Anda di halaman 1dari 15

D.

Overlay
Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi Geografis).
Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas grafis peta yang lain dan
menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot. Secara singkatnya, overlay
menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain beserta atribut-atributnya dan
menghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut.
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana
overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk
digabungkan secara fisik. Pemahaman bahwa overlay peta (minimal 2 peta) harus menghasilkan
peta baru adalah hal mutlak. Dalam bahasa teknis harus ada poligon yang terbentuk dari 2 peta
yang di-overlay.
Prinsip overlay adalah untuk membandingkan karakter dari suatu lokasi yang sama pada
tiap layer, serta untuk menghasilkan informasi yang diperlukan. Hasil spesifiknya ditentukan
oleh pembuat yang dapat memuat perhitungn, ataupun keperluan lainnya yang dapat diterapkan
pada area atau lokasi. Secara singkat proses overlay bertujuan untuk memperlihatkan daerah/
wilayah kesesuaian antara dua data atau lebih. Berikut modul pengerjaan overlay :

1. Buka data SHP masing – masing parameter.


2. Jika koordinat masih WGS maka langkah pertama yang kita lakukan adalah mengubah koordinat
menjadi UTM.

3. Buka Data Management Tools lalu pilih Projections and transformations.


4. Kemudian pilih Raster lalu Project.

5. Kemudian Masukkan data SHP yang ingin di ubah koordinatnya lalu pilih tempat penyimpanan
file pada kolom Output Datasets. Kemudian Output Coordinate System menjadi UTM Zone 46
N. lalu OK. (File pada gambar hanya contoh)
6. Setelah proses kemudian kita lihat pada layer properties bahwa koordinat SHP telah berubah.
Lakukanlah proses yang sama pada setiap SHP parameter yang digunakan.

7. Langkah selanjutnya buka attribute table masing – masing parameter dan ubah seperti pada
gambar di bawah.

(SHP Sungai)
(SHP Penggunaan Lahan)

(SHP Ketinggian Daratan)

(SHP Kemiringan Lereng)


(SHP Garis Pantai)

8. Setelah mengubah attribute table selanjutnya overlay semua SHP. Pilih Geoprocessing lalu
klik Union.
9. Kemudian masukkan semua data pada Input Features. Lalu pilih tempay penympanan file
pada kolom Output Feature Class. Kemudian OK.

10. hasil akan seperti gambar dibawah ini.


11. karena attribute table setelah di overlay terlalu banyak jadi kita akan memilih table yang akan
kita gunakan saja dengan Tools Dissolve. Lalu Checklist kolom SKOR_T_PG,
SKOR_T_SB, SKOR_T_PL, SKOR_T_KL, dan SKOR_T_KT. Lalu OK.

12. tampilan attribute table seperti pada gambar.


13. kemudia kita akan menjumlah kan semua skor masing – masing SHP. Sebelum itu buat dulu
kolom tambah SKOR TOTAL. Lalu pada Arctoolbox pilih Convertion Tools kemudian
Excel lalu klik table to excel. Kita akan menjumlahkan nilai – nilai tersebut di excel agar
lebih mudah.

14. Pilih data SHP yang akan digunakan lalu simpan.


15. Kemudian buka data Excel.

16. Lalu jumlah semua nilai. Kemudia Copy nilai total.


17. Kemudian paste pada kolom SKOR TOTAL pada SHP. Jangan lupa untuk strat editing pada
tools editor sebelum copy paste data. Lalu stop editing dan save data.

18. Kemudian kita Dissolve kembali dengan hanya menggunakan kolom SKOR TOTAL.
19. Kemudian kita akan mengkelasifikasikan daerah rawan bencana pertama buat kolom baru
keterangan lalu start editing. Kemudian isi table seperti pada gambar.

20. Lalu kita dissolve dan pilih kolom keterangan. Lalu table yang kosong kita isi dengan
Rendah. Hasil akan seperti gambar.
21. Kemudian kita hitung luas masing – masing area. Buat kolom Luas dengan type Doubel lalu
Ok.

22. Kemudian klik kanan pada kolom Luas lalu pilih Calculate Geometry.
23. Pilih property Area dan Units Square Kkilometers lalu OK.

24. Hasil perhitungan luas seperti pada gambar.


25. Kemudian edit Color Ramp lalu layout peta.

Anda mungkin juga menyukai