Anda di halaman 1dari 58

Etika Veteriner Dan Legislasi Veteriner

Sebagai Rambu-Rambu Profesi Dokter Hewan

Drh.Wiwiek Bagja
Pengajar Tamu Mata Kuliah Legislasi dan Etika Veteriner
Di FKH-FKH Indonesia
Ketua Dewan Penasehat/Ketua Majelis Kehormatan
Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia
Ketua Umum PB PDHI 2006-2010 dan 2010-2014
ETIKA ILMIAH DAN ETIKA PROFESI
SEBAGAI ILMUWAN

Isu Etika akhir-akhir ini semakin berkembang di dunia karena


menjadi tolok ukur SDM di setiap negara,khususnya
kepercayaan masyarakat kepada para ilmuwannya.

Ada beberapa alasan di dunia yang mencatat dasar/ sejarah


dikembangkannya Etika di dalam penelitian ilmiah/pekerjaan
ilmiah (scientific research). Beberapa puluh tahun terakhir,
ilmuwan, masyarakat umum, politikus mulai terlibat dan
berpendapat terhadap penelitian-penelitian ilmiah terutama
yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara serta
masyarakat luas.
1. Media massa mengungkapkan adanya penelitian-
penelitian rahasia selama Perang Dingin yang
melakukan berbagai hal seperti rekayasa genetic,
cloning manusia, kajian genetic kepintaran untuk
direkayasa, pemanasan global, dll
2. Ilmuwan dan pejabat / pegawai pemerintah di
banyak negara maju menemukan dan menyidik
adanya kasus-kasus dalam penelitian yang secara
etikal tidak dapat diterima dan dipertanyakan
kelayakannya karena mengorbankan, mengganggu /
meresahkan kestabilan dan integrasi dalam dunia
penelitian/ riset para ilmuwan.

(celakalah sebuah bangsa bila para ilmuwannya


tidak lagi dapat dipercaya keluhurannya).Dalam hal
ini termasuk plagiarism, pemalsuan dan
pelanggaran hukum, mismanajemen dalam dana,
memainkan aturan hukum untuk kepentingan tidak
mulia,dsb.
3. Dalam perkembangan jaman, penelitian ilmiah saling
ketergantungan dengan bisnis dan industri sehingga
menimbulkan konflik etikal dalam hal nilai-nilai ilmiah
dan nilai-nilai bisnis.
Di suatu Negara maju (Bowie,1994) ada ilmuwan-
ilmuwan di perguruan tinggi yang menggunakan
fasllitas kampus untuk melakukan penelitian rahasia
untuk industri swasta ataupun untuk kepentingan
ekonomi pribadi.
Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan
dilahirkannya perjanjian-perjanjian
internasional keprofesian yang menjadi dasar
Standard Moral profesi , Standard Kompetensi
, Perijinan pelayanan, UU khusus dan lain-lain
dalam rangka melindungi dan memelihara
kepercayaan masyarakat terhadap para
ilmuwannya dan hasil-hasil penelitian-
penelitian ilmiahnya yang dapat menjadi
acuan.
Oleh karenanya pada PROFESI melekat
KEWENANGAN BERPENDAPAT ILMIAH yang harus
dapat dipertanggung jawabkan secara MORAL dan
ETIKAL serta LEGAL.
Orang ”non profesi” tidak dapat mengambil alih
hal ini hanya karena kedudukan administrasi
kestrukturan dipemerintahan karena dapat
menimbulkan KERUSAKAN / KECELAKAAN/
KEKACAUAN.
Hal ini yang membuat dokhew tidak
disukai karena dianggap mau berkuasa
melebihi pemerintah dan terlihat dari
tidak dipahaminya Otoritas Veteriner
HEWAN PENTING BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
DAN ADA 5 FAKULTAS MEMPELAJARINYA

Bagaimana kedudukan hewan bagi manusia terlihat dari


adanya ilmu –ilmu yang khusus mempelajari dan
memanfaatkan HEWAN yaitu :
1. Ilmu Biologi (Fakultas Biologi)
2. Ilmu Peternakan (Fakultas Peternakan)
3. Ilmu Kehutanan – Satwa Liar (Fakultas
Kehutanan/Konservasi satwa)
4. Ilmu Perikanan/Kelautan – Ikan/Satwa Aquatik
(Fakultas Perikanan)
5. Ilmu Kedokteran Hewan(Fakultas Kedokteran
Hewan)
Apakah profesi dokter hewan termasuk
profesi di bidang kesehatan/medis ?
Argumentasikan !
Bila benar termasuk di bidang
kesehatan/medis, maka berlakulah rambu-
rambu profesi medis.
Ada 4 ciri kurikulum Kedokteran yang khusus dan tidak dapat
diajarkan secara bebas dan 1 kewenangan yang tidak dapat
dipindahkan kepada orang awam karena dapat disalah
gunakan yaitu :

• Ilmu-ilmu Klinik

• Ilmu-ilmu Pathologi

• Ilmu-ilmu Medik Reproduksi

• Ilmu-ilmu obat (Farmasi dan Farmakologi Veteriner)

• Penerbitan Surat Dokter (Surat Keterangan Kesehatan


Hewan/SKKH) atau Veterinary Health Certificate
Disiplin Internal Profesi Dokter Hewan
(Kewajiban Mematuhi Kode Etik dan memegang teguh
Sumpah atau Janji Profesi pada Tenaga Keswan)

UU no.18/2009 tentang Peternakan dan


Kesehatan Hewan Pasal 71

4). Dalam menjalankan urusan sebagaimana


dimaksud pada ayat 1) tenaga kesehatan hewan
WAJIB mematuhi Kode Etik dan memegang
teguh SUMPAH DAN ATAU JANJI PROFESINYA.
Dokter Hewan Menghadapi Era MEA
Sektor yang harus siap dipersaingkan antara lain adalah :
• Sektor Barang yaitu PERTANIAN
• Sektor Jasa yaitu KESEHATAN
Profesi bidang veteriner menjadi “UNIK” karena obyek profesinya adalah
“hewan” yang masuk dalam urusan bidang Pertanian (mengikuti sistem
pemerintah Kontinental warisan Belanda hewan dan tumbuhan adalah
urusan PERTANIAN) sehingga DRH merupakan Pekerja Pertanian.
Dalam layanan jasa KESEHATAN bidang kedokteran hewan bertanggung
jawab dalam aspek KESEHATAN HEWAN yang berkeilmuan rumpun
KESEHATAN dan MEDIK (bukan rumpun ilmu Pertanian) dimana
kedudukan keilmuan ini diatur dengan Perpres no.8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) maupun UU no.12 tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi
PERBEDAAN KOMPETENSI NON DRH DAN DRH
SELAKU PEKERJA PERTANIAN
Pertanian NON Dokter Hewan Dokter Hewan/Pekerja Pertanian
• Berasal dari rumpun ilmu Pertanian • Berasal dari rumpun ilmu Kesehatan
dan Medis
• Obyek studinya belum tentu Hewan
• Obyek studinya pasti 5 kelompok
atau salah satu kelompok hewan
hewan(ternak,hewhobi,satwaliar
• Berasal dari kelompok ilmu sains ,aquatik dan hewlab)
• Pekerjaannya TIDAK menuntut • Berasal dari kelompok ilmu Profesi
Kode Etik dan Sumpah • Pekerjaannya TERIKAT pada Kode
• Pekerjaannya tidak melalui Perijinan Etik dan Sumpah (dlm UU)
khusus dalam Pemberian Layanan • Pekerjaannya melalui perijinan
pelayanan profesi sesuai UU
• Tidak wajib menjadi anggota • Wajib menjadi anggota organisasi
organisasi profesi profesi dokter hewan
• Tidak wajib keilmuannya up to date • Ada kewajiban berilmu terkini
• Tidak ada posisi yang khusus/wajib (UU/PP) dan perpanjangan ijin
di pemerintah yang diamanatkan • Ada amanat UU ttg Otoritas
UU Veteriner dan Drh Berwenang dan
pedoman pelayanan jasa medik vet
Tantangan Global Drh Dalam Mencegah Muncul dan
Menyebarnya Penyakit Hewan Menular
• Kehidupan manusia saat ini menghadapi berbagai
tantangan yang memerlukan suatu solusi global

• (Hasil Sidang Tahunan OIE ke 77 tahun 2009) : Salah


satu tantangan adalah penyebaran penyakit menular
yang baru muncul (emerging infectious diseases/ EID)
atau timbul kembali (re-emerging infectious
diseases/REID)

• Terdapat interface (hal sama yang dihadapi) oleh


hewan-manusia-ekosistim atas adanya ancaman
Emerging Infectious Diseases(EID)
Perjanjian global yang MENGATUR BAGAIMANA
HEWAN HARUS MENDAPAT PERHATIAN

Dikenal sebagai GATT (General Agreement on Tariff


and Trade)
Diratifikasi oleh DPR dengan UU no.7 tahun 1994
tentang Pengesahan Agreement Establishing The
World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia)
Persetujuan-persetujuan yang berada di bawah
pengelolaan Organisasi Perdagangan Dunia (World
Trade Organization) dan merupakan Lampiran dari
Persetujuan Pembentukannya, adalah sebagai
berikut :
Agreements on Trade in Goods (Persetujuan dalam
Perdagangan Barang) terkenal sebagai SPS, yang terdiri
atas:
• General Agreement on Tariffs and Trade 1994 (Persetujuan
mengenai Tarif dan Perdagangan), yang memuat berbagai
pengertian mengenai penafsiran beberapa ketentuan GATT yang
berlaku selama ini;
• Marrakesh Protocol GATT 1994 (Protokol Marrakesh tentang GATT
1994);
• Agreement on Agriculture (Persetujuan tentang Produk Pertanian);
• Agreement on Sanitary and Phytosanitary/SPS Measures
(Persetujuan tentang Perlindungan Kesehatan Manusia, Hewan
dan Tanaman);
Catatan : phytosanitary adalah istilah untuk keamanan dari penyakit
tanaman
Memahami arti kata “SANITARY” dalam
perjanjian SPS
• Arti kata Sanitary adalah langkah-langkah untuk
mendukung perlindungan terhadap kesehatan (manusia
atau hewan).
• Ini berarti dilakukan oleh tenaga kesehatan atau oleh
tenaga kesehatan hewan
• Dalam hal zoonosis, kedua kelompok tenaga ini harus
saling bekerjasama.
Catatan :
Tenaga paramedik veteriner atau perawat kesehatan hewan
bersama Dokter Hewan , berada dalam kelompok Tenaga
Kesehatan Hewan yang diatur melalui UU dan aturan
hukum lainnya di Indonesia.
5 Fungsi Veteriner yang melekat di gelar Drh
Safety, Security (2S) dan Assurance, Animal Welfare (2A) dan
Yanmedvet
Urusan mengenai hewan dan penyakit-penyakitnya (fungsi
veteriner) berkaitan dengan hewan hidup maupun produk
hewan dan turunannya harus dipastikan :

1. Safety-nya (keamanan kesehatan) yaitu memastikan tidak ada


resiko gangguan kesehatan baik bagi hewan, manusia dan
lingkungannya,
2. Security-nya (keamanan bahwa tidak merupakan sumber
penularan/penyebaran penyakit) baik bersumber hewan hidup
maupun dari produk hewan utamanya penyakit bersifat zoonosis
(penularan penyakit dari hewan ke manusia)
Lanjutan 2S – 2A dan yanmedvet

3 . Assurance (penjaminan berupa sertifikat kesehatan


/SKKH yang didukung hasil-hasil uji pendukung) diterbitkan
dengan bertanggung jawab dan harus dapat menjaga
kepentingan kesehatan manusia, kesehatan masyarakat
dan kesehatan lingkungan yang mengacu kepada
pedoman-pedoman dan kaidah internasional.
4.Animal Welfare ( kesrawan) yaitu bagaimana hewan
diperlakukan oleh manusia untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat maupun dalam konservasinya
sebagai komitmen sesuai sumpah dan kode etik
5. Pelayanan Medik Veteriner
(ini yang sama dengan dokter manusia)

Terdiri atas 4 langkah upaya kesehatan :


1. Promotif (meningkatkan kesehatan)
2. Preventif (mencegah agar tidak sakit)
3. Kuratif (melakukan penyembuhan)
4. Rehabilitatif (melakukan pemulihan
kesehatan)

Tindakan yang dilakukan seperti membius, membedah,


menginfus, memasang catheter, dll
• Lapangan pekerjaan dokter hewan dapat menjadi PNS atau Swasta
• Menurut OIE/WOAH ada 33 bidang kerja dokter hewan (survey di
110 negara anggota) (cantumkan mana yang 2S dan 2A dan YMV)

1. Food technology 18. Livestock and animal


2. Food inspection products
3. Food hygiene 19. Aquaculture
4. Consumer protection 20. Wildlife
5. Laboratories 21. Environmental protection
6. Legislation 22. Nutrition
7. Artificial breeding 23. Parasitology
8. Zoos 24. Teaching
9. Laboratory animals 25. Research and development
10. Animal Welfare 26. Livestock marketing
11. Zoonoses 27. Publications
12. Veterinary medicine 28. Economics
13. Clinical health care 29. Import animal production
14. Disease control 30. Livestock industry
15. Exotic diseases organizations
16. Epidemiology 31. Administration
17. Quarantine 32. International Cooperation
33. Professional organizations
Hukum,Etika dan Moral

Dalam menata masyarakat agar tidak terjadi ketidak-


adilan dan saling merugikan, digunakan HUKUM dan
ETIKA. Dua hal ini memiliki JIWA yang sama yaitu
MORAL.
Manusia yang beradab dan baik tindakannya akan
memenuhi prinsip moral karena akan berupaya untuk :
1. TIDAK MERUGIKAN ORANG LAIN
2. TIDAK MENYUSAHKAN ORANG LAIN
3. TIDAK MENGGANGGU/MENGAMBIL YANG BUKAN
HAKNYA
ETIKA DAN KODE ETIK

Etika berasal dari kata Ethikos (Yunani Kuno)


yang berarti penekanan karakter / sifat
perorangan atau individu. Ethikos berarti nilai
yang baik, yang layak.
Etika berarti kumpulan nilai-nilai yang baik
dan yang buruk yang disepakati dan berlaku
bagi kumpulan orang dengan profesi atau
kepentingan yang sama
Kode adalah bentuk hukum yang artinya
adalah suatu perjanjian dan kesepakatan yang
mengikat
Mengapa drh perlu etika dan aturan
hukum ?
Hanya
etika/hukum
yang punya
jawaban !

Drh lainnya
Masyarakat

Pasien

Pengguna Jasa
Drh KARENA LAYANAN DRH
HARUS BERBASIS MORAL
Definisi Profesi
L. Brooks a Professor of Business Ethics & Accounting in the Department of
Management at University of Toronto Mississauga

1. Dalam arti sempit profesi berarti kegiatan


yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu
dan sekaligus dituntut daripadanya
pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

2. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja


yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi
guna memenuhi kebutuhan yang kompleks
dari manusia
Prinsip Dasar Di Dalam Etika Profesi
(Brooks, Leonard J. 2007. Business & Professional Ethics, 6th Edition)

1. Tanggung jawab
– Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan
terhadap hasilnya.
– Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
2. Keadilan yang mulia (tidak mengejar
keuntungan sepihak/diri sendiri)
Ciri-Ciri Pekerjaan Profesi (bidang Kesehatan / Kedokteran)

1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional


2. Pekerjaannya berlandaskan etik profesi.
3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari
pada keuntungan
4. Pekerjaannya legal melalui perizinan
5. Anggota – anggotanya belajar sepanjang hayat.
6. Anggota – anggotanya bergabung dalam sebuah
organisasi profesi
Sumber: Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan
M.J Hanafiah&Amri Amir 1999

Saat ini ciri-ciri ini telah dituangkan pada UU Praktek kedokteran no.29 th 2004
Contoh profesi : Dokter. Apoteker,Hakim, Pengacara, Notaris, dll
AZAS-AZAS ETIKA DALAM KEILMIAHAN/SAINS
(Ilmuwan Peneliti/Riset)
1. Kejujuran / Honesty
2. Kehati-hatian dan seksama (Carefulness)
3. Keterbukaan (openness)
4. Kebebasan (freedom)
5. Dihargai (credit)
6. Mendidik (education)
7. Tanggungjawab sosial (Social Responsibility)
8. Legalitas
9. Bermanfaat untuk kemajuan profesi/ilmiah (opportunity)
10. Hubungan kolegalitas ilmuwan yang bermartabat (Mutual Respect)
11. Efisien
12. Menghargai obyek (hewan,manusia, dll) yang dipergunakan untuk
penelitian (Respect for subjects)
BAGAIMANA PERILAKU DOKTER HEWAN MENURUT
PDHI

1. Tanggung jawab Kesejahteraan hewan (bagaimana


memperlakukan hewan ).

2. Pekerjaan profesinya tidak malpraktek, maletik dan tidak


melanggar hukum.

3. Mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat


secara bermartabat.

4. Dalam periklanan layanan profesi tidak bergaya komersial


tetapi mengedepankan komitmen profesional profesi.
5. Dalam melakukan pengobatan (terapi), penggunaan obat-
obatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan agar
tidak eksperimental, komersial akan tetapi tepat guna serta
mengutamakan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi.

6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi MedVet yang diatur


oleh ONT masing-masing.

7. Dalam membina hubungan professional sesama profesi


veteriner, (tidak mengembangkan konflik dan tidak
merendahkan sejawat).
SUBSTANSI ACUAN DASAR PROFESI KEDOKTERAN HEWAN
BERDASARKAN
TAP NO.7/KONGRES XV/PDHI/2006

Peran profesional dokter hewan dalam masyarakat


Kesejahteraan hewan sebagai dasar pertanggungjawaban
profesi terhadap hewan dan lingkungan, kepada masyarakat
dan negara.
Prinsip dasar etika dan hubungan kerja
Promosi melalui media massa
Pengiklanan layanan dokter hewan
Penulisan resep dan penjualan obat hewan
Pengelolaan dan pelayanan jasa medik veteriner
Penyelenggaraan otoritas veteriner
Penegakan disiplin dalam profesi dokter hewan
MEMAHAMI ETIKA VETERINER

• Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang


baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 –
mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
• Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral ;
• Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan moral
• Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
• Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Kode Etik DRH Mengatur Hubungan Perilaku ETIKAL
VETERINER

Terdiri atas 4 arah yaitu :


1. Perilaku dalam hubungan etikal sesama dokter
hewan.
2. Perilaku dalam hubungan profesional etikal
dengan klien (pemilik hewan)/pengguna jasa
dokter hewan.
3. Perilaku dalam memperlakukan hewan
(kesejahteraan hewan)
4. Perilaku dalam menunjukkan tanggung jawab
luhur terhadap masyarakat, korps/profesi vet,
bangsa dan negara.
ETIKA VETERINER

Dalam dunia profesi veteriner / praktisi medik


veteriner (bukan hanya hewan kecil/anjing –
kucing) berlaku Etika Veteriner
Etika Veteriner terdiri atas 4 :
1. Etika Veteriner Deskriptif
2. Etika Veteriner Profesi
3. Etika Veteriner Administratif
4. Etika Veteriner Normatif (a.l kesrawan)
Hukum dan Medis

Untuk menjaga keamanan masyarakat, layanan profesi

kedokteran/kesehatan harus dapat dipercaya serta

memiliki aturan /disiplin agar tidak mengakibatkan

kerugian bagi yang menggunakan jasanya, sehingga

kelalaian dalam layanan profesi dapat berakibat adanya

masalah hukum .
PEMAHAMAN SEDERHANA TENTANG “HUKUM”

Hukum adalah segala aturan tertulis dan tidak tertulis


yang berlaku di dalam suatu masyarakat untuk
menertibkan agar manusia tidak saling merugikan
satu dengan yang lain dan bilamana aturan ini
dilanggar dapat dikenakan sanksi – sanksi.
MEMAHAMI LEGISLASI

• Penataan kepentingan kehidupan manusia adalah


dengan aturan-aturan
• Aturan-aturan harus dibuat dengan melibatkan
banyak pihak yang berkepentingan dengan aturan
tersebut (stake holders/ pemangku kepentingan)
• Aturan yang dikukuhkan sebagai kesepakatan bersifat
MENGIKAT DAN HARUS DIPATUHI
• Aturan-aturan ini disebut HUKUM serta SAH dengan
diakui NEGARA dan diistilahkan sebagai LEGISLASI
LEGISLASI VETERINER
• Legislasi berarti berbagai aturan -aturan yang berlaku
yang bersifat mengikat dan disahkan oleh negara
• Legislasi Veteriner adalah legislasi yang mengatur
manusia-manusia/ pelaku-pelaku dan urusannya di
bidang VETERINER (Lex Spesialis)
• VETERINER adalah segala URUSAN tentang HEWAN
,PRODUK HEWAN dan PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN
Catatan : Ini berarti berbagai aturan hukum yang mengatur
drh harus dikuasai dan dicermati sebagai landasan advokasi
peran profesi kita. Aturan hukum ini ada dalam kewenangan
pengusulan oleh Kementerian Pertanian.
Segala aturan di bidang veteriner (Legislasi
Veteriner) meliputi antara lain :

1. Mengatur fungsi Dokter Hewan dan tenaga


pendukungnya
2. Mengatur tanggung jawab dan peran drh di masyarakat
3. Mengatur kedudukan ilmu KH dan kewenangannya
4. Mengatur peran drh di bidang keswan, kesmavet dan
Zoonosis
5. Mengatur kestrukturan veteriner (otoritas veteriner) di
pemerintah yang mengatur kewenangan profesional
dokter hewan dan pemberdayaan dokter hewan
Layanan Keahlian Profesi Veteriner berkembang dari
kepentingan manusia .Keahlian dokter hewan berdasarkan
Spesies hewan dan Keilmuan

Keahlian Berdasarkan Spesies


1. Menangani hewan pangan/farm animal
2. Menangani hewan hobby/kesayangan/ kepentingan
khusus
3. Menangani satwa liar/hewan konservasi
4. Menangani hewan aquatic/air untuk pangan dan
konservasi
5. Menangani hewan lab/hewan coba untuk
kepentingan kesehatan manusia dll
Keahlian Veteriner

Bidang praktisi terbagi atas keahlian /minat utama praktek pada


spesies hewan tertentu antara lain :
Praktisi Hewan Kecil (anjing dan kucing) ; Praktisi Kuda ; Praktisi
satwa liar/satwa kebun binatang (exsitu dan insitu); Praktisi
Unggas (Poultry Veterinarian) ; Praktisi Hewan Laboratorium;
Praktisi Sapi (Perah dan Potong) ; Praktisi Hewan Kesayangan
Eksotik dst
Dalam keilmuannya ,praktisi dapat mengahlikan diri atau
menjadi ahli/spesialis antara lain dalam :
Penyakit Dalam ; Medik Reproduksi ; Bedah Veteriner ;
Akupunkturis Veteriner; Penyakit Mata ; Patologi
(Forensik/Klinik) ; Radiologi Veteriner ; Dermatologi , dsb
KOMPETENSI LAYANAN MEDIS VETERINER TERHADAP HEWAN

Terdiri atas 2 kategori :


1. Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd
health), hal ini umumnya karena ternak menjadi
prioritas pemerintah sebagai bahan pangan dengan
nilai ekonomi serta adanya resiko kesehatan
masyarakat maupun perlunya peningkatan sumberdaya
hewani . (public health)
2. Layanan medik untuk hewan secara individual
(individual health), hal ini umumnya pada praktisi
hewan kecil, hewan kebun binatang dan hewan hobi
dimana hewan dinilai sesuai kepentingan
kepemilikannya.
Fungsi yang ke 5 Drh : Profesi Penyembuh (Dokter)
Yan Medik Veteriner/individual animals dan tantangan hukum

• Hukum selalu dilambangkan dengan timbangan


ataupun wanita yang memegang timbangan, pedang
dan mata tertutup

• Profesi penyembuh/kesehatan selalu dilambangkan


dengan As (ular) Klepios (melingkar) atau Aesculapius
Simbol Hukum dan Simbol Kesehatan/Kedokteran
• Lady of Justice : Pedang (kewenangan memaksa patuh) , Timbangan
(berkeadilan yang setara) dan Mata Ditutup (tidak diskriminatif)
• Ular melingkari tongkat adalah profesi penyembuh
PERILAKU PROFESI MEDIK

Sumpah Hippocrates menjadi inti dari sumpah-sumpah


Kedokteran dan Tenaga Medis yang dikenal dengan :
“primum non nocere ”atau
“ di atas segalanya,jangan merusak/mencelakakan”
(above all ,do no harm)
Sumpah Hippokrates selanjutnya merupakan pedoman
dalam nilai-nilai dan norma-norma perilaku para dokter
dan tenaga kesehatan lainnya yang melakukan layanan
kesehatan pada manusia dan hewan (Etika Kedokteran).

Beliau disebut Bapak Kedokteran karena merupakan Filsuf


yang menyatakan bahwa ilmu Kedokteran adalah ilmu
tersendiri yang lepas dari ilmu filsafat (dulu tindakan
penyembuhan oleh para filsuf sebagai “orang pintar”)
Kelalaian Medik (Medical Negligence) Adalah
Ketentuan Legal Yang Memenuhi 4 hal

Adalah bila tindakan dokter/berprofesi medis :

• Bertentangan dengan hukum yang berlaku (ada aturan –


aturan yang dilanggar)

• Akibatnya dapat diprediksi (diperkirakan)

• Akibatnya seyogyanya dapat dihindarkan

• Perbuatannya dapat disalahkan.


Kelalaian dapat terjadi dalam 3 bentuk, malfeasance,
misfeasance dan nonfeasance yaitu

1. Malfeasance berarti melakukan tindakan yang melanggar


hukum atau tidak tepat/layak (unlawful atau improper), misalnya
melakukan tindakan medis tanpa indikasi yang memadai (pilihan
tindakan medis tersebut sudah improper).
2. Misfeasance berarti melakukan pilihan tindakan medis yang
tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat (improper
performance), yaitu misalnya melakukan tindakan medis dengan
menyalahi prosedur.
3.Nonfeasance adalah tidak melakukan tindakan medis yang
merupakan kewajiban baginya.

namun pada kelalaian harus memenuhi ke-empat unsur kelalaian dalam hukum –
khususnya adanya kerugian
MALPRAKTEK
• “Malpraktek” adalah istilah umum yang
sebenarnya bukan hanya bisa terjadi di dunia
kedokteran saja. Profesi lainpun, seperti hukum
atau akuntan atau apoteker juga bisa dituntut
berdasarkan malpraktek profesinya.
• Jika berbicara mengenai masalah yang menyangkut
bidang medik, sebaiknya ditambah dengan kata
medik sehingga menjadi malpraktek medik
(medical malpractice).
Malpraktek di dunia kesehatan/medik adalah kelalaian
mempergunakan keterampilan dan pengetahuan yang lazim
dalam tindakannya sebagai profesional kedokteran menurut
ukuran di lingkungan yang sama

1) melalaikan kewajiban berarti tidak melakukan sesuatu yang


seharusnya dilakukan , atau

2) Melakukan suatu tindakan yang seharusnya tidak dilakukan

Terhadap 2 kelalaian ini dapat dikenakan tindakan administratif


Dikenal 2 prinsip hukum berkenaan “kelalaian”
yang merugikan masyarakat/pengguna jasa
oleh dokter yang mengambil suatu keputusan
medis :
1. De minimis non curat lex
2. Culpa Lata
“De minimis non curat lex”

(hukum tidak mencampuri urusan yang sepele)

Artinya : Jika kelalaian yang dilakukan dokter/dokter


hewan tidak sampai membawa kerugian atau cedera
pada orang lain dan orang itu dapat menerimanya,
tidak ada masalah hukum.
“Culpa Lata” adalah bilamana kelalaian dokter/dokter

hewan mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan

dan lain – lain maka diklasifikasikan sebagai kelalaian

berat, serius dan kriminal (sanksinya PIDANA)


Bentuk “Malpraktek “

Ada Tiga bentuk :

– Wrong Doing (salah dalam tindakan medik)

– Improper treatment of patient by medical standard


(melakukan penyembuhan pasien yang tidak sesuai dengan
standard medis)

– Illegal action for owns benefit while in position of trust (


tindakan ilegal untuk kepentingan pribadi sewaktu dalam posisi
dipercaya profesionalismenya)

.
Dokter dikatakan Malpraktek bilamana*

1. Dokter kurang menguasai iptek kedokteran yang sudah


berlaku umum di kalangan profesi kedokteran
2. Memberikan pelayanan kedokteran di bawah standard
profesi (tidak lege artis)
3. Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan
dengan tidak hati-hati
4. Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan
hukum

• Hanafiah M.J, Amri Amir Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 3 Penerbit Buku
Kedokteran EGC,1999
MEMBANDINGKAN ETIK DAN HUKUM *

Persamaan :
1. Berfungsi untuk mengatur tertib masyarakat
2. Obyeknya adalah tingkah laku manusia
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakatnya
4. Menggugah kesadaran untuk bermoral dan bersikap
manusiawi
5. Sumbernya adalah hasil-hasil pemikiran dan pengalaman
para pakar dan anggota senior
* Hanafiah M.J, Amri Amir Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 3 Penerbit Buku
Kedokteran EGC,1999
MEMBANDINGKAN ETIK DAN HUKUM

ETIK HUKUM
1. Berlaku untuk lingkungan 1. Hukum berlaku untuk umum.
profesi. 2. Hukum disusun oleh badan
2. Etik disusun berdasarkan pemerintah.
kesepakatan anggota
profesi. 3. Hukum tercantum secara
3. Etik tidak seluruhnya terinci dalam Kitab Undang-
tertulis. Undang.
4. Sanksi terhadap
pelanggaran etik dapat 4. Sanksi terhadap hukum yang
berupa tuntunan dan bisa dilanggar berupa tuntutan
semacam hukuman. yang dapat berakhir dengan
5. Pelanggaran etik hukuman.
diselesaikan oleh Majelis
yang dibentuk oleh 5. Pelanggaran hukum
organisasi profesi. diselesaikan oleh pengadilan.
6. Penyelesaian pelanggaran 6. Pelanggaran hukum
etik tidak selalu dengan
bukti-bukti fisik. mensyaratkan bukti-bukti fisik.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai