Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengesahan RUU (rancangan undang-undang) PKS


(penghapusan kekerasan seksual)

Pembukaan
Pro :
Seperti yang kita ketahui RUU itu sendiri dikenal dengan undang-undang yang diusulkan untuk
dipertimbangkan oleh Lembaga legislative itu sendiri. Serta RUU PKS mendorong perumusan
ulang jenis kekerasan seksual sebagai tindak pidana dan menetapkan unsur-unsur perbuatan
yang dikategorisasikan sebagai tindak pidana kekerasan seksual.
Kami dari Tim Pro, setuju dengan adanya mosi “PENGESAHAN RUU PKS” dikarenakan seperti yang
kita ketahui bahwa agar tidak lagi ada korban kekerasan seksual dan dengan adanya RUU PKS
kita dapat memperjuangkan hak-hak korban, melindungi memulihkan korban kekerasan serta
menghimpit cela kejahatan dalam kekerasan seksual yang bukan hanya melindungi Sebagian
seperti anak dan perempuan tetapi dapat melindungi seluruh rakyat Indonesia.
Sekian dari saya terima kasih.

Kontra :
Seperti yang kita ketahui RUU itu sendiri dikenal dengan undang-undang yang diusulkan untuk
dipertimbangkan oleh Lembaga legislative itu sendiri. Serta RUU PKS mendorong perumusan
ulang jenis kekerasan seksual sebagai tindak pidana dan menetapkan unsur-unsur perbuatan
yang dikategorisasikan sebagai tindak pidana kekerasan seksual.
Akan tetapi kami dari tim kontra TIDAK SETUJU dengan mosi adanya mosi “PENGESAHAN RUU
PKS” dikarenakan, seperti yang kita ketahui mengapa RUU PKS itu sendiri hingga sekarang belum
disahkan dikarenakan masih banyak kemunduran yang terjadi dalam menghapus kekerasan
seksual yang terjadi di Indonesia apalagi disaat Covid-19 seperti ini malah tingkat Kekerasan
Seksual bukannya menurun malah semakin tinggi.
Dikarenakan Istilah Kekerasan Seksual ataupun kerap disapa Kejahatan Seksual bukan semata-
mata hanya kasus pemerkosaan terhadap Wanita. Hal itu yang membuat seringkali pelaku2
kejahatan dapat lolos dari tindak pidana dikarenakan makna ataupun Kejahatan Seksual itu masih
sangat sempit di kalangan masyarakat. Sekian dari saya terima kasih.

Pro :
Berbagai peraturan telah dikeluarkan, seperti :
- Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga,
- Undang-Undang tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta
- Undang-Undang tentang Perlindungan Anak.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), kekerasan seksual bisa dikategorikan
sebagai tindak pidana tetapi hanya mencakup dua hal yaitu pemerkosaan dan pelecehan seksual
atau pencabulan. Sementara dalam RUU PKS, kekerasan seksual diklasifikasikan menjadi
sembilan jenis, yaitu pelecehan seksual, eksploitasi seksual, pemaksaan kontrasepsi,
pemaksaan aborsi, perkosaan, pemaksaan perkawinan, pemaksaan pelacuran, perbudakan
seksual, dan penyiksaan seksual.
Definisi dari kekerasan seksual dalam RUU PKS juga jauh lebih luas dan juga mampu menjangkau
para pelaku yang selama ini dapat lolos dari hukum hanya karena tindakan mereka tak ada yang
memenuhi unsur legalitas sebagai tindak pidana (KUHP).

RUU ini bukan hanya untuk melindungi korban kekerasannya saja, tapi juga akan memberikan
perlindungan bagi keluarga korban dan saksi yang ingin memberikan kesaksian mereka selama
proses hukum. Dan ini merupakan permasalahan yang utama.

Selain itu ada hal lain yang juga membuat RUU ini penting untuk didukung yaitu keberadaan
unsur rehabilitasi bagi pelaku kekerasan seksual. RUU PKS ini selain untuk melindungi para
korban pelecehan seksual, juga memberikan rehabilitasi bagi pelaku kekerasan seksual (Pasal 88
ayat 3). Rehabilitasi ini memiliki fungsi dan tujuan untuk mencegah agar tindakan kekerasan
seksual tidak terjadi lagi.

Dalam hal ini, RUU PKS tidak hanya semata mata tentang penghapusan kekerasan seksual,
tetapi mencakup banyak aspek seperti yang tadi saya sebutkan.
Ini sudah tidak dapat ditunda lagi. RUU PKS bukan hanya permasalahan bagi perempuan dan anak
saja, tetapi juga menyangkut kepentingan semua pihak.

Kontra :
Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) sampai detik ini belum
juga disahkan padahal sudah diusulkan oleh Komnas Perempuan semenjak tahun 2012 dan
naskah akademiknya oleh DPR pada tahun 2016. Banyaknya kasus kekerasan seksual yang relatif
meningkat juga harusnya membuat RUU PKS segera disahkan, tapi pada kenyataan yang terjadi
dalam proses pengesahan ini seringkali menemui hambatan-hambatan.
Meskipun Pada tahun 2021, RUU PKS telah resmi masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas),
Mengapa Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual atau yang kerap disebut
juga (RUU PKS) tak kunjung di disahkan??
Mari kita membahas data kekerasan seksual di tahun 2020,
DATA : Menurut data Komnas Perempuan sepanjang tahun 2020, sebanyak 4.849 orang
mengalami kekerasan seksual. Belum lagi Komnas Perempuan mengatakan bahwa kasus
kekerasan seksual selama pandemi Covid-19 tidak juga surut atau cenderung meningkat.

Meskipun pengesahan ini penting dan harus segera dilakukan karena kecenderungan kekerasan
seksual yang meningkat, tetapi kenyataannya masih ada banyak pihak-pihak yang menentang
hadirnya RUU PKS. Mengapa banyak pihak yang menentang??
Karena kurangnya atau yang bahkan tidak memiliki pemahaman yang baik tentang konsep-
konsep kekerasan seksual, juga mengakibatkan sebagian orang menganggap negatif rancangan
undang-undang ini.
Oleh sebab itu juga perlu untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang keunggulan
dan manfaat dari disahkannya RUU PKS ini.
Penggiat Sosial dan Sekeretaris Jendral Majelis Nasional Forum Alumni HMI Wati (MN FORHATI),
Jumrana Salikki mengatakan, “Dari tahun ke tahun jumlah kasus kekerasan seksual terhadap
perempuan terus meningkat. Namun, RUU PKS bukanlah satu-satunya solusi akhir untuk
mengakhiri kekerasan seksual terhadap perempuan. kita jangan hanya memikirkan cara untuk
menghapuskan akan tetapi perlu ada upaya preventif atau pencegahan dari hulu ke hilir.
Dalam draf RUU PKS masih terdapat kekurangan yang tidak berpihak pada kepentingan banyak
masyarakat karena hanya lebih mengarah kepada penghapusan kekerasan seksual bukannya
mencegah. “ itulah yang telah dikemukakan oleh beliau.
Oleh karena itu mengapa kita tidak lebih berpikir kritis mengenai apa yang belum sesuai dengan
kepentingan banyak masyarakat dengan begitu membentuk suatu system yang kompleks. Selain
perlindungan dan penanganan pada korban,
Seperti yang dikatakan oleh Jumrana selaku Penggiat Sosial dan Sekeretaris Jendral Majelis
Nasional Forum Alumni HMI Wati (MN FORHATI) ”upaya preventif juga harus dibentuk dengan
baik seperti pendidikan reproduksi sejak dini bagi anak-anak, peningkatan keharmonisan
keluarga, kemandirian ekonomi keluarga dan lainnya. Meskipun kami kontra, akan tetapi
tujuan kami sama dengan pihak yang pro terhadap RUU PKS yakni menghapuskan segala
bentuk kekerasan terhadap perempuan dari hulu ke hilir dan komprehensif dengan tetap
menghargai dan menghormati nilai-nilai budaya Indonesia,”
PRESIDEN 3 PERIODE

Pembukaan
Pro :
-Hari ini kami dari tim pro akan membahas mosi mengenai "Presiden 3 Periode"
Para Juri yang saya hormati serta para hadirin serta teman-teman tim kontra yang saya kasihi,
seperti yang kita ketahui bahwa Presiden dalam Bahasa (Latin: prae-sebelum dan sedere-
menduduki) adalah suatu nama jabatan yang digunakan untuk
pimpinansuatu organisasi, perusahaan, perguruan tinggi, atau negara.
-Pada awalnya, istilah ini dipergunakan untuk seseorang yang memimpin suatu acara atau rapat
(ketua); tetapi kemudian secara umum berkembang menjadi istilah untuk seseorang yang
memiliki kekuasaan eksekutif. Lebih spesifiknya, istilah "presiden" terutama dipergunakan untuk
kepala negara suatu republik, baik dipilih secara langsung melalui pemilu, ataupun tak langsung.
Presiden adalah pimpinan pelaksana perundang-undangan dalam sebuah negara Republik.

Kami dari tim PRO setuju dengan adanya mosi PRESIDEN 3 PERIODE ini. Mengapa?

Mari membahas sedikit mengenai presiden kita sekarang yaitu, Presiden Jokowidodo.
Apalagi seperti sekarang ini kita tahu bahwa bapak presiden kita yaitu bapak Jokowidodo telah
banyak memberikan dampak ataupun inflasi selama kepemimpinan sehingga menjadi
pencapaian terbaik dibanding pemerintah sebelumnya.

Kata menko Luhut itu sendiri bahwa, "Inflasi itu selama Presiden Jokowi itu yang mungkin salah
satunya cukup bagus,"
Namun keputusan ini tidak serta merta dapat dengan gampangnya disetujui karena jika ingin
merealisasikan wacana tersebut harus melalui proses amandemen konstitusi UUD 1945.
Sekian dan terima kasih.

Kontra :
-Hari ini kami dari tim kontra akan membahas mosi mengenai "Presiden 3 Periode"

Para Juri yang saya hormati serta para hadirin serta teman-teman tim kontra yang saya kasihi,
seperti yang kita ketahui bahwa Presiden dalam Bahasa (Latin: prae-sebelum dan sedere-
menduduki) adalah suatu nama jabatan yang digunakan untuk
pimpinansuatu organisasi, perusahaan, perguruan tinggi, atau negara.
-Pada awalnya, istilah ini dipergunakan untuk seseorang yang memimpin suatu acara atau rapat
(ketua); tetapi kemudian secara umum berkembang menjadi istilah untuk seseorang yang
memiliki kekuasaan eksekutif. Lebih spesifiknya, istilah "presiden" terutama dipergunakan untuk
kepala negara suatu republik, baik dipilih secara langsung melalui pemilu, ataupun tak langsung.
Presiden adalah pimpinan pelaksana perundang-undangan dalam sebuah negara Republik.
Kami dari tim KONTRA menolak dengan adanya mosi “PRESIDEN 3 PERIODE” ini. Mengapa?
Para juri yang saya kasihi seperti yang kita tahu bahwa Presiden negara Republik Indonesia
dengan sebutan bapak Jokowidodo pun menolak adanya wacana 3 Periode itu sendiri
dikarenakan bertolak belakang dengan Amandemen UUD 1945. aturan itu hasil amandemen
dengan semangat pembatasan jabatan untuk menghindari kesewenang-wenangan yang bisa
merugikan masa depan demokrasi.
Pasal 169 huruf N Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu pun menjelaskan, syarat
menjadi presiden dan wakil presiden adalah belum pernah menjabat di posisi itu selama dua kali
masa jabatan untuk jabatan yang sama.

 Karena menambah masa jabatan presiden menjadi 3 periode tidak akan melahirkan suatu
perubahan yang signifikan, hal ini juga tidak akan melahirkan seorang pemimpin baru di
tingkat nasional.
Bahkan, anggapan bahwa wacana penambahan jabatan 3 periode presiden ini juga
ditunggangi oleh suatu kepentingan politik.
Sekian dari saya terima kasih…

Argumentasi :
Pro :
Terima kasih atas waktunya…
Seperti yang telah kita lihat dan kita dengar bahwa Jokpro Timothy Ivan Triyono menyampaikan,
komunitasnya ingin memastikan Jokowi lanjut ke periode ketiga agar tak ada polarisasi antar
rakyat Indonesia.

Timothy juga menyebut alasan Jokowi harus didukung tiga periode, supaya pembangunan yang
tengah berlangsung tidak berhenti di tengah jalan. dan hal ini bukan hanya ide dr Jokpro
melainkan rakyat indonesia itu sendiri.

kata beliau "Yang punya gagasan ini adalah rakyat Indonesia. Gagasan ini ada di banyak kepala
rakyat Indonesia. Ternyata saya tidak salah," ucapnya." dan juga didukung dengan kinerja bapak
Presiden yang memiliki sangat banyak pendukung...

untuk 3 periode wht not?? Sekian dari saya, terima kasih...


- Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, mengatakan Presiden Joko Widodo
atau Jokowi hanya berbicara normatif ketika menolak wacana presiden tiga periode.
Karena saat ini, undang-undang dasar hanya mengatur dua periode,” ujarnya...
Menurut Qodari, Presiden Jokowi tentunya tidak akan menolak jika ada perubahan aturan masa
jabatan presiden
dapat dibuktikan dalam wacana...
amandemen Undang-Undang Dasar 1945 sedang kencang dihembuskan oleh para anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah.
"Kalau aturan periode berubah dan didukung partai politik, saya kira pak Jokowi tak akan
menolak". kata beliau.
Karena itu, lanjut Qodari, ia pun menggalang dukungan untuk membentuk Komunitas Jokowi
- Prabowo 2024. Menurut dia, kedua sosok ini bisa menyatukan yang terpecah akibat Pilkada
2017, dan Pilpres 2019. Komunitas ini pun akan melakukan syukuran sekretariat mereka pada
Sabtu, 19 Juni 2021.
sekian dari saya terima kasih...

KONTRA :
Dalam hal ini tentu kami sangat tidak setuju dikarenakan 3 periode ini kurang tepat dan sudah
tentunya melanggar amandemen UUD 1945
3 periode bukanlah hal yang baik dan dapat menjadi senjata kepada rakyat Indonesia. Dan hal ini
sudah tentu dapat menguntungan petinggi-petinggi yang menjabat dan ingin bermain aman
dalam pemerintahan bapak Jokowidodo.
• PDIP dan PAN jelas menolak wacana ini. Gagasan tentang masa jabatan presiden ditambah
menjadi tiga periode ini jelas jauh dari pandangan dan sikap politik PDIP," ujar Ahmad
-PAN adalah parpol berikutnya yang menolak wacana ini. PAN pun mendukung pernyataan sikap
Presiden Jokowi untuk menolak amandemen Undang-Undang (UUD) 1945 untuk masa jabatan
presiden menjadi tiga periode.
• Bapak Jokowi sendiripun menolak untuk menjabat 3 periode...Pada 2019, Jokowi sempat
menyatakan tidak setuju dengan usulan mengubah jabatan presiden menjadi tiga periode dalam
amandemen UUD 1945. Menurut Jokowi, usulan tersebut sama saja seperti menampar
wajahnya.

- Bahkan, pada Maret 2021 lalu, Jokowi kembali menegaskan bahwa ia tidak berminat menjadi
presiden tiga periode. Menurut Jokowi, dia akan tetap mematuhi konstitusi di mana jabatan
presiden hanya dua periode.
• Pengamat politik Ujang Komarudin memprediksi alasan utama jika ada pihak yang
menginginkan Presiden Joko Widodo maju kembali sebagai calon presiden pada Pemilihan
Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurut dosen dari Universitas Al Azhar Indonesia ini, jika
keinginan itu dikemukakan oleh masyarakat umum, kemungkinan karena mereka tidak tahu
bahwa masa jabatan presiden dibatasi oleh konstitusi hanya dua periode.

Kalaupun Kalau itu dikemukakan oleh pihak yang selama ini berkecimpung di panggung politik
atau berada dalam kekuasaan, maka kemungkinan alasan utamanya hanya ingin nyaman. Lebih
pada keinginan melanggengkan kekuasaan

Sekian dari sy Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai