Anda di halaman 1dari 91

Risk Management

Application in Road Safety


Dengan Sistem Indeks
(sramli formula)

1
PENDAHULUAN

2
LATAR BELAKANG
• Pada tahun 2012 kami mendapat tugas
dari Dephub melakukan kajian tentang
Analisa Risiko Rute dari bus AKAP
• Kami mengembangkan metoda analisa
risiko rute atau jalur jalan dengan
menggunakan pendekatan Sistem
Indeks
• Sistem ini telah diujicoba pada Rute
Bus Bandung Jakarta lewat Sukabumi
• Sistem ini dapat digunakan untuk
setiap jalur jalan, sehingga dapat
diketahui tingkat risiko serta upaya
penanggulangannya
Latar Belakang
• Angka kecelakaan lalu lintas di jalan Raya
masih tinggi
• Faktor penyebab kecelakaan di jalan raya
beragam mulai faktor teknis kendaraan,
pengemudi, jalan, alam dan lainnya
• Pengelolaan aspek Keselamatan di jalan raya
bersifat multi sektoral seperti Polri, PUPR,
Dephub, Pemda, dan masyarakat lainya
• Untuk out pengelolaan keselamatan di jalan
juga harus mengintegrasikan semua aspek
secara holistik
Kecelakaan Lantas Mudik lebaran

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur


Perhubungan melaporkan jumlah korban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
meninggal akibat kecelakaan mudik
sudah mencapai 900 jiwa. "Ada 908 Sudirman Lambali mengungkapkan
korban meninggal dunia akibat bahwa selama arus mudik Lebaran
kecelakaan lalu lintas sejak H-8 hingga sejak (H-7) pada 23 Agustus 2011
H+6 Lebaran tahun ini," kata Ketua Harian hingga hari kedua Lebaran pada 31
Shift II Posko Tingkat Nasional Angkutan Agustus 2011, jumlah kecelakaan
Lebaran Terpadu Kementerian
Perhubungan Kemal Heryandri, dalam sebanyak 2.998 peristiwa. Dari jumlah
laporannya, Senin, 27 Agustus 2012. tersebut tercatat korban meninggal
Jumlah kecelakaan : 5.233 mencapai 490 orang, korban luka berat
•Meninggal : lebih dari 900 orang, 811 orang, dan korban luka ringan
•Luka Berat : 1.505 orang
sebesar 2.027 orang.
•Luka Ringan : 5.139 orang
•Kerugian materi : Rp 11.200.994.700 5
Korban Tewas Bus Maut Giri Indah di
Cisarua (21/8/13) Bertambah 1 Jadi 19
Orang

6
Aplikasi Manajemen Risiko
Jalan Raya
(Road Risk Assessment)

7
Latar Belakang
• Sesuai Pasal 204 UU No 22 tahun 2009 setiap perusahaan
Angkutan Umum wajib membuat, melaksanakan, dan
menyempurnakan sistem manajemen keselamatan (SMK).
• Salah satu elemen dalam SMK adalah analisa bahaya dan
risiko dalam kegiatan angkutan yang berkaitan dengan
unsur manusia, infra struktur, alam dan manajemen
• Salah satu potensi bahaya dan risiko dalam kegiatan
angkutan umum adalah prasarana jalan raya
• Diperlukan cara atau metoda untuk mengidentifikasi
bahaya dan risiko berkaitan dengan rute angkutan umum
UU N0 22 tahun 2009 LLAJ

• Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang
dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang
disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan,
dan/atau lingkungan.
• Pasal 204
Perusahaan Angkutan Umum wajib membuat,
melaksanakan, dan menyempurnakan sistem
manajemen keselamatan dengan berpedoman
pada rencana umum nasional Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Penyebab Kecelakaan lalu Lintas
• Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe
act)
• Kondisi tidak aman (unsafe condition)
dari :
– Faktor Kendaraan
– Faktor Jalan
Data Korps Lalu Lintas Mabes Polri
– Faktor Alam
menyebutkan, pada 2011, faktor jalan
menjadi kontributor kedua terbesar
28,17% terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Interaksi Penyebab Kecelakaan
Faktor Jalan
• Tikungan tajam.
• Marka atau markanya
rusak.
• Jalan licin,
• Jalan berlubang
• Jalan rusak.
• Penerangan
• Pandangan terhalang
• Rambu-rambu tidak
ada atau rusak
KONSEP RISK
ASSESSMENT
Metoda Penilaian Risiko
Dalam pengkajian untuk menghitung tingkat resiko dari jalur jalan
digunakan metoda sebagai berikut:
•Identifikasi permasalahan dan penetapan tujuan.
•Survey lapangan, yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan baik
data histories (data sekunder) maupun interview (data primer) langsung
terhadap semua pihak yang terkait dengan keselamatan dan risiko jalan
raya.
•Penelusuran literatur, untuk membandingkan kondisi yang ada saat ini
dengan standard yang berlaku untuk risiko jalan raya .
•Pengolahan data dengan menggunakan metode indeks risiko jalan.
•Membuat usulan rekomendasi pengendalian risiko .
Risk Management Process ISO 31000

Establish the context


Communicate and consult

Monitor and Review


Identify risks

Analyse risks

Evaluate risks
Assess risks

Treat risks

15
17
REDUCE LIKELIHOOD
•Audit and compliance programs
•Contract condition
•Safety review, specification, design, engineering and
operation
•Inspection and process controls
•Preventive maintenance
•Quality assurance, management and standards
•Research and development
•Training and competences
•Supervision
•Organinzasional arrangement
•Engineering control
COST BENEFIT ANALYSIS
REDUCE SEVERITY
•Contingency plan
•Contractual arrangement
•Contract condition
•Design features
•Disaster recovery plans
•Engineering and structureal barrier
•Minimizing exposure
•Separation or relocation of an activity and resources
•Public relation etc

18
Analisa Bahaya dan
Risiko Jalan
Analisa Bahaya dan Risiko Jalan
• Untuk mengidentifikasi potensi bahaya
dalam setiap jalur rute jalan dan
menentukan tingkat risikonya
• Sebagai bahan bagi semua pihak untuk
meningkatkan keselamatan berkaitan
dengan jalan
• Menentukan langkah untuk menekan
bahaya dan risiko sehingga potensi
kecelakaan dapat dihindarkan
Faktor Risiko Jalan
• Konstruksi Jalan (jalan beton, aspal, tanah dsb)
• Kondisi geografis jalan (berliku, menurun, bergelombang
atau bergunung)
• Kondisi iklim (tingkat hujan, kabut atau angin)
• Penggunaan Jalan (jalan tunggal, mix traffic, kelas jalan dll)
• Sistem perambuan dan pengaman jalan (ketersediaan
rambu pengaman jalan seperti penerangan, pagar
pengaman dll)
• Lingkungan Sosial (melewati pemukiman, pasar, hutan atau
persawahan)
• Lingkungan Alam (pohon, hutan, sungai, pantai atau rawa)
• Kepadatan jalan (jumlah kendaraan permenit, kecepatan
kendaraan rata-rata)
• Lain-lain (Pendidikan dan Disiplin Masyarakat setempat
Struktur Jalan Raya

Damija

Batas Ketinggian Damaja + 5,00 m

Damaja

Ambang Ambang

Bahu Bahu
Patok Patok
Batas Saluran Jalur Lalu Lintas Saluran Batas
Damija Tepi Tepi Damija

0.,00 m

Batas Kedalaman Damaja


- 1,50 m

Dawasja

Damija : daerah Milik Jalan Arteri : min 20 m


Kolektor min 15,0 m
Lokal : min 10,0 m
Struktur bagian jalan
Road Risk Assessment
Index Concept
“sramliformula”

25
Tahapan Penilaian Risiko Jalan
• Rute jalan dibagi atas segmen-segmen
sepanjang 1 Km,
• Untuk setiap segman dilakukan survey
kondisi risiko yang ada
• Hasil survey dianalisa dengan
menggunakan formula risiko yang
ditentukan
• Hasil analisa risiko dituangkan dalam bentuk
profil risiko
• Dari Profil risiko dikembangkan rekomendasi
pengendalian risiko
segmen47

segmen46
Perhitungan Risiko Jalan
• Risiko Jalan dihitung dari 2 faktor yaitu :
1. Faktor Risiko Jalan (Road Risk Factor)
Adalah faktor-faktor yang dapat menimbulkan
risiko kecelakaan berkaitan dengan jalan
2. Faktor Keparahan Kejadian (Impact factor)
Adalah faktor pemberat kejadian yang
mengakibatkan keparahan kecelakaan
semakin tinggi
• Kedua faktor tersebut dikombinasikan sehingga
diperoleh nilai resiko relatif
Road Risk Assessment Process
Road Risk Factors sramliformula@
Identification
Design Road
Safety Facility Operation Index
Geometric Condition
Index (SFI) (OI)
Index (GI) Index (RCI)

Road Index Sum (RIS) = (GI + SFI + RCI + OI )

Risk
Assessment Environment Index
Incident Impact (EI)
Factors
(IIF) Safety Culture
Index (SCI)

Risk
Evaluation Road Risk Score (RRS) = RIS x IIF
Risk Profile

Risk Control Risk Control

Adopted from Pipe Line Risk Assessment W. Kent Muhlbauer.


Perhitungan Risiko Jalan
• Sistem perhitungan menggunakan nilai pinalti untuk kondisi
yang tidak sesuai dengan standar
• Nilai maksimum penalti atau nilai esktrem terjadi jika suatu
ruas jalan sama sekali tidak memenuhi persyaratan teknis,
kondisi rusak, lingkungan berbahaya dan sama sekali tidak ada
pengawasan atau perambuan.
• Bagi jalan yang sudah beroperasi diambil nilai acuan
yaitu maksimal 10% dari nilai ekstrem diatas yaitu
batasan penalti atau kondisi yang berbahaya
maksimum sebesar 10% yaitu dengan nilai penalti
sebesar 8000. Nilai 10% diperoleh dari hasil uji coba
dan trial and error yang dilakukan, dan ternyata rata-
rata ketidak-sesuaian yang ada berkisar 10% dari
kondisi aktual.
• Nilai ini yang digunakan sebagai acuan dalam
mengukur tingkat risiko selanjutnya.
Sistem Penilaian dan Pinalti
Road Risk Index
Subject Max Score %

A Design & Geometric Index (GI) 100` 25

B Safety Facility Index (SFI) 100 25

C Road Condition Index (RCI) 100 25

D Operation Index (OI) 100 25

Road Risk Sum (RRS) 400

F Environment Index (EI) 100 50%


G Road Safety Culture Index (SCI) 100 50%

Incident Impact Factor (IIF)= (EI) +(SCI) 200

Relative Road Risk Score (RRS) 80.000


(RRS x IIF)
A. Design & Geometric Index

Design & Geometry Index (GI)

Subject Max.Score %
A.1. Alignment Horizontal 25 25
Index(AHI)
A.2. Alignment Vertical Index 25 25
(AVI)
A.3. Visibility Index (VI) 25 25
A.4. Road Crossing Index (RCI) 25 25
Total Score 0-100 100
B.Safety Facilities Index
Safety Facility Index (SFI)
Subject Max.Score %

B.1. Safety Sign Index (SSI) 0-25` 25


B.2. Road Shoulder Index (RSI) 0-25 25
B.3. Road Mark Index (RMI) 0-25 25
B.4. Road Guards Index (RGI) 0-25 25
Total SFI 0-100 100
C.Road ConditionIndex
Road Condition Index (RCI)

Subject Max.Score %
C.1. Surface Type Index ( STI) 0-25` 25
C.2. Design Factor/Road Class 0-20 20
Index (RC)
C.3. Right of Way Index 0-20 20
(ROWI)
C.4. Topography Index (TOPI) 0-25 25

C.5 SUTET Indext (SUT) 0-10 10


Total Score 0-100 100
D. Road Operation Index
D. Road Operation Index (ROI)
Subject Max.Score %

D.1. Transport Type Index (TTI) 0-30` 30


D.2. Safety Control Index (SCI) 0-40 40
D.3. Trafic Condition Index (TCI) 0-30 30
Total ROI 0-100 100
E.Environment Index (EI)
Incident Impact Factors Index (IIFI)
Subject Max.Score %
E Environment Index 0-100
E.1. Land Use Index 0-25 25
E.2. Social Activity Index 0-25 25
E.3. Crash Impact Index 0-25 25
E.4. Climate Index 0-25 25
Total EI 0-100 100
F.Road Safety Culture Index
Subject Max.Score %
F Road Safety Culture Index 0-100
F.1. Driving Behavior Index 0-50 50
F.2. Law Enforcement Index 0-50 50
Total SCI 100 100
Road Risk Matrix
Impact of Incident
Road Risk
Insignificant Minor Moderate Major
5 10 15 20

400 M H H HH
300 L M H H
200 L M M M
100 L L L L

HH : Very High Risk ; immediate action required


H : High Risk
M : moderate risk ; action needed
L : low risk; manage by routine procedures
Risk Criteria Jalan
Nilai Pinalti

80.000 Kondisi jalan berisiko

Risk Untolerable

8000
Risk tolerable

0
Kondisi Ideal jalan
semua memenuhi syarat
Risk Score
Risk Nilai Risk Categories
Ranking
4 6000- Very High Risiko sangat tinggi dapat
8000 Risk terjadi fataliti berganda dan
kerugian sangat besar
Risiko tinggi dapat
3 4000- High Risk menimbulkan korban cedera
6000 berat dan kerugian besar

2 2000- Medium Risiko sedang, dapat


4000 Risk mengakibatkan cedera dan
kerusakan sedang

1 <2000 Low Risk Risiko rendah mengakibatkan


cedera atau kerusakan materi
ringan
Contoh Scenario Risiko
Skenario 1
1. Jalan memiliki risiko tinggi – Score Maksimal = 400
2. Potensi impak rendah misalnya 10 artinya jika
terjadi kecelakaan tidak ada faktor pemberat
3. Risk relatif = Medium risk
Skenario 2
1. Jalan memiliki risiko tinggi – score maksimal = 400
2. Potensi impak tinggi sehingga keparahan kalau
terjadi kecelakaan besar misalnya = 200
3. Risiko relatif = High Risk
Contoh Scenario Risiko
Skenario 3
1. Jalan memiliki risiko rendah – Score = 10
2. Potensi impak rendah misalnya 10 artinya jika
terjadi kecelakaan tidak ada faktor pemberat
3. Risk Ranking = low risk
Skenario 4
1. Jalan memiliki risiko rendah – score = 10
2. Potensi impak tinggi sehingga keparahan kalau
terjadi kecelakaan besar misalnya = 200
3. Risiko Rangking = Medium Risk
A. Design & Geometric Index

Design & Geometry Index (GI)

Subject Max.Score %
A.1. Alignment Horizontal 25 25
Index(AHI)
A.2. Alignment Vertical Index 25 25
(AVI)
A.3. Visibility Index (VI) 25 25
A.4. Road Crossing Index (RCI) 25 25
Total Score 0-100 100
Faktor Geometrik Jalan
• Perancangan geometrik jalan yang baik
akan memberikan tingkat keamanan
dan keselamatan yang tingi dengan
kata lain geometrik jalan yang buruk
dapat meningkatkan risiko jalan yang
mengundang terjadinya kecelakaan.
• Faktor geometrik sangat berperan terhadap
potensi terjadinya kecelakaan yang
mencakup alinyemen horisontal, alinyemen
vertikal, alinyemen pada persimpangan
jalan dan alinyemen pada tikungan jalan.
Elemen Geometrik Jalan
Komponen tikungan
• Jika kendaraan melintasi suatu tikungan dengan
kecepatan tertentu maka kendaraan akan menerima
gaya sentrifugal yang akan mengurangi kenyamanan
pengendara. Gaya ini dapat diimbangi dengan
menyediakan suatu kemiringan melintang jalan
(superrelevasi) dengan tujuan untuk memperoleh
gaya berat yang dapat mengeleminir gaya sentrifugal.
Makin besar superelevasi maka semakin besar pula
gaya berat yang dapat mengimbangi gaya sentrifugal
• Jika desain superelevasi tidak sesuai atau lebih
rendah dari persyaratan maka potensi atau
tingkat risiko kecelakan akan semakin tinggi.
Visibility
• Faktor Visibility di jalan
sangat mempengaruhi
kecelakaan
• Banyak terjadi
kecelakaan karena
pengemudi tidak bebas
penglihatannya dan
tidak melihat kendaraan
yang datang dari depan
terutama waktu
mendahului
• Makin buruk visibility
makin tinggi tingkat
risiko jalan
Jarak Pandang Persimpangan

Kecepatan rencana Jarak pandang Minimum (m)


(km/jam) Signal Kontrol Stop Control

60 170 105

50 150 80

40 100 55

30 70 35

20 40 20
Jarak Pandang Persimpangan KA
Kecepatan Maksimum KA Jarak Pandang Minimum (m)
(km/jam)
<50 110
50 ataulebih dari <70 160
70 atau lebih dari <80 200
80 atau lebih dari <90 230
90 atau lebih dari <100 260
100 atau lebih bdari <110 300
110 atau lebih 350
B.Safety Facilities Index
Safety Facility Index (SFI)
Subject Max.Score %

B.1. Safety Sign Index (SSI) 0-25` 25


B.2. Road Shoulder Index (RSI) 0-25 25
B.3. Road Mark Index (RMI) 0-25 25
B.4. Road Guards Index (RGI) 0-25 25
Total SFI 0-100 100
Fasilitas Keselamatan
Fasilitas Keselamatan Jalan
• Faktor keselamatan jalan ada
bermacam jenis mulai dari
perambuan, pembatas jalan,
pengaman jalan, penerangan dan
penglihatan dan lainnya
• Fasilitas keselamatan jalan yang
kurang memadai meningkatkan
risiko kecelakaan
Fasilitas Keselamatan
• Safety Sign/Perambuan Lalu Lintas
• Road Shoulder/Bahu jalan dan Jalur jalan
• Road Mark (Garis pembatas jalan dan
pengaman
• Visibility yang mencakup jarak pandang,
penghalang di sepanjang jalan yang dapat
mengurangi penglihatan pengemudi khususnya
pada saat mendahului atau tikungan.
• Road Guards atau pengaman untuk menahan
benturan, atau tabrakan langsung dengan
benda keras seperti pohon dan bangunan
Safety Sign
Persyaratan Bahu Jalan
Jalan Arteri
VLHR(smp/ Ideal Minimum
Lebar Jalur (m) Lebar Bahu (m) Lebar Jalur (m) Lebar Bahu (m)
hari)

<3.000
6,0 1,5 4,5 1,0
3.000-10.000
7,0 2,0 6,0 1,5
10.000-
125.000 7,0 2,0 7,0 2,0
2nx3,5 2,5 2x7 2
>25.000
Tabel 2.2: Persyaratan Bahu Jalan
Keterangan: **)= Mengacu pada persyaratan ideal *) = 2 jalur terbagi, masing – masing n × 3, 5m, di mana n= Jumlah lajur per jalur - = Tidak ditentukan
Road Shoulder Index
Road Mark

• Marka jalan sangat penting untuk


menjamin keselamatan bagi lalu
lintas 2 arah
• Marka jalan yang baik dan lengkap
dapat menekan risiko kecelakaan
Marka Jalan
Road Guards
• Fasilitas pengaman
seperti pagar
pembatas, barrier
dan penghalang
berfungsi untuk
menekan atau
mengurangi dampak
kecelakaan
• Fasilitas pengaman
dapat menekan
risiko jalan
C.Road ConditionIndex

Road Condition Index (DI)

Subject Max.Score %
C.1. Surface Type Index ( STI) 0-20` 20
C.2. Design Factor/Road Class 0-20 20
Index (RCI)
C.3. Right of Way Index 0-20 20
(ROWI)
C.4. Topography Index (TOPI) 0-20 20

C.5 SUTET Indext (SUT) 0-20 20


Total Score 0-100 100
Surface factor
• Permukaan jalan
juga berpengharuh
terhadap
keselamatan
• Banyak kecelakaan
terjadi karena jalan
bergelombang,
tidak rata,
berlobang atau
licin
Road Class Factor
• Setiap jalan di rancang
untuk penggunaan
tertentu sesuai dengan
beban kendaraan yang
diinginkan
• Jalan yang digunakan
oleh kendaraan melebihi
kelasnya sangat
membahayakan
• Kelas jalan yang tidak
sesuai meningkatkan
risiko jalan
Right of Way (ROW)
• Setiap jalan memiliki
ROW sesuai dengan
rancangannya
• ROW banyak yang
digunakan
masyarakat atau
tidak terawat
sehingga
meningkatkan risiko
jalan
SUTET Index (SUT)
No Lokasi SUTT 66 kV SUTT 150 SUTET 500 kV
(m) kV (m) Sirkuit Sirkuit
Ganda Tunggal
(m) (m)
1. Lapangan terbuka, pada 6.5 7.5 10 11
daerah luar kota
2. Jalan Raya 8 9 15 15
3. Pohon padsa umumnya 3.5 4,5 8,5 8,5
4. Bangunan tidak tahan api 12,5 13,5 14 15
dan lapangan olah raga
5. Bagian bangunan yang tahan 3,5 4,5 8,5 8,5
api
6. SUTT lainnya, jaringan 3 4 8,5 8,5
telekomunikasi
7, Rel Kereta biasa 8 9 15 15
8. Jembatan besi, rangka besi 3 4 8,5 8,5
penahan pengantar kereta
listrik
9. Titik tertinggi tiang kapal 3 4 8,5 8,5
pada kedudukan tertinggi air
pasang pada lalu lintas air
D. Road Operation Index
D. Road Operation Index (ROI)
Subject Max.Score %

D.1. Transport Type Index (TTI) 0-30` 30


D.2. Safety Control Index (SCI) 0-40 40
D.3. Trafic Condition Index (TCI) 0-30 30
Total ROI 0-100 100
Pengoperasian Jalan
Aspek pengoperasian jalan juga menentukan tingkat
keselamatan antara lain :
•Transport Type, jenis sistem transportasi misalnya mix
transport atau campuran semua kendaraan atau ada
pemisahan antara jalur lambat dengan jalur cepat, jalur
roda dua dengan roda empat, khusus truk dan lainnya.
•Safety Control, berkaitan dengan pengawasan dan
pengendalian oleh pihak yang bertanggung jawab,
misalnya Polantas, Dephub dna lainnya. Makin tinggi
tingkat pengawasan maka pelanggaran lalu lintas
akan menurun sehingga potensi kecelakaan juga
turun.
•Traffic Condition, berkaitan dengan volume lalu lintas,
suasana lalu lintas apakah lancar atau macet.
Jenis Transport
• Jenis Transportasi
jalan juga
menentukan
tingkat risiko
• Mix transport
lebih berisiko
karena semua
kendaraan
bercampur
dibanding dengan
lalu lintas sejenis
Safety Control
• Pengawasan
Keselamatan yang
efektif dapat
menekan potensi
bahaya di jalan
• Safety control
misalnya audit jalan
berkala,
pemeriksaan berkala
dan lainnya
Faktor Pemberat Risiko
• Populasi sekitar jalan
• Kondisi Kendaraan
• Tingkat Kecepatan Lalu Lintas
• Kondisi Cuaca
• Penerangan
Incident Impact Factors Index
Incident Impact Factors Index (IIFI)
Subject Score %
A Environment Index 0-100 50
Land Use Index 0-25
Social Activity Index 0-25
Crash Impact Index 0-25
Climate Index 0-25
B Road Safety Culture Index 0-100 50
Driving Behavior Index 0-50
Law Enforcement Index 0-50
Total Incident Impact Factor 0-200 100
(:+B)
E.Environment Index (EI)
Incident Impact Factors Index (IIFI)
Subject Max.Score %
E Environment Index 0-100
E.1. Land Use Index 0-25 25
E.2. Social Activity Index 0-25 25
E.3. Crash Impact Index 0-25 25
E.4. Climate Index 0-25 25
Total EI 0-100 100
Environmental Index
• Faktor lingkungan ini sangat
menentukan berat ringannya
kecelakaan sehingga perlu
dipertimbangkan yang meliputi
penggunaan lahan sekitar jalan,
kegiatan masyarakat disekitar jalan,
dampak tabrakan dan kondisi cuaca.
Landuse Index
• Faktor penggunaan lahan sekitar
jalan mempengaruhi tingkat risiko
Landuse Index
Social Activity Index
• Kegiatan
masyarakat di sisi
jalan dapat
membahayakan
pengemudi
– Pasar
– Sekolah
– Pertokoan
– Pabrik
Crash Impact Index
• Kecelakaan jika
terjadi dapat
menimbulkan
benturan terhadap
suatu benda seperti
pohon, tebing batu ,
jurang dan lainnya
yang dapat
memperparah
kejadian
Climate Index
• Faktor alam juga
menjadi risiko di
jalan raya
• Cuaca berkabut,
hujan, debu dan
longsor berpengaruh
terhadap tingkat
risiko jalan
F.Road Safety Culture Index
Subject Max.Score %
F Road Safety Culture Index 0-100
F.1. Driving Behavior Index 0-50 50
F.2. Law Enforcement Index 0-50 50
Total SCI 100 100
Road Safety Culture
• Road Safety Culture atau
budaya keselamatan juga
berperan terhadap kecelakaan
khususnya pengguna jalan
lainnya yang turut berada di
jalan.
• Menurut Dupont , untuk setiap
1 kali kecelakaan fatal, ada 30
kali kecelakaan yang
mengakibatkan cedera berat
dan kali menimbulkan 300
cedera ringan dan 3.000 First
Aid dan terdapat 30.000 kondisi
dan tindakan tidak aman
sebagai sumber pemicu
kecelakaan.
Behavior Index
• Perilaku di jalan ini dapat diukur dengan teknik
Index Behavior.
• Behavior adalah perilaku pengemudi atau
pengguna jalan di jalan raya yaitu tindakan tidak
aman atau disebut unsafe behavior.

Number of at risk - behavior


BSI = ------------------------------------------------
Total hour of observation

Semakin tinggi index, semakin tinggi peluang


kecelakaan
Risk Behavior
Risk Behavior
Law Enforcement Index
• Penegakan Hukum
berkaitan dengan
pengawasan dan
pengendalian oleh pihak
yang bertanggung jawab,
misalnya Polantas, Dephub
dan lainnya.
• Makin tinggi tingkat
penegakan hukum
terhadap pelanggaran
lalu lintas dapat
menurunkan potensi
kecelakaan.
Hasil Uji Coba
Hasil Uji Coba
• Uji coba penerapan metoda
pengukuran dilakukan di rute AKAP
Bandung Jakarta lewat Sukabumi
Rute Bandung-Sukabumi-Jakarta
Contoh Index Segmen Km 84
Kode Kriteria Nilai Maksimal Nilai
A Design & geometrik Index 100 11
(GI)
B Safety Facility Index (SFI) 100 10
C Road Conditon Index (RCI) 100 17
D Road Operational Index 100 27
(OI)
Total Risk Relatif Index (RRI) 400 65
E Environment Index EI) 100 18
F Road Safety Culture Index 100 16
(SCI)
Total Incident Impact Factor ((IIF) 200 34
Total Relative Risk Score 2.210
(RRS=RRIxIIF)
Tingkat Risiko Medium

Segmen Km 84 memiliki risiko medium. Risiko tertinggi berkaitan dengan aspek


operational jalan. Lalu lintas tergolong padat dengan mixed transport dan
pengawasan dinilai minim sehingga tingkat pelanggaran tinggi
Secara menyeluruh tingkat risiko di rute ini dikategorikan sedang, di beberapa
bagian misalnya antara Segmen Km 20-35 dan Segmen Km 111-118 tergolong
tinggi, antara lain karena kondisi jalan, faktor fasilitas pengaman dan operasi ,
serta faktor dampak dan keparahan kecelakaan yang tinggi
Pengendalian Risiko

• Pengendalian risiko untuk setiap segmen


jalan dilakukan dengan menekan angka
risiko yang ditemukan disetiap segmen
• Pendekatan pertama adalah dengan
mengupayakan untuk menekan faktor
risiko sehingga angka RRI akan menurun.
• Pendekatan kedua adalah dengan
menekan angka keparahan jika risiko
terjadi dengan menekan atau
menghilangkan faktor pemberat
Contoh Index Segmen Km 84
Kode Kriteria Nilai Maksimal Nilai
A Design & geometrik Index 100 11
(GI)
B Safety Facility Index (SFI) 100 10
C Road Conditon Index (RCI) 100 17
D Road Operational Index 100 27
(OI)
Total Risk Relatif Index (RRI) 400 65
E Environment Index EI) 100 18
F Road Safety Culture Index 100 16
(SCI)
Total Incident Impact Factor ((IIF) 200 34
Total Relative Risk Score 2.210
(RRS=RRIxIIF)
Tingkat Risiko Medium

Pengendalian risiko dilakukan dengan menekan faktor risiko dimasing-masing


segmen jalan sehingga penalti menjadi “0”
Kesimpulan
• Model indek risiko dapat diterapkan untuk
mengetahui risiko relatif dari masing-masing
segmen jalan
• Untuk melakukan penilaian perlu team dengan
keahlian khusus misalnya bidang geometrik,
ahli manajemen jalan, lingkungan jalan dan
lainnya
• Hasil indek risiko jalan dapat digunakan untuk
berbagai keperluan seperti untuk program
perbaikan, penataan lalu lintas , rekayasa ,
perancangan rute AKAP dan untuk menyusun
SMK dan lainnya

Anda mungkin juga menyukai