1. Chairul Tanjung

Prof. drg. Chairul Tanjung, M.B.A. (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir


di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 57 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia
menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19
Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014. Namanya dikenal luas sebagai pengusaha
sukses yang memimpin CT Corp.
Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia[2]. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun
bisnisnya. Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah
perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank
Mega, dan CT Global Resources.[3]
Saat ini, Chairul Tanjung juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.
 Pariarti Shindutama
 CT Corp
 Para Rekan Investama
Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981,
Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. (lulus 1987).Ketika
kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan sebagai
Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan
fotokopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan
kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut.
Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya
pada tahun 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi
sepatu anak-anak untuk ekspor Keberuntungan berpihak padanya, karena
perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari
Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih
pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnisnya
semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul
mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di
bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi
ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang
membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis
keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo
(properti).
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial,
antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance,
Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.
Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para
Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega
Indah Propertindo. Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans
TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans
Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3
hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung
Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang
investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp
membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU
(memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani
pada tanggal 12 Maret 2010 di Prancis.
Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah
satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan
mencapai USD 1 miliar. Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul
telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar.
Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang
terkaya nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp,
Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel,
gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
2.Nadine Makarim

Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.(lahir di Singapura, 4 Juli 1984; umur 35 tahun)
adalah seorang pengusaha Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan
Presiden Joko Widodo-K.H Ma'ruf Amin, yang dilantik pada 23 Oktober 2019. Ia
merupakan pendiri Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa
berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara
seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand.

Karier dan Bisnis

Nadiem Makarim di World Economic Forum.


Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di
McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai
pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga
menjabat sebagai Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian
menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus
mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.Saat ini Gojek
merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016,
perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar US$550 juta atau sekitar Rp7,2
triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital Group,
Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global, Farallon Capital
Management, Warburg Pincus, dan Formation Group.
McKinsey & Co (2006–2009)
Setelah menyelesaikan sekolahnya di Harvard dengan gelar MBA, Nadiem
memutuskan untuk pulang ke tanah air dan bekerja di McKinsey & Co. Nadiem
menjadi konsultan McKinsey selama 3 tahun.

Zalora Indonesia (2011–2012)


Nadiem menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia pada tahun
2011. Pada 2012, Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangun
perusahaan rintisan (startup) sendiri, termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki
15 karyawan dan 450 mitra driver. Ia mengaku telah belajar cukup banyak di Zalora,
yang merupakan tujuan utamanya ketika menerima pekerjaan di perusahaan itu. Di
Zalora, Nadiem memiliki kesempatan membangun perusahaan rintisan besar dan
bekerja dengan sejumlah talenta terbaik di kawasan Asia.

Kartuku (2013–2014)
Sambil mengembangkan Gojek, Nadiem juga menjadi Chief Innovation Officer
Kartuku setelah keluar dari Zalora. Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor
dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia. Kartuku kemudian diakuisisi
Gojek untuk memperkuat GoPay.

Gojek (2010–2019)
Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan kini Gojek sudah menjadi salah satu dari
19 dekakorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai US$10 miliar. Gojek pertama
kali berdiri sebagai pusat panggilan, menawarkan hanya pengiriman barang dan
layanan ride-hailing dengan sepeda motor. Sekarang, Gojek telah bertransformasi
menjadi aplikasi besar, menyediakan lebih dari 20 layanan, mulai dari transportasi,
pengantaran makanan, kebutuhan sehari-hari, pijat, bersih-bersih rumah, logistik
hingga platform pembayaran digital yang dikenal dengan GoPay. Karier bisnis
Nadiem Makarim di Gojek membawanya masuk dalam daftar 150 orang terkaya di
Indonesia versi Majalah Globe Asia. Nadiem Makarim diperkirakan memiliki nilai
kekayaan mencapai US$100 juta.
3. Sandiaga Uno

H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. (lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Juni


1969; umur 50 tahun) adalah pengusaha dan politikus Indonesia.
Sandiaga Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran
ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut. Ia banting setir untuk bangkit
dari nol, menjalani awal kariernya menjadi seorang pengusaha. Bersama rekannya,
ia mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor.Usaha
tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.Pada
tahun 2009, ia tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut
majalah Forbes.Tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di
Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.
Pada tahun 1997 Sandiaga Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT
Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani. Salah satu
mentor bisnisnya adalah William Soeryadjaya.[17] Setelah berjalan selama satu
setengah tahun Sandi kemudian bertemu dengan Edwin Soeryadjaya, putra William
Soeryadjaya, pendiri PT Astra Internasional. Waktu itu Edwin juga mengalami
kesulitan keuangan dan Sandi ditawarkan untuk membangun usaha berbasis
investasi. Maka, ia dan Edwin Soeryadjaya, putra William, mendirikan perusahaan
investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya.Bidang usahanya meliputi
pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.

Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan serta lembaga keuangan
dalam dan luar negeri, Sandiaga Uno sukses menjalankan bisnis
tersebut.Mekanisme kinerja perusahaan tersebut adalah menghimpun modal
investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah
keuangan. Kinerja perusahaan yang krisis itu kemudian dibenahi dan
dikembangkan.Setelah kembali sehat, aset perusahaan tersebut dijual kembali
dengan nilai yang lebih tinggi.Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil
alih oleh PT Saratoga. Beberapa perusahaan telah dijual kembali, antara lain PT
Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT
Astra Microtronics.
Pada 2005–2008, Sandiaga Uno menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI). Selama masa kepemimpinannya, jumlah pengusaha yang
tergabung di HIPMI meningkat dari 25.000 orang menjadi 35.000 orang. Ia juga
menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sejak 2004.

Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe
dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS, pada 2007.Sementara,
pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset
245 juta dollar AS. Pada 2009 Sandi masuk sebagai pendatang baru dalam daftar
40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes. Majalah tersebut menuliskan
Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29. Pada tahun 2018
peringkatnya turun di peringkat 85 dengan taksiran kekayaan US$ 300 juta.
Sandiaga Uno juga pernah menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.
PT Adaro Indonesia
PT Indonesia Bulk Terminal
PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
Interra Resources Limited
PT iFORTE SOLUSI INFOTEK
4. Susi Pudjiastuti

Dr. (H.C.) Susi Pudjiastuti (lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965; umur 55 tahun)
adalah seorang Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang
juga pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir
hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari
Jawa Barat . Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan
berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio
P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 185 pilot, dengan 175 di antaranya
merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan
melayani 200 penerbangan perintis.
Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000
untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983. Bisnisnya
berkembang hingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT
ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi
merek "Susi Brand." Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke
Asia dan Amerika.Karena hal ini, susi memerlukan sarana transportasi udara yang
dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.
Pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20
miliar menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia
dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk
mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di
Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang. Call sign yang digunakan Cessna itu adalah
Susi Air.
5. Erick Thohir

Erick Thohir, B.A., M.B.A. (lahir di Jakarta, 30 Mei 1970; umur 49 tahun) adalah
Menteri Badan Usaha Milik Negara ke-9 Kabinet Indonesia Maju yang dilantik oleh
Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober 2019.
Sebelum menjadi Menteri, Erick Thohir merupakan seorang pengusaha asal
Indonesia dan pendiri Mahaka Group yang merupakan perusahaan induk dari
perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment. Berbagai unit
usaha Mahaka seperti di bidang penyiaran (broadcast), yakni Gen FM & Jak FM,
stasiun televisi Jak tv, media luar ruang (out of home) Mahaka Advertising,
penerbitan (publishing), yakni Harian Republika, Golf Digest, pemesanan dan
penjualan tiket digital yakni Rajakarcis.com dan berbagai perusahaan lainnya yang
bergerak di bisnis olahraga dan hiburan.
Bisnisnya diantaranya :
Media
Sekembalinya ke Indonesia, bersama beberapa rekan semasa kuliahnya ia
mendirikan Mahaka Group. Perusahaan ini membeli Republika pada tahun 2001
saat berada diambang kebangkrutan. Ia mendapat bimbingan dari ayahnya serta
pendiri Kompas dan pendiri Jawa Pos. Mahaka Group melebarkan potensinya
dengan mendirikan perusahaan media luar ruang bernama Mahaka Advertising
seiring bertubuhan ekonomi dan masyarakat perkotaan pada tahun 2002.

Setelah meluncurkan stasiun televisi Jak tv untuk memperkuat positioning sebagai


bisnis yang fokus pada masyarakat perkotaan pada tahun 2005, Mahaka
memperkenalkan radio 98.7 Gen FM & 101 Jak FM serta penyertaan pada PT
Radionet Cipta Karya (Prambors FM, Delta FM dan FeMale Radio) serta berbagai
perusahaan yang bergerak di bidang periklanan, hiburan, dan digital. Ia juga pendiri
dari organisasi amal Darma Bakti Mahaka Foundation. Pada tahun 2008, bersama
Anindya Bakrie mendirikan tvOne dan situs berita, Viva news. Pada tahun 2014, ia
menjabat sebagai Direktur Utama Antv hingga sekarang.
Olahraga
Erick yang gemar olahraga bola basket pernah menjabat sebagai Ketua Umum
Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) periode 2006–2010 dan
menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) periode
2006–sekarang. Tahun 2012, ia dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia
untuk Olimpiade di London. Ia menjadi orang Asia pertama yang pernah memiliki
Tim bola basket NBA ketika ia membeli saham Philadelphia 76ers. Pada tahun
2012, Erick dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas sebuah klub Major League
Soccer, D.C. United.

Ia percaya akan potensi bisnis sepak bola dan dibuktikannya pada September 2013,
presiden dan pemilik klub Internazionale (Inter Milano), Massimo Moratti pada saat
itu mengonfirmasi pembicaraan untuk penjualan saham mayoritas 70% kepada
Erick. Pada tanggal 15 Oktober 2013 setelah melalui proses negosiasi yang
panjang, melalui International Sport Capital yang dipimpin oleh Erick secara resmi
menjadi pemegang saham mayoritas dengan memiliki saham klub sebesar 70%.
Pada tanggal 15 November 2013, Erick dipercaya sebagai presiden klub Inter Milano
menggantikan Moratti hingga saat ini.

Kiprah Sosial
Erick Thohir adalah pendiri Yayasan Darma Bakti Mahaka. Erick Thohir juga pernah
dikabarkan sebagai pendiri Yayasan Dompet Dhuafa Republika, namun kabar ini
dibantah oleh Yayasan Dompet Dhuafa Republika dalam pernyataan di laman
resminya. Dompet Dhuafa atau yang dulu dikenal sebutan Dompet Dhuafa
Republika diinisiasi, didirikan, dan dibina oleh Parni Hadi (Pimpinan Harian Umum
Republika Pertama) pada 2 Juli 1993 karena terinspirasi dari dedikasi Corps
Dakwah Pedesaan (CDP) di Yogyakarta, sehingga Parni Hadi, meminta karyawan
Republika untuk menunaikan Zakat mereka secara bersama dan
berkesinambungan. Dari penggalangan dana internal, Republika lalu mengajak
segenap masyarakat untuk ikut menyisihkan sebagian kecil penghasilannya. Pada 2
Juli 1993, sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk
"Dompet Dhuafa" pun dibuka.[2]

Anda mungkin juga menyukai