Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTTEM INFORMASI GEOGRAFI

ACARA 9
SKORING DAN OVERLAY

Risa Amallia Permatasari 15405244008

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep skoring dan overlay dalam SIG

2. Mahasiswa mampu mengetahui langkah-langkah skoring dan overlay


menggunakan QGIS

3. Mahasiswa mengetahui konseptual model penentuan lokasi pendirian hotel


berdasarkan data yang ada

4. Mahasiswa dapat mengidetifikasi daerah lokasi optimal mendirikan hotel


menggunakan SIG

B. Dasar teori
Sitem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah

suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi
spasial atau berkoordinat geografi bersamaan dengan seperangkat operasi kerja.

Sistem Informasi Geografi dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data
teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference).

Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan
analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan

dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.


Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem manual

(analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital komputer (Nurpilihan, dkk, 2011).
Aplikasi SIG yang bebasis komputer di antara lain adalah ArcGIS, QuantumGIS,

ArcView, ERDAS, dan lain-lain.


Setelah dilakukan proses skoring, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

overlay. Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi
Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas

grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot.
Secara singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain

beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki


informasi atribut dari kedua peta tersebut. Overlay merupakan proses penyatuan data

dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi
visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

Merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama dan
menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru.

Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumbermenggunakan peta


merupakan kunci dari fungsifungsi analisis Sistem Informasi Geografi.

Konsep overlay peta merupakan hubungan interseksi dan saling melengkapi


antara fitur-fitur spasial. Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data

attribut dari dua tema masukan. Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang
merupakan polygon yaitu :

1) Titik – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik


2) Garis – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis

3) Poligon – dengan - poligon menghasilkan keluaran dalam bentuk polygon


Salah satu metode overlay adalah Union, Operasi Union / operator Boolean “OR”.

Tujuannya untuk membuat coverage baru dengan melakukan tumpukan (overlay) dua
coverage polygon. Operasi union bisa dilakukan dengan ketentuan semua coverage

harus dalam bentuk polygon. Keluaran coverage baru berisi :


- polygon kombinasi

- attribut-attribut kedua coverage asal


Pemahaman bahwa overlay peta (minimal 2 peta) harus menghasilkan peta baru

adalah hal mutlak. Dalam bahasa teknis harus ada poligon yang terbentuk dari 2 peta
yang di-overlay. Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta

pembentukya. Misalkan Peta Lereng dan Peta Curah Hujan, maka di peta barunya akan
menghasilkan poligon baru berisi atribut lereng dan curah hujan. Teknik yang

digunaan untuk overlay peta dalam SIG ada 2 yakni union dan intersect. Jika
dianalogikan dengan bahasa Matematika, maka union adalah gabungan, intersect

adalah irisan. Hati-hati menggunakan union dengan maksud overlay antara peta
penduduk dan ketinggian. Secara teknik bisa dilakukan, tetapi secara konsep overlay

tidak. Salah satu fasilitas yang digunakan untuk membuat overlay berbantuan software
GIS adalah Union Themes. Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input

dengan poligon dari tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung
tingkatan atau kelas atribut (Anonim, 2014).

C. Alat dan bahan


Alat dan Bahan yag digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Laptop
2. Software QuantumGIS

3. Mouse
4. Peta hasil praktikum sebelumnya

5. Sumber Referensi
D. Langkah kerja

1. Mempersiapkan Laptop
2. Membuka QuantumGIS

3. Membua hasil peta praktikum sebelumnya


4. Untuk memulai Union klik Vektor > Geoprocessing Tools > Peralatan

Geoprocessing > Union

Munculah tab seperti diawah ini

Klik layer vektor Clip Sungai 50 > Layer penyatuan Clip 100 > Navigasi > Rename
> Save > sehingga nanti hasilnya menjadi Union 1 Sungai

Hasil Union 1 Sungai


5. Selanjutnya adalah klik kanan pada layer Union Sungai 1, lalu pilih Open Atribut
Tabel

6. Lakukan Merge cells untuk menggabungkan layer-layer yang masih berisikan


keterangan NULL.

7. Caranya sama seperti sebelumnya, aktifkan Toogle Editing, lalu pilih menu Merge
Selected Features.
8. Berikut merupakan hasil dari seleksi sel-sel yang telah digabungkan

9. Kemudian, Klik Vektor > Peralatan Georeferencing > Union > klik layer vektor

Union 1 Sungai >klik layer penyatuan Clip Sungai 150 > Navigasi > Rename >
Save > Sehingga menjadi Union 2 Jalan

Hasil Union 2 Sungai


Langkah selanjutnya adalah membuka atribut tabel dari layer Union Sungai.

Lakukan seleksi untuk cell-cell yang masih kosong.

10. Klik layer vektor Clip Jalan 50 > Layer penyatuan Clip Jalan 100 > Navigasi >
Rename > Save > sehingga nanti hasilnya menjadi Union 1 Jalan
Hasil dar Union 1 Jalan
Kemudian membuat Union 2 Jalan
Klik layer vektor Union 2 Jalan > Layer penyatuan Clip Jalan 150 > Navigasi >

Rename > Save > sehingga nanti hasilnya menjadi Union 2 Jalan
11. Membuat Union Mata Air
Klik Vektor > Peralatan Georeferencing > Union > klik layer vektor Clip Mata Air

50 > klik layer penyatuan Clip Mata Air 100 > Navigasi > Rename > Save >
Sehingga menjadi Union 1 Mata Air (50-100)

Hasil dari Union 1 Mata Air


12. Langkah selanjutnya adalah klik kanan pada layer Un 50-100, klik Open Atribut

Table
13. Dalam atribut tabel, terdapat sel yang bertuliskan NULL. Tugas kita adalah

melakukan merger pada sel-sel tersebut.

14. Lakukan seleksi sel-sel yang masih NULL lalu klik Shift pada keyboard lalu klik

menu Merge Selected Features. Sebelum melakukan seleksi, jangan lupa untuk
mengaktfikan Toogle

15. Ketika muncul dialog box, klik OK lalu Close


16. Berikut merupakan bentuk atribut tabel yang sudah dimerger
Kemudian, Klik Vektor > Peralatan Georeferencing > Union > klik layer vektor
Union 1 Mata Air > klik layer penyatuan Clip Mata Air 150 > Navigasi > Rename

> Save > Sehingga menjadi Union 2 Mata Air

Hasil Union 2 Mata Air

17. Selanjutnya klik kanan pada layer UNION DUA, lalu pilih Open atribut tabel
18. Berikut merupakan hasil Open Atribut Tabel

19. Lakukan proses merger untuk layer yang tidak aktif, dengan cara menyeleksi cell
cell yang memiliki keterangan NULL

20. Setelah layer-layer tersebut berhasil dimerger, maka tampilan dalam atribut tabel
mataair adalah sebagai berikut:
21. Membuat Union Gabung 1 (Union 2 Sungai + Union 2 Jalan )

Klik Vektor > Peralatan Georeferencing > Union > klik layer vektor Union 2
Sungai >klik layer penyatuan Clip 2 Jalan > Navigasi > Rename > Save >

Sehingga menjadi Union Gabung 1


Berikut ini merupakan hasil dari semua Union

22. Langkah selanjutnya adalah membuka atribut tabel dari layer Union Semua untuk

merapikan data dan membuat klasifikasi data (kelas kesesuaian lahan pada peta)
23. Klik Start Toogle Editing, lalu tambahkan Field baru dengan nama Field ”Total”

24. Berikut merupakan tampilan atribut tabel setelah ditambahkan filed baru

25. Untuk mengisi Field Total sehingga kita mengetahui Skor Total dari setiap kelas,
klik menu Open field calculator

26. Klik pada pilihan Update existing field, dan cari Cell Total pada pilihan yang akan
dihitung

27. Pada bagian kolom row numbers, pilih Fields and Values dan Operators
a. Klik Score mataair pada Fields and Values

b. Lalu tambahkan tanda + pada Operators


c. Klik lagi untuk Score jalan pada Fields and Values

d. Lalu tambahkan lagi tanda + pada Operators


Sehingga pada kotak Expression terlihat seperti ini:
Score mataair + Score jalan + Score sungai

e. Lalu klik OK
28. Akan terlihat bahwa skor total tertinggi adalah 9 pada bagian Output preview

29. Kemudian, buatlah satu field baru lagi


30. Klik menu Open field calulator untuk menentukan klasifikasi dari setiap skor

31. Akan didapat 3 kelas kesesuaian, yaitu:


a. Untuk Skor 7-9 = SESUAI

b. Untuk Skor 4-6 = SEDANG


c. Untuk Skor 1-3 = TIDAK SESUAI

32. Berikut merupakan tampilan atribut tabel setelah dilakukan proses perapian data
33. Jangan lupa untuk klik Toogle Editing setelah selesai merapikan data

Setelah itu adalah membuat symbologi pada peta


34. Caranya, klik kanan pada layer Union Semua, lalu pilih Properties

35. Setelah muncul Layer Properties, klik Style


a. Klik Column dan pilih Ketr

b. Lalu klik pada Symbol untuk mengatur warna dari setiap klasifikasi
- Untuk kelas yang SESUAI diberi warna hijau

- Untuk kelas yang SEDANG diberi warna kuning


- Untuk kelas yang TIDAK SESUAI diberi warna merah
36. Berikut merupakan hasil akhir dari peta yang telah dilakukan Symbologi

E. Hasil dan Pembahasan


Hasil

a. Union mataair radius 50 dan 100 meter

b. Union mata air 50,100 + 150


c. Union Sungai 50 +100

d. Union Sungai 50,100 +150

e. Union jalan 50 + 100


f. Union Jalan 50,100+150

Pembahasan

Pada praktikum acara ke sembilan ini, Peta Persebaran Mataair di Lereng


Baratdaya Merbabu dianalisis lebih lanjut menggunakan teknik skoring dan overlay.

Proses skoring dan overlay pada Peta Persebaran Mataair di Lereng Baratdaya
Merbabu ini sangat terbantu oleh salah satu menu fasilitas overlay dari software GIS

yang bernama Union. Union ini menggabungkan fitur dari sebuah input polygon
untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut.
Objek yang dilakukan Union pertama kali adalah mataair. Union pada mataair ini

bertujuan untuk menggabungkan 3 layer mataair, yaitu Clip Mataair dengan Radius 50,
100, dan 150 menjadi satu layer mataair yang utuh dan mengandung tingkatan atau

kelas atribut. Langkah yang sama perlu diulangi untuk membuat Union terhadap objek
sungai dan jalan, sehingga kedua objek tersebut juga akan menjadi satu layer yang

utuh dan mengandung kelas atribut. Setelah berhasil dilakukan proses overlay
terhadap masing-masing objek, maka kita dapat melakukan skoring terhadap objek-

objek tersebut. Sesuai dengan kaidah skoring, di mana radius paling dekat akan
mempunyai skor tertinggi, maka didapatkan:

a. Radius 50 memiliki skor 3


b. Radius 100 memiliki skor 2

c. Radius 150 memiliki skor 1


Setelah masing-masing objek berhasil didapatkan skornya, maka langkah

selanjutnya adalah overlay peta. Overlay ini menggabungkan 3 layer objek, yaitu
mataair, sungai, dan jalan yang sudah diUnion. Setelah ketiga peta tersebut dioverlay,

maka kita dapat melakukan klasifikasi berdasarkan skor yang ada. Karena skor
tertinggi untuk setiap objek adalah 3, maka skor tertinggi untuk gabungan ketiga

objek tersebut adalah 9. Dari angka ini, kita dapat membuat klasifikasi atau kelas
kesesuaian lahan untuk dijadikan acuan dalam pembangunan wilayah.

Klasifikasi yang kita buat sebanyak 3 kelas, yaitu kelas Sesuai, Sedang, dan Tidak
Sesuai.

93 = 3
Berdasarkan 3 kelas tersebut, maka didapatkan data:

a. Kelas SESUAI akan diisi oleh cell yang memiliki skor total 7-9
b. Kelas SESUAI akan diisi oleh cell yang memiliki skor total 4-6

c. Kelas TIDAK SESUAI akan diisi oleh cell yang memiliki skor total 1-3
Setelah berhasil dilakukan klasifikasi data, maka kita dapat melakukan symbologi

pada peta. Symbologi ini bertujuan untuk memberikan keterangan pada peta tentang
di mana saja lokasi yang sesuai, sedang, dan tidak sesuai. Dalam proses symbologi ini,

kita menggunakan 3 warna yang berbeda untuk menandai masing-masing kelas.


a. Kelas SESUAI diberi warna hijau

b. Kelas SEDANG diberi warna kuning


c. Kelas TIDAK SESUAI diberi warna merah

Berdasarkan hasil symbologi tersebut, ternyata wilayah yang termasuk dalam


kelas sesuai jika diamati cenderung semua berlokasi dekat dengan jalan. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya jalan memberikan pengaruh yang besar dalam


penggunaan lahan. Jalan berkaitan dengan aksesibiltas sebuah wilayah. Ketika akses

menuju suatu wilayah ini mudah, maka wilayah tersebut akan cenderung lebih cepat
dalam melakukan pembangunan. Adanya ketersediaan sumberdaya alam juga akan

menunjang pembangunan sebuah wilayah. Dalam peta yang kita buat ini, wilayah
yang termasuk ke dalam kelas sesuai juga didukung oleh adanya akses air yang

mudah, terlihat dari keberadaan sungai dan mataair yang ada. Hasil dari symbologi
akan memudahkan pengguna untuk menggunakan peta tersebut sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

F. Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini di dapat kesimpulan, diantaranya :

1. QGIS atau Quantum GIS merupakan salah satu software atau perangkat lunak
yang dapat digunakan untuk mempermudah proses analisis skoring dan overlay

melalui fasilitas menu Union.


2. Berdasarkan hasil overlay, didapatkan 3 klasifikasi wilayah di daerah Lereng

Baratdaya Merbabu, yaitu wilayah yang sesuai, sedang, dan tidak sesuai untuk
dilakukan pembangunan.

3. Wilayah yang sesuai cenderung dekat dengan jalan dan didukung oleh
ketersediaan sumberdaya air dari sungai dan mata air

4. Ketiga wilayah tersebut dibedakan oleh warna dalam peta, yaitu warna hijau
untuk kelas sesuai, warna kuning untuk kelas sedang, dan warna merah untuk

kelas tidak sesuai.

G. Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Sistem Informasi Geografis. Diakses dari

http://digilib.unila.ac.id/11403/9/BAB%20II.pdf pada hari Selasa, 1 Mei 2018


pukul 15.57 WIB.
Nurpilihan,, Bafdal, Kharistya Amaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2011. Buku Ajar Sistem

Informasi Geografis. Bandung: Jurusan TMIP FTIP UNPAD. Sihotang, Dony M.


2016. Metode Skoring dan Metode Fuzzy dalam Penentuan Zona Resiko Malaria

di Pulau Flores. Jurnal JNTETI, Vol. 5 No. 4, November 2016.


Muhamad Sholahuddin DS. SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir Dengan Metode

Skoring Dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara. Sistem Informasi,


Fasilkom, Udinus Dewi Handayani U.N, R.Soelistijadi dan Sunardi. 2005.

Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi


Geografi. Fakultas Teknologi Informasi. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK

Volume X, No.2 Mei 2005

Anda mungkin juga menyukai