Anda di halaman 1dari 125

ANALISA RESERVOAR HIDROKARBON

FORMASI TABALAR LAPANGAN “RKD”


SUB CEKUNGAN BERAU CEKUNGAN TARAKAN
MENGGUNAKAN DATA SEISMIK 2D
DENGAN METODE INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE

SKRIPSI

Oleh :

Rengga Kharisma Dewandhana


115.090.026

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2014

2
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISA RESERVOAR HIDROKARBON


FORMASI TABALAR LAPANGAN “RKD”
SUB CEKUNGAN BERAU CEKUNGAN TARAKAN
MENGGUNAKAN DATA SEISMIK 2D
DENGAN METODE INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Telah dipersiapkan dan disusun oleh :

Rengga Kharisma Dewandhana


115.100.054

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Yogyakarta, 28 Desember 2014


Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing II

Ardian Novianto, ST. MT. Ir. Mahap Maha, MT.


NPY. 2.78.10.07.02411 NIP. 19570304.198703.1002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Geofisika

Dr. Ir. H. Suharsono, MT i


NIP. 19620923.1990033.1001
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya menyatakan bahwa judul dan keseluruhan isi dari skripsi adalah asli karya
ilmiah saya, dengan ini saya menyatakan bahwa dalam rangka menyusun,
berkonsultasi dengan dosen pembimbing hingga menyelesaikan skripsi ini, tidak
melakukan penjiplakan (plagiasi) terhadap karya orang atau pihak lain baik karya lisan
maupun tulisan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Saya menyatakan bahwa apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
mengandung unsur jiplakan (plagiasi) dari karya orang atau pihak lain, maka
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya, di luar tanggung jawab Dosen Pemimbing.
Oleh karenanya saya sanggup bertanggung jawab secara hukum dan bersedia
dibatalkan/dicabut gelar kesarjanaan saya oleh Otoritas/Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Yogyakarta dan diumumkan kepada khalayak
ramai.

Yogyakarta, 28 Desember 2014

Yang Menyatakan,

Materai Rp.6000,-

Rengga Kharisma Dewandhna

Nomor Hp/ Telepon : 0856 4331 8080


Alamat e-mail : rengga.kade@gmail.com
Nama dan Alamat Orang tua : Endras Riskiarto
Perum Dep. Kes Blok D8 No.16
Kelurahan Keramat Utara
Kecamatan Magelang Utara

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH S.W.T yang senantiasa selalu
memberikan segala petunjuk, kenikmatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan skripsi ini dengan judul “ANALISA RESERVOAR HIDROKARBON FORMASI
TABALAR LAPANGAN “RKD” SUB CEKUNGAN BERAU CEKUNGAN TARAKAN
MENGGUNAKAN DATA SEISMIK 2D DENGAN METODE INVERSI ACOUSTIC
IMPEDANCE” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan kuliah program sarjana strata
1 Program Studi Teknik Geofisika Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti K, M.Sc selaku Rektor UPN ”Veteran” Yogyakarta.
2. Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral.
3. Dr.Ir.H.Suharsono, MT selaku Ketua Program Studi Program Studi Teknik
Geofisika, yang telah memberi banyak pelajaran dan bimbingan selama kuliah.
4. Ardian Novianto, ST.MT selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing,
mengarahkan dan memberi masukan selama ini.
5. Ir. Mahap Maha, MT selaku dosen pembimbing 2 yang telah membimbing,
mengarahkan dan memberi masukan selama ini.
6. Para Dosen dan Staf Tata Usaha Program Studi Teknik Geofisika, atas
bantuannya selama kuliah, pembuatan surat jalan dan surat pengantar untuk
Skripsi.
7. Bapak Suherman dan Keluarga Besar PT. Mega Energy Processindo yang telah
mengijinkan saya melakukan Skripsi dan telah membimbing saya serta
memberikan ilmu yang berarti saat berada perusahaan.
8. Orang tua tercinta (Ibu dan Bapak), atas doanya, semangat, dukungan dan
bimbingannya dalam perkuliahan terutama dalam saat proses mengerjakan
Skripsi dari awal hingga akhir.

iii
9. Refita Aqdwirida (Adiku) dan Deffy Dewanti atas dukungannya dan motivasi
dalam mengerjakan Skripsi.
10. Wisnu Eka, Rizky Zuledi, Hafiz Hamdalah dan alumni, sekaligus teman yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membimbing selama ini dalam
menganalisa data dan langkah-langkah menempuh skripsi ini, terimakasih atas
masukannya, dukungan dan diskusinya selama ini.
11. Geofisika 2009, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas
kebersamaannya selama ini, suka duka selama kuliah, dukungan dan
motivasinya.

Yogyakarta, 28 Desember 2014

Rengga Kharisma Dewandhana

iv
ABSTRAK

ANALISA RESERVOAR HIDROKARBON


FORMASI TABALAR LAPANGAN “RKD” SUB-CEKUNGAN BERAU
CEKUNGAN TARAKAN MENGGUNAKAN DATA SEISMIK 2D
DENGAN METODE INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE

Oleh:

Rengga Kharisma Dewandhana


115.090.026

Daerah penelitian terletak di Lapangan “RKD”, terletak pada Fromasi Tabalar, Sub
Cekungan Berau, Cekungan Tarakan mempunyai reservoar berupa batugamping.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa batuan reservoar pada Lapangan “RKD”
tersebut.
Analisa menggunakan Seismik Inversi diharapkan memberikan informasi karakteristik
reservoar yang terdapat pada Formasi Tabalar. Salah satu metode Sesimik Inversi
Akutik Impedansi yaitu sparse spike. Metode ini baik digunakan pada daerah yang
memiliki keterbatasan data sumur. Metode ini sesuai digunakan pada lapangan “RKD”
yang hanya menggunakan satu sumur.
Hasil yang ditunjukan pada analisa crossplot AI vs Gamma Ray dengan color keys
Resistivitas pada sumur well_12 dianggap sensitif. Dari hasil crosplot tersebut
dihasilkan dua zona, yaitu zona low impedance dan high impedance dengan range nilai
p-impedance sebesar 33500 ((ft/s)*(g/cc)) – 54000 ((ft/s)*(g/cc)). Zona reservoar
diindikasikan dengan high impedance, dengan nilai p-impedance > 41.500
((ft/s)*(g/cc)). Keberadan zona reservoar terletak pada dua zona, zona pertama terletak
pada sekitaran Well_12 dan zona kedua berada disebelah barat laut dari zona pertama.
Persebaran reservoar bersifat setempat- setempat dikarenakan adanya sesar yang
diindikasikan sebagai perangkap.

Kata kunci : Formasi Tabalar, Sub Cekungan Berau, Cekungan Tarakan, Reservoar,
Akustik Impedansi, Sparse Spike.

v
ABSTRACT
ANALYSIS HYDROCARBONS RESERVOIR
TABALAR FORMATION “RKD” FIELD BERAU SUB BASIN
TARAKAN FORMATION USING 2D SEISMIC DATA WITH ACOUSTIC
IMPEDANCE INVERSION METHOD

By:

Rengga Kharisma Dewandhana


115.090.26

Research area is located in“RKD” Field of Tabalar Formation, Berau Sub


Basin, Tarakan Basin has reservoir be in the form of limestone rock. The purpose of
the study was to analysis the reservoir rock in the "RKD" Field.
Analysis of Seismic Inversion is expected to provide information of reservoir
characterization in Tabalar Formation. One method of Seismic Acoustic Impedance
Inversion is sparse spike. This method is best used in areas that have limited well data.
This method is suitable for use in the "RKD" field who only uses one well.
The results of the analysis are shown in crossplot AI vs Gamma Ray with color
keys resistivity in well_12 is considered sensitive. From the results of are produced two
zone, that are low impedance zone and high impedance zone with the range p-
impedance value are 33500 ((ft/s)*(g/cc)) – 54000 ((ft/s)*(g/cc)). Reservoir zone are
indicated by the high impedance 41.500 ((ft/s)*(g/cc)). The existence of reservoir zone
are lies in two zones, the first zone is located around Well_12 and the second zone is
located in the northwest of the first zone. Distribution of reservoir there are localy
because of the fault are indicated as a trap.

Keywords : Tabalar Formation, Berau Sub Basin, Reservoir, Tarakan Basin, Reservoir,
Acoustic Impedance, Sparse Spike

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
I.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
I.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 2
I.4. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II .1. Geologi Regional ................................................................................... 4
II.1.1. Struktur Geologi Regional ........................................................... 6
II.1.3. Stratigrafi Regional ..................................................................... 9
II.1.4. Sistem Minyak Bumi (Petroleum System) ................................. 14
II .2. Geologi Lokal ......................................................................................... 16
II.2.1. Struktur Geologi Daerah Penelitan .............................................. 16
II.2.2. Stratigrafi Daerah Penelitian ....................................................... 18

BAB III DASAR TEORI


III.1. Seismik Refleksi ..................................................................................... 21

vii
III.1.2. Prinsip Dasar Seismik Refleksi .................................................. 22
III.1.2. Acoustic Impedance (AI) ............................................................ 21
III.1.3. Wavelet Seismik ......................................................................... 24
III.I.4. Seismogram Sintetik ................................................................... 25
III.2. Well Logging (Data Sumur) .................................................................. 26
III.2.1. Log Litologi ............................................................................... 27
III.2.1.1. Log Gamma Ray .......................................................... 27
III.2.1.2. Log Spontaneous Potensial (SP) ................................. 27
III.2.2. Log Porositas .............................................................................. 28
III.2.2.1 Log Sonik ..................................................................... 28
III.2.2.2 Log Densitas ................................................................. 29
III.2.2.3 Log Neutron ................................................................. 29
III.2.3. Log Resistivitas .......................................................................... 30
III.3. Sifat Fisik Batuan Reservoar ................................................................... 30
III.3.1. Porositas ..................................................................................... 30
III.3.2. Permeabilitas .............................................................................. 31
III.3.3. Saturasi Fluida ............................................................................ 31
III.3.4. Wettabilitas ................................................................................ 32
III.3.5. Tekanan Kapiler ......................................................................... 32
III.3.6. Komprebilitas ............................................................................. 32
III.4. Sifat Fisik Fluida Reservoar ...................................................................... 33
III.5. Seismik Inversi ....................................................................................... 33
III.5.1. Inversi Model Based .................................................................. 35
III.5.2. Inversi Rekursif / Band Limited Inversion ................................. 37
III.5.3. Sparse-spike ............................................................................... 38

BAB IV METODE PENELITIAN


IV.1. Pengumpulan Data ................................................................................ 43
IV.2. Pengolahan Data ..................................................................................... 45
IV.2.1. Analisa Zona Target ................................................................... 45

viii
IV.2.2. Ekstraksi Wavelet ...................................................................... 45
IV.2.3. Well Seismic Tie ......................................................................... 46
IV.2.4. Penarikan Fault dan Horizon ..................................................... 46
IV.2.5. Model Awal ............................................................................... 46
IV.2.6. Analisa Inversi ........................................................................... 47
IV.2.7. Proses Inversi ............................................................................. 48

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


V.1. Penentuan Zona Target .............................................................................. 49
V.2. Analisa Tunning Thickness ....................................................................... 51
V.3. Analisa Pra Inversi (Analisa Sensitifitas) ................................................. 52
V.4. Wavelet dan Well Seismic Tie ................................................................... 54
V.5. Picking Foult ............................................................................................. 56
V.6. Picking Horizon ........................................................................................ 57
V.7. Peta Struktur Waktu .................................................................................. 59
V.8. Model Awal ............................................................................................... 61
V.9. Analisa Inversi Seismik ............................................................................. 62
V.9.1. Analisa Pre-Inversi ...................................................................... 62
V.9.2. Analisa Hasil Inversi ................................................................... 65
V.9.3. Peta Persebaran Akustik Impedansi ............................................ 67
V.9.4. Analisa Potensial Reservoar ........................................................ 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


VI.1. Kesimpulan ............................................................................................... 74
VI.2. Saran ......................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75


LAMPIRAN ...................................................................................................... 78

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. Lokasi Daerah Penelitian Lapangan “RKD”


( (a) Achmad and Samuel, 1984, (b) Tossin & Kadir, 1996) ............. 3
Gambar II.1. Pembagian Sub-Cekungan pada Cekungan Tarakan
(Achmad and Samuel, 1984) ..................................................... 6
Gambar II.2. Struktur geologi cekungan tarakan (Netherwood and Wight,
1993; Hidayat dkk, 1995; Situmorang dan Burhan, 1992) ......... 8
Gambar II.3. Tatanan Stratigrafi Cekungan Tarakan dan Cekungan
lainnya di Kalimantan Timur (Satyana et al., 1999) .................. 14
Gambar II.4. Struktur Yang Berkembang Pada Daerah Penelitian .................. 17
Gambar II.5. Kolom Stratigrafi Lokal Berdasarkan Sumur Well_12 .............. 20
Gambar III.1. Prinsip Penjalaran Gelombang Dalam Survey Seismik
Refleksi (Kearey et al., 2002) ................................................... 21
Gambar III.2. Pengaruh Beberapa Parameter Terhadap Kecepatan
Gelombang Seismik (Sukmono, 2000) ..................................... 23
Gambar III.3. Wavelet Seismik (a) Fasa Minimum, (b) Fasa Campuran,
(c) Fasa Maksimum, dan (d) Fasa Nol (Sukmono, 1999) .......... 24
Gambar III.4. Sintetik Seismogram Yang Dibuat Dari Koefisien Refleksi
dan Dikonvolusikan Dengan Wavelet (Sukmono, 1999) ........... 25
Gambar III.5. Metoda inversi seismik (Sukmono, 2007)................................... 34
Gambar III.6. Proses inversi “model based” (Russell,1991) ............................ 36
Gambar III.7. Ilustrasi diagram konsep inverse model based
(Sukmono, 2000) ........................................................................ 36
Gambar III.8. Prinsip metode Maksimum-Likelihood dan SLMA
(Sukmono, 2002) ........................................................................ 39
Gambar III.9. Alogaritma SLMA yang mengilustrasikan model reflektivitas
sederhana (Sukmono, 2002) ....................................................... 39

x
Gambar III.10. Prosedur untuk memperbaharui wavelet pada
Maximum-Likelihood (Sukmono, 2002) .................................... 40
Gambar IV.1. Diagram Pengolahan Data ......................................................... 42
Gambar IV.2. Lintasan Seismik Daerah Penelitian .......................................... 43
Gambar IV.3. Penampang Final Post Stack 2D Lapangan RKD pada line 12... 44
Gambar V.1. Analiasa Zona Target Menggunakan Log .................................. 51
Gambar V.2. Analiasa Spektrum Amplitudo ................................................... 52
Gambar V.3. Crossplot antara log Akustik Impedansi (AI) dan Gamma Ray
dengan ColorKey Resistvitas ..................................................... 54
Gambar V.4. Wavelet statistic ......................................................................... 55
Gambar V.5. Well Sesimic Tie pada Well_12 .................................................. 55
Gambar V.6. Picking Foult Line 12b (South West – North East) ................... 56
Gambar V.7. Picking Foult Line 9 (North West - South East) ........................ 57
Gambar V.8. Picking Horizon Line 12b (South West – North East) ................ 58
Gambar V.9. Picking Horizon Line 9 (South West– North East) ..................... 58
Gambar V.10. Peta Struktur Waktu Top Reservoar ........................................... 60
Gambar V.11. Peta Struktur Waktu Bottom Reservoar ...................................... 61
Gambar V.12. Model Awal ................................................................................ 62
Gambar V.13. Zona Target Daerah Yang Skan Dilakukan Inversi ................... 63
Gambar V.14. Parameter Yang Digunakan Dalam Pre-Inversi ......................... 63
Gambar V.15. Analisa Pre-Inversi ..................................................................... 64
Gambar V.16. Penampang Mode Inversi Sparse Spike Lintasan 12b ................ 65
Gambar V.17. Penampang Mode Inversi Sparse Spike Lintasan 9 .................... 66
Gambar V.18. Quality Control Hasil Inversi ..................................................... 67
Gambar V.19. Persebaran Peta Akustik Impedansi Sayatan Satu Tubuh
Target .......................................................................................... 68
Gambar V.20. Peta struktur waktu Top Reservoar ............................................ 70
Gambar V.21. Peta Overlay Struktur Waktu Dengan Akustik Impedansi ......... 71
Gambar V.22. Peta Persebaran Akustik Impedansi Beserta Lintasan
Seismik ......................................................................................... 73

xi
DAFTAR LAMPIRAN

A.1 Lintasan sesimik daerah penelitan ....................................................... 78


A.2 Penampang sesimik pada line 12b ....................................................... 78
A.3 Penampang sesimik pada line 10 ......................................................... 79
A.4 Penampang sesimik pada line 14 ......................................................... 79
A.5 Penampang sesimik pada line 16 ......................................................... 80
A.6 Penampang sesimik pada line 7 ........................................................... 80
A.7 Penampang sesimik pada line 9 ........................................................... 81
A.8 Penampang sesimik pada line 11 ......................................................... 81
B.1 Display Log pada Well_12 .................................................................. 82
B.2 Crossplot Gamma Ray vs P-Impedance pada Well_12 ....................... 82
B.3 Cross section Gamma Ray vs P-Impedance pada Well_12 ................. 83
B.4 Crossplot Resistivity vs Gamma Ray pada Well_12 ............................ 83
B.5 Cross section Resistivity vs Gamma Ray pada Well_12 ...................... 84
B.6 Crossplot P-Impedance vs Resistivity pada Well_12 .......................... 84
B.7 Cross section P-Impedance vs Resistivity pada Well_12 .................... 85
C.1 Well Seismic Tie Seismik pada Well_12 ............................................. 86
C.2 Model awal Well_12 line 19 ................................................................ 86
C.3 Model awal Well_12 line 12b .............................................................. 87
D.1 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 16 ........................... 88
D.2 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 14 ........................... 88
D.3 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 12b ......................... 89
D.4 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 10 ........................... 89
D.5 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 7 ............................. 90
D.6 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 9 ............................. 90
D.7 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 11 ........................... 91
E.1 Picking Foult dan Picking Horizon Line 12b ...................................... 92
E.2 Picking Foult dan Picking Horizon Line 10 ........................................ 92

xii
E.3 Picking Foult dan Picking Horizon Line 14 ....................................... 93
E.4 Picking Foult dan Picking Horizon Line 16 ........................................ 93
E.5 Picking Foult dan Picking Horizon Line 9 .......................................... 94
E.6 Picking Foult dan Picking Horizon Line 11 ........................................ 94
E.7 Picking Foult dan Picking Horizon Line 7 .......................................... 95
F.1 Tabel Perhitungan Porositas Manual ................................................... 96
F.2 Log Porositas Sintetik ........................................................................... 111

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Minyak bumi ataupun hidrokarbon merupakan sumber daya utama. Karena
merupakan sumber daya utama, maka banyak dilakukan eksplorasi guna menemukan
cadangan minyak dan gas bumi yang ekonomis untuk dieksploitasi. Oleh sebab itu,
penulis melakukan penelitian untuk menganalisa keberadaan hidrokarbon yang tiap
tahun mulai berkurang.
Salah satu metode seismik yang dikembangkan yaitu metode inversi. Metode
inversi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menganalisa keberadaan
reservoar, Acoustic Impedance (AI) adalah salah satunya. Acoustic Impedance
merupakan produk konversi wiggle seismik menghasilkan tampilan yang lebih
komprehensif dan lebih mudah dipahami oleh ahli geofisika, geologi, perminyakan
maupun manager. Seismik inversi adalah teknik untuk membuat model bawah
permukaan bumi menggunakan data seismik sebagai input dan data sumur sebagai
kontrol (Sukmono, 2000).
Metode Acoustic Impedance (AI) diharapkan dapat memberikan gambaran
bawah permukaan sesuai dengan keadaan sebenaranya dan dapat menentukan
keberadaan reservoar. Model seismik inversi yang digunakan dalam penelitian yaitu
sparse spike, hal ini diharapkan dapat menentukan nilai Acoustic Impedance reservoar
serta menentukan persebaran reservoar berdasarkan nilai Acoustic Impedance pada
Formasi Tabalar, Lapangan “RKD”, Sub-Cekungan Berau, Cekungan Tarakan,
Kalimantan Timur.

1
I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengaplikasikan metode
seismik inversi Acoustic Impedance (AI) guna mengidentifikasi zona reservoar pada
Lapangan “RKD” dengan zona target pada Formasi Tabalar, Sub-Cekungan Berau,
Cekungan Tarakan.
Sedangkan tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan nilai Acoustic Impedance (AI) pada reservoar yang telah
dilakukan inversi.
2. Memperkirakan persebaran reservoar di Lapangan “RKD” berdasarkan
peta sayatan Acoustic Impedance (AI).

I.3. Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi pada metode Acoustic Impedance (AI) dengan mode
Sparse Spike yang digunakan untuk menganalisa nilai P-Impedance berdasarkan
penampang seismik AI di Formasi Tabalar, Lapangan “RKD”, Sub-Cekungan Berau,
Cekungan Tarakan. Data sumur yang digunakan berjumlah satu sumur, yaitu sumur
Well_12. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan inversi Acoustic Impedance (AI)
mode Sparse Spike untuk menganalisa keberadaan zona reservoar hidrokarbon pada
lapangan “RKD” Formasi Tabalar, Sub-Cekungan Berau, Cekungan Tarakan,
Kalimantan Timur.

I.4. Lokasi dan Waktu Penelitian


Daerah penelitian terletak di Lapangan “RKD” pada Formasi Tabalar, Sub-
Cekungan Berau, Cekungan Tarakan Provinsi Kalimantan Timur (Gambar I.1.).
Pengolahan data dilakukan di PT. Mega Energy Processindo. HR Building 3nd floor.
Jl. KH.Wahid Hasim No.5, Kebon Sirih Menteng. Jakarata Pusat. Penelitian dilakukan
selama dua bulan dimulai dari tanggal 1 April 2013 sampai dengan 31 Mei 2013.

2
(a)

Daerah Lokasi
Penelitian

(b)
Gambar I.1. Lokasi Daerah Penelitian Lapangan “RKD” ( (a) Achmad and Samuel, 1984, (b)
Tossin & Kadir, 1996)

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II .1. Geologi Regional


Lokasi penelitan berada di pulau Kalimantan Provinsi Kalimantan Timur yang
tepatnya terletak pada Cekungan Tarakan. Cekungan Tarakan merupakan salah satu
dari tiga Cekungan Tersier utama yang terdapat di bagian timur continental margin
Kalimantan (dari utara ke selatan: Cekungan Tarakan, Cekungan Kutai dan Cekungan
Barito), yang dicirikan oleh hadirnya batuan sedimen klastik sebagai penyusunnya
yang dominan, berukuran halus sampai kasar dengan beberapa endapan karbonat.
Secara fisiografi, Cekungan Tarakan adalah daerah rendahan di sebelah utara
Cekungan Kutai di bagian timur Pulau Kalimantan yang bersama dengan berbagai
cekungan lainnya menjadi pusat pengendapan sedimen dari bagian timur laut Sunda
Land selama Masa Kenozoikum. Cekungan Tarakan di bagian barat dibatasi oleh
batuan Pra-Tersier Tinggian Kuching dan dipisahkan dari Cekungan Kutai oleh
kelurusan timur-barat Tinggian Mangkalihat.
Proses pengendapan Cekungan Tarakan di mulai dari proses pengangkatan.
Transgresi yang diperkirakan terjadi pada Kala Eosen sampai Miosen Awal bersamaan
dengan terjadinya proses pengangkatan gradual pada Tinggian Kuching dari barat ke
timur. Pada Kala Miosen Tengah terjadi penurunan (regresi) pada Cekungan Tarakan,
yang dilanjutkan dengan terjadinya pengendapan progradasi ke arah timur dan
membentuk endapan delta, yang menutupi endapan prodelta dan batial. Cekungan
Tarakan mengalami proses penurunan secara lebih aktif lagi pada Kala Miosen sampai
Pliosen. Proses sedimentasi delta yang tebal relatif bergerak ke arah timur terus
berlanjut selaras dengan waktu.
Cekungan Tarakan berupa depresi berbentuk busur yang terbuka ke timur ke
arah Selat Makasar atau Laut Sulawesi yang meluas ke utara Sabah dan berhenti pada
zona subduksi di Tinggian Semporna dan merupakan cekungan paling utara di
Kalimantan. Tinggian Kuching dengan inti lapisan Pra-Tersier terletak di sebelah

4
baratnya, sedangkan batas selatannya adalah Punggungan Suikers bood dan Tinggian
Mangkalihat.
Ditinjau dari fasies dan lingkungan pengendapannya, Cekungan Tarakan
terbagi menjadi empat sub cekungan, yaitu Tidung Sub-basin, Tarakan Sub-basin,
Muara Sub-basin dan Berau Sub-basin (Gambar II.1).
1. Tidung Sub-basin
Terletak paling utara, terisi sedimen berumur Oligosen sampai Miosen Akhir.
Dipisahkan dengan Berau Sub-basin di bagian selatan oleh Sekatak Ridge.
2. Berau Sub-basin
Terletak pada bagian selatan, terisi oleh sedimen berumur Eosen Akhir sampai
Miosen Akhir.
3. Tarakan Sub-basin
Terletak pada bagian tengah dan merupakan sub cekungan paling muda.
Perkembangan paling utara ke arah lepas pantai dan terisi dengan Formasi
Tarakan -Bunyu yang berumur Miosen Akhir.
4. Muara Sub-basin
Merupakan deposenter paling selatan dan perkembangan sedimennya ke arah
lepas pantai di utara Tinggian Mangkalihat. Dipisahkan dengan Berau Sub-
basin, di utaranya oleh Suikerbrood Ridge yaitu suatu Tinggian yang berarah
Barat- Timur.

5
Gambar II.1. Pembagian Sub Cekungan Pada Cekungan Tarakan (Achmad and Samuel, 1984)

II.1.1. Struktur Geologi Regional


Struktur regional di Cekungan Tarakan dikontrol oleh sesar-sesar atau patahan.
Sesar ini bergerak dengan arah relatif utara timur laut–selatan barat daya. Diduga pada
Cekungan Tarakan telah terjadi empat kali tektonik. Tektonik awal terjadi pada Akhir
Kapur atau lebih tua. Gejala ini mengakibatkan perlipatan, pensesaran dan pemalihan
regional derajat rendah pada Formasi Bangara.
Terdapat tiga patahan di Cekungan Tarakan yaitu patahan Semenanjung Semporna,
Patahan Maratua dan Patahan Semenanjung Mangkalihat. Patahan Maratua terjadi
terletak pada perbatasan diantara Sub-basin Tarakan dan Muara. Di Cekungan Tarakan
terdapat lima antiklin yaitu Antiklin Sebatik, Antiklin Ahus, Antiklin Bunyu, Antiklin
Tarakan, dan Antiklin Latih.
Pada Awal Eosen dibagian tengah dan barat terbentuk Formasi Sembakung dalam
lingkungan laut dangkal, diikuti pengendapan Formasi Tabalar dibagian tenggara pada
kala Eosen – Oligosen dan di ikuti tektonik kedua. Sesudah kegiatan tektonik kedua
tersebut terjadi pengendapan Formasi Birang dibagian timur, tengah dan selatan
maupun dibagian barat pada kala Oligosen – Miosen. Setempat diikuti terobosan

6
andesit yang mengalami alterasi dan mineralisasi. Disamping itu juga terjadi kegiatan
gunungapi sehingga terbentuk Satuan Gunungapi Jelai dibagian barat.
Pengendapan Formasi Birang diikuti pengendapan Formasi Latih di bagian selatan
pada daerah Teluk Bayur dan sekitarnya. Pengendapan berlangsung pada akhir Miosen
Awal hingga Miosen Tengah, diikuti kegiatan tektonik ketiga. Setelah kegiatan
tektonik tersebut, pada akhir Miosen Akhir hingga Pliosen terendapkan Formasi
Labanan di barat daya, Formasi Domaring di bagian timur, dan Formasi Tabul di
bagian utara.
Kegiatan gunungapi terjadi pada Miosen Akhir. Kegitan gunungapi tersebut
menyebakan terjadinya lipatan, sesar dan menghasilkan bentuk morfologi atau
fisiografi yang terlihat sekarang ini.

7
Gambar II.2. Struktur geologi cekungan tarakan (Netherwood and Wight, 1993; Hidayat
dkk, 1995; Situmorang dan Burhan, 1992)

8
II.1.2. Stratigrafi Regional
Stratigrafi secara regional dapat dibagi menjadi endapan Pra-Tresier, Tresier
dan Kuarter. Batuan Tresier tertua dinamakan Formasi Danau, tersusun atas batuan
yang mengalami tektonik kuat dan batuan metamorf dengan ketebalan yang signifikan,
dengan umur yang masih menjadi perdebatan antara Pra-Karbon atau Jura-Kapur
(Marks, 1957 op. cit Achmad and Samuel, 1984).
Tataan strtigrafi Cekungan Tarakan berumur Eosen Awal hingga Kuarter, yang
akan dijelaskan dari formasi tertua hingga termuda sebagi berikut (Gambar II.3):

Formasi Sembakung
Informasi tentang sedimen Paleosen sampai Eosen Awal sangatlah
terbatas. Pada singkapan, sekuen pengendapan terdiri dari batupasir vulkanik
dan lempung terletak selaras pada Formasi Danau yang dikelompokkan ke
dalam Formasi Sembakung. Dasar pembentukan terdiri dari batu pasir merah
dan konglomerat di Sungai Tabalar.

Formasi Sujau
Formasi ini terdiri dari batuan klastik kasar yang merupakan batuan
konglomerat, batu pasir, material vulkanik dibagian bawah, dan serpih dengan
sisipan batubara, batugamping dengan interkalasi napal di bagian atas. Formasi
ini diendapkan secara tidak selaras dibatuan dasarnya (Formasi Sembakung)
dengan total ketebelan lebih dari 1000 meter.
Sedimen klastik Formasi Sujau bagian bawah diperkirakan merupakan
pengisian sedimen tahap awal, yang mengisi palung seperti graben yang
kemungkinan terbentuk dari hasil pemekaran Selat Makasar pada umur Eosen
Awal (Letini dan Darman, 1996). Produk erosi dari Lempang Sunda di bagian
barat terakumulasi bersama dengan material vulkanik-piroklastik membentuk
basal clastic. Keberadaan lapisan batubara dan interkalasi napal pada bagian
yang lebih tua mengindikasikan lingkungan yang terisolasi dari fasies lakustrin
yang menunjukan adanya pendalaman menjadi lingkungan laut. Gejala

9
menghalus ke atas dengan lapisan serpih dan batugamping mengindikasikan
bahwa pengaruh dari sedimentasi laut mulai meningkat. Pengendapan
berlangsung dari Eosen Akhir-Oligosen Awal (Letini dan Darman, 1996).

Formasi Seilor
Formasi Seilor diendapkan tidak selaras di atas Formasi Sujau dan
mempunyai ketebalan sekitar 100-150 meter. Formasi ini terdiri dari
batugamping micritic dengan pertumbuhan terumbu secara lokal. Formasi ini
diendapkan di lingkungan laut (Achmad and Samuel, 1984).

Formasi Mangkabua
Serpih laut dan napal dari Formasi Mangkabua diendapkan secara
berangsur ke arah cekungan di atas Formasi Seilor. Sebagian besar dari
singkapan napal formasi ini ada di bagian atas diri Delta Bulungan dan di
sebelah barat dari Sub-cekungan Tarakan. Formasi Mangkabua ini diendapkan
pada umur Oligosen awal hingga Oligasen akhir.

Formasi Tempilan
Formasi ini terdiri dari klastik basal, dicirikan dengan adanya perlapisan
batupasir, tuf, serpih dan sisipan batubara yang terbentuk bersamaan dengan
transgresi regional. Formasi ini dapat teramati dengan baik di batas dari
Cekungan Tarakan di sepanjang sayap dari Sebuku atau Setarak (Biantoro et
al., 1996).

Formasi Tabalar
Pengendapan formasi diikuti dengan diendapkannya micritic limestone
Formasi Tabalar secara selaras yang berkembang sebagai sikuen platform
karbonat dengan perkembangan terumbu secara lokal yang menghasilkan
ketidak selarasan lokal di atas Formasi Seilor selama umur Oligosen Akhir-
.Miosen Awal di sekitar daerah Mangkaliat. Di bagian utara dan mengarah ke

10
daerah cekungan (timur), fasiesnya berubah secara gradual menjari dengan
Formasi Tabalar menjadi napal formasi di atasnya.

Formasi Birang atau Naintupo


Pada akhir Miosen Awal, diendapkan perselingan batupasir-batuserpih,
napal dengan lapisan batugamping dari Formasi Birang di cekungan sebelah
selatan dan ekuivalen dengan Formasi Naintupo sebelah utara (Sub-cekungan
Tarakan). Formasi yang diendapkan pada rezim transgresi ini merupakan hasil
perubahan fasies dari Formasi Tabalar. Seri dari batuan serpih yang berumur
Miosen Awal-Tengah ini menunjukan adanya peningkatan pengaruh
lingkungan laut terbuka (open marine). Ketebalan dari formasi ini meningkat
dari 200 meter menjadi sekitar 800 meter ke arah cekungan.

Formasi Latih atau Meliat


Di daerah Mangkalihat atau pada Sub-Cekungan Muara (selatan),
diendapkan Formasi Latih yang terdiri dari batupasir kasar dengan kehadiran
struktur silang siur, dan terdapat batuan serpih karbonat yang diendapkan di
atas Formasi Birang diikuti dengan pengendapan Formasi Menumbar yang
terdiri dari batulempung karbonatan, napal, dan batulempung secara selaras.
Unit litologi yang ekuivalen dengan formasi ini di Sub-cekungan
Tarakan (Utara) disebut Formasi Meliat yang telah tererosi sebagian selama
umur Miosen Akhir. Formasi Meliat terdiri dari batupasir kasar, serpih
karbonatan, dan gamping tipis yang tidak selaras di atas Formasi Naintupo. Ke
arah cekungan (contoh Pulau Bunyu) di dalam formasi ini diendapkan juga
batuserpih dan batulanau dengan beberapa lensa batupasir.
Berdasarkan data sumur di Bangkudulis-1, Formasi Meliat terdiri dari
batuan sedimen dan batuan beku (Biantoro et al., 1996). Batuan sedimen
klastiknya merupakan endapan batulempung delta plain bagian atas dengan
perlapisan batupasir. Pada awal umur Miosen Tengah, suplai sedimen dari
Tinggian Kuching meningkat karena adanya pengangkatan di batas barat

11
Cekungan Tarakan. Formasi Latih diendapkan secara tidak selaras di atas siklus
sedimentasi kedua dan mempunyai ketebalan sekitar 900-1100 meter. Formasi
ini menandakan adanya fase regresif dari Cekungan Tarakan (Biantoro et al.,
1996).

Formasi Tabul dan Fomasi Santul


Formasi Tabul terdiri dari batulanau, batupasir dan serpih dengan
sedikit gamping sisipan dan juga terkadang hadir lapisan batubara meskipun
tipis. Ketebalan formasi ini sekitar 1500 meter di sebelah barat Sub-Cekungan
Tarakan, dan menjadi semakin tebal ke arah timur seperti di Pulau Bunyu yang
mencapai ketebalan 3500 meter. Pada bagian atas formasi ini mengalami
perubahan litologi secara berangsur menjadi batulanau, batupasir, dan batu
lempung yang berinteraksi dengan batubara yang biasa disebut dengan Formasi
Santul. Formasi ini diendapkan pada Miosen Akhir dalam lingkungan delta
plain-proximal delta front (Biantoro et al., 1996).
Di bagian selatan, Formasi Tabul dan Formasi Santul ekuivalen dengan
Formasi Menumbar yang terdiri dari serpih laut, batulempung karbonatan,
napal dan batugamping yang menjari dalam formasi ini.
Sedimen menjadi semakin berkurang ke arah bagian batas cekungan,
sementara ke arah cekungan siklus ini terus menghasilkan endapan yang
semakin menebal karena syngenetically growth faulting.

Formasi Tarakan dan Formasi Domaring


Formasi Tarakan merupakan seri deltaik yang berumur Pliosen,
berkembang di utara, dalam Sub-cekungan Tidung dan Sub-Cekungan Tarakan
dari batupasir, serpih, dan sisipan batulempung, dan lapisan batubara (lignite)
yang merupakan bagian dari fasies delta plain-fluvial. Di beberapa area Formasi
Tarakan hadir tidak selaras seperti di Pulau Bunyu dimana kontak antara
Formasi Tarakan dan Formasi Santul berupa transisional ke arah timur, fasies

12
ini berubah menjadi batulempung dan batulanau dari fasies pro-delta (Biantoro
et al., 1996).
Di sebelah selatan formasi ini berkembang dalam Sub-Cekungan Muara
dan Sub-Cekungan Berau sebagai Formasi Sajau yang berangsur berubah
menjadi batugamping. Formasi ini kemudian disebut sebagai Formasi
Domaring yang berkembang di cekungan selatan bagian barat. Formasi
Domaring terdiri dari platform batugamping yang semakin ke arah timur,
berubah menjadi napal dan serpih dari fasies netrik luar.

Formasi Bunyu dan Formasi Waru


Formasi ini tidak selaras di atas Formasi Tarakan, diendapkan selama
fase transgresi pada umur Pleistosen dalam lingkungan delta plain-Fluviatil.
Litologi terdiri dari batupasir yang tebal yang berukuran sedang hingga kasar
dan kadang bersifat konglomerat dengan interbeded serpih dan batubara dengan
tingkat lignit (Achmad and Samuel, 1984). Batupasir pada Formasi Bunyu
umumnya lebih tebal, lebih kasar, dan kurang kompak jika dibandingkan
dengan batupasir Formasi Tarakan.
Ke arah selatan Formasi Bunyu berkembang sebagai Formasi Waru.
Formasi ini terdiri dari napal laut dangkal, batugamping yang secara lokal
berlapis dengan batupasir. Formasi ini berkembang dalam fase transgresi dalam
lingkungan non-deltaic. Formasi Waru teramati dengan baik di Sub-Cekungan
Berau dan Muara, sementara itu di Sub-Cekungan Tarakan berkembang
Formasi Bunyu.

13
Target Penelitian

Gambar II.3. Tatanan Stratigrafi Cekungan Tarakan dan Cekungan lainnya di Kalimantan
Timur (Satyana et al., 1999)

II.1.3. Sistem Minyak Bumi (Petroleum System)


Sistem minyak bumi merupakan hal terpenting untuk mengidentifikasi
hidrokarbon. Dalam sistem minyak bumi terdapat lima unsur yang harus terpenuhi
yaitu batuan induk (source rock), batuan reservoar, perangkap, batuan penutup (seal
rock), dan migrasi. Lima hal tersebut merupakan bagian penting keterdapatan
hidrokarbon, jika tidak ada salah satu atau bahkan semua dari unsur tersebut dapat
dikatakan bahwa daerah tersebut tidak berpotensi adanya hidrokarbon.

14
Di daerah penelitian kali ini yang berada dicekungan Tarakan dianggap
memiliki kelima unsur petroleum system tersebut. Berikut ini merupakan system
minyak bumi di daerah penelitian
1. Batuan Induk (Source Rock)
Distribusi batuaan induk yang menghasilkan akumulasi hidrokarbon
dikontrol oleh struktur morfologi, sediment influx, posisi didalam graben
dan hubungan variasi lacustrine facies adalah Formasi Telisa yang terdiri
dari marine shale, prodelta shale dan claystone. Batuan induk tersebut
kaya kandungan algae-amorphous serta bakteri tipe I dan II yang
memiliki kandungan karbon
Batuan induk di Cekungan Tarakan sendiri terbentuk pada batuan
lempung pada Formasi Mangkubua, Naintupu dan Meliat. Bahkan
batulempung pada Formasi Santul dan Tarakan sendiri pun bisa bertindak
sebagai batuan induk karena daerah ini diendapkan pada lingkungan delta.
2. Batuan Reservoar
Batuan reservoar merupakan batuan tempat hidrokarbon
terakumulasi dan bergerak. Pada Formasi Tabalar batuan reservoar di
indikasikan dengan batugamping yang memiliki porositas dan
permeabilitas yang cukup sebagai reservoar hidrokarbon.
3. Perangkap
Menurut Sismanto (1999) secara prinsip terjadinya
jebakan/perangkap (trap) adalah adanya laipsan permeable dan porous
(batuan reservoar) ditumpangi atau dihalangi oleh batuan yang
impermeable yang berfungsi sebagai pencegah larinya hidrokarbon ke
tempat lain (cap rock). Struktur-struktur geologi yang menjebak minyak
dan gas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Jebakan struktural yaitu jebakan yang terbentuk akibat efek
deformasi batuan-batuan reservoar, seperti sesar, antiklin, dan
lain-lain.

15
2. Jebakan stratigrafi yaitu jebakan yang terbentuk oleh
pengendapan seperti reff, kanal, delta, dan lain sebagainya, atau
erosi batuan.
3. Jebakan kombinasi yaitu gabungan elemen-elemen struktur dari
kedua bentuk di atas.
Mengingat bahwa di Cekungan Tarakan sedimen yang diendapkan
dilingkungan delta, maka perangkap hidrokarbon yang sering ditemukan
adalah perangkap stratigrafi. Meskipun demikian, karena pada Plio-
Pleistosen terjadi tektonik, kemungkinan perangkap struktur dapat juga
terjadi, terutama perangkap struktur antiklin (roll over) yang berasosiasi
dengan patahan normal.
4. Batuan Penutup
Batuan pada daerah ini merupakan batuan penutup berupa shale yang
merupakan bagian dari Formasi Tabalar itu sendiri.
5. Migrasi Hidrokarbon
Migrasi hidrokarbon dari batuan induk atau dapur hidrokarbon ke
perangkap diduga melalui bidang patahan. Dikarenakan didaerah
penelitian terdapat beberapa patahan yang diduga sebagai tempat migrasi
hidrokarbon itu sendiri.

II .2. Geologi Lokal


II.2.1. Struktur Geologi Daerah Penelitan
Struktur geologi di daerah ini terdiri dari lipatan sesar normal menunjukkan
arah utama barat laut-tenggara dan barat daya timur laut. Struktur lipatan seperti
antiklin dan sinklin berarah barat laut - tenggara dan barat daya-timur laut. Pola seperti
ini terbentuk dikarenakan sejarah tektonik yang mana pada daerah ini telah terjadi
empat kali tektonik. Tektonik awal terjadi pada Kapur Akhir atau lebih tua. Gejala ini
mengakibatkan perlipatan dan pensesaran. Pada Eosen Awal di bagian tengah dan barat
terbentuk Formasi Sembakung dalam lingkungan laut dangkal, diikuti pengendapan
Formasi Tabalar di bagian tenggara pada Kala Miosen Awal dan diikuti tektonik kedua.

16
Lintasan seimik pada penilitan dapat mencerminakan pola pengendapan.
Pengendapan pada daerah penelitian dapat dilihat setelah adanya flattering pada
horizon tertentu untuk mengidentifikasikan bentukan sebelum terjadi tektonik seperi
sekarang ini. Pada daerah penelitan terjadi pengendapan kabonat klastk (biru) kemudan
sediatasnya diendapkan pula shale dengan perselingan batupasir. Litologi yang
didapatkan tersebut mengacu pada analisa log (Gambar II.5). Setelah pengendapan
selesai disusul dengan adanya tektonik (kompresi) yang menyebabkan kondisi dari
daerah penelitan terlihat seperti antiklin (Gambar II.5).

Gambar II.4. Struktur Yang Berkembang Pada Daerah Penelitian

17
II.2.2. Stratigrafi Daerah Penelitian
Stratigrafi daerah penelitan mengacu pada marker yang ada. Marker tersebut
memberikan informasi batasan formasi yang berada di daerah penelitian tersebut.
Satuan batuan yang terdapat pada sumur Well_12 dari tua ke muda yaitu Formasi
Tabalar dan Formasi Birang (Gambar II.5).

Formasi Tabalar
Dari informasi log yang diperoleh, Formasi Tabalar terdiri dari
batugamping karbonat dan shale. Informasi tersebut didapatkan adari anilisa
log yang ada. Pada log gamma ray rendah > 60 API dan memiliki densitas tinggi
diidentifikasi sebagai batugamping karbonat. Batuan shale sendiri diidentifikasi
berdasarkan pola log gamma ray yang tinggi < 60 API dan memiliki densitas
yang besar, tetapi densitas batuan shale tidak lebih tinggi dari batu gamping.
Batu gamping karbonat merupakan batuan sedimen yang mempunyai
komposisi yang dominan (lebih dari 50%) terdiri dari garam-garam karbonat.
Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi
karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi
karbonatnya >50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi
disebut sebagai batuan karbonat. Batuan karbonat sendiri memiliki nilai
ekonomi yang penting, sebab batuan karbonat mempunyai porositas yang
memungkinkan untuk terkumpulnya hidrokarbon, terutama batuan karbonat
yang telah mengalami proses dolomitisasi, sehingga menjadikan perhatian
khusus pada geologi minyak bumi.
Batugamping karbonat sendiri dibedakan menjadi dua macam yaitu
karbonat klastik dan non klastik. Karbonat klastik terbentuk akibat adanya
proses transportasi, deposisi, dan mengalami diagenesa. Sedangkan karbonat
non klastik adalah karbonat yang berkembang secara insitu secara kimiawi dan
organik serta tidak mengalami transportasi. Dalam penelitian terdapat
batugamping karbonat kalstik yang dapat ditinaju dari penampang seimik pada

18
daerah penelitan. Pada penampang seismik menunjukan pola pengendapan
yang diperkirakan merupakan karbonat klastik.
Pada Formasi Tabalar tidak hanya terdapat batugamping karbonat,
tetapi terdapat juga shale yang diindikasikan sebagai penutup sebagai
petroleum system. Batuan shale menurut Clark (1954) adalah batuan detritus
yang partikel-partikel penyusunnya memiliki diameter kurang dari 1/16 mm.
Dengan demikian, menurut definisi tersebut, istilah shale mencakup baik
batulanau maupun batuan yang biasa dinamakan serpih. Walau demikian,
kebanyakan peneliti membagi material halus ke dalam dua kategori yaitu lanau
dan lempung yang berturut-turut menyusun batulanau dan batulempung. Shale
memiliki porositas yang baik tetapi memiliki permeabilitas yang sangat buruk,
oleh sebab shale tidak dapat meloloskan sebuah fluida dan cocok sebagi
penutup dalam petroleum system.

Formasi Birang
Berdasarkan kurva log Gamma Ray dan Density pada Well_12 dapat
ditentukan satuan batuan apa saja yang terdapat dalam setiap formasi. Pada
penelitian kali ini Formasi Birang diperkirakan terdapat dua satuan batuan yaitu
batupasir dan shale. Batupasir sendiri diidentifikasi berdasarkan kurva gamma
ray yang rendah 60 < dan memiliki densitas yang cukup rendah. Densitas
batupasir cukup rendah dikarenakan batupasir memiliki porositas dan
permeabilitas yang cukup tinggi dan memiliki ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 2 mm. Menurut Pettijohn (1975) batu pasir digolongkan menjadi tiga
kategori utama yaitu : pasir terigen (terrigeneous sand), pasir karbonat
(carbonate sand), dan pasir piroklastik (pyroclastic sand).
Pasir terigen adalah pasir yang terbentuk akibat pelapukan dan
penghancuran batuan tua. Pasir itu diangkut, dipilah, dan diubah oleh aliran
fluida (air atau udara) serta berasal dari daerah sumber yang terletak di luar
cekungan pengendapannya. Sedangakan batupasir karbonat tersusun dari
material penyusun pasir karbonat terbentuk dalam cekungan pengendapan serta

19
bukan merupakan material rombakan yang merupakan produk penghancuran
batuan tua. Untuk pasir piroklastik didefinisikan sebagai batupasir yang
terbentuk akibat letusan gunungapi. Pasir piroklastik dapat diendapkan dalam
lingkungan yang beragam, baik lingkungan terestris maupun lingkungan
akuatis. Istilah vulkaniklastik (volcaniclastic)juga diterapkan pada sebagian
pasir, yakni pasir yang kaya akan material vulkanik. Pasir vulkaniklastik dapat
berupa pasir piroklastik maupun pasir terigen (jika berasal dari volcanic
terrane).

: Target Penelitian

Gambar II.5. Kolom Stratigrafi Lokal Berdasarkan Sumur Well_12

20
BAB III
DASAR TEORI

III.1. Seismik Refleksi


III.1.2. Prinsip Dasar Seismik Refleksi
Dalam seismik refleksi, gelombang seismik yang yang berasal dari sumber
energi menjalar ke bawah permukaan bumi dan menemui bidang batas lapisan, maka
gelombang tersebut akan mengalami pembiasan dan juga akan terpantul kembali ke
permukaan oleh penerima (geophone atau hydrophone) (Gambar III.1)

Gambar III.1. Prinsip penjalaran gelombang dalam survey seismik refleksi (Kearey et al.,
2002)

Perbedaan kecepatan (V) dan kerapatan (ρ) antara kedua lapisan batuan
menyebabkan gelombang seismik akan terpantul dan terbias. Gelombang bias akan
diteruskan dengan arah yang berbeda dan gelombang pantul akan terpantul kembali

21
menuju permukaan. Dalam metode seismik refleksi, geophone akan menangkap
gelombang yang menuju permukaan tersebut.

III.1.2. Acoustic Impedance (AI)


Salah satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah Acoustic Impedance (AI)
yang merupakan perkalian antara kecepatan (V) dan densitas (ρ).
𝐴𝐼 = 𝑉𝑝 . 𝜌 (III.1)
Dimana: AI = acoustic impedance
Vp = kecepatan gelombang P (m/s)
ρ = densitas (g/cm3)
Harga AI ini lebih dikontrol oleh kecepatan gelombang P dibandingkan
densitas, karena orde nilai kecepatan lebih besar dibandingkan dengan orde nilai
densitas. Jika gelombang seismik ini melewati dua media yang berbeda Acoustic
Impedance-nya maka akan ada sebagian energi yang dipantulkan yang kemudian
direkam oleh receiver dipermukaan. Perbandingan antara energi yang dipantulkan
dengan energi yang datang pada keadaan normal adalah:

Er/Ei = KRi x KRi (III.2)

AI p AI 2  AI 1  2 v 2  1 v1
KR   
AI d AI 2  AI 1  2 v 2  1 v1 (III.3)

Keterangan:

KR = Koefisien Refleksi
Er = Energi Pantul
Ei = Energi Datang
AI p
= Amplitudo gelombang pantul
𝐴𝐼𝑑 = Amplitudo gelombang datang
𝐴𝐼2 = Acoustic Impedance pada lapisan kedua
𝐴𝐼1 = Acoustic Impedance pada lapisan pertama
𝜌2 = Densitas lapisan kedua

22
𝜌1 = Densitas lapisan pertama
𝑣1 = Kecepatan pada lapisan pertama
𝑣2 = Kecepatan pada lapisan kedua

Sesuai dengan persamaan (III.2) maka hanya sebagian kecil energi yang
terefleksikan bila kontras Acoustic Impedance-nya tidak berbeda secara signifikan.
Perbedaan harga AI kita dapatkan karena adanya perpaduan kontras densitas dan
kecepatan gelombang seismik. AI adalah parameter fisik batuan yang dipengaruhi oleh
tipe litologi, porositas, kandungan fluida, kedalaman, tekanan, dan temperatur. Oleh
karena itu AI dapat digunakan untuk identifikasi litologi, porositas, hidrokarbon dan
yang lainnya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai kecepatan gelombang seismik
(Gambar III.2), yang secara tidak langsung juga mempengaruhi nilai AI. Namun
karakteristik reservoar berdasarkan AI saja memiliki keterbatasan dalam membedakan
antara efek litologi dan fluida. Nilai AI rendah akibat kehadiran fluida hidrokarbon,
terkadang dianggap sebagai AI rendah akibat efek litologi.

Gambar III.2 Pengaruh beberapa parameter terhadap kecepatan gelombang seismik


(Sukmono, 2000)

23
III.1.3. Wavelet Seismik
Wavelet adalah kumpulan dari sejumlah gelombang harmonik yang
mempunyai amplitudo, frekuensi dan fase yang berbeda. Wavelet merupakan suatu
fungsi yang menggambarkan amplitudo terhadap waktu, dapat juga dinyatakan dalam
kawasan frekuensi melalui suatu transformasi (Sismanto, 2006).
Wavelet idealnya digunakan untuk setiap perlapisan tetapi kenyataan itu
tidak selalu dapat digunakan bergantung dengan sistem perlapisan medium dan
sifat wavelet yang digunakan. Dalam sesimik dikenal empat model wavelet yaitu
fase konstan, fase minimum, fase maksimum, dan fase campuran.
Wavelet fase konstan yang kita sebut juga sebagai wavelet fase nol
merupakan wavelet yang yang membuat energi dapat terkonsentrasi pada puncak
posotif dan konvolusi wavelet dengan koefisien refleksi akan meningkatakn resolusi.
Pada wavelet fase minimum merupakan wavelet yang energinya terkonsentrasi sedekat
mungkin pada titik aslinya. Wavelet berfase maksimum memiliki energi yang terpusat
secara maksimal di bagian akhir dari wavelet tersebut. (Gambar III.3)

(a) (b)

(c) (d)

Gambar III.3. Wavelet Seismik (a) Fasa Minimum, (b) Fasa Campuran, (c) Fasa Maksimum,
dan (d) Fasa Nol (Sukmono, 1999).

24
III.I.4. Seismogram Sintetik
Seismogram sintetik ini dikorelasikan dengan penampang seismik, maka akan
diperoleh error trace yang akan digunakan untuk mengkoreksi model koefisien
refleksi sedemikian rupa, sehingga sampai diperoleh korelasi optimum. Sintetik
seismogram diperoleh dari konvolusi deret koefisien refleksi dengan wavelet.
S(t) = w(t) * r(t) (III.4)
Dimana:
S(t) = seismogram sintetik
w(t) = wavelet
r(t) = deret koefisien refleksi
* = operator konvolusi
Deret koefisien refleksi ini menggunakan data P-Impedance yang diperoleh
dari log sumur (log densitas dan log sonik/kecepatan). Wavelet dapat diturunkan
secara matematis, atau didapatkan dari ekstraksi dari data seismik baik secara
statistik maupun deterministik. Konvolusi koefisien refleksi dengan wavelet seismik
menghasilkan model trace seismik yang akan dibandingkan dengan data riil
seismik dekat sumur (Gambar III.4). Seismogram sintetik dibuat untuk
mengkorelasikan antara informasi sumur (litologi, kedalaman, dan sifat-sifat fisis
lainnya) terhadap penampang seismik guna memperoleh informasi yang lebih lengkap
dan komprehensif (Sismanto, 1996).

25
Koefisien Dikonvolusikan Seismogram
Batuan
Refkleksi Dengan Wavelet Sintetik

Gambar III.4. Sintetik seismogram yang dibuat dari koefisien refleksi dan dikonvolusikan
dengan wavelet (Sukmono, 1999).

III.2. Well Logging (Data Sumur)


Well Logging adalah metode atau teknik untuk mengkarakterisasi formasi
di bawah permukaan dengan melakukan pengukuran parameter-parameter fisis
batuan dalam lubang bor, sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman
dari proses well logging.
Tujuan dilakukannya well logging adalah untuk mengetahui parameter –
parameter fisik batuan sehingga dapat dilakukan interpretasi terhadap sumur, yang
berkenaan dengan penampang sumur, karakter reservoar seperti litologi,
kandungan serpih, porositas, permeabilitas dan saturasi air. Selain hal itu, logging
juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya cadangan hidrokarbon
mengetahui kondisi struktur dan stratigrafi.
Well logging yang dilakukan setelah proses pemboran, biasa dikenal dengan
nama wireline logging. Wireline logging dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dari
interpretasi yang akan dilakukan. Berikut pembagian log berdasarkan kegunaannya
(Harsono, 1997).

26
III.2.1. Log Litologi
III.2.1.1. Log Gamma Ray
Secara umum log litologi digunakan untuk mengidentifikasi pergantian
formasi dari suatu data log. Jenis log yang digunakan adalah log gamma ray. Log
gamma ray mempunyai satuan gApi (American Petroleum Institute gamma ray units)
dengan skala 0–200 gApi. Prinsip kerja log gamma ray adalah perekaman
radioaktivitas alami bumi yang berasal dari tiga unsur radioaktif dalam batuan yaitu
Uranium, Thorium dan Potassium. Unsur tersebut memancarkan gamma ray dalam
pulsa – pulsa energi tinggi yang akan dideteksi oleh alat log gamma ray. Partikel
radioaktif (terutama potassium) sangat umum dijumpai pada mineral clay dan beberapa
jenis evaporit karena ukuran butirnya clay. Dikarenakan karakteristiknya, maka log
gamma ray akan menunjukkan suatu suksesi yang sama antara lapisan pasir dan lapisan
karbonat. Perlu ditekankan disini bahwa pembacaan gamma ray bukan fungsi dari
ukuran butir atau kandungan karbonat, tetapi akan berhubungan dengan banyaknya
kandungan shale.
Kegunaan log gamma ray antara lain untuk estimasi kelempungan, korelasi
antar sumur, menentukan lapisan permeabel, depth matching antara logging yang
berurutan. Anomali yang biasanya muncul dalam log gamma ray adalah batuan yang
mengandung isotop radioaktif tapi bukan clay/shale, misalnya tuff sehingga untuk
mengetahui sumber radiasi secara lebih pasti menggunakan Spectral Gamma ray
Partikel Radioaktif banyak dijumpai di formasi yang berukuran lempung sehingga
nilai gamma ray tinggi diasumsikan sebagai shale, sedangkan nilai gamma ray yang
rendah diasumsikan sebagai batupasir. Log gamma ray adalah log yang paling baik
untuk identifikasi reservoar batupasir.

III.2.1.2. Log Spontaneous Potensial (SP)


Log Spontaneous Potensial (SP) adalah hasil pengukuran perbedaan
potensial natural (self potensial) antara elektroda dalam lubang bor dengan elektroda
referensi yang berada di permukaan . Tujuan utama kurva SP adalah untuk
membedakan formasi shale dan non shale. Sebagai kurva litologi, kurva SP juga

27
digunakan untuk menentukan batas-batas lapisan, ketebalan lapisan, dan perkiraan
berdasarkan kualitaif dan kuantitatif besarnya kandungan shale dalam lapisan-lapisan
porous tersebut, serta dapat digunakan untuk menentukan air formasi (R w) (Dedi dan
Haryadi, 1999).
Dafleksi negatif ataupun positif terjadi karena adanya perbedaan salinitas
antara lumpur dan kandungan dalam batuan. Dengan menggunakan jenis lumpur
pemboran dari “fresh water mud”, berbagai defleksi SP dapat terbentuk. Bentuk
defleksi disebabkan adanya hubungan antara arus listrik dengan gaya-gaya
elektromotif (elektrokimia dan elektrokinetik) dalam formasi.
Secara singkat defleksi kurva SP yang tergambarakan pada slip log
memberikan bentuk-bentuk berikut (Dedi dan Haryadi, 1999):
1. Untuk lapisan shale, kurva SP log akan terbentuk garis lurus dan biasa
disebut “shale base line”.
2. Untuk lapisan yang permeabel dengan kandungan hidrokarbon, maka kurva
log SP berkembang negatif.
3. Untuk lapisan permeabel dengan kandungan air tawar kurva log SP akan
berkembang positif (ke kanan) dari shale base line.

III.2.2. Log Porositas


III.2.2.1. Log Sonik
Log sonik dirancang untuk merekan porositas formasi dengan cara
mengukur “interval transite time” (∆t), yaitu waktu yang diperlukan oleh gelombang
suara untuk merambat sejauh 1 feet dalam formasi (Dedi dan Haryadi, 1999).
Setiap benda dapat menyalurkan gelombang akustik, hanya saja waktu yang
dibutuhkan setiap benda berbeda–beda tergantung material penyusun di dalamnya. Log
sonik mengukur waktu kedatangan antara gelombang akustik pada transmitter dengan
receiver, sehingga dapat digunakan untuk mengkarakterisasi bahan yang terkandung di
dalam formasi batuan. Log sonik mempunyai satuan ft/µs (feet/microsecond).
Log sonik digunakan untuk pembuatan P-Impedance dengan
mengkalikannya dengan log densitas. Selanjutnya P-Impedance digunakan untuk

28
pembuatan seismogram sintetik. Selain itu, log sonik juga berfungsi untuk penentuan
porositas dan identifikasi litologi berdasarkan kecepatan gelombang akustik dalam
medium. Pada batugamping nilai kecepatan gelombang akustik akan lebih tinggi dari
batupasir dan serpih. Pada batubara kecepatan gelombang akustik lebih rendah dari
batupasir dan serpih.

III.2.2.2. Log Densitas


Pengukuran log densitas dengan menggunakan sumber gamma ray energi
tinggi yang ditembakkan ke dalam formasi batuan. Gamma ray memiliki sifat
dualisme, artinya dapat berbentuk gelombang elektromagnetik atau menjadi partikel
foton (hamburan Compton). Pada saat hamburan Compton, foton gamma ray
bertumbukan dengan elektron dari atom di dalam formasi, foton akan kehilangan
tenaga karena proses tumbukan dan dihamburkan ke arah yang tidak sama dengan
arah foton awal. Sedangkan tenaga foton yang hilang sebetulnya diserap oleh elektron
sehingga elektron dapat melepaskan diri dari ikatan atom menjadi elektron bebas.
Foton yang dihamburkan ini masih mampu menendang keluar elektron dari atom lain.
Proses tumbukan lanjutan sampai akhirnya foton sudah melemah tersebut terserap
secara keseluruhan dinamakan gejala fotolistrik. Jumlah elektron yang keluar
tergantung oleh tenaga foton dan jenis mineral. Log densitas memiliki satuan gr/cc
(gram/cubic centimeter) dengan skala 1,7 gr/cc – 2,7 gr/cc. Log densitas biasa
digunakan untuk penentuan porositas, identifikasi gas dan deteksi tight sand serta
pembuatan seismogram sintetik.

III.2.2.3. Log Neutron


Log neutron merupakan hasil pengukuran kandungan hidrogen pada suatu
formasi. Log neutron dinyatakan dalam fraksi (tanpa satuan) atau dalam persen. Alat
log neutron terdiri dari sumber yang menembakkan partikel-partikel neutron dan dua
buah detektor, detektor dekat dan detektor jauh. Banyaknya neutron yang ditangkap
oleh detektor akan sebanding dengan jumlah atom hidrogen dalam formasi.

29
Kegunaan dari log neutron adalah untuk mengestimasi besarnya porositas
batuan. Dalam tampilan kurva log, log neutron biasanya dikombinasikan dengan log
densitas untuk mengidentifikasi adanya kandungan gas dalam formasi. Gas
mempunyai porositas dan densitas yang rendah, sehingga dalam kurva log akan terjadi
separasi dimana log densitas berada di sebelah kiri dan log neutron berada di sebelah
kanan.

III.2.3.Log Resistivitas
Log resistivitas merupakan log elektrik yang merekam daya hantar listrik suatu
batuan. Log resistivitas memiliki satuan Ωm dan diplot dalam kurva logaritmik dengan
skala 0.2 Ωm – 200000 Ωm. Cara kerja log resistivitas adalah dengan mengukur daya
hantar formasi batuan saat dialiri arus listrik. Daya hantar listrik dalam batuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kandungan saturasi dan salinitas fluida.
Sehingga log resistivitas dapat digunakan untuk identifikasi hidrokarbon dalam suatu
formasi batuan.

III.3. Sifat Fisik Batuan Reservoar


Syarat yang harus dipenuhi oleh satuan batuan reservoar adalah harus
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan mengalirkan fluida yang tergantung
didalamnya. Hal ini dinyatakan dalam porositas dan permabilitas. Porositas dan
permeabilitas sangat erat hubungannya, sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas
tidak mungkin terjadi tanda adanya porositas, walaupaun sebaliknya batuan yang
mempunyai porositas belum tentu memiliki permeabilitas. Berikut ini merupakan sifat
fisik batuan reservoar (Dedi dan Haryadi, 1999):

III.3.1. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari volume ruang pori-pori
terhadap volume total batuan yang menyatakan kemampuan batuan untuk menampung
fluida reservoar. Dalam tekniknya porositas dapat didefinisikan menjadi dua macam,
yaitu:

30
1. Porositas Absolut.
Porositas absolut adalah perbandiangan antara volume pori-pori total
terhadap volume batuan total yang dinyatakan dalam persen.
2. Porositas Efektif.
Porositaf efektif adalah perbandingan antara volume pori-pori yang
berhubungan terhadap volume batuan total yang dinyatakan dalam persen.

III.3.2. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagi suatu bilangan kemampuan batuan untuk
mengalirkan fluida. Dalam reservoar permeabilitas dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Permeabilitas Absolut.
Permeabilitas Absolut yaitu permabilitas dimana fluida yang mengalir
memalui media berpori tersebut hanya satu fasa.
2. Permeabilitas Efektif.
Permeabilitas efektif yaitu permebailitas dimana fluida yang mengalir lebih
dari satu fasa.
3. Permeabilitas Relatif.
Permeabilitas relative yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif
dengan permeabilitas absolut.

III.3.3. Saturasi Fluida


Dalam batuan reservoar, minyak, gas, dan air terdapat bersama-sama dalam
pori-pori batuan reservoar tersebut dan tersebar keseluruh bagian reservoar. Saturasi
fluida didefinisakan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan yang
ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan
berpori.

31
III.3.4. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu sifat batuan yang menyatakan mudah
atau tidaknya permukaaan batuan untuk dibasahi fluida. Dimana terdapat tegangan
permukaan yang disebabkan oleh adanya kontak dua fluida yang saling tidak
bercampur. Besar kecilnya wettabilitas tergantung dari gaya adhesi yang merupakan
fungsi dari tegangan permukaan.

III.3.5. Tekanan Kapiler


Tekanan kapiler didefinisikan sebagai perbedaan tekanan permukaan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak bercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat terjadinya pertemuan antara permukaan yang memisahkan kedua fluida
tersebut. Besarnya tekanan kapiler ini dipengaruhi oleh adanya tegangan permukaan,
sudut kontak antara minyak-air-zat padat dan jari-jari lengkung pori-pori. Tekanan
kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoar minyak maupun gas, yaitu:
1. Mengontrol ditribusi saturasi dalam reservoar.
2. Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau
melalui pori-pori reservoar dalam arah vertikal.

III.3.6. Komprebilitas
Menurut Geerstma (1957), terdapat tiga konsep komprebilitas batuan, antara
lain :
1. Kompresibilitas Matrik Batuan.
Komprebilitas matrik batuan yaitu fraksi perubahan volume material padatan
(grains) terhadap satuan perubahan tekanan.
2. Komprebilitas Bulk Batuan.
Komprebilitas bulk batuan yaitu fraksi perubahan volume bulk batuan
terhadap satuan perubahan tekanan.
3. Komprebilitas Pori-Pori Batuan.
Komprebilitas pori-pori batuan yaitu fraksi oerubahan volume pori-pori
batuan terhadap satuan perubahan tekanan.

32
III.4. Sifat Fisik Fluida Reservoar
Beberapa sifat fisik fluida yang perlu diketahui adalah :
1. Densitas.
Densitas sediri merupakan masa jenis dalam suatu benda. Dalam sifat fisik
fluida reservoar, densitas merupakan massa jenis dari gas, minyak, maupun air
itu sendiri. Densitas minyak, gas, dan air memiliki nilai yang berbeda. Nilai
densitas gas lebih kecil dari pada minyak, dan densitas air lebih besar dari pada
densitas minyak.
2. Viskositas.
Viskositas sendiri merupakan tahanan fluida baik berupa gas ataupun minyak.
Viskositas minyak sendiri yaitu suatu ukuran tentang besarnya keenggangan
minyak untuk mengalir memalui pori. Untuk viskositas gas adalah suatu ukuran
tahanan gas terhadap aliran yang mempunyai satuan centipoise.
3. Faktor Volume Formasi Fluida.
Faktor volume formasi fluida yaitu volume dalam barrel yang ditempati oleh
gas ataupun minyak.
4. Komprebilitas.
Seperti halnya sifat fisik reservoar, komprebilitas juga merupakan fraksi
perubahan volume fluida (gas atau minyak) terhadap satuan perubahan tekanan.
5. Deviasi
Deviasi atau kelarutan merupakan perbandingan volume yang ditempati oleh
fluida (gas atau minyak) pada suatu tekanan dan temperature tertentu. Hal ini
disebabkan volme fluida akan berubah tergantung suhu dan tekanan.

III.5. Seismik Inversi


Seismik inversi didefinisikan sebagai teknik pemodelan geologi bawah
permukaan menggunakan data seismik sebagai input dan data sumur sebagai
kontrolnya (Sukmono, 2000). Model geologi yang dihasilkan oleh seismik inversi
adalah model impedansi di antaranya berupa AI, SI atau EI yang merupakan parameter
dari suatu lapisan batuan, bukan merupakan parameter batas lapisan seperti RC. Oleh

33
karena itu, hasil seismik inversi lebih mudah untuk dipahami dan lebih mudah untuk
diinterpretasi. Dari model impedansi ini dapat dikorelasikan secara kuantitatif dengan
parameter fisik dari reservoar yang terukur pada sumur seperti porositas, saturasi air,
dan sebagainya. Apabila korelasi antara hasil inversi dan data sumur cukup baik, maka
hasil inversi dapat digunakan untuk memetakan parameter data sumur tersebut pada
data seismik.
Metode seismik inversi dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan data seismik
yang digunakan (Gambar III.5), yaitu: post-stack seismic inversion dan pre-stack
seismic inversion. Data seismik post-stack adalah data seismik yang mengasumsikan
amplitudo seismik hanya dihasilkan oleh R(0), sehingga post-stack seismic inversion
hanya dapat digunakan untuk menghasilkan tampilan model AI saja. Sementara data
seismik pre-stack masih mengandung informasi sudut (R(θ)), sehingga pre-stack
seismic inversion dapat digunakan untuk menghasilkan parameter –parameter, selain
AI, seperti : EI, Vp/Vs, serta lambda-rho dan mu-rho.

SEISMIK INVERSION
METHODS

PRESTACK POSTSTACK
INVERSION INVERSION

AMPLITUDE
TRAVELTIME INVERSION
INVERSION (AVO)
(TOMOGRAPHY)
AMPLITUDE WAVEFIELD
INVERSION INVERSION

BANDLIMITED SPARSESPIKE MODELBASED

Gambar III.5 Metoda inversi seismik (Sukmono, 2007)

34
III.5.1. Inversi Model Based
Teknik seismik inversi model based ini melibatkan Acoustic Impedance yang
dibangun berdasarkan informasi log dan horizon seismik untuk dibandingkan dengan
masukan data seismik dalam suatu proses iteratif sedemikian rupa sehingga diperoleh
model akhir yang telah diperbarui dengan kesalahan yang relatif kecil. Model Acoustic
Impedance diubah menjadi model jejak seismik menggunakan fungsi wavelet tertentu
sebelum dibandingkan dengan masukan jejak data seismik. Persamaan matematik
digunakan untuk menyeimbangkan informasi data seismik dan data log. Persamaan
tersebut adalah:

J = Weight1 x (T-W*RC) + Weight2 x (M-H*RC) (III.5)

dengan, T = seismic trace, W = Wavelet, RC = koefisien refleksi, M = estimasi model


AI awal, H = operator integrasi yang dikonvolusikan dengan RC untuk mendapatkan
impedansi.
Nilai dari Weight1 dan Weight2 harus berjumlah satu. Apabila menggunakan
persamaan seperti yang di atas maka disebut stochastic inversion, tetapi bila hanya
menggunakan Weight1 (Weight2 = 0) maka disebut constrained model. Umumnya,
inversi menggunakan constraint lebih banyak digunakan dari pada stochastic karena
perubahan parameter impedansi maksimum lebih penting daripada perubahan
parameter model constraint pada metoda stochastic (Sukmono, 2000).
Inversi model based dikembangkan untuk memecahkan masalah yang muncul
pada metoda rekursif diantaranya yaitu: pengaruh akumulasi noise, bad amplitude
recovery, dan band limited seismic data (Sukmono, 2000). Metode inversi berbasis
model disebut juga metode blocky karena Acoustic Impedance tersusun atas blok – blok
kecil. Konsep inversi dengan metode ini dimulai dengan membuat model inisial
Acoustic Impedance dengan ukuran blok yang telah ditentukan. Koefisien refleksi
diturunkan dari Acoustic Impedance dan dikonvolusikan dengan wavelet yang
menghasilkan seismogram sintetik pada tiap-tiap trace. Seismogram sintetik ini
kemudian dibandingkan dengan trace seismik sebenarnya dan dihitung kesalahannya.
Proses ini dilakukan secara iteratif dengan memodifikasi blok trace model hingga

35
diperoleh hasil sintetik dengan kesalahan terkecil. Acoustic Impedance hasil
modifikasi model awal inilah yang merupakan hasil akhir inversi (Gambar III.6).

Acoustic Impedance

Blok model Acoustic Impedance → R

Seismogram sintetik (merah) dibandingkan dengan trace sesimik (hitam)

Modifikasi Blok model Acoustic Impedance → R

Seismogram sintetik dengan kesalahan terkecil


Gambar III.6. Proses inversi “model based” (Russell, 1991)

Kunci dari metode ini adalah pencarian model yang akan menghasilkan data
paling mendekati data asli, dan bagaimana memperbaharui model tersebut jika datanya
masih belum sesuai dengan data asli. Konsep inversi seismik berbasiskan model dapat
dilihat pada (Gambar III.7).

TRAS TRAS Estimasi AI


SEISMIK MODEL

HITUNG
KESALAHAN

KESALAHAN<<

YA TIDAK

SOLUSI = ESTIMASI

Hitung AI
Asumsi V dan ρ awal
(Rekursif)

Gambar III.7. Ilustrasi diagram konsep inversi model based (Sukmono, 2000)

36
Metode inversi model based mempunyai keunggulan karena hasil yang
didapatkan memiliki kontrol yang baik karena meghindari inversi langsung dari data
seismik. Hasil inversi digambarkan dalam bentuk blocky yang memilik nilai Acoustic
Impedance yang kontras, sehingga mempermudah dalam penentuan batas suatu lapisan
reservoar.

III.5.2. Rekursive Inversion / Band Limited Inversion


Band-limited / recursive inversion merupakan metode inversi yang paling
sederhana. Metode ini disebut sebagai band-limited karena metode ini menginversi
seismic trace itu sendiri, sehingga hasil dari proses tersebut memiliki frekuensi yang
sama dengan seismik yang band-limited. Metode ini juga disebut sebagai recursive
karena dimulai dari lapisan pertama, AI untuk lapisan – lapisan berikutnya ditentukan
dengan mengaplikasikan persamaan secara recursive. Persamaan yang digunakan
adalah:
𝜌𝑖+1 𝑣𝑖+1 − 𝜌1 𝑣1 𝑍1+1 − 𝑍𝑖
𝑟1 = = (III.6)
𝜌𝑖+1 𝑣𝑖+1 + 𝜌1 𝑣1 𝑍1+1 + 𝑍𝑖
dimana :
r = Koefisien refleksi
𝜌 = Densitas,
𝑣 = kecepatan gelombang kompresi,
𝑍 = acoustic impedance,
i = menunjukkan lapisan yang dihitung
Perlu diperhatikan bahwa:
𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖 𝑍𝑖+1 − 𝑍𝑖 2𝑍𝑖+1
1 + 𝑟1 = + = (III.7)
𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖 𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖 𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖

juga
𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖 𝑍𝑖+1 − 𝑍𝑖 2𝑍𝑖
1 − 𝑟1 = − =
𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖 𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖 𝑍𝑖+1 + 𝑍𝑖

37
oleh karena itu
𝑍𝑖+1 1+𝑟𝑖 1+𝑟𝑖
= atau 𝑍𝑖+1 = 𝑍𝑖 [ ] (III.8)
𝑍𝑖 1−𝑟𝑖 1−𝑟𝑖

Persamaan (III.8) disebut juga sebagai formula recursive inversion.

Kelebihan dari metode ini adalah lebih cepat dan sederhana. Sedangkan
kekurangan dari metode ini adalah:
 Error akan diakumulasikan karena persamaan diaplikasikan secara recursive,
sehingga hasilnya akan sangat bergantung pada data AI lapisan pertama.
 Tidak ada kontrol geologi pada saat melakukan proses inversi.
 Data seismik yang mengandung noise akan terbawa dalam proses inversi,
karena tetap dianggap sebagai reflector.
 Sulit untuk mengembalikan frekuensi yang hilang pada saat proses konvolusi.
 Mengabaikan wavelet seismik karena hanya menggunakan asumsi wavelet
berfasa nol.

III.5.3. Sparse Spike


Metode Sparse Spike adalah metode inversi dengan mengekstrapolasi spektrum
frekuensi di luar batas filter untuk menghindari hilangnya frekuensi rendah. Metode
Sparse Spike ini mengasumsikan bahwa reflektivitas yang sebenarnya dapat
diasumsikan sebagai seri dari spike-spike besar yang bertumpukan dengan spike-spike
yang lebih kecil sebagai background. Parameter yang menjadi masukan tambahan pada
metode ini adalah menentukan jumlah maksimum spike yang akan dideteksi pada tiap
trace seismik dan treshold pendeteksian seismik. Spike tersebut ditambahkan sampai
trace termodelkan secara akurat.

Inversi sparse spike menggunakan parameter yang sama dengan inversi model
based. Parameter yang harus ditambahkan adalah parameter untuk menghitung berapa
banyak spike yang akan dipisahkan dalam setiap trace. Prinsip kerja inversi ini

38
dilakukan satu persatu secara berurutan menggunakan geostatic (Gauss Distribution).
Inversi dilakukan dari reflektor terbesar dan berturut-turut sampai reflektor terkecil

Beberapa teknik yang digunakan dalam inversi Sparse-spike:


1. Maksimum Likelihood Inversion dan Deconvolution Algoritma utama yang
digunakan SLMA (Single Likely Most Addition)
2. Norm L-1 (Linier Programming) Inversion dan Deconvolution
3. Minimum Entropy Deconvolution

Gambar III.8. Prinsip metode Maksimum-Likelihood dan SLMA (Sukmono, 2002).

Metode Maksimum-Likelihood dan SLMA menggambarkan bahwa refleksivitas


bumi terdiri atas suatu urutan refleksi besar yang disuperimposkan dengan Gaussian
background dari refleksi yang lebih kecil (Gambar III.8. sampai dengan Gambar
III.10.).

39
Gambar III.9. Alogaritma SLMA yang mengilustrasikan model reflektivitas sederhana
(Sukmono, 2002).

Gambar III.10. Prosedur untuk memperbaharui wavelet pada Maximum-Likelihood


(Sukmono, 2002).

40
Keunggulan dari metode Sparse Spike adalah:
 Resolusi meningkat karena bandwidth meningkat.
 Baik untuk aplikasi pada target lapisan yang memiliki reflektifitas tinggi
(bright spot).
 Baik digunakan jika hanya memiliki sedikit data sumur.
 Tidak terlalu bergantung kepada model.
 Full Bandwidth estimasi.
 Mengakomodasi kontrol geologi.
 Dapat memperoleh resolusi tinggi secara vertikal maupun lateral

Kekurangan dari metode ini adalah:


 Tidak dapat digunakan untuk target lapisan yang memiliki reflektifitas
rendah.
 Terkadang menghasilkan event yang lebih sedikit dari yang diketahui
secara geologi.
 Solusi tidak unik.
 Tidak baik digunakan jika data yang kita miliki banyak noise

41
BAB IV
METODE PENELITIAN

Diagram alir dibuat untuk mendapatkan hasil maksimum dan meminimalisir


kesalahan. Langkah-langkah dalam penelitian kali ini dapat dilihat pada diagram alir
(Gambar IV.1)

Mulai

Data Sumur Data Seismik

Ekstraksi
Data Sesimik
Log GR, RHOB,
Wavelet
Resist, NPHI, P-wave
Checkshot, dan Data
Data
Marker,
Well Seismic
Tie
Marker
Analisa Zona Target

Korelasi Baik Tidak


Analisa Tunning Thickness (Mendekati 1)

Crossplot Ya
Picking Fault

Picking Horizon

Peta Struktur Waktu

Model Awal

Analisa Inversi

Penampang AI 2d
dan Hasil Inversi
Peta Persebaran AI Tidak Mendekati
Log
P-Impedance
Interpretasi
Ya
Selesai Inversi

Gambar IV.1. Diagram Pengolahan Data

42
IV.1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitan tidak mencakup satu data saja. Dalam
penelitian ini digunakan data seismik, data sumur, data marker dan data-data
pendukung lainnya. Data seismik yang digunakan berupa data final post stack 2D. Data
sumur yang digunakan dalam penelitian berupa satu sumur yang terdapat tiga marker
dalam well tersebut. Data lain yang digunakan yaitu referensi geologi di daerah
penelitian baik berupa buku maupun artikel.

1. Peta Dasar
Peta dasar adalah peta yang berisi tentang informasi-informasi lintasan seismik
dan lokasi sumur. Peta dasar ini disajikan dalam bentuk basemap seismik 2D
(Gambar IV.2.) dan lokasi sumur dalam skala tertentu. Peta dasar juga dapat
memberikan informasi apakah line yang di masukan sesuai atau tidak, serta dapat
mengecek keberadaan titik bor sesuai atau tidak.

UTARA

0 2500 5000 7500 10000 meter


Gambar IV.2. Lintasan seismik daerah penelitian

43
2. Data seismik
Data seismik yang digunakan dalam penelitian merupakan data akhir yang
sudah mengalami proses final, sehingga efek noise sudah tidak ada. Sehingga data
seismik tersebut dapat diasumsikan telah memenuhi kondisi layak untuk dilakukan
dalam penelitian kali ini. Data seismik yang digunakan dalam penelitian kali ini
berjumlah tujuh lintasan, merupakan final post stack 2D yang terdapat di lapangan
“RKD” (Gambar IV.3.). Untuk lintasan sesmik yang lain dapat dilihat pada
Lampiran A.

SW NE

Gambar IV.3. Penampang Final Post Stack 2D Lapangan RKD pada line 12b.

3. Data Sumur dan Data Checkshot


Data sumur dapat dikatakan merupakan data input yang bersifat objektif karena
data sumur dilakukan secara langsung terhadap batuan. Dalam penelitian, data
sumur merupakan data yang penting untuk menentukan zona target maupun
kontrol hasil itu sendiri. Pada penelitian kali ini digunakan satu sumur yaitu sumur
Well_12 berada pada Line 12b dan Line 9 (Gambar IV.2.). Data marker sendiri
berguna untuk menandai batasan litologi dan biasanya terdapat pada top formasi
atau zona target.

44
Data checkshot diperlukan untuk mendapatkan hubungan antara waktu dan
kedalaman (time depth curve) antara data log sumur dan dan seismik. Time depth
curve yang digunakan untuk pengikatan data seismik dan sumur. Pengambilan
data check-shot dilakukan setelah dilakukan pemboran. Pada survei checkshot,
kecepatan diukur dalam lubang bor (well) dengan sumber gelombang di
permukaan yang sumbernya sama seperti yang digunakan pada waktu survei
seismik. Pada Well_12 terdapat data checkshoot sehingga dapat dilakukan tahapan
selanjutnya.

4. Informasi Geologi
Informasi geologi daerah penelitian didapatkan dari studi pustaka saja. Studi
pustaka yang digunakan mengacu pada regional cekungan Tarakan, struktur yang
bekerja dalam cekungan, informasi litologi dan formasi.

IV.2. Pengolahan Data


IV.2.1. Analisa Zona Target
Analisa zona target dilakukan pada data sumur yang ada. Dalam data sumur
tersebut terdapat beberapa macam log. Dalam bermacam-macam log tersebut dapat di
dilihat zona target yang akan dilakukan penelitian.

IV.2.2. Ekstraksi Wavelet


Proses ekstraksi wavelet ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
a. Ekstraksi wavelet dari well yang digunakan pada penelitian.
b. Statistik, yaitu dengan mengekstraksi wavelet dari data seismik yang
berada di daerah sekitar target penelitian.
c. Ektraksi wavelet model Bandpass (Trapezoid).
Dalam menentukan parameter, terutama Wavelet Length perlu diperhatikan
kecepatan dan frekuensi dominan pada seismik yang ada. Dari beberapa wavelet dipilih
wavelet yang dapat menggambarkan bentuk gelombang daerah target penelitian.

45
IV.2.3. Well Seismic Tie
Data well merupakan data dalam kawasan depth sedangkan seismik sendiri
dalam kawasan waktu. Oleh sebab itu harus dilakukan well seimic tie untuk pengikatan
data well dalam kawasan depth ke dalam kawasan waktu seismic itu sendiri. Sebelum
melakukan well tie terlebih dahulu dilakukan koreksi checkshot dengan log sonik
terlebih dahulu.
Korelasi kecocokan antara trace seismic sintetik dengan trace seismic yang
sebenarnya berupa nilai 0 sampai 1. Apabila menunjukan nilai 1 maka tingkat
kecocokan antara trace seismic sintetik dengan trace seismic menunjukan kecocokan
yang akurat. Fungsi dari well seimic tie itu sendiri adalah mengikat posisi data log
sumur dengan data seismik yang berada pada skala waktu, sehingga dapat melakukan
interpretasi pada data seismik yang berbeda kawasan dengan data well sebelumnya.

IV.2.4. Penarikan Fault dan Horizon


Picking fault digunakan untuk melihat sesar yang ada pada lapangan penelitian.
Diketahui sesar juga merupakan bagian penting dari Petroleum System sebagai jalur
migrasi hidrokarbon. Picking foult sangat berguna untuk interpretasi dan memudahkan
dalam melakukan langkah selanjutnya yaitu picking horizon.
Picking horizon digunakan untuk penarikan secara horisontal sesuai dengan
geologi yang diinterpretasikan dalam data well baik berupa top formasi, litologi,
ataupun target yang ada. Horizon tersebut berada pada data seismik untuk mengontrol
hasil inversi secara lateral.

IV.2.5. Model Awal


Model awal berguna sebagai kontrol agar hasil inversi tidak bergeser terlalu
jauh dari model. Bentukan model awal sangat tergantung parameter-parameter yang
ada. Jika model awal sudah bagus (mendekati interpretasi geologi sebenarnya) maka
hasil inversinya juga menjadi baik. Faktor yang mempengaruhi baik tidaknya model
awal yaitu:

46
1. Ekstraksi wavelet.
Kecocokan antara trace sintetik dengan trace sebenarnya menjadi
faktor yang penting. Jika kecocokan antara wavelet yang dibuat dengan trace
yang sebenarnya tinggi maka hasil dari model awal juga akan baik.
2. Well Seismic Tie.
Baiknya well seismic tie (ditandai dengan korelasi tinggi) maka hasil model
awal juga sesuai dengan hasil korelasi tersebut. Semakin tinggi nilai korelasi
well seismic tie semakin baik pula hasil dari model awal.
3. Interpretasi Horizon.
Horizon sendiri berfungsi sebagai kontrol secara lateral, oleh sebab itu
model awal dipengaruhi oleh kontrol tersebut, jika interpretasi horizon
semakin detail dan mendekati keadaan sebenarnya maka model yang dibuat
akan semakin baik juga.

II.2.6. Analisa Inversi


Analisa inversi pada penelitian bermaksud untuk mengatahui korelasi sintetik
antar data sumur atau model dengan hasil inversi yang digunakan telah mencapai nilai
yang maksimal atau tidak.
Dalam analisa ini dilakukan trial and error untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dengan parameter:

1. Target Zone :
Target zone berguna untuk menentukan batas bawah maupun atas volume
yang akan diinversi. Target bawah ataupun atas dapat berupa batas dari
horizon yang ada ataupun membatasi dari kedalaman (kawasan waktu) yang
akan ditentukan.
2. Sparsenes
Sparsenes merupakan parameter dalam pra inversi untuk mendapatkan
gambaran kemenerusan hasil inversi suatu lapisan yang diinginkan.
Parameter sparsenes memiliki nilai 1 – 100 dalam persen, semakin kecil
persentase sparsenes semakin menggambarkan grafik.

47
3. Maximum Constraint Frequency
Merupakan batas maksimum kawasan frekuensi rendah dari data model
awal yang akan disebarkan dalam volume inversi. Semakin tinggi nilai yang
digunakan maka akan mengurangi informasi data seismik yang sejatinya
merupakan informasi yang baik dalam menggambarkan lapisan atau body
dari litologi.

VI.2.7. Proses Inversi


Proses inversi bermaksud untuk menunjukan hasil dari penampang seismik
akustik impedansi yang telah dilakukan analisa sebelumnya. Proses inversi ini
dilakukan terhadap model yang dibuat sebelumnya.
Hasil dari proses inversi adalah sebuah penampang yang dapat dikontrol
dengan sumur yang ada. Hasil kalkulasi log impedansi apakah sesuai dengan hasil
inversi atau tidak. Jika tidak, dilakukan analisa inversi ulang untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.

48
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1. Penentuan Zona Target

Pada lapangan “RKD” terdapat beberapa formasi, diantaranya Formasi Birang,


Formasi Latih, dan Formasi Tabalar. Data formasi tersebut diperoleh dari data marker
yang diberikan. Zona target berada pada Formasi Tabalar, tetapi tidak diketahui
kedalam berapa yang menyebutkan terdapat hidrokarbon. Oleh sebab itu, perlu
dilakukannya analisa untuk menentukan dimana zona reservoar sebelum melakukan
pengolahan lebih lanjut. Analisa dilakukan karena tidak adanya data DST, oleh sebab
itu dilakukan pengamatan pada data log yang ada untuk menentukan zona target.
Data log yang dilakukan analisa untuk menentukan zona target atau zona
resevoar yaitu log gamma ray, density, neutron, dan resistivitas (Gambar V.1.). Dari
data log gamma ray dapat ditentukan dua batasan zona. Batasan zona yang dimaksud
adalah zona permeabel dan zona impermeabel. Nilai gamma ray lebih dari 60 API
sebagai zona impermeabel, sedangkan dengan nilai gamma ray kurang dari 60 API
sebagai zona permeabeal. Zona reservoar biasanya diindikasikan dengan zona
permeabel. Oleh sebab itu, indikasi zona target ditunjukan dengan nilai gamma ray
kecil (kurang dari 60 API).
Tidak hanya ditentukan berdasarkan gamma ray yang menunjukan zona
permeabel saja, tetapi didukung pula dengan adanya log neutron dan log density.
Indikator yang paling dapat dipercaya terhadap keberdaan reservoar adalah dengan
melihat pergerakan dari log densitas bergerak ke kiri (densitas rendah) dan
bersinggungan atau bersilangan dengan kurva neutron (Darling, 2005). Pada zona
target dalam penelitian defleksi pada log neutron akan cenderung mengecil dengan
range nilai 2,24 – 18,57 %. Untuk densitas pada kurva log cenderung stabil yang tidak
mengalami penurunan yang signifikan, mempunyai nilai range 2,52 – 2,71 g/cc . Hal
itu ditandai dengan adanya sparasi antara log neutron dan log density.

49
Untuk penentuan zona hidrokarbon tidak cukup sampai terlihatnya sparasi
antara kurva log densitas dengan neutron. Identifikasi berikutnya yaitu dengan
mengamati log resistivitas. Zona reservoar biasanya ditunjukkan dengan log resistivitas
yang tinggi. Log resistivitas pada zona target cenderung tinggi dibandikan dengan yang
lain. Nilai resistivitas pada zona target yang berkisar lebih dari 10 ohm-m dan
diidentifikasikan sebagai zona reservoar. hal ini disebabkan adanya kandungan
hidrokarbon menyebabkan naiknya harga resitivitas, beda halnya dengan kandungan
air yang memperkecil resistivitas.
Porositas merupakan salah satu aspek dalam reservoar. Batuan reservoar pasti
memiliki porositas untuk menampung hidrokarbon. Dalam peneltian kali ini dilakukan
perhitungan porositas yang didapatkan dari kalkulasi antara log neutron dan log
densitas. Dalam penentuan porositas dalam zona target didapatkan dengan
perhitungan:

2∑∅𝑁𝑐𝑜𝑟𝑟 + 7∑𝐹𝐷𝐿𝑐𝑜𝑟𝑟
9

Dimana Ncorr merupakan nilai porositas yang didapatkan dari nilai log neutron
sedangkan FDLcorr merupakan nilai porositas yang didapatkan dari log densitas. Dari
perhitungan tersebut didapatkan porositas pada zona target dengan porositas rata-rata
sebesar 0,292 (Lampiran F). Perhitungan tersebut dilakukan pada zona target pada
kedalam 5369 – 5560 feat. Nilai tersebut diindikasikan bahwa pada daerah zona target
memiliki porositas tetapi porositasnya tidak terlalu baik. Dalam softwear HRS pun
dapat dilakukan komputasi dari log densitas dengan log resistivitas yang dapat
menghasilkan kurva log porositas. Dari kurva log sintetik tersebut lapisan zona target
didapatakan porositas sebesar 0 – 3,5 % (Lampiran F) yang mengidentifikasikan
lapisan tersebut memiliki porositas tetapi tidak terlalu baik. Oleh sebab itu penelitian
ini mengidentifikasi daerah mana yang prospek sebagai reservoar berikutnya.
Litologi diatas zona target diperkirakan merupakan zona impermeabel yang
baik sebagai batuan penutup (seal rock), hal ini dapat dilihat dari defleksi gamma ray

50
yang tinggi dan diperkuat oleh data geologi yang menyebutkan pada Formasi Tabalar
bagian atas, batugamping secara bertahap keatas berubah menjadi serpih, sehingga
hidrokarbon tidak memungkinan untuk bermigrasi lagi. (Gambar V.1.).

v : Zona Target

Gambar V.1. Analiasa Zona Target Menggunakan Log.

V.2. Analisa Tunning Thickness


Untuk mengetahui ketebalan lapisan reservoar dari target penelitian yang bisa
dibaca oleh panjang gelombang seismik secara vertikal maka dilakukan analisa tunning
thickness . Analisa ini dilakukan pada zona target (top reservoar – bottom reservoar)
yaitu dengan ketebalan 68,38 m pada Well_12. Nilai kecepatan rata-rata pada lapisan
zona target yaitu 5044,246 m/s. Dalam analisa spektrum amplitudo dapat diketahui

51
frekuensi dominan pada lapisan zona target sebesar 20 Hz (Gambar V.2). Dari ketiga
data yang diperoleh tersebut dapat diketuhi panjang gelombang (λ) pada zona target
sebesar 252,2123 m. Dengan mengasumsikan bahwa ketebalan minimum yang dapat
dibaca gelombang sesimik adalah seperempat dari panjang gelombang maka
didapatkan hasil 63,053075. Dari hasil analisa tuning thickness tersebut dapat diartikan
bahwa zona target dapat dibaca oleh gelombang seismik.

20

Gambar V.2. Analiasa Spektrum Amplitudo.

V.3. Analisa Pra Inversi (Analisa Sensitifitas)


Sebelum melakukan inversi, dilakukan analisa terhadap data log terlebih
dahulu. Crossplot dilakukan pada zona target yang sudah ditentukan kedalamnya.
Crossplot dilakukan untuk mengetahui sensitifitas hasil inversi dengan parameter-
parameter lain yang ada, diantaranya untuk membedakan sensitifitas inversi terhadap
parameter-parametar yang ada dan juga untuk menentukan cut off dari hasil yang
diperoleh berdasarkan sifat fisis batuan.

52
Penentuan zona reservoar perlu dilihat dari nilai gamma ray. Nilai gamma ray
dapat mencerminkan zona permeabel, gamma ray rendah menunjukan zona permeabel,
sedangkan untuk nilai gamma ray yang tinggi menecerminkan zona impermeabel.
Akustik Impedansi sendiri merupakan hasil dari perkalian antara kecepatan gelombang
dan densitas batuan. Dari informasi gamma ray dan Akustik Impedansi (AI) tersebut
dapat dilihat indikasi zona reservoar dengan nilai gamma ray rendah (zona permeabel)
berasosiasi dengan Akustik Impedansi (AI) rendah maupun AI tinggi, oleh sebab itu
dilakukan crossplot antara Akustik Impedance (P-Impedance) dengan Log gamma ray.
Dilihat dimensi ketiga (color key), yaitu log resistivitas dengan maksud membedakan
antara zona reservoar yang berindikasi dengan resistivitas tinggi. Hal ini dilakukan
karena biasanya zona reservoar berindikasi dengan resitivitas tinggi. Dimensi ketiga
sangat diperlukan karena dalam log tersebut juga terdapat zona dimana gamma ray
rendah (menunjukan permeabilitas tinggi) dan Akustik Impedansi (AI) rendah, tetapi
resistivitas mengecil.
Dalam hasil crossplot tersebut (Gambar V.3.) diidentifikasi terdapat dua zona,
Zona pertama (warna biru muda) yaitu zona yang diduga sebagai reservoar yang
diindikasikan sebagai karbonat reservoar, dikarenakan mempunyai gamma ray rendah
yang permeabel tinggi serta Akustik Impedansi (AI) yang relatif tinggi. Zona yang
kedua mengindikasikan sebagai kabonat tight (warna biru tua) yang ditunjukan dengan
gamma ray yang tinggi. Hasil dari crossplot tersebut menunjukan hasil yang sensitif,
sehingga dapat diketahui nilai cut off-nya. Nilai cut off Akustik Impedansi (AI) sebesar
41.500 ((ft/s)*(g/cc)). Untuk memastikan lebih lanjut dilakukan cut off dengan
beberapa variasi yaitu: gamma ray dengan resitivitas dan P-impedance dengan
resitivitas. Dalam variasi tersebut dilihat dapat memisahkan karbonat hidokarbon
dengan karbonat tight (Lampiran B)

53
Karbonat Reservoar

4
1
5
0 Karbonat Tight
0

50

Cut Off AI 41.500 ((ft/s)*(g/cc))

Gambar V.3. Crossplot Antara log Akustik Impedansi (AI) dan Gamma Ray dengan
ColorKey Resistvitas.

V.4. Wavelet dan Well Seismic Tie


Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting. Baik atau buruk hasil inversi
dapat ditentukan dari wavelet dan well seismic tie-nya. Hal ini dikarenakan dalam
melakukan inversi diperlukan wavelet yang dapat mewakili keadaan permukaan bawah
daerah penelitian, sedangkan well seismic tie berguna untuk pengikatan antara data
seismik dengan data sumur. Seperti pada pada diagram pengolahan data (Gambar
IV.1) jika korelasi well seismic tie kurang baik, maka dilakukan esktraksi wavelet
kembali untuk mendapatkan hasil korelasi yang lebih baik.
Pada pembuatan wavelet digunakan wavelet statistic dengan wavelet length 160
ms, taper length 15 ms, dan sample rate 2 ms (Gambar V.4). Wavelet tersebut
merupakan wavelet yang baik untuk digunakan pada langkah selanjutnya yaitu well
seismic tie. Ekstraksi wavelet tersebut diekstrak berdasarkan data seismik yang ada,
sehingga hasil dari wavelet tersebut merupakan penggambaran dari koefisen refleksi
dari data sesimik yang ada. Seismogram ini memiliki korelasi yang tinggi dengan trace
seismik.

54
Gambar V.4. Wavelet statistic

Proses well seismic tie atau pengikatan antara data sesmik dengan data sumur
merupakan proses yang sangat penting sebelum melakukan inversi. Dari hasil well tie
seismic yang telah dilakukan maka didapatkan nilai korelasi 0,982, sedangkan nilai
maksimum dalam korelasi tersebut adalah 1 (Gambar V.5). Dengan nilai hasil korelasi
tersebut dianggap sudah maksimum (sudah baik) dan posisi sumur (kawasan
kedalaman) dianggap telah berada pada posisi seismik (kawasan waktu) sebenarnya.

0.982

Gambar V.5. Well Sesimic Tie pada well_12

55
V.5. Picking Fault
Picking fault sendiri digunakan untuk mengetahui sesar-sesar yang terdapat di
dalam daerah peneilitan. Picking fault dilakukan berdasarakan data seismik pada
daerah penelitan. Dalam penampang seismik terdapat trace yang menunjukan batas
lapisan. Dari trace tersebut dapat ditunjukan perbedaan yang signifikan, hal tersebut
yang mendasari pengambilan sesar pada daerah penelitian.
Fault dapat diindikasikan sebagai jalan migrasi hidrokarbon maupun sebagai
perangkap. Dalam penelitian terdapat beberapa sesar, antaranya yaitu sesar naik dan
sesar turun. Pada lintasan yang berarah tenggara-barat laut mempunyai sesar utama dan
sesar minor, sesar utama tersebut diindikasikan sebagai sesar naik (Gambar V.6).
Lintasan yang berarah barat daya-timur laut mempunyai sesar turun (Gambar V.7).
Untuk Picking Fault pada daerah penelitan yang lain dapat dilihat pada Lampiran E.

SW NE
w

Gambar V.6. Picking Foult Line 12b (South West – North East)

56
NW SE
w

Gambar V.7. Picking Foult Line 9 (North West - South East)

V.6. Picking Horizon


Data sumur dengan data seismik sudah terikat, maka langkah yang perlu
diperhatikan berikutnya adalah picking horizon. Picking horizon kali ini bertujuan
untuk menentukan kemenerusan lapisan dan zona target (zona reservoar) pada daerah
penelitian, sebagai kontrol secara lateral. Kegunaan dari penentuan kemenerusan zona
target (horizon) tersebut untuk membuat modeling (earth model) yang digunakan untuk
inversi. Picking horizon mengacu pada hasil marker yang telah ditentukan saat
penentuan zona target.
Picking horizon dilakukan pada Formasi Tabalar, pada formasi tersebut terdapat
zona target dan lapisan yang sudah ditandai. Picking horizon dilakukan pada marker
Top Reservoar, Bottom Reservoar, Base Birang, dan Top Tabalar. Top Tablar ditandai
dengan warna hijau, Base Birang dengan warna biru, Top Reservoar dengan warna
abu-abu, dan Base Reservoar dengan warna kuning (Gambar V.8 dan Gambar V.9).
Untuk Picking Horizon pada daerah penelitan yang lain dapat dilihat pada Lampiran E.

57
SW NE
w

Base Birang
Sand
Top Tabalar
Top Reservoar
BottomTop
Reservoar

Gambar V.8. Picking Horizon Line 12b (South West – North East)

NW SE
w

Base Birang
Sand

Top
Tabalar

Top Reservoar
Top
Bottom Reservoar

Gambar V.9. Picking Horizon Line 9 (North West - South East)

58
V.7. Peta Struktur Waktu
Dalam pembuatan peta struktur waktu dilakukan interpolasi dengan metode
convergent interpolation. Pembuatan peta struktur waktu berdasarkan sayatan horizon
dalam tubuh seismik pada setiap line. Dari nilai-nilai sayatan (ms) tersebutlah
dilakukan interpolasi yang membentuk peta sebuah peta time struktur.
Peta struktur waktu top reservoar dimaksud untuk menggambarkan keadaan
daerah pada kawasan waktu. Pada peta struktur waktu top reservoar terdapat tinggian
dan rendahan. Tinggian dicerminkan oleh warna kuning hingga merah dengan nilai
maksimal sebesar -1200 ms, sedangkan rendahan dicerminkan oleh warna biru hingga
ungu dengan nilai minimal sebesar -2900 ms.
Pada peta struktur waktu top reservoar memliki tinggian yang membujur dari arah
barat laut ke timur tenggara yang di tunjukan dengan warna kuning hingga merah.
Warna kuning hingga merah menunjukan tinggian yang mencapai -1260 ms, pada
puncaknya. Sedangkan range nilai pada peta tersebut sebesar -2940 ms sampai -1260
ms, yang di cerminkan oleh warna ungu hingga merah (Gambar V.10).
Peta struktur waktu bottom reservoar juga memiliki tinggian yang membujur dari
arah barat laut ke timur tenggara yang ditunjukan warna kuning hingga merah dengan
range nilai yang berbeda dengan peta struktur waktu top reservoar, yaitu puncaknya
memiliki nilai -1260 ms. Peta struktur waktu bottom reservoar memiliki range nilai -
2940 ms hingga -1260 ms yang dicerminkan dengan warna ungu hingga merah
(Gambar V.11).
Pada kedua peta tersebut baik peta waktu top reservoar maupun peta struktur
waktu bottom reservoar memiliki pola kontur yang relatif sama. Pada kedua peta,
tinggian berada di barat laut ke timur tenggara. Sedangkan rendahan pada kedua peta
berada di daerah timur laut dan barat daya, yang ditunjukan dengan warna ungu hingga
biru. Dari kesamaan peta tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah target
penelitan pada batas atas berupa horizon top reservoar dan batas bawah horizon bottom
reservoar merupakan sebuah lipatan karena adanya tektonik yang bekerja pada daerah
penelitian (Gambar II.4).

59
Pada peta struktur terdapat beberapa fault besar yang mengarah barat laut-
tenggara dan selatan-timur laut. Fault-fault besar tersebut diindikasikan sebagai jalur
migrasi. Diketahui migrasi merupakan syarat dalam petroleum system yang membuat
hidrokarbon menjalar melaui rekahan tersebut. Tidak hanya fault besar saja yang
terdapat pada daerah penelitan, fault-fault kecil juga terlihat pada Lapangan “RKD”.
Fault-fault kecil ini mengarah relatif barat-timur. Fault tersebut diindikasikan sebagai
perangkap. Diketahui bahwa perangkap sebuah hidrokarbon terdiri dari tiga tipe,
struktur, stratigrafi, dan kombinasi. Dari peta time struktur ini dapat diinterpretasi awal
bahwa terdapat sebuah perangkap stratigrafi yang ditandakan dengan adanya bentukan
antiklin dan fault-fault yang menjadi perangkap. Untuk indikasi lebih lanjut dapat
ditinjau dari peta overlay time struktur dengan peta AI.

Gambar V.10. Peta Struktur Waktu Top Reservoar

60
Gambar V.11. Peta Struktur Waktu Bottom Reservoar

V.8. Model Awal


Parameter untuk pembuatan model awal yaitu data seismik, log, dan horizon. Data
log yang digunakan yaitu P-wave, density dan P-Impedance. Horizon yang digunakan
untuk input-an yaitu top tabalar, base birang, top reservoar, dan bottom reservoar.
Picking-an tersebut digunakan untuk kontrol hasil model tersebut. Dalam pembuatan
model awal dibutuhkan juga spektrum amplitude rendah yang hilang. High cut
frekuensi yang digunakan untuk membuat model yaitu 45/75 Hz. Informasi ini didapat
analisa spektrum amplitude data seismik.
Dari hasil model awal, didapatkan kecocokan atau korelasi antara log P-
Impedance (secara vertikal) dengan hasil model awal yang terbentuk. Zona top
reservoar dengan bottom reservoar menunjukan Akutik Impedansi (AI) tinggi, yang
dicerminkan dengan warna biru sampai ungu, sedangkan pada hasil model awal juga
dicerminkan dengan warna biru sampai ungu. Hal ini perlu diperhatikan, karena model

61
awal merupakan dasar untuk membuat hasil inversi yang baik. Jika korelasi semakin
baik maka hasil inversi juga semakin baik, ataupun sebaliknya. Zona top reservoar
dengan bottom reservoar menunjukan Akutik Impedansi (AI) tinggi yang dicerminkan
dengan warna biru sampai ungu (Gambar V.12).

Gambar V.12. Model Awal

V.9. Analisa Inversi Seismik


V.9.1. Analisa Pre-Inversi
Metode inversi seismik pada dasarnya untuk meningkatkan resolusi data
seismik sehingga dapat dilihat penyebaran reservoar. Dalam melakukan pre-inversi,
sebelumnya akan dipilih metode yang akan digunakan untuk melakukan inversi. Untuk
penelitian kali ini digunakan mode sprase spike. Mode ini dipilih karena data pada
penelitian hanya menggunakan satu sumur saja.
Dalam peningkatan resolusi tersebut juga perlu dilakukan analisa pre-inversi
untuk melihat hasil terbaik dari inversi itu sendiri. Dalam analisa inversi ini dilakukan
pembatasan window (zona target) yang akan dilakukan inversi. Untuk daerah yang
akan dilakukan inversi, digunakan marker zona reservoar yang sudah dianalisa terlebih

62
dahulu yaitu marker top tabalar dan bottom reservoar. Lebar window zona target yang
digunakan yaitu 30 ms di atas top reservoar dan 30 ms di bawah bottom reservoar
(Gambar V.13).

Gambar V.13. Zona Target Daerah Yang Akan Dilakukan Inversi

Tidak hanya pada pembatasan zona target masih ada beberapa parameter yang
perlu ditinjau untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam inversi. Parameter yang
digunakan untuk analisa pre-inversi antara lain (Gambar V.14):
 Sparseness : 75%
 Maximum Constraint Frequency : 6
 Window Length : 128

Gambar V.14. Parameter Yang Digunakan Dalam Pre-inversi

Dari parameter tersebut diketahui besar tingkat korelasi antara trace seismik
sintetik dengan data seismik sebesar 0,993987 dan error sebesar 0,111077. Analisa

63
pre-inversi ini dilakukan secara berulang-ulang sampai didapatkan hasil kolerasi antara
trace seismik sintetik dengan data seismik paling besar dan error yang didapat paling
kecil (Gambar V.15).

Gambar V.15. Analisa Pre-Inversi.

64
V.9.2. Analisa Hasil Inversi
Parameter pre-inversi yang memiliki kolerasi antara trace seismik sintetik
dengan data sesimik paling besar dan error paling kecil digunakan sebagai input dalam
melakukan inversi. Inversi dilakukan dengan mode inversi sparse spike. Penampang
inversi menunjukan hasil inversi yang tidak jauh berbeda dari nilai P-impedancenya di
Line 12b (Gambar V.16.) maupun pada Line 9 (Gambar V.17.).
Dari hasil inversi didapatkan range nilai sebesar 12.617 (ft/s)*(gr/cc) dengan
warna hijau sampai 43.757 (ft/s)*(gr/cc) dengan warna ungu. Hasil tersebut didapatkan
pada daerah zona target yang telah dibatasi sebelumnya. Zona reservoar (target
penelitian) memiliki range yang tinggi yang ditunjukan dengan warna ungu.

SW NE

Gambar V.16. Penampang Mode Inversi Sparse Spike Lintasan 12b.

65
SE NW

Gambar V.17. Penampang Mode Inversi Sparse Spike Lintasan 9.

Setelah didapatkan hasil penampang dan memiliki kecocokan dengan log P-


impedance, kemudian dilakukan Quality Control. Hal ini dilakukan untuk
membuktikan apakah hasil dari inversi tersebut memang benar memiliki mendekati log
atau tidak. Dari hasil quality control, didapatakn hasil seperti bentukan dari pre-inversi.
Hal ini tidaklah seperti Pre-inversi, dikarenakan quality control didapatkan dari inversi
yang sudah dilakukan, sedangkan Pre-inversi dilakukan sebelum melakukan inversi.
Quality control ini dibatasi pada daerah yang dilakukan inversi saja.
Pada hasil quality control terdapat garis merah yang merupakan hasil inversi,
sedangkan garis biru merupakan log P-impedance. Grafik menunjukan hasil inversi
(garis merah) tidak persis mendekati log impedance (garis biru), tetapi pola yang
ditunjukan hasil inversi sudah mendekati original log tersebut (Gambar V.18.) .
Karena dirasa hasil inversi sudah mendekati log P-impedace maka dapat dilakukan
tahap berikutnya.

66
Gambar V.18. Quality Control Hasil Inversi

V.9.3. Peta Persebaran Acoustic Impedance


Dalam pembuatan peta persebaran Acoustic Impedance (AI) sama halnya
dengan pembuatan peta struktur waktu. Tetapi, dalam pembutan peta AI inputan yang
digunakan untuk interpolasi bukan merupakan nilai dari sayatan seismik (ms)
melainkan sayatan dari hasil Acoustic Impedance (AI) (ft/s)*(gr/cc).
Peta persebaran akustik impedansi digunakan untuk melihat persebaran hasil
inversi yang sudah dirasa baik. Hal ini dimaksud untuk mempermudah melakukan
analisa reservoar ataupun untuk menentukan pengembangan sumur selanjutnya. Dalam
persebaran akustik impedansi kali ini digunakan sayatan satu tubuh target (top
reservoar-bottom reservoar) yang terletak pada Formasi Tabalar. Hasil dari sayatan
tersebut memiliki range nilai sebesar 22.000-48.000 (ft/s)*(gr/cc), sedangkan analisa
zona yang dianggap reservoar mencerminkan nilai lebih dari 41.500 ((ft/s)*(g/cc))
berwarna orange hingga merah.

67
Pada peta persebaran Akustik Impedansi terdapat lingkaran warna hitam yang
diindikasikan sebagai reservoar. Pada lingkaran tersebut memiliki range nilai diatas
41.500 ((ft/s)*(g/cc)) yang merupakan cut off untuk zona reservoar dan diperkuat lagi
terdapat well yang menjadi kontrol data saat melakukan inversi dan pada daerah
tersebut memiliki range nilai serupa. Pada peta persebaran tersebut tidak hanya
terdapat satu zona saja. Dari analisa pada daerah well, terdapat juga daerah lain yang
diperkiran merupakan zona reservoar. Pada daerah lain yang diperkirakan merupakan
berada pada barat laut, timur, dan barat dari well daerah penelitian.

Gambar V.19. Persebaran Peta Akustik Impedansi Sayatan Satu Tubuh Target

68
V.9.4. Analisa Potensial Reservoar
Untuk menganalisa potensial reservoar tidak cukup hanya ditinjau dari peta
persebaran Akustik Impedansi saja, peta struktur waktu juga harus ditinjau untuk lebih
meyakinkan lagi di daerah mana terletak zona reservoar yang menjadi target. Peta
struktur waktu (Gambar V.10. dan Gambar V.11.) merupakan peta struktur top
reservoar dan bottom reservoar, tetapi dalam menganalisa potensial hidrokarbon tidak
digunakan kedua peta tersebut, yang digunakan hanyalah peta struktur waktu top
reservoar. Peta struktur waktu yang digunakan yaitu peta struktur waktu pada slice
horizon top reservoar. Peta tersebut digunakan karena kedua peta mencermikan
keadaan struktur tinggian yang sama dan diasumsikan hidrokarbon bergerak ke
tinggian, oleh sebab itu dilakukan analisa pada peta struktur waktu top reservoar yang
yang memiliki tinggian lebih tinggi dari pada peta bottom reservoar.
Dari analisa peta struktur waktu menggambarkan struktur perlipatan karena
tektonik yang bekerja. Tinggian ditandai dengan garis putih yang membujur dari barat
laut ke timur tenggara, sedangkan rendahan berada di daerah timur laut dan barat daya.
Pembatasan daerah tersebut digunakan sebagai deleniasi (lingkaran biru) untuk
menentukan potensi reservoar daerah penelitian. (Gambar V.20).

69
Gambar V.20. Peta Struktur Waktu Top Reservoar

Peta overlay dihasilkan berdasarkan peta struktur waktu dan peta persebaran
Akustik Impedansi. Peta struktur waktu ditandai dengan garis kontur berwarna hitam
yang mencermikan topografi bawah permukaan dari Formasi Tabalar. Peta persebaran
Akustik Impedansi ditandai dengan warna biru hingga merah. Lingkaran biru
menggambarkan deliniasi daerah potensi reservoar dengan indikasi keadaan geologi
berupa karbonat yang berada pada tinggian. Lingkaran merah merupakan target dari
AI yang diduga sebagai zona target reservoar prospek, garis merah terdapat di bagian
tinggian di daerah yang sudah dideliniasi dan berupa nodul-nodul, hal ini dikarenakan
sesar-sesar (warna putih) yang bekerja dalam penelitian didentifikasikan sebagi
perangkap. (Gambar V.21).

70
Gambar V.21. Peta Overlay Struktur Waktu dengan Akustik Impedansi

Dari peta overlay tersebut dapat dianalisa bahwa zona reservoar prospek
terdapat pada daerah yang sudah didelinasi dan memiliki nilai Akustik Impedansi
tinggi (lebih dari 41.500 ((ft/s)*(g/cc))). Diketahui syarat terjadinya reservoar sendiri
harus memiliki jalur migrasi, perangkap dan penutup. Dalam penelitian kali ini jalur
migrasi diindikasikan sebagai sesar yang relatif mengarah barat daya-timur laut dan
barat laut-tenggara (warna putih) (Gambar V.21.) Sedangkan penutup pada daerah
penelitian diindentifikasikan sebagai shale yang secara gradual berubah keatas diatas
Formasi Tabalar itu sendiri, hal ini diperlihatkan dari log gamma ray terdapat pola
finning up. Untuk perangkap yang terdapat dalam penelitian kali ini diindikasikan

71
sebagai perangkap kombinasi yang dibatasi oleh sesar itu sendiri dan lapisan diatasnya
sebagi lapisan impermeable.
Dari analisa yang dilakukan, zona reservoar dibagi menajdi dua zona. Zona
pertama terdapat di sekitaran Well_12 dan zona kedua berada di barat laut dari Well_12
yang ditandai dengan warna merah dengan bersifat setempat – setempat. Hal ini
dikarenakan adanya sesar yang diidentikasikan sebagai perangkap yang menyebabkan
persebaran zona reservoar bersifat setempat – setempat. Keberadaan kedua zona
prospek berada pada topografi yang tinggi yang merupakan prospek yang baik sebagai
indikasi adanya penutup dan hidrokarbon diasumsikan akan bergerak keatas.
Pendugaan zona reservoar diperkuat lagi karena pada daerah tersebut yang juga dilalui
oleh lintasan seismik, karena jika tidak terdapat lintasan seismik maka daerah tersebut
merupakan hasil ektrapolasi yang tidak memiliki data (Gambar V.22). Nilai Akustik
Impedansi diluar zona deliniasi yang bernilai lebih dari 41500 (ft/s)*(gr/cc) bukan
merupakan zona reservoar prospek. Zona tersebut diperkirakan memiliki karateristik
yang sama dengan zona prospek yang berada di dalam garis deliniasi.

72
Gambar V.22. Peta Persebaran Akustik Impedansi Beserta Lintasan Seismik

73
BAB VI
PENUTUP

VI.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan pada target reservoar Formasi
Tabalar Lapangan “RKD” dapat disimpulkan bahwa :
1. Zona Reservoar pada daerah penelitian memiliki Akustik Impedansi tinggi
dengan nilai p-impedance di atas 41.500 (ft/s)*(gr/cc).
2. Persebaran reservoar pada Formasi Tabalar Lapangan “RKD” terletak pada
pada dua zona. Zona pertama terletak pada sekitaran Well_12 dan untuk
zona kedua berada di barat laut dari zona pertama. Kedua zona yang bersifat
setempat – setempat dikarenakan adanya sesar yang diduga sebagai
perangkap.

VI.2. Saran
1. Perlu penambahan data sumur yang berada pada lintasan seismik.
2. Untuk melakukan analisa yang lebih detail lebih baik digunakan data 3d.

74
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Z. and Samuel, L., 1984, Stratigraphy and Depositional Cycles in The N.E.
Kalimantan Basin, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 13th
Annual Convention Proceedings

Biantoro, E., Kusuma, M.I. dan Rotinsulu, L.F., 1996, Tarakan Sub-basin Growth
Faults, North-East Kalimantan: Their Roles in Hydrocarbon Entrapment,
Proceedings Indonesian Petroleum Association, 25th Annual Convention
Proceedings. IPA96 – 1.1 – 073.

Clark, T. H, 1954, Shale: A study in nomenclature. Trans. Roy. Soc. Canada Ser. 3,
Sect. 4, 48:1-7.

Darling, T,. 2005, Well Logging and Formation Evaluation, Gulf Freeway, Texas

Dedy, K dan Haryadi, 1999, Penilaian Fomasi (Formation Evaluation), Jurusan


Teknik Perminyakan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”,
Yogyakarta

Geertsma, J, 1957, A Remark On The Analogy Between Thermoelasticity and The


Elasticity of saturated Pouros Media, J. Mech. Phys. Solids 6, 13 – 16.

Harsono, A. 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Schlumberger Oilfield Services,
Edisi ke-8, Jakarta

Hidayat, S., Amiruddin, dan Satrianas, D., 1995, Peta Geologi Lembar Tarakan dan
Sebatik, Kalimantan Timur, Proyek Pemetaan Geologi dan Geofisika, Bidang
Pemetaan Geologi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Kearey, P., Brooks, M., and Hill, I., 2002, An Introduction to Geophysical Exploration,
3th ed., Blackwell Publishing., Australia

Lentini, M. R. and Darman, D., 1996, Aspects of the Neogene Tectonic History and
Hydrocarbon Geology of the Tarakan Basin. Proceedings Indonesian
Petroleum Association. 25th Annual Convention Proceedings.

Marks, P., 1957, Stratigraphic Lexicon of Indonesia, Publikasi Keilmuan no.3, Seri
Geologi, Pusat Jawatan Geologi, Bandung.

75
Netherwood, R. & Wight, A., 1993, Structurally Controlled Linear Reefs in a liocene
Delta-Front Setting, Tarakan Basin, Northeast Kalimantan, in Carbonate
Rocks and Reservoirs of Indonesia, IPA Core Workshop Notes.

Pettijohn, F.J. 1975, Sedimentary Rock 3rd edition, Harper and Row Publisher, New
York.

Russell, B. H., 1991, Introduction to Seismic Inversion Methods, S.N. Domenico,


Editor Course Notes Series, Volume 2nd edition.

Russell, B. H., 1996, Installation and Tutorials. Hampson-Russell Software Service


Ltd. USA.

Satyana, A.H., Nugroho, D., and Surontoko, I., 1999, Tectonic Controls on The
Hydrocarbon Habitats of The Barito, Kutai and Tarakan basin, East
Kalimantan, Indonesia, Journal of Asian Earth Sciences Special Issue Vol.17,
No.1-2, Halaman 99-120.

Sismanto, 1996, Modul 2 : Pengolahan Data Seismik, Laboratorium Geofisika,


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Sismanto, 1999, Modul 3 : Interpretasi Data Seismik, Laboratorium Geofisika,


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gajahmada,
Yogyakarta.

Sismanto, 2006, Akuisisi dan Pemrosesan Data Seismik, Laboratorium Geofisika,


Jurusan Fisika, Program Studi Geofisika, FMIPA Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

Situmorang dan Burhan. 1995, Peta Geologi Daerah Tanjung Redeb, Kabupaten
Berau, Kalimantan Timur. Lembar 1918-1921. P3G-Bandung.

Sukmono, S., 1999, Diktat Kuliah Interpretasi Data Seismik, ITB, Bandung.

Sukmono, S., 1999, Interpretasi Seismik Refleksi, Lab. Teknik Geofisika, Institut
Teknologi Bandung.

Sukmono, S., 2000, Seismik Inversi Untuk Karakterisasi Reservoir, Jurusan Teknik
Geofisika, ITB, Bandung.

Sukmono, S., 2002, Seismik Inversi untuk Karakterisasi Reservoar, Institut Teknologi
Bandung.

76
Sukmono, S., 2007, Post and Pre Stack Seismic Inversion for Hydrocarbon Reservoir
Characterization, Teknik Geofisika ITB.

Sukmono, S., 2011, Hydrocarbon Reservoir Characterization and Evaluation Using


Seismic Data, Institute of Technology Bandung, Indonesia

Tossin, S. dan Kadir, R., 1996. Tipe Reservoir Sedimen Miosen Tengah di Sub-
Cekungan Tarakan, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur. Proceeding of the
25th Annual Convention of The IndonesianAssociation of Geologist, pp. 495-
512.

77
LINTASAN DAN PENAMPANG SEISMIK

A.1 Lintasan sesimik daerah penelitan.

SW NE
w

A.2 Penampang sesimik pada line12b

78
SW NE

A.3 Penampang sesimik pada line 10

SW NE

A.4 Penampang sesimik pada line 14

79
SW NE

A.5 Penampang sesimik pada line 16

SE NW

A.6 Penampang sesimik pada line 7

80
SE NW

A.7 Penampang sesimik pada line 9

SE NW

A.8 Penampang sesimik pada line 11

81
DISPLAY LOG DAN CROSS PLOT

B.1 Display Log pada Well_12

Karbonat Reservoar

Karbonat Tight

B.2 Crossplot Gamma Ray vs P-Impedance pada Well_12

82
B.3 Cross section Gamma Ray vs P-Impedance pada Well_12

Karbonat Reservoar

Karbonat Tight

B.4 Crossplot Resistivity vs Gamma Ray pada Well_12

83
B.5 Cross section Resistivity vs Gamma Ray pada Well_12

Karbonat Reservoar

Karbonat Tight

B.6 Crossplot P-Impedance vs Resistivity pada Well_12

84
B.7 Cross section P-Impedance vs Resistivity pada Well_12

85
WELL SEISMIC TIE DAN MODEL AWAL

C.1 Well Seismic Tie Seismik pada Well_12

SE NW

C.2 Model awal Well_12 line 9

86
SW NE

C.3 Model awal Well_12 line 12b

87
INVERSI SEISMIK

SW NE

D.1 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 16

SW NE

D.2 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 14

88
SW NE

D.3 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 12b

SW NE

D.4 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 10

89
SE NW

D.5 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 7

SE NW

D.6 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 9

90
SE NW

D.7 Penampang inversi Akustik Impedansi pada line 11

91
PICKING FAULT DAN HORIZON

SW NE
w

Base Birang
Sand
Top Tabalar
Top Reservoar
Bottom Reservoar

E.1 Picking Foult dan Picking Horizon Line 12b

SW NE
w

Top Tabalar
Top Reservoar

Base Birang Bottom Reservoar


Sand

E.2 Picking Foult dan Picking Horizon Line 10

92
SW NE
w

Base Birang
Sand

Top Tabalar
Top Reservoar

Bottom Reservoar

E.3 Picking Foult dan Picking Horizon Line 14

SW NE
w

Base Birang
Sand
Top Tabalar

Top Reservoar
Bottom Reservoar
U

E.4 Picking Foult dan Picking Horizon Line 16

93
NW SE
w

Base Birang
Sand

Top Tabalar

Top Reservoar
Bottom Reservoar

E.5 Picking Foult dan Picking Horizon Line 9

NW SE
w

Base Birang
Sand

Top Tabalar

Top Reservoar
Bottom Reservoar

E.6 Picking Foult dan Picking Horizon Line 11

94
NW SE
w

Base Birang
Sand

Top Tabalar
Top Reservoar

Bottom Reservoar
U

E.7 Picking Foult dan Picking Horizon Line 7

95
TABEL DAN LOG POROSITAS

F.1. Tabel Perhitungan Porositas Manual


Kedalam Φ ΦN
(ft) GR read Vclay ΦNclay NLog ΦN Corr Pb ΦD ΦDclay ΦDcorr Φ
5369 42.44 0.41 20.8 9.58 9.814 1.356 2.67 0.068323 0.279503 -0.04533 0.266
5369.5 42.99 0.41 20.8 9.55 9.784 1.171 2.67 0.068323 0.279503 -0.04741 0.223
5370 42.42 0.41 20.8 9.4 9.631 1.178 2.67 0.068323 0.279503 -0.04526 0.227
5370.5 41.52 0.39 20.8 9.16 9.386 1.187 2.68 0.068323 0.279503 -0.04185 0.231
5371 40.86 0.39 20.8 8.88 9.100 1.087 2.68 0.068323 0.279503 -0.03936 0.211
5371.5 40.71 0.38 20.8 8.62 8.835 0.864 2.68 0.068323 0.279503 -0.03879 0.162
5372 40.78 0.38 20.8 8.42 8.631 0.640 2.69 0.068323 0.279503 -0.03905 0.112
5372.5 41.44 0.39 20.8 8.28 8.488 0.312 2.69 0.068323 0.279503 -0.04155 0.037
5373 42.34 0.41 20.8 8.22 8.427 -0.003 2.7 0.068323 0.279503 -0.04495 0.036
5373.5 42.82 0.41 20.8 8.22 8.427 -0.138 2.7 0.068323 0.279503 -0.04677 0.067
5374 42.58 0.41 20.8 8.27 8.478 -0.019 2.7 0.068323 0.279503 -0.04586 0.040
5374.5 41.76 0.40 20.8 8.31 8.519 0.252 2.69 0.068323 0.279503 -0.04276 0.023
5375 40.58 0.38 20.8 8.32 8.529 0.595 2.69 0.068323 0.279503 -0.0383 0.102
5375.5 39.39 0.37 20.8 8.27 8.478 0.878 2.68 0.068323 0.279503 -0.0338 0.169
5376 38.47 0.35 20.8 8.22 8.427 1.086 2.68 0.068323 0.279503 -0.03032 0.218
5376.5 37.81 0.34 20.8 8.13 8.335 1.180 2.68 0.068323 0.279503 -0.02782 0.241
5377 37.26 0.34 20.8 7.99 8.192 1.192 2.68 0.068323 0.279503 -0.02574 0.245
5377.5 36.5 0.33 20.8 7.81 8.009 1.223 2.68 0.068323 0.279503 -0.02287 0.254
5378 35.63 0.31 20.8 7.61 7.805 1.264 2.69 0.068323 0.279503 -0.01957 0.266

96
5378.5 35.04 0.31 20.8 7.39 7.580 1.205 2.69 0.068323 0.279503 -0.01734 0.254
5379 34.71 0.30 20.8 7.18 7.366 1.084 2.69 0.068323 0.279503 -0.0161 0.228
5379.5 34.69 0.30 20.8 7.03 7.213 0.937 2.69 0.068323 0.279503 -0.01602 0.196
5380 35.27 0.31 20.8 6.95 7.132 0.692 2.7 0.068323 0.279503 -0.01821 0.140
5380.5 36.36 0.32 20.8 6.95 7.132 0.385 2.7 0.068323 0.279503 -0.02234 0.068
5381 37.38 0.34 20.8 7.01 7.193 0.159 2.7 0.068323 0.279503 -0.02619 0.015
5381.5 38.54 0.35 20.8 7.03 7.213 -0.147 2.69 0.068323 0.279503 -0.03058 0.056
5382 39.88 0.37 20.8 7.05 7.234 -0.504 2.69 0.068323 0.279503 -0.03565 0.140
5382.5 41.53 0.39 20.8 7.11 7.295 -0.907 2.69 0.068323 0.279503 -0.04189 0.234
5383 43.12 0.42 20.8 7.22 7.407 -1.242 2.69 0.068323 0.279503 -0.0479 0.313
5383.5 44.41 0.43 20.8 7.26 7.448 -1.565 2.69 0.068323 0.279503 -0.05278 0.389
5384 44.76 0.44 20.8 7.37 7.560 -1.551 2.69 0.068323 0.279503 -0.05411 0.387
5384.5 44.52 0.43 20.8 7.45 7.642 -1.402 2.69 0.068323 0.279503 -0.0532 0.353
5385 43.57 0.42 20.8 7.49 7.682 -1.094 2.68 0.068323 0.279503 -0.04961 0.282
5385.5 42.14 0.40 20.8 7.46 7.652 -0.722 2.67 0.068323 0.279503 -0.0442 0.195
5386 40.52 0.38 20.8 7.51 7.703 -0.215 2.67 0.068323 0.279503 -0.03807 0.077
5386.5 39.17 0.36 20.8 7.54 7.733 0.196 2.67 0.068323 0.279503 -0.03296 0.018
5387 38.02 0.35 20.8 7.53 7.723 0.509 2.67 0.068323 0.279503 -0.02861 0.091
5387.5 37.19 0.34 20.8 7.48 7.672 0.692 2.67 0.068323 0.279503 -0.02548 0.134
5388 36.6 0.33 20.8 7.42 7.611 0.797 2.68 0.068323 0.279503 -0.02324 0.159
5388.5 36.31 0.32 20.8 7.31 7.499 0.766 2.68 0.068323 0.279503 -0.02215 0.153
5389 36.62 0.33 20.8 7.2 7.387 0.567 2.67 0.068323 0.279503 -0.02332 0.108
5389.5 37.37 0.34 20.8 7.19 7.376 0.345 2.67 0.068323 0.279503 -0.02616 0.056
5390 38.21 0.35 20.8 7.21 7.397 0.129 2.67 0.068323 0.279503 -0.02933 0.006
5390.5 39.15 0.36 20.8 7.26 7.448 -0.084 2.67 0.068323 0.279503 -0.03289 0.044
5391 40.37 0.38 20.8 7.3 7.489 -0.387 2.67 0.068323 0.279503 -0.0375 0.115

97
5391.5 41.47 0.39 20.8 7.32 7.509 -0.676 2.67 0.068323 0.279503 -0.04166 0.183
5392 41.84 0.40 20.8 7.29 7.478 -0.811 2.67 0.068323 0.279503 -0.04306 0.214
5392.5 41.65 0.40 20.8 7.2 7.387 -0.849 2.67 0.068323 0.279503 -0.04234 0.222
5393 41.07 0.39 20.8 7.1 7.285 -0.788 2.67 0.068323 0.279503 -0.04015 0.206
5393.5 39.64 0.37 20.8 7 7.183 -0.487 2.68 0.068323 0.279503 -0.03474 0.135
5394 37.55 0.34 20.8 6.94 7.121 0.040 2.68 0.068323 0.279503 -0.02684 0.012
5394.5 35.63 0.31 20.8 7.04 7.223 0.682 2.69 0.068323 0.279503 -0.01957 0.136
5395 34.26 0.30 20.8 7.16 7.346 1.190 2.69 0.068323 0.279503 -0.01439 0.253
5395.5 33.59 0.29 20.8 7.35 7.540 1.573 2.69 0.068323 0.279503 -0.01186 0.340
5396 34.03 0.29 20.8 7.7 7.897 1.806 2.69 0.068323 0.279503 -0.01352 0.391
5396.5 35.43 0.31 20.8 8.07 8.274 1.789 2.69 0.068323 0.279503 -0.01882 0.383
5397 37.18 0.34 20.8 8.28 8.488 1.511 2.68 0.068323 0.279503 -0.02544 0.316
5397.5 38.85 0.36 20.8 8.57 8.784 1.336 2.68 0.068323 0.279503 -0.03175 0.272
5398 40.01 0.37 20.8 8.83 9.049 1.275 2.68 0.068323 0.279503 -0.03614 0.255
5398.5 40.32 0.38 20.8 8.93 9.151 1.290 2.68 0.068323 0.279503 -0.03731 0.258
5399 39.82 0.37 20.8 8.88 9.100 1.380 2.69 0.068323 0.279503 -0.03542 0.279
5399.5 38.66 0.36 20.8 8.79 9.008 1.614 2.69 0.068323 0.279503 -0.03103 0.335
5400 37.15 0.34 20.8 8.58 8.794 1.825 2.7 0.068323 0.279503 -0.02532 0.386
5400.5 35.72 0.32 20.8 8.31 8.519 1.952 2.7 0.068323 0.279503 -0.01992 0.418
5401 34.71 0.30 20.8 8.08 8.284 2.002 2.7 0.068323 0.279503 -0.0161 0.432
5401.5 33.84 0.29 20.8 8.01 8.213 2.175 2.69 0.068323 0.279503 -0.0128 0.473
5402 33.58 0.29 20.8 8.02 8.223 2.259 2.69 0.068323 0.279503 -0.01182 0.493
5402.5 34.11 0.29 20.8 8.15 8.356 2.242 2.68 0.068323 0.279503 -0.01383 0.488
5403 34.86 0.30 20.8 8.33 8.539 2.215 2.68 0.068323 0.279503 -0.01666 0.479
5403.5 35.59 0.31 20.8 8.54 8.753 2.223 2.67 0.068323 0.279503 -0.01942 0.479
5404 36.57 0.33 20.8 8.8 9.019 2.213 2.67 0.068323 0.279503 -0.02313 0.474

98
5404.5 37.47 0.34 20.8 9.08 9.304 2.245 2.67 0.068323 0.279503 -0.02653 0.478
5405 37.34 0.34 20.8 9.31 9.539 2.516 2.66 0.068323 0.279503 -0.02604 0.539
5405.5 36.99 0.33 20.8 9.5 9.733 2.809 2.67 0.068323 0.279503 -0.02472 0.605
5406 36.96 0.33 20.8 9.69 9.926 3.011 2.67 0.068323 0.279503 -0.02461 0.650
5406.5 37.44 0.34 20.8 9.21 9.437 2.386 2.68 0.068323 0.279503 -0.02642 0.510
5407 37.74 0.34 20.8 8.72 8.937 1.802 2.68 0.068323 0.279503 -0.02756 0.379
5407.5 37.95 0.35 20.8 8.19 8.396 1.202 2.69 0.068323 0.279503 -0.02835 0.245
5408 37.27 0.34 20.8 7.77 7.968 0.965 2.68 0.068323 0.279503 -0.02578 0.194
5408.5 35.87 0.32 20.8 7.52 7.713 1.104 2.68 0.068323 0.279503 -0.02048 0.229
5409 34.4 0.30 20.8 7.79 7.988 1.793 2.68 0.068323 0.279503 -0.01492 0.387
5409.5 33.39 0.28 20.8 8.01 8.213 2.302 2.69 0.068323 0.279503 -0.0111 0.503
5410 33.07 0.28 20.8 8.27 8.478 2.657 2.69 0.068323 0.279503 -0.00989 0.583
5410.5 33.58 0.29 20.8 8.42 8.631 2.667 2.7 0.068323 0.279503 -0.01182 0.583
5411 34.36 0.30 20.8 8.34 8.549 2.366 2.7 0.068323 0.279503 -0.01477 0.514
5411.5 34.49 0.30 20.8 8.29 8.498 2.278 2.7 0.068323 0.279503 -0.01526 0.494
5412 34.34 0.30 20.8 8.23 8.437 2.259 2.7 0.068323 0.279503 -0.0147 0.491
5412.5 34.08 0.29 20.8 8.16 8.366 2.261 2.7 0.068323 0.279503 -0.01371 0.492
5413 33.5 0.29 20.8 8.09 8.294 2.353 2.7 0.068323 0.279503 -0.01152 0.514
5413.5 32.65 0.27 20.8 8.01 8.213 2.510 2.7 0.068323 0.279503 -0.0083 0.551
5414 31.85 0.26 20.8 7.93 8.131 2.654 2.71 0.068323 0.279503 -0.00528 0.586
5414.5 31.72 0.26 20.8 7.89 8.090 2.650 2.71 0.068323 0.279503 -0.00479 0.585
5415 32.24 0.27 20.8 7.88 8.080 2.493 2.71 0.068323 0.279503 -0.00675 0.549
5415.5 33.17 0.28 20.8 7.93 8.131 2.282 2.7 0.068323 0.279503 -0.01027 0.499
5416 34.53 0.30 20.8 8.02 8.223 1.991 2.7 0.068323 0.279503 -0.01541 0.431
5416.5 36.15 0.32 20.8 8.11 8.315 1.627 2.69 0.068323 0.279503 -0.02154 0.345
5417 37.08 0.33 20.8 8.24 8.447 1.498 2.69 0.068323 0.279503 -0.02506 0.313

99
5417.5 37.09 0.33 20.8 8.39 8.600 1.648 2.69 0.068323 0.279503 -0.0251 0.347
5418 37.02 0.33 20.8 8.52 8.733 1.801 2.69 0.068323 0.279503 -0.02483 0.381
5418.5 36.68 0.33 20.8 8.65 8.866 2.029 2.69 0.068323 0.279503 -0.02355 0.433
5419 36.16 0.32 20.8 8.73 8.947 2.257 2.69 0.068323 0.279503 -0.02158 0.485
5419.5 35.62 0.31 20.8 8.7 8.917 2.378 2.69 0.068323 0.279503 -0.01954 0.513
5420 34.91 0.30 20.8 8.55 8.764 2.425 2.69 0.068323 0.279503 -0.01685 0.526
5420.5 33.65 0.29 20.8 8.27 8.478 2.494 2.7 0.068323 0.279503 -0.01209 0.545
5421 32.44 0.27 20.8 7.94 8.141 2.498 2.7 0.068323 0.279503 -0.00751 0.549
5421.5 31.23 0.25 20.8 7.62 7.815 2.512 2.7 0.068323 0.279503 -0.00293 0.556
5422 29.95 0.24 20.8 7.39 7.580 2.638 2.7 0.068323 0.279503 0.001908 0.588
5422.5 29.18 0.23 20.8 7.25 7.438 2.712 2.7 0.068323 0.279503 0.00482 0.606
5423 29.24 0.23 20.8 7.22 7.407 2.664 2.7 0.068323 0.279503 0.004593 0.596
5423.5 29.6 0.23 20.8 7.25 7.438 2.594 2.7 0.068323 0.279503 0.003232 0.579
5424 30.03 0.24 20.8 7.37 7.560 2.595 2.7 0.068323 0.279503 0.001605 0.578
5424.5 30.72 0.25 20.8 7.55 7.744 2.584 2.7 0.068323 0.279503 -0.001 0.574
5425 31.5 0.26 20.8 7.77 7.968 2.589 2.7 0.068323 0.279503 -0.00395 0.572
5425.5 32.27 0.27 20.8 8 8.203 2.607 2.69 0.068323 0.279503 -0.00687 0.574
5426 33.03 0.28 20.8 8.24 8.447 2.638 2.69 0.068323 0.279503 -0.00974 0.579
5426.5 34.08 0.29 20.8 8.45 8.662 2.557 2.68 0.068323 0.279503 -0.01371 0.557
5427 34.88 0.30 20.8 8.62 8.835 2.505 2.68 0.068323 0.279503 -0.01674 0.544
5427.5 35.29 0.31 20.8 8.76 8.978 2.532 2.68 0.068323 0.279503 -0.01829 0.548
5428 35.33 0.31 20.8 8.85 9.070 2.613 2.68 0.068323 0.279503 -0.01844 0.566
5428.5 35.21 0.31 20.8 8.88 9.100 2.677 2.68 0.068323 0.279503 -0.01799 0.581
5429 34.76 0.30 20.8 8.88 9.100 2.804 2.68 0.068323 0.279503 -0.01628 0.610
5429.5 34.51 0.30 20.8 8.86 9.080 2.854 2.68 0.068323 0.279503 -0.01534 0.622
5430 34.69 0.30 20.8 8.88 9.100 2.824 2.68 0.068323 0.279503 -0.01602 0.615

100
5430.5 35.26 0.31 20.8 8.96 9.182 2.745 2.68 0.068323 0.279503 -0.01818 0.596
5431 36.59 0.33 20.8 9.14 9.365 2.554 2.68 0.068323 0.279503 -0.02321 0.549
5431.5 38.54 0.35 20.8 9.41 9.641 2.280 2.68 0.068323 0.279503 -0.03058 0.483
5432 40.42 0.38 20.8 9.81 10.049 2.159 2.67 0.068323 0.279503 -0.03769 0.451
5432.5 41.57 0.39 20.8 10.24 10.487 2.274 2.67 0.068323 0.279503 -0.04204 0.473
5433 42.24 0.40 20.8 10.62 10.875 2.473 2.66 0.068323 0.279503 -0.04458 0.515
5433.5 41.5 0.39 20.8 10.78 11.038 2.845 2.66 0.068323 0.279503 -0.04178 0.600
5434 39.86 0.37 20.8 10.72 10.977 3.245 2.67 0.068323 0.279503 -0.03557 0.693
5434.5 38.1 0.35 20.8 10.52 10.773 3.537 2.68 0.068323 0.279503 -0.02892 0.763
5435 37.03 0.33 20.8 10.26 10.508 3.572 2.69 0.068323 0.279503 -0.02487 0.775
5435.5 36.04 0.32 20.8 10.01 10.253 3.596 2.7 0.068323 0.279503 -0.02113 0.783
5436 35.75 0.32 20.8 9.87 10.110 3.535 2.7 0.068323 0.279503 -0.02003 0.770
5436.5 35.76 0.32 20.8 9.77 10.008 3.430 2.71 0.068323 0.279503 -0.02007 0.747
5437 36.02 0.32 20.8 9.6 9.835 3.184 2.71 0.068323 0.279503 -0.02105 0.691
5437.5 35.9 0.32 20.8 9.37 9.600 2.983 2.71 0.068323 0.279503 -0.0206 0.647
5438 35.92 0.32 20.8 9.14 9.365 2.743 2.71 0.068323 0.279503 -0.02067 0.593
5438.5 35.88 0.32 20.8 8.98 9.202 2.591 2.71 0.068323 0.279503 -0.02052 0.560
5439 35.94 0.32 20.8 8.95 9.172 2.543 2.7 0.068323 0.279503 -0.02075 0.549
5439.5 35.94 0.32 20.8 9.02 9.243 2.614 2.7 0.068323 0.279503 -0.02075 0.565
5440 36.31 0.32 20.8 9.12 9.345 2.612 2.7 0.068323 0.279503 -0.02215 0.563
5440.5 36.44 0.33 20.8 9.22 9.447 2.678 2.7 0.068323 0.279503 -0.02264 0.577
5441 36.44 0.33 20.8 9.27 9.498 2.729 2.7 0.068323 0.279503 -0.02264 0.589
5441.5 36.26 0.32 20.8 9.26 9.488 2.769 2.7 0.068323 0.279503 -0.02196 0.598
5442 35.98 0.32 20.8 9.18 9.406 2.766 2.7 0.068323 0.279503 -0.0209 0.599
5442.5 35.52 0.31 20.8 9.04 9.263 2.753 2.69 0.068323 0.279503 -0.01916 0.597
5443 35.44 0.31 20.8 8.88 9.100 2.612 2.68 0.068323 0.279503 -0.01886 0.566

101
5443.5 35.64 0.31 20.8 8.72 8.937 2.393 2.68 0.068323 0.279503 -0.01961 0.517
5444 36.07 0.32 20.8 8.6 8.815 2.149 2.68 0.068323 0.279503 -0.02124 0.461
5444.5 36.59 0.33 20.8 8.62 8.835 2.024 2.68 0.068323 0.279503 -0.02321 0.432
5445 36.91 0.33 20.8 8.77 8.988 2.086 2.69 0.068323 0.279503 -0.02442 0.445
5445.5 36.93 0.33 20.8 8.98 9.202 2.295 2.69 0.068323 0.279503 -0.02449 0.491
5446 36.96 0.33 20.8 9.24 9.467 2.552 2.69 0.068323 0.279503 -0.02461 0.548
5446.5 37.39 0.34 20.8 9.46 9.692 2.655 2.69 0.068323 0.279503 -0.02623 0.570
5447 38.03 0.35 20.8 9.51 9.743 2.526 2.7 0.068323 0.279503 -0.02865 0.539
5447.5 38.46 0.35 20.8 9.39 9.620 2.283 2.7 0.068323 0.279503 -0.03028 0.484
5448 38.65 0.36 20.8 9.18 9.406 2.015 2.69 0.068323 0.279503 -0.031 0.424
5448.5 38.08 0.35 20.8 8.89 9.110 1.880 2.69 0.068323 0.279503 -0.02884 0.395
5449 36.73 0.33 20.8 8.55 8.764 1.913 2.69 0.068323 0.279503 -0.02374 0.407
5449.5 35.06 0.31 20.8 8.31 8.519 2.138 2.69 0.068323 0.279503 -0.01742 0.462
5450 33.71 0.29 20.8 8.15 8.356 2.355 2.69 0.068323 0.279503 -0.01231 0.514
5450.5 32.61 0.27 20.8 8.07 8.274 2.583 2.69 0.068323 0.279503 -0.00815 0.568
5451 31.86 0.26 20.8 7.99 8.192 2.712 2.7 0.068323 0.279503 -0.00532 0.599
5451.5 31.23 0.25 20.8 7.93 8.131 2.828 2.7 0.068323 0.279503 -0.00293 0.626
5452 31.04 0.25 20.8 7.9 8.101 2.851 2.7 0.068323 0.279503 -0.00221 0.632
5452.5 31.49 0.26 20.8 7.87 8.070 2.694 2.7 0.068323 0.279503 -0.00392 0.596
5453 31.83 0.26 20.8 7.82 8.019 2.547 2.7 0.068323 0.279503 -0.0052 0.562
5453.5 31.98 0.27 20.8 7.79 7.988 2.474 2.69 0.068323 0.279503 -0.00577 0.545
5454 31.97 0.26 20.8 7.75 7.948 2.436 2.69 0.068323 0.279503 -0.00573 0.537
5454.5 31.26 0.26 20.8 7.63 7.825 2.514 2.68 0.068323 0.279503 -0.00305 0.556
5455 29.62 0.23 20.8 7.48 7.672 2.823 2.68 0.068323 0.279503 0.003156 0.630
5455.5 28.42 0.22 20.8 7.35 7.540 3.028 2.68 0.068323 0.279503 0.007695 0.679
5456 28.15 0.21 20.8 7.33 7.519 3.083 2.69 0.068323 0.279503 0.008716 0.692

102
5456.5 28.57 0.22 20.8 7.43 7.621 3.067 2.69 0.068323 0.279503 0.007127 0.687
5457 30.04 0.24 20.8 7.67 7.866 2.898 2.69 0.068323 0.279503 0.001568 0.645
5457.5 32.05 0.27 20.8 7.99 8.192 2.659 2.69 0.068323 0.279503 -0.00603 0.586
5458 33.95 0.29 20.8 8.35 8.560 2.491 2.69 0.068323 0.279503 -0.01322 0.543
5458.5 35.62 0.31 20.8 8.67 8.886 2.348 2.68 0.068323 0.279503 -0.01954 0.506
5459 37.05 0.33 20.8 9.02 9.243 2.302 2.68 0.068323 0.279503 -0.02495 0.492
5459.5 37.89 0.35 20.8 9.22 9.447 2.270 2.68 0.068323 0.279503 -0.02812 0.482
5460 38.53 0.35 20.8 9.4 9.631 2.273 2.68 0.068323 0.279503 -0.03054 0.481
5460.5 38.51 0.35 20.8 9.6 9.835 2.483 2.68 0.068323 0.279503 -0.03047 0.528
5461 37.38 0.34 20.8 9.54 9.773 2.740 2.68 0.068323 0.279503 -0.02619 0.588
5461.5 35.98 0.32 20.8 9.14 9.365 2.726 2.69 0.068323 0.279503 -0.0209 0.589
5462 34.57 0.30 20.8 8.77 8.988 2.745 2.69 0.068323 0.279503 -0.01557 0.598
5462.5 33.77 0.29 20.8 8.44 8.651 2.634 2.7 0.068323 0.279503 -0.01254 0.576
5463 34.19 0.29 20.8 8.13 8.335 2.199 2.71 0.068323 0.279503 -0.01413 0.478
5463.5 35.51 0.31 20.8 8.13 8.335 1.828 2.71 0.068323 0.279503 -0.01912 0.391
5464 37.01 0.33 20.8 8.47 8.682 1.752 2.7 0.068323 0.279503 -0.02479 0.370
5464.5 38.8 0.36 20.8 8.89 9.110 1.677 2.69 0.068323 0.279503 -0.03156 0.348
5465 40.03 0.37 20.8 9.28 9.508 1.729 2.69 0.068323 0.279503 -0.03622 0.356
5465.5 40.5 0.38 20.8 9.6 9.835 1.923 2.68 0.068323 0.279503 -0.03799 0.398
5466 40.96 0.39 20.8 9.91 10.151 2.109 2.67 0.068323 0.279503 -0.03973 0.438
5466.5 41.41 0.39 20.8 10.18 10.426 2.258 2.66 0.068323 0.279503 -0.04144 0.470
5467 41.64 0.40 20.8 10.29 10.538 2.306 2.66 0.068323 0.279503 -0.04231 0.479
5467.5 42.13 0.40 20.8 10.39 10.640 2.270 2.67 0.068323 0.279503 -0.04416 0.470
5468 42.7 0.41 20.8 10.44 10.691 2.160 2.67 0.068323 0.279503 -0.04631 0.444
5468.5 42.81 0.41 20.8 10.36 10.610 2.048 2.68 0.068323 0.279503 -0.04673 0.419
5469 42.45 0.41 20.8 10.25 10.498 2.037 2.69 0.068323 0.279503 -0.04537 0.417

103
5469.5 41.34 0.39 20.8 10.09 10.334 2.186 2.69 0.068323 0.279503 -0.04117 0.454
5470 39.68 0.37 20.8 9.72 9.957 2.276 2.69 0.068323 0.279503 -0.03489 0.479
5470.5 37.89 0.35 20.8 9.37 9.600 2.423 2.69 0.068323 0.279503 -0.02812 0.516
5471 36.59 0.33 20.8 8.92 9.141 2.330 2.69 0.068323 0.279503 -0.02321 0.500
5471.5 35.71 0.32 20.8 8.38 8.590 2.026 2.69 0.068323 0.279503 -0.01988 0.435
5472 35.23 0.31 20.8 8.02 8.223 1.794 2.69 0.068323 0.279503 -0.01806 0.385
5472.5 34.89 0.30 20.8 7.87 8.070 1.737 2.7 0.068323 0.279503 -0.01678 0.373
5473 35.03 0.31 20.8 7.78 7.978 1.606 2.7 0.068323 0.279503 -0.01731 0.343
5473.5 35.67 0.32 20.8 8.09 8.294 1.742 2.7 0.068323 0.279503 -0.01973 0.372
5474 36.71 0.33 20.8 8.44 8.651 1.806 2.7 0.068323 0.279503 -0.02366 0.383
5474.5 38.52 0.35 20.8 8.78 8.998 1.644 2.7 0.068323 0.279503 -0.03051 0.341
5475 40.66 0.38 20.8 9.29 9.518 1.561 2.7 0.068323 0.279503 -0.0386 0.317
5475.5 42.59 0.41 20.8 9.77 10.008 1.508 2.7 0.068323 0.279503 -0.0459 0.299
5476 43.83 0.43 20.8 9.97 10.212 1.363 2.69 0.068323 0.279503 -0.05059 0.263
5476.5 43.83 0.43 20.8 10.12 10.365 1.516 2.68 0.068323 0.279503 -0.05059 0.297
5477 42.63 0.41 20.8 10.2 10.447 1.935 2.68 0.068323 0.279503 -0.04605 0.394
5477.5 40.89 0.39 20.8 9.97 10.212 2.190 2.68 0.068323 0.279503 -0.03947 0.456
5478 38.93 0.36 20.8 9.66 9.896 2.426 2.68 0.068323 0.279503 -0.03206 0.514
5478.5 37.05 0.33 20.8 9.33 9.559 2.618 2.69 0.068323 0.279503 -0.02495 0.562
5479 35.8 0.32 20.8 9.05 9.274 2.684 2.69 0.068323 0.279503 -0.02022 0.581
5479.5 35.2 0.31 20.8 8.9 9.121 2.700 2.7 0.068323 0.279503 -0.01795 0.586
5480 35.2 0.31 20.8 8.9 9.121 2.700 2.7 0.068323 0.279503 -0.01795 0.586
5480.5 35.57 0.31 20.8 9.02 9.243 2.719 2.7 0.068323 0.279503 -0.01935 0.589
5481 36.16 0.32 20.8 9.19 9.416 2.726 2.7 0.068323 0.279503 -0.02158 0.589
5481.5 36.9 0.33 20.8 9.31 9.539 2.640 2.7 0.068323 0.279503 -0.02438 0.568
5482 37.38 0.34 20.8 9.29 9.518 2.485 2.7 0.068323 0.279503 -0.02619 0.532

104
5482.5 37.3 0.34 20.8 9.12 9.345 2.334 2.69 0.068323 0.279503 -0.02589 0.498
5483 36.99 0.33 20.8 8.85 9.070 2.146 2.69 0.068323 0.279503 -0.02472 0.458
5483.5 36.45 0.33 20.8 8.57 8.784 2.012 2.69 0.068323 0.279503 -0.02268 0.429
5484 36.08 0.32 20.8 8.42 8.631 1.963 2.69 0.068323 0.279503 -0.02128 0.420
5484.5 35.92 0.32 20.8 8.42 8.631 2.008 2.69 0.068323 0.279503 -0.02067 0.430
5485 36.31 0.32 20.8 8.62 8.835 2.102 2.69 0.068323 0.279503 -0.02215 0.450
5485.5 37.2 0.34 20.8 8.96 9.182 2.199 2.69 0.068323 0.279503 -0.02551 0.469
5486 38.42 0.35 20.8 9.39 9.620 2.294 2.69 0.068323 0.279503 -0.03013 0.486
5486.5 39.87 0.37 20.8 9.85 10.090 2.355 2.7 0.068323 0.279503 -0.03561 0.496
5487 41.57 0.39 20.8 10.12 10.365 2.152 2.69 0.068323 0.279503 -0.04204 0.445
5487.5 43.77 0.42 20.8 10.37 10.620 1.788 2.69 0.068323 0.279503 -0.05036 0.358
5488 45.83 0.45 20.8 10.43 10.681 1.269 2.68 0.068323 0.279503 -0.05815 0.237
5488.5 47.75 0.48 20.8 10.53 10.783 0.831 2.67 0.068323 0.279503 -0.06541 0.134
5489 49.48 0.50 20.8 10.46 10.712 0.272 2.66 0.068323 0.279503 -0.07196 0.005
5489.5 51.25 0.53 20.8 10.44 10.691 -0.246 2.64 0.068323 0.279503 -0.07865 0.116
5490 52.31 0.54 20.8 10.46 10.712 -0.524 2.64 0.068323 0.279503 -0.08266 0.181
5490.5 52.7 0.55 20.8 10.6 10.855 -0.491 2.63 0.068323 0.279503 -0.08414 0.175
5491 52.74 0.55 20.8 10.62 10.875 -0.482 2.63 0.068323 0.279503 -0.08429 0.173
5491.5 52.49 0.54 20.8 10.64 10.895 -0.391 2.62 0.068323 0.279503 -0.08334 0.152
5492 51.75 0.53 20.8 10.65 10.906 -0.173 2.63 0.068323 0.279503 -0.08054 0.101
5492.5 50.65 0.52 20.8 10.45 10.702 -0.067 2.63 0.068323 0.279503 -0.07638 0.074
5493 49.49 0.50 20.8 10.35 10.600 0.157 2.64 0.068323 0.279503 -0.072 0.021
5493.5 48.1 0.48 20.8 10.13 10.375 0.324 2.65 0.068323 0.279503 -0.06674 0.020
5494 46.43 0.46 20.8 9.84 10.079 0.498 2.67 0.068323 0.279503 -0.06042 0.064
5494.5 45.17 0.44 20.8 9.52 9.753 0.527 2.68 0.068323 0.279503 -0.05566 0.074
5495 44.06 0.43 20.8 9.56 9.794 0.880 2.69 0.068323 0.279503 -0.05146 0.155

105
5495.5 42.83 0.41 20.8 9.37 9.600 1.032 2.69 0.068323 0.279503 -0.04681 0.193
5496 41.92 0.40 20.8 9.03 9.253 0.942 2.69 0.068323 0.279503 -0.04336 0.176
5496.5 41.16 0.39 20.8 9.15 9.376 1.278 2.69 0.068323 0.279503 -0.04049 0.252
5497 40.03 0.37 20.8 9.33 9.559 1.780 2.69 0.068323 0.279503 -0.03622 0.367
5497.5 39.33 0.36 20.8 9.25 9.478 1.895 2.69 0.068323 0.279503 -0.03357 0.395
5498 39.44 0.37 20.8 9.33 9.559 1.946 2.69 0.068323 0.279503 -0.03398 0.406
5498.5 40.14 0.38 20.8 9.36 9.590 1.779 2.69 0.068323 0.279503 -0.03663 0.367
5499 41.55 0.39 20.8 9.28 9.508 1.301 2.69 0.068323 0.279503 -0.04197 0.256
5499.5 43.57 0.42 20.8 9.38 9.610 0.834 2.69 0.068323 0.279503 -0.04961 0.147
5500 45.3 0.45 20.8 9.46 9.692 0.429 2.69 0.068323 0.279503 -0.05615 0.052
5500.5 46.37 0.46 20.8 9.44 9.671 0.107 2.68 0.068323 0.279503 -0.0602 0.023
5501 46.72 0.46 20.8 9.74 9.977 0.315 2.68 0.068323 0.279503 -0.06152 0.022
5501.5 46.62 0.46 20.8 9.8 10.039 0.404 2.67 0.068323 0.279503 -0.06114 0.042
5502 46.64 0.46 20.8 9.77 10.008 0.368 2.67 0.068323 0.279503 -0.06122 0.034
5502.5 46.67 0.46 20.8 9.77 10.008 0.359 2.68 0.068323 0.279503 -0.06133 0.032
5503 46.91 0.47 20.8 9.8 10.039 0.322 2.69 0.068323 0.279503 -0.06224 0.023
5503.5 47.5 0.48 20.8 9.84 10.079 0.197 2.69 0.068323 0.279503 -0.06447 0.006
5504 47.86 0.48 20.8 9.74 9.977 -0.006 2.7 0.068323 0.279503 -0.06583 0.053
5504.5 47.51 0.48 20.8 9.72 9.957 0.072 2.7 0.068323 0.279503 -0.06451 0.034
5505 47.56 0.48 20.8 9.59 9.824 -0.075 2.69 0.068323 0.279503 -0.0647 0.067
5505.5 48.11 0.48 20.8 9.56 9.794 -0.260 2.68 0.068323 0.279503 -0.06678 0.110
5506 48.85 0.49 20.8 9.41 9.641 -0.621 2.67 0.068323 0.279503 -0.06958 0.192
5506.5 49.85 0.51 20.8 9.5 9.733 -0.811 2.66 0.068323 0.279503 -0.07336 0.237
5507 51.01 0.52 20.8 9.71 9.947 -0.923 2.66 0.068323 0.279503 -0.07774 0.266
5507.5 51.57 0.53 20.8 9.94 10.181 -0.846 2.66 0.068323 0.279503 -0.07986 0.250
5508 51.37 0.53 20.8 10.01 10.253 -0.719 2.66 0.068323 0.279503 -0.07911 0.221

106
5508.5 50.32 0.51 20.8 10.32 10.569 -0.107 2.67 0.068323 0.279503 -0.07514 0.082
5509 48.91 0.49 20.8 10.42 10.671 0.392 2.68 0.068323 0.279503 -0.0698 0.033
5509.5 47.41 0.47 20.8 10.37 10.620 0.763 2.68 0.068323 0.279503 -0.06413 0.120
5510 45.49 0.45 20.8 10.17 10.416 1.100 2.69 0.068323 0.279503 -0.05687 0.200
5510.5 43.25 0.42 20.8 9.92 10.161 1.475 2.7 0.068323 0.279503 -0.0484 0.290
5511 41.05 0.39 20.8 9.44 9.671 1.605 2.7 0.068323 0.279503 -0.04007 0.325
5511.5 39.06 0.36 20.8 9.36 9.590 2.083 2.7 0.068323 0.279503 -0.03255 0.438
5512 37.3 0.34 20.8 9.16 9.386 2.374 2.7 0.068323 0.279503 -0.02589 0.508
5512.5 36.43 0.33 20.8 9.18 9.406 2.640 2.71 0.068323 0.279503 -0.0226 0.569
5513 36.39 0.32 20.8 9.41 9.641 2.886 2.7 0.068323 0.279503 -0.02245 0.624
5513.5 37.55 0.34 20.8 9.82 10.059 2.977 2.69 0.068323 0.279503 -0.02684 0.641
5514 39.58 0.37 20.8 10.09 10.334 2.681 2.68 0.068323 0.279503 -0.03451 0.569
5514.5 41.66 0.40 20.8 10.4 10.651 2.412 2.67 0.068323 0.279503 -0.04238 0.503
5515 43.63 0.42 20.8 10.55 10.804 2.011 2.66 0.068323 0.279503 -0.04983 0.408
5515.5 45.84 0.45 20.8 10.7 10.957 1.542 2.65 0.068323 0.279503 -0.05819 0.297
5516 47.33 0.47 20.8 10.62 10.875 1.041 2.65 0.068323 0.279503 -0.06383 0.182
5516.5 48.11 0.48 20.8 10.51 10.763 0.709 2.65 0.068323 0.279503 -0.06678 0.106
5517 48.88 0.49 20.8 10.15 10.396 0.125 2.65 0.068323 0.279503 -0.06969 0.026
5517.5 49.77 0.51 20.8 10.24 10.487 -0.034 2.64 0.068323 0.279503 -0.07305 0.064
5518 50.62 0.52 20.8 10.38 10.630 -0.130 2.64 0.068323 0.279503 -0.07627 0.088
5518.5 51.9 0.53 20.8 10.83 11.089 -0.031 2.63 0.068323 0.279503 -0.08111 0.070
5519 52.91 0.55 20.8 11.11 11.375 -0.030 2.63 0.068323 0.279503 -0.08493 0.073
5519.5 53.05 0.55 20.8 11.49 11.762 0.318 2.62 0.068323 0.279503 -0.08546 0.004
5520 52.48 0.54 20.8 11.41 11.681 0.397 2.62 0.068323 0.279503 -0.0833 0.023
5520.5 51 0.52 20.8 11.25 11.518 0.650 2.62 0.068323 0.279503 -0.07771 0.084
5521 48.3 0.49 20.8 10.93 11.191 1.084 2.63 0.068323 0.279503 -0.0675 0.188

107
5521.5 45.44 0.45 20.8 10.61 10.865 1.562 2.64 0.068323 0.279503 -0.05668 0.303
5522 43.05 0.41 20.8 10.34 10.589 1.960 2.65 0.068323 0.279503 -0.04764 0.398
5522.5 41.34 0.39 20.8 10.23 10.477 2.329 2.67 0.068323 0.279503 -0.04117 0.485
5523 40.6 0.38 20.8 10.07 10.314 2.374 2.68 0.068323 0.279503 -0.03837 0.498
5523.5 41.93 0.40 20.8 9.99 10.232 1.918 2.68 0.068323 0.279503 -0.0434 0.392
5524 44.07 0.43 20.8 10.06 10.304 1.387 2.68 0.068323 0.279503 -0.0515 0.268
5524.5 46.74 0.46 20.8 10.04 10.283 0.615 2.68 0.068323 0.279503 -0.06159 0.089
5525 49.61 0.50 20.8 10.02 10.263 -0.213 2.67 0.068323 0.279503 -0.07245 0.104
5525.5 52.21 0.54 20.8 10.04 10.283 -0.924 2.67 0.068323 0.279503 -0.08228 0.269
5526 53.63 0.56 20.8 10.04 10.283 -1.324 2.67 0.068323 0.279503 -0.08765 0.362
5526.5 54.37 0.57 20.8 9.95 10.192 -1.624 2.66 0.068323 0.279503 -0.09045 0.431
5527 54.05 0.56 20.8 10.25 10.498 -1.228 2.66 0.068323 0.279503 -0.08924 0.342
5527.5 52.44 0.54 20.8 10.52 10.773 -0.500 2.66 0.068323 0.279503 -0.08315 0.176
5528 50.12 0.51 20.8 10.58 10.834 0.215 2.66 0.068323 0.279503 -0.07438 0.010
5528.5 47.39 0.47 20.8 10.38 10.630 0.779 2.66 0.068323 0.279503 -0.06405 0.123
5529 44.96 0.44 20.8 10.24 10.487 1.320 2.66 0.068323 0.279503 -0.05486 0.251
5529.5 43.66 0.42 20.8 9.83 10.069 1.268 2.66 0.068323 0.279503 -0.04995 0.243
5530 43.37 0.42 20.8 9.53 9.763 1.043 2.66 0.068323 0.279503 -0.04885 0.194
5530.5 43.88 0.43 20.8 9.39 9.620 0.757 2.67 0.068323 0.279503 -0.05078 0.129
5531 44.51 0.43 20.8 9.38 9.610 0.570 2.68 0.068323 0.279503 -0.05316 0.085
5531.5 44.93 0.44 20.8 9.24 9.467 0.309 2.69 0.068323 0.279503 -0.05475 0.026
5532 44.98 0.44 20.8 9.18 9.406 0.233 2.69 0.068323 0.279503 -0.05494 0.009
5532.5 44.98 0.44 20.8 9.13 9.355 0.182 2.69 0.068323 0.279503 -0.05494 0.002
5533 44.88 0.44 20.8 9.1 9.325 0.180 2.68 0.068323 0.279503 -0.05456 0.002
5533.5 44.98 0.44 20.8 9.07 9.294 0.121 2.67 0.068323 0.279503 -0.05494 0.016
5534 44.67 0.44 20.8 8.97 9.192 0.106 2.66 0.068323 0.279503 -0.05377 0.018

108
5534.5 43.67 0.42 20.8 8.72 8.937 0.133 2.65 0.068323 0.279503 -0.04998 0.009
5535 42.19 0.40 20.8 8.12 8.325 -0.063 2.65 0.068323 0.279503 -0.04439 0.048
5535.5 40.25 0.38 20.8 7.34 7.529 -0.312 2.65 0.068323 0.279503 -0.03705 0.098
5536 37.95 0.35 20.8 6.57 6.744 -0.450 2.65 0.068323 0.279503 -0.02835 0.122
5536.5 35.6 0.31 20.8 5.97 6.132 -0.401 2.65 0.068323 0.279503 -0.01946 0.104
5537 33.88 0.29 20.8 5.45 5.602 -0.447 2.65 0.068323 0.279503 -0.01296 0.109
5537.5 31.28 0.26 20.8 4.97 5.112 -0.205 2.64 0.068323 0.279503 -0.00312 0.048
5538 27.78 0.21 20.8 4.49 4.622 0.291 2.64 0.068323 0.279503 0.010115 0.072
5538.5 24.15 0.16 20.8 3.96 4.082 0.772 2.64 0.068323 0.279503 0.023845 0.190
5539 21.05 0.12 20.8 3.42 3.531 1.093 2.64 0.068323 0.279503 0.035569 0.271
5539.5 18.01 0.08 20.8 2.93 3.031 1.449 2.65 0.068323 0.279503 0.047067 0.359
5540 16.71 0.06 20.8 2.66 2.756 1.540 2.66 0.068323 0.279503 0.051984 0.383
5540.5 17.21 0.07 20.8 2.53 2.623 1.266 2.67 0.068323 0.279503 0.050093 0.320
5541 18.63 0.08 20.8 2.48 2.572 0.816 2.67 0.068323 0.279503 0.044722 0.216
5541.5 20.7 0.11 20.8 2.46 2.552 0.213 2.68 0.068323 0.279503 0.036893 0.076
5542 22.84 0.14 20.8 2.44 2.531 -0.410 2.69 0.068323 0.279503 0.028799 0.069
5542.5 24.28 0.16 20.8 2.44 2.531 -0.815 2.69 0.068323 0.279503 0.023353 0.163
5543 24.66 0.17 20.8 2.42 2.511 -0.943 2.69 0.068323 0.279503 0.021916 0.192
5543.5 24.42 0.16 20.8 2.44 2.531 -0.855 2.69 0.068323 0.279503 0.022823 0.172
5544 23.3 0.15 20.8 2.49 2.582 -0.488 2.68 0.068323 0.279503 0.027059 0.087
5544.5 21.93 0.13 20.8 2.57 2.664 -0.021 2.68 0.068323 0.279503 0.032241 0.020
5545 20.96 0.12 20.8 2.62 2.715 0.303 2.68 0.068323 0.279503 0.03591 0.095
5545.5 20.99 0.12 20.8 2.59 2.684 0.264 2.69 0.068323 0.279503 0.035796 0.086
5546 21.75 0.13 20.8 2.53 2.623 -0.011 2.69 0.068323 0.279503 0.032922 0.023
5546.5 23.58 0.15 20.8 2.67 2.766 -0.384 2.69 0.068323 0.279503 0.026 0.065
5547 26.34 0.19 20.8 2.85 2.950 -0.977 2.69 0.068323 0.279503 0.015562 0.205

109
5547.5 29.14 0.23 20.8 3.08 3.184 -1.530 2.69 0.068323 0.279503 0.004971 0.336
5548 30.43 0.24 20.8 3.34 3.449 -1.628 2.68 0.068323 0.279503 9.25E-05 0.362
5548.5 29.91 0.24 20.8 3.43 3.541 -1.390 2.67 0.068323 0.279503 0.002059 0.307
5549 27.87 0.21 20.8 3.31 3.419 -0.938 2.67 0.068323 0.279503 0.009775 0.201
5549.5 24.23 0.16 20.8 2.97 3.072 -0.261 2.66 0.068323 0.279503 0.023542 0.040
5550 20.5 0.11 20.8 2.75 2.848 0.565 2.65 0.068323 0.279503 0.03765 0.155
5550.5 18.28 0.08 20.8 2.7 2.797 1.139 2.64 0.068323 0.279503 0.046046 0.289
5551 17.76 0.07 20.8 2.89 2.990 1.479 2.64 0.068323 0.279503 0.048013 0.366
5551.5 18.36 0.08 20.8 3.31 3.419 1.738 2.65 0.068323 0.279503 0.045743 0.422
5552 20.53 0.11 20.8 3.92 4.041 1.750 2.65 0.068323 0.279503 0.037536 0.418
5552.5 23.31 0.15 20.8 4.62 4.755 1.681 2.66 0.068323 0.279503 0.027022 0.395
5553 25.77 0.18 20.8 5.28 5.428 1.662 2.66 0.068323 0.279503 0.017717 0.383
5553.5 28.18 0.21 20.8 6.01 6.173 1.728 2.66 0.068323 0.279503 0.008602 0.391
5554 30.76 0.25 20.8 7.1 7.285 2.114 2.66 0.068323 0.279503 -0.00116 0.469
5554.5 33.56 0.29 20.8 8.12 8.325 2.366 2.65 0.068323 0.279503 -0.01175 0.517
5555 37.16 0.34 20.8 9.9 10.141 3.169 2.64 0.068323 0.279503 -0.02536 0.684
5555.5 42.57 0.41 20.8 12.02 12.303 3.808 2.62 0.068323 0.279503 -0.04582 0.811
5556 49.67 0.50 20.8 14.18 14.506 4.013 2.6 0.068323 0.279503 -0.07268 0.835
5556.5 57.8 0.61 20.8 15.88 16.240 3.459 2.58 0.068323 0.279503 -0.10343 0.688
5557 65.14 0.71 20.8 17.57 17.964 3.117 2.56 0.068323 0.279503 -0.13119 0.591
5557.5 70.5 0.79 20.8 18.27 18.678 2.322 2.54 0.068323 0.279503 -0.15146 0.398
5558 73.19 0.82 20.8 18.47 18.882 1.769 2.54 0.068323 0.279503 -0.16163 0.267
5558.5 73.2 0.82 20.8 18.48 18.892 1.776 2.53 0.068323 0.279503 -0.16167 0.269
5559 70.92 0.79 20.8 18.4 18.811 2.337 2.53 0.068323 0.279503 -0.15305 0.400
5559.5 68.08 0.75 20.8 18.46 18.872 3.197 2.52 0.068323 0.279503 -0.14231 0.600
5560 66.12 0.73 20.8 18.57 18.984 3.861 2.52 0.068323 0.279503 -0.13489 0.753

110
Log Porositas
Sintetik

Zona
Target

F.2 Log Porositas Sintetik.

111

Anda mungkin juga menyukai