Instalasi Pengolahan Air Limbah
Instalasi Pengolahan Air Limbah
Disusun Oleh:
Suprianto (14.11.106.701501.1459)
Syahril (14.11.106.701501.1476)
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan Alhamdulillah kepada Allah Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayatnya makalah tentang Pengelolaan Limbah Cair
(Domestik) Kampung Atas Air Balikpapan ini dapat selesai dan tersusun dengan
baik. Kami selaku Kelompok I telah menyelesaikan tugas dalam mata kuliah
Metode Penelitian ini.
Tim Penyusun,
Kelompok I
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama
dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri,
maka pencemaran air telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang paling terancam dewasa ini adalah
lingkungan perairan karena air merupakan kebutuhan utama industri dan rumah
tangga. Pada akhirnya sebagian besar air yang telah digunakan oleh industri dan
rumah tangga akan dilepaskan ke lingkungan bersama-sama dengan berbagai jenis
polutan yang terkandung di dalamnya.
Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak
diantara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga
mereka dengan mudahnya membuat limbah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti mandi,
mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun menghasilkan
sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan
khususnya lingkungan laut. Dari sekian banyak aktifitas manusia ternyata yang
paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Walaupun kita tidak hidup di
wilayah pesisir dan banyak limbah industri yang tidak diolah juga dapat
membahayakan perairan laut tapi melihat banyaknya penduduk Indonesia dengan
limbah rumah tangga yang tidak diolah serta di hasilkan setiap hari. Dapat
dikatakan keruksakan karena limbah rumah tangga lebih besar dari pada limbah
industri. Karena banyaknya bahaya yang di timbulkan oleh limbah rumah tangga
dan begitu pentingnya kesadaran akan bahaya limbah rumah tangga yang akan
6
2. Bagi Kelompok I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada
dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat). Limbah cair
merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi,
baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan sebagainya.
Komponen utama limbah cair adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya
bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut (Rustama et. al, 1998).
Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar
yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi, yang
terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), dan
sumber industri (Soeparman, 2001).
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan
berbagai industri, maka pencemaran air telah menjadi masalah serius yang dihadapi
oleh manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang paling terancam
dewasa ini adalah lingkungan perairan karena air merupakan kebutuhan utama
industri dan rumah tangga. Pada akhirnya sebagian besar air yang telah digunakan
oleh industri dan rumah tangga akan dilepaskan ke lingkungan bersama-sama dengan
berbagai jenis polutan yang terkandung di dalamnya.
Limbah cair atau air buangan merupakan sisa air dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
9
Sifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi tergantung dari bahan baku
yang di gunakan, pemakaian air dalam proses, dan bahan adiktif yang digunakan
selama proses produksi. Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting,
yaitu Tinja (faeces), berpotensi mengandung Mikroba Pathogen, air seni (urine),
umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta kemungkinan kecil mikro-
organisme dan grey water yang merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan
kamar mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage. Campuran
faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air
bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak terdapat pada
excreta. Untuk industrial wastewater, zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain: nitrogen, sulfida, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna, mineral,
logam berat, zat pelarut dansebagainya.Sampai awal 1900-an limbah cair dari kota
(municipal wastewater) yang berasal dari pemukiman, komersial, industri dan
urban runoff tidak diolah terlebih dahulu, sehingga masuk langsung ke perairan
termasuk laut. Baru akhir 1940an sampai sekarang, banyak kota didunia
membangun sistem sewer (selokan) terutama untuk mencegah meledaknya
berbagai penyakit. Sewer merupakan suatu alat atau saluran yang berguna untuk
mengalirkan limbah domestik dan industri serta air hujan (storm water) ke
wastewater treatment plant (WWTP) dan perairan.
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika. Berikut merupakan tahapan pengolahan primer:
1. Penyaringan (Screening)
3. Pengendapan
4. Pengapungan (Floation)
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa
serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair
kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati
media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam
limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar
lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian
disalurkan ke tangki pengendapan.
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke
sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan
bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa
jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi
dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah
disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara
lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada
metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke
lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari
data primer dan data sekunder.
3.5.1 Observasi
17
3.5.2 Wawancara
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yakni berupa diagram alir
pengolahan air limbah.
Dalam penyusunan laporan ini diperlukan alur atau kerangka kerja yang
terstruktur dan sistematis dan bias disebut sebagai metode penelitian. Metode
penelitian ini merupakan suatu proses yang terdiri dari tahap-tahap yang saling
terkait antara satu dengan yang lain. Gambaran umum penyusunan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Tujuan
Pada awal penyusunan tugas akhir ini telah ditetapkan tujuan awal penulisan
yang ingin dicapai. Tujuan tersebut terdapat pada Bab I Pendahuluan.
2. Studi Literatur
Pemahaman terhadap konsep teori yang ada melalui referensi dan artikel
yang berhubungan dengan pengolahan limbah cair.
3. Studi Lapangan
4. Identifikasi permasalahan
Dari analisa dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan
untuk permasalahan yang ada.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Proses pengelolaan limbah cair di Kampung Atas Air yakni melalui Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Margasari. Pada proses ini air limbah disalurkan dari
rumah – rumah melalui Sambungan Rumah (SR) menuju kebak penampungan dan
disalurkan menuju IPAL. Untuk lebih jelas berikut flow chart aliran IPAL.
Bak Manhole merupakan bak penampungan yang dialirkan oleh bak IC.
Limbah ini dialirkan oleh pipa sekunder berdiameter 6 inch. Satu bak Mainhole
dapat menampung 3-4 bak IC. Dan sistem penyaluran limbah dari SR menuju PS
memanfaatkan hukum gravitasi sehingga tidak menggunakan pompa.
Bak RSPS berfungsi sebagai penampungan awal air limbah saat di IPAL.
Selain itu bak RSPS ini juga berfungsi memisahkan lumpur dengan air limbah
pertama kali.
23
Setelah dari bak RSPS, air limbah disalurkan menuju bak equalisasi. Disini
bak equalisasi berfungsi untuk meratakan beban air limbah yang akan diolah.
Bak aerator berfungsi untuk menurunkan mikroba / bakteri (E. Coli) dan
amoniak. Proses ini berfungsi untuk menghilangkan bau pada air limbah.
Kemudian pada bak ini terdapat mixer didalamnya.
Bak ini menampung hasil dari air olahan yang berasal dari bak flokulasi.
Kemudian air dialirkan menuju ke bak reservoir.
Pada bak ini terdapat lumpur yang berasal dari air limbah. Pada bak ini
konsentrasi lumpur lebih banyak dibandingkan dengan air. Kemudian lumpur dan
air akan dilairkan ke bak pengering lumpur untuk melakukan pemisahan lumpur
dengan air.
Pada bak ini akan dilakukannya pemisahan antara air dengan lumpur. Bak
pengering lumpur mempunyai beberapa bak sehingga air akan mengalir ke bak
yang lebih rendah, sehingga lumpur akan terpisah dengan air limbah terolah.
Kemudian lumpur ini dapat dijadikan sebagai pupuk organik tentunya dengan
memerlukan sedikit proses lagi.
Bak reservoir ini merupakan penampungan akhir dari air yang terolah. Bak
ini menggunakan sistem over flow, dimana apabila bak penuh air akan tumpah
kemudian mengalir ke sungai / laut pandansari. Tentunga air yang dibuang
kelingkungan ini telah memenuhi standar baku mutu limbah cair.
Air limbah terolah ini telah memenuhi standar baku mutu lingkungan.
Namun bukan berarti air limbah terolah ini dapat digunakan sebagai air minum,
dibutuhkannya satu proses lagi yang membutuhkan biaya besar untuk dapat
mengolah air limbah terolah ini untuk dapat dijadikan air minum. Namun air
limbah terolah ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber air dari sarana hydrant
IPAL, kemudian sumber air dari DKPP Balikpapan, dan lumpur dapat dijadikan
sebagai pupuk organik.
Air limbah terolah yang berada pada reservoir memiliki juga sambungan
menuju tempat pengisian air untuk tangki pada IPAL Margasari. Total semua
terdapat dua pengalir air yang berada di IPAL Margasari. Pengalir air ini
berfungsi untuk sebagai tempat pengisian truck bertangki besar yang biasa
digunakan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota (DKPP) dan
Pemadan Kebakaran (DAMKAR). Dan tentunya buat warga yang memerlukan.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Zulya, Febrina dan Muhammad Rizki. 2015. Sistem Pengelolaan dan Pengolahan
Air Limbah IPAL Margasari Kota Balikpapan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
31
Lampiran 1.
Jurnal IPAL