Anda di halaman 1dari 23

Berikut adalah langkah-langkah yang digunakan untuk mengolah data Daerah Aliran

Sungai pada tugas besar ini. Langkah-langkah pengerjaan berikut ini merupakan langkah-
langkah yang digunakan pada aplikasi Global Mapper versi 10.02, Watershed Modelling
System versi 8.1, dan Autocad versi 2014.

1. Open File

Untuk memulai pekerjaan, maka kita memulai dengan mengolah data peta terlebih dahulu
dengan menggunakan Global Mapper. Buka file peta pada Global Mapper dengan cara klik
FileOpen Data File(s) atau dengan menekan ctrl+O pada keyboard, kemudian pilih file
peta. Jika sudah terbuka, maka interface akan terlihat seperti pada gambar kedua.

2. Pengaturan Tipe Koordinat


Koordinat yang akan kita gunakan dalam pengerjaan di WMS maupun Autocad adalah tipe
koordinat Universal Transverse Mercator (UTM), sedangkan koordinat default pada Global
Mapper maupun file peta adalah tipe koordinat Geographic (dapat dilihat di panel kanan
bawah). Untuk mengubah pengaturan tipe koordinat pada file, gunakan langkah sebagai
berikut :
Pertama klik menu ToolsPilih Configure. Setelah itu, akan muncul Dialog Box seperti
pada gambar. Klik pada tab ProjectionPilih UTM pada menu dragdown Projection
seperti pada gambarKlik OK.
3. Menentukan titik koordinat stasiun pengamatan debit sungai (Optional)
Selanjutnya, akan ditentukan lokasi koordinat dari outlet stasiun debit untuk dicetak
sebagai peta kisarannya. Caranya adalah dengan klik ToolsCoordinat Converter.
Kemudian akan muncul dialog box seperti pada gambar.
Pada dialog box, perhatikan terlebih dahulu tipe koordinat input dan output. Pastika
koordinat input nya adalah tipe geographic dan koordinat outputnya adalah tipe UTM. Jika
ingin mengganti tipe koordinat input maupun output, dapat mengklik Select Input/Output
Coordinat System.
Masukan koordinat yang diperoleh dari data outlet debit di KL yang masih berupa
koordinat geographic, lengkap beserta lambang derajat, menit, dan detiknya tanpa spasi
(lambang derajat dapat di copy dari koordinat-koordinat yang tertera pada dialog box).
Untuk koordinat lintang diisikan pada bagian sumbu Y dan koordinat bujur pada sumbu X.
Koordinat lintang selatan dan bujur barat bernilai negatif. Setelah input, klik Convert To.
Apabila konversi berhasil, akan muncul dialog box seperti pada gambar.

Untuk memberikan tanda pada titik koordinat, klik Create New Points at Output
Coordinates di pojok kiri dialog box. Setelah itu, akan muncul dialog box baru. Masukkan
nama sungai pada kolom Name dan pilih Stream Origin pada menu dragdown Feature Type
(optional). Kemudian klik OK dan tampilan akan kembali ke dialog box Coordinat
Converter, klik Center on Output CoordinatesOK. Dengan demikian, tampilan peta akan
dipusatkan pada titik outlet dan akan muncul icon pada titik outlet stasiun debit sungai
seperti pada gambar.

4. Mencetak output peta kisaran Daerah Aliran Sungai


Untuk mencetak output peta yang akan di olah di WMS, maka lakukan langkah-langkah
berikut :
Klik FileExport Raster and Elevation DataExport DEM...
Kemudian akan muncul dialog box. Pada dialog box, pilih tab Export BoundDraw a Box.
Gambarkan kotak wilayah yang mencakup area sekitar outlet sungai, seperti pada gambar,
kemudian simpan pada tempat yang diinginkan.
5. Open File pada WMS
Untuk mengolah data Daerah Aliran Sungai, maka digunakan aplikasi WMS. Buka file peta
yang telah diolah di Global Mapper pada WMS dengan cara klik FileOpenFile peta
dari Global Mapper seperti pada gambar. Maka, akan muncul tampilan peta topografi
kontur seperti pada gambar.
6. Membuat aliran sungai pada peta

Setelah data peta terbuka, pilih mode Drainage Modul seperti yang dilingkar merah pada
gambar diatas. Kemudian untuk menampilkan aliran sungai pada peta dilakukan dengan
cara klik DEMCompute Topaz Data seperti pada gambar dibawah.

Pada dialog box yang muncul kemudian, pastikan Parameter Units sudah dalam satuan
kilometer persegi dan meter seperti pada gambar berikut. Lalu klik OK.
Kemudian, tunggu proses computing. Apabila tombol Abort sudah berganti menjadi Close,
artinya proses penghitungan telah selesai. Klik Close maka tampilan peta akan bertambah
dengan aliran-aliran sungai seperti pada gambar.
7. Menentukan titik outlet stasiun pengamatan debit

Langkah berikutnya adalah menentukan letak titik stasiun outlet debit sungai yang telah
diberikan dari data pengamatan. Pertama-tama, adalah perhatikan interface dari WMS.
Pada bagian bawa panel tampilan peta, terdapat koordinat tipe UTM pada sisi sebelah kiri
dan luas area pengaliran sungai pada sisi sebelah kanan yang dilingkar merah pada gambar
diatas.
Sedangkan pada sisi kiri panel tampilan peta, terdapat panel Tools yang berisi fitur-fitur
untuk digunakan dalam mengolah peta. Pilih Tools outlet dengan cara klik simbol lingkaran
hitam kuning pada panel Tools seperti diperlihatkan pada gambar diatas.
Kemudian letakkan outlet dengan cara klik pada lokasi yang relevan pada peta dengan
koordinat dan luas area pengaliran yang sudah diperoleh dari data. Lokasi outlet harus
berada di sungai. Apabila telah diklik pada lokasi outlet, maka pada tampilan peta akan
muncul simbol dot seperti gambar yang dilingkar merah dibawah.

8. Menentukan aliran sungai pengaruh

Setelah titik outlet ditentukan, berikutnya adalah menentukan aliran sungai mana saja
yang mempengeruhi titik outlet tersebut. Cara nya adalah sebagai berikut :
Klik DEM DEM -> Stream Arcs.
Setelah itu, akan muncul tampilan sebagai berikut :

Aliran sungai yang mempengaruhi outlet ditunjukkan dengan garis biru putus-putus.

9. Menentukan Daerah Aliran Sungai


Selanjutnya, kita akan menentukan Daerah Aliran Sungai outlet. Langkah yang
dilakukan, yaitu klik DEMDefine Basins.
Maka akan terlihat pada tampilan peta seperti gambar dibawah. Tampilan yang dikelilingi
oleh garis jingga adalah kawasan pada peta yang merupakan Daerah Aliran Sungai.

10. Menghitung data Daerah Aliran Sungai

Setelah diperoleh Daerah Aliran Sungai, berikutnya adalah mengolah data pada DAS
tersebut. Langkah yang dilakukan adalah klik DEMBasins -> Polygonsklik DEM
kembali Delete NULL Basin Cells Data  klik DEM kembali  Compute Basin Data.
Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, maka pada tampilan akan diperlihatkan
wilayah DAS saja beserta data-data seperti luas DAS, panjang aliran sungai, dan
kemiringan aliran.

11. Mencetak output data Daerah Aliran Sungai

Setelah data DAS selesai diolah, berikutnya dicetak menjadi output dengan cara klik
FileSave AsPilih format Shapefiles (*.shp)Pilih lokasi dan nama file yang ingin
disimpanKlik Save.
12. Mengubah format file menjadi DXF
Untuk dapat membuat polygon Thiessen DAS di Autocad, maka terlebih dahulu format file
perlu diubah menjadi format yang dapat dibaca oleh Autocad yaitu DXF file. Kita dapat
menggunakan Global Mapper untuk konversi format file. Langkah yang dilakukan adalah
dengan membuka file dengan format Shapefiles yang dihasilkan dari aplikasi WMS pada
Global Mapper. Tampilan file peta akan seperti pada gambar dibawah.
Kemudian pilih menu FileExport Vector DataExport DXF... . Setelah melakukan
langkah-langkah tersebut, maka akan muncul dialog box untuk pemberian nama dan
penentuan lokasi save. Pilih sesuai yang diinginkan.

13. Open File pada Autocad


Tahap terakhir dari pengolahan data DAS yaitu membuat polygon Thiessen pada Autocad.
Langkah pertama adalah membuka file DXF yang diexport dari Global Mapper pada
Autocad dengan cara klik FileOpen File(s)Pilih file DXF tersebut. Maka pada Autocad
akan muncul peta DAS yang telah diolah di WMS dan Global Mapper. Koordinat pada
Autocad telah menyesuaikan koordinat peta yang sesungguhnya dalam tipe UTM.

14. Menggambarkan lokasi titik stasiun pengamatan curah hujan


Untuk memulai menggambarkan polygon Thiessen, terlebih dahulu kita harus menentukan
lokasi stasiun curah hujan yang akan kita gunakan. Pilih lokasi stasiun curah hujan yang
berada di sekitar DAS.
Untuk menggambarkan lokasi stasiun pengamatan curah hujan pada Autocad, saya
memilih menggunakan objek lingkaran. Membuat objek lingkaran dapat dilakukan dengan
klik Circle pada Ribbon Home, atau dengan mengetik huruf C kemudian Enter pada
keyboard.

Setelah itu, masukkan koordinat lokasi stasiun pengamatan curah hujan dalam UTM
sebagai koordinat titik pusat lingkaran. Setelah itu masukkan nilai jari-jari yang
proporsional, saya memilih nilai 500.
Gambarkan lingkaran objek pada setiap titik koordinat stasiun curah hujan yang dibutuhkan
(minimal 3 titik).

15. Menggambarkan garis hubung antar stasiun pengamatan curah hujan


Gambarkan garis hubung antar stasiun hujan. Untuk mempermudah, aktifkan terlebih
dahulu Snap Mode pada Autocad. Klik Line pada ribbon Home atau ketik “L” pada
keyboard. Kemudian pilih pada pusat lingkaran yang sebelumnya telah dibuat untuk
menandakan lokasi stasiun hujan dan Tarik garis hingga menhubungkan ke stasiun lain.
Gambarkan semua garis hubung antar stasiun terdekat. Garis hubung tidak perlu
digambarkan apabila saling memotong satu sama lain. Apabila telah selesai, maka akan
terlihat seperti gambar dibawah.
16. Menggambarkan polygon Thiessen
Berikutnya, untuk menggambarkan polygon Thiessen, pastikan terlebih dahulu, Snap
Midpoint pada Snap Mode sudah diaktifkan.

Kemudian, Tarik garis dari titik tengah garis hubung antar stasiun yang tegak lurus terhadap
garis hubung tersebut. Pilih titik awal garis tersebut pada titik tengah yang ditandai dengan
segitiga hijau. Lalu tarik garis tegak lurus dengan cara menyesuaikan siku-siku yang ada
pada saat menggambarkan garis. Tarik garis dengan panjang secukupnya.
Gambarkan garis-garis tegak lurus lainnya pada garis hubung yang lain hingga saling
berpotongan satu sama lain. Lalu perpendek garis hingga titik potong apabila garis tersebut
terlalu panjang. Apabila semua garis telah lengkap, maka perpotongannya akan membentuk
polygon Thiessen seperti pada gambar.
17. Finishing
Untuk finishing, lakukan perubahan tipe garis untuk membedakan garis hubung antar
stasiun dan garis polygon Thiessen. Berikan pula nama untuk setiap stasiun pengamatan
curah hujan dan membedakan area Thiessen pada DAS dengan arsiran yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai